You are on page 1of 23

JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

EFEKTIVITAS METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN PERTANIAN


DALAM PENERPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SAWAH
(Oryza sativa L.) SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 4:1
(Studi Kasus Di Kelompok Tani Silih Asih Desa Ciomas
Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan)

Achmad Faqih., Dukat dan Rini Susanti

ABSTRACT

This research was conducted in the Ciomas village, Ciawigebang subdistrict,


Kuningan District, from July to September 2013. Study aimed to determine: (1) the
effect of the effectiveness of agricultural extension methods in the application of
rice cultivation technology systems legowo row planting, (2) the effect of
agricultural extension techniques with the application of rice cultivation technology
systems legowo row planting, and (3) the effect of the effectiveness of agricultural
extension methods and techniques with the application of rice cultivation
technology row planting system legowo.
The method used in this study is qualitative descriptive quantitative data
supported the survey approach. The collection of primary data obtained through
interviews with respondents using a questionnaire, and secondary data obtained
from the agency in connection with this study. To determine the relationship of
variable effectiveness of agricultural extension methods and techniques of
agricultural extension, the application of rice cultivation technology systems
legowo parallelogram, used ladder Spearman correlation coefficient test.
The results showed that: (1) there was a relationship between the real and the
effectiveness of agricultural extension methods of rice cultivation technology
systems legowo row planting, as indicated by the value of rs = 0.456, (2) there is a
real relationship between the low and agricultural extension techniques with
technology rice cultivation legowo row planting system, as indicated by the value
of rs = 0.360, and (3) there is a very strong and real relationship between the
effectiveness of agricultural extension methods and techniques with the technology
of rice cultivation legowo row planting system, as indicated by the value of rs =
0.943
Key word : Effectiveness, Counseling Techniques, Systems Legowo Row Planting

45
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

I. PENDAHULUAN kepada petani beserta anggota


keluarganya baik secara langsung
1.1 Latar Belakang
maupun tidak langsung agar mereka
Penyuluhan pertanian adalah
tahu, mau dan mampu menggunakan
sistem pendidikan non formal bagi
inovasi baru (Kusnadi, 2011). Metode
petani agar dapat bertani lebih baik
dan teknik penyuluhan pertanian
(better arming), berusahatani lebih
merupakan cara dan prosedur yang
menguntungkan (better bussines),
dilakukan penyuluh dalam
hidup lebih sejahtera (better living),
menyampaikan pesan kepada sasaran
dan bermasyarakat lebih baik (better
agar terjadi perubahan perilaku sesuai
community) serta menjaga kelestarian
tujuan yang ingin dicapai. Tujuan
lingkungannya (better environment).
pemilihan metode dan teknik
Menurut Wiraatmadja (1986) dalam
penyuluhan pertanian untuk
Sadono (2008), Penyuluhan pertanian
mendorong terjadinya efek/perubahan
adalah suatu pendidikan di luar
perilaku yang sebanyak-banyaknya
sekolah untuk petani dan
dari sasaran, untuk meningkatkan
keluarganya, dimana mereka belajar
komunikasi dan mengurangi gangguan
sambil berbuat untuk menjadi mau
komunikasi, untuk meningkatkan daya
tahu dan dapat menyelesaikan
anut sasaran serta untuk mendorong
masalah-masalah yang dihadapinya
munculnya sifat keterbukaan dan
secara baik, menguntungkan dan
kemandirian petani.
memuaskan. Jadi penyuluhan
Strategi untuk mencapai surplus
pertanian itu adalah suatu bentuk
beras sebesar 10 juta ton, Jajaran
pendidikan yang cara, bahan dan
Dinas Pertanian melakukan upaya-
sasarannya disesuaikan dengan
upaya : (1). Peningkatan
kebutuhan dan kepentingan sasaran.
produktivitas; (2). Perluasan areal dan
Kegiatan penyuluhan pertanian
optimasi lahan; (3). Penurunan
berhadapan dengan keterbatasan
konsumsi beras; dan (4).
antara lain keterbatasan jumlah
Penyempurnaan manajemen Gerakan
penyuluh, keterbatasan di pihak
Massal P2BN. (5). Pemberdayaan
sasaran, misalnya tingkat pendidikan
Petani melalui Metode Demfarm
formal petani yang sangat bervariasi,
dengan Pola SL-Agribisnis Padi.
keterbatasan sarana dan waktu belajar
Pemberdayaan petani dapat
bagi petani. Untuk itu perlu diimbangi
ditumbuhkan diantaranya melalui
dengan pemilihan metode,
kegiatan pembelajaran (pelatihan dan
meningkatkan peranan dan
penyuluhan) untuk meningkatkan
penggunaan media penyuluhan
kemampuan petani agar dapat
pertanian. Metode penyuluhan
memberikan keputusan dan
pertanian adalah cara penyampaian
memberikan respon yang tepat
materi (isi pesan) penyuluhan
khususnya dalam menerapkan
pertanian oleh penyuluh pertanian
teknologi inovasi. Pemberdayaan

46
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

petani sangat penting, karena petani 3. Bagaimana pengaruh efektivitas


merupakan pelaku utama dalam metode dan teknik penyuluhan
pembangunan pertanian. pertanian terhadap penerapan
Desa Ciomas Kecamatan teknologi budidaya padi sawah
Ciawigebang merupakan lumbung sistem tanam jajar legowo ?
padi bagi Kabupaten Ciawigebang, di
samping itu Desa Ciomas merupakan 1.3 Tujuan dan Kegunaan
juga daerah pertanian yang sangat Penelitian
cocok untuk budidaya padi sawah. Penelitian ini bertujuan untuk :
Dalam meningkatkan produksi padi 1. Mengetahui pengaruh efektivitas
sawah di desa tersebut masih ada metode penyuluhan pertanian
beberapa kendala dalam budidaya padi dalam penerapan teknologi
sawah, sehingga produktivitas padi budidaya padi sawah sistem tanam
baru mencapai 5,14 ton per hektar. jajar legowo
Salah satu permasalahan yang 2. Mengetahui pengaruh teknik
dihadapi petani adalah belum penyuluhan pertanian dengan
efektifnya penerapan metode dan penerapan teknologi budidaya padi
teknik penyuluhan pertanian. sawah sistem tanam jajar legowo
Berdasarkan uraian diatas, maka 3. Mengetahui pengaruh efektivitas
penulis tertarik untuk melakukan metode dan teknik penyuluhan
penelitian dengan judul “Efektivitas pertanian dengan penerapan
Metode dan Teknik Penyuluhan teknologi budidaya padi sawah
Pertanian Dalam Penerapan Teknologi sistem tanam jajar legowo
Budidaya Padi Sawah (Oryza sativa Hasil penelitian ini diharapkan
L.) Sistem Tanam Jajar Legowo 4 : 1. dapat memberikan sumbangan berupa
1. Informasi dan rekomendasi dalam
1.2 Identifikasi Masalah menyusun kebijakan untuk
Berdasarkan uraian pada latar pemberdayaan petani dalam
belakang tersebut, maka dapat rangka peningkatan pendapatan
dirumuskan permasalahannya sebagai petani padi sawah di Kabupaten
berikut : Kuningan pada masa yang akan
1. Bagaimana pengaruh efektivitas datang, terkait dengan
metode penyuluhan pertanian keberlanjutan program
terhadap penerapan teknologi pemberdayaan petani
budidaya padi sawah sistem tanam 2. Sebagai bahan pertimbangan pola
jajar legowo ? pembinaan dan pengembangan
2. Bagaimana pengaruh teknik metode dan teknik penyuluhan
penyuluhan pertanian terhadap pertanian dalam rangka
penerapan teknologi budidaya padi meningkatkan pengetahuan petani
sawah sistem tanam jajar legowo ? dalam penerapan teknologi

