You are on page 1of 8

PERANAN PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENGEMBANGAN

SUMBERDAYA MANUSIA PETANI

(Studi Kasus : Petani Padi Sawah Desa Liwutung I Kecamatan Ratahan


Kabupaten Minahasa Tenggara )

OLEH:
OLFIE L.S. BENU
JOHN TUJUWALE
YATTI S. TANI

ABSTRACT
This research aim to know whether counseling have executed the counseling activity
in developing human being resources of farmer. This research had been conducting from
June until November-2009. In the Liwutung village 1 kec. Ratahan kab. Partner.
Intake the Method used the sample random sampling. Until taken by 30 farmer.
Counseling role in development of human being resources have the positive
correlation coefficient value that is 0.516 (according to calculation result by using the SPSS)
while the level of determinant coefficient relationship have the value of 26.62%. The
relationship of farmer’s knowledge according to the calculation result using SPSS would have
correlation coefficient 0.406. Whereas determinant coefficient haves its value 16.48%. In forming
the farmers attitude was with calculation pass by SPSS would have the positive correlation coefficient
of 0.318, while the level of determinant coefficient has its value of 10.11%. Farmer’s skills
have the relationship of positive correlation coefficient with using the calculating of SPSS by
the biggest value of 0.64 while the level of determinant coefficient relationship has the value
of 41.47%.
From the result of this research indicate that contribute of the counseling in resources
of human being farmer development has its relationship with the farmer’s knowledge, forming the
farmers attitude and skills which they had. It means that the counseling in human being resources
of farmer has its positive correlation coefficient.

