You are on page 1of 14

Muhammad Yusuf : Strategi Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Maros

STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DI KABUPATEN MAROS

Community Forest Management Strategy in Maros District


Muhammad Yusuf1, St. Subaedah2, Saida2
1
Mahasiswa Program Studi Magister Agroekoteknologi
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia, Makassar.
muhyusufantang@gmail.com st.subaeda@umi.ac.id saida.saida@umi.ac.id

ABSTRACT
This study aims to determine external and internal factors in community forest management in Maros
Regency, formulate community forest development strategies through involvement with stakeholders in Maros
Regency and to analyze steps that need to be used as a reference and policy recommendation for community
forest management in the Regency. Maros. Data retrieval in this study was carried out by a survey method
which was conducted with a questionnaire for business actors or farmer groups, while interviews were for
agricultural and forestry extension agents, including the village government. The sample was determined by
purposive sampling by determining 50 respondents of community forest management farmers. Each of 25
people per district, each sub-district is represented by 5 groups and 1 group consisting of 5 people, namely
the Chairperson, Secretary, Treasurer plus 2 members. The analysis used in this research is descriptive
statistical analysis, SWOT analysis (strength, weakness, opportunity, threat). The results of the analysis show
that there are two strategic priorities that can be applied, namely (1) strengthening the role of the group by
providing accurate market information; (2) provide forestry counseling and guidance from the government
for area arrangement and management plan preparation; (3) The government facilitates licensing to establish
a timber industry in order to increase the value price of wood; and (4) Using agroforestry patterns.

Keywords : Strategy; Management; Forest; Community Forest

PENDAHULUAN sehingga menunjang pembangunan


Indonesia mempunyai hutan tropis ekonomi; melindungi suasana iklim dan
dengan luas terbesar ketiga setelah Brazil memberi daya pengaruh yang baik;
dan Zaire, sehingga memiliki tanggung memberikan keindahan alam pada
jawab dalam melestarikan agar tetap dapat umumnya dan khususnya dalam bentuk
berfungsi sebagai paru-paru dunia. Fungsi cagar alam, suaka margasatwa, taman
hutan menurut Suparmoko (1997) di perburuan, dan taman wisata, serta sebagai
antaranya adalah mengatur tata air, laboratorium untuk ilmu pengetahuan,
mencegah dan membatasi banjir, erosi, serta pendidikan, dan pariwisata; serta
memelihara kesuburan tanah; menyediakan merupakan salah satu unsur strategi
hasil hutan untuk keperluan masyarakat pembangunan nasional.
pada umumnya dan khususnya untuk Pasokan bahan baku dari hutan
keperluan pembangunan industri dan ekspor alam yang terus menurun, dapat dilihat

Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 2 September 2020 65


Muhammad Yusuf : Strategi Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Maros

sebagai peluang untuk mendorong upaya Randu. Dengan melihat Luas Hutan rakyat
pengembangan hutan rakyat di luar kawasan yang tersebar merata hampir pada semua
hutan negara. Potensi pengembangan dan kecamatan di Kabupaten Maros. Hal
keberhasilan pembangunan hutan rakyat ini, tersebut merupakan indikasi bahwa hutan
akan sangat bergantung pada kesiapan rakyat di Kabupaten Maros bisa
aparat pemerintah pusat maupun daerah dan memberikan kontribusi hasil hutan rakyat
masyarakat, yaitu petani dan industri kayu baik itu berupa kayu ataupun hasil hutan
(Sukadaryati, 2006). Pengembangan hutan ikutan. Walaupun masih ada beberapa
rakyat, memiliki potensi yang cukup untuk kecamatan dari 14 kecamatan yang belum
pengembalian fungsi lingkungan (ekologis) mengelolah hutan rakyat dan ini
maupun ekonomis, sehingga perlu didukung merupakan tantangan bagi pengurus
oleh aturan-aturan yang jelas.Selanjutnya Kelompok Tani, Pemerintah termasuk
aturan-aturan tersebut sebagai pegangan penyuluh bagaimana mereka bisa
bagi para pihak (stakeholders) yang terlibat memanfaatkan potensi yang ada.
di dalam pengembangan hutan Penyusunan rumusan strategi
rakyat.Sebagai landasan yuridis, aturan- pengelolaan hutan rakyat melalui
aturan dimaksud diharapkan dapat menjadi keterlibatan bersama pemangku
payung hukum yang efektif dan efisien. kepentingan, berdasarkan potensi dan
Potensi hutan rakyat di Indonesia problematika pengelolaan hutan rakyat yang
sangat besar, luasnya mencapai diprioritaskan pada kriteria yang paling
1.271.505,61 ha, di Sulawesi Selatan dominan, yaitu dari aspek lingkungan,
luasnya 228,345.90 ha, dan di Kabupaten aspek ekonomi dan aspek sosial. Petani
Maros luasnya 9,732.00 ha (BPS, 2017). sebagai salah satu pemangku kepentingan
Adapun jenis tanaman yang paling banyak dapat mengemukakan pendapat atas potensi
ditanam di hutan rakyat Kabupaten Maros dan problematika pengelolaan hutan rakyat
adalah diantaranya adalah : Tectona grandis yang dihadapi, dan dapat ikut serta dalam
(Jati lokal), Ghamelina arborea (Jati mengambil keputusan secara bersama
Putih), Mahoni, Jabon, Kemiri, Bambu,
Mangga, Jambu Mente, Cacao, Kapok atau