47
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

budidaya padi sawah sistem tanam kemampuan sasaran adalah berbeda-


jajar legowo. beda dalam menerima pelajaran.
3. Sebagai bahan referensi untuk maupun untuk menyampaikan umpan
memperdalam atau mengkaji balik atau tanggapan masyarakat
masalah Program Pemberdayaan kepada pemerintah/lembaga
Petani melalui penerapan metode penyuluhan yang bersangkutan.
dan teknik penyuluhan pertanian Sebab, hanya dengan menempatkan
yang efektif. diri pada kedudukan atau posisi seperti
itulah petani akan mampu
1.4 Pendekatan Masalah melaksanakan tugasnya dengan baik
Secara umum, peran penyuluh (Mardikanto, 1993).
hanya dibatasi pada kewajibannya Metode Penyuluhan Pertanian
untuk menyampaikan inovasi dan adalah cara penyampaian materi (isi
mempengaruhi sasaran penyuluhan pesan) penyuluhan pertanian oleh
melalui metoda dan teknik-teknik penyuluh pertanian kepada petani
tertentu sampai sasaran penyuluhan itu beserta anggota keluarganya baik
dengan kesadaran dan kemampuannya secara langsung maupun tidak
sendiri mengadopsi inovasi yang langsung agar mereka tahu, mau dan
disampaikan. Akan tetapi, dalam mampu menggunakan inovasi baru.
pengembangannya peran penyuluh Sedangkan teknik penyuluhan
tidak hanya terbatas pada fungsi pertanian dapat didefinisikan sebagai
menyampaikan inovasi dan keputusan-keputusan yang dibuat oleh
mempengaruhi proses pengambilan sumber atau penyuluh dalam memilih
keputusan yang dilakukan oleh serta menata simbul dan isi pesan
sasaran penyuluhannya, akan tetapi, menentukan pilihan cara dan frekuensi
penyuluh harus mampu menjadi penyampaian pesan serta menentukan
jembatan penghubung antara bentuk penyajian pesan.
pemerintah atau lembaga penyuluhan Hasil penerapan di Provinsi Jawa
yang diwakilinya dengan masyarakat Barat dan Lampung, menunjukkan
sasaran. bahwa metode dan teknik penguluhan
Pemilihan metode atau cara pertanian (Demfarm) berhasil dengan
pendekatan yang tepat sangat baik karena metode ini menerapkan
mempengaruhi keberhasilan beberapa metode penyuluhan seperti
penyuluhan, sehingga para petugas demontrasi pengunaan teknologi
penyuluhan harus memilih dan sesuai rekomendasi, latihan dan
menentukan metode yang tepat sesuai kunjungan (laku), sepervisi dan
dengan situasi dan kondisi petani, agar evaluasi dengan materi pembelajaran
informasi yang disampaikan dapat sesuai kebutuhan petani antara lain ;
diterima dan diterapkan oleh petani. (1) Penggunaan benihvarietas unggul
Penyuluhan harus merupakan baru (VUB) spesifik lokasi; (2).
kombinasi metode mengajar, karena Penggunaan pupuk berimbang; (3)

48
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

Sistem tanam (jajar legowo, SRI, dan matahari yang masuk lebih banyak
lain-lain; (4) Panen pasca panen; (5) sehingga mengurangi hama penyakit
Pengolahan hasil; (6) Pemasaran hasil. serta pemupukan dan penyiangan
Salah satu upaya untuk lebih mudah.
meningkatkan produksi padi di lahan Hasil penelitian Jumakir, Waluyo
sawah irigasi di desa tersebut dengan dan Suparwoto (2011) menunjukkan
sistem tanam jajar legowo dengan bahwa, sistem tanam legowo 4 : 1
pendekatan pengelolaan tanaman memberikan produktivitas yang lebih
terpadu. Sistem tanam jajar legowo di baik dibanding sistem tanam legowo 6
harapkan akan meningkatkan produksi : 1 dan tegel, masing-masing 7,68
padi lebih tinggi. Rekasaya sistem ton/ha, 7,15 ton/ha dan 6,56 ton/ha.
tanam yang baik diharapkan dapat Penerapan sistem legowo
menciptakan lingkungan tumbuh yang meningkatkan produksi padi sebesar
baik bagi tanaman. Sistem tanam 1,12 ton/ha dibanding dengan sistem
legowo adalah sistem tanam tanam tegel. Pada sistem tanam
berselang-seling antara dua atau lebih legowo 4 : 1 diperoleh keuntungan
baris tanaman padi dan satu baris finansial Rp 7.618.500, lebih tinggi
kosong. Baris tanaman (dua atau dibandingkan sistem tanam legowo 6 :
lebih) dan baris kosongnya (setengah 1 dengan keuntungan finansial Rp
lebar di kanan dan di kirinya) disebut 6.650.000, sedangkan sistem tegel
satu unit legowo. Bila terdapat dua dengan keuntungan Rp 5.951.000.
baris tanaman per unit legowo, maka Secara ekonomis sistem tanam legowo
disebut legowo 2 : 1, jika tiga baris 4 : 1 paling menguntungkan dengan
tanaman per unit legowo disebut 3 : 1 tambahan keuntungan Rp 1.443.000
dan seterusnya (Suriapermana, Indah per ha dan R/C ratio 2,42 sistem
dan Surdianto, 2000). tanam tersebut layak dikembangkan
Menurut Suwono, dkk., (2000), dalam skala yang lebih luas.
bahwa keunggulan cara tanam jajar Untuk lebih jelasnya pengaruh
legowo bila dibandingkan dengan efektivitas metode dan teknik
tegel adalah jumlah tanaman per penyuluhan terhadap penerapan
satuan luas lebih banyak sehingga teknologi budidaya padi sawah sistem
produksinya lebih tinggi dan dengan tanam jajar legowo dapat dilihat pada
jarak yang berselang seling Gambar 1.
menyebabkan sirkulasi udara dan sinar

49
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

Efektivitas Metode
Penyuluhan Pertanian (X1)
a. Perencanaan Penerapan Teknologi Budidaya
b. Pelaksanaan Padi Sawah Jajar Legowo (Y)
c. Monitoring a. Pengolahan tanah
Penyuluhan

d. Evaluasi b. Persiapan benih/persemaian


Pertanian
Program

c. Penanaman (jarak tanam


Teknik Penyuluhan Pertanian sistem tanam jajar legowo)
(X2) d. Pemupukan
a. Teknik Komunikasi e. Pengairan
b. Jumlah Sasaran Yang f. Pengendalian OPT
Dicapai g. Panen
c. Indera Penerima Dari
Sasaran
d. Strategi Pembelajaran
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
e. Penggunaan Media

1.5 Hipotesis II. METODE PENELITIAN


Berdasarkan kerangka pemikiran
2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
tersebut di atas, maka dapat Penelitian dilaksanakan di Desa
dikemukakan hipotesisnya sebagai Ciomas Kecamatan Ciawigebang
berikut : Kabupaten Kuningan. Penelitian
1. Efektivitas metode penyuluhan dilaksanakan pada bulan Desember
pertanian berpengaruh nyata 2013 sampai Januari 2014
terhadap penerapan teknologi
budidaya padi sawah sistem tanam
2.2 Desain Penelitian
jajar legowo Desain yang digunakan dalam
2. Teknik penyuluhan pertanian penelitian ini adalah kuantitatif
berpengaruh nyata terhadap dengan pendekatan survey, yaitu suatu
penerapan teknologi budidaya padi penelitian yang dilakukan untuk
sawah sistem tanam jajar legowo memperoleh data-data dari fenomena
3. Efektivitas metode dan teknik yang berlangsung dan mencari
penyuluhan pertanian secara keterangan-keterangan secara faktual,
bersama-sam berpengaruh nyata baik tentang institusi sosial, dan
terhadap penerapan teknologi ekonomi dari suatu kelompok atau
budidaya padi sawah sistem tanam daerah (Moh. Nazir, 1998).
jajar legowo.