PENDAHULUAN ahli dapat dipraktekkan oleh para petani


Latar Belakang sebagai produsen primer.
Penyuluhan pertanian di Indonesia Usaha penyebaran pengetahuan dan
telah mempunyai sejarah yang cukup teknologi pertanian yang bersumber dari
panjang, yang dimulai sejak abad 20 di para ahli pertanian yang bersumber dari
masa penjajahan. Penyuluhan bermula dari para ahli pertanian kepada para petani terus
adanya kebutuhan untuk meningkatkan berjalan dengan hasil yang
hasil pertanian, baik untuk kepentingan menggembirakan; tidak saja
penjajah maupun untuk mencukupi menggembirakan bagi kepentingan kaum
kebutuhan pribumi. Penyuluhan dilandasi penjajah, tetapi sedikit banyak juga bagi
pula oleh kenyataan adanya kesenjangan peningkatan kesejahteraan kaum tani.
yang cukup jauh antara praktek-praktek Usaha penyuluhan pertanian itu terus
yang dilakukan para petani di satu pihak berkembang dari tahun ke tahun, sehingga
dan adanya teknologi-teknologi yang lebih terbentuk suatu sistem penyuluhan
maju di lain pihak. Kebutuhan peningkatan pertanian yang melembaga.
produksi pertanian diperhitungkan akan Saat ini, usaha penyuluhan pertanian
dapat dipenuhi seandainya teknologi- tidak menyurut tetapi malah lebih
teknologi maju yang ditemukan oleh para dikembangkan lagi. Jumlah tenaga
penyuluh ditambah; kemampuannya
ditingkatkan; struktur dan sistem sehingga dapat mengatasi masalah-masalah
kelembagaannya pun dikembangkan. Hal dalam pertanian.
ini dilakukan dengan harapan dapat
mengembangkan sumber daya manusia, RumusanMasalah
dalam hal ini petani sehingga dapat Penyuluhan pertanian merupakan
meningkatkan produksi pertanian. suatu pendidikan yang baik bagi petani,
Pendidikan penyuluhan sangat tetapi yang menjadi permasalahan di sini
berperan dalam mengembangkan sumber adalah bagaimana peranan penyuluhan
daya manusia. Karena pada dasarnya Pertanian dalam mengembangkan
pendidikan bertujuan untuk mengubah sumberdaya manusia petani di desa
perilaku seseorang. Pendidikan juga Liwutung 1 kecamatan Ratahan.
bertujuan untuk memberikan berbagai
informasi dan mungkin juga mengajarkan Tujuan dan Manfaat
beberapa pengetahuan yang bersifat teori, Makalah ini bertujuan untuk
tetapi tujuan akhir dari pendidikan adalah menjelaskan peranan penyuluhan melalui
adanya perubahan perilaku atau munculnya kegiatan – kegiatan dalam mengembangkan
suatu perilaku baru seperti yang sumberdaya petani terutama dalam hal
dikehendaki. pengetahuan, ketrampilan, sikap petani
Penyuluhan pertanian sebagai suatu terhadap inovasi (teknologi) usahatani
pendidikan bagi para petani dan dengan mengambil kasus pada usahatani
keluarganya haruslah menggunakan padi sawah di desa Liwutung I Kec.
landasan falsafah kerja meningkatkan Ratahan.
potensi dan kemampuan para petani dan
keluarganya dan dapat memenuhi sendiri METODOLOGI PENELITIAN
kebutuhan dan keinginannya, tanpa harus Metode Pengumpulan Data
selalu bergantung pada orang lain. Dengan Data yang digunakan dalam
adanya penyuluhan ini diharapkan petani penelitian ini adalah data primer dan data
dapat mandiri dan mampu mengembangkan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil
pertaniannya. wawancara langsung dengan menggunakan
Desa Liwutung 1 Kecamatan daftar pertanyaan (kuisioner), sedangkan
Ratahan adalah salah satu desa yang sudah data sekunder diperoleh dari instansi-
pernah diadakan penyuluhan pertanian dari instansi yang terkait dalam penelitian ini.
dinas pertanian yaitu materi tentang
teknologi pertanian, cara tanam, Metode Pengambilan Sampel
pemupukan, pengolahan tanah tanaman Pengambilan sampel menggunakan
pangan/palawija. Petani-petani di desa ini ”simple random sampling”. Adapun sampel
juga sering mengalami masalah yaitu padi yang diambil sebanyak 30 petani di desa
sawah yang sering gagal panen karena Liwutung 1 kecamatan Ratahan kabupaten
diserang penyakit, keterbatasan benih Minahasa Tenggara.
unggul dan harga pupuk yang terlalu tinggi.
Masalah-masalah tersebut sering Deskripsi Pengukuran Variabel
dihadapi oleh petani-petani di desa Variabel-variabel yang diukur dalam
Liwutung 1. Dengan adanya penyuluhan di penelitian ini adalah :
desa Liwutung diharapkan dapat membantu 1. Umur petani yaitu usia petani pada saat
petani dalam menghadapi masalah tersebut. akan diwawancara, yang dinyatakan
Yang menjadi permasalahan dalam dalam tahun.
penelitian ini apakan penyuluhan pertanian 2. Tingkat pendidikan adalah pendidikan
dapat meningkatkan sumber daya manusia formal yang pernah diikuti oleh petani
dari petani-petani di desa Liwutung 1 mulai dari SD, SMP, SMU dan
Perguruan Tinggi.
3. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah Pengetahuan petani adalah sejauh
anggota keluarga yang menjadi mana petani mengetahui bagaimana
tanggungan dari keluarga responden. usaha-usaha dalam pengembangan
4. Pendapatan adalah pendapatan dari pertanian
petani (rupiah/bln). a. Penggunaan benih
5. Luas Lahan adalah luas lahan yang b. Pengolahan lahan yang baik
dimiliki atau digarap oleh petani (ha). c. Pemupukan dan kegunaanya
6. Keikutsertaan petani dalam kegiatan d. Pengetahuan hama penyakit
penyuluhan adalah seberapa sering tanaman
petani ikut serta dalam kegiatan e. Pengairan/irigasi yang baik
penyuluhan dan dalam mengakses Pengukuran pengetahuan diukur dengan
informasi pertanian melalui media, mengunakan skala :
dihitung dalam kurun waktu satu tahun. (a) . 5 sangat mengetahui (b).4 mengetahui
Frekuensi ikut serta dalam kegiatan (c). 3 Jarang (d). 2 tidak mengetahui
penyuluhan yang diadakan oleh : (e). 1 sangat tidak mengetahui
a. Dinas Pertanian Setempat (PPL) Sikap petani setelah mengikuti
b. LSM / Lembaga-lembaga penyuluhan pertanian
Swadaya Masyarakat a. Menerapkan apa yang telah
c. Perguruan Tinggi dipelajari di penyuluhan
d. Kursus-kursus untuk pelatihan pertanian
pertanian b. Mengajak orang lain untuk
Frekuensi dalam kegiatan penyuluhan dapat melakukan usahatani yang
diukur dengan skala: sementara dilakukannya
(a).5 Sangat sering (b).4 Sering (c).3 c. Bergotong-royong dalam
Jarang (d).2 Tidak Sering menyelesaikan masalah pertanian
(e).1 Tidak Pernah d. Mampu menciptakan lapangan
Mengakses informasi melalui media pekerjaan
massa e. Menerima masukan-masukan
a. Membaca Koran yang bisa merubah cara
b. Mendengar radio berusahataninya
c. Nonton TV Pengukuran sikap diukur dengan
d. Membaca majalah pertanian mengunakan skala:
e. Membaca brosur pertanian (a) 5 sangat setuju (b). 4 setuju (c).3 Jarang
Dalam mengakses informasi melalui media (d). 2 tidak setuju (e). 1 sangat tidak setuju
dapat diukur dengan skala : Keterampilan petani dalam
(a).5 Sangat sering (b).4 Sering (c).3 menerapkan teknologi pertanian
Jarang (d).2 Tidak Sering a. Terampil dalam menerapkan alat-
(e).1 Tidak Pernah alat teknologi
7. Kualitas SDM petani, diukur melalui b. Terampil membuat pupuk
perubahan perilaku petani yang c. Terampil memberantas hama dan
berhubungan dengan pengembangan penyakit tanaman
usahatani. d. Terampil mengolah tanah
Perilaku petani dilihat dari 3 faktor : e. Terampil dalam cara tanam
a. Pengetahuan petani terhadap usaha tanaman yang sedang diusahakan
pertanian Pengukuran ketrampilan diukur dengan
b. Sikap petani terhadap usaha mengunakan skala:
pertanian (a) .5 sangat sering (b).4 sering (c). 3 Jarang
c. Ketrampilan petani dalam (d). 2 tidak sering (e). 1 tidak pernah
menerapkan teknologi pertanian
Pengukurannya :
Analisis Data KP : Besarnya koefisien penentu
Data yang diperoleh dalam penelitian (diterminan)
ini telah dianalisis dengan menggunakan R : koefisien korelasi
koefisien korelasi linear Sederhana
dengan rumus sebagai berikut (Hasan, Waktu dan Tempat Penelitian
1999) : Penelitian ini dilaksanakan dari bulan
Juni sampai November 2008. Penelitian ini
r= ∑ xy telah dilaksanakan di desa Liwutung 1
∑x2 . ∑y2 Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa
Tenggara.
Ket:
r = koefisien korelasi HASIL DAN PEMBAHASAN
x = deviasi rata-rata variabel X
= X–X Karakteristik Responden
y = deviasi rata-rata variabel Y 1. Umur
=Y–Y Umur responden berhubungan erat
Sedangkan untuk mengetahui besarnya dengan produktifitas kerja. Dari hasil
tingkat hubungan variabel X dan Y di penelitian menunjukan bahwa pada
rumuskan dengan koefisien diterminan umumnya petani termasuk dalam umur
sebagai berikut (Riduwan, 2008) : produktif yang memerlukan kemampuan
2
KP = r 100 % fisik dalam mengelolah proses produksi.
Untuk kelompok umur responden yang
Ket:
diperoleh di daerah penelitian dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Jumlah dan Persentase Petani Menurut Kelompok Umur