66 Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 2 September 2020


Muhammad Yusuf : Strategi Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Maros

dengan tokoh yang berpengalaman dalam Maros dengan 2 sampel kecamatan yaitu
bidang pengelolaan hutan rakyat serta Kecamatan Moncongloe dan Kecamatan
pejabat tingkat desa sampai tingkat Cenrana.
kabupaten. Oleh karena itu dalam penelitian Jenis dan Sumber Data
ini, peneliti menempatkan petani sebagai Data yang dikumpulkan terdiri dari
subyek sekaligus obyek dalam pengelolaan data primer dan sekunder.Data primer
hutan rakyat. Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh melalui wawancara langsung
maka pendekatan strategi pengelolaan hutan dengan responden petani di sekitar hutan
rakyat sebagai bagian pemanfaatan lahan rakyat.Sedangkan data sekunder diperoleh
sangat relevan seiring dengan semakin dari pemerintah desa instansi lembaga
lajunya degradasi hutan. Aadapun tujuan terkait, Penyuluh Kehutanan dan Penyuluh
dari penelitian ini adalah: Pertanian.
1. Mengidentifikasi faktor-faktor eksternal Teknik Pengumpulan Data dan Jenis
Data
dan internal dalam pengelolaan hutan
Responden dari penelitian ini adalah
rakyat di Kabupaten Maros.
petani yang mengelolah hutan rakyat dan
2. Merumuskan strategi pembangunan
wakil dari Pemerintah yang mengetahui
hutan rakyat melalui keterlibatan
program hutan rakyat.Pengambilan sampel
bersama pemangku kepentingan di
dilakukan secara sengaja purposive
Kabupaten Maros.
sampling dengan pertimbangan bahwa
3. Menganalisis langkah-langkah yang
responden mengetahui program hutan
perlu dijadikan acuan dan rekomendasi
rakyat. Responden terdiri dari (1)
kebijakan pengelolaan hutan rakyat di
Kelompok Tani Hutan, (2) Penyuluh
Kabupaten Maros
Pertanian dan penyuluh Kehutanan (3)
Pemerintah Desa
METODE PENELITIAN
Populasi dan sampel
Penelitian ini berlangsung selama
Penentuan sampel dilakukan dengan
tiga bulan yang dimulai pada bulan Januari
cara Purposive sampling dengan
sampai dengan bulan Maret Tahun 2020.
menentukan 50 orang responden petani
Penelitian dilaksanakan di Kabupaten
pengelolah hutan rakyat. Masing masing 25

Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 2 September 2020 67


Muhammad Yusuf : Strategi Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Maros

orang per kecamatan, setiap kecamatan HASIL DAN PEMBAHASAN


diwakili 5 kelompok dan 1 kelomok terdiri a. Faktor Internal Kekuatan
dari 5 orang yaitu Ketua, Sekertaris, 1. Teknik budidaya sederhana
Bendahara ditambah anggota 2 orang, Berdasarkan hasil wawancara di
dengan kriteria Kelompok tani hutan yang lapangan diperoleh informasi bahwa
telah mengelola hutan rakyat minimal 5 tanaman kehutanan terutama Jenis Jati
tahun. Penyuluh pertanian 2 orang masing Putih, Sengon, Akasia, Jati Merah,
masing 1 orang dari Kecamatan Cenrana Mahoni, Jabon, Mangga dapat tumbuh
dan 1 orang dari Kecamatan Moncongloe. dengan baik pada semua wilayah di
Penyuluh Kehutanan 2 orang, masing kabupaten Maros, dan tidak memerlukan
masing 1 orang dari Kecamatan Cenrana perlakuan khusus karena tanaman
dan I orang dari Kecamatan Moncongloe. tersebut termasuk jenis pioneer dan dapat
Pemerintah Desa 2 orang, masing masing 1 bersaing dengan tanaman lainnya.
orang dari salah satu desa di Kecamatan 2. Mobilisasi penduduk dan dinamika
sosial
Cenrana dan 1 orang dari salah satu desa di
Berdasarkan hasil survey dapat
Kecamatan Moncongloe.
diketahui bahwa pemilik hutan rakyat
Analisis Data
dengan mudah dapat akses untuk menuju
Sesuai dengan tujuan penelitian, analisis
kawasan hutan rakyat , aksessibilitas dan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sarana yang menunjang pengembangan
analisis Statistik Deskripif, analisis SWOT
hutan rakyat dikabupaten Maros secara
(Strength, weakness, opportunity, threat).
umum telah cukup baik. Demikian
Arahan strategi pengembangan pengelolaan
halnya dengan dinamika social,
hutan rakyat dibuat berdasarkan hasil
masyarakat dengan tangan terbuka
analisis SWOT.
menerima program pemerintah dan
berperan aktif dalam pembangunan hutan
rakyat.

68 Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 2 September 2020


Muhammad Yusuf : Strategi Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Maros

3. Hasil hutan melakukan transaksi. Jika dalam sebulan


3
Kehidupan masyarakat khususnya di mereka mampu menjual 5 m maka para
pedesaan tidak dapat dipisahkan dari petani akan memperoleh tambahan
hasil hutan baik itu kayu maupun hasil penghasilan sebesar Rp 750.000 – Rp
hutan bukan kayu. Peningkatan jumlah 1.000.000. Walaupun angka tersebut
penduduk berkorelasi positif dengan belum dapat menggambarkan perolehan
kebutuhan akan kayu Oleh karena itu keuntungan sesuai usaha dan jerih
keberadaan hutan rakyat dapat menjadi payahnya, Namun hal ini tentu sangat
jembatan antara kebutuhan dan membantu ekonomi rumah tangga para
persediaan akan kayu, sehingga petani. Pemanfaatan Hutan Rakyat
masyarakat tidak lagi mengambil kayu dengan baik tidak hanya dapat
kayu alam. Warga masyarakat meningkatkan pendapatan dan
memanfaatkan kayu dalam membangun kesejahteraan para pemiliknya, tetapi
rumah, lumbung padi, membuat pondok juga dapat menstimulasi berbagai
dan untuk kayu bakar. Saat ini kayu aktivitas ekonomi sehingga secara
banyak digunakan sendiri oleh simultan dapat meningkatkan
masyarakat sebagai bahan membuat kesejahteraan masyarakat.
rumah salah satunya untuk Plavon,
b. Faktor Internal Kelemahan
Dinding kamar Rangka Atap, kusen, 1. Karakteristi hutan rakyat
pintu dan Jendela dan lain lain, selain itu Karakteristik hutan rakyat yang

juga untuk kayu bakar. tidak mendukung. Hal ini disebabkan


karena karakteristik hutan rakyat di

4. Nilai ekonomi Maros antara lain adalah luas

Secara ekonomis usaha kayu rakyat kepemilikan tidak merata, pola

dapat meningkatkan pendapatan kepemilikan beragam, penyebaran areal

petani.Sesuai dengan hasil wawancara tidak terkompleks, kelas umur tanaman

para petani umumnya memperoleh tidak teratur, pemilik suatu hamparan

tambahan penghasilan sebesar Rp lahan hutan rakyat dapat berjumlah


3 banyak (Malamassam, 2005).
150.000 - Rp 200 000/m setiap kali

Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 2 September 2020 69


Muhammad Yusuf : Strategi Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Maros