50
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

2.3 Teknik Pengambilan Sampel 2.4 Teknik Pengumpulan Data


Dari hasil survey pendahuluan, Jenis data yang diperlukan terdiri
diperoleh data jumlah petani di dari data primer dan data sekunder.
kelompok tani Silih Asih Desa Ciomas Data primer adalah data yang
Kecamatan Ciawigebang Kabupaten diperoleh secara langsung dari objek
Kuningan sebanyak 47 orang dan penelitian melalui observasi dan
penetapan jumlah respondennya wawancara langsung. Sedangkan data
dengan menggunakan sensus, yaitu sekunder adalah data yang diperoleh
seluruh anggota populasi menjadi dari perpustakaan dan dinas/instansi
sampel. Hal ini sesuai dengan yang terkait dengan masalah yang
pendapat Suharsimi Arikunto (2006), diteliti. Untuk mengetahui gambaran
bahwa apabila jumlah populasi kurang sosial ekonomi masyarakat di lokasi
dari 100 orang, maka seluruhnya penelitian menggunakan daftar isian.
dijadikan sampel.

Tabel 1. Sumber dan Cara Pengumpulan Data

No. Jenis Data Sumber Data Cara


1. Data Primer
a. Keadaan Responden (umur, Petani Kuesioner/Wawancara
pendidikan, luas lahan,
pengalaman usahatani
b. Metode dan teknik Petani Kuesioner/Wawancara
penyuluhan pertanian
c Peneraman Teknologi Petani Kuesioner/Wawancara
budidaya padi jajar legowo
2. Data Sekunder
a. Keadaan Penduduk Monografi Desa Pencatatan data
b. Sarana dan Prasarana Monografi Desa Pencatatan data
c. Perkembangan padi sawah Desa/Dinas studi pustaka

2.5 Operasional Variabel petani beserta anggota keluarganya


Berdasarkan permasalahan dan baik secara langsung maupun tidak
tujuan penelitian yang telah diuraikan, langsung agar mereka tahu, mau
maka diperlukan suatu batasan dalam dan mampu menggunakan inovasi
oprasionalisasi variabel adalah sebagai baru.
berikut : 2. Teknik penyuluhan pertanian dapat
1. Metode Penyuluhan Pertanian didefinisikan sebagai keputusan-
adalah cara penyampaian materi keputusan yang dibuat oleh sumber
(isi pesan) penyuluhan pertanian atau penyuluh dalam memilih serta
oleh penyuluh pertanian kepada menata simbul dan isi pesan

51
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

menentukan pilihan cara dan b. Persiapan benih/persemaian adalah


frekuensi penyampaian pesan serta kegiatan menyiapkan bibit
menentukan bentuk penyajian tanaman mulai dari penyemaian
pesan. benih sampai bibit siap ditanam,
3. Efektifitas metode penyuluhan meliputi cara perendaman benih
pertanian adalah keefektifan dan waktu penyemaian benih.
penerapan metode penyluhan c. Penanaman adalah suatu kegiatan
pertanian dalam kegiatan budidaya menanam bibit padi yang
padi sawah. Indikator efektivitas digunakan, diukur dengan skala
penerapan metode dan teknik ordinal terhadap umur bibit padi
penyuluhan pertanian meliputi : (a) pada saat tanam, jumlah bibit tiap
daya serap informasi, (b) proses lubang dan jarak tanam yang
perencanaan, (c) kerjasama dalam diterapkan
melaksanakan rencana, (d) d. Pemupukan adalah kegiatan
kemampuan melakukan kegiatan pemberian pupuk bagi tanaman
dan (e) hubungan melembaga. dengan memperhatikan dosis
Setiap alternatif jawaban anjuran, diukur dengan skala
responden diberikan bobot nilai ordinal. Pupuk yang digunakan
dari 1 – 4. adalah pupuk organik dan pupuk
4. Teknik penyuluhan pertanian anorganik.
adalah penerapan teknik penyluhan e. Pengairan adalah kegiatan
pertanian dalam kegiatan budidaya pemberian atau pengaturan air
padi sawah. Indikator teknik yang dilakukan untuk menjaga
penyuluhan pertanian meliputi : (a) kesegaran tanaman padi
komunikasi, (b) psikososial, dan f. Pengendalian Organisme
(c) panca indera. Setiap alternatif Pengganggu Tanaman (OPT)
jawaban responden diberikan adalah kegiatan pengendalian
bobot nilai dari 1 – 4. organisme pengganggu tanaman
5. Sistem jajar legowo adalah sistem yang dilakukan untuk menjaga
tanam berselang-seling antara dua kondisi tanaman baik ketersediaan
atau lebih baris tanaman padi dan nutrisi maupun penanggulangan
satu baris kosong 4 : 1. hama. Dapat diukur dengan
6. Teknologi budidaya padi sawah melihat jenis obat yang digunakan
adalah penerapan teknologi padi dan dosis yang digunakan.
sawah sistem jajar legowo oleh g. Panen adalah kegiatan
petani sebagai berikut : pemungutaan hasil padi yang
a. Pengolahan tanah, kegiatan sudah cukup umur dengan
mempersiapkan lahan yang akan menggunakan sabit
ditanami tanaman mulai dari Klasifikasi efektivitas metode dan
pembajakan, pengeringan lahan teknik penyuluhan pertanian sebagai
berikut :

52
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

a. Katagori kurang baik, dengan skor c. Kategori baik, dengan skor > 66 –
12 – 24 atau 25% - 50% 88 atau > 75% - 100%
b. Kategori cukup baik, dengan skor Dalam penelitian ini ada tiga
> 24 – 36 atau > 50% - 75% variabel penelitian, yaitu efektivitas
c. Kategori baik, dengan skor > 36 – metode penyuluhan pertanian,
48 atau > 75% - 100% efektifitas teknik penyuluhan
Klasifikasi teknologi budi daya padi pertanian dan penerapan teknologi
sawah sistem jajar legowo sebagai budidaya padi sawah sistem jajar
berikut : legowo. Berdasarkan permasalahan
a. Katagori kurang baik, dengan skor dan tujuan penelitian yang telah
22 – 44 atau 25% - 50% diuraikan, maka diperlukan suatu
b. Kategori cukup baik, dengan skor batasan dalam operasional variabel
> 44 – 66 atau > 50% - 75% seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Operasional Variabel Penelitian

Satuan
No. Variabel Indikator Skala
Pengukuran
1. Efektivitas metode Perencanaan Ordinal Skor
penyuluhan pertanian Pelaksanaan Ordinal Skor
(X1) Monitoring Ordinal Skor
Evaluasi Ordinal Skor
2. Teknik penyuluhan Teknik komunikasi Ordinal Skor
pertanian (X2) Jumlah sasaran yang dicapai Ordinal Skor
Indera penerima dari sasaran Ordinal Skor
Strategi pembelajaran Ordinal Skor
Penggunaan media Ordinal Skor
3. Teknologi Budidaya a. Pegolahan tanah Ordinal Skor
Padi Sawah sistem b. Penggunaan Benih Ordinal Skor
jajar legowo (Y) c. Penamanan jajar legowo Ordinal Skor
d. Pemupukan Ordinal Skor
e. Pengairan Ordinal Skor
f. Pengendalian OPT Ordinal Skor
g. Panen Ordinal Skor

2.6 Teknik Analisis Data data di lapangan. Langkah-langkah


yang dilakukan adalah sebagai
1. Analisis Deskriptif
berikut:
Dalam pelaksanaan, penelitian ini
a. Setiap indikator yang dinilai oleh
menggunakan jenis atau alat bentuk
responden, diklasifikasikan dalam
penelitian deskriptif yang
empat alternatif jawaban dengan
dilaksanakan melalui pengumpulan
menggunakan skala ordinal.

