Professional Documents
Culture Documents
Volume 1, Nomor 1
Desember 2013
ABSTRACT
Model FMU management plan Sintuwu Maroso as one model of community -based forest
utilization . This is also expected through community access to forest areas. Thus the public will
be more empowered and able to improve the ability, in using the natural resources optimally.
But to realize it needed information about the potential and prospects, which is the social and
cultural potential in supporting the development in the FMU Model Sintuwu Maroso. The
research was conducted in the Tambarana village. Specified site intentionally (purposive
sampling), with the main consideration, this village is one of the villages that fall within the area
development model Sintuwu Maroso KPH. Analysis of the data is a descriptive analysis. From
the results, it can be concluded as follows, that Socio-cultural potentials that exist in the
Tambarana village, may indirectly support the Forest Management Unit (FMU) Sintuwu
Maroso, Tambarana Village Community also has the potential to be social and cultural customs
handed down through generations in terms of land use, the community formed a Land Control
Team, and Other socio- cultural potential, characterized by harmonious relationships between
residents and village rules made to prevent the emergence of the conflict, one of which was the
establishment of the FKUB.
1
2
Pengelolaan Hutan (KPH) model Sintuwu Jenis dan sumber data yang digunakan
Maroso kedepannya. dalam penelitian ini terdiri atas Data Primer
dan Data Sekunder.
a. Data primer merupakan data yang
diperoleh melalui pengamatan secara
langsung di lapangan melalui
MATERI DAN METODE PENELITIAN penerapan metode survei dengan
teknik wawancara untuk mengetahui
Lokasi dan Waktu Penelitian potensi sosial budaya masyarakat yang
ada di Wilayah Kesatuan Pengelolaan
Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Hutan (KPH) Model Sintuwu Maroso
Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Model khususnya di Desa Tambarana,
Sintuwu Maroso, tepatnya di Desa Kecamatan Poso Pesisir Utara,
Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi
Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah. Tengah. Data primer yang dimaksud
Lokasi Ditentukan secara sengaja yang terdiri atas : potensi masyarakat
(Purposive Sampling), dengan terhadap KPH yang dilihat dari segi
pertimbangan utama, desa ini merupakan umur, latar belakang pendidikan,
salah satu desa yang masuk di dalam pekerjaan, jenis kelamin, jenis
wilayah pengembangan KPH Model pekerjaan, status sosial dalam
Sintuwu Maroso. Penelitian ini masyarakat dan respon masyarakat
dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari terhadap pembangunan KPH.
bulan Maret sampai dengan bulan Mei b. Data sekunder merupakan data yang
2013. diperlukan sebagai penunjang data
primer. Pengumpulan data sekunder
Bahan dan Alat (Monografi Desa) diperoleh dengan
cara pengambilan data yang meliputi
Bahan yang digunakan dalam keadaan umum lokasi penelitian dari
Penelitian ini adalah kuesioner yang Balai Pemantapan Kawasan Hutan,
digunakan sebagai instrumen pengumpulan situs-situs internet, kunjungan
data primer di lapangan, kertas, bolpoint perpustakaan dan dari instansi terkait
dan buku catatan. lainnya.
Alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kamera yang digunakan sebagai
alat untuk mendokumentasikan, tape Teknik Pengumpulan Data
recorder, komputer dan printer yang Teknik pengumpulan data dalam
digunakan untuk membantu menganalisis penelitian ini dilakukan melalui
data. pengambilan informasi dengan metode
survei melalui wawancara kepada
Metode Penelitian masyarakat, baik kelompok maupun
individu. Penentuan responden dilakukan
Metode yang digunakan dalam dengan cara Purposive Sampling yaitu
penelititan ini adalah metode survei melalui responden dipilih dengan cermat yang
wawancara kepada masyarakat. Metode ini dianggap dapat mewakili seluruh lapisan
digunakan untuk mengetahui kondisi sosial masyarakat (Bungin, 2003).
budaya masyarakat di Wilayah Kesatuan Peneliti menetapkan secara sengaja,
Pengelolaan Hutan (KPH) Model Sintuwu sebanyak 10 orang sebagai informan kunci
Maroso khususnya di Desa Tambarana, (Key Informan) dengan kriteria informan
Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten adalah tokoh masyarakat desa, dan
Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. informan adalah Aparat Desa setempat atau
Ketua Adat di desa setempat yang memiliki
Jenis dan Sumber Data pengalaman dalam urusan tentang KPH.
