You are on page 1of 16

LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No.

1, Juli 2019
_____________________________________________________________________________________________

PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMBANGAN MASYARAKAT


PADA PROGRAM DESA SABILULUNGAN
Ellya Susilowati .
Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, ellyasusilowati1@gmail.com

ABSTRACT

The technology of community development refers to the technology developed in Participatory Rural Appraisal (PRA)
and Methodology for Participatory Assessment (MPA) which is applied to the community development process from
social preparation, assessment, planning, intervention to monitoring and evaluation. The implementation of
community development technology is a technological transformation of community development in the process of
community empowerment. This research aimed to describe how the application of community development technology
to Desa Sabilulungan program in Bandung Regency. The method used in action research participation is involving
20 community representatives in implementing community development technology in the process of implementing
Desa Sabibilungan community social security program. Data collection techniques used Focus Group Discussion
(FGD), in-depth interviews, and observations on the process of applying community development technology. The
result showed that community development technology can be applied by the Community Work Team in the program
development process of Desa Sabilulungan. The technology applied is 1) Social mapping technology; 2) methodology
for participatory assessment (MPA); 3) Venn diagram technology for social mapping, community institutional
mapping; 4) Technology of Participation (ToP) for planning and 5) participatory monitoring and evaluation
technology. The results of this research recommend that community development technology can be input into the
design of community development programs.

Keywords:
Implementation, Community Development Program, Empowerment, Village of Community Social
Resilience

ABSTRAK

Teknologi pengembangan masyarakat merujuk pada teknologi yang dikembangan pada Participatory Rural Appraisal
(PRA)dan Methodology for Participatory Assesment (MPA) yang diterapkan pada proses pengembangan masyarakat
mulai dari persiapan sosial, asesmen, perencanaan, intervensi sampai dengan monitoring dan evaluasi. Penerapan
teknologi pengembangan masyarakat merupakan transformasi teknologi pengembangan masyarakat dalam proses
pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana penerapan teknologi
pengembangan masayarakat pada program Desa Sabilulungan di Kabupaten Bandung. Metoda kajian yang digunakan
partisipasi action research yaitu melibatkan 20 orang perwakilan masyarakat dalam penerapkan teknologi
pengembangan masyarakat pada proses pelaksanaan program Desa Sabibilungan berketahanan Sosial Masyarakat.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan Focus Group Discussion (FGD), wawancara mendalam,
dan observasi terhadap proses penerapan teknologi pengembangan masyarakat. Hasil kajian menunjukkan bahwa
teknologi pengembangan masyarakat dapat diterapkan oleh Tim Kerja Masyarakat pada proses pengembangan
program Desa Sabilulungan. Teknologi yang diterapkan yaitu 1) Teknologi pemetaan sosial ;2) methodology for
participatory assesment (MPA); 3) teknologi Diagram Venn untuk pemetaan sosial, pemetaan kelembagan
masyarakat; 4) Technology of Partisipation (ToP) untuk perencanaan dan 5) teknologi monitoring dan evaluasi secara
partisipatif. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar teknologi pengembangan masyarakat dapat di input dalam
design program-program pengembangan masyarakat.

Kata kunci:
Penerapan, Teknologi pengembangan masyarakat, Pemberdayaan, Desa Berketahanan Sosial
Masyarakat

16
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
_____________________________________________________________________________

PENDAHULUAN
Desa Sabilulungan berketahanan sosial Masyarakat yang diberdayakan untuk
merupakan nama program untuk model membangun desa sabilulungan berketahanan
pengembangan desa berketahanan sosial di sosial masyarakat adalah tokoh-tokoh
Kabupaten Bandung. Program ini diluncurkan masyarakat, perwakilan dari organisasi sosial
oleh Dinas Sosial Kabupaten Bandung pada atau Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
tahun 2017, yang bertujuan agar desa (PSKS) di desa antara lain yaitu: anggota
memiliki kemampuan menghadapi perubahan Karang Taruna, Pekerja Sosial Masyarakat
sosial yang ada termasuk meningkatnya (PSM) dan Wanita Pemimpin Kesejahteraan
jumlah dan jenis permasalahan sosial di desa. Sosial (WPKS). Anggota masyarakat yang
Indikator pemilihan desa berketahanan sosial terpilih menjadi Tim Kerja Masyarakat untuk
masyarakat adalah pada desa yang memiliki membangun Desa Sabilulungan Berketahanan
permasalahan kesejahteraan sosial terbanyak, Sosial Masyarakat.
sehingga terpilihlah salah satunya Desa Loa
Kecamatan Paseh di Kabupaten Bandung. Prinsip dari pengembangan Desa
Sabilulungan Berketahanan Sosial
Model pengembangan Desa Sabilulungan Masyarakat adalah menggunakan prinsip
berkatahanan sosial masyarakat merujuk pada dalam pengembangan proses masyarakat
model Desa Berketahanan Sosial Masyarakat seperti dikemukakan Jim Ife (2002) yaitu
yang diluncurkan oleh Pusat Pengembangan menumbuhkan kesadaran masyarakat,
Ketahanan Sosial Masyarakat Kementerian partsipasi, kerjasama dan konsensus,
Sosial RI, bahwa apabila desa itu inklusivitas, melalui langkah-langkah
berketahanan sosial masyarakat maka desa pengembangan, dan tanpa kekerasan.
memiliki kemampuan: 1)Perlindungan Prinsip lainnya juga yang digunakan adalah
terhadap kelompok rentan; 2)Meningkatnya menggunakan budaya lokal dan sumber daya
partisipasi masyarakat dalam organisasi sosial lokal. Praktek pengembangan masyarakat ini
masyarakat; 3)Mencegah kekerasan dan memungkinkan dilakukan karena suatu
konflik yang ada di masyarakat:, dan komunitas dapat mengatasi masalah dan
4)memelihara kearifan lokal masyarakat kebutuhannya dengan meningkatkan
dalam memelihara sumber daya alam dan hubungan anggota masyarakat, kebersamaan,
sumber daya lokal (Permensos no dan antusiasme ( M Mathambo, M. Kistler.
12/HUK/2006). 2017)
Model penegembangan masyarakat pada Desa
Sabilulungan ini juga merujuk pada model Proses pengembangan desa Sabilulungan
pengembangan masyarakat yang berketahanan Sosial Masyarakat dilakukan
dikemukakan oleh Jack Rothman dalam berdasarkan proses intervensi komunitas yaitu
Netting (2004) yaitu model locality : (1) persiapan sosial meliputi persiapan untuk
development yaitu memandang bahwa bekerjasama, pembentukan dan
perubahan atau pengembangan masyarakat pengembangan rasa saling percaya,
dapat dilakukan dengan baik melalui pembentukan dan pengembangan partnership
partisipasi aktif masyarakat lokal. : (2)asesmen tentang isu-isu perubahan sosial
sampai kepada dampak permasalahan sosial,