Penyebaran yang tidak terkompleks juga adalah merupakan pihak yang


memberikan input yang besar dalam sepenuhnya menentukan harga kayu.
proses pemanenan karena memerlukan Menurut Suhardono (2003), perlu
biaya yang besar dalam proses diadakan semacam forum temu usaha
mengumpulkan kayu hal ini juga yang mempertemukan petani, pedagang,
seringkali menjadi pertimbangan pelaku dan industri sebagai konsumen akhir
industri dan dapat mempengaruhi harga sehingga dalam hal tataniaga hasil-hasil
kayu yang dihasilkan. dari hutan rakyat, petani tidak berada
2. Informasi pasar masih kurang pada posisi tawar paling bawah dengan
(Standarisasi Harga Kayu).
demikian diharapkan margin keuntungan
Banyak informasi asimetris yang
yang diperoleh petani dapat bertambah
sampai kepada petani, khususnya yang
besar.
berkaitan dengan posisi tawar, misalnya
3. Strategi pengelolaan
harga pohon berdiri, harga kayu dan
Rencana strategis pengelolaan pada
produk olahannya. Disamping itu
tingkat petani belum ada.Pengelolaan
biasanya tidak semua informasi diketahui
hutan rakyat di Maros harus diawali
oleh petani, tetapi dikuasai oleh pihak
dengan penataan areal dan pengaturan
lain. Untuk mendapatkan informasi yang
produksi yang diterjemahkan kedalam
lengkap petani tidak memiliki akses yang
perencanaan jangka panjang, jangka
cukup, karenanya bantuan dari
menengah dan tahunan.Perencanaan
pemerintah khususnya sangat diperlukan
jangka panjang dibuat untuk setiap
guna memberikan atau menfasilitasi
Satuan Pengelolaan Hutan Rakyat
informasi agar sampai kepada petani dan
(SPHR), sedang perencanaan jangka
semua pihak terkait guna kemajuan
menengah dan jangka tahunan dibuat
usaha kayu rakyat (Hardjanto 2003). Hal
untuk setiap kelompok tani hutan rakyat.
seperti ini juga berlaku di Kabupaten
Jika rencana pengembangan ini tidak ada
maros dimana informasi yang dimiliki
maka pengembangan hutan rakyat ke
oleh masyarakat khususnya kayu sangat
depan akan dapat berlangsung dengan
rendah sehingga pedagang pengumpul
tidak memperhatikan kelestarian hasil

70 Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 2 September 2020


Muhammad Yusuf : Strategi Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Maros

dan kelestarian lingkungan yang akan berada pada posisi tawar yang rendah,
menyebakan tidak adanya kontinuitas karena petani butuh segera mendapatkan
peroduksi. Menurut Widayanti (2004), uang, sehingga harga jual kayu yang
setiap pengelolaan hutan yang menentukan biasanya tengkulak. Petani
berlandaskan atas kelestarian hasil selalu tidak memiliki kelembagaan yang kuat
memerlukan pemeliharaan dan dalam memberikan sehingga petani
peningkatan kualitas tegakan yang langsung berurusan dengan tengkulak hal
memadai. Tebangan tahunan maupun tersebut memberikan keleluasaan
periodik yang dilakukan harus tidak tengkulak dalam menentukan harga.
menyebabkan menurunnya potensi hutan 5. Batas kawasan dengan hutan rakyat
kurang jelas
namun harus ada upaya peningkatan agar
Lokasi hutan rakyat di Kabupaten
hutan rakyat selalu dalam keadaan
Maros pada umunya berbatasan dengan
penuh. Oleh karena itu dibutuhkan
kawasan lindung dan hutan produksi
pengetahuan tekhnik silvikultur yang
terbatas, namun batas antara hutan rakyat
memadai agar rotasi tebangan yang
dengan kawasan ini banyak yang tidak
berkesinambungan. Peranan penyuluh
jelas sehingga terkadang masyarakat
dan para pihak sangat penting untuk
menjadi bingung dan mengambil kayu
peningkatan kapasitas keilmuan
dari kawasan yang berbatasan dengan
kelompok tani.
lahannya. Masyarakat seringkali
4. Tingginya ketergantungan petani
berbenturan dengan pihak keamanah
pada pedagang pengumpul
Kesulitan yang sering dihadapi oleh hutan karena dugaan masyarakat telah
petani adalah posisi tawar mereka yang melewati areal untuk peruntukan hutan
rendah dalam penentuan harga jual. Hal rakyat, hal ini menyebabkan kerisauan
ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dikalangan.
petani tentang potensi volume kayu dan
tentang kualitas kayu.D i samping itu,
penjualan kayu oleh petani hanya
didasarkan pada kebutuhan yang
mendesak menyebabkan petani selalu

Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 2 September 2020 71


Muhammad Yusuf : Strategi Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Maros

Faktor Eksternal dijadikan sebagai bahan baku untuk


a. Faktor Eksternal Peluang membuat kayu pertukangan. Mudahnya
(Opportunity)
pemasaran kayu ini merupakan suatu
1. Tersedianya lokasi penanaman berupa
lahan kosong. kekuatan dalam pengembangan hutan
Hasil survey pada wilayah studi
rakyat.
menunjukkan bahwa banyak lahan
2. Adanya bantuan bibit dari
kosong yang sudah gundul akibat over pemerintah.
Hasil wawancara yang dilakukan
eksploitasi yakni penebangan dengan
dengan pihak pemerintah sendiri
sistem tebang habis tanpa diikuti oleh
memberikan bantuan bibit khususnya
penanaman. Akibatnya lahan-lahan ini
yang terkait dalam kegiatan Kebun Bibit
menjadi kurus karena humusnya terkikis
Rakyat (KBR) dan Bang Pesona
air di musim hujan sehingga sulit untuk
(Pengembangan Perhutanan Sosial
ditanami pohon.
Nasional).Pemerintah pusat secara
2. Permintaan Pasar yang memadai
continue memberikan dukungan dalam
Berdasarkan hasil survey dapat
pembangunan hutan rakyat untuk
diketahui bahwa pemilik hutan rakyat
mengurangi lahan lahan marginal yang
dengan mudah dapat menjual
tidak produktif baik berupa kebun bibit
kayunya.Hal ini terjadi karena seiring
rakyat maupun bank pesonan,
meningkatnya jumlah masyarakat
Pembagian bibit ini diharapkan akan
kebutuhan akan kayu juga meningkat dan
memberikan dorongan bagi masyarakat
industry yang bergerak di bidang mebel
untuk menanam lahan kosong dan kritis
dengan bahan baku kayu juga
yang mereka miliki sehingga
berkembang dengan pesat. Hal ini dapat
kesinambungan hutan rakyat dapat
dilihat dengan adanya pedagang
berjalan dengan baik.Kegiatan Kebun
pengumpul yang datang membeli kayu
Bibit Rakyat dan bank pesona
kemudian menjualnya, selain itu ada juga
diharapkan dapat memberikan kontribusi
bantuan bantuan dari industri penampung
terhadap kesejahteraa masyarakat dan
dalam pengurusan. Hal ini menunjukkan
juga perbaikan ualitas lingkungan.
bahwa kayu masih sangat diminati oleh
industri untuk dibeli. Hasil kayu ini
72 Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 2 September 2020
Muhammad Yusuf : Strategi Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Maros

