You are on page 1of 130

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN SIMDA KEUANGAN TERHADAP

KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH


(Studi Kasus Pada BKD Kabupaten Sukoharjo)

TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai
derajat Ahli Madya (A.Md.) Program Studi Diploma III Akuntansi SV UNS

Oleh:
Dita Nur Jayanti
NIM F3318028

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
ABSTRACT
EFFECTIVENESS OF IMPLEMENTATION FINANCIAL SIMDA ON THE
QUALITY OF REGIONAL REPORTS
(Case study in BKD Sukoharjo Regency)

Dita Nur Jayanti


NIM F3318028

The purpose of this study is to see the effectiveness of the


implementation of the Financial SIMDA by looking at the contribution of SIMDA
Finance users to the Regional Financial Board of Sukoharjo Regency and to see
the quality of regional financial reports produced by the SIMDA Finance
application at the Regional Finance Agency of Sukoharjo Regency.
This study uses a qualitative descriptive method with interviews and observations
to obtain accurate and complete data and information on actual situations and
conditions.
Based on the results of this study indicate that by using criteria that have
the ability, expertise, knowledge, attitudes, motivation, and stress. With these
criteria, these criteria can be ignored that the implementation of SIMDA Finance
at BKD Regency by looking at the contribution of individuals in helping to
achieve what has been said to be effective by looking at the speakers, namely the
Head of Accounting, Head of Sub-Division, and Implementer can explain one by
one based on these criteria The output in the form of Regional Financial Reports
of Sukoharjo Regency, especially for the 2020 Fiscal Year produced by SIMDA
Finance is in accordance with the qualitative financial reports according to
Government Regulation Number 71 of 2010 concerning Government Accounting
Standards (SAP) which are relevant, reliable, comparable and applicable.
Based on the research conducted, the researcher gave advice to the BKD
of Sukoharjo Regency to pay more attention to the socialization and training of
financial management using SIMDA Finance. SIMDA Finance staff operators are
expected to pay more attention to the material presented during socialization or
training and try to learn new things when using the latest version of SIMDA
Finance. In addition, the internet connection needs to be improved again to make
it more stable because bad connections can prevent staff from accessing it.
SIMDA Finance.

Keywords : Effectiveness, SIMDA Finance, Regional Financial Reports

ii
ABSTRAK
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN SIMDA KEUANGAN TERHADAP
KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH
(Studi Kasus Pada BKD Kabupaten Sukoharjo)

Dita Nur Jayanti


F3318028

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan


SIMDA Keuangan dengan melihat kontribusi pengguna SIMDA Keuangan pada
Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo dan untuk mengetahui kualitas
laporan keuangan daerah yang dihasilkan aplikasi SIMDA Keuangan pada Badan
Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
melakukan wawancara dan observasi untuk memperoleh data serta informasi yang
akurat dan lengkap pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
menggunakan kriteria efektivitas menurut Gibson yakni kemampuan, keahlian,
pengetahuan, sikap, motivasi, dan stress. Dengan adanya kriteria tersebut dapat
disimpulkan bahwa efektivitas pelaksanaan SIMDA Keuangan pada BKD
Kabupaten dengan melihat kontribusi individu dalam membantu mencapai
efektivitas sudah dapat dikatakan efektif dengan melihat para narasumber yaitu
Kepala Bidang Akuntansi, Kasubbid, dan Pelaksana dapat menjelaskan satu
persatu berdasarkan enam kriteria tersebut. Serta output berupa Laporan
Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo khususnya Tahun Anggaran 2020 yang
dihasilkan SIMDA Keuangan telah sesuai dengan karakteristik kualitatif laporan
keuangan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP) yakni relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat
dipahami.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti memberikan saran kepada
BKD Kabupaten Sukoharjo agar lebih memperhatikan mengenai sosialisasi dan
pelatihan mengenai pengelolaan keuangan menggunakan SIMDA Keuangan. Staff
operator SIMDA Keuangan diharapkan untuk lebih memperhatikan materi yang
disampaikan saat diadakannya sosisalisasi maupun pelatihan dan berusaha untuk
mempelajari hal-hal baru saat menggunakan versi terbaru SIMDA Keuangan
Selain itu, koneksi internet perlu ditingkatkan kembali agar lebih stabil karena jika
koneksi buruk maka dapat menghambat staff dalam mengakses SIMDA
Keuangan.

iii
Kata Kunci: Efektivitas, SIMDA, Laporan Keuangan Daerah

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

“Saya menyatakan bahwa Tugas Akhir yang saya susun ini merupakan hasil karya

sendiri dan terbukti dari segala bentuk plagiarisme. ”

Nama : Dita Nur Jayanti

NIM : F3318028

Judul Tugas Akhir : Efektivitas Pelaksanaan SIMDA Keuangan Terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Daerah (Studi Kasus Pada BKD

Kabupaten Sukoharjo)

Surakarta, 2021

Mahasiswa

Dita Nur Jayanti

F3318028

iv
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tugas Akhir dengan judul EFEKTIVITAS PELAKSANAAN SIMDA

KEUANGAN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH

(Studi Kasus Pada BKD Kabupaten Sukoharjo) Telah disetujui oleh Dosen

Pembimbing untuk diujikan guna mencapai derajat Ahli Madya (A.Md.) Program

Studi Diploma III Akuntansi SV UNS.