17
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
_____________________________________________________________________________________________

wilayah, kelembagaan yang ada di masyarakat memantau, dan evaluasi pada tingkat lokal
sebagai potensi dan sumber kesejahteraan (Cornwall, A., & Pratt, G. 2011). Prinsip-
sosial dan nilai-nilai lokal yang ada di prinsip dalam PRA adalah: (1) Masyarakat
wilayah; (3)menentukan focus masalah yang dipandang sebagai subjek bukan
disesuaikan dengan indicator desa ketahanan objek:(2)Orang luar sebagai fasilitator dan
sosial masyarakat ;(4)analisis masalah dan masyarakat sebagai pelaku: (3) Peneliti
menyusun rencana program pengembangan memposisikan dirinya sebagai insider bukan
desa Sabilulungan dengan memanfaatkan outsider: (4) Fokus pada topik utama
sumber daya; (5)membentuk tim kerja ;(6) permasalahan; (5) Pemberdayaan dan
melakukan monitoring dan evaluasi. Proses partisipatif masyarakat dalam menentukan
ini dilakukan selama enam bulan. Untuk indikator sosial (indikator evaluasi
mengefektifkan proses pengembangan desa partisipatif). Kemampuan masyarakat
ini digunakan teknologi pengembangan ditingkatkan melalui proses pengkajian
masyarakat. keadaan, pengambilan keputusan, penentuan
kebijakan, peilaian, dan koreksi terhadap
Dasar dari pengembangan masyarakat adalah kegiatan yang dilakukan; (6) Keterlibatan
dialog yang dilakukan pada pertemuan semua anggota kelompok dan menghargai
masyarakat untuk mendalami, responsif perbedaan; (7) Konsep triangulasi. Untuk bisa
dalam rangka membangun pemahaman, mendapatkan informasi yang kedalamannya
makna, dan tindakan kreatif bersama dapat diandalkan, bisa digunakan konsep
berkaitan dengan pengembangan masyarakat triangulasi (Cornwall, A., & Pratt, G. 2011).
(Westoby dan Dowling (2013). Selanjutnya
Gergen (2015) secara khusus tentang dialog Teknologi pengembangan masyarakat juga di
dalam pengembangan masyarakat yaitu dialog kembangkan dari methodology for
transformatif sebagai dialog yang bertujuan participatory assesment (MPA) sebagai
menghasilkan masa depan yang baru. desain dalam memfasilitasi lokakarya
Pentingnya dialog transformatif memacu partisipatif untuk membahas masalah
pembelajaran di komunitas, bagaimana komunitas dimana setiap peserta dapat
mengekspresikan, saling menegaskan, belajar memberikan pandangan berdasarkan
dari satu sama lain, mempromosikan refleksi pengetahuan mereka (Sutton, S. E., & Kemp,
diri, mengedepankan tujuan komunitas yang S. P. 2006). MPA sebagai metoda asesmen
dapat dibangun bersama oleh masyarakat partisipasi semula dikembangkan untuk
(Wenger, 1998; Gergen, 2015). Untuk prosedur evaluasi pada program sanitasi air
mengefektifkan dialog dalam proses bersih World Health Organization (WHO)
pertemuan masyarakat maka diperlukan dimana aksi partisipasi ini menggabungkan
media atau teknologi sehingga proses pendekatan resnponsif terhadap kebutuhan,
pengembangan masyarakat efektif. sensitive gender dan keberlanjutan.
Selanjutnya Dayat, R, Wijk-Sijbesma, CA.
Teknologi pengembangan masyarakat Van, Mukherjee.N (2000) mengemukakan
merupakan teknik-teknik partisipatif tentang MPA sebagai (1) metoda asesmen
dikembangkan dalam Participation Rural sosial yang komprehensif dengan peka
Assesment (PRA) dimana teknik ini dilakukan terhadap gender dan kemiskinan; (2) ada
untuk menilai (asesmen), merencanakan, penilaian mandiri oleh pemangku kepentingan
18
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
_____________________________________________________________________________

(stakeholder), (3) menggunakan seperangkat peta umum sebuah lokasi yang


indicator; (4) menggunakan alat partisipasi menggambarkan keadaan masyarakat maupun
pada semua level;(5) melakukan analisis lingkungan fisik; (5) Pencatatan Alur Sejarah.
holistic, yang mengkaitkan tingkat kondisi Teknik pencatatan alur sejarah ini adalah
masyarakat, kelembagaan, dan kebijakan, suatu teknik yang digunakan untuk
dengan mengvisualisasi tujuan yang akan mengetahui kejadian-kejadian dari suatu
dicapai oleh tiga factor tersebut;(6) waktu lampau sampai keadaan sekarang
menghubungkan keberlanjutan sebagai dengan persepsi dari komunitas/masyarakat
respon terhadap kebutuhan. setempat. Tujuan dari teknik ini adalah untuk
memperoleh gambaran mengenai topik-topik
Bhandari (2003) menyebutkan terdapat 7 penting di masyarakat yang nantinya dapat
jenis teknik utama dalam melakukan PRA dituangkan kedalam program; (6) Diagram
yaitu : (1) Secondary Data Review (SDR) – Venn. Teknik ini adalah untuk mengetahui
Review Data Sekunder. Merupakan cara hubungan institusional dengan masyarakat.
mengumpulkan sumber-sumber informasi Tujuannya untuk mengetahui pengaruh
yang telah diterbitkan maupun yang belum masing-masing institusi dalam kehidupan
disebarkan. Tujuan dari usaha ini adalah masyarakat serta untuk mengetahui harapan-
untuk mengetahui data manakah yang telah harapan apa dari masyarakat terhadap
ada sehingga tidak perlu lagi dikumpulkan: institusi-institusi tersebut: (7) Focus Group
(2) Direct Observation – Observasi Discussion – Diskusi Kelompok Terfokus.
Langsung. Direct Observation adalah Teknik ini berupa diskusi antara beberapa
kegiatan observasi secara langsung pada orang untuk membicarakan hal-hal bersifat
obyek masyarakat atau komunitas. Tujuannya khusus secara mendalam. Tujuannya untuk
adalah untuk melakukan cross-check terhadap memperoleh gambaran terhadap suatu
jawaban yang disebutkan oleh masyarakat: (3) masalah dari misalnya program tertentu
Semi-Structured Interviewing (SSI) – dengan lebih rinci serta melakukan evaluasi
Wawancara Semi Terstruktur. adalah terhadap program tersebut.
wawancara yang mempergunakan panduan
pertanyaan sistematis yang masih mungkin Teknologi pengembangan masyarakat yang
untuk berkembang selama interview diadaptasi dari dari PRA dan MPA dalam
dilaksanakan, karena pertanyaan bersifat proses intervensi komunitas untuk
memberikan umpan bagi responden untuk pengembangan desa Sabilulungan
memberikan jawaban yang lebih detail. SSI berketahanan sosial masyarakat adalah
dapat dilakukan kepada beberapa jenis diantaranya adalah: (1) teknik pemetaan
responden yang dianggap mewakili informasi, sosial, yaitu meliputi asesmen tentang
misalnya wanita, pria, anak-anak, pemuda, gambaran kondisi sosial-ekonomi masyarakat
petani, dan pejabat setempat; (4) Pemetaan dan sumberdaya yang di gambarkan dalam
Sosial. Teknik ini adalah suatu cara untuk sebuah peta dan dibuat berdasarkan diskusi
membuat gambaran kondisi sosial-ekonomi perwakilan masyarakat; (2)teknologi
masyarakat, misalnya gambar posisi Methodology for participatory
pemukiman, sumber-sumber mata assessment(MPA) untuk menemukenali isu-
pencaharian, peternakan, jalan, dan sarana- isu permasalahan yang ada di desa; (3)Teknik
sarana umum. Hasil gambaran ini merupakan Diagram Venn untuk memetakan
19
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
_____________________________________________________________________________________________

