You are on page 1of 17

Jurnal Komunikasi Pembangunan

ISSN 1693-3699 Februari 2008, Vol. 06, No. 1

Efektivitas Komunikasi Partisipatif dalam Pelaksanaan Prima Tani di


Kecamatan Sungai Kakap
Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat

P.G. Cahyanto a), B.G. Sugihen b), Hadiyanto b)


a) b)
Alumni Mayor Komunikasi Pembangunan, pontigesang@yahoo.com Staf Pengajar Mayor Komunikasi
Pembangunan, FEMA IPB, Jl. Kamper Kampus IPB Darmaga

Abstrak
The objectives of this research are to know the participatory communication effectiveness in the implementation of
integrated farming model and to analyze the relationship between individual characteristic of farmer with
participatory communication in implementation of Prima Tani. The research was designed asa survey on the
character of descriptive correlation. Sample chosen by simple random sampling method consisting of 100 farmers or
peasants from 10 groups of peasants that participate in Prima Tani Progam. The collected data is analyzed using
non-parametric statistics procedure, in this case Rank Spearman and Chi Square. The result of the study indicate that
(1) Age correlate significantly with planning, Non formal education correlates significantly with inspiring idea,
planning and implementation, Motivation correlate significantly with inspiring idea, Income level correlate
significantly with planning, implementation and assessment, Membership period correlate significantly with inspiring
idea and implementation. Inspiring idea correlate with attitude and knowledge in integrated farming model or
program. Implementation program correlate with attitude and knowledge, and negatitivity correlates with behavior
change. The assessment program correlate with significantly with attitude and knowledge. Farmer attitude and
knowledge in this model are not always in line with behavior change that would expected.
Keywords: Individual Characteristic, Partisipative Communication, Integrated Farming model

1. Pendahuluan merupakan salah satu desa di Keca-


1.1 Latar Belakang matan Sungai Kakap yang lahan perta-
niannya diusahakan secara intensif, na-
Mengatasi permasalahan lambannya
penyampaian informasi dan rendahnya mun produksinya masih terbatas, dise-
tingkat adopsi inovasi pertanian, maka babkan oleh kondisi lahannya yang ku-
rang mendukung untuk pertumbuhan
mulai tahun 2005 Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Departemen suatu tanaman. Akibatnya tingkat pen-
Pertanian melaksanakan Program Rinti- dapatan petani menjadi rendah. Untuk
san dan Akselerasi Pemasyarakatan Ino- mengatasi permasalahan tersebut, maka
vasi Teknologi Pertanian (Prima Tani) salah satu upaya yang dapat dilakukan
yang merupakan suatu model atau kon- oleh pemerintah khususnya Balai Peng-
kajian Teknologi Pertanian adalah mela-
sep baru diseminasi teknologi yang di-
pandang perlu, mampu dan dapat mem- lui Prima Tani. Tujuan utama Prima Ta-
ni adalah untuk mempercepat waktu dan
percepat penyampaian informasi, bahan
dasar inovasi baru yang dihasilkan oleh memperluas adopsi inovasi pertanian
yang dihasilkan oleh Badan Litbang
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP Kalbar, 2005). Program ini pada Pertanian yang disesuaikan dengan ka-
tahap awal dilaksanakan pada 14 Pro- rakteristik lokal spesifik sesuai dengan
penggunanya (petani).
vinsi di Indonesia, salah satunya adalah
di Provinsi Kalimantan Barat, dengan Prima Tani direncanakan dari dan o-
leh masyarakat tani bersama pemangku
lokasi pada lahan rawa/pasang surut di
kepentingan pembangunan pertanian
Desa Sungai Itik Kecamatan Sungai
masyarakat pedesaan. Mengacu pada
Kakap Kabupaten Pontianak.
kenyataan tersebut maka pendekatan
Desa Sungai Itik sebagai desa de-
komunikasi dalam Prima Tani adalah
ngan karakteristik lahan pasang surut

14
Efektivitas Komunikasi Partisipatif dalam Pelaksanaan Prima Tani

dengan melibatkan semua unsur baik sa Sungai Itik Kecamatan Sungai


dari Pemerintah dalam hal ini Dinas Kakap Kabupaten Pontianak?
Instansi terkait mulai dari Provinsi, Ka-
bupaten, Kecamatan dan Desa, Swasta 1.3. Tujuan Penelitian
dan petani sebagai sasaran program. 1. Mengetahui efektivitas komunikasi
Melalui komunikasi yang partisipatif partisipatif dalam pelaksanaan Pri-
sesuai dengan tahapan dalam Prima Ta- ma Tani di Desa Sungai Itik Keca-
ni, maka masyarakat diajak untuk turut
matan Sungai Kakap Kabupaten
bersama-sama pemerintah untuk meren- Pontianak.
canakan apa yang menjadi kebutuhan 2. Menganalisis hubungan antara ka-
dan keinginannya, melaksanakan dan rakteristik individu petani dengan
memberikan penilaian terhadap apa komunikasi partisipatif dalam pelak-
yang akan dan telah dilaksanakannya. sanaan Prima Tani di Desa Sungai
Komunikasi yang efektif sangat di-
Itik Kecamatan Sungai Kakap Ka-
perlukan agar apa yang diinginkan baik bupaten Pontianak.
oleh pemerintah, swasta maupun petani 3. Menganalisis hubungan antara ko-
dalam pelaksanaan Prima Tani dapat
munikasi partisipatif dalam pelaksa-
tercapai. Dengan komunikasi yang efek- naan Prima Tani dengan efektivitas
tif diharapkan akan dapat menghilang- komunikasi model usahatani terpadu
kan berbagai hambatan terutama dalam padi, sapi dan ikan.
hal tukar menukar informasi maupun
berbagai ketimpangan dalam pelaksana-
2. Tinjauan Pustaka
an Prima Tani. Oleh karena itu, sejauh 2.1. Pengertian Komunikasi
mana efektivitas komunikasi dalam pe-
laksanaan Prima Tani perlu dikaji, apa- Aktivitas komunikasi selalu me-
kah melalui proses komunikasi partisi- nyentuh seluruh aspek kehidupan ma-
patif dalam Prima Tani yang menghasil- nusia, karena komunikasi adalah suatu
kan model usahatani terpadu padi, sapi pernyataan manusia, baik secara pero-
dan ikan dapat meningkatkan pengeta- rangan maupun secara kelompok, yang
huan, sikap dan perilaku petani. bersifat umum (tidak bersifat rahasia)
dengan menggunakan tanda-tanda, ko-
1.2. Perumusan Masalah de-kode atau lambang-lambang tertentu
(Soekartawi, 2005). Untuk lebih mema-
1. Apakah komunikasi partisipatif e- hami komunikasi, ada tiga kerangka pe-
fektif dalam pelaksanaan Prima mahaman yang dapat digunakan, yaitu
Tani di Desa Sungai Itik Kecamat- komunikasi sebagai tindakan satu-arah,
an Sungai Kakap Kabupaten Ponti-
komunikasi sebagai interaksi dan komu-
anak? nikasi sebagai transaksi (Mulyana,
2. Bagaimana hubungan antara karak-
2002). Sebagai tindakan satu-arah, sua-
teristik individu petani dengan ko- tu pemahaman populer mengenai komu-
munikasi partisipatif dalam pelak-
nikasi manusia adalah komunikasi yang
sanaan Prima Tani di Desa Sungai mengisyaratkan penyampaian pesan se-
Itik Kecamatan Sungai Kakap Ka- arah dari seseorang (atau suatu lemba-
bupaten Pontianak?
ga) kepada seseorang (sekelompok o-
3. Bagaimana hubungan antara ko-
rang) lainnya, baik secara langsung (ta-
munikasi partisipatif dalam pelak- tap-muka) ataupun melalui media, se-
sanaan Prima Tani dengan efekti-
perti surat (selebaran), surat kabar, ma-
vitas komunikasi model usahatani
jalah, radio, atau televisi. Komunikasi
terpadu Padi, Sapi dan Ikan di De-
dianggap suatu proses linear yang dimu-

15
P.G. Cahyanto, et. al.

lai dengan sumber atau pengirim dan Tubbs dan Moss (2000) menyatakan
berakhir pada penerima, sasaran atau tu- ada lima hal yang menjadikan ukuran
juannya. bagi komunikasi yang efektif, yaitu: pe-
Komunikasi sebagai interaksi me- mahaman, kesenangan, pengaruh pada
nyetarakan komunikasi dengan suatu sikap, hubungan yang makin baik, dan
proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, tindakan.
yang arahnya bergantian. Seorang pene- (1) Pemahaman
rima bereaksi dengan memberi jawaban Arti pokok pemahaman adalah pe-
verbal atau menganggukkan kepala, ke- nerimaan yang cermat atas kan-
mudian orang pertama bereaksi lagi se- dungan stimuli seperti yang dimak-
telah menerima respons atau umpan-ba- sud oleh pengirim pesan (komuni-
lik dari orang kedua, dan begitu seterus- kator), dikatakan efektif bila peneri-
nya. ma memperoleh pemahaman yang
Komunikasi sebagai transaksi, ko- cermat atas pesan yang disampai-
munikasi dianggap telah berlangsung kan.
bila seseorang telah menafsirkan perila- (2) Kesenangan
ku orang lain, baik perilaku verbal mau- Komunikasi tidak semua ditujukan
pun perilaku nonverbalnya. Berdasarkan untuk menyampaikan maksud ter-
konseptualisasi ini, komunikasi pada tentu, adakalanya komunikasi hanya
dasarnya adalah suatu proses yang dina- sekedar untuk bertegur sapa dan
mis yang secara sinambung mengubah menimbulkan kebahagian bersama.
pihak-pihak yang berkomunikasi. Me- (3) Mempengaruhi sikap
nurut pandangan ini, maka orang-orang Tindakan mempengaruhi orang lain
yang berkomunikasi dianggap sebagai dan berusaha agar orang lain mema-
komunikator yang secara aktif mengi- hami ucapan kita adalah bagian dari
rimkan dan menafsirkan pesan. Setiap kehidupan sehari-hari. Pada waktu
pihak dianggap sumber sekaligus juga menentukan tingkat keberhasilan
penerima pesan. berkomunikasi ternyata kegagalan
dalam mengubah sikap orang lain
2.2. Efektivitas Komunikasi belum tentu karena orang lain ter-
sebut tidak memahami apa yang di-
Effendi (2001) menyatakan komuni-
kasi untuk dapat dikatakan efektif jika maksud. Dapat dikatakan bahwa ke-
dapat menimbulkan dampak yaitu: 1) gagalan dalam mengubah pandang-
an seseorang jangan disamakan de-
kognitif, yakni meningkatnya pengeta-
ngan kegagalan dalam meningkat-
huan komunikan, 2) Afektif, yaitu peru-
bahan pandangan komunikan, karena kan pemahaman, karena memahami
dan menyetujui adalah dua hal yang
hatinya tergerak akibat komunikasi dan
3) Behavioral yaitu perubahan perilaku sama sekali berlainan.
(4) Memperbaiki hubungan
atau tindakan yang terjadi pada komuni-
kan. Efek pada aras kognitif meliputi Komunikasi yang dilakukan dalam
peningkatan kesadaran, belajar dan tam- suasana psikologis yang positif dan
penuh kepercayaan akan sangat
bahan pengetahuan. Pada aras afektif
meliputi efek berhubungan dengan e- membantu terciptanya komunikasi
mosi, perasaan dan sikap, sedangkan e- yang efektif. Apabila hubungan ma-
nusia dibayang bayangi oleh keti-
fek pada aras konatif berhubungan de-
dakpercayaan, maka pesan yang di-
ngan perilaku dan niat untuk melakukan
sampaikan oleh komunikator yang
sesuatu menurut cara tertentu (Jahi,
paling kompeten pun bisa saja me-
1988).
ngubah makna.

16
Efektivitas Komunikasi Partisipatif dalam Pelaksanaan Prima Tani

(5) Tindakan komunikasi, model ini berlandaskan


Mendorong orang lain untuk mela- konsepsi komunikasi sosial sebagai su-
kukan tindakan yang sesuai dengan atu proses dialog dua arah dalam upaya
yang diinginkan merupakan hasil mencapai saling pengertian dan kesepa-
yang paling sulit dicapai dalam ber- katan antara dua individu atau dua ke-
komunikasi. Lebih mudah mengusa- lompok atau lebih, dan bukan satu o-
hakan agar pesan dapat dipahami o- rang atau satu kelompok yang berkuasa
rang lain daripada mengusahakan a- atau berwibawa memaksakan kekuasaan
gar pesan tersebut disetujui, tinda- atau kewibawaannya kepada yang lain.
kan merupakan feed back komuni- Situasi interaktif antara pihak-pihak
kasi paling tinggi yang diharapkan yang berkomunikasi dapat digambarkan
pemberi pesan. seperti dalam model Sirkuler yang dike-
mukakan oleh Osgood dan Schramm
2.3. Komunikasi Partisipatif dalam (1974) dalam Wiryanto (2004). Model
Pelaksanaan Prima Tani ini menggambarkan suatu proses yang
Menurut Hamijoyo (2005), komuni- dinamis. Pesan ditransmisikan melalui
proses encoding dan decoding. Hubung-
kasi partisipatif mengasumsikan adanya
proses humanis yang menempatkan in- an antara encoding dan decoding layak-
dividu sebagai aktor aktif dalam meres- nya sumber (encoder) penerima (deco-
pons setiap stimulus yang muncul da- der) yang saling mempengaruhi satu sa-
lam lingkungan yang menjadi medan ma lain. Namun pada tahap berikutnya
kehidupannya. Individu bukanlah wujud penerima (encoder) dan sumber (deco-
yang pasif yang hanya bergerak jika ada der), intepreter berfungsi ganda seba-
gai pengirim dan penerima pesan. Mo-
yang menggerakkan. Individu adalah
wujud dinamis yang menjadi subyek da- del ini menempatkan sumber dan pene-
lam setiap perilaku yang diperankan ter- rima mempunyai kedudukan yang sede-
masuk perilaku komunikasi. rajat. Mengacu pada konsep pengem-
Proses komunikasi pada dasarnya bangan wilayah serta pola pendekatan
merupakan salah satu ekspresi dinamis komunikasi Top-down dan Bottom-up,
individu dalam merespons setiap simbol Sumardjo (1999) juga mengemukakan
bahwa model komunikasi pembangunan
yang diterimanya melalui mekanisme
psikologis untuk memberikan makna yang dinilai layak untuk dikembangkan
sesuai dengan referensi yang dimiliki- adalah model komunikasi “interaktif”
yang menghasilkan keseimbangan da-
nya. Melalui proses komunikasi simbol
lam perspektif teori pertukaran (ex-
simbol itu kemudian diberi makna. Ma-
ka jadilah pesan yang bisa diterima dan change theory), melalui jalur kelemba-
gaan yang telah mapan, didukung oleh
digunakan untuk merumuskan pesan ba-
ru sehingga melahirkan situasi komuni- bentuk-bentuk komunikasi yang efektif
baik vertikal maupun horisontal dalam
kasi dua arah (two ways communicati-
on). Dalam situasi interaktif inilah ke- sistem sosial pertanian. Mengacu pada
mudian terbentuk norma sosial yang di- Schramm, Kincaid, Rogers dan Kincaid
dan Swanson, Sumardjo (1999) menya-
sepakati, sehingga semakin lama komu-
nikasi itu berlangsung, maka semakin takan bahwa model komunikasi interak-
besar pula kesamaan-kesamaan yang tif ini sejalan dan memperhatikan prin-
sip-prinsip yang berlaku dalam model
terbangun dalam diri seseorang yang a-
komunikasi tipe Relational maupun ti-
kan menjadi mediator penting aktivitas
pe-tipe Convergence. Model “interak-
komunikasi. Menurut Hamijoyo (2005),
tif” sebenarnya lebih dekat dengan mo-
model ini disebut model konvergensi
del komunikasi “konvergen.” Model

17
P.G. Cahyanto, et. al.

komunikasi konvergen atau interaktif (yang biasa disebut sasaran pemba-


menurut Sumardjo (1999), bersifat dua ngunan), tanpa harus mengabaikan arah
arah, yakni partisipatif baik vertikal dan percepatan pembangunan, dengan
maupun horisontal. Artinya, keputusan titik berat pembangunan beroriantasi
di tingkat perencanaan program pemba- pada peningkatan kesejahteraan rakyat
ngunan sangat memperhatikan kebutuh- dan memperhatikan hak-haknya sebagai
an dan kepentingan di tingkat “bawah” manusia dan warga negara.

Pesan

Sumber Penerima
Interpreter Interpreter
Penerima Sumber

Pesan

Gambar 1. Model Sirkuler Osgood dan Schram

2.4. Karakteristik Individu bih rinci mengemukakan karakteristik


Karakteristik individu sangat me- individu antara lain: umur, pendidikan,
nentukan pemahaman terhadap infor- keberanian mengambil resiko, pola hu-
masi yang diterima. Lionberger dan bungan, sikap terhadap perubahan, mo-
Gwin (1982) mengungkapkan bahwa tivasi berkarya, aspirasi, fatalisme, sis-
tem kepercayaan tertentu dan karakte-
peubah yang penting dalam mengkaji
masyarakat lokal di antaranya adalah ristik psikologi.
peubah karakteristik individu. Karakte- Dalam konteks penelitian ini, karak-
teristik internal petani yang diduga da-
ristik anggota kelompok pada dasarnya
pat mempengaruhi partisipasi dalam pe-
merupakan karakteristik individu,
karakteristik individu meliputi: usia, laksanaan Prima Tani terdiri dari pe-
ubah peubah: Usia, Pendidikan, Pendi-
tingkat pendidikan, dan ciri psikologis.
Menurut Rogers (2003) proses pengam- dikan non formal, Pengalaman berusa-
ha tani, Motivasi, Tingkat Pendapatan,
bilan keputusan para petani apakah me-
nerima atau menolak suatu inovasi ter- Luas pemilikan lahan, Keanggotaan da-
gantung pada sikap mental (sikap terha- lam kelompok tani. Faktor usia, Pendi-
dikan, Pendidikan non formal, Pengala-
dap perubahan), situasi intern dan situa-
si ekstern. Situasi intern individu dipe- man berusaha tani, Luas pemilikan la-
ngaruhi antara lain oleh usia, tingkat han akan mempengaruhi kemampuan
petani berpartisipasi dalam Prima Tani,
pendidikan formal dan pendidikan non
Faktor Motivasi berhubungan dengan
formal, pengalaman bertani padi, kebe-
kemauan dan kemampuan petani untuk
ranian mengambil resiko dan tingkat
berpartisipasi sedangkan faktor keang-
kekosmopolitan. Soekartawi (2005) le-
gotaan dalam kelompok tani berhu-

18
Efektivitas Komunikasi Partisipatif dalam Pelaksanaan Prima Tani

bungan dengan kesempatan petani un- lam bentuk laboraturium agribisnis pada
tuk berpartisipasi dalam Prima Tani. wilayah yang mudah dilihat dan dikenal
masyarakat tani. Prima Tani ini meru-
2.5. Partisipasi Masyarakat pakan suatu model atau konsep baru
Partisipasi masyarakat dalam pem- diseminasi teknologi yang dipandang
bangunan menurut Slamet (2003), dapat dapat mempercepat penyampaian infor-
diartikan sebagai keikutsertaan masya- masi sebagai bahan dasar inovasi yang
dihasilkan Badan Penelitian dan Pe-
rakat dalam pembangunan, ikut serta
dalam pemanfaatannya dan menikmati ngembangan Pertanian. Prima Tani di-
hasil hasil pembangunan. Partisipasi ini harapkan dapat berfungsi sebagai jem-
menurut Kuswartojo (2004), dapat di- batan penghubung langsung antara Pe-
mulai dari tahap menentukan mana neliti dalam bidang Pengembangan Per-
yang akan dituju dan apa yang akan di- tanian sebagai penghasil inovasi dengan
lembaga penyampaian (delivery system)
hasilkan, yang biasanya disebut dengan
tahap rumusan kebijakan dan rencana. maupun pelaku agribisnis (receiving
Selanjutnya diikuti dengan partisipasi system) pengguna inovasi.
Tujuan utama pelaksanaan Prima
pada tahap menentukan cara untuk men-
capai tujuan dan mempertaruhkan sum- Tani adalah untuk mempercepat waktu
ber daya agar tujuan dapat tercapai. Se- dan memperluas adopsi inovasi perta-
hingga pada akhirnya partisipasi akan nian yang dihasilkan oleh Badan Peneli-
sampai pada tahap mencapai kesamaan tian dan Pengembangan Pertanian (Ba-
pandangan tentang bagaimana meman- dan Litbang Pertanian, 2004). Di sam-
tau dan menilai hasilnya. Dengan demi- ping itu pelaksanaan Prima Tani dituju-
kan untuk memperoleh umpan balik
kian secara umum dapat dikatakan bah-
wa partisipasi dapat dimulai dari tahap mengenai karakteristik teknologi tepat
perumusan kebijakan dan penyusunan guna yang bersifat lokal spesifik di wi-
rencana, tahap implementasi sampai ta- layah setempat. Umpan balik ini meru-
hap pemantauan/pengawasan dan evalu- pakan informasi esensial dalam rangka
asi. Menurut Slamet (2003), syarat un- mewujudkan dan memperbaiki peneliti-
tuk berpartisipasi dapat digolongkan da- an dan pengembangan yang berorientasi
pada kebutuhan penggunanya.
lam tiga golongan, yaitu adanya kesem-
patan untuk membangun dalam pem- Prima Tani sebagai modus disemi-
bangunan, kedua adanya kemampuan nasi hasil-hasil penelitian dan pengem-
bangan bertujuan untuk:
untuk memanfaatkan kesempatan, dan
 Merancang serta memfasilitasi pe-
ketiga adanya kemauan dan kemampuan
untuk berpartisipasi. numbuhan dan pembinaan percon-
tohan sistem dan usaha agribisnis
2.6. Program Rintisan dan Akselerasi yang berbasis pengetahuan dan tek-
nologi inovatif.
Pemasyarakatan Inovasi
Teknologi Pertanian (Prima Tani)  Membangun pengadaan sistem tek-
nologi dasar (antara lain benih da-
Dalam rancangan Dasar Prima Tani sar, prototipe alat/mesin pertanian,
(Badan Litbang Pertanian, 2004) me- model usaha pasca panen skala ko-
nyatakan bahwa Prima Tani adalah su- mersial) secara luas dan desentralis-
atu Program Rintisan Akselerasi Pema- tis.
syarakatan Inovasi Teknologi Pertanian  Menyediakan informasi, konsultasi
untuk memperkenalkan dan mema- dan sekolah lapang untuk pemecah-
syarakatkan inovasi hasil penelitian dan an masalah melalui penerapan ino-
pengembangan kepada masyarakat da-

19
P.G. Cahyanto, et. al.

vasi pertanian bagi para praktisi a- sistem dan usaha agribisnis yang baru
gribisnis. pula.
 Memfasilitasi dan meningkatkan ke- Model renovasi merupakan model
mampuan masyarakat dan pemerin- penyempurnaan dan model sistem dan
tah setempat untuk melanjutkan pe- usaha agribisnis yang ada, sehingga
ngembangan dan pembinaan per- mencerminkan suatu revitalisasi inova-
contohan sistem dalam usaha agri- si. Prinsip dasarnya adalah : (1) reinven-
bisnis yang berbasis pengetahuan ting system dan usaha agribisnis yang a-
dan teknologi mutakhir secara man- da melalui reformasi sistem, usaha, pe-
diri. layanan publik dan kelembagaan; (2) re-
Sasaran akhir dari Prima Tani ada- novasi dan revitalisasi teknologi dan ke-
lah diterapkannya teknologi inovatif lembagaan. Dengan demikian rancang-
yang dihasilkan Badan Penelitian dan an model yang dibangun berpijak pada
Pengembangan Pertanian oleh praktisi kondisi sistem dan usaha agribisnis
agribisnis secara cepat, tepat dan massal yang ada.
(Simatupang, 2004). Kegiatan disemi- Prima Tani diimplementasikan seca-
nasi teknologi yang akan dilakukan Ba- ra partisipatif dalam suatu desa atau la-
dan Litbang Pertanian hanyalah mem- boratorium agribisnis, dengan menggu-
buktikan dan menunjukkan kepada ma- nakan lima pendekatan, yaitu (i) agro-
syarakat bahwa teknologi tersebut tepat ekosistem, (ii) agribisnis, (iii) wilayah,
guna dan unggul sehingga mereka yakin (iv) kelembagaan, dan (v) pemberdaya-
dan mengadopsinya. Tetapi kegiatan di- an masyarakat. Penggunaan pendekatan
seminasi oleh Badan Litbang Pertanian agroekosistem berarti Prima Tani diim-
hanya dalam skala terbatas dan semen- plementasikan dengan memperhatikan
tara waktu saja. Fasilitas difusi dan re- kesesuaian dengan kondisi bio-fisik lo-
plikasi atau perluasan Prima Tani diha- kasi yang meliputi aspek sumber daya
rapkan akan dilakukan oleh instansi pe- lahan, air, wilayah komoditas, dan ko-
merintah yang bertugas untuk itu, baik moditas dominan. Pendekatan agribisnis
itu Direktorat jenderal lingkup Depar- berarti dalam implementasi Prima Tani
temen Pertanian melalui program nasio- diperhatikan struktur dan keterkaitan
nal maupun dinas lingkup pertanian pe- subsistem penyediaan input, usahatani,
merintah daerah melalui program pem- pascapanen, pemasaran, dan penunjang
bangunan daerah. dalam satu sistem. Pendekatan wilayah
Ada dua rancang bangun atau desain berarti optimasi penggunaan lahan un-
model inovasi yaitu: (1) model intro- tuk pertanian dalam satu kawasan (desa
duksi dan (2) model renovasi. Model atau kecamatan). Salah satu komoditas
introduksi adalah rancangan agribisnis pertanian dapat menjadi perhatian uta-
yang dibangun untuk pengembangan i- ma sedangkan beberapa komoditas lain-
novasi teknologi berikut susbsistem nya sebagai pendukung, terutama dalam
pendukungnya yang baru. Dengan de- kaitannya dengan upaya untuk mengata-
mikian, model introduksi ini dibangun si risiko ekonomi akibat fluktuasi harga.
dengan pendekatan cetak biru (blue Pendekatan kelembagaan berarti pelak-
print) murni dan inovasi teknologi yang sanaan Prima Tani tidak hanya memper-
hendak dikembangkan dengan struktur hatikan keberadaan dan fungsi suatu or-
sistem dan usaha agribisnis yang berbe- ganisasi ekonomi atau individu yang
da dengan kondisi di lapang. Model ini berkaitan dengan input dan output, teta-
mengakomodasi inovasi teknologi baru pi juga mencakup modal sosial, norma,
yang membutuhkan rancangan model dan aturan yang berlaku di lokasi Prima
Tani. Pendekatan pemberdayaan masya-

20
Efektivitas Komunikasi Partisipatif dalam Pelaksanaan Prima Tani

rakat menekankan perlunya penumbuh- usaha tanaman padi sawah dilakukan o-


an kemandirian petani dalam meman- leh Arfani (1987) di Lampung. Dalam
faatkan potensi sumber daya pedesaan. penelitian ini diketahui ada lima para-
Resultan dari kelima pendekatan di atas meter ciri-ciri individu yang berpenga-
adalah terciptanya suatu model pengem- ruh terhadap tingkat partisipasi dalam
bangan pertanian dan pedesaan dalam kegiatan kelompok, yaitu tingkat pendi-
bentuk unit Agribisnis Industrial Pede- dikan, status keanggotaan, sifat kosmo-
saan dan Sistem Usahatani Intensifikasi polit, pengertian terhadap tujuan kelom-
dan Diversifikasi di lokasi Prima Tani pok dan pemahaman terhadap kejiwaan
yang berkelanjutan. sebagai anggota kelompok. Sedangkan
pada aspek penerapannya ciri-ciri indi-
2.7. Hasil Penelitian yang Relevan vidu yang berpengaruh terhadap tingkat
Berbagai penelitian tentang efektivi- penerapan panca usaha yaitu: umur, sta-
tus keanggotaan, sifat kosmopolit dan
tas komunikasi dalam pelaksanaan pro-
gram pembangunan telah banyak dila- pengertian terhadap tujuan kelompok.
kukan oleh berbagai pihak, baik oleh Partisipasi anggota dalam kegiatan ke-
lompok tani berhubungan relatif nyata
praktisi komunikasi, mahasiswa mau-
pun para ahli lainnya. Berbagai faktor dengan tingkat penerapan panca usaha.
telah diketahui dapat mempengaruhi Penelitian Wahyuni (2006), mene-
efektivitas komunikasi dalam pelaksa- mukan bahwa peningkatan partisipasi
naan suatu program pembangunan. Ha- masyarakat dengan cara mengimple-
sil penelitian Tutud (2001), menemukan mentasikan program melalui proses ko-
bahwa efektif tidaknya komunikasi sa- munikasi yang cenderung top-down dan
searah serta kurang terjadinya komuni-
ngat dipengaruhi karakteristik personal
dan situasional komunikan, kualitas ko- kasi yang bottom-up dan interaktif cen-
munikasi yang dilakukan serta kredibi- derung kurang dapat menggali aspirasi
litas sumber informasi. masyarakat. Akibatnya peningkatan
Penelitian tentang faktor yang mem- partisipasi masyarakat menjadi kurang
pengaruhi tingkat partisipasi anggota efektif.
kelompok tani dalam penerapan panca

3. Kerangka Pemikiran
X Karakteristik Komunikasi Partisipatif Efektivitas Komunikasi
individu petani dalam Pelaksanaan Prima Model Usahatani Terpadu
Tani (y1) Padi, Sapi dan Ikan (y2)
X1. Usia
X2. Pendidikan
X3. Pendidikan Y1.1. Penumbuhan ide Y2.1. Kognitif
non formal Y1.2. Perencanaan Pengetahuan dalam
X4. Pengalaman Program model usaha tani
Berusaha tani Y13. Pelaksanaan Program terpadu
X5. Motivasi yang dihasilkan Y2.2. Afektif
X6. Tingkat Y1.4. Penilaian terhadap Sikap terhadap model
Pendapatan Program yang usaha tani terpadu
X7. Luas pemilikan dihasilkan Y.2.3. Konatif
lahan Penerapan model
X8. Keanggotaan usahatani terpadu
dalam
kelompok
tani
Gambar 3. Hubungan antara Peubah Penelitian

21
P.G. Cahyanto, et. al.

3.1. Hipotesis menguji hipotesis yang telah dirumus-


Berdasarkan permasalahan dan ke- kan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa
rangka pemikiran yang telah dikemuka- Sungai Itik Kecamatan Sungai Kakap
kan, maka hipotesis penelitian ini dapat Kabupaten Pontianak Provinsi Kali-
dirumuskan sebagai berikut : mantan Barat. Pemilihan lokasi peneli-
H1 Ada hubungan yang nyata antara ka- tian dilakukan secara sengaja (purposi-
rakteristik individu petani (usia, ve ).
Populasi dalam penelitian ini meli-
pendidikan, pendidikan non formal,
pengalaman berusaha tani, motivasi, puti seluruh petani yang tergabung da-
luas pemilikan lahan, tingkat penda- lam kelompok tani dan mengikuti Pro-
patan dan keanggotaan dalam ke- gram Prima Tani, berjumlah 502 petani
lompok tani ) dengan komunikasi dan 17 kelompok tani. Pengambilan
partisipatif dalam pelaksanaan Pri- sampel dilakukan secara simple random
sampling, hal ini didasarkan pada pen-
ma Tani (penumbuhan ide, perenca-
naan program, pelaksanaan program dapat Arikunto (1998), bahwa apabila
yang dihasilkan, penilaian pelaksa- subyeknya besar, maka dapat diambil
antara 10 persen - 15 persen atau 20
naan program yang dihasilkan).
H2 Ada hubungan yang nyata antara ko- persen - 25 persen atau lebih, sehingga
munikasi partisipatif dalam pelaksa- terpilih 10 kelompok tani dan 100 orang
naan Prima Tani (penumbuhan ide, petani untuk dijadikan sampel peneliti-
perencanaan program, pelaksanaan an.
program yang dihasilkan, penilaian Variabel yang digunakan dalam pe-
pelaksanaan program yang dihasil- nelitian ini dibatasi dengan mengguna-
kan definisi operasional. Definisi opera-
kan) dengan efektivitas komunikasi
dalam pelaksanaan model usahatani sional tersebut dijabarkan menjadi indi-
terpadu sapi, padi dan ikan (tingkat kator. Selanjutnya indikator tersebut di-
pengetahuan (kognitif), Sikap (afek- jabarkan dalam bentuk parameter. Peni-
tif) dan penerapan (konatif ). laian dilakukan dengan skala Likert di-
mana nilai-nilai pertanyaan mempunyai
3.2. Metode Penelitian lima kemungkinan jawaban yaitu; sa-
ngat setuju dengan skor 5, setuju skor
Penelitian ini didesain sebagai pene- 4, ragu-ragu atau netral skor 3, tidak se-
litian survei yang yang bersifat deskrip- tuju dengan skor 2, sangat tidak setuju
tif korelasional. Menurut Singarimbun dengan skor 1.
dan Effendi (1989), desain penelitian Keterandalan instrumen telah diuji
survei adalah penelitian yang mengam- dengan menggunakan rumus Cronbach
bil contoh dari suatu populasi dan alpha melalui pengujian terhadap 20
menggunakan kuesioner sebagai alat responden dengan mengambil lokasi pe-
pengumpulan data yang pokok. Peneli- ngujian pada desa yang memiliki karak-
tian ini difokuskan pada proses komuni- teristik yang sama dengan desa lokasi
kasi yang menghasilkan output berupa penelitian. Dari hasil uji diperoleh nilai
Sistem Usahatani Intensifikasi dan Di- Rhitung 0,631 lebih besar dari nilai Rtabel
versifikasi (SUID) dan penerapannya. 0,456.
Oleh karena itu, penelitian ini mendes- Hasil perhitungan skor digunakan
kripsikan peubah peubah seperti karak- untuk melihat sebaran pada masing-ma-
teristik individu petani, komunikasi par- sing variabel. Interpretasi data dilaku-
tisipatif dalam pelaksanaan Prima Tani kan atas hasil perhitungan skor dengan
dan efektivitas komunikasi model usa- menggunakan kriteria interpretasi skor
hatani terpadu padi, sapi dan ikan serta sebagai berikut: Angka 0-1 sangat ren-

22
Efektivitas Komunikasi Partisipatif dalam Pelaksanaan Prima Tani

dah, Angka 1,1-2 rendah, Angka 2,1- 3 mengikuti kursus/pelatihan. Petani yang
sedang, Angka 3,1- 4 tinggi, Angka pernah mengikuti kursus sebagian besar
4,1-5 sangat tinggi. Analisis tabulasi si- adalah petani kooperator dan mempu-
lang dipergunakan untuk melihat pro- nyai kedudukan sebagai pengurus ke-
porsi dari masing masing variabel kate- lompok. Motivasi petani mengikuti Pri-
gori. Untuk melihat hubungan antar va- ma Tani tinggi, 72 persen menyatakan
riabel karakteristik individu yang meli- sangat tertarik sedangkan 27 persen me-
puti data usia, pendidikan, pendidikan nyatakan tertarik dan 1 persen tidak ter-
non formal, pengalaman berusahatani, tarik.
motivasi, tingkat pendapatan dan luas Luas lahan yang dimiliki petani ber-
pemilikan lahan dengan komunikasi variasi, berada pada kisaran 0,25 hektar
partisipatif dalam pelaksanaan Prima dan terluas 3 ha dan umumnya diguna-
Tani serta variabel komunikasi partisi- kan untuk bercocok tanam padi. Penda-
patif dalam pelaksanaan Prima Tani patan responden dalam satu bulan ter-
dengan variabel efektivitas komunikasi akhir berkisar antara Rp 150.000,- sam-
model usahatani terpadu padi, sapi dan pai dengan Rp 2.000.000,-. Pendapatan
ikan dianalisis dengan digunakan uji terbesar responden dalam mengelola u-
korelasi Rank Spearman. Hubungan sahataninya terbanyak berada pada kisa-
antara keanggotaan dalam kelompok ta- ran Rp 1.000.000,- sampai dengan
ni dengan komunikasi partisipatif yang Rp1.500.000,- perbulan dengan propor-
meliputi penumbuhan ide, perencanaan si sebesar 40 persen. Perbedaan penda-
program, pelaksanaan program dan patan di antara responden disebabkan
penilaian program dianalisis berdasar- karena perbedaan luas lahan usahatani
kan metode khi kuadrat. yang dikelolanya, sehingga mempenga-
ruhi penghasilan setiap petani.
4. Hasil dan Pembahasan Sebagian besar responden berstatus
Petani yang mengikuti Prima Tani anggota kelompok tani sedangkan sisa-
adalah karakteristik petani dengan umur nya adalah pengurus kelompok tani de-
yang masih produktif dengan kisaran u- ngan rincian 10 persen ketua kelompok
mur antara 15 sampai dengan 64 tahun. dan 10 persen sekertaris atau bendahara
kelompok. Keanggotaan responden da-
Dengan usia yang masih produktif diha-
rapkan petani dapat menyerap berbagai lam kelompok tani terbesar pada kisaran
informasi dan inovasi sehingga teknolo- 1–5 tahun dengan proporsi sebanyak 47
persen, dan sebanyak 12 persen telah
gi inovatif yang didesiminasikan dalam
lebih dari 20 tahun menjadi anggota ke-
Prima Tani dapat diterapkan di lahan u-
sahataninya dan tujuan dikembangkan- lompok tani.
nya model usahatani terpadu dalam
rangka meningkatkan pendapatan petani 4.1. Komunikasi Partisipatif dalam
Pelaksanaan Prima Tani
dapat tercapai. Tingkat pendidikan peta-
ni yang mengikuti Prima Tani relatif Komunikasi partisipatif dalam pe-
rendah yaitu 66 persen berpendidikan laksanaan Prima Tani dilakukan melalui
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, 22 beberapa tahapan. Dalam tahapan pe-
persen berpendidikan SMP/Madrasah numbuhan ide keterlibatan petani sangat
Tsanawiyah dan 10 persen SMA/ tinggi dengan rata-rata skor 4,03. Kon-
Madrasah Aliyah. disi ini menggambarkan bahwa petani
Petani yang pernah mengikuti kurs- hampir sebagian besar hadir pada waktu
us/pelatihan di bidang pertanian seba- dilakukan kegiatan sosialisasi, mereka
nyak 23 persen, 77 persen tidak pernah mendengarkan secara aktif, mengajukan

23
P.G. Cahyanto, et. al.

pertanyaan dan memberikan masukan sanakan cukup tinggi. Petani turut mela-
serta mendukung pelaksanaan Prima kukan peninjauan lokasi Prima Tani,
Tani. mendampingi penyuluh mengamati la-
Komunikasi partisipatif perencana- han usahatani, menilai lahan usahatani
an program dalam Prima Tani adalah yang dikelola serta memberikan infor-
untuk mengidentifikasi wilayah dan masi dan masukan menyangkut pelaksa-
permasalahannya dalam usahatani serta naan model usahatani yang dilaksana-
mengidentisifikasi peluang dan solusi kan.
dalam rangka menemukan model usaha-
tani yang tepat. Dalam tahapan ini ke- 4.2. Efektivitas Komunikasi Model
terlibatan petani tinggi dengan rata-rata Usahatani Terpadu Padi, Sapi
skor 3,88. Kondisi ini menggambarkan dan Ikan
bahwa tingkat kehadiran, perhatian pe- Efektivitas komunikasi model usa-
tani, komunikasi dialogis dalam bentuk
hatani terpadu padi, sapi dan ikan dapat
tanya jawab, masukan dan dukungan diukur dari dampak yang ditimbulkan
terhadap apa yang direncanakan dan a- meliputi pengetahuan, sikap dan penera-
kan dilaksanakan tinggi.
pan teknologi inovatif dalam model usa-
Pelaksanaan program dalam komu- hatani terpadu. Pengetahuan petani da-
nikasi partisipatif adalah pelaksanaan lam model usahatani terpadu yang di-
dari perencanaan yang telah disusun laksanakan di Desa Sungai Itik tinggi
yaitu berupa model usahatani terpadu dengan rata-rata skor 3,90. Pengetahuan
padi, sapi dan ikan. Agar program ini mengenai model usahatani terpadu yang
dapat terlaksana maka dilaksanakan be- didiseminasikan kepada petani meliputi
berapa kegiatan. Dalam tahapan ini ke-
pengetahuan tata air mikro, pemupukan
terlibatan petani tinggi dengan rata-rata yang benar, penerapan inovasi usahata-
skor 3,84. Kondisi ini menggambarkan ni, PHT, perlakuan pasca panen, peman-
keterlibatan petani dalam menghadiri faatan jerami, peternakan dan perikan-
pelatihan, model percontohan, kontak an. Pengetahuan yang rendah berdasar-
dengan penyuluh serta perhatian terha- kan jawaban yang diberikan petani ada-
dap apa yang diberikan tinggi. Selain itu lah tentang PHT dan pemanfaatan jera-
komunikasi dialogis antara penyuluh
mi untuk pakan ternak. Hal ini disebab-
dengan petani dapat berjalan dengan ba- kan karena kursus/pelatihan untuk pe-
ik. Petani diberikan kesempatan untuk ngetahuan ini masih dilaksanakan seca-
bertanya, memberikan usul, masukan,
ra terbatas, belum merata dilaksanakan
saran, dukungan maupun penolakan pa-
pada anggota dan kelompok tani yang
da saat dilaksanakan pelatihan, model ada, sedangkan untuk pengetahuan lain-
percontohan maupun pendampingan o-
nya cukup tinggi.
leh penyuluh. Sikap merupakan suatu bentuk eva-
Penilaian program dalam komunika-
luasi atau reaksi perasaan, yang dapat
si partisipatif adalah keterlibatan petani dilihat dari mendukung atau tidak men-
dalam memberikan penilaian terhadap dukung terhadap model usahatani terpa-
Prima Tani baik yang dilakukannya sen-
du tersebut. Sikap petani terhadap mo-
diri maupun yang dilaksanakan di ling- del usahatani terpadu padi, sapi dan i-
kungannya. Dalam tahapan ini keterli- kan tinggi dengan rata-rata skor 3,36.
batan petani dalam penilaian program
Walaupun dalam kategori tinggi, per-
tinggi dengan rata-rata skor 3,95. Kon-
sentase tersebut mengindikasikan bah-
disi ini menggambarkan bahwa keterli-
wa masih ada beberapa inovasi yang ku-
batan petani dalam memberikan penilai-
rang didukung karena rata-rata skornya
an model usahatani terpadu yang dilak-

24
Efektivitas Komunikasi Partisipatif dalam Pelaksanaan Prima Tani

rendah dan sedang. Sikap yang rendah 4.3. Hubungan Karakteristik Individu
adalah pada pengkandangan sapi dan Petani dengan Komunikasi Parti-
perlakuan dalam memelihara ikan di ko- sipatif
lam atau keramba. Sikap yang digo- Berdasarkan Tabel 1 maka dapat di-
longkan sedang adalah pada pengguna- deskripsikan hubungan antara karakte-
an pestisida hayati, pemanfaatan jerami ristik individu petani dengan komuni-
untuk pakan ternak, jenis ikan yang di- kasi partisipatif dalam pelaksanaan Pri-
kembangkan di lokasi Prima Tani dan
ma Tani sebagai berikut: Usia petani ti-
pemberian pakan tambahan pada ikan. dak berhubungan nyata dengan penum-
Faktor penyebab sikap petani ini karena buhan ide, pelaksanaan program dan pe-
petani tidak pernah mengikuti kursus/- nilaian program. Artinya dalam proses
pelatihan tentang materi tersebut, selain komunikasi partisipatif dalam penum-
itu juga petani belum pernah memeliha- buhan ide, pelaksanaan dan penilaian
ra ternak maupun memelihara ikan.
program tidak dipengaruhi tingginya u-
Petani menerapkan teknologi inova- mur petani. Sebaliknya pada perencana-
tif dalam model usahatani terpadu pada an, usia petani berhubungan nyata posi-
kategori sedang dengan rata-rata skor
tif. Artinya semakin tua usia petani ma-
2,88. Ini mengindikasikan bahwa belum ka keterlibatannya dalam perencanaan
semua petani menerapkan teknologi i- program semakin tinggi. Meningkatnya
novatif model usahatani terpadu yang umur petani maka kecenderungan untuk
dikembangkan dalam Prima Tani di De- meningkatkan keterlibatannya dalam
sa Sungai Itik. Belum terdapat petani proses komunikasi partisipatif untuk tu-
yang mengembangkan usahatani terpa- rut merencanakan model usahatani yang
du secara lengkap, yaitu menanam padi,
dikembangkan di desa lokasi Prima Ta-
memelihara sapi dan memelihara ikan ni semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan
untuk meningkatkan pendapatannya. pendapat Rakhmat (2000), bahwa umur
Petani menanam padi dan hanya meme- berpengaruh pada kematangan fisik dan
lihara salah satu antara sapi atau ikan, emosional seseorang, disamping ke-
itupun masih dalam jumlah yang terba- mampuannya dalam menyampaikan dan
tas. Beberapa faktor yang menyebabkan menerima informasi melalui program a-
petani masih belum dapat menerapkan
tau ide-ide baru.
beberapa teknologi inovatif usahatani Pendidikan petani tidak mempunyai
terpadu padi, sapi dan ikan antara lain: hubungan nyata dengan semua peubah
(1) kondisi saluran atau drainase primer
dalam komunikasi partisipatif. Artinya
dan sekunder sebagian besar tidak ber-
keterlibatan petani dalam penumbuhan
fungsi dan memerlukan perbaikan, (2) ide, perencanaan program, pelaksanaan
tingkat pengetahuan sebagian petani
program dan penilaian program tidak
yang masih rendah karena belum tersen- dipengaruhi oleh tingkat pendidikan pe-
tuh pelatihan, kursus maupun sosialisasi
tani. Keterlibatan petani tidak berbeda
lainnya selain itu juga pelatihan, (3) antara petani yang mempunyai pendi-
kursus maupun sosialisasi yang dilaku- dikan yang rendah maupun petani de-
kan penyuluh belum merata di tingkat
ngan pendidikan yang tinggi.
petani, (4) terbatasnya modal/kemam- Pendidikan non formal berhubungan
puan finansial yang dimiliki petani, (5) sangat nyata dengan penumbuhan ide,
masih ada petani yang belum yakin de-
dan perencanaan program, serta berhu-
ngan teknologi inovatif yang dikem-
bungan nyata dengan pelaksanaan pro-
bangkan, dan (6) petani masih bertahan
gram. Artinya semakin banyak pendidi-
dengan kebiasaan lama.
kan non formal dalam bentuk pelatih-

25
P.G. Cahyanto, et. al.

an/kursus dan sebagainya yang pernah bukti sangat berperan dalam proses ko-
diikuti petani maka keterlibatannya da- munikasi partisipatif.
lam penumbuhan ide, perencanaan pro- Pengalaman usahatani tidak mem-
gram dan pelaksanaan program semakin punyai hubungan nyata dengan semua
tinggi. Hal ini sejalan dengan pernyata- peubah dalam komunikasi partisipatif.
an Tubbs dan Moss (2000), bahwa se- Artinya keterlibatan petani dalam pe-
makin banyak pelatihan/kursus, tugas numbuhan ide, perencanaan program,
dan pengalaman yang dimiliki oleh ke- pelaksanaan program dan penilaian pro-
lompok, dan para anggotanya maka a- gram tidak dipengaruhi oleh pengala-
kan semakin baik kinerja sebagai perse- man usahatani petani. Keterlibatan pe-
orangan dan sebagai kelompok. Kelom- tani tidak berbeda antara petani yang te-
pok tani, dan mereka ini memang ter- lah lama berusahatani dengan petani
yang belum lama dalam berusahatani.

Tabel 1
Hubungan Karakteristik Individu Petani dengan Komunikasi Partisipatif dalam
Pelaksanaan Prima Tani
No Karakteristik Individu Komunikasi Partisipatif Dalam Pelaksanaan
Petani Prima Tani
Penumbuhan Ide Perencanaan Pelaksanaan Penilaian Program
Program Program
1. Usia 0,050 0,225* 0,047 0,126
2. Pendidikan 0,143 0,042 0,100 0,006
3. Pendidikan non formal 0,418** 0,352** 0,217* 0,192
4. Pengalaman usaha tani 0,002 0,135 -0,069 0,067
5. Motivasi 0,243* 0,152 0,176 0,087
6. Tingkat pendapatan 0,175 0,200* 0,312** 0,240*
7 Luas pemilikan lahan -0,001 0,045 0,095 0,049
8. Keanggotaan dalam
kelompok
  Kedudukan dalam 1,342 2,650 1,393 0,859
kelompok
  Lama menjadi 17,614* 13,291 17,294* 13,201
anggota


Ket = Signifikan pada taraf nyata α 0,05

= Signifikan pada taraf nyata α 0,01

Motivasi tidak mempunyai hubung- buhan ide. Petani sangat tertarik terha-
an nyata dengan peubah perencanaan dap model usahatani yang dikembang-
program, pelaksanaan dan penilaian kan di lokasi Prima Tani karena berkait-
program. Artinya keterlibatan petani da- an dengan keinginan dan kebutuhannya.
lam perencanaan program, pelaksanaan Selain itu juga karena Prima Tani meru-
program dan penilaian program tidak pakan suatu program baru sehingga pe-
dipengaruhi oleh motivasi petani. Keter- tani tertarik untuk mengetahuinya. Me-
libatan petani tidak berbeda antara pe- nurut Effendy (2000), bahwa motivasi
tani yang mempunyai motivasi yang akan mendorong seseorang berbuat se-
rendah maupun petani dengan motivasi suatu yang sesuai dengan keinginan, ke-
yang tinggi. Berbeda halnya pada pe- butuhan dan kekurangannya.
numbuhan ide, motivasi berhubungan Tingkat pendapatan petani berhu-
nyata. Artinya semakin tinggi motivasi bungan nyata dengan perencanaan pro-
petani mengikuti Prima Tani semakin gram dan penilaian program, serta ber-
tinggi keterlibatannya dalam penum- hubungan sangat nyata dengan pelaksa-

26
Efektivitas Komunikasi Partisipatif dalam Pelaksanaan Prima Tani

nan program. Ini artinya semakin tinggi Penumbuhan ide mempunyai hubu-
tingkat pendapatan petani maka keterli- ngan yang sangat nyata dengan penge-
batan mereka dalam turut merencanakan tahuan dalam model usahatani terpadu
model usahatani yang dikembangkan di dan sikap terhadap model usahatani ter-
desa, keterlibatannya dalam pelaksana- padu. Artinya semakin tinggi keterlibat-
an program dan penilaian program se- an petani dalam penumbuhan ide maka
makin tinggi. Sebaliknya korelasi antara akan semakin tinggi pula pengetahuan-
tingkat pendapatan dengan penumbuhan nya dalam model usahatani terpadu ser-
ide tidak berhubungan nyata. ta sikapnya terhadap model usahatani
Luas pemilikan lahan tidak mempu- terpadu. Hal ini disebabkan keterlibatan
nyai hubungan nyata dengan semua pe- petani dalam penumbuhan ide akan me-
ubah dalam komunikasi partisipatif. Ar- mudahkan pemahamannya dan sikapnya
tinya keterlibatan petani dalam penum- terhadap model usahatani terpadu. Ko-
buhan ide, perencanaan program, pelak- munikasi partisipatif dalam penumbuh-
sanaan program dan penilaian program an ide berlangsung secara dialogis se-
tidak dipengaruhi oleh luas pemilikan hingga memudahkan pemahaman petani
lahan petani. Keterlibatan petani tidak tentang model usahatani yang dikem-
berbeda antara petani yang mempunyai bangkan. Karena petani paham maka
luas lahan yang kecil maupun petani pengetahuan dan sikapnya akan mendu-
dengan luas lahan yang besar. kung terhadap teknologi inovatif dalam
Kedudukan dalam kelompok tidak model usahatani terpadu yang dikem-
mempunyai hubungan nyata dengan se- bangkan. Sebaliknya antara penumbuh-
mua peubah dalam komunikasi partisi- an ide dengan penerapan usahatani ter-
patif. Artinya keterlibatan petani dalam padu tidak mempunyai hubungan yang
penumbuhan ide, perencanaan program, nyata.
pelaksanaan program dan penilaian pro- Perencanaan program mempunyai
gram tidak dipengaruhi oleh kedudukan hubungan yang sangat nyata dengan pe-
seseorang dalam kelompok tani. Seba- ngetahuan serta sikap terhadap model
liknya pada aspek lamanya petani men- usahatani terpadu. Artinya semakin
jadi anggota kelompok tani mempunyai tinggi keterlibatan petani dalam peren-
hubungan nyata dengan penumbuhan i- canaan program maka semakin tinggi
de dan pelaksanaan program. Artinya pula pengetahuannya dalam model usa-
semakin lama petani aktif di kelompok hatani terpadu serta sikapnya terhadap
tani akan mempengaruhi keterlibatan- model usahatani terpadu. Komunikasi
nya dalam komunikasi partisipatif da- partisipatif dalam perencanaan program
lam penumbuhan ide dan pelaksanaan Prima Tani melibatkan secara aktif pe-
program. tani karena petanilah yang mengetahui
apa yang dibutuhkan sesuai dengan ka-
4.4. Hubungan Komunikasi Partisipatif rakteristik wilayahnya. Melalui komuni-
dengan Efektivitas Komunikasi kasi yang dialogis berbagai permasalah-
Model Usahatani Terpadu Padi, an dan keinginan petani diserap oleh
Sapi dan Ikan Tim Prima Tani untuk dicarikan solusi-
Berdasarkan Tabel 2 maka dapat di- nya. Karena petani dilibatkan secara ak-
deskripsikan hubungan antara komuni- tif maka secara tidak langsung penge-
tahuan petani akan meningkat serta di-
kasi partisipatif dengan efektivitas ko-
harapkan pula sikapnya akan mendu-
munikasi model usahatani terpadu padi,
kung terhadap model usahatani terpadu
sapi dan ikan sebagai berikut.
yang dikembangkan. Sebaliknya hubu-
ngan antara perencanaan program de-

27
P.G. Cahyanto, et. al.

ngan penerapan usahatani terpadu tidak mempunyai hubungan yang nyata.

Tabel 2
Hubungan Komunikasi Partisipatif dalam Prima Tani dengan Efektivitas Komunikasi
Model Usahatani Terpadu Padi, Sapi dan Ikan
Efektivitas Komunikasi Model Usahatani Terpadu Padi, Sapi dan
No Komunikasi Par tisipatif Ikan
dalam Pe-laksanaan Pengetahuan dalam Sikap terhadap
Penerapan Usaha
Prima Tani Model Usahatani Model Usahatani
Tani Terpadu
Terpadu Terpadu

1. Penumbuhan Ide 0,294** 0,392** -0,141


2. Perencanaan 0,269** 0,405** -0,139
Program
3. Pelaksanaan Program 0,251* 0,327** -0,272*
4. Penilaian Program 0,280** 0,339** -0,113
Ket * = Signifikan pada taraf nyata α 0,05

= Signifikan pada taraf nyata α 0,01

Pelaksanaan program mempunyai pelaksanaan program dengan penerapan


hubungan nyata dengan pengetahuan usahatani terpadu mempunyai hubungan
dalam model usahatani terpadu dan yang nyata negatif. Artinya bahwa me-
mempunyai hubungan yang sangat nya- ningkatnya keterlibatan petani dalam
ta dengan sikap terhadap model usaha- proses penumbuhan ide tidak diikuti de-
tani terpadu. Artinya semakin tinggi ke- ngan meningkatnya penerapan usaha-
terlibatan petani dalam pelaksanaan pro- tani terpadu.
gram maka akan semakin tinggi pula Penilaian program mempunyai hubu-
pengetahuannya dalam model usahatani ngan yang sangat nyata dengan penge-
terpadu serta sikapnya terhadap model tahuan dalam model usahatani terpadu
usahatani terpadu. Sebaliknya hubungan dan sikap terhadap model usahatani
antara pelaksanaan program dengan pe- terpadu. Artinya semakin tinggi keter-
nerapan model usahatani terpadu mem- libatan petani dalam penilaian program
punyai hubungan nyata negatif. Artinya maka akan semakin tinggi pula penge-
bahwa semakin tinggi keterlibatan peta- tahuannya dalam model usahatani ter-
ni dalam pelaksanaan program ternyata padu serta sikapnya terhadap model
tidak diikuti dengan peningkatan pene- usahatani terpadu. Keterlibatan petani
rapan komponen teknologi inovatif da- dalam penilaian program menandakan
lam model usahatani terpadu. Hasil pe- bahwa petani tersebut aktif dalam mela-
nelitian menunjukkan bahwa penyebab kukan kontak dengan petani lainnya
belum semua petani mampu menerap- maupun dengan penyuluh. Dengan se-
kan teknologi inovatif usahatani terpadu makin seringnya petani melakukan kon-
padi, sapi dan ikan adalah masih ada tak dengan petani lainnya maupun de-
petani yang belum yakin dan terbiasa ngan penyuluh maka akan mempenga-
dengan teknologi inovatif yang dikem- ruhi pengetahuan dan sikapnya terhadap
bangkan dalam Prima Tani, masih ada model usahatani terpadu yang dikem-
petani yang belum mengikuti kegiatan bangkan di desa. Sebaliknya hubungan
sosialisasi, kursus maupun pelatihan antara penilaian program dengan pene-
serta faktor kemampuan, tingkat penda- rapan usahatani terpadu tidak mempu-
patan dan permodalan petani yang ma- nyai hubungan yang nyata.
sih rendah. Sedangkan hubungan antara

28
Efektivitas Komunikasi Partisipatif dalam Pelaksanaan Prima Tani

5. Simpulan dan Saran teknologi dalam model usahatani


5.1 Simpulan terpadu oleh petani.
Simpulan yang dapat diambil dari 3. Perlu peningkatan koordinasi dan du-
penelitian ini adalah sebagai berikut : kungan program maupun permodalan
1. Komunikasi partisipatif dalam pelak- dari berbagai institusi yang terkait
sanaan Prima Tani terbukti efektif dengan Prima Tani agar tujuan Prima
dalam meningkatkan pengetahuan Tani dapat tercapai.
dan sikap petani terhadap model
usahatani terpadu yang dikem- Daftar Pustaka
bangkan dalam pelaksanaan Prima Arfani. 1987. “Faktor yang Mempenga-
Tani di Desa Sungai Itik Kecamatan ruhi Tingkat Partisipasi Anggota
Sungai Kakap Kabupaten Pontianak, Kelompok Tani dalam Penerapan
tetapi kurang efektif untuk penerapan Panca Usaha Tanaman Padi Sawah;
model usahatani terpadu yang Studi Kasus Kelompok Tani Kabu-
dikembangkan. paten Lampung Tengah Provinsi
2. Faktor-faktor karakteristik individu Lampung.” Tesis. Program Pasca
yang menentukan keefektifan komu- Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
nikasi partisipatif dalam pelaksanaan Bogor.
Prima Tani adalah usia, pendidikan Arikunto. 1982. Prosedur Penelitian,
non formal, motivasi dan tingkat Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta::
pendapatan serta lama menjadi Bina Aksara.
anggota kelompok tani. Badan Penelitian dan Pengembangan
3. Keefektifan komunikasi dalam pe- Pertanian. 2004. “Pedoman Umum
ningkatan pengetahuan dan sikap pe- Prima Tani (Program Rintisan dan
tani dalam model usahatani terpadu Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi
ditentukan oleh keterlibatan petani Teknologi Pertanian). Badan Lit-
dalam penumbuhan ide, perencanaan bang Pertanian Deptan. Jakarta.
program, pelaksanaan program dan BPTP Kalbar, 2005. “Laporan Akhir
penilaian program. Usaha Tani Program Rintisan dan
Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi
5.2. Saran Teknologi Pertanian (Prima Tani)
Untuk lebih meningkatkan keberha- di Lahan Pasang Surut Kalimantan
silan Prima Tani, maka disarankan se- Barat.” Balai Pengkajian Teknologi
bagai berikut : Pertanian Kalimantan Barat. Ponti-
1. Untuk mempercepat perubahan peri- anak.
___________ 2006. “Laporan Akhir Pe-
laku petani dalam menerapkan i-
novasi dalam model usahatani ter- ngembangan Agribisnis Pertanian
melalui Prima Tani di Lahan
padu maka perlu dilakukan percon-
tohan model usahatani padi, sapi dan Pasang Surut Kalimantan Barat”
Deptan, 2006. “Pedoman Umum Prima
ikan yang lengkap pada beberapa
kelompok tani dan sosialisasi perlu Tani.” Departemen Pertanian Re-
ditingkatkan agar penerapan inovasi publik Indonesia. Jakarta.
Efendy. O.U. 2000. Ilmu, Teori dan Fil-
merata pada setiap kelompok tani.
safat Komunikasi. Bandung: Citra
2. Pelatihan/kursus yang berkaitan de-
ngan inovasi teknologi dalam model Aditya Bakti.
___________. 2001. Ilmu Komunikasi:
usahatani terpadu padi, sapi dan ikan
Teori dan Praktek. Bandung:
perlu terus ditingkatkan untuk
Remaja Rosdakarya.
mempercepat penerapan inovasi

29
P.G. Cahyanto, et. al.

Hamijoyo. S. S. 2005. Komunikasi Par- Soekartawi. 2005. Prinsip Dasar Komu-


tisipatoris. Pemikiran dan Imple- nikasi Pertanian. Jakarta: UI Press.
mentasi Komunikasi dalam Pe- Sumardjo, 1999. “Transformasi Model
ngembangan Masyaraka.. Penyuluhan Pertanian Menuju Pe-
Bandung: Humaniora. ngembangan Kemandirian Petani
Jahi A. 1988. Komunikasi Massa dan Kasus di Provinsi Jawa Barat.” Di-
Pembangunan Pedesaan di sertasi. Program Pasca sarjana. Ins-
Negara-Negara Dunia Ketiga. titut Pertanian Bogor. Bogor.
Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Simatupang, P. 2004. “Prima Tani Se-
Kuswartojo T. 2004. Inovasi, Partisipa- bagai Langkah Awal
si dan Good Governance, Jakarta: Pengembangan Sistem dan Usaha
Yayasan Obor Indonesia. Agribisnis.” AKP Volume 2 No 3.
Lionberger, H.F. dan P.H. Gwin. 1982. Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
Communication Strategies : A Gui- Tubbs, S.L. dan S. Moss. 2000. Human
de for Agricultural Change & Communication.Prinsip-prinsip
Publishers Agents. Illinois: The Dasar. Bandung: Remaja Rosda-
Interstate Printers. karya.
Mulyana, D. 2002. Ilmu Komunikasi Tutud, V.DT. 2001 “Efektivitas Komu-
Suatu Pengantar. Bandung: Remaja nikasi Teknologi Pembenihan Ikan
Rosdakarya. Mas: Kasus Balai Pengkajian Tek-
Rakhmat, J. 2000. Psikologi Komunika- nologi Pertanian Sulawesi Utara di
si. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Kabupaten Minahasa.” Tesis Pro-
Rosdakarya.. gram Pascasarjana. Institut Pertani-
Rogers, E.M. 2003. Diffusion of innova- an Bogor. Bogor.
tions. Fifth Edition. New York: Wahyuni, S. 2006, “Proses Komunikasi
Free Press. dan Partisipasi dalam
Riduan, Drs. M.B.A. 2004. Metode dan Pembangunan Masyarakat Desa,
Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Kasus Program Raksa Desa di
Alfabeta. Kecamatan Ciampea Kabupaten
Slamet, M. 2003. Membentuk Pola Pe- Bogor.” Tesis. Program
rilaku Manusia Pembangunan, Bo- Pascasarjana. Institut Pertanian Bo-
gor: IPB Press. gor. Bogor.
Singarimbun, M. & S. Effendi, ed., Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komu-
1987. Metode Penelitian Survey, nikasi. Jakarta: Gramedia Widiasa-
Jakarta: LP3ES. rana Indonesia.

30

You might also like