53
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

b. Dihitung total skor setiap pendekatan uji t (Suharsimi Arikunto,


variabel/subvariabel = jumlah skor 2006)
dari seluruh indikator variabel
untuk semua responden. III. HASIL PENELITIAN DAN
c. Dihitung skor setiap PEMBAHASAN
variabel/subvariabel = rata-rata
3.1 Efektifitas Metode Penyuluhan
dari total skor.
Pertanian
d. Untuk menjawab deskripsi tentang Efektivitas penyuluhan adalah
masing-masing variabel penelitian tingkat pencapaian tujuan program
ini, digunakan rentang kriteria penyuluhan. Tingkat tercapainya
penilaian sebagai berikut : tujuan tersebut dapat dilihat dari
Skor Aktual
Skor Total  X 100% tingkat penerapan unsur-unsur dalam
Skor Ideal teknologi budidaya padi yang dapat
dinyatakan dengan skor yang dicapai.
Skor aktual adalah jawaban Efektivitas penyuluhan diketahui dari
seluruh responden atas kuesioner yang evaluasi formatif yang mengumpulkan
telah diajukan. Skor ideal adalah skor informasi untuk pengembangan
atau bobot tertinggi atau semua program penyuluhan. Keefektifan
responden diasumsikan memilih suatu penyuluhan pertanian sangat
jawaban dengan skor tertinggi ditentukan oleh adanya kesadaran dari
(Jogiyanto, 1994). petani sasaran sasaran untuk secara
2. Analisis Korelasi aktif mengubah perilakunya melalui
Untuk mengetahui hubungan usaha belajar. Keefektifan penyuluhan
variabel efektivitas metode pertanian tersebut antara lain dapat
penyuluhan pertanian (X1) dan teknik diukur dari keefektifan yang dicapai
penyuluhan pertanian (X2), dengan yaitu tingkat pencapaian tujuan
penerapan teknologi budidaya padi penyuluhan pertanian yang dapat
sawah sistem jajar legowo, digunakan dilihat dari pemberdayaan petani
Uji Koefisien korelasi jenjang dalam menerapkan inovasi yang
Spearman (rs) dengan rumus yang dianjurkan (Slamet dan Soedijanto
dinyatakan oleh Suharsimi Arikunto dalam Haryadi, 1997).
(2006). Taraf nyata dari hubungan Efektifitas Metode Penyuluhan
variabel efektivitas penerapan metode Pertanian pada kelompok tani Silih
penyuluhan pertanian (X1) dan teknik Asih di Desa Ciomas, akan terungkap
penyuluhan pertanian (X2) dengan melalui jawaban responden terhadap
penerapan teknologi budidaya padi pernyataan-pernyataan yang diajukan
sawah sistem tanam jajar legowo 4 : 1 pada kuesioner. Gambaran mengenai
(Y) (nilai rs) dilakukan dengan efektifitas metode penyuluhan
pertanian dapat dilihat pada Tabel 4.

54
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

Tabel 4. Tanggapan Responden tentang Efektifitas Metode Penyuluhan Pertanian

Efektifitas Metode Skor Persen


No Kategori
Penyuluhan Pertanian Harapan Kenyataan (%)
1. Perencanaan 8 5,66 70,74 Cukup Baik
2. Pelaksanaan 16 10,77 67,29 Cukup Baik
3. Monitoring 8 5,40 67,55 Cukup Baik
4. Evaluasi 16 11,11 69,41 Cukup Baik
Efektivitas Metode
48 32,94 68,62 Cukup Baik
Penyuluhan
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2014)
Keterangan : a. Baik (> 75,00% - 100%), b. Cukup baik (> 50,00% - 75,00%)
c. Kurang baik (< 50,00%)

Berdasarkan hasil penelitian


Pelaksanaan
tentang efektifitas metode penyuluhan Pelaksanaan metode penyuluhan
pertanian tergolong pada kategori pertanian yang dilaksanakan di
cukup baik, dengan skor rata-rata Kelompok Tani Silih Asih Desa
sebesar 32,94 (68,62%). Gambaran Ciomas berdasarkan tanggapan
tentang efektifitas metode penyuluhan responden tergolong katagori cukup
pertanian sebagai berikut : baik, dengan skor rata-rata sebesar
Perencanaan 10,77 (67,29%).
Perencanaan metode penyuluhan Berdasarkan hasil wawancara
pertanian yang dilaksanakan di menunjukkan bahwa sebanyak 38
Kelompok Tani Silih Asih Desa orang petani (80,85%) menyatakan
Ciomas berdasarkan tanggapan bahwa pelaksanaan metode
responden tergolong katagori cukup penyuluhan pertanian yang
baik, dengan skor rata-rata sebesar dilaksanakan cukup baik, dan
5,66 (70,74%). sebanyak 9 orang petani (19,15%)
Berdasarkan hasil wawancara menyatakan pelaksanaan metode
menunjukkan bahwa sebanyak 42 penyuluhan pertanian yang
orang petani (89,36%) menyatakan dilaksanakan baik.
bahwa perencanaan metode
Monitoring
penyuluhan pertanian yang Monitoring pelaksanaan metode
dilaksanakan cukup baik, dan
penyuluhan pertanian yang
sebanyak 5 orang petani (10,64%) dilaksanakan di Kelompok Tani Silih
menyatakan efektivitas metode Asih Desa Ciomas berdasarkan
penyuluhan pertanian yang tanggapan responden tergolong
dilaksanakan baik. katagori cukup baik, dengan skor rata-
rata sebesar 5,40 (67,55%).

55
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

Berdasarkan hasil wawancara bahwa evaluasi pelaksanaan metode


menunjukkan bahwa sebanyak 43 penyuluhan pertanian yang
orang petani (91,49%) menyatakan dilaksanakan cukup baik, dan
bahwa pelaksanaan monitoring sebanyak 6 orang petani (12,77%)
metode penyuluhan pertanian yang menyatakan evaluasi pelaksanaan
dilaksanakan cukup baik, dan metode penyuluhan pertanian yang
sebanyak 4 orang petani (8,81%) dilaksanakan baik.
menyatakan monitoring pelaksanaan Menurut Mardikanto (1993),
metode penyuluhan pertanian yang dalam menerapkan metode
dilaksanakan baik. penyuluhan pertanian yang harus
diperhatikan bagi penyuluh adalah
Evaluasi
memahami prinsip-prinsip yang dapat
Evaluasi pelaksanaan metode
dijadikan landasan untuk memilih
penyuluhan pertanian yang
metode yang tepat.
dilaksanakan di Kelompok Tani Silih
Sedangkan banyaknya petani
Asih Desa Ciomas berdasarkan
berdasarkan tanggapan petani terhadap
tanggapan responden tergolong
efektifitas metode penyuluhan
katagori cukup baik, dengan skor rata-
pertanian pada kelompok tani Silih
rata sebesar 11,11 (69,41%).
Asih Desa Ciomas dapat dilihat pada
Berdasarkan hasil wawancara
Tabel 5.
menunjukkan bahwa sebanyak 41
orang petani (87,23%) menyatakan