kelembagaan yang ada di desa dalam rangka 3. Bagaimana refleksi peggunaan teknologi
mengukur indicator ketahanan sosial tentang pengembangan masyarakat dalam
partisipasi masyarakat dalam organisasi sosial pengembangan desa Sabilulungan
yang ada di desa; (4) teknik rencana Berketahanan Sosial Masyarakat.
partisipasi atau Technology of Participation
(ToP) yaitu teknik yang digunakan bersama-
sama masyarakat untuk menyusun rencana
berdasarkan hasil asesmen, dengan Tujuan Kajian
menggunakan tiga metode yaitu diskusi Adapun tujuan dari kajian ini adalah untuk
dengan pendekatan obyektif, reflektif, memahami bagaimana tentang :
interpretative dan decisional (ORID). Metode 1.Desain tentang teknologi pengembangan
Workshop, yaitu konteks, brainstorming, masyarakat untuk meningkatkan desa
katagorisasi, penamaan. Metode lainnya Sabilulungan di desa Loa Kabupaten
adalah rencana tindak yang meliputi nama Bandung.
program, kegiatan, tujuan yang ingin dicapai, 2.Penerapan teknologi pengembangan
penjadwalan kegiatan program, penugasan masyarakat dalam mengembangkan desa
serta workshop, dan komitmen peserta untuk Sabilulungan Berketahanan Sosial
mencapai tujuan tersebut. serta (5) teknik Masyarakat dalam kegiatan workshop kader
monitoring dan evaluasi partisipasi untuk teknologi pengembangan masyarakat.
menilai pelaksanaan rencana pengembangan 3.Refleksi peggunaan teknologi
desa Sabilulungan Berketahanan Sosial pengembangan masyarakat dalam
Masyarakat. Teknologi tersebut di pengembangan desa Sabilulungan
implementasikan pada proses workshop Berketahanan Sosial Masyarakat.
dengan kader-kader terpilih yang mewakili
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial dan METODE
perwakilan organisasi sosial di desa sebanyak 1. Desain Penelitian
20 orang. Kajian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan teknik participatory action
Kajian ini difokuskan pada bagaimana research (PAR) yaitu metode penelitian yang
Penerapan Teknologi Pengembangan dilakukan dengan menggunakan pertemuan
Masyarakat Pada Program Desa Sabilulungan komunitas yang bertujuan untuk
Di Kabupaten Bandung?. Selanjutnya untuk menumbuhkan kesadaran dan
memudahkan kajian ini, penulis membagi memberdayakan mereka dalam
dalam beberapa langkah yaitu: mengidentifikasi permasalahan sosial dan
1. Bagaimana desain tentang teknologi potensi serta melakukan intervensi komunitas
pengembangan masyarakat untuk dalam rangka pengembangan desa
meningkatkan desa Sabilulungan di desa Sabilulungan berketahanan sosial masyarakat
Loa Kabupaten Bandung. (McNicoll, P. 1999; Zuber-Skerritt, O. 2015).
2. Bagaimana penerapan teknologi dalam
mengembangkan desa Sabilulungan 2. Sumber Data
Berketahanan Sosial Masyarakat dalam Sumber data dalam penelitian ini
kegiatan workshop kader teknologi menggunakan sumber data primer dan sumber
pengembangan masyarakat data sekunder. Sumber data primer diperoleh

20
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
_____________________________________________________________________________

dari Tim Kerja Masyarakat Pengembangan Proses penelitian ini dilakukan dengan tahap:
Desa Sabilulungan. Sedangkan sumber data a. Menyusun desain teknologi yang akan
sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi digunakan dan mendiskusikan dengan
dokumen-dokumen yang berhubungan penyelenggara serta menginformasikan
dengan desa Sabilulungan berketahanan sosial desain dengan peserta workshop penguatan
masyarakat. Teknik untuk menentukan pengembangan desa Sabilulungan
sumber data yaitu dengan menggunakan berketahanan sosial masyarakat.
purposive, dimana penetapan sebagai subyek b. Menerapkan teknologi pengembangan
disesuaikan dengan beberapa kriteria, yaitu masyarakat yaitu teknologi pemetaan
mereka yang terpilih mewakili masyarakat sosial, pemetaan lembaga, dan MPA untuk
untuk menjadi tim kerja masyarakat sesuai isu permasalahan sosial, ToP untuk
dengan kriteria peserta dalam program perencanaan dan teknologi moneva
pengembangan desa Sabilulungan partisipatif. Pada penerapan teknologi ini
berketahanan sosial masyarakat. Mereka yang memperhatikan etika pada prinsip
terpilih untuk terlibat sebagai tim partisipasi dan kesepakatan dari peserta
kerja masyarakat yang akan mengembangkan c.Melakukan refleksi tentang penerapan
desa Sabilulungan Berketahanan Sosial teknologi pengembangan masyarakat pada
Masyarakat berjumlah 20 orang sebagai proses penguatan pengembangan desa
perwakilan dari organisasi sosial yang ada di Sabilulungan Berketahanan Sosial
masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat, Masyarakat Berketahanan Sosial
termasuk Potensi Sumber Kesejahteraan Masyarakat yang dilakukan oleh Tim Kerja
Sosial Masyarakat (PSKS) seperti Pekerja Masyarakat.
Sosial Masyarakat, Wanita Pemimpin
Kesejahteraan Sosial di Desa Loa Kecamatan 5. Pemeriksaan keabsahan data
Paseh di Kabupaten Bandung.
Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data
3. Teknik Pengumpulan Data yang digunakan adalah uji kepercayaan
Pengumpulan data dilakukan dengan cara (credibility), uji keteralihan (transferability),
(1)wawancara kepada kader Tim Kerja uji ketergantungan (dependability), dan uji
Masyarakat untuk mendapatkan data dan kepastian (confirmability). Teknik Analisis
informasi tentang penggunaan teknologi data yang digunakan adalah analisis kualitatif
pengembangan masyarakat; (2)Focus Group dengan proses reduksi data, penyajian data,
Discussion (FGD) yang dilakukan untuk dan verifikasi data.
melengkapi data penggunaan dari setiap jenis
teknologi pengembangan masyarakat dalam HASIL PENELITIAN
proses asesmen, perencanaan dan monitoring; Hasil penerapan teknologi pengembangan
(3) observasi untuk mengamati penerapan masyarakat dalam proses pengembangan desa
teknologi pengembangan masyarakat yang Sabilulungan berketahanan Sosial Masyarakat
sudah di transformasi kepada Tim Kerja adalah sebagai berikut:
Masyarakat di desa Sabilulungan
Berketahanan Sosial Masyarakat. 1.Rancangan design teknologi
pengembangan masyarakat.
4. Proses Penelitian