3. Adanya perhatian pemerintah. pada masukan dari berbagai pihak berupa


Selain program penghijauan yang Universitas, LSM dan masyarakat juga
telah dilakukan bukti lain dari perhatian terus berusaha mengembangkan
pemerintah terhadap pengembangan peraturan mengenai pengelolaan hutan
hutan rakyat adalah adanya pemberian rakyat.
insentif yang dapat diberikan berupa a. Faktor Eksternal Ancaman (Threat)
pemberian prioritas program-program 1. Semakin meningkatnya kebutuhan
petani
pembangunan daerah antara lain subsidi,
Semakin meningkatnya kebutuhan
pinjaman lunak, pengaturan, kemudahan
petani seiring dengan kemajuan
pelayanan, dan pendampingan.
teknologi dapat merupakan ancaman
Pemberian insentif ini bertujuan untuk
terhadap pengembangan hutan rakyat.Ini
meningkatkan motivasi pemegang hak
dapat dilihat dari semakin banyaknya
dan/atau masyarakat baik secara individu
barang-barang produksi industri yang
maupun kelompok untuk
pada awalnya hanya merupakan
mempertahankan hutan hak agar tetap
kebutuhan sekunder kini dianggap oleh
berfungsi lindung dan/atau berfungsi
petani sebagai kebutuhan primer.
konservasi.
Kondisi yang demikian akan
4. Adanya pengembangan peraturan
menyebabkan petani rela menjual
pendukung.
Peraturan pendukung yang berkaitan kayunya dengan harga yang murah dan
dengan hutan rakyat terus dikembangkan pada umur yang masih muda untuk
oleh pemerintah baik itu pemerintah memenuhi tuntutan kehidupan tersebut.
pusat maupun daerah. Tahun 2016 Kebutuhan petani yang semakin
pemerintah mengeluarkan Peraturan meningkat dan datangnya lebih awal
Menteri Kehutanan nomor: akan mengakibatkan munculnya sistem
P.85/MenLHK/Setjen/ kum.1/II/2016 ijon dimana petani akan menjual hasil
tentang pengankutan hasil hutan kayu pertaniannya lebih awal dari waktu
budidaya yang berasal dari hutan panen.
hak.Dilain pihak Pemda Provinsi
Sulawesi Selatan dengan berdasarkan

Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 2 September 2020 73


Muhammad Yusuf : Strategi Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Maros

2. Meningkatnya permintaan kayu dari Formulasi Strategi


pedagang pengumpul.
Formulasi stategi merupakan
Meningkatnya permintaan kayu dari
tahapan dalam membuat matriks IFAS
pedagang pengumpul dapat juga
(Internal Factors Analysis Summary) yang
merupakan suatu ancaman disamping
berisi kekuatan dan kelemahan serta
sebagai peluang. Semakin menurunnya
matriks EFAS (External Factors Analysis
produksi kayu dari hutan rimba ini akan
Summary) yang berisi peluang dan
mengakibatkan semakin tingginya
ancaman. Hasil evaluasi kedua matriks
permintaan kayu yang berasal dari hutan
tersebut kemudian digabungkan yang
rakyat. Apabila permintaan kayu ini
selanjutnya dengan menggunakan matriks
tidak terkendali atau tidak diatur dengan
Internal-Eksternal akan dipetakan
baik maka permintaan ini akan dapat
pengelolaan hutan rakyat dalam suatu
meningkatkan inensitas penebangan
diagram untuk mempermudah
tanpa memperhatikan aspek lingkungan
merumuskan alternatif strategi.
hidup sehingga dapat menjadi salah satu
ancaman untuk pengembangan Hutan
rakyat di masa yang akan datang.

74 Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 2 September 2020


Muhammad Yusuf : Strategi Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Maros

Tabel 1. Matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Maros.
Faktor Internal Bobot Rating Skor

KEKUATAN :
1. Teknik budidayanya sederhana 0.181 4 0.724
2. Mobilisasi penduduk dan dinamika sosial 0.122 4 0.488
3. Hasilnya dapat digunakan sendiri olehpemiliknya. 0.075 3 0.225
4. Nilai Ekonomi cukup baik (secara Financial layak untuk
diusahakan 0.062 3 0.186
Sub Total 0.440 1.623
KELEMAHAN :
1. Karakteristik hutan rakyat yang tidak mendukung 0.193 4 0.772
2. Rencana strategis pengelolaan pada tingkat petani belum
ada 0.091 4 0.364
3. Informasi pasar kurang(Tidak ada standarisasi harga kayu) 0.151 4 0.604
4. Tingginya ketergantungan petani pada pedagang
pengumpul 0.064 3 0.192
5. Batas kawasan dengan hutan rakyat kurang jelas 0.061 2 0.122
Sub Total 0.560 2.054
TOTAL 1 3.677
TOTAL SKOR KEKUATAN – KELEMAHAN -0.431
Sumber :Data Primer Hasil Analisis