Tabel 5. Jumlah Petani Berdasarkan Tanggapan terhadap Efektivitas Metode


Penyuluhan Pertanian

No. Efektivitas Metode Penyuluhan Jumlah (orang) Persentase (%)


1. Kurang Baik (< 50,00%) 0 0,00
2. Cukup Baik (> 50,00% – 75,00%) 38 80,85
3. Baik (> 75,00% – 100,00%) 9 19,15
Jumlah 47 100,00

Dari Tabel 5 tersebut terlihat Pemilihan metode atau cara


bahwa sebagian besar petani yaitu 38 pendekatan yang tepat sangat
orang (80,85%) menyatakan mempengaruhi keberhasilan penyu-
efektivitas metode penyuluhan luhan, sehingga para petugas
pertanian di kelompok tani Silih Asih penyuluhan harus memilih dan
Desa Ciomas tergolong cukup baik, menentukan metode yang tepat sesuai
dan sisanya 9 orang (19,15%) dengan situasi dan kondisi petani, agar
efektivitas metode penyuluhan informasi yang disampaikan dapat
pertanian tergolong baik. diterima dan diterapkan oleh petani

56
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

(Sugarda, 1980). Penyuluhan harus efek yang maksimal. Untuk


merupakan kombinasi metode memperoleh retensi yang tinggi setiap
mengajar, karena kemampuan sasaran audien memerlukan belajar yang
adalah berbeda-beda dalam menerima berulang. Dengan demikian teknik
pelajaran. maupun untuk penyuluhan pertanian dapat
menyampaikan umpan balik atau didefinisikan sebagai keputusan-
tanggapan masyarakat kepada keputusan yang dibuat oleh sumber
pemerintah/lembaga penyuluhan yang atau penyuluh dalam memilih serta
bersangkutan. Sebab, hanya dengan menata simbul dan isi pesan
menempatkan diri pada kedudukan menentukan pilihan cara dan frekuensi
atau posisi seperti itulah petani akan penyampaian pesan serta menentukan
mampu melaksanakan tugasnya bentuk penyajian pesan (Mardikanto,
dengan baik (Mardikanto, 1993). 1993).
Teknik Penyuluhan Pertanian pada
3.2. Teknik Penyuluhan Pertanian
kelompok tani Silih Asih di Desa
Kegiatan penyuluhn pertanian
Ciomas, akan terungkap melalui
terlibat dalam proses belajar mengajar
jawaban responden terhadap
karena penyuluhan termasuk dalam
pernyataan-pernyataan yang diajukan
sistem pendidikan non formal. Sesuai
pada kuesioner. Gambaran mengenai
dengan tujuan, proses belajar
teknik penyuluhan pertanian dapat
mengajar dalam penyuluhan pertanian
dilihat pada Tabel 6.
menghendaki retensi yang tinggi atau

Tabel 6. Tanggapan Responden tentang Teknik Penyuluhan Pertanian

Skor Persen
No Teknik Penyuluhan Pertanian Kategori
Harapan Kenyataan (%)
1. Teknik komunikasi 8 5,70 71,28 Cukup Baik
2. Jumlah sasaran yang dicapai 8 5,45 68,09 Cukup Baik
3. Indra penerima dari sasaran 8 5,53 69,15 Cukup Baik
4. Strategi Pembelajaran 4 2,79 69,68 Cukup Baik
5. Penggunaan Media 4 2,91 72,75 Cukup Baik
Teknik Penyuluhan Pertanian 32 22,38 69,95 Cukup Baik
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2014)
Keterangan : a. Baik (> 75,00% - 100%), b. Cukup baik (> 50,00% - 75,00%),
c. Kurang baik (< 50,00%)

57
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

Berdasarkan hasil penelitian (14,89%) menyatakan jumlah sasaran


tentang teknik penyuluhan pertanian yang dicapai dalam pelaksanaan
tergolong pada kategori cukup baik, teknik penyuluhan pertanian yang
dengan skor rata-rata sebesar 22,38 dilaksanakan baik.
(69,95%). Gambaran tentang teknik
3. Indra penerima dari sasaran
penyuluhan pertanian sebagai berikut : Indra penerima dari sasaran dalam
1. Teknik Komonukasi pelaksanaan penyuluhan pertanian
Teknik komunikasi dalam yang dilaksanakan di Kelompok Tani
pelaksanaan penyuluhan pertanian Silih Asih Desa Ciomas berdasarkan
yang dilaksanakan di Kelompok Tani tanggapan responden tergolong
Silih Asih Desa Ciomas berdasarkan katagori cukup baik, dengan skor rata-
tanggapan responden tergolong rata sebesar 5,53 (69,15%).
katagori cukup baik, dengan skor rata- Berdasarkan hasil wawancara
rata sebesar 5,70 (71,28%). menunjukkan bahwa sebanyak 44
Berdasarkan hasil wawancara orang petani (93,62%) menyatakan
menunjukkan bahwa sebanyak 44 bahwa indra penerima dari sasaran
orang petani (93,62%) menyatakan yang dicapai dalam pelaksanaan
bahwa teknik komunikasi dalam teknik penyuluhan pertanian yang
pelaksanaan teknik penyuluhan dilaksanakan cukup baik, dan
pertanian yang dilaksanakan cukup sebanyak 3 orang petani (6,38%)
baik, dan sebanyak 3 orang petani menyatakan indra penerima dari
(6,38%) menyatakan teknik sasaran dalam pelaksanaan teknik
komunikasi dalam pelaksanaan teknik penyuluhan pertanian yang
penyuluhan pertanian yang dilaksanakan baik.
dilaksanakan baik.
4. Strategi Pembelajaran
2. Jumlah sasaran yang dicapai Strategi pembelajaran dalam
Jumlah sasaran yang dicapai dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian
pelaksanaan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di Kelompok Tani
yang dilaksanakan di Kelompok Tani Silih Asih Desa Ciomas berdasarkan
Silih Asih Desa Ciomas berdasarkan tanggapan responden tergolong
tanggapan responden tergolong katagori cukup baik, dengan skor rata-
katagori cukup baik, dengan skor rata- rata sebesar 2,79 (69,68%).
rata sebesar 5,45 (68,09%). Berdasarkan hasil wawancara
Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa sebanyak 42
menunjukkan bahwa sebanyak 40 orang petani (89,36%) menyatakan
orang petani (85,11%) menyatakan bahwa strategi pembelajarn yang
bahwa jumlah sasaran yang dicapai dicapai dalam pelaksanaan teknik
dalam pelaksanaan teknik penyuluhan penyuluhan pertanian yang
pertanian yang dilaksanakan cukup dilaksanakan cukup baik, dan
baik, dan sebanyak 11 orang petani sebanyak 5 orang petani (10,64%)

58
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

menyatakan strategi pembelajaran bahwa penggunaan media penyuluhan


dalam pelaksanaan teknik penyuluhan dalam pelaksanaan teknik penyuluhan
pertanian yang dilaksanakan baik. pertanian yang dilaksanakan cukup
baik, dan sebanyak 6 orang petani
5. Penggunaan Media
(12,77%) menyatakan media yang
Penggunaan media dalam
digunakan dalam pelaksanaan teknik
pelaksanaan penyuluhan pertanian
penyuluhan pertanian yang
yang dilaksanakan di Kelompok Tani
dilaksanakan baik.
Silih Asih Desa Ciomas berdasarkan
Sedangkan banyaknya petani
tanggapan responden tergolong
berdasarkan tanggapan petani terhadap
katagori cukup baik, dengan skor rata-
teknik penyuluhan pertanian yang
rata sebesar 2,91 (72,75%).
dilaksanakan pada kelompok tani Silih
Berdasarkan hasil wawancara
Asih Desa Ciomas dapat dilihat pada
menunjukkan bahwa sebanyak 41
Tabel 7.
orang petani (87,23%) menyatakan