21
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
_____________________________________________________________________________________________

Rancangan desain penerapan teknologi kertas, kemudian fasilitator


pengembangan masyarakat disiapkan oleh mengelompokkan dengan menanyakan
peneliti dan dikomunikasikan dengan untuk disepakati kepada peserta
penyelenggara kegiatan serta peserta yang apakah bisa menjadi satu
menjadi partisipan. Desain yang disiapkan kelompok/katagori atau tidak. Dari
dalam penerapan teknologi pengembangan hasil pengelompokkan, kemudian
masyarakat ini adalah:(1)jenis teknologi ditulis lagi pada kertas flipchart dan
yang akan digunakan; (2) skenario disampaikan tentang jenis
penerapan teknologi pengembangan permasalahan yang ada di desa, hal ini
masyarakat; (3) tools atau alat yang dilakukan untuk penyadaran
digunakan seperti kertas flipchart, spidol masyarakat tentang adanya
besar dan kecil, metacard, dan lem kertas. permasalahan sosial yang ada didesa,
a. Teknologi pada asesmen. Teknologi termasuk keberadaan kelompok rentan
yang digunakan pada tahap ini adalah atau Penyandang Masalah
(1) pemetaan sosial, teknik ini Kesejahteraan Sosial (PMKS);
diterapkan untuk mengetahui wilayah (3) teknik diagram venn, rancangan
kondisi sosial ekonomi dan sumber penerapan pemetaan kelembagaan
daya yang tersedia. Skenarionya adalah adalah dengan mengidentifikasi
peserta diminta memetakan kondisi lembaga apa saja yang ada di
wilayahnya, batas-batas wilayah, masyarakat dan kemudian menuliskan
kondisi sosial, ekonomi dan sumber di kertas flip chart, kemudian
daya yang tersedia di wilayahnya. dipetakan tentang besarnya manfaat
Peserta diminta mendiskusikan lembaga tersebut bagi masyarakat
simbol-simbol tentang aspek-aspek dengan menggunakan alat lingkaran
sosial ekonomi dan sumber daya yang kertas dari yang terkecil hingga yeng
ada di wilayahnya sebagai potensi terbesar. Besar kecilnya lingkaran akan
dalam membangun desa Sabilulungan menggambarkan tentang manfaat
berketahanan Sosial Masyarakat; organisasi sosial yang dirasakan oleh
(2) Metoda Partisipatif Asesmen masyarakat, Kemudian fasilitator
(MPA) dirancang untuk menanyakan tentang alas an kenapa
mengidentifikasi isu permasalahan manfaat nya besar dan kenapa kecil,
sosial berkaitan dengan indikator hal ini juga dikaitkan dengan indikator
perlindungan sosial terhadap ketahanan sosial masyarakat tentang
kelompok rentan. Rancangan isu partisipasi masyarakat dalam
penerapan teknologi pengembangan organisasi sosial masyarakat yang ada
masyarakat adalah setiap peserta di desa.
diminta menulis di satu kertas b. Teknologi pada proses perencanaan
metacard tentang isu-isu kelompok program. Rancangan teknologi yang
rentan dan permasalahan sosial yang akan diterapkan adalah Technology of
ada sekitar tempat tinggalnya. Satu isu Partisipation (ToP). Langkah-langkah
satu masalah, kemudian peserta yang dirancang dengan diawali
menempel di dinding yang telah melakukan curah pendapat dan diskusi
disediakan dengan menggunakan lem tentang penyebab satu permasalahan

22
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
_____________________________________________________________________________

yang menjadi fokus untuk ditangani di tersebut kemudian didiskusikan tentang


Desa Sabilulungan, fasilitator mencatat nama program, perumusan tujuan,
tentang pendapat peserta pada kertas penentuan sasaran kegiatan, perumusan
flipchart. Kemudian direfleksikan rincian kegiatan, penyusunan Tim Kerja
kepada peserta tentang point-point Masyarakat (TKM), pembuatan tabel
penyebab masalah yang telah kalender kegiatan, dan pembuatan
diidentifikasi tersebut, sehingga ada komitmen Bersama untuk mencapai
proses penyadaran masyarakat tentang kegiatan tersebut. Untuk memudahkan
‘kenapa hal itu terjadi’. Kemudian, dan mengefektifkan kegiatan maka
fasilitator membawa peserta untuk disiapkan form tentang perencanaan
membahas tentang usulan solusi sebagai berikut:
penanganan masalah dan di tulis
kembali di kertas flipchart. Dari usulan
Nama Program :
Tujuan Program
Rincian Sasaran Jadwal Kebutuhan Penanggung Sumber
Kegiatan kegiatan pelaksanaan jawab/Tim
kegiatan kerja
Masyarakat