Kelompok Umur Petani


(Tahun) Jumlah Persentase
25 – 33 7 23,33
34 – 42 12 40,00
43 – 51 6 20,00
52 – 60 4 13,33
61 – 69 - -
70 – 78 1 3,33
Total 30 100,00
Sumber : Diolah dari Lampiran 1
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa 2. Tingkat Pendidikan
sebagian besar petani berada pada Pendidikan merupakan salah satu
kelompok umur 34 – 42 dan 43 – 51. Itu faktor yang menentukan produktivitas
menunjukkan sebagian besar responden tenaga kerja, dalam hal ini petani. Semakin
yang diambil dikategorikan usia produktif. tinggi tingkat pendidikan petani, maka
Di usia produktif, petani diharapkan petani akan lebih cenderung memberikan
mampu menerima dengan baik setiap respon positif terhadap materi penyuluhan
materi penyuluhan yang telah diterima dan dan lebih mudah mengadopsi materi yang
mampu menerapkannya dalam telah diterima dalam meningkatkan
mengembangkan usahatani padi sawah, usahataninya. Tingkat pendidikan
sehingga dapat meningkatkan produksinya. responden bervariasi, mulai dari tingkat
sekolah dasar sampai pada strata 1.
Untuk tingkat pendidikan yang pada Tabel 2.
dimiliki oleh petani responden dapat dilihat

