Professional Documents
Culture Documents
E-mail : thaliadp0@gmail.com
ABSTRACT
Pendahuluan
Wilhelm Conrad Rontgen seorang ahli fisika Peraturan pemerintah No. 63 Tahun 2000
di Universitas Wurzburg, Jerman, pertama kali tentang keselamatan dan kesehatan terhadap
menemukan sinar Rontgen pada tahun 1895 pemanfaatan radiasi pengion dan diatur lagi
sewaktu melakukan eksperimen dengan sinar dengan Keputusan Kepala BAPETEN No. 8
katoda. Saat itu ia melihat timbulnya sinar Tahun 2011 tentang keselamatan radiasi dalam
fluorosensi yang berasal dari Kristal barium penggunaan pesawat sinar-X Radiodiagnostik
platinosianida dalam tabung Crookes Hittorf dan Intervensional. Peraturan ini bertujuan
yang dialiri listrik. Ia segera menyadari bahwa untuk menjamin keselamatan, keamanan,
fenomena ini merupakan suatu penemuan baru ketentraman, dan kesehatan para pekerja dan
sehingga kemudian dia melanjutkan anggota masyarakat, serta perlindungan
penelitiannya dan menemukan sinar yang terhadap lingkungan hidup.
disebutnya sebagai sinar baru atau sinar X. Pemanfaatan radiasi pengion dalam bidang
Sinar X adalah paparan gelombang radiodiagnostik untuk berbagai keperluan
elektromagnetik yang sejenis dengan medik perlu memperhatikan dua aspek, yaitu
gelombang radio, panas, cahaya dan sinar resiko dan manfaat yang akan di capai. Fakta
ultraviolet, tetapi panjang gelombangnya sangat menunjukkan bahwa diinstalasi radiologi bisa
pendek (Rasad, 2005). sangat rawan jika pengukuran proteksi dan
123
JURNAL RADIOGRAFER INDONESIA, ISSN 2620-9950
paparan radiasi tidak dilakukan. Dampaknya buah Lead Apron dan 1 buah Thyroid Shield. 4
secara langsung akan dirasakan oleh radiografer buah Lead Apron ini tidak dibeli secara
dan dampak yang tidak tergantung akan bersamaan sedangkan Thyroid Shield dibeli
dirasakan oleh masyarakat (Rudi, 2012). 2013. Lead Apron yang pertama berada diruang
Prinsip-prinsip proteksi radiasi terdiri dari pemeriksaan 1 yang dibeli pada tahun 1997
tiga asas proteksi radiasi, asas proteksi tersebut dengan ketebalan Lead Apron 0, 35 mm serta
meliputi asas justifikasi, optimisasi dan ketebalan bagian belakang 0,25 mm dan
limitasi. Asas justifikasi ini setiap kegiatan diletakan dengan cara digantung dengan
yang berhubungan dengan paparan radiasi harus menggunakan hanger baju. Lead Apron yang
dilakukan pengkajian yang cukup mendalam. kedua berada diruang pemeriksaan 2 dibeli pada
Sedangkan asas optimisasi sering dikenal juga tahun 2016 dengan ketebalan Lead Apron 0,35
dengan prinsip ALARA ( As Low As mm dan diletakan dengan cara di sandarkan di
Reasonably Ashievable) serta asas limitasi agar balik tabir Pb dengan posisi terlipat bagian
dosis yang diterima tidak melebihi nilai batas tengah. Lead Apron yang ketiga berada di ruang
dosis yang telah ditetapkan dan semua resiko pemeriksaan CT Scan dibeli pada tahun 2007
paparan radiasi yang cukup tinggi dapat dengan tebal Lead Apron 0,35 mm serta
ditangani (Akhadi, 2000). ketebalan bagian belakang 0,25 mm dan
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan diletakan secara tidak beraturan. Lead Apron
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja yang keempat diletakan di ruang ICU dibeli
sesuai dengan resiko kerja untuk menjaga pada tahun 2007 dengan tebal Lead Apron 0,
keselamatan pekerja itu sendiri dan orang 35 serta ketebalan bagian belakang 0,25 mm
disekelilingnya. Alat Pelindung Diri yang dan diletakan dengan di sandarkan di balik tabir
digunakan oleh pekerja radiasi adalah sarung Pb dengan posisi terlipat bagian tengah.