c. Rancangan teknologi Moneva refleksi penggunaan teknologi


partisipatif dilakukan pada proses pengembangan masyarakat dari penerapan
penerapan program dan proses akhir teknologi pengembangan masyarakat untuk
dengan menilai secara bersama terhadap program Desa Sabilulungan adalah sebagai
proses yang telah dilakukan. Teknik berikut:
penilaian dengan menggunakan angka 1 a. Penerapan teknologi pemetaan sosial.
(kurang), 2 (cukup). 3 (baik) dan (4) baik Peserta dibagi dua kelompok, kemudian
sekali. diberikan pengarahan tentang membuat
Penerapan teknologi ini difasilitasi oleh peta sosial di kertas. Pembuatan peta
peneliti dan di transformasi kepada sosial mulai dirumuskan dengan
peserta melalui media kelompok. dengan menetapkan batas wilayah,
keberadaan penduduk dan lahan yang
2. Penerapan Teknologi Pengembangan ada di wilayah, letak atau posisi sumber
Masyarakat layanan sosial, sumber alam. Semua
Penerapn teknologi pengembangan unsur-unsur berkaitan dengan kondisi
masyarakat dilakukan pada kegiatan sosial ekonomi dan sumber daya sosial
pertemuan warga yang dilakukan di ruang itu di beri simbol-simbol dengan pinsil
serbaguna desa. Berdasarkan hasil warna dan kertas warna. Hasil FGD
wawancara, observasi dan FGD tentang mengemukakan bahwa dengan
23
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
_____________________________________________________________________________________________

teknologi pemetaan sosial informan harus diperhatikan adalah dalam


dapat memahami kodisi sosial ekonomi memfasilitasi dan menyampaikan pesan
dan sumber layanan yang ada di tentang hal yang akan digali atau di
wilayahnya, dan termasuk asesmen, hal dilakukan untuk
permasalahan berkaitan dengan akses membedakan antara isu ‘kebutuhan yang
layanan masyarakat terhadap sumber dirasakan (felt need)” dan “kebutuhan
daya sosial tersebut. Salah satu yang real (real need)” yang ada di
informan mengatakan bahwa selama ini komunitas diwilayahnya. Penggunaan
yang membuat peta adalah petugas teknik penulisan satu isu pada satu
desa, sehingga masyarakat kurang metacard, dengan penulisan kata-kata
memahami lokasi dan perkembangan tidak lebih dari 7 kata dianggap efektif,
wilayah dan sosial termasuk sumber- demikian hasil FGD. Penerapan MPA
sumber layanan. Hasil observasi pada program desa Sabilulungan
menunjukkan bahwa mereka antusias Berketahan Sosial Masyarakat juga
dalam diskusi membicarakan tentang diarahkan pada indikator perlindungan
wilayahnya. Peta ini dalam program sosial pada kelompok rentan, sehingga
pengembangan desa Sabilulungan yang ditanyakan adalah isu-isu
adalah sebagai wilayah kerja dari Tim kerentanan yang ada di desa atau
Kerja Masyarakat. Pembuatan peta ini kelompok Penyandang Masalah
dilakukan. Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang perlu
mendapatkan perlindungan sosial.
b.Penerapan teknologi Metoda Asesmen Kemudian disepakati untuk
Partisipasi atau Methodology for memprioritaskan satu isu masalah yang
participatory assessment (MPA). dianggap penting dan harus segera
Penerapan teknologi asesmen partisipatif diselesaikan untuk mendukung Program
difasilitasi oleh peneliti, namun Desa Sabilulungan.
melibatkan peran aktif masyarakat. Hasil
observasi terlihat peserta terlibat aktif c. Penerapan Teknologi Diagram Venn.
untuk menuliskan isu permasalahan Hasil FGD mengemukakan bahwa teknik
sosial, menempel di dinding dan diagram venn juga merupakan teknik
menyepakati tema-tema sesuai dengan yang mudah diterapkan. Namun
katagorisasi. Berdasarkan hasil fasilitator dalam menerapkan teknik ini
wawancara dengan informan yang perlu memiliki ketrampilan menengahi
menjadi peserta kegiatan penguatan desa ketika ada perbedan pendapat tentang
Sabilulungan Berketahanan Sosial besar kecilnya lingkaran yang
Masyarakat mengemukakan ‘mudah ya, menunjukkan perbedaa manfaat lembaga
pertemuan membicarakan masalah atau organisasi sosial bagi masyarakat
dengan teknik ini”. Hal ini juga termasuk jauh dekatnya lingkaran yang
dikemukakan pada saat FGD, namun dipetakan dengan masyarakat. Penerapan
mereka memerlukan alat bantu seperti teknologi ini terutama dikaitkan dengan
kertas , spidol dan lem kertas. Sementara, partisipasi masyarakat dalam organisasi
mereka apabila pertemuan warga tidak yang ada di desa Sabilulungan. Semakin
ada fasilitas alat bantu. Teknik yang banyak masyarakat yang terlibat dalam

24
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
_____________________________________________________________________________

organisasi sosial mengindikasikan bahwa Teknik diterapkan saat sudah tiga bulan
desa tersebut akan berketahanan sosial berjalannya program pengembangan
masyarakat. Desa Sabilulungan. Peneliti dan
mengundang tim kerja masyarakat untuk
d. Penerapan Technology of Partisipation melakukan proses monitoring dan
(ToP). Penerapan ToP ini merupakan evaluasi terhadap pelaksanaan program
kesinambungan dari hasil asesmen yang direncanakan. Penerapan teknik
sebelumnya. Hasil observasi terlihat moneva yang dinilai adalah berdasarkan
bahwa penerapan ToP cukup memakan rincian kegiatan yang dibuat hasil ToP,
waktu lama (lebih kurang 2 jam 30 oleh karena itu peneliti meminta peserta
menit). Hal ini terjadi karena untuk membawa hasil rencana program
peserta harus berfikir untuk menganalisis yang disusun pada saat work shop
sebab akibat terhadap permasalahan yang persiapan pelaksanaan pengembangan
di tentukan dan memikirkan alternative desa Sabilulungan Berketahanan Sosial
solusi untuk kemudian dirumuskan Masyarakat. Untuk monitoring, peneliti
sebagai program. Pada penerapan sebagai fasilitator meminta peserta
teknologi ini, fasilitator harus dapat menilai setiap kegiatan yang sudah
mengkaitkan antara aspek permasalahan, dilakukan apakah sesuai dengan rencana.
penyebab dan solusi. Apakah solusi yang Penilaian disepakai angka 1 (kurang), 2
diajukan dapat mengatasi permasalahan (cukup). 3 (baik) dan (4) baik sekali.
sosial. Hal ini dikemukakan dalam FGD Penilaian agar obyektif ditulis dikertas ,
tentang pentingnya fasilitator dalam kemudian dijumlahkan dan dibagi jumlah
menerapkan ToP. Namun langkah- peserta sehingga mendapatkan nilai akhir
langkah ToP dan form yang telah sebagai nilai rata-rata. Dan Fasilitator
disiapkan untuk memfasilitasi diskusi juga menanyakan alasan pemeberian
memudah kan dalam proses perencanaan nilai anara 1 , 2, 3 atau 4. Alasan ini
program. Pada proses penyusunan merupakan jawaban dari hasil
rencana, terlihat partsipasi peserta kurang monitoring. Sedangkan evaluasi adalah
karena didominasi oleh mereka yang menanyakan ketercapaian tujuan dan
lebih memiliki pengetahuan dan aktif hambatan yang dialami dalam
mengemukakan pendapatnya. Sehingga pelaksanaan program. Moneva dilakukan
beberapa peserta nampak hanya ditengah pelaksanaan program dari enam
meyetujui tentang apa yang diusulkan bulan, diharapkan tim kerja segera dapat
oleh mereka yang mendominasi. Alat- memperbaiki program. Hasil FGD
alat syang digunakan terlihat terbatas terhadap pelaksanaan teknik moneva
jumlahnya, seperti i kertas flip chart dan partisipatif, dikemukakan bahwa mudah
spidol besar sehingga hal ini dilakukan. Namun dokumen hasil ToP
mempengaruhi terhadap pelaksanaan harus tersedia sebagai referensi dalam
penerapan teknologi. pelaksanaan program.