Tabel 7. Jumlah Petani Berdasarkan Tanggapan terhadap Teknik Penyuluhan


Pertanian

No. Teknik Penyuluhan Pertanian Jumlah (orang) Persentase (%)


1. Kurang Baik (< 50,00%) 0 0,00
2. Cukup Baik (> 50,00% – 75,00%) 40 85,11
3. Baik (> 75,00% – 100,00%) 7 14,89
Jumlah 47 100,00

Dari Tabel 7 tersebut terlihat peningkatan kualitas sumber daya


bahwa sebagaian besar petani yaitu 40 manusia dan juga penerapan teknologi
orang (85,11%) menyatakan teknik yang sesuai dengan kondisi petani dan
penyuluhan pertanian di kelompok lingkungan setempat (Departemen
tani Silih Asih Desa Ciomas tergolong Pertanian, 2008). Hasil penerapan di
cukup baik, dan sisanya 7 orang Provinsi Jawa Barat dan Lampung,
(14,89%) teknik penyuluhan pertanian menunjukkan bahwa metode dan
tergolong baik. teknik penguluhan pertanian
Program perberdayaan petani (Demfarm) berhasil dengan baik
melalui program penyuluhan pertanian karena metode ini menerapkan
dapat meningkatkan keterampilan dan beberapa metode penyuluhan seperti
kemampuan petani dalam pengelolaan demontrasi pengunaan teknologi
usahatani. Dengan program sesuai rekomendasi, latihan dan
penyuluhan pertanian ini dapat kunjungan (laku), sepervisi dan
meningkatkan hasil panen dan evaluasi dengan materi pembelajaran
pendapatan petani melalui sesuai kebutuhan petani antara lain ;

59
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

(1) Penggunaan benihvarietas unggul adalah meningkatkan populasi dengan


baru (VUB) spesifik lokasi; (2). cara mengatur jarak tanam. Selain itu
Penggunaan pupuk berimbang; (3) sistem tanam tersebut juga
Sistem tanam (jajar legowo, SRI, dan memanipulasi lokasi tanaman
lain-lain; (4) Panen pasca panen; (5) sehingga seolah-olah tanaman padi
Pengolahan hasil; (6) Pemasaran hasil dibuat menjadi taping (tanaman
(Jumakir, Waluyo dan Suparwoto, pinggir) lebih banyak.
2011). Berdasarkan hasil penelitian
tentang Teknologi Budidaya Padi
3.3. Teknologi Budidaya Padi Sawah Sistem Jajar Legowo pada
Sawah Sistem Jajar Legowo kelompok tani Silih Asih di Desa
Teknologi Budidaya Padi Sawah Ciomas tergolong pada kategori cukup
Sistem Jajar Legowo pada kelompok baik, dengan skor rata-rata sebesar
tani Silih Asih di Desa Ciomas, akan 63,98 (72,70%). Gambaran mengenai
terungkap melalui jawaban responden Teknologi Budidaya Padi Sawah
terhadap pernyataan-pernyataan yang Sistem Jajar Legowo dapat dilihat
diajukan pada kuesioner. Pada pada Tabel 8.
prinsipnya sistem tanam jajar legowo

Tabel 8. Tanggapan Responden tentang Teknologi Budidaya Padi Sawah Sistem


Jajar Legowo

Teknologi Budidaya Padi Skor Persen


No Kategori
Sawah Sistem Jajar Legowo Harapan Kenyataan (%)
1. Pengolahan tanah 16 11,68 73,01 Cukup Baik
2. Persiapan benih 12 8,74 72,87 Cukup Baik
3. Penanaman 12 8,72 72,70 Cukup Baik
4. Pemupukan 16 11,49 71,81 Cukup Baik
5. Pengairan 12 8,55 71,28 Cukup Baik
6. Pengendalian OPT 8 5,77 72,07 Cukup Baik
7. Panen 12 9,02 75,18 Baik
Teknik Sistem Jajar Legowo 88 63,98 72,70 Cukup Baik
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2014)
Keterangan : a. Baik (> 75,00% - 100%), b. Cukup baik (> 50,00% - 75,00%)
c. Kurang baik (< 50,00%)

Banyaknya petani berdasarkan dilaksanakan pada kelompok tani Silih


penerapan teknologi budidaya padi Asih Desa Ciomas dapat dilihat pada
sawah sistem jajar legowo yang Tabel 9.

60
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

Tabel 9. Jumlah Petani Berdasarkan Penerapan Teknologi Budidaya Padi Sawah


Sistem Tanam Jajar Legowo

No. Teknologi Sistem Jajar Legowo Jumlah (orang) Persentase (%)


1. Kurang Baik (< 50,00%) 0 0,00
2. Cukup Baik (> 50,00% – 75,00%) 33 70,21
3. Baik (> 75,00% – 100,00%) 14 29,79
Jumlah 47 100,00

Abdurrachman (2004), tanaman akan memberikan


mengatakan bahwa tujuan dari sistem harapan peningkatan produktivitas
tanam jajar legowo itu sendiri adalah : hasil. Menurut Suwono, dkk.,
1. Memanfaatkan sinar matahari bagi (2000), bahwa keunggulan cara
tanaman yang berada pada bagian tanam jajar legowo bila
pinggir barisan. Semakin banyak dibandingkan dengan tegel adalah
sinar matahari yang mengenai jumlah tanaman per satuan luas
tanaman, maka proses fotosintesis lebih banyak sehingga produksinya
oleh daun tanaman akan semakin lebih tinggi dan dengan jarak yang
tinggi sehingga akan mendapatkan berselang seling menyebabkan
bobot buah yang lebih berat sirkulasi udara dan sinar matahari
2. Mengurangi kemungkinan yang masuk lebih banyak sehingga
serangan hama, terutama tikus. mengurangi hama penyakit serta
Pada lahan yang relatif terbuka, pemupukan dan penyiangan lebih
hama tikus kurang suka tinggal di mudah.
dalamnya Hasil penelitian Jumakir, Waluyo
3. Menekan serangan penyakit. Pada dan Suparwoto (2011) menunjukkan
lahan yang relatif terbuka, bahwa, sistem tanam legowo 4 : 1
kelembaban akan semakin memberikan produktivitas yang lebih
berkurang, sehingga serangan baik dibanding sistem tanam legowo 6
penyakit juga akan berkurang. : 1 dan tegel, masing-masing 7,68
4. Mempermudah pelaksanaan ton/ha, 7,15 ton/ha dan 6,56 ton/ha.
pemupukan dan pengendalian Penerapan sistem legowo
hama/penyakit. Posisi orang yang meningkatkan produksi padi sebesar
melaksakan pemupukan dan 1,12 ton/ha dibanding dengan sistem
pengendalian hama/penyakit bisa tanam tegel. Pada sistem tanam
leluasa pada barisan kosong di legowo 4 : 1 diperoleh keuntungan
antara 2 barisan legowo. finansial Rp 7.618.500, lebih tinggi
5. Menambah populasi tanaman. dibandingkan sistem tanam legowo 6 :
Misal pada legowo 2 : 1, populasi 1 keuntungan finansial Rp 6.650.000
tanaman akan bertambah sekitar sedangkan sistem tegel dengan
30%. Bertambahnya populasi keuntungan Rp 5.951.000. Secara