Tabel 2. Jumlah dan Persentase Petani Menurut Tingkat Pendidikan

Petani
Tingkat Pendidikan
Jumlah Persentase
SD 6 20,00
SMP 6 20,00
SMA 14 46,67
S1 4 13,33
Total 30 100,00
Sumber : Diolah dari Lampiran 1
Tabel 3 menunjukkan bahwa lebih petani dan mampu meningkatkan produksi
dari setengah jumlah responden memiliki usahatani padi sawahnya.
tingkat pendidikan SMA (46,67%) dan S1 3. Jumlah Anggota Keluarga
(13,33%), artinya dengan tingkat Jumlah anggota keluarga yaitu anggota
pendidikan yang tinggi maka petani akan keluarga yang tinggal dan menjadi
sangat responsive terhadap informasi atau tanggungan. Anggota keluarga merupakan
materi penyuluhan. Ketika materi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
penyuluhan bisa diterima dengan baik oleh seseorang dalam mengambil tindakan dan
petani maka akan menambah pengetahuan keputusan. Pada Tabel 3 menunjukkan
jumlah anggota keluarga petani responden.

Tabel 3. Jumlah dan Persentase Petani Menurut Jumlah Anggota Keluarga


Petani
Tingkat Pendidikan
Jumlah Persentase
1–2 6 20,00
3–4 17 56,67
5–6 7 23,33
Total 30 100,00
Sumber : Diolah dari Lampiran 1

Jumlah Anggota keluarga yang Peranan Penyuluhan Pertanian Dalam


terhitung dalam jumlah tanggungan Pengembangan Sumberdaya Manusia
umumnya membantu keluarga dalam hal Penyuluhan merupakan pendidikan
penyediaan tenaga kerja, dalam hal ini nonformal yang diterima oleh petani yang
tenaga kerja di bidang pertanian. bertujuan untuk mengembangkan
Ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga sumberdaya petani dalam meningkatkan
sendirinya akan mengurangi pemakaiaan produksi usahataninya. Penyuluhan yang
tenaga kerja dari luar keluarga. Pada Tabel dilakukan di desa Liwutung 1 berasal dari
3 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani Dinas Pertanian, Lembaga Swadaya
memiliki jumlah anggota keluarga lebih Masyarakat (LSM), Perguruan Tinggi, dan
dari 3 orang. Hal ini akan sangat membantu Kursus-kursus atau pelatihan pertanian.
petani dalam penyediaan tenaga kerja Sedangkan materi yang sering diberikan
sehingga tidak akan bergantung pada tenaga adalah pengolahan tanah, cara tanam,
kerja dari luar, dengan demikian akan pemupukan, dan latihan penggunaan
sangat membantu usahatani padi sawah teknologi pertanian.
mereka. Petani juga sering mencari informasi
yang berasal dari membaca Koran,
mendengar radio, membaca majalah Penyuluhan yang telah dilakukan di
pertanian, dan membaca brosur pertanian. desa Liwutung 1 sangat mempengaruhi
Dengan melakukan semua ini petani pembentukan sikap petani. Walaupun
semakin memiliki informasi yang lengkap petani sudah memiliki pendidikan formal,
tentang usahataninya dan diharapkan akan tetapi berdasarkan hasil penelitian dan
mampu meningkatkan produksi perhitungan melalui SPSS maka didapatkan
usahataninya. hubungan atau koefisien korelasi positif
Berdasarkan hasil penelitian yang yaitu sebesar 0,318 sedangkan tingkat
telah dilakukan di desa Liwutung 1 maka hubungan koefisien diterminan koefisien
didapatkan bahwa peranan penyuluhan penentu memiliki nilai 10.11%. Ini artinya
dalam pengembangan sumberdaya manusia dengan adanya penyuluhan yang dilakukan
memiliki nilai koefisien korelasi positif di desa Liwutung 1 dan keikutsertaan petani
yaitu 0,516 (berdasarkan hasil perhitungan dalam penyuluhan tersebut memberikan
dengan menggunakan SPSS) sedangkan dampak yang positif dalam pembentukan
tingkat hubungan koefisien diterminan sikap petani untuk mengembangkan
koefisien penentu memiliki nilai 26.62% . usahatani padi sawah.
Ini berarti dengan adanya penyuluhan yang
dilakukan maka akan meningkatkan 3. Hubungan dengan Keterampilan
sumberdaya petani dalam meningkatkan Petani
produksi usahataninya. Dalam mengembangkan usahatani
padi sawah, petani memerlukan
1. Hubungan dengan Pengetahuan Petani keterampilan dan teknik-teknik agar mampu
Penyuluhan pertanian berhubungan meningkatkan produksi usahataninya.
dengan pengetahuan usahatani padi sawah, Untuk dapat meningkatkan keterampilan
semakin banyak penyuluhan yang diikuti petani maka petani harus banyak membaca
oleh petani maka semakin banyak dan belajar, serta mengikuti penyuluhan-
pengetahuan yang akan diperoleh petani. penyuluhan.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan Selain penyuluhan pertanian
menggunakan SPSS maka didapatkan nilai memberikan dampak yang positif bagi
koefisien korelasi sebesar 0,406 sedangkan pengetahuan dan pembentukan sikap petani,
tingkat hubungan koefisien diterminan penyuluhan juga akan memberikan
koefisien penentu memiliki nilai 16.48% . hubungan yang baik bagi keterampilan
Jenis korelasinya adalah koefisien korelasi yang dimiliki petani. Ketika petani sudah
positif. Hal ini sangat dipengaruhi oleh memiliki pengetahuan yang baik dan sikap
keikutsertaan petani dalam kegiatan- yang responsive terhadap suatu hal yang
kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan baru, maka petani akan lebih mudah dalam
di desa Liwutung 1 dan petani yang senang menerima penyuluhan tentang cara
mencari informasi lewat media elektronik menggunakan teknologi pertanian atau
dan nonelektronik. taknik-teknik dalam mengembangkan
usahatani.
2. Hubungan dengan Sikap Petani Berdasarkan hasil penelitian,
Pembentukan sikap petani terhadap penyuluhan dan keterampilan petani
teknologi padi sawah berhubungan erat memiliki hubungan yang koefisien korelasi
dengan tingkat pendidikan petani. Ini positif dengan nilai sebesar 0,644
berarti apabila tingkat pendidikan petani sedangkan tingkat hubungan koefisien
semakin tinggi maka sikap yang dimiliki diterminan koefisien penentu memiliki nilai
petani akan lebih baik. Pembentukan sikap 41.47%. Ini berarti semakin banyak
tidak terjadi hanya satu kali saja, tetapi pelatihan-pelatihan pertanian yang diikuti
harus terus dibina. maka akan semakin baik keterampilan yang
dimiliki oleh petani tersebut. Banyak petani
di desa Liwutung 1 mengatakan bahwa
mereka harus terus dilatih, karena dengan
berlatih akan membuat mereka semakin
baik dalam menggunakan teknologi
pertanian atau teknik-teknik baru dalam
bidang pertanian.