d.Penerapan teknik monitoring dan PEMBAHASAN


evaluasi partisipatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi
pengembangan masyarakat dapat diterapkan

25
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
_____________________________________________________________________________________________

pada program Desa Sabilulungan Berketahanan organisasi sosial yang ada, manfaat dan
Sosial Masyarakat, terutama pada kegiatan jauh dekatnya keberadaan organisasi
proses awal penguatan kader atau Tim Kerja sosial. Selanjutnya bisa ditanyakan kenapa
masyarakat yang akan melakukan jauh dengan masyarakat, dan hal ini akan
pengembangan Desa Sabilulungan mengungkapkan alasan tentang tingkat
berketahanan Sosial Masyarakat. Kesesuaian partisipasi masyarakat. Sementara asumsi
penerapan teknologi pengembangan dari Program Desa Sabilulungan
masyarakat pada program Desa Sabilulungan berketahanan sosial masyarakat, adalah
Berketahanan Sosial Masyarakat, karena desa itu berketahanan sosial masyarakat
program ini menggunakan intervensi apabila kebutuhan dan aspirasi masyarakat
komunitas melalui proses persiapan sosial, dapat diakomodasi oleh organisasi sosial,
asesmen, perencanaan, pelaksanaan intervensi misalnya untuk kebutuhan ibu-ibu dapat
dan monitoring serta evaluasi. Penerapan terakomodasi melalui organisasi PKK,
teknologi pengembangan masyarakat yang untuk remaja terakomodasi dengang
dikaji adalah pada proses persiapan awal, Remaja Mesjid, kebutuhan petani
asesmen dan perencanaan serta monitoring dan terakomodasi dengan kelompok tani sesuai
evaluasi. Faktor-faktor yang mendukung dengan hasil pemetaan dengan teknik
keberhasilan penerapan teknologi diagram venn. Pemilihan ToP sebagai
pengembangan masyarakat pada program Desa teknologi perencanaan untuk merancang
Sabilulungan adalah: program Desa Sabilulungan dianggap
tepat, karena ToP dapat membantu tim
1. Pemilihan teknologi pengembangan Kerja Masyarakat melakukan perencanaan
masyarakat. Untuk menerapkan berdasarkan hasil asesmen. ToP juga
teknologi pengembangan masyarakat, dilakukan dengan memperhatikan
fasilitator perlu memilih teknologi yang pendekatan ORID: obyektif yaitu apa
tepat dan disesuaikan dengan tujuan adanya, reflektif yaitu mengajak
program. Indikator dari Program Desa masyarakat merefleksikan apa yang sudah
Sabilulungan seperti indikator dirumuskan sehingga ada proses
perlindungan sosial terhadap kelompok penyadaran masyarakat, interpretative dan
rentan, dapat menggunakan MPA untuk decisional yaitu mengajak masyarakat
mengidentifikasi kelompok rentan yang menginterprestasikan alternative
ada di masyarakat. Teknologi MPA juga pemecahan masalah dan memutuskan
dapat diterapkan untuk mengidentifikasi untuk mejadi program seperti dikemukan
permasalahan sosial yang ada di desa, Dayat, R, Wijk-Sijbesma, CA. Van,
karena penggunaan teknologi MPA Mukherjee.N (2000).
memiliki teknologi yang memudahkan
peserta berpartisipasi tentang apa yang 2. Penggunaan alat dalam penerapan
dirasakan, dipikirkan melalui tulisan yang teknologi pengambangan masyarakat.
dituangkan pada metacard. Teknologi Alat atau tools merupakan media partisipasi
diagram venn sesuai dengan indikator yang penting dalam penerapan teknologi
tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan masyarakat. Pada
organisasi sosial. Teknologi diagram venn pelaksanaan penerapan teknologi
dianggap tepat karena dapat memetakan pengembangan masyarakat ditemui

26
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
_____________________________________________________________________________