61
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

ekonomis sistem tanam legowo 4 : 1 menunjukkan bahwa terdapat


paling menguntungkan dengan hubungan yang nyata antara efektifitas
tambahan keuntungan Rp 1.443.000 metode penyuluhan pertanian dengan
per ha dan R/C ratio 2,42 sistem teknologi budidaya padi sawah sistem
tanam tersebut layak dikembangkan tanam jajar legowo. Untuk lebih
dalam skala yang lebih luas. jelasnya hubungan efektifitas metode
penyuluhan pertanian dengan
3.4 Hubungan Efektifitas Metode teknologi budidaya padi sawah sistem
Penyuluhan Pertanian dengan tanam jajar legowo dapat dilihat pada
Teknologi Jajar Legowo Tabel 10.
Berdasarkan hasil perhitungan
koefisien korelasi rank spearman,

Tabel 10. Hubungan Efektifitas Metode Penyuluhan Pertanian dengan Teknologi


Budidaya Padi Sawah Sistem Tanam Jajar Legowo

Kategori
Variabel X Variabel Y rs thitung t0.05
rs

Efektifitas
Teknologi Budidaya
Metode
Padi Sawah Sistem 0,456 3,437* 2,014 Sedang
Penyuluhan
Tanam Jajar Legowo
Pertanian
Keterangan : * Berbeda nyata
Tabel 10 tersebut di atas, mampu menggunakan inovasi baru.
menunjukkan bahwa terdapat Sedangkan teknik penyuluhan
hubungan yang nyata antara efektifitas pertanian dapat didefinisikan sebagai
metode penyuluhan pertanian dengan keputusan-keputusan yang dibuat oleh
teknologi budidaya padi sawah sistem sumber atau penyuluh dalam memilih
tanam jajar legowo, dengan nilai rs = serta menata simbul dan isi pesan
0,456, nilai koefisien tersebut menentukan pilihan cara dan frekuensi
termasuk kategori sedang. penyampaian pesan serta menentukan
Metode Penyuluhan Pertanian bentuk penyajian pesan.
adalah cara penyampaian materi (isi Keberhasilan upaya peningkatan
pesan) penyuluhan pertanian oleh produktivitas, produksi dan
penyuluh pertanian kepada petani pendapatan petani sangat bergantung
beserta anggota keluarganya baik kemampuan penyediaan dan
secara langsung maupun tidak penerapan teknologi produksi yang
langsung agar mereka tahu, mau dan meliputi varietas unggul, benih

62
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

berkualitas dan teknologi budidaya usahatani terus menerus meningkat


lainya. Dalam rangka menanggulangi dan permintaan pasar terpenuhi
permasalahan tersebut dicanangkan (Dudung, 2001).
program pemberdayaan petani.
Program ini diharapkan dapat 3.5 Hubungan Teknik Penyuluhan
meningkatkan hasil panen dan Pertanian dengan Teknologi
pendapatan petani melalui Jajar Legowo
peningkatan kualitas sumber daya Berdasarkan hasil perhitungan
manusia dan juga penerapan teknologi koefisien korelasi rank spearman,
yang sesuai dengan kondisi petani dan menunjukkan bahwa terdapat
lingkungan setempat (Departemen hubungan yang nyata antara teknik
Pertanian, 2008). Dengan adanya penyuluhan pertanian dengan
suatu program yang direncanakan oleh teknologi budidaya padi sawah sistem
petani dan terjaminnya dukungan tanam jajar legowo. Untuk lebih
operasional dari aparatur-aparatur jelasnya hubungan teknik penyuluhan
penyuluhan pertanian, penyediaan pertanian dengan teknologi budidaya
sarana produksi, pemasaran, padi sawah sistem tanam jajar legowo
pengolahan hasil, permodalan maka dapat dilihat pada Tabel 11.
dengan demikian produktivitas

Tabel 11. Hubungan Teknik Penyuluhan Pertanian dengan Teknologi Budidaya


Padi Sawah Sistem Tanam Jajar Legowo

Kategori
Variabel X Variabel Y rs thitung t0.05
rs
Teknologi
Teknik Budidaya Padi
Penyuluhan Sawah Sistem 0,360 2,589* 2,014 Rendah
Pertanian Tanam Jajar
Legowo
Keterangan : * Berbeda nyata

Berdasarkan Tabel 11 tersebut di Pemilihan metode atau cara


atas, menunjukkan bahwa terdapat pendekatan yang tepat sangat
hubungan yang nyata antara teknik mempengaruhi keberhasilan
penyuluhan pertanian dengan penyuluhan, sehingga para petugas
teknologi budidaya padi sawah sistem penyuluhan harus memilih dan
tanam jajar legowo, dengan nilai rs = menentukan metode yang tepat sesuai
0,360, nilai koefisien tersebut dengan situasi dan kondisi petani, agar
termasuk kategori rendah. informasi yang disampaikan dapat
diterima dan diterapkan oleh petani

63
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

(Sugarda, 1980). Penyuluhan harus 3. Hubungan Efektititas Metode


merupakan kombinasi metode dan Teknik Penyuluhan dengan
mengajar, karena kemampuan sasaran Teknologi Jajar Legowo
adalah berbeda-beda dalam menerima Hasil perhitungan koefisien
pelajaran. maupun untuk korelasi rank spearman, menunjukkan
menyampaikan umpan balik atau bahwa terdapat hubungan yang nyata
tanggapan masyarakat kepada antara efektfitas dan teknik
pemerintah/lembaga penyuluhan yang penyuluhan pertanian dengan
bersangkutan. Sebab, hanya dengan teknologi budidaya padi sawah sistem
menempatkan diri pada kedudukan tanam jajar legowo. Untuk lebih
atau posisi seperti itulah petani akan jelasnya dapat dilihat pada Tabel 12.
mampu melaksanakan tugasnya
dengan baik (Mardikanto, 1993).

Tabel 12. Hubungan Efektivitas dan Teknik Penyuluhan Pertanian dengan


Teknologi Budidaya Padi Sawah Sistem Tanam Jajar Legowo

Kategori
Variabel X Variabel Y rs thitung t0.05
rs
Teknologi
Efektifitas dan
Budidaya Padi
Teknik Sangat
Sawah Sistem 0,943 19,008* 2,014
Penyuluhan Kuat
Tanam Jajar
Pertanian
Legowo
Keterangan : * Berbeda nyata

Tabel 12 di atas, menunjukkan yang dapat dinyatakan dengan skor


bahwa terdapat hubungan yang nyata yang dicapai. Efektivitas penyuluhan
antara efektifitas metode dan teknik diketahui dari evaluasi formatif yang
penyuluhan pertanian dengan mengumpulkan informasi untuk
teknologi budidaya padi sawah sistem pengembangan program penyuluhan.
tanam jajar legowo, dengan nilai rs = Keefektifan suatu penyuluhan pertnian
0,943, nilai koefisien tersebut sangat ditentukan oleh adanya
termasuk kategori sangat kuat. kesadaran dari petani sasaran sasaran
Menurut Haryadi (1997) yang untuk secara aktif mengubah
dimaksud dengan efektivitas perilakunya melalui usaha belajar.
penyuluhan adalah tingkat pencapaian Keefektifan penyuluhan pertanian
tujuan program penyuluhan. Tingkat tersebut antara lain dapat diukur dari
tercapainya tujuan tersebut dapat keefektifan yang dicapai yaitu tingkat
dilihat dari tingkat penerapan unsur- pencapaian tujuan penyuluhan
unsur dalam teknologi budidaya padi pertanian yang dapat dilihat dari