Kesimpulan
Penyuluhan memiliki peranan yang
sangat penting dalam pengembangan
sumberdaya petani. Semakin banyak petani
mengikuti kegiatan penyuluhan maka
semakin banyak pengetahuan yang dimiliki
petani, membantu pembentukan sikap
petani, dan menambah tingkat keterampilan
petani.
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Aksi Agraris Kanisius. Yogyakarta.

Anonimous. 2008. Penduduk sebagai Sumber Daya Manusia. http://www.google.com.


04/12/08. 21.16 WITA.

Anonimous. 2008. Pengertian dan Konsep Dasar Sumber Daya. http://www.google.com.


04/12/08. 21.20 WITA.

Barthos, Basir. 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta.

Dasan, Tode. 2006. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Unggul.


http://www.google.com. 04/12/08. 21.21 WITA.

Girisonta. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Kanisius. Jakarta.

Guhardja, Suprihatin. 1993. Pengembangan Sumberdaya Keluarga. PT. BPK Gunung Mulia.

Hendry, Anfral. 2008. Ekskul Olahraga Upaya Membangun karakter Siswa.


http://www.google.com. 04/12/08. 21.34 WITA.

Hasan, M. Igbal. 1999 . Pokok – pokok Materi Statistika 1 ( Statistika Deskriptif ). Bumi
Aksara. Jakarta.

Kambey, Daniel. 1999 .Manajemen Sumber Daya Manusia. Yayasan Tri Ganesha Nusantara,
Manado.

Kartasapoetra. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Sajogyo, Pudjiwati. 1996. Sosiologi Pedesaan. UGM Press, Yogyakarta.

Slamet, Margono. 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. IPB Press,
Bogor.

Soekartawi. 1998. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia, Jakarta.

Sumodiningrat, Gunawan. 2000. Pembangunan Ekonomi Melalui Pengembangan Pertanian.


PT. Bina Rena Pariwara, Jakarta.

Tuyuwale, Johnny A. 2007. Bahan Ajar Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian. Jurusan Sosial
Ekonomi Fakultas Pertanian Unsrat. Manado.

You might also like