Selain itu, ditetapkan pula 20 orang
4
Selain itu,diperoleh hasil bahwa lahan dan mencegah pembukaan lahan baru
Penduduk menurut umur dapat pada areal hutan, maka pemerintah desa
diklasifikasikan sebagai berikut : mengantisipasi dengan membuat ketentuan
Tabel. Klasifikasi Umur Masyarakat Desa luas areal lahan yang dibolehkan untuk
Tambarana masyarakat seluas 2 ha/KK. Hal ini
Klasifikasi hasilnya sangat efektif untuk mencegah
No Jumlah pembukaan lahan baru pada areal hutan
Umur
1. 0 – 3 tahun 245 orang yang juga merupakan lokasi KPH.
2. 3 – 5 tahun 167 orang
3. 5 – 6 tahun 189 orang Tingkat kesejahteraan
4. 6 – 12 tahun 415 orang
5. 12 – 15 tahun 196 orang Desa Tambarana merupakan daerah
6. 15 – 18 tahun 479 orang dengan mata pencaharian masyarakat yang
7. 18 – 60 tahun 2.281 orang didominasi sektor pertanian/perkebunan.
8. 60 tahun ke atas 302 orang Walaupun sektor perikanan maupun
Sumber : Profil Desa Tambarana, 2012 wiraswasta juga ada di daerah ini, namun
sektor pertanian/perkebunan tetap menjadi
Pertambahan jumlah penduduk serta sektor yang utama bagi masyarakat. Hal ini
faktor umur berpengaruh pada potensi ditandai dengan tingkat produksi desa untuk
sosial budaya. Hal ini disebabkan adanya tanaman Kakao (coklat) sebesar 6
pengaruh kebudayaan masyarakat ton/ha/tahun, Kelapa sebesar 2,25
pendatang dan dominannya masyarakat ton/ha/tahun, Cengkeh sebesar 2
desa yang dalam usia produktif yang ton/ha/tahun.
tentunya mendapatkan informasi inovatif Untuk bidang peternakan, masyarakat
khususnya tentang KPH. juga beternak beberapa jenis hewan ternak
Umur merupakan salah satu faktor seperti Ayam sebanyak 1.086 ekor, Babi
yang dapat mempengaruhi pola fikir dan sebanyak 351 ekor, Sapi sebanyak 35 ekor,
kemampuan fisik bekerja, mencerminkan Kambing sebanyak 84 ekor, Itik sebanyak
pengalaman dan kemampuan seseorang. 34 ekor, Angsa sebanyak 60 ekor, Anjing
Umumnya petani berumur muda cepat sebanyak 187 ekor.
menerima inovasi teknologi ataupun ide-ide Bidang perikanan dalam hal produksi
baru dibanding petani berumur tua. Tetapi, Ikan laut, Desa Tambarana menghasilkan
tidak menutup kemungkinan petani 120 ton/tahun ikan laut, Tambak udang
berumur tua yang belajar dari pengalaman sebanyak 228.000 ton/tahun, serta Tambak
akan cepat menerima inovasi baru apalagi bandeng sebanyak 342.000 ton/tahun.
kalau didukung dengan pendidikan Tingkat kesejahteraan ini juga secara
memadai. tidak langsung mendukung adanya
pembangunan KPH, karena dengan
Pemanfaatan Lahan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka
keinginan untuk merambah hutan semakin
Desa Tambarana merupakan salah satu kecil.
dari 9 desa yang ada di wilayah Kecamatan
Poso Pesisir Utara dan merupakan ibu kota Tingkat pendidikan
kecamatan. Kebutuhan terhadap lahan akan
mempengaruhi tingkat pembukaan lahan Potensi sumber daya manusia dapat
baru khususnya terhadap kawasan hutan. dilihat dari tingkat pendidikan. Hal ini
Dari menunjukan bahwa kebutuhan terutama berkaitan dengan kemampuan
masyarakat terhadap lahan sangat besar. untuk mengadopsi inovasi teknologi.
Dengan jumlah penduduk sebanyak 4.274 Tingkat pendidikan masyarakat, dapat
jiwa dengan 1.051 KK, akan memerlukan dilihat pada tabel di bawah ini.
kebutuhan lahan yang banyak. Dalam Tabel. Tingkat Pendidikan Masyarakat
rangka mengantisipasi persoalan konflik Desa Tambarana
6
2013. 2012.