Tabel 2. Matrik EFAS (External Factor Analysis Summary) Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Maros.
Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
PELUANG :
1. Adanya bantuan bibit dari pemerintah 0.151 4 0.604
2. Adanya perhatian pemerintah terhadap pengembangan
0.092 3 0.276
hutan rakyat
3. Adanya pengembangan peraturan pendukung pengelolaan
0.067 3 0.201
hutan rakyat
4. Permintaan pasar yang memadai 0.171 4 0.684
5. Tersedianya lokasi penanaman berupa lahan kosong 0.225 4 0.9
Sub Total 0.706 2.665
ANCAMAN :
1. Semakin meningkatnya kebutuhan petani 0.202 4 0.808
2. Meningkatnya permintaan kayu dari pedagang pengumpul
sehingga mengurangi ketersediaan kayu karena penebangan 0.092 3 0.276
yang berlebih.
Sub Total 0.294 1.084
TOTAL 1 3.749
TOTAL SKOR PELUANG – ANCAMAN 1.581
Sumber :Data Primer Hasil Analisis

Hasil analisis menunjukkan bahwa 2.054; sedangkan untuk faktor eksternal


total skor faktor internal kekuatan adalah peluang 2.665; faktor eksternal ancaman
sebesar 1.623; faktor internal kelemahan 1.084. Berdasarkan nilai-nilai ini diperoleh

Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 2 September 2020 75


Muhammad Yusuf : Strategi Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Maros

posisi strategi pengembangan Hutan rakyat yang lebih baik. Matriks SWOT pada
terletak pada sel 3 dengan nilai koordinat (- dapat menghasilkan empat alternatif strategi
0.431; 1.581), apabila posisi berada pada yaitu strategi S-O, W-O, S-T dan W-T yang
kuadran (sel) 3, maka sebaiknya diterapkan dirumuskan dengan menyesuaikan kekuatan
strategi W-O (Weaknes-Oportunity), yaitu dan kelemahan berdasarkan ancaman dan
strategi meminimalkan masalah-masalah peluang yang ada.
internal sehingga dapat merebut peluang

FAKTOR
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
INTERNAL
S1 Teknik budidayanya sederhana W1 Tingginya ketergantungan
S2 Mobilisasi penduduk dan dinamika petani pada pedagang
sosial pengumpul
S3 Hasilnya dapat digunakan sendiri W2 Batas kawasan dengan hutan
oleh pemiliknya rakyat kurang jelas
S4 Nilai ekonominya cukup baik. W3 Rencana strategis
FAKTOR pengelolaan pada tingkat
EKSTERNAL petani belum ada
W4 Informasi pasar kurang(harga
kayu kurang)
W5 Karakteristik hutan rakyat
yang tidak mendukung
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
 Menguatkan peran dari
O1 Adanya bantuan bibit  Peningkatan Nilai manfaat dari kelompok dengan
dari pemerintah pengelolaan hutan dengan adanya memberikan informasi pasar
O2 Adanya perhatian bantuan dan peraturan yang secara akurat.
pemerintah terhadap mendukung  Pemerintah memudahkan
pengembangan hutan  Meningkatkan produksi dengan perijinan untuk mendirikan
rakyat memanfaatkan lahan kosong industri kayu untuk
O3 Adanya pengembangan meningkatkan harga nilai
peraturan pendukung kayu.
pengelolaan hutan rakyat  Melakukan penyuluhan
O4 Tersedianya pasar yang kehutanan dan bimbingan dari
memadai pemerintah untuk penataan
O5 Tersedianya lokasi areal kawasan dan
penanaman berupa lahan penyusunan rencana
kosong pengelolaan.
 Mengunakanpola
agroforestry.
Ancaman(T) Strategi ST Strategi WT
 Meningkatkan pengetahuan
T1 Semakin meningkatnya  Mengembangkan Pola Agroforestry  Petani tenang nilai manfaat
kebutuhan petani untuk meningkatkan produktifitas hutan baik dari segi ekonomi,
T2 Meningkatnya lahan. maupun ekologi
permintaan kayu dari  Melakukan penataan areal untuk  Melakukan penataan batas
pedagang pengumpul mengatur produksi dan penanam kawasan dengan hutan rakyat

76 Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 2 September 2020


Muhammad Yusuf : Strategi Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Maros

sehingga mengurangi dalam rangka menjamin kelestarian


ketersediaan kayu hasil
karena penebangan yang  Membentuk dan meningkatkan
berlebih. peran kelompok / kelembagaan
petani.