tangan Pb, Gonald Shield, Thyroid Shield dan Sedangkan untuk peletakkan Thyroid Shield
Lead Apron ( Yulihendra, 2002). yaitu dengan cara dilipat-lipat dan dimasukan
Lead Apron yang mampu menahan pada lemari obat pada ruang pemeriksaan 1.
paparan radiasi biasanya memiliki ketebalan Lead Apron dan Thyroid Shield belum pernah
timbal minimum setara 0,35 mm digunakan dilakukan pengujian sebelumnya oleh petugas
untuk bagian depan tubuh dari tenggorokan Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah
sampai ke lutut dan dengan ketebalan timbal Yogyakarta. Dengan cara penyimpanan alat
setara 0,25 mm untuk menutupi bagian pelindung diri tersebut mudah terjadi kerusakan
belakang (Lambert, 2001). pada Pb yang ada didalam Lead Apron, karena
Perawatan Alat Pelindung Diri sangat Lead Apron yang terbuat dari Pb seharusnya
penting agar tidak terjadi kerusakan ataupun disimpan dialmari khusus dengan cara
patahan internal. Kesalahan yang sering terjadi direntangkan. Lead Apron dan Thyroid Shield
dalam perawatan Alat Pelindung Diri seperti yang berada di Instalasi Radiologi RS PKU
meletakan di atas punggung kursi, Muhammadiyah Yogyakarta mempunyai
menggantungkan secara vertikal dengan hanger, kondisi fisik yang masih baik jika dilihat
dan meletakan dengan cara ditumpuk akan dengan mata telanjang namun tetap masih harus
menyebabkan menyebabkan patahan internal dilakukan pengujian karena menurut
dan mengalami kerusakan akibat gravitasi. Kepmenkes No.1250/Menkes/SK/XII tahun
Ketika Alat Pelindung Diri tidak digunakan, 2009, pengujian alat pelindung diri dilakukan
maka sebaiknya diletakkan dengan posisi setiap setahun sekali.
horisontal dan tidak ditumpuk ( Grover, 2002). Di Instalasi Radiologi RS PKU
Menurut Grover (2002) pengujian Lead Muhammadiyah Yogyakarta perawatan Lead
Apron dapat dilakukan 1 tahun sekali sesuai Apron dan Thyroid Shield tidak menjadi
dengan kebutuhan. Untuk sinar X dibawah 100 kegiatan rutin ataupun wajib karena dalam
kV ketebalan Lead Apron diatas 0,25 mm dan pelaksanaannya Lead Apron dan Thyroid Shield
apabila sinar X yang digunakan melebihi 100 hanya dibersihkan ketika terlihat kotor ataupun
kV ketebalan Lead Apron diatas 0,35 mm jarang sekali dibersihkan. Pembersih Lead
(Brennan P, 2005). Apron dan Thyroid Shield sendiri menggunakan
Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit PKU Meliseptol Pure.
Muhammadiyah Yogyakarta mempunyai 4
124
JURNAL RADIOGRAFER INDONESIA, ISSN 2620-9950
robekan, patahan, lubang ataupun retakan pada Dari hasil pengujian Lead Apron dan Thyroid
permukaan Lead Apron D. Akan tetapi pada Shield di Instalasi Radiologi RS PKU
Lead Apron D kuadran I, II, III dan IV terdapat Muhammadiyah Yogyakarta diperoleh bahwa Lead
lekukan-lekukan atau lipatan-lipatan yang Apron dengan kode A, B, D dan Thyroid Shield
ditandai dengan adanya gambar seperti masih dalam kondisi aman bila digunakan sebagai
gelombang berwarna putih dibeberapa tempat alat pelindung radiasi sinar X. Namun, untuk Lead
pada hasil pengujian Lead Apron D. Lekukan – Apron C terdapat patahan, lubang ataupun robekan
lekukan tersebut tidak terlalu banyak terlihat di yang kecil-kecil disetiap kuadran Lead Apron
masing- masing kuadran baik kuadran I, II, III maka Lead Apron C sudah tidak layak atau aman
ataupun IV. Sedangkan untuk Thyroid Shield jika digunakan.
memiliki kondisi timbal yang baik, karena tidak
terdapat patahan ataupun retakan pada 2. Pembahasan
permukaan timbal. Di Instalasi Radiologi RS PKU
Gambar Lead Apron yang terdapat Muhammadiyah Yogyakarta perawatan Lead
patahan, retakan ataupun lubang Apron dan Thyroid Shield tidak menjadi
kegiatan rutin ataupun wajib karena dalam
pelaksanaannya Lead Apron dan Thyroid Shield
hanya dibersihkan ketika terlihat kotor ataupun
jarang sekali dibersihkan. Pembersih yang
digunakan untuk Lead Apron dan Thyroid
Shield yaitu dengan menggunakan Meliseptol
Pure dengan cara dilap dengan menggunakan
kain biasa. Sedangkan untuk peletakan Lead
Apron yaitu dengan cara diletakan digantung
dengan menggunakan hanger baju, di sandarkan
di balik tabir Pb dengan posisi terlipat bagian
Gb. 1 Hasil pengukuran Lead Apron A Kuadran IV tengah, diletakan secara tidak beraturan.