terbatasnya alat-alat sehingga penerapan Desa Sabilulungan Berketahanan Sosial


teknologi kurang optimal. Alat-alat yang Masyarakat sangat dipengaruhi oleh peran
digunakan adalah alat yang sederhana fasilitator. Fasilitator dalam penerapan
berupa: (a)kertas flip chart yang digunakan program perlu memahami tentang teknologi
untuk membuat peta sosial, menuliskan pengembangan masyarakat dan program
pendapat dan menjadi bahan refleksi, untuk yang akan diterapkan, sehingga dia dapat
memfasilitasi pada proses ToP dan mendesign dan ikut mengarahkan sesuai
monitoring dan evaluasi. Untuk itu program yang diharapkan. Proses fasilitasi
fasilitator yang akan menerapkan teknologi dalam penerapan partisipatif action
pengembangan masyarakat perlu research menentukan keberhasilan dari
menyediakan cukup banyak kertas flipchart penerapan teknologi pengembangan
atau minimal 30 lembar; (b) Spidol baik masyarakat karena fasilitator di tuntut untuk
spidol besar maupun spidol kecil. Spidol melibatkan masyarakat sesuai dengan
kecil terutama digunakan untuk menulis ide, prinsip partisipasi dalam pengembangan
pendapat dari setiap peserta dalam proses masyarakat (Ife, 2008; Zuber-Skerritt,
teknologi MPA, sehingga jumlah spidol O.2015) dan juga menjaga sustainability
kecil harus sejumlah peserta dalam program. Fasilitator juga perlu
pertemuan warga atau work shop. Spidol mengtransformasi bagaimana memfasilitasi
besar digunakan untuk penulisan di kertas penggunaan teknologi dalam program
flipchart pada proses MPA, ToP, Diagram pengembangan masyarakat atau intervensi
Venn dan Moneva; (c) Metacard atau kertas komunitas. Untuk itu fasilitator perlu
kecil warna ukuran 10 X 20 cm atau dapat memahami tingkat pemahaman peserta dan
dibuat dari kertas folio warna dibagi tiga hal ini akan mempengaruhi ‘ritme’ dalam
atau empat bagian. Kertas metacard ini memfasilitasi penerapan teknologi
digunakan untuk memfasilitasi teknik MPA pengembangan masyarakat. Hal ini terlihat
atau mengidentifikasi pendapat masyarakat pada penerapan ToP, beberapa peserta
dalam proses ToP: (d) Lem kertas lambat bahkan tidak memberikan respon,
(muskingtip) merupakan alat yang sehingga proses partisipasi tidak tercapai
digunakan untuk menempel kertas-kertas secara optimal.
yang ditulis peserta. Lem kertas ini tidak
permanen, kaena dalam MPA ada proses 4. Tahapan penggunaan teknologi.
katagorisasi, sehingga kertas metacard yang Tahapan penggunaan teknologi
di tempel dapat mobile sesuai dengan tema pengembangan masyarakat disesuaikan
yang sama. Pentingnya penggunaan alat dengan tahapan pada proses intervensi
dalam penerapan teknologi pengembangan komunitas, terutama pada proses asesmen,
masyarakat untuk mengefektifkan proses perencanaan dan MONEVA (Netting. F. e.
penerapan pengembangan masyarakat 2004).
sesuai dengan prinsip partisipasi dalam a.Tahapan dalam pemetaan sosial. Hasil
pengembangan masayarakat (Cornwall, A., penelitian menunjukkan bahwa fasilitator
& Pratt, G. , 2011). sudah memandu dalam proses pembuatan
peta sosial. Pemetaan sosial dilakukan
3. Fasilitator. Penerapan teknologi hasil diskusi warga masyarakat yang
pengembangan masyarakat pada program dituangkan pada pada gambar. Proses

27
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
_____________________________________________________________________________________________

pemetaan diawali dengan membuat dulu catatan fasilitator sudah menyiapkan alat
batas-batas wialayah, kemudian yaitu kertas berbentuk lingkaran dengan
mendiskusikan kondisi sosial ekonomi berbagai ukuran mulai kecil dan besar.
dari kehidupan masyarakat, perumahan Langkah yang dilakukan oleh fasilitator
penduduk, tanah pertanian, perkebunan, adalah:
sumber-sumber layanan masyarakat (1) Menanyakan kepada peserta tentang
seperti sekolah, puskesmas, warung, lembaga-lembaga/organissi sosial
kantor desa. Kemudian di gambarkan yang ada di desa, dan menuliskan ke
dalam peta tersebut juga perlu diberi kertas flipchart; (2) menggali
simbol utara dan selatan (Bhandari. 2003). informasi tentang manfaat bagi
masyarakat tentang setiap lembaga
b. Tahapan Asesmen Isu Masalah yang ada dengan mengukur besarnya
Penerapan asesmen isu masalah yang manfaat sesuai dengan ukuran
dirasakan oleh masyarakat berkaitan lingkaran; 3) menanyakan kepada
dengan program perlindungan sosial peserta tentang alasan menilai besar
terhadap kelompok rentan, menunjukkan kecilnya lingkaran: 4)menyepakati
fasilitator melakukan langkah-langkah ukuran lingkaran: 5) mendiskusikan
sesuai dengan scenario. Langkah- peletakan lingkaran terpilih apakah
langkah tersebut adalah:. dekat atau jauh dengan masyarakat,
(1) memberikan gambaran tentang kemungkinan manfaat organisasi
kelompok rentan, atau PMKS sebagai besar namun lingkarannya jauh.
kelompok yang perlu ditangani oleh Semua lembaga yang didentifkasi di
masyarakat; (2) menanyakan kepada ukur dengan manfaat dan jauh
peserta ada isu PMKS apa yang ada dekatnya dengan masyarakat. Hal ini
di wilayahnya; (3) kemudian peserta menandakan tinggi rendahnya
menuliskan dalam kertas metacard, partisipasi masyarakat dalam
satu isu satu kerta;(4) menenpel organisasi. Tindak lanjut dari
didinding yang tersedia; (5) fasilitator pemetaan oraganisasi ini adalah bearti
membacakan isu yang telah ditempel harus ada intervensi untuk
dan mengelompokkan;(6) menulis pengembangan organisasi sehingga
tema dari setiap kelompok: dan (7) dapat digunakan sebagai sumber
menuliskan kembali semua tema isu untuk penanganan masalah di desa
masalah dalam kertas flipchart Sabilulungan Berketahanan Sosial
sehingga peserta dapat memahami masyarakat.
permasalahan sosial atau kelompok (2)
rentang apa saja yang harus
dilindungi. d. Penerapan Teknologi Pengembangan
(2) Masayarakat. Penerapan tahapan ini
juga sudah sesuai dengan langkah-
c. Tahapan Penerapan teknologi asesmen langkah dalam scenario penerapan ToP.
Kelembagaan (1) Fasilitator mereview lagi isu
Penerapan teknik asesmen kelembagaan permasalahan yang sudah diasesmen
terlihat cukup efektif dilakukan, dengan berdasarakan MPA; (2) Kemudian

