You are on page 1of 13

ISBN: 978-602-392-375-5 e-ISBN: 978-602-392-376-2

Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka

PENYADARAN KRITIS USAHATANI ORGANIK UNTUK MENGURANGI


HOTSPOT DI KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT
Wijanarko
UPBJJ-UT Pontianak, FMIPA Universitas Terbuka
Email korespondensi : wijanarko@ecampus.ut.ac.id

ABSTRACT

The main target of this Community Service program is Sungai Raya District by taking Tebang
Kacang Village as a pilot target for community service programs. Tebang Kacang village was
chosen on the grounds that this village is a hotspot, the main livelihood pattern is farming and
farming so that the use of the land burning system is often done, there are youth groups who
are members of the Karang Taruna Krida Tamtama who have agribusiness-oriented collective
land. The last point is the main reason for determining community service partners. The expected
output in this activity is the establishment of a critical understanding of the importance of
maintaining a non-hotspot environment and economic improvement through organic farming
that supports the reduction of hotspots. The intervention method for community service
activities is divided into two, namely interventions for internal solutions and interventions for
external solutions. The first intervention was Karang Taruna revitalization activities through
group dynamics awareness techniques, reduction of hotspots through critical environmental
awareness techniques. External solution interventions; training activities and organic farming
demonstration plots, farming analysis activities through simple training on organic farming
analysis.

Keywords: community services, horspot, critical awareness, organic farming

ABSTRAK

Sasaran utama program Pengabdian Masyarakat ini adalah Kecamatan Sungai Raya dengan
mengambil Desa Tebang Kacang sebagai target percontohan program pengabdian masyarakat.
Desa Tebang Kacang dipilih dengan alasan, Desa ini termasuk titik hotspot, pola mata
pencaharian utama adalah bertani dan berladang sehingga penggunaan sistem land burning
sering dilakukan, terdapat kelompok pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna Krida
Tamtama yang memiliki lahan kolektif yang berorientasi agribisnis. Point terakhir sebagai alasan
utama dalam penentuan mitra pengabdian masyarakat. Output yang diharapkan dalam
kegiatan ini adalah terbentuknya pemahaman kritis tentang pentingnya menjaga lingkungan
tanpa hotspot dan peningkatan ekonomi melalui usahatani organik yang mendukung
pengurangan hotspot. Metode intervensi kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dibagi
menjadi dua yaitu intervensi untuk solusi internal dan intervensi untuk solusi eksternal.
Intervensi yang pertama kegiatan revitalisasi Karang Taruna melalui teknik penyadaran
dinamika kelompok, pengurangan hotspot melalui teknik penyadaran kritis lingkungan hidup.
Intervensi solusi eksternal; kegiatan pelatihan dan demplot usahatani organik, kegiatan analisa
usahatani melalui pelatihan sederhana analisa usahatani organik.

Kata Kunci: Pengabdian kepada masyarakat, hotspot, penyadaran kritis, usahatani organik

461
ISBN: 978-602-392-375-5 e-ISBN: 978-602-392-376-2
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka

PENDAHULUAN menyebar di Kabupaten Bengkayang


sejumlah 4 titik, Kapuas Hulu 5 titik,
Kebakaran lahan dan hutan
Ketapang 33 titik, Kubu Raya 61 titik,
telah berdampak pada kehidupan sosial
Landak 1 titik, Melawi 3 titik, Sambas 30
ekonomi dan ekosistem lingkungan
titik, Sanggau 18 titik dan Sintang 3 titik.
sekitar. Gambaran nyata kebakaran
(http://www.bpbdkalbar)
hutan dan lahan adalah munculnya
Berdasarkan data di atas titik api
kabut asap yang melumpuhkan segala
terbanyak di wilayah Kalimantan Barat
sendi kehidupan, mulai dari ekonomi
adalah di Kabupaten Kubu Raya.
yang terganggu, penyakit ISPA (Infeksi
Kabupaten Kubu Raya merupakan
Saluran Pernapasan Akut), anak-anak
wilayah yang berbatasan dengan Kota
tidak dapat bersekolah hingga
Pontianak. Berdasarkan data BPS
degradasi ekosistem hutan dan lahan.
Kabupaten Kubu Raya (2015) terdapat 9
Penelitian Saharjo dan Yungan (2014)
Kecamatan yang tersebar di Kabupaten
membuktikan bahwa komitmen
Kubu Raya. Berdasarkan hotspot 2015
Pemerintah dalam menangani hotspot
jumlah titik api tersebar sebanyak 61
(titik api) ternyata kontraproduktif
titik di 9 Kecamatan ini. Salah satu
dengan fakta dilapangan. Trend
Kecamatan yang memiliki titik api
hotspot pada tahun 2010 – 2012
adalah Sungai Raya. Berdasarkan data
ternyata mengalami peningkatan.
BPS (2014), Sungai Raya merupakan
Akibatnya emisi gas rumah kaca yang
Pusat Pemerintahan Kabupaten Kubu
dilepas ke atmosfer juga semakin besar.
Raya. Oleh karena itu, upaya
Propinsi Kalimantan Barat
pencegahan dan penanggulangan titik
sebagai wilayah yang sering mengalami
api di Sungai Raya menjadi prioritas
kebakaran lahan dan hutan menjadi
utama.
perhatian pencegahan kebakaran lahan
Sasaran utama program
dan hutan. Berdasarkan data Badan
Pengabdian Masyarakat 2016 ini adalah
Penanggulangan Bencana Daerah
Kecamatan Sungai Raya dengan
(BPBD) Propinsi Kalimantan Barat pada
mengambil Desa Tebang Kacang
Juli 2015 melalui citra satelit Modis
sebagai target percontohan program
BMKG terdapat titik api (hotspot) yang

462
ISBN: 978-602-392-375-5 e-ISBN: 978-602-392-376-2
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka

pengabdian masyarakat. Desa Tebang penyedian demplot pertanian. Selain


Kacang dipilih dengan alasan, Desa ini lahan, Karang Taruna juga memiliki
termasuk titik hotspot, pola mata kantor sendiri dan ini dapat mendukung
pencaharian utama adalah bertani dan kegiatan pengabdian masyarakat.
berladang sehingga penggunaan sistem
land burning sering dilakukan, terdapat HASIL DAN PEMBAHASAN
kelompok pemuda yang tergabung Upaya merevitalisasi peran dan
dalam Karang Taruna Krida Tamtama tugas Karang Taruna di dusun Tebang
yang memiliki lahan kolektif yang Kacang melalui pelatihan dinamika
berorientasi agribisnis. Point terakhir kelompok. Konsep Dinamika kelompok
sebagai alasan utama dalam penentuan digunakan pertama kali untuk
mitra pengabdian masyarakat.Pemuda menyebut suatu ideologi atau
desa yang tergabung dalam Karang pandangan yang berkaitan dengan cara-
Taruna Krida Tamtama adalah aset cara bagaimana kelompok harus
perubahan masyarakat. Dengan diorganisasikan dan dikelola (Cartwright
memiliki usaha kolektif yang & Zander, 1968). Dinamika kelompok
berorientasi agribisnis adalah modal adalah suatu kelompok yang teratur
utama dalam proses penyadaran kritis dari dua individu atau lebih yang
mengurangi hotspot dengan usahatani mempunyai hubungan psikologis secara
tanpa bakar. jelas antara anggota yang satu dengan
yang lain; antar anggota kelompok
KAJIAN TEORI
mempunyai hubungan psikologis yang
Pemuda Karang Taruna Krida berlangsung dalam situasi yang dialami
Tamtama saat ini memiliki aset berupa secara bersama-sama (Santosa, 2004).
lahan pertanian yang diusahakan secara Dinamika Kelompok menurut
kolektif dengan luas 0,5 ha. Dengan Woman dalam Dictionary of Behavioral
modal ini maka secara langsung Karang Science adalah studi tentang hubungan
Taruna telah membantu dalam sebab akibat yang ada di dalam
mendukung program pengabdian kelompok, tentang perkembangan
masyarakat ini khususnya dalam hubungan sebab akibat yang terjadi di

463
ISBN: 978-602-392-375-5 e-ISBN: 978-602-392-376-2
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka

dalam kelompok, tentang teknik-teknik penggerak dalam kelompok ditinjau dari


untuk mengubah hubungan psikologi sosial berfungsi sebagai
interpersonal dan sikap di dalam sumber energi bagi kelompok yang
kelompok. Dalam kajian psikologi fokus bersangkutan. Adanya keyakinan yang
kajian tentang dinamika kelompok ini sama akan menghasilkan kelompok
lebih ditekankan kepada aspek yang dinamis.
psikologis dan tingkah laku individu Kegiatan penyuluhan untuk
dalam kelompok. Dalam kajian mengurangi perilaku petani membakar
Sosiologi, dinamika kelompok lebih lahan dalam setiap budidaya pertanian
ditekankan pana kajian mengenai sangat penting. Dalam penyuluhan ini
kehidupan bermasyaraknya/interaksi disampaikan beberapa faktor yang
sosialnya. mempengaruhi perilaku membakar
Dalam pelatihan dinamika lahan. Yang pertama adalah status
kelompok, pemuda disadarkan tentang petani itu sendiri. Petani yang
beberapa faktor yang mempengaruhi mengolah lahan dengan status non
perkembangan Organisasi Karang pemilik lahan (sewa, buruh atau
Taruna baik yang berasal dari internal numpang), cenderung membakar lahan
dan eksternal. Selain itu, pemahaman karena tidak ada ikatan dengan lahan
dasar dan utama yang disampaikan yang diolahnya sehingga kurang rasa
kepada para Pemuda adalah memiliki terhadap lahan. Menurut
mengenalkan unsur-unsur yang Oscar Handlin dalam Redfield (1982)
mempengaruhi kedinamisan suatu bahwa ciri-ciri petani adalah keterikatan
kelompok/organisasi. Pengenalan pribadi dan mistik dengan tanah yang
unsur-unsur dinamika kelompok dikelolanya. Dalam konteks ini muncul
disampaikan dengan memberi contoh slogan-slogan dalam istilah keseharian
nyata yang berasal dari masukan diskusi masyarakat seperti . Istilah tanah
para pemuda karang taruna sendiri. tumpah darah (tanah/wilayah yang
Slamet (2010) mengemukakan harus dipertahankan demi eksistensi
unsur-unsur dinamika kelompok yang bangsa). Di Jawa dikenal dengan istilah
menjadi kekuatan-kekuatan atau sedumuk batuk senyari bumi (sekecil

464
ISBN: 978-602-392-375-5 e-ISBN: 978-602-392-376-2
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka

apapun tanah yang dikuasai, kekuatan dalam menggerakkan massa


keberadaannyapun sudah menyatu (Coser, 1956). Ikatan kolektif disadari
dengan petani sehingga harus sebagai dasar pembentukan kesadaran
dipertahankan). Di Sunda dikenal bersama terhadap masalah bersama.
slogan berjuang keur lemah cai Gotong-royong dapat terjadi di lahan
(berjuang untuk tanah air, kita harus pertanian yang berada di wilayah
mempertahankan tanah air). Di Batak pedesaan berupa curahan tenaga pada
dikenal istilah tanah, ulos nasura buruk saat membuka lahan sampai
(tanah adalah ulos yang tidak pernah mengerjakan lahan pertanian, dan
rusak) (Suhendar dan Winarni, 1998). diakhiri di saat panen, bantuan dari
Pola penguasaan tanah dan kepemilikan orang lain seperti ini harus
dalam bentuk sewa, buruh dan dikembalikan sesuai dengan tenaga
numpang memiliki ikatan yang lemah yang orang lain berikan, hal ini terus
ketimbang petani yang memiliki dan menerus terjadi yang akhirnya menjadi
menguasai tanahnya secara langsung. ciri masyarakat, terutama yang memiliki
Ini pula yang menyebabkan fenomena mata pencaharian agraris.
perilaku membakar lahan oleh non- Imitasi adalah tindakan atau
pemilik lahan. usaha untuk meniru tindakan orang lain
Kegiatan gotong royong sebagai tokoh idealnya. Imitasi
mendorong petani untuk mengurangi cenderung secara tidak disadari
frekuensi membakar lahan, karena dilakukan oleh seseorang (Soekanto,
kegiatan gotong royong mengandung 1985). Dalam kasus ini proses peniruan
nilai sosial yang meningkatkan perilaku membakar lahan disebabkan
kesadaran petani untuk mengurangi oleh tingkat pengetahuan yang rendah.
penggunaan api di lahan. Disamping itu, Petani cenderung tidak memiliki
di dalam kegiatan gotong royong ada pengetahuan terkait pengelolaan
kesepakatan bersama yang pertanian tanpa bakar, sehingga
mengandung nilai kolektifitas mereka melakukan peniruan membakar
kelompok. Banyak kasus solidaritas lahan yang terjadi di sistem sosial
kolektif secara efektif melahirkan mereka.

465
ISBN: 978-602-392-375-5 e-ISBN: 978-602-392-376-2
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka

Petani yang lebih sering METODE PELAKSANAAN


berinteraksi dengan lingkungan luar
Secara umum metode yang
desa lebih cenderung tidak membakar
digunakan dalam pengabdian
lahan. Hal ini berhubungan dengan
masyarakat ini menggunakan metode
tingkat kosmopolitan, semakin sering
PRCA (Participatory Rural
berhubungan dengan pihak luar desa
Communication Appraisal). Konsep
maka pengetahuan petani semakin
PRCA merupakan kerangka kerja
terbuka terhadap inovasi dari luar desa.
program pemberdayaan yang
Penelitian Siregar dkk (2015) terkait
mengelaborasi analisa masalah, tujuan
kekosmopolitan masyarakat sekitar
komunikasi dan strategi komunikasinya
hutan membuktikan bahwa tingkat
(analisa solusi) (Mefalopulos and
kekosmopolitan yang tinggi
Kamlongera, 2004). Ketiga kerangka
berhubungan dengan pengetahuan
kerja ini semuanya berdasarkan pada
yang tinggi terkait pengelolaan
subyek (masyarakat). Strategi
kehutanan. Kekosmopolitan juga
komunikasi yang digunakan meliputi
mempengaruhi persepsi yang positif
model, pendekatan, metode, teknik,
terhadap pengelolaan kehutanan.
diskusi, tema, pesan dan penggunaan
Kekosmopolitan ini diukur dengan
media.
melihat tingkat keterbukaan
Permasalahan yang ada di
masyarakat desa terhadap orang luar
Karang Taruna berdasarkan analisa akar
dan informasi berupa inovasi. Terkait
permasalahan dapat dibagi menjadi dua
dengan adopsi inovasi, maka semakin
bagian yaitu internal dan eksternal.
kosmpolit petani maka semakin mudah
Internal mencakup masalah organisasi
menerima inovasi dari luar (Roger dan
dan eksternal adalah usaha agribisnis
Shoemaker, 1995). Selain
yang stagnan. Permasalahan organisasi
menyampaikan faktor-faktor yang
meliputi motivasi anggota yang lemah,
mempengaruhi perilaku membakar
koordinasi dan komunikasi yang kurang
lahan, nara sumber juga menyampaikan
dan dukungan pihak desa yang kurang.
dampak membakar lahan baik terhadap
Sedangkan permasalahan eksternal
lingkungan ekosistem dan sosial.
meliputi usaha lahan kolektif yang

466
ISBN: 978-602-392-375-5 e-ISBN: 978-602-392-376-2
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka

kurang menguntungkan, pemasaran langkah-langkah ini dan juga


hasil pertanian kolektif yang lemah dan berdasarkan point a di atas, maka dapat
ketiadaan pembinaan dan pendidikan dibagi dalam dua bagian besar prosedur
usaha agrinisnis. kerja.
Berdasarkan analisa masalah 1. Implementasi tujuan revitalisasi
dan solusi permasalahan maka Karang Taruna : analisa masalah,
intervensi kegiatan pengabdian kepada analisa SDM dan sumberdaya,
masyarakat ini dibagi menjadi dua yaitu analisa kelembagaan analisa solusi
intervensi untuk solusi internal dan dan implementasi kegiatan berupa
intervensi untuk solusi eksternal. dinamika kelompok.
Intervensi yang pertama kegiatan 2. Implementasi pengurangan
revitalisasi Karang Taruna melalui teknik hotspot : analisa masalah (kabut
penyadaran dinamika kelompok, asap dan dampaknya), analisa
pengurangan hotspot melalui teknik sumberdaya, rural mapping, analisa
penyadaran kritis lingkungan hidup. kelembagaan terkait kabut asap,
Intervensi solusi eksternal; kegiatan analisa solusi, implementasi
pelatihan dan demplot usahatani kegiatan berupa diskusi kritis
organik, kegiatan analisa usahatani dengan menghadirkan narasumber
melalui pelatihan sederhana analisa terkait (pakar lingkungan, aktifis
usahatani organik. lingkungan).
Berdasarkan kerangka kerja 3. Implementasi usahatani organik :
PRCA, maka prosedur kerja abdimas analisa masalah (harga dan
sebagai kegiatan yang continuum budidaya), analisa sumberdaya,
(berlanjut). Mulai dari tahap identifikasi analisa produk prioritas (padi dan
masalah dan situasi, identifikasi hortikultura), analias kelembagaan
sumberdaya, identifikasi solusi, (pendampingan dan pembinaan),
pemetaan kelembagaan dan desa, implementasi kegiatan berupa
penentuan program prioritas, diskusi kritis usahatani organik
pelaksanaan program, monitoring dan dengan menghadirkan pakar
evaluasi program. Berdasarkan pertanian organik, demonstrasi dan

467
ISBN: 978-602-392-375-5 e-ISBN: 978-602-392-376-2
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka

pelatihan teknik usahatani organik dilakukan pada tanggal 4


tanpa bakar. September 2016.
4. Implementasi analisa usahatani 3. Pengurangan hotspot :
organik : analisa masalah (harga memberikan pemahaman kritis
dan pasar), analisa sumberdaya, pentingnya menjaga lingkungan
analisa produk prioritas (padi dan terutama tidak membakar lahan
hortikultura), analisa kelembagaan dan hutan dalam membuka lahan
(pendampingan dan pembinaan), pertanian dalam bentuk diskusi
implementasi kegiatan berupa interaktif. Kegiatan ini berupa
diskusi kritis analias usahatani diskusi kelompok yang dilakukan
organik dengan menghadirkan pada tanggal 11 September 2016.
pakar agribisnis pertanian organik, 4. Budidaya pertanian organik :
demonstrasi dan pelatihan teknik memberikan pemahaman dan
analisa usahatani organik. pelatihan teknik budidaya
Berdasarkan point 2.2, maka pertanian organik mulai dari
jadwal kegiatan pengabdian masyarakat pembukaan lahan, pemilihan bibit
ini adalah : lokal, penggunaan pestisida nabati
1. Pra survey : identifikasi masalah, dan irigasi. Kegiatan ini berupa
penggalian potensi lokal, pemetaan pelatihan budidaya pertanian
desa, analisa kelembagaan di level organik yang dilakukan pada
dusun. Pra survey dilakukan pada tanggal 17 September 2016.
tanggal 3 Februari 2016. 5. Analisa usahatani organik :
2. Revitalilasi Karang Taruna : memberikan pemahaman kritis
memberikan motivasi dan tentang analisa usahatani organik
pentingnya organisasi Pemuda dalam bentuk diskusi dan pelatihan
Karang Taruna dalam bentuk sederhana perhitungan untung rugi
pelatihan dinamika kelompok. usahatani (Benefit-Cost). Kegiatan
Kegiatan ini diarahkan kepada ini dilakukan pada tanggal 25
pelatihan dinamika kelompok yang September 2016.

468
ISBN: 978-602-392-375-5 e-ISBN: 978-602-392-376-2
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka

ungu dan jahe. Alasan pemuda


menanam daun bawang adalah karena
harga jual yang bagus saat ini (sisi harga)
dan masa panen relatif singkat yaitu 40
hari (sisi budidaya). Sedangkan ubi
Gambar 2. Model Penyadaran Kritis ungu dan jahe memang dipersiapkan
Pengurangan Hotspot
tidak hanya dipasarkan langsung namun
HASIL DAN PEMBAHASAN ke depannya dipersiapkan untuk diolah

Upaya pengurangan hotspot menjadi bahan makanan. Masa panen

(titik api) akibat pembakaran lahan dan baik ubi ungu ataupun jahe sekitar 4-5

hutan fokus pada empat kegiatan yaitu bulan.

revitalisasi karang taruna, penyuluhan Cara budidaya organik dimulai

dampak lingkungan akibat hotspot, dari persiapan lahan. Karena tanahnya

budidaya usahatani organik, dan analisa organik (gambut) maka diperlukan

usahatani organik. dekomposer saja yang disiram diatas

Pelatihan budidaya pertanian tanah. Lalu dibiarkan selama 1 minggu

organik difokuskan pada tiga hal yaitu baru dapat ditanami. Cara berikutnya,

cara budidaya organik, cara pembuatan sebelum ditanami bedengan dicampur

dekomposer dan cara pembuatan dengan kompos sampai rata lalu disiram

pupuk kompos. Nara sumber yang dengan air dan siap ditanami. Budidaya

memberi pelatihan adalah Dr. tanaman jahe dimulai dengan membuat

Purwaningsih seorang praktisi organik bedengan sesuai keinginan (misalnya

dan dosen agroteknologi Universitas ukuran 0,5 m X 3 m) dengan tinggi

Tanjungpura Pontianak. Pelatihan ini biasanya 20-30 cm. Lalu gunakan

tidak sekedar memberi contoh saja, rimpang jahe sesuai keinginan. Variates

melainkan sampai tahapan pembuatan unggulnya seperti jahe varietas gajah.

demplot. Berdasarkan prioritas Tanam menggunakan tunas yang muda.

masalah dan identifikasi potensi, maka Jarak tanam adalah 50 cm. Pemupukan

budidaya organik dimulai dengan dapat menggunakan pupuk organik

percobaan menanam daun bawang, ubi yang sumbernya berasal dari lingkungan

469
ISBN: 978-602-392-375-5 e-ISBN: 978-602-392-376-2
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka

sekitar seperti pupuk cair dari batang dengan menghaluskan ragi dan gula
pisang atau pupuk padat seperti pupuk merah lalu tempatkan dalam baskom
kulit pisang. Tanaman jahe dapat plastik. Masukkan air kelapa ke dalam
dipanen pada usia 4-6 bulan. Budidaya baskom, kemudian diaduk sampai rata
tanaman ubi ungu dimulai dengan dan disaring. Masukkan dalam jirigen
membuat bedengan sesuai dengan kemudian tutup rapat. Goyang jirigen
keinginan (biasanya 30-50 cm selama 10-15 menit. Lalu letakkan di
tingginya). Lalu siapkan pucuk tanaman dalam ruang yang terhindar dari cahaya.
ubi ungu. Jarak tanaman dibuat sejauh Lalu amati jirigen setelah 18 jam,
1 meter. Pemupukan dapat apabila berubah bentuk (jirigenya)
menggunakan pupuk kompos atau maka harus dibuka tutupnya. Tutup
pupuk kandang atau pupuk cair yang kembali jirigen lalu kocok-kocok selama
dibuat sendiri. Dalam pembuatan 10 menit lalu amati setelah 18 jam.
pupuk ini perlu diperhatikan pemilihan Proses ini dilakukan selama 7 hari.
unsur forfor yang tinggi atau Untuk pemakaian, 100 ml bahan
mengandung basa yang cukup seperti dekomposer dilarutkan ke dalam 6 liter
kulit buah pisang. Kemudian tanaman air lalu tambahkan gula pasir sebanyak
dibalik pucuk-pucuknya jika sudah 1 sendok.
menutupi atau menjalar panjang lebih Setelah mengetahui cara
dari 1 meter. Masa panen ubi ungu budidaya organik, maka kegiatan
adalah 3-3,5 bulan. berikutnya adalah analisa usahataninya.
Pembuatan dekomposer dalam Kegiatan ini mengajak pemuda untuk
pelatihan ini menggunakan fermentasi menghitung untung ruginya suatu
air kelapa. Bahan yang diperlukan budidaya pertanian dalam konsep yang
adalah 1 kg gula merah, 5 liter air sederhana. Usahatani yang berdampak
kelapa, 20 buah ragi berukuran kecil pada peningkatan pendapatan petani
atau 10 yang besar. Peralatan yang dapat dilihat berdasarkan penerimaan
dibutuhkan adalah baskom plastik, usahatani, biaya dan keuntungan dari
sendok kayu dan jirigen dengan volume usahatani. Penerimaan usahatani
10 liter. Proses pembuatan dimulai adalah perkalian antara produksi yang

470
ISBN: 978-602-392-375-5 e-ISBN: 978-602-392-376-2
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka

dihasilkan dengan harga jual. Struktur perbandingan antara total keuntungan


biaya sendiri dibagi menjadi dua dengan total biaya yang dikeluarkan.
kategori yaitu total fixed cost dan total NPV adalah selisih antara Present value
variable cost. Total fixed cost adalah dari arus Benefit dikurangi dengan
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan Present Value dari arus biaya. BEP
atau petani yang tidak mempengaruhi adalah teknik analisa untuk
hasil output/produksi contohnya adalah mempelajari hubungan antara biaya
sewa tanah, sewa bajak, alat pertanian tetap, biaya variabel, keuntungan dan
dan iuran irigasi. Total variable cost volume kegiatan (Riyanto dalam Shinta
adalah biaya yang besarnya berubah A, 2011). Baik R/C ratio, B/C ratio dan
searah dengan berubahnya jumlah NPV jika hasilnya > 1 maka dikatakan
output yang dihasilkan contohnya layak untuk diusahakan, jika hasilnya < 1
seperti tenaga kerja, bibit, pupuk. maka tidaka layak untuk diusahakan.
Keuntungan usahatani adalah selisih Jika hasilnya sama dengan 1 maka
antara penerimaan dengan semua biaya usahatani dikatakan impas.
yang dikeluarkan. (Shinta A, 2011). Indikator pelaksaaan abdimas
Banyak alat analisa kelayakan tepat guna dan tepat sasaran adalah
dalam usahatani salah satunya adalah melalui penilaian kepuasan mitra
analisa proyek. Menurut Gray dalam terhadap kegiatan abdimas yang telah
Shinta, A (2011) untuk mencari suatu dilakukan. Selain itu penilaian juga
ukuran yang menyeluruh sebaga dasar dilakukan oleh dosen pelaksana
untuk menerima atau menolak suatu kegiatan abdimas. Penilaian kepuasan
proyek maka dikembangkan berbagai mitra terhadap abdimas terdiri atas 9
indeks yang disebut invesment criteria item penilaian yaitu kepuasan
seperti R/C (return Cost) ratio, Net B/C sosialisasi, jenis kegiatan, kesesuaian
(benefit cost) ratio, Net Present Value kegiatan, pengetahuan dosen,
(NPV) dan Break Event Point (BEP). R/C penyampain dosen, pengetahuan mitra,
ratio adalah perbandingan antara total manfaat yang diterima mitra, ketepatan
penerimaan dengan total biaya yang jenis kegiatan dan perilaku dosen
dikeluarkan. Net B/C ratio adalah pelaksana abdimas. Secara umum skor

471
ISBN: 978-602-392-375-5 e-ISBN: 978-602-392-376-2
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka

rata-rata adalah 3,6 (rentang skor 1-4). meningkatkan pengetahuan,


Artinya kepuasaan mitra terhadap pemahaman dan keterampilan mitra
kegiatan abdimas sangat tinggi. Dari 9 terhadap dampak pengguaan api dalam
kepuasan, skor perilaku dosen membuka lahan pertanian dan
pelaksana abdimas mencapai nilai 4. menggantinya kepada perilaku
Artinya mitra memandang sangat puas pengolahan pertanian organik. Skor
dengan perilaku dosen dalam kegaitan antusiasme mitra tergolong tinggi
abdimas. Hal ini menandakan dosen dengan nilai skor 4. Peserta abdimas
dapat diterima oleh masyarakat sasaran sangat senang dan tertarik dengan
abdimas. kegiatan abdimas yang dilakukan oleh
dosen Universitas Terbuka. Terlihat dari
Tabel 1. Skor Kepuasan Mitra Terhadap
Abdimas setiap kegiatan mereka hadir dan
No Kepuasan Skor
1. Sosialisasi 3,7 bersemangat mengikuti dari awal
2. Jenis Kegiatan 3,7 hingga akhir kegiatan.
3. Kesesuaian Kegiatan 3,8
4. Pengetahuan Dosen 3,8 Tabel 2. Ketercapaian Program
5. Penyampaian Dosen 3,4
6. Pengetahuan 3,4 Abdimas
7. Manfaat 3,5 No Ketercapaian Skor
8. Ketepatan Jenis 3,4 1. Pengetahuan 3,6
kegiatan 2. Keterampilan 3,3
9. Perilaku Dosen 4 3. Antusiasme 4,0
4. Partisipasi 3,6
Penilaian dosen pelaksana 5. Perilaku 3,6
abdimas terhadap sasaran 6. Keaktifan 3,0
7. Pemahaman 3,3
menggunakan 7 kriteria penilaian yaitu
peningkatan pengetahuan, KESIMPULAN
keterampilan, antusiasme, partisipasi,
Kegiatan abdimas yang
perilaku, keaktifan dan pemahaman
dilakukan memiliki efek perubahan
mitra. Rata-rata skor ketercapaian
kognitif, afektif dan psikomotorik
program adalah 3,5 (rentang skor 1-4).
peserta. Aspek kognitif berupa
Artinya ketercapaian program abdimas
peningkatan pengetahuan dan
tergolong tinggi. Secara umum
pemahaman peserta terhadap
pelaksanaan kegiatan abdimas
penyadaran kritis usahatani organik.

472
ISBN: 978-602-392-375-5 e-ISBN: 978-602-392-376-2
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka

Aspek afektif berupa perasaan cinta Badan Pusat Statistik. (2015).


Kabupaten Kubu Raya Dalam
lingkungan khususnya terhadap
Angka
pembukaan lahan pertanian tanpa
Badan Pusat Statistik. (2014).
membakar. Aspek psikomotorik berupa
Kecamatan Sungai Raya Dalam
peningkatan keterampilan peserta Angka 2014
budidaya organik dari mulai pembukaan
Mefalopulos and Kamlongera. (2004).
lahan, penanaman, pengendalian hama Communication Strategy Design.
Rome: SADC Centre of
penyakit, penyiangan, dan pemanenan.
Communication for Development.
Pelatihan dinamika kelompok sangat
Saharjo, dan Yungan. (2014). Pengaruh
membantu peserta dalam identifikasi
Kebijakan dalam Upaya
masalah dan memberi solusi terhadap Pengendalian Kebakaran Hutan
dan Lahan terhadap Penurunan
organisasi Karang Taruna Krida
Emisi Gas Rumah Kaca. Jurnal
Tamtama sekaligus sebagai penggerak Silvikultur Tropika. Vol. 05 No.
2/12
motivasi anggota untuk lebih terlibat
dalam organisasi. Penilaian kepuasan
mitra terhadap kegiatan abdimas
memiliki skor 3,6 yang berarti mitra
sangat puas dengan kegiatan abdimas
yang dilakukan. Penilaian ketercapaian
program memiliki skor 3,5 yang berarti
program abdimas tercapai secara tepat
guna dan tepat sasaran.

DAFTAR PUSTAKA

BPBD Prov. Kalbar. (2016). Hotspot


Kalimantan Barat. Diakses melalui
http://www.bpbdkalbar.info/#!Hotspot
-Kalimantan-
Barat/c7a5/559b58090cf2088170463b
70. Diakses tanggal 10/03/2016 pukul
09.00 wib

473

You might also like