Peletakan Lead Apron tersebut dapat
menyebabkan regangan antar bagian pada Lead
Apron yang akan menimbulkan patahan
ataupun retakan.
Menurut penulis perawatan Lead Apron dan
Thyroid Shield dapat berupa penyimpanan dan
pembersihan. Untuk penyimpanan Lead Apron
dan Thyroid Shield di Instalasi Radiologi PKU
Muhammadiyah Yogyakarta masih diletakkan
secara tidak beraturan, yaitu seperti digantung,
dilipat diatas tabir lalu dilipat diletakkan
dilemari obat maka dari itu didukung dengan
teori Grover (2002) peneliti menyarankan
a b sebaiknya Lead Apron dan Thyroid Shield
disimpan dalam lemari khusus dengan posisi
horizontal agar timbal penyusun Lead Apron
dan Thyroid Shield tetap dalam kondisi baik
dan tidak mengalami penurunan fungsi.
Sedangkan untuk pembersihan Lead Apron
dan Thyroid Shield di Instalasi Radiologi PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dilakukan
menggunakan Meliseptol Pure ketika Lead
Apron dan Thyroid Shield terkena media
c d kontras maupun percikan darah pasien. Menurut
Gb. 2 Hasil pengukuran Lead Apron C peneliti dengan didukung dengan teori Llyod
(2001), sebaiknya Lead Apron dan Thyroid
126
JURNAL RADIOGRAFER INDONESIA, ISSN 2620-9950
Shield dibersihkan secara rutin dengan mm), 2,3 cm(23 mm), 2,4 cm(24 mm), 1,1,cm
menggunakan shampo dan air, tidak (11 mm), 2,6 cm (26 mm), 2,0 cm (20 mm), 2,2
membersihkan menggunakan alkohol karena cm (22 mm), 1,8 cm (18 mm) pada permukaan
dapat menyebabkan kain pembungkus terkikis kuadran I Lead Apron C. Sedangkan untuk
dan sobek. Dan bila perlu dilakukan pembuatan kuadran II terdapat robekan 2,2 cm (22 mm).
Standar Operasional Pemeliharaan dan Lalu untuk kuadran III terdapat lubang dengan
pengujian Lead Apron dan Thyroid Shield agar panjang 8,3 cm (83 mm) dan lebar 5,7 cm (53
Lead Apron dan Thyroid Shield dapat terjaga mm) yang diperoleh luasan 49,02 cm2 (4902
dengan baik. mm2), lalu terdapat patahan akibat lubang bekas
Lead Apron A yang dibeli pada tahun 1997 jahitan dibeberapa tempat yaitu sepanjang 4,8
dengan ketebalan bagian depan 0,35 mm serta cm (48 mm), 3,5 cm (35 mm), 6,2 cm (62 mm),
ketebalan bagian belakang 0,25 mm. Setelah 5,8 cm (58 mm) dan 2,2 cm (22 mm), lalu juga
dilakukan pengujian diruang pemeriksaan satu, terdapat retakan-retakan kecil 1,8 cm (18 mm),
diperoleh hasil terdapat lekukan di keempat 1,4 cm (14 mm), 2,1 cm (21 mm), 2,4 cm (24
kuadran. Tetapi lekukan terparah terdapat di mm), 3,0 cm (30 mm), 1,0 cm (10 mm), 1,7 cm
kuadran tiga, lekukan tersebut ditandai dengan (17 mm) dan 1,3 cm (13 mm). Sedangkan untuk
warna putih. Dan terdapat garis hitam disekitar kuadran IV terdapat lubang dengan panjang 2,0
kuadran empat, yaitu terdapat patahan bekas cm (20 mm) dan lebar 1,7 cm (17 mm) yang
lubang jahitan yang menjadi garis sepanjang diperoleh luasan 3,4 cm2 (340 mm2) lalu
17,4 cm (174 mm) dan 3,0 cm (30 mm). Hal terdapat patahan akibat lubang bekas jahitan
ini disebabkan karena penempatan Lead Apron dibeberapa tempat yaitu sepanjang 3,7 cm (37
yang digantung dan terkadang dilipat diatas mm) dan 3,8 cm (38 mm). Hasil ini
tabir Pb. Meskipun terdapat kecacatan, Lead menandakan bahwa Lead Apron C sudah tidak
Apron A ini masih dalam kondisi aman, karena layak untuk digunakan.