28
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
_____________________________________________________________________________

menanyakan dengan metoda ORID tentang teknik-teknik dalam PRA untuk


tentang sebab dan dituliskan di kertas menilai (asesmen), merencanakan,
flipchart; (3) mendiskusikan tentang memantau, dan evaluasi pada tingkat lokal
alternative solusi: (4) membuat nama dan tentunya dalam proses intervensi
program sebagai solusi untuk komunitas. Hal ini juga unyuk membantu
memecahkan isu permasalahan: (5) pada model locality development dan
membuat perencanaan program sesuai
dengam matriks perencanaan yang 7. Media workshop dan peserta. Metoda
memuat tentang kegiatan, sasaran, workshop terutama dalam penerapan ToP
kebutuhan, penanggung jawab, dan perlu diperhatikan terutama membicarakan
jadwal kegiatan: (6) Membuat komitmen konteks, brainstorming tentang analisis dan
dari setiap peserta untuk menyelesaikan solusi untuk perencanaan program,
program tersebut. Pada proses ToP ini katagorisasi terhadap tema-tema yang
yang tidak dilakukan adalah menganalisa sejenis, dan kesepakatan dalam penamaan
kelayakan program dengan SWOT. Hal program. Workshop untuk peserta 20 orang
ini tidak dilakukan mengingat cukup efektif, karena tidak terlalu banyak.
terbatasnya waktu, sementara pada Pembagian tugas dalam 4 kelompok,
penyusunan perencanaan sudah sehingga setiap kelompok berjumlah 5
dilakukan cukup lama yaitu 2 jam. memudahkan partisipasi, kerja sama,
konsensus (Jim Ife, 2002) dan memahami
5.Kesinambungan. Penerapan teknologi dalam penggunaan teknologi
pengembangan masyarakat tentang teknik- pengembangan masyarakat. Peserta dari 20
teknik PRA seperti dikemukakan oleh orang terdiri 12 orang perempuan dan 8
Cornwall, A., & Pratt, G. (2011) adalah orang laki-laki sudah mewakili unsur gender
teknik-teknik untuk menilai (asesmen), seperti dikemukakan Bhandari (2003) dan
merencanakan, memantau, dan evaluasi pada Cornwall, A., & Pratt, G. (2011).
tingkat lokal dan tentunya dalam proses
intervensi komunitas. Oleh karena itu perlu KESIMPULAN
dijaga kesinambungan informasi yang didapat Penerapan teknologi pengembangan
dan dipergunakan dari penerapan teknologi masyarakat pada program desa Sabilulungan di
pada teknik asesmen, perencanaan, desa Loa Kabupaten Bandung dipengaruhi
monitoring dan evaluasi. Kesinambungan oleh: (1)desain yang memuat tentang pemilihan
ini juga untuk menjaga ketercapaian teknologi yang tepat, scenario penerapan
program. teknologi dengan memperhatikan langkah-
langkah tahapan penerapan teknologi, jumlah
6. Pengembangan komunitas lokal peserta dan kelengkapan alat-alat (tools) untuk
Teknologi pengembangan masyarakat penerapan teknologi; (2) Peran fasilitator
teknik-teknik yang dikembangkan dalam dalam memfasilitasi setiap tahapan penerapan
PRA sesuai bila diterapkan untuk pada teknologi baik pada teknologi pemetaan sosial,
program pengembangan komunitas lokal diagam venn, MPA maupun ToP. Fasilitator
atau dengan satuan unit kerja adalah satu juga perlu memahami program sebagai tujuan
wilayah desa. Hal ini seperti dikemukakan dari penerapan teknologi pengembangan
oleh Cornwall, A., & Pratt, G. (2011) masyarakat, sehingga dapat menjaga

29
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
_____________________________________________________________________________________________

keterkaitan antara penerapan juga merupakan bagaimana membangun


teknologipengembangan masyarakat dengan ‘resiliensi’ atau ketahanan sosial masyarakat
program tanpa mengabaikan prinsip-prinsip mengatasi perubahan sosial atau penanganan
partisipasi. Program desa Sabilulungan masalah sosial. Untuk itu penulis
Berketahanan Sosial Masyarakat merupakan merekomendasikan dalam penerapan teknologi
program dengan menggunakan intervensi pengembangan masyarakat perlu
komunitas, sehingga penerapan teknolgi memperhatikan: (1) desain yang lengkap
pengembangan masyarakat dapat diterapkan. termasuk pemilihan teknologi yang tepat sesuai
Namun pada kajian ini belum dibahas tentang dengan program dalam pengembangan
penerapan teknologi ‘Pencatatan Alur Sejarah’ masyarakat; (2) penguatan fasilitator dan co
sebagai teknologi untuk mereview dan fasilitator dalam penerapan teknologi
penyadaran masyarakat akan terjadinya pengembangan masyarakat yang disesuaikan
perubahan sosial termasuk perkembangan dengan program pada intervensi komunitas;(3)
masalah sosia. Tujuan dari program Desa kajian lanjutan tentang setiap jenis teknologi
Sabilulunga Ketahanan Sosial Masyarakat, pengembangan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA Mewujudkan Masyarakat Berketahanan


Adimihardja, K. &. H. H., 2003. Participatory Sosial
Research Appraisal : Pengabdian dan
Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: M Mathambo, M. Kistler (2017) Contiguous
Penerbit Humaniora. CommunityDdevelopment .. Journal of
Rural Studies 51 (2017) 83e92 . journal
Bergold, J., & Thomas, S. (2012). homepage:
Participatory research methods: A www.elsevier.com/locate/jrurstud.
methodological approach in motion. Forum
: Qualitative Social Research, 13(1) McNicoll, P. (1999). Issues in teaching
Retrieved from participatory action research. Journal of
https://search.proquest.com/docview/10121 Social Work Education, 35(1), 51.
06019?accountid=50790 doi:http://dx.doi.org/10.1080/10437797.1
999.10778946
Brenda Dubois & Karla Krogsrud Milley
(2005) , Social Work An Empowering Sutton, S. E., & Kemp, S. P. (2006).
Proffesion. Edisi ke 5 Integrating social science and design
inquiry through interdisciplinary design
Call-Cummings, M., & Martinez, S. (2016). charrettes: An approach to participatory
Consciousness-raising or unintentionally community problem solving. American
oppressive? potential negative Journal of Community Psychology, 38(1-
Ngos In Plateau State, Northcentral, 2), 125-39.
Nigeria. Journal of Rural Social doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10464-006-
Sciences, 32(1), 40-55. Retrieved from 9065-0
https://search.proquest.com/docview/1950
036989?accountid=50790 UCAR, X., PLANAS, A., NUNEZ, H., &
Asun, L. B. (2016). Participatory evaluation
Kementrian Sosial (2006). Peraturan Menteri and community development: A spanish case
sosial nomor 12/HUK/2006 tentang model study. Revista De Cercetare Si Interventie
Pemberdayaan Pranata Sosial dalam Sociala, 52, 294-310. Retrieved from

30
LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli 2019
_____________________________________________________________________________

https://search.proquest.com/docview/1923728 https://search.proquest.com/docview/1690
584?accountid=50790 648483?accountid=50790
Wenger, E., McDermott, R., Snyder, M.W.,
2002. Cultivating Communities of
Practice. Harvard Business School Press,
Boston, MA .

Zuber-Skerritt, O. (2015). Participatory action


learning and action research (PALAR) for
community engagement: A theoretical
framework. Educational Research for
Social Change, 4(1), 5-25. Retrieved from

31

You might also like