64
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

pemberdayaan petani dalam dalam berusahatani, terutama dalam


menerapkan inovasi yang dianjurkan menerapkan teknologi budidaya padi
(Slamet dan Soedijanto dalam sawah sistem tanam jajar legowo.
Haryadi, 1997). Keberhasilan upaya peningkatan
Metode Penyuluhan Pertanian produktivitas, produksi dan
adalah cara penyampaian materi (isi pendapatan petani sangat bergantung
pesan) penyuluhan pertanian oleh kemampuan penyediaan dan
penyuluh pertanian kepada petani penerapan teknologi produksi yang
beserta anggota keluarganya baik meliputi varietas unggul, benih
secara langsung maupun tidak berkualitas dan teknologi budidaya
langsung agar mereka tahu, mau dan lainya. Dalam rangka menanggulangi
mampu menggunakan inovasi baru. permasalahan tersebut dicanangkan
Dilain pihak kegiatan penyuluhan program pemberdayaan petani.
pertanian terlibat dalam proses belajar Program ini diharapkan dapat
mengajar karena penyuluhan termasuk meningkatkan hasil panen dan
dalam sistem pendidikan non formal. pendapatan petani melalui
Sesuai dengan tujuan, proses belajar peningkatan kualitas sumber daya
mengajar dalam penyuluhan pertanian manusia dan juga penerapan teknologi
menghendaki retensi yang tinggi atau yang sesuai dengan kondisi petani dan
efek yang maksimal. Untuk lingkungan setempat (Departemen
memperoleh retensi yang tinggi setiap Pertanian, 2008).
audien memerlukan belajar yang Cara tanam padi sistem legowo
berulang. Dengan demikian teknik merupakan rekayasa teknologi yang
penyuluhan pertanian dapat ditujukan untuk memperbaiki
didefinisikan sebagai keputusan- produktivitas budidaya padi.
keputusan yang dibuat oleh sumber Teknologi ini merupakan perubahan
atau penyuluh dalam memilih serta dari teknologi jarak tanam tegel
menata simbul dan isi pesan menjadi tanam jajar legowo
menentukan pilihan cara dan frekuensi (Suriapermana, Indah dan Surdianto,
penyampaian pesan serta menentukan 2000). Teknologi legowo
bentuk penyajian pesan. dikembangkan untuk memanfaatkan
Program penyuluhan dibuat agar pengaruh barisan pinggir tanaman
petani mampu meningkatkan padi (border effect) yang lebih banyak
pengetahuan dan keterampilan dalam (Departemen Pertanian, 2009).
berusahatani, sehingga dengan metode Dengan sistem tanam legowo,
dan teknik penyuluhan pertanian yang tanaman padi tumbuh lebih baik dan
disampaikan penyuluh kepada petani hasilnya lebih tinggi karena border
disampaikan dengan baik artinya effect dan lorong di petakan sawah
dapat dimengerti dan diterima petani, sehingga menghasilkan bulir gabah
maka dapat meningkatkan yang lebih bernas.
pengetahuan dan keterampilan petani

65
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

Menurut Suwono, dkk., (2000), 4.2 Saran-saran


bahwa keunggulan cara tanam jajar Berdasarkan kesimpulan tersebut,
legowo bila dibandingkan dengan maka dapat dikemukakan saran-saran
tegel adalah jumlah tanaman per sebagai berikut :
satuan luas lebih banyak sehingga 1. Efektivitas metode penyuluhan
produksinya lebih tinggi dan dengan pertanian berhubungan erat dengan
jarak yang berselang seling penerapan teknologi budidaya padi
menyebabkan sirkulasi udara dan sinar sawah sistem tanam jajar legowo.
matahari yang masuk lebih banyak Oleh karena itu disarankan
sehingga mengurangi hama penyakit petugas penyuluh pertanian
serta pemupukan dan penyiangan meningkatkan pertemuan rutin
lebih mudah. dengan petani dan mengadakan
kegiatan demplot, karena metode
IV. KESIMPULAN DAN SARAN tersebut sangat efektif bagi petani
untuk dapat menerapkan teknologi
4.1 Kesimpulan
budidaya padi sawah sistem
Berdasarkan hasil penelitian dan
legowo.
pembahasan yang telah diuraikan
2. Teknik penyuluhan pertanian
dimuka, maka dapat ditarik
berhubungan erat dengan teknologi
kesimpulan sebagai berikut :
budidaya padi sawah sistem tanam
1. Terdapat hubungan sedang dan
jajar legowo. Oleh karena itu
nyata antara efektifitas metode
disarankan petugas penyuluh
penyuluhan pertanian dengan
pertanian dalam menggunakan
teknologi budidaya padi sawah
teknik penyuluhan harus benar-
sistem tanam jajar legowo, yang
benar dipahami dan dibutuhkan
ditunjukkan dengan nilai rs =
oleh petani, seperti teknik
0,456
komunikasi. Karena dengan teknik
2. Terdapat hubungan rendah dan
komunikasi yang baik antara
nyata antara teknik penyuluhan
petani dan penyuluh pertanian
pertanian dengan teknologi
akan terjalin kerjasama yang baik,
budidaya padi sawah sistem tanam
dan pada akhirnya petani dapat
jajar legowo, yang ditunjukkan
menerapkan teknologi budidaya
dengan nilai rs = 0,360
padi sistem jajar legowo dengan
3. Terdapat hubungan sangat kuat
baik.
dan nyata antara efektifitas metode
dan teknik penyuluhan pertanian
dengan teknologi budidaya padi DAFTAR PUSTAKA
sawah sistem tanam jajar legowo, Abdurrachman, S. 2004. Teknologi
yang ditunjukkan dengan nilai rs = Budidaya Padi Tipe Baru. Makalah
0,943 disampaikan pada Pelatihan
Pengembangan Varietas Unggul
Tipe Baru (VUTB) Fatmawati dan

66
JURNAL AGRIJATI VOL 28 NO 1, APRIL 2015

VUB Lainnya. Balai Besar Tinggi Penyuluhan Pertanian.


Penelitian Tanaman Padi, Bogor.
Sukamandi. Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan
Departemen Pertanian. 2009. Upaya Pembangunan Pertanian. Sebelas
Peningkatan Produksi Padi melalui University Press. Surakarta.
Sistem Tanam Jajar Legowo. Sadono, Dwi. 2008. Pemberdayaan
Departemen Pertanian, Jakarta. Petani: Paradigma Baru
Dudung, A.A. 2001. Penyuluhan Penyuluhan Pertanian Di
Pertanian. Yayasan Pengembangan Indonesia. Jurnal Penyuluhan.
Sinar Tani, Jakarta. Sugiyono. 2002. Statistika Untuk
Haryadi, F. T. 1997. Efektivitas Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Penyuluhan pada peternakan Sapi Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur
Potong pada Dua Model Penelitian Suatu Pendekatan
Perkampungan. Tesis. Fakultas Praktik. Rineka Cipta, Jakarta.
Pasca Sarjana. Institut Pertanian Suriapermana S., Indah N. dan Y.
Bogor. Bogor. Surdianto. 2000. Teknologi
Jogiyanto. 1994. Statistik dengan Budidaya Padi dengan Cara Tanam
Program Komputer. Jilid 1. Andi Legowo Pada Lahan Sawah
Offset, Yogyakarta. Irigasi. Pusat Penelitian dan
Jumakir, Waluyo dan Suparwoto. Pengembangan Tanaman Pangan
2011. Peningkatan Produktivitas Bogor, Bogor.
Padi dan Pendapatan Petani Suwarno, Kasijdi, Z. Arifin, I Wahab
Melalui Sistem Tanam Jajar dan C Ismail. 2000. Pengkajian
Legowo Di Lahan Sawah Irigasi. Sistem Usahatani Pertanian Padi
Balai Pengkajian Teknologi dan Efisiensi Pupuk di Ekoregion
Pertanian Jambi. Lahan Irigasi. Balai Pengkajian
Kusnadi, Dedy. 2011. Metode Teknologi Pertanian Karangploso.
Penyuluhan Pertanian. Sekolah

67

You might also like