kecacatan tidak berada didaerah vital, dan Lead Apron D dibeli pada tahun 2016
masuk dalam kategori kerusakan tidak dengan ketebalan Lead Apron 0,35 mm. Setelah
signifikan. Sehingga Lead Apron masih aman dilakukan pengujian diruang pemeriksaan satu
untuk digunakan. dapat dilihat hasil bahwa terdapat lekukan yang
Lead Apron B dibeli pada tahun 2007 tidak cukup parah pada bagian Lead Apron D.
dengan tebal Lead Apron 0,35 serta ketebalan Maka dari itu Lead Apron D masih aman
bagian belakang 0,25 mm. Lead Apron B untuk digunakan.
setelah dilakukan pengujian diruang Thyroid Shield dilakukan pengujian diruang
pemeriksaan satu diperoleh hasil bahwa pemeriksaan satu dapat dilihat bahwa terdapat
terdapat lekukan-lekukan yang ditandai dengan lekukan yang tidak cukup parah pada Thyroid
warna putih pada setiap bagian kuadran Lead Shield sehingga masih aman untuk digunakan.
Apron B. Hal ini disebabkan karena Lead Apron Menurut pendapat peneliti setelah
B diletakan dengan cara terlipat di tabir Pb dan memadukan teori Oyar dan Arzu (2012) dengan
perawatan yang diberikan kurang baik. teori Roser (2010), pada hasil pengujian empat
Lead Apron C dibeli pada tahun 2007 buah Lead Apron dan satu buah Thyroid Shield
dengan tebal Lead Apron 0,35 mm serta di instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah
ketebalan bagian belakang 0,25 mm. Setelah Yogyakarta jika didasarkan sesuai dengan teori
dilakukan pengujian diruang pemeriksaan satu yang ada diperoleh hasil bahwa Lead Apron A
dapat dilihat hasil bahwa terdapat lekukan yang dikategorikan pada jenis kerusakan insignificant
lumayan parah disertai dengan lubang dan (tidak signifikan) yaitu kerusakan yang tidak
retakan. Lead Apron C pada kuadran I terdapat membahayakan, tetapi tetap diperlukan
lubang dengan panjang 10,8 cm (108 mm) dan pengawasan dan pengujian secara berkala.
lebar 5,5 cm (55 mm) yang diperoleh luasan Tetapi jika menurut Oyar dan Arzu (2012)
59,4 cm2 (5940 mm2), lalu terdapat patahan maka patahan tersebut sudah melebihi batas
akibat lubang bekas jahitan yaitu sepanjang 2,4 maksimal, namun kerusakan yang terjadi berada
cm (24 mm), 3,0 cm (30 mm), 2,9 cm (29 mm), diarea non vital sehingga masih aman untuk
1,4 cm (14 mm) dan 2,4 cm (24 mm). Lalu digunakan. Sedangkan untuk Lead Apron C
robekan kecil-kecil sebesar 2,0 cm ( 20 mm), sudah tidak layak untuk digunakan karena
2,5 cm (25 mm) 4,9 cm (49 mm), 2,1 cm (21 terdapat lipatan yang parah ditandai dengan
127
JURNAL RADIOGRAFER INDONESIA, ISSN 2620-9950
warna putih dan terdapat banyak retakan perawatannya, perawatan disini meliputi
ataupun lubang pada permukaan Lead Apron C penyimpanan atau penempatan dan
yang terletak menyebar yang sudah melebihi pembersihan pada Lead Apron dan Thyroid
standar yang ditentukan sebaiknya Lead Apron Shield.