Surakarta, 2021

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

Lina Nur Ardila, SE., M.Ak.

NIP. 19930317 202008 01


HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Tugas Akhir Sekolah Vokasi

Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-

syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Akuntansi.

Nama : Dita Nur Jayanti

NIM : F3318028

Judul Tugas Akhir :EFEKTIVITAS PELAKSANAAN SIMDA

KEUANGAN TERHADAP KUALITAS

LAPORAN KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus

Pada BKD Kabupaten Sukoharjo)

Tim Penguji Tugas Akhir

1.

NIP.

Mengetahui Surakarta, 2021

Direktur Sekolah Vokasi, Kepala Program

Drs. Santoso Tri Hananto, M.Acc, Ak., CA Muhammad Syafiqurrahman, SE., MM., Ak., CA
NIP. 19690924 199402 1 001 NIP. 19800604 200501 1 001

vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Fokus kepada dirimu sendiri dan lakukan yang terbaik (Penulis)

Sebaik-baiknya manusia adalah dia yang selalu bermanfaat bagi orang lain

(Penulis)

Hidup adalah perjuangan (Jati Murdiyatmi, S.E. , Mama)

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Al-Insyirah 5-6)

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, tugas akhir ini

penulis persembahkan kepada:

1. Mama dan Papa

2. Teman DIII Akuntansi SV UNS 2018.

3. Almamater Universitas Sebelas Maret.

4. Almarhumah Eyang Putriku

5. Seluruh sahabat dan kerabatku.

vii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang

berjudul “EFEKTIVITAS PELAKSANAAN SIMDA KEUANGAN TERHADAP

KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus Pada BKD

Kabupaten Sukoharjo) ”

Tugas Akhir ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi syarat guna

memperoleh gelar Ahli Madya Akuntansi  pada Sekolah Vokasi  Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Selain itu, tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah

untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai  Efektivitas

Pelaksanaan SIMDA Keuangan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah

yang dihasilkan oleh aplikasi tersebut.

Selama penulisan Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan dan

dukungan sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT, atas segala rahmat, hidayah dan pertolongan-Nya penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Drs. Santoso Tri Hananto M.Acc., Ak,. CA selaku Direktur Sekolah Vokasi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. M. Syafiqurrahman S.E., MM., Ak., CA selaku Kaprodi Diploma Tiga

Akuntansi.

4. Nasyi’ah Hasanah Purnomowati S.E., M.Sc., Ak selaku dosen Pembimbing

Akademik.

viii
5. Mama dan Papa penulis yang selalu memberikan dukungan baik material

maupun do’a.

6. Dek Tia, Aglaea, Mbak Dhieva, Om dan Tante yang selalu memberikan

semangat.

7. Sahabat penulis, Rahmabella Yusticia, Fatika Redita , Salsabilla Caesar,

Ilkham Pratama, dan Fekysan Alya yang telah membantu penulis dalam

menyusun tugas akhir.

8. Teman-teman D3 Akuntansi 2018, Nia, Anita, Vania, Saras, Aprilya .

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna

karena adanya keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki penulis . Oleh

karena itu, semua kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima

dengan senang hati. Penulis berharap, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak yang memerlukan.

Surakarta, 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

ABSTRACT.............................................................................................................ii

ABSTRAK..............................................................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...................................................iv

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................v

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN...........................................................................vii

KATA PENGANTAR..........................................................................................viii

DAFTAR ISI............................................................................................................x

DAFTAR TABEL..................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Perumusan Masalah......................................................................................7

C. Tujuan Penelitian..........................................................................................7

D. Manfaat Penelitian........................................................................................8

x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................

A. Efektivitas ....................................................................................................9

B. Pengertian Sistem Informasi Manajemen...................................................15

C. Tujuan dan Fungsi Sistem Informasi Manajemen......................................19

D. Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) Keuangan.......................20

E. Laporan Keuangan......................................................................................26

F. Kualitas Laporan Keuangan Daerah ..........................................................28

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.................................................

A. Gambaran Umum Perusahaan.........................................................................

B. Analisis Data dan Pembahasan.......................................................................

BAB IV PENUTUP...................................................................................................

A. Simpulan.........................................................................................................

B. Rekomendasi...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

LAMPIRAN...............................................................................................................

xi
DAFTAR TABEL

xii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Otonomi daerah telah diselenggarakan di Indonesia selama lebih dari

satu dasawarsa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah definisi otonomi daerah adalah sebagai berikut

“Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Tujuan

dari otonomi daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 2 ayat 3 menyebutkan bahwa tujuan

otonomi daerah adalah menjalankan otonomi yang seluas-luasnya, kecuali

urusan pemerintahan yang memang menjadi urusan pemerintah, dengan tujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya

saing daerah. Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, otonomi daerah

diharapkan dapat meningkatkan pelayanan umum secara maksimal di lembaga

pemerintah masing-masing daerah, dengan begitu diharapkan masyarakat

dapat merasakan manfaat otonomi daerah secara langsung. Setelah pelayanan

umum diselenggarakan secara maksimal dan memadai, maka otonomi daerah

diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada suatu daerah

otonom agar menjadi lebih baik. Tingkat kesejahteraan tersebut dapat

menunjukkan bagaimana daerah otonom tersebut dapat menggunakan hak dan

1
2

wewenang yang diberikan dengan tepat dan bijak. Dengan diselenggarakannya

otonomi daerah diharapkan dapat meningkatkan daya saing daerah dan tak

lupa untuk tetap memperhatikan keaneragaman dan keistimewaan daerah serta

mengacu pada semboyan negara kita “Bhineka Tunggal Ika”.

Secara konseptual pelaksanaan otonomi daerah dilandasi oleh tiga

tujuan utama yang meliputi tujuan politik, administratif, dan ekonomi. Tujuan

politik yang ingin dicapai melalui pelaksanaan otonomi daerah diantaranya

adalah upaya terwujudnya demokratisasi politik melalui partai politik dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Hal yang ingin diwujudkan

melalui tujuan administratif dalam pelaksanaan otonomi daerah ialah adanya

pembagian urusan pemerintah pusat dan pemerintah daerah termasuk sumber

keuangan dan pembaharuan manajemen birokrasi pemerintah di daerah.

Sedangkan perwujudan tujuan ekonomi yang ingin dicapai melalui

pelaksanaan otonomi daerah berupa peningkatan indeks pembangunan

manusia yang berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dalam konsep pelaksanaan otonomi daerah, masyarakat dan

pemerintah memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas

pembangunan di daerah masing-masing. Terdapat beberapa faktor penting

dalam mewujudkan tujuan pelaksanaan otonomi daerah anatara lain : faktor

manusia, faktor keuangan daerah, dan faktor manajemen birokrasi. Faktor

manusia meliputi kepala desa beserta jajarannya, seluruh anggota legislatif,

dan partisipasi masyarakat. Faktor keuangan daerah merupakan faktor yang

mendukung pelaksanaan kegiatan dan program pembangunan daerah seperti


3

dana perimbangan dan dana pendapatan asli daerah. Dan yang terakhir, faktor

manajemen birokrasi yang ditata secara efisien dan efektif sesuai dengan

pelayanan dan pengembangan daerah.

Hak pemerintah daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah

diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah yaitu mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya,

memilih pimpinan daerah, mengelola aparatur daerah, mengelola kekayaan

daerah, memungut pajak daerah dan retribusi daerah, mendapatkan bagi hasil

dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang berada di

daerah, mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah, serta

mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Kebijakan tersebut telah memberikan kewenangan yang luas dan utuh yang

pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan kepada pemberi wewenang dan

masyarakat. Pertanggungjawaban tersebut diwujudkan dalam bentuk laporan

keuangan. Laporan keuangan tersebut merupakan wujud dari transparansi dan

akuntanbilitas.

Terkait dengan pertanggungjawaban keuangan daerah setidaknya

terdapat tujuh laporan keuangan yang harus dibuat oleh pemerintah daerah

yaitu, neraca, laporan realisasi anggaran (LRA), laporan operasional (LO) ,

laporan perubahan saldo anggaran lebih (SAL), laporan perubahan ekuitas ,

laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan (CALK). Penambahan

jumlah laporan keuangan yang harus dibuat oleh pemerintah daerah

merupakan dampak penggunaaan akuntansi berbasis akrual yang menjadikan


4

tantangan tersendiri bagi setiap pemerintah daerah karena terdapat banyak hal

yang harus dipersiapkan salah satunya yaitu berkaitan dengan sumber daya

manusia. Dalam Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 menjelaskan

kualitas kualitatif laporan keuangan merupakan ukuran-ukuran normatif dalam

laporan keuangan yang perlu diwujudkan agar dapat memenuhi tujuan yang

telah ditetapkan. Keempat karakteristik seperti relevan, andal, dapat

dibandingkan, dan dapat dipahami merupakan prasyarat normatif agar laporan

keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki.

Dalam rangka melaksanakan pertanggungjawaban berkaitan dengan

pengelolaan keuangan, pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk

memanfaatkan teknologi informasