You are on page 1of 8

E-ISSN: XXX-XXX Gorontalo Journal of Equatorial Animals

https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/gijea
Volume 1 No 1 Januari 2022
PENGUATAN DINAMIKA KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN
KAPASITAS KELEMBAGAAN USAHA SAPI POTONG

*Sri Yenny Pateda1, dan Fauzan Zakaria2


1
Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
2
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Jl. Jend.Sudirman No.6 kota Gorontalo. Gorontalo 96128. Indonesia
*Corespondance Authoe: sryyennypateda@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of group dynamics on the institutional capacity of beef cattle
farmer groups in Gorontalo Regency. This research was conducted in Gorontalo Regency in February–
June 2018. The method used in this study is a quantitative method. Determination of the sample is
done by multistage sampling. The number of samples is 120 members of farmer groups. Data
processing using Structural Equation Modeling (SEM) analysis on the AMOS program. The results
showed that group dynamics affected the institutional capacity of farmers by 0.859. Each dynamics
indicator contributes a good average including clear group goals 61.4% group structure 65.6%, task
function 67.6%, group development coaching 58%, cohesiveness 60.2%, atmosphere 50% , 54.3%
effectiveness, 63% pressure group and 74% desire group. The institutional capacity development of
farmer groups cannot be separated from group dynamics that have a positive effect. Farmer groups as
a forum that has the potential to move its members to interact and work together. The level of group
dynamics is quite good, but the role of breeders must be more optimal in participating in the activities
of the beef cattle business group

Keywords: Cattle, Group dynamics, Institutional capacity

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dinamika kelompok terhadap kapasitas
kelembagaan kelompok petani sapi potong di Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan di
Kabupaten Gorontalo pada bulan Februari sampai dengan Juni Tahun 2018. Metode yang digunakan
dalam penelitian adalah metode kuantitatif. Penentuan sampel dilakukan secara multistage sampling.
Jumlah sampel 120 orang. Data diolah menggunakan analisasis Struktural Equation Modelling (SEM)
program AMOS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika kelompok mempengaruhi kapasitas
kelembagaan petani sebesar 0,859 masing-masing indikator dinamika memberikan kontribusi yang
rata-rata baik meliputi tujuan kelompok jelas 61,4 % struktur kelompok 65,6 %, fungsi tugas 67,6 %,
pembinaan pengembangan kelompok 58 %, kekompakkan 60,2 %, suasana 50 %, efektivitas 54,3 %
tekanan kelompok 63 % dan keinginan kelompok.74 %. Pengembangan kapasitas kelembagaan
kelompok tani tidak lepas dari dinamika kelompok yang berdampak positif. Kelompok tani sebagai
wadah yang berpotensi menggerakkan anggotanya untuk berinteraksi dan bekerja sama. Tingkat
dinamika kelompok cukup baik, namun peran peternak harus lebih optimal dalam mengikuti
kegiatan kelompok usaha sapi potong

Kata kunci : Dinamika Kelompok; Sapi Potong; Kapasitas Kelembagaan

1
E-ISSN: XXX-XXX Gorontalo Journal of Equatorial Animals
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/gijea
Volume 1 No 1 Januari 2022
PENDAHULUAN kelembagaan kelompok tani. sapi potong
Kelompok tani berperan mendorong di Kabupaten Gorontalo
pengembangan usaha sapi potong yang METODE PENELITIAN
diharapkan menjadi ujung tombak dalam Lokasi dan Waktu Penelitian
meningkatkan perekonomian keluarga. Penelitian dilakukan di Kabupaten
Kabupaten Gorontalomerupakan salah Gorontalo. pada bulan Februari 2018
satu daerah di propinsi Gorontalo yang sampai dengan Bulan Juni 2018.
menjadikan sektor peternakan sebagai Penelitian ini menggunakan metode
perhatian utama dalam menggerakkan survey dengan pendekatan kuantitatif
ekonomi daerah. Pengembangan ternak yaitu dengan memusatkan pada
sapi potong oleh pemerintah daerah pengumpulan data kuantitatif untuk
dengan program sejuta ternak memberikan dianalisis dengan menggunakan analisis
harapan baru agar kebutuhan pangan statistik. (Mardikanto. 2006)
khususnya pangan hewani terpenuhi, Populasi dan Sampel
namun upaya ini harus dilakukan melalui Populasi dalam penelitian adalah
perbaikan secara menyeluruh baik SDM, semua ketua kelompok, pengurus dan
fasilitas, sistem pelayanan dan anggota kelompok tani yang ada di
kelembagaan. Kabupaten Gorontalo. Jumlah seluruh
Kehidupan setiap anggota kelompok peternak adalah sebanyak 2610 0rang yang
memilki semangat yang selalu berubah- tergabung pada 230 kelompok dan
ubah atau tidak statis, hal ini tercermin tersebar pada 16 kecamatan. Penentuan
pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh sampel pada peneltian dilakukan dengan
tiap kelompok. Dinamika kelompok perlu menggunakan metode pengambilan
ditumbuhkan agar mudah mencapai bertahap ganda (multi stages sampling)
tujuan kelompok. Tumbuhnya dinamika yaitu pengambilan sampel yang dilakukan
kelompok akan mampu memberikan dengan menggunakan dua tahap atau
ruang yang seluas-luasnya pada setiap lebih (Rianse, 2008). Data penelitian
anggota kelompok untuk dapat bersumber dari data primer dan sekunder.
berpartisipasi dan bekerja sama disetiap Data primer diperoleh dari hasil
kegiatan dalam kelompok. Keunggulan wawancara dengan lembaga/kelompok
kelompok tani akan terpenuhi melalui tani ternak (ketua dan pengurus
dinamika kelompok karena turut kelompok), peternak sampel dan semua
mempengaruhi petani dalam elemen terkait dalam bidang peternakan.
berpartisipasi guna terpenuhinya tujuan Pengumpulan data dari petani responden
kelompok. dengan menggunakan instrumen
Perilaku anggota kelompok kuesioner. Data sekunder berupa data
ditentukan oleh adanya dimamika deskriptif wilayah, populasi ternak, jumlah
kelompok, melalui peran dan kerjasama penduduk, penggunaan lahan. Data
petani diharapkan mampu memberikan sekunder ini dihimpun dari dinas seperti
kontribusinya dalam mendukung Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
pengembangan kelompok sehingga (PKH),Badan Pusat Statistik (BPS) Dinas
menjadi kelompok tani yang produktif Kependudukan dan Catatan Sipi
serta mampu meningkatkan kapasitas (Disdukcapil) dan Pustaka Ilmiah.
kelompok tani yang tangguh.. Petani Tekhnik Pengumpulan Data
sebagai anggota kelompok tani merupakan Teknik pengumpulan data
penggerak utama dalam menjalankan roda penelitian menggunakan observasi dan
pembangunan pertanian dan bertanggung wawancara. Observasi adalah metode
jawab mewujudkan harapan akan adanya perolehan informasi yang dilakukan
kelembagaankelompok yang dinamis secara lansung dengan tujuan untuk
sehingga memberikan pengaruh yang mengetahui kegiatan- kegiatan setiap
positif terhadap peningkatan kapasitas responden dalam kelompok tani. Metode

2
E-ISSN: XXX-XXX Gorontalo Journal of Equatorial Animals
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/gijea
Volume 1 No 1 Januari 2022
ini dimaksudkan untuk mengetahui Variabel penelitian.
gambaran awal tentang kegiatan Variabel peneltian terdiri atas variabel
kelompok tani dalam usaha sapi potong eksogen (independent variable) dan
meliputi kejadian, proses, hubungan variabel endogen (dependent variable),
maupun kondisi dalam pemeliharaan Dinamika kelompok (X) meliputi tujuan
ternak sapi yang dilakukan anggota, inter kelompok, struktur, fungsi dan tugas
aksi antar anggota maupun antar kelompok pembinaan/pengembangan
kelompok.(Sugiyono, 2012). Wawancara kelompok, kekompakkan kelompok,
secara mendalam (indepth interview) suasana kelompok, efektivitas kelompok,
adalah Wawancara mendalam adalah tekanan kelompok dan keinginan yang
melakukan tanya jawab secara lansung terselubung. Kapasitas Kelembagaan
pada responden yaitu pada peternak yang Kelompok Sapipotong (Y).
tergabung dalam kelompok tani. Bentuk HASIL DAN PEMBAHASAN
wawancara mendalam.dikerjakan dengan Pengaruh Dinamika Kelompok Terhadap
menggunakan instrumen dalam bentuk Kapasitas Kelembagaan
kuesioner dengan tujuan untuk Dinamika kelompok merupakan dari
menghimpun data yang bersifat distribusi bagian dari kelompok dan tidak
frekwensi .(Sugiono, 2012) terpisahkan (Barham dan clarence, 2009).
Analisis Data Pengaruh dinamika kelompok terhadap
Analisa data yang digunakan dalam kapasitas kelembagaan kelompok petani
peneltian ini adalah analisis deskriptif dan memperoleh nilai sebesar 0,859 atau 86%
Analisis Struktural Equation Modelling– memberikan kontribusi terhadap kapasitas
program Analysisi of moment structures kelembagaan.
(AMOS) VERSI 24

Tabel 1. Dinamika Kelompok Terhadap Kapasitas kelembagaan Kelompok Tani


Variabel Indikator Nilai λi
X Dinamika Kelompok 0,859
X11Tujuan 0,614
X1.2.Struktur 0,656
X1.3.Fungsi / Tugas 0,676
X1.4. Pembinaan / Pengembangan 0,581
X1.5 Kekompakkan 0,602
X1.6. Suasana Kelompok 0,591
X1.7Keefektifan 0,543
X1.8Tekanan 0,629
X1..9KeinginanKelompok 0,740
Sumber : Data Olahan 2018
Dinamika kelompok memiliki mengetahui akan tujuan kelompok tani
beberapa indikator yaitu tujuan, struktur, yang mereka ikuti, tujuan kelompok sesuai
fungsi pembinaan, kekompakkan, dengan tujuan responden serta dalam
suasana kelompok, keefektifan, tekanan menetapkan dan mencapai tujuan
dalam kelompok dan keinginan kelompok dilakukan secara musyawarah
terselubung (Mardikanto.2009) dengan melibatkan seluruh anggota dan
1. TujuanKelompok pengurus sehingga dihasilkan
Tujuan kelompok adalah keadaan kemufakatan bersama. Kejelasan tujuan
yang ingin dicapai oleh kelompok dan kelompok yang dicapai diharapkan dapat
para anggotanya. Hasil data menunjukkan memberikan rasa kepercayaan anggota
tujuan kelompok memilki nilai sebesar terhadap kelompoknya sehingga
0,614 atau sebesar 61,4 % memberikan memberikan motivasi kepada anggota
kontribusi terhadap dinamika kelompok untuk melakukan kegiatan kelompok.
yang berada di lokasi penelitian. Hal ini Keadaan ini akan menyebabkan kuatnya
menunjukan sebagian besar responden dinamika kelompok. Hal ini sesuai dengan

3
E-ISSN: XXX-XXX Gorontalo Journal of Equatorial Animals
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/gijea
Volume 1 No 1 Januari 2022
pendapat. Anantayu (2009), bahwa tujuan kelompok dapat tercapai. Fungsi tugas
kelompok yang jelas sangat diperlukan mempunyai n i l a i sebesar 67,6 %.
agar anggota dapat berbuat sesuai Terbentuknya dinamika kelompok dilokasi
dengan kebutuhan kelompok. Apabila penelitian. Hal ini berarti bahwa kelompok
tujuan kelompok mendukung tujuan tani selalu memberikan dan menyebarkan
anggotanya maka kelompok menjadi kuat informasi kepada anggota kelompok tani,
dinamikanya. memberitahukan atau mengkoordinasikan
2. Struktur Kelompok seluruh kegiatan kepada anggotanya,
Struktur kelompok adalah bentuk memberikan keluasan kepada anggota
hubungan antara individu-individu untuk mengembangkan gagasan atau ide.
didalam kelompok yang disesuaikan Penyampaian informasi ataupun ide-ide
dengan posisi dan peranan masing-masing pada saat pertemuan rutin kelompok yang
individu. Kelompok tani pada dasarnya umumnya dilakukan setiap bulan dan
adalah organisasi non formal diperdesaan bertempat dirumah anggota petani. Petani
yang ditumbuh kembangkan dari oleh dan memiliki harapan pada pemerintah agar
untuk petani. senantiasa tidak mengabaikan ide petani
Tetapi dalam perkembangannya seperti halnya adanya perbaikan jalan,
menjadi kelompok formal sehingga bantuan pakan yang kontinu guna
terdapat alokasi fungsi, tugas, wewenang peningkatan produksi.ternak sapi potong.
dan tanggung jawab para anggotanya Kelompok tani di Kabupaten
dalam pencapai tujuan yang telah Gorontalo selalu mengajak seluruh
ditetapkan bersama anggota untuk terlibat secara aktif dalam
Berdasarkan hasil analisis struktur kegiatan dan kelompok tani selalu terbuka
kelompok memiliki nilai 0,656 atau 65,6 % kepada anggota jika terjadi permasalahan
memberikan pengaruh terciptanya dalam kegiatanyang dilakukan. Fungsi
dinamika kelompok tani, hal ini tugas yang baik diharapkan kelompok
menunjukan bahwa terdapat pembagian tani yang ada akan mendapatkan
tugas dan tanggung jawab yang sangat kepercayaan dari anggotanya sehingga
jelas secara tertulis, pengambilan tujuan kelompok dan tujuan para anggota
keputusan dalam kelompok tani dilakukan dapat tercapai. Menurut Slamet (2003)
oleh ketua dengan memperhatikan aspirasi masud dari fungsi tugas adalah untuk
pengurus dan anggota, selalu ada mengfasilitasi dan mengkoordinasi usaha-
komunikasi antara pengurus dengan usaha kelompok yang menyangkut
seluruh anggota dan antara anggota yang masalah-masalah bersama dan dalam
satu dengan anggota lainnya dan dalam rangka memcahakan masalah-masalah
melakukan suatu kegiatan selalu yang dihadapi.
dijelaskan dan didiskusikan dengan 4. Pembinaan / Pengembangan
seluruh anggota kelompok. Pembentukan Hasil analisis data pembinaan dan
Struktur kelompok jelas, diharapkan akan pengembangan kelompok dikategorikan
tercipta interaksi yang intensif diantara kurang baik yaitu sebesar 58,1%. Hal ini
anggota kelompok sehingga berdampak menunjukan bahwa pembinaan dan
pada pengembangan kapasitas pengembangan kelompok yang dilakukan
kelembagaan kelompok. Hal ini sesuai terhadap anggota tidak optimal.
dengan pendapat Slamet (2003) Pembinaan dan pengembangan kelompok
mengemukakan bahwa yang terpenting dilakukan dengan cara mengembangkan
dalam struktur kelompok adalah partisipasi anggota dalam kegiatan
terciptanya interaksi yang intensif diantara kelompok, usaha untuk menambah
anggota kelompok. anggota baru, fasilitasi untuk melakukan
3. Fungsi dan Tugas kegiatan dan pengawasan (kontrol)
Fungsi tugas kelompok adalah usaha terhadap norma yang berlaku dalam
yang dilakukan kelompok sehingga tujuan kelompok. Tetapi biarpun usaha yang

4
E-ISSN: XXX-XXX Gorontalo Journal of Equatorial Animals
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/gijea
Volume 1 No 1 Januari 2022
dilakukan oleh kelompok untuk didasarkan pada kesamaan tempat
pembinaan dan pengembangan kelompok domisili membuat saling mengenal dan
telah dilakukan secara baik, jika hal akrab diantara anggota. Hasil pengamatan
tersebut tidak didukung oleh anggota terlihat bahwa kerjasama diantara anggota
kelompok maka hasilnya tidak akan kelompok kategori baik dan
maksimal. kepemimpinan ketua kelompok yang
Berdasarkan pengamatan, untuk cukup memenuhi serta mampu
mengembangkan partisipasi anggota berkomunikasi lancar dengan anggota
dalam kegiatan kelompok, sebetulnya menjadikan kekompakkan kelompok
kelompok tani telah mempunyai kegiatan dapat terbina dengan baik. Pada
pertemuan secara rutin, tetapi tidak semua umumnya anggota merasa senang
anggota hadir dalam kegiatan pertemuan bergabung dengan kelompok. Konflik
yang dilakukan. Begitu juga untuk norma yang dapat membubarkan kelompok tani
yang berlaku dalam kelompok, dimana jarang terjadi, karena setiap permasalahan
kelompok mempunyai aturan-aturan yang yang terjadi selalu diselesaikan secara
telah disepakati Data menunjukan bahwa bersama dalam kelompok.Terbentuknya
hanya ada 2 (dua) kelompok yang kekompakan kelompok yang cukup baik
memberikan sanksi berupa denda RP 50 diharapkan meningkatkan gairah bekerja
000 bagi anggota yang tidak menghadiri dari anggota agar lebih aktif dan
satu kali pertemuan rutin. Tidak ada termotivasi untuk tetap menjalin interaksi
sanksi yang berat yang diterapkan jika dan bekerjasama satu sama lain. Anggota
ada anggota yang melanggar. Ketua petani selalu menganggap dirinya masih
kelompok tidak memliki kekuatan hukum menjadi bagian dalam kelompok dan
untuk memaksa para anggotanya untuk secara aktif mengikuti kegiatan kelompok,
selalu berpartisipsi dalam kelompoknya. melakukan interaksi dalam menjalankan
Hal inilah yang menyebabkan pembinaan usaha ternak sapi. adapun pemeliharaan
dan pengembangan kelompok tidak sapi dilokasi penelitian dilakukan secara
maksimal. Pembinaan dan pengembangan kelompok namun ada beberapa anggota
kelompok yang masih rendah, maka kelompok yang lebih memilih kandang
diharapkan kelompok tani dapat lebih sendiri namun hal ini tidak mengurangi
mempertahankan dan mengembangkan kekompakkan para anggota walaupun
kelompoknya. lokasinya tidak berdekatan, ikatan
Pembinaan peternak dalam rangka emosional para anggota petani
untuk penumbuhan dan pengembangan menghantarkan pada kondisi
kelompok tani menjadi kelompok tani terbentuknya kekompakkan kelompok,
yang kuat dan mandiri agar nilai ekonomi hal ini sesuai pernyataan Falo (2014)
peternak meningkat dan dalam jangka bahwa aktivitas anggota membangun
panjang meningkatkan produktivitas, semangat yang tinggi dan rasa kesetiaan
efisiensi usaha ternak sapi potong dan yang mendalam pada kelompok secara
dukungan terhadap kapasitas bersama-sama sehingga ikatan emosional
kelembagaan (Adawiyah, 2017) antara anggota saling mengenal akan
5. Kekompakkan kelompok menimbulkan kekompokkan yang kuat.
Kekompakan kelompok merupakan
daya lekat kelompok yang merupakan 6. Suasana Kelompok.
modal dasar bagi keberhasilan suatu Suasana kelompok adalah persatuan
kelompok. Kekompakkan kelompok kelompok yang merupakan satu ikatan
mempunyai katagori baik yaitu sebesar kekuatan dan sifat kebersamaan yang
60,2 %. Hal ini menunjukan bahwa dinamis oleh anggota kelompok dan
dilokasi penelitian, kekompakan kelompok pengurus kelompok (Huraerah dan
yang terbina cukup baik baik. Purwanto, 2006). Suasana di lokasi
Pembentukan kelompok tani yang penelitian cukup baik baik yaitu sebesar 60

5
E-ISSN: XXX-XXX Gorontalo Journal of Equatorial Animals
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/gijea
Volume 1 No 1 Januari 2022
%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian yang rumit dan lebih memilih pada
besar responden menyatakan bahwa rentenir atau sesama anggota kelompok.
suasana kelompok yang terjalin cukup selanjutnya Johnson et al (2012)
baik, namun masih memilki masalah, hal mengemukakan bahwa solidaritas sesama
ini ditunjukkan oleh hubungan antara anggota kelompok ditujukan dengan
anggota kelompok tani dengan sebagian saling membantu anggota yang mengalami
kecil anggota kelompok tidak akrab, hal ini kesulitan, saling percaya dan
diakibatkan masalah kecil seperti uang kas berkomunikasi efektif dalam memenuhi
kelompok yang biasa dipinjamkan pada kebutuhan kelompok. Kefektifan
beberapa anggota yang membutuhkan kelompok sangat penting, dimana
dan pemicu lainnya keterlambatan bayar efektifitas kelompok mempunyai
uang arisan, karena uang arisan masih pengaruh timbal balik dengan
untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, kedinamisan kelompok.
lokasi kandang yang terpisah-pisah dan Kelompok yang efektif akan
jarak antar angota satu dengan lainnya mempunyai tingkat dinamika yang tinggi,
menjadi berjauhan, semua hal-hal tersebut atau sebaliknya.
membuat para petani kurang bersemangat 8. Tekanan Kelompok
untuk mengikuti kegiatan rutin kelompok Tekanan kelompok merupakan
tani. Namun semua masalah yang tekanan-tekanan atau ketegangan dalam
membuat suasana tidak kondusif hanya kelompok yang menyebabkan kelompok
sementara waktu, selalu ada upaya tersebut berusaha keras untuk mencapai
kelompok untuk menciptakan suasana tujuan kelompok.(Mardikanto, 2009). Hasil
menjadi lebih kondusif. Adanya peran dari penelitian aspek tekanan kelompok
ketua kelompok untuk mendekati para dikatagorikan baik yaitu sebesar 62,9 %.
semua anggota kelompok telah dapat Hal inimenunjukan bahwa tekanan
menciptakan suasana persaudaraan dalam kelompok hanya kadang-kadang saja
kelompok. Peran aktif ketua sangat menimbulkan perselisihan dan konflik.
penting dalam menata suasana kelompok Tetapi konflik dan perselisihan yang
yang baik sehingga mampu menciptakan terjadi didalam kelompok hanyalah
dinamis kelompoknya. Hal ini sesuai masalah kecil, seperti misalnya tidak
pernyataan Hanan et al.(2005) bahwa salah diterimanya saran dan kritik yang
satu peran ketua kelompok adalah disampaikan anggota dan ketidakpuasan
memberikan motivasi dan memecahkan sebagian anggota terhadap pencapaian
masalah. tujuan kelompok. Petani selalu bersikap
7. Efektivitas kelompok. rational untuk mempertimbangkan
Keefektifan kelompok yaitu sesuatu hingga kebutuhannya
sebesar 54,3 %. Hal ini menunjukan terpenuhi.seperti halnya yang
sebagian besar responden yang dikemukakan oleh Noelock dan Muschoff
menyatakan bahwa dengan bergabung (2013) bahwa petani selalu bersifat rasional
kedalam kelompok tani mereka merasakan Tekanan diperlukan dalam memotivasi
bermanfaatnya dan belum merasa puas, petani untuk mencapai tujuannya, seperti
hal ini dikarenakan mereka belum dapat yang dikemukakan oleh Andarwati (2012)
memeperoleh kemudahan dalam bantuan bahwa perlu adanya tekanan sehingga
modal padahal modal merupakan faktor dinamika kelompok dapat ditingkatkan.
penunjang utama dalam kegiatan berusaha 9. Keinginan Terselubung Kelompok
tani, tanpa modal usaha tani niscaya petani Hasil analisis terhadap maksud
akan sulit mengembangkan usaha tani terselubung dikatagorikan baik yaitu
yang dilakukan. (Rini dan Jahi. 2005). Para sebesar 74 % menunjukan bahwa tidak
petani dilokasi penelitian masih enggan semua anggota mengetahui adanya
berhubungan dengan pihak perbankan maksud terselubung. Maksud terselubung
karena sulit untuk memenuhi persyaratan merupakan perasaan yang baik terpendam

6
E-ISSN: XXX-XXX Gorontalo Journal of Equatorial Animals
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/gijea
Volume 1 No 1 Januari 2022
didalam diri anggota kelompok namun Secara keseluruhan bahwa dinamika
tidak dinyatakan secara formal (tertulis) kelompok berada pada katagoribaik
namun akan memberikan semangat Dinamika kelompok sebagai variabel
kepada kelompok. salah satu contoh memberikan kontribusi sebesar 86 %
maksud terselubung dilokasi penelitian dalam meningkatkankapasitas
adalah para anggota petani ingin kelembagaan kelompok tani sapi potong,
melakukan perjalanan keluar kota untuk semakin dinamis kelompok akan
melakukan studi banding dalam upaya berpengaruh pada tingkat kapasitas
meningkatkan usaha sapi potong melalui kelembagaan kelompok tani sapi potong.di
penerapan teknologi dan berharap Kabupaten Gorontalo
pemerintah memberikan bantuan modal. KESIMPULAN
tetapi semua harapan hanya sebatas Pengembangan kapasitas kelembagaan
ungkapan-ungkapan kesesama anggota, kelompok tani tidak lepas dari diinamika
apabila maksud terselubung itu akan kelompok yang memberikan pengaruh
terpenuhi akan memberikan pengaruh positif. Kelompok tani sebagai wadah yang
yang kuat terhadap kelompok. hal ini berpotensi menggerakkan anggota untuk
sesuai penyataan Mardikanto (2009) saling berinteraksi dan bekerja sama.
bahwa terwujudnya maksud terselubung Tingkat dinamika kelompok tergolong
anggota akan mendorong semakin baik tetapi peran petani harus lebih
aktifnya anggota kelompok dalam optimal dalam berpartisipasi dalam
melaksanakan kegiatan kelompok dan kegiatan kelompok usaha sapi potong
akan mendorong dinamisnya kelompok.

DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah CR. 2017 Urgensi Komunikasi Johnson, D.W. and Johnson, F.P. 2012.
Dalam Kelompok Kecil Untuk Joining Together: Group Theory
Mempercepat Proses Adopsi and Group Skills. Seventh Edition.
Teknologi Pertanian. PSEKP, Jurnal Allyn and Bacon, Inc. Tokyo.
Forum Agro Ekonomi, 36(1): 59-74
Haman, A.I. Pulungan dan Lumintang
BarhamJ,ClarenceC.2009.Collective Action (2005). Faktor Yang Berhubungan
Initiatives to Improve Marketing Dengan Pemimpin Dan
Performance:Lessons from Farmer Penyuluhan. Jurnal Penyuluhan
Groupsin Tanzania. Elsevier: Food 1(1): 7-15
Policy 34 (2009) 53–59.
Huraerah dan Purwanto (2006) Dinamika
Andarwati, Guntoro B, Trisakti F, dan Kelompok. Konsep dan Aplikasi
Sulastri E. 2012. Dinamika Bandung. PT Rafika Aditama
Kelompok Peternak Sapi Potong
Binaan Universitas Gadjah Mada Mardikanto T.2009. Sistem Penyuluhan
di Propinsi Daerah Istimewa Pertanian. Surakarta (ID) :
Yogyakarta. Jurnal Sains Universitas Sebelas Maret Press.
Peternakan. 10 (1): 39-46.
Anantayu.S.2009. Kelembagaan Petani: Maart Noelock, SC dan Mushoff. 2013.
Peran Dan Strategi Pengembangan Investing To Day or Tomorrow An
Kapasitasnya. SEPA 7 ( 2 ) : 102-109 Experimental Approach to
Fammers Decision Behavior JAE 6
Falo. M. 2015. Kajian Dinamika Kelompok (4): 295-318
Usaha Ternak Sapi Potong di
Kabupataen Timor Tengah utara. Rianse. U, dan Abdi.2008. Metodologi
Jurnal Agrimor 1(1) 13-18 Penelitian Sosial Dan Ekonomi

7
E-ISSN: XXX-XXX Gorontalo Journal of Equatorial Animals
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/gijea
Volume 1 No 1 Januari 2022
(Teori dan Aplikasi) Edisi
Pertama.Alfabeta Bandung. Slamet. M 2003..Kelompok, Organisasi dan
Kepemimpinan. Bogor. Institut
Rini S.. Damiharti. Dan Amri Jahi. 2005. Pertanian Bogor (ID) IPB. Press.
Hubungan Karakteristik Petani
Dengan Kompetensi Agribisnis Sugiono, 2012. Metode Penelitian
Pada Usaha Tani Sayuran Di Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Kabupaten Kediri. Jawa Timur. Cetakan ke 16 Alfabeta. Bandung
Jurnal Penyuluhan 1 (1): 41- 48

You might also like