C sudah tidak digunakan lagi untuk pelindung b. Mengingat kondisi timbal pada Lead
dari bahaya radiasi sinar X dan perlu untuk Apron dan Thyroid Shield tidak dapat
diganti. Sedangkan untuk Lead Apron B, D dan dilihat dengan kondisi kasat mata maka
Thyroid Shield masih dalam keadaan yang perlu dilakukan pengujian terhadap Lead
bagus dan layak untuk digunakan walaupun Apron dan Thyroid shield selama satu
Lead Apron banyak mengalami lekukan. tahun sekali yang digunakan untuk
3. Kesimpulan memantau kondisi timbal dari Lead Apron
Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut dan Thyroid shield.
dapat disimpulkan : c. Lead Apron yang rusak sebaiknya
a. Perawatan Lead Apron dan Thyroid Shield disimpan dan tidak digunakan sebagai alat
di Instalasi Radiologi RS PKU pelindung radiasi.
Muhammadiyah Yogyakarta dibagi
kedalam penyimpanan dan pembersihan.
Penyimpanan Lead Apron diletakkan Daftar Pustaka
digantung secara vertikal menggunakan Akhadi, Mukhlis. 2000. Dasar-dasar Proteksi Radiasi.
hanger di tabir Pb, dilipat di tabir Pb, Jakarta: Rineka Cipta
Brennan, P.C., Finnerty, M. 2005. Protective aprons in
diletakkan secara tidak beraturan dengan imaging departements: manufacture stated lead
posisi terlipat-lipat dan untuk Thyroid equivalence value require validation. St
Shield diletakkan secara terlipat di lemari Anthony’s, Herbert Avenue, Dublin 4, Ireland.
obat. Sedangkan untuk pembersihan Lead Grover, SB., Kumar, J., Gupta, A., Khanna, L, 2002.
Protection againt radiation hazard : Regulatory
Apron dan Thyroid Shield dilakukan bodies, safety norms, does limits abd protection
dengan cara membersihkan pembukus Pb devices, Department of Radiology, vardhaman
dengan alkohol Meliseptol Pure saat Mahavir Medical College & Safdarjang
terkena media kontras ataupun percikan Hospital,India.
darah dari pasien. Han, Cheng, and Ma, 2013. Shielding effect of Thyroid
collar for digital panoramic radiography.
b. Pengujian terhadap empat buah Lead www.ncbi.nlm.nih.gov diakses tanggal 15 januari
Apron dan satu buah Thyroid Shield 2018 pukul 09.00
didapatkan hasil yaitu Lead Apron C Jamie, Tomas, 2008. Protection Radiation In Medicine ,
mengalami kebocoran karena adanya Tylor & Francis Group, Series in Medical Physics
and Biomedical Engineering
kerusakan yaitu pada kuadran I, III dan IV Lambert, K and McKeon, T, 2001, “ Inspection of Lead
berupa lubang yang melebihi diameter 2 Apron : Kriteria For Rejection” Operational
mm atau luas 3,14 mm2 dan retakan atau Radiation Safety, Suplement To Health Physics,
patahan yang lebih dari 4 mm. Maka dari 80, Suppl 5, May 2001, S67-S69
itu Lead Apron C sudah tidak aman untuk Lloyd, Peter J, 2001. Quality Assurance workbook for
radiographer & radiological technologist.
digunakan. Sedangkan untuk Lead Apron Diagnostik Imaging and Laboratory Technology.
A, B, D dan Thyroid Shield masih dalam WHO. Geneva.
kondisi aman digunakan sebagai alat Oyar, Orhan, Arzu. 2012. How protective are the lead
pelindung radiasi. apron we use against ionizing radiation?. Izmir
Katip Celebi University. Turkey.
c. Berdasarkan hasil pengujian terhadap ke Perka Bapeten no 8 tahun 2011 tentang Keselamatan
empat buah Lead Apron dan satu buah Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X
Thyroid Shield di Instalasi Radiologi RS Radiologidiagnostik dan Intervensional
PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Lead Rasad, Sjahrir. 2005. Radiologi Diagnostik. Jakarta: FK
Apron C sudah tidak layak sedangkan UI.
Rudi, Pratiwi dan Susilo, 2012, Pengukuran Paparan
untuk Lead Apron A, B, D dan Thyroid Radiasi Pesawat Sinar-X di Instalasi
Shield masih dalam kondisi layak. Radiodiagnostik untuk Proteksi Radiasi, Unnes
Saran Physics Journal, Vol.1, No1, Jur.FisikaUnnes, hal
a. Sebaiknya Lead Apron dan Thyroid Shield 20.
Roser. 2010. Quality Assurance of X Ray Protection
di Instalasi radiologi RS PKU Clothing at the University Hospital Basel.
Muhammadiyah Yogyakarta diperhatikan
128
JURNAL RADIOGRAFER INDONESIA, ISSN 2620-9950
129