Kesimpulan (d)Tersedianya pasar yang memadai (e)


1. Faktor internal kekuatan meliputi (a) Tersedianya lokasi penanaman berupa
Teknik budidayanya sederhana, (b) lahan kosong.
Mobilisasi penduduk dan dinamika 3. Hasil analisis menunjukkan bahwa total
social, (c) Hasilnya dapat digunakan skor faktor internal kekuatan adalah
sendiri oleh pemiliknya, (d) Nilai sebesar 1.623; faktor internal kelemahan
Ekonomi cukup baik (secara Financial 2.054; sedangkan untuk faktor eksternal
layak untuk diusahakan, sedangkan peluang 2.665; faktor eksternal ancaman
kelemahannya meliputi (a) Tingginya 1.084. Berdasarkan nilai-nilai ini
ketergantungan petani pada pedagang diperoleh posisi strategi pengembangan
pengumpul (b) Batas kawasan dengan Hutan rakyat terletak pada sel 3 dengan
hutan rakyat kurang jelas (c) Rencana nilai koordinat (-0.431; 1.581), maka
strategis pengelolaan pada tingkat petani sebaiknya diterapkan strategi W-O
belum ada (d) Informasi pasar kurang (Weaknes-Oportunity), yaitu strategi
(belum ada standarisasi harga) (e) meminimalkan masalah-masalah
Karakteristik hutan rakyat yang tidak internal sehingga dapat merebut peluang
mendukung. yang lebih baik.
2. Faktor eksternal yang berpengaruh 4. Terdapat dua prioritas strategi yang
terdiri atas peluang dan ancaman, dapat diterapkan agar Pengelolaan
dimana variabel peluang meliputi (a) Hutan rakyat di Kabupaten Maros dapat
Adanya bantuan bibit dari pemerintah berkembang dengan baik sesuai analisis
(b) Adanya perhatian pemerintah SWOT dengan urutan tingkatan
terhadap pengembangan hutan rakyat prioritas strategi yaitu (1) Menguatkan
(c) Adanya pengembangan peraturan peran dari kelompok dengan
pendukung pengelolaan hutan rakyat memberikan informasi pasar secara

Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 2 September 2020 77


Muhammad Yusuf : Strategi Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Maros

akurat; (2) Melakukan penyuluhan Malamassam D. 2005.Pengkajian Ulang


Pemanfaatan dan Pengelolaan Hutan
kehutanan dan bimbingan dari
Rakyat di Tana Toraja.Makassar :
pemerintah untuk penataan areal P3DAS LPPM Unhas
Suhardono. 2003. Pengelolaan Hutan
kawasan dan penyusunan rencana
Rakyat di Wonosobo. Jurnal Hutan
pengelolaan.; (3) Pemerintah Rakyat 5(1) : 1-8
Sukadaryati, 2006. Potensi Hutan Rakyat di
memudahkan perijinan untuk
Indonesia dan Permasalahannya.
mendirikan industri kayu untuk Puslitbang Teknologi Hasil Hutan
BPS Kabupaten Maros. 2016. Maros dalam
meningkatkan harga nilai kayu; dan (4)
Angka. Maros : BPS Kabupaten
Mengunakan pola agroforestry. Maros
Widayanti, T.W. 2004.Implementasi
DAFTAR PUSTAKA Metode Pengaturan Hasil Hutan
pada Pengelolaan Hutan Rakyat
Hardjanto. 2001. Dampak Krisis Ekonomi (Studi di Desa Kedung Keris,
dan Moneter terhadap Usaha Kecamatan Nglipar, Kabupaten
Kehutanan Masyarakat : Kayu Jati Gunung Kidul). Jurnal Hutan Rakyat
dan Sengon di Jawa. Resiliensi 5(3) : 1-1
Kehutanan. Bogor : Institut Pertanian
Bogor.

78 Jurnal Agrotek Vol. 4 No. 2 September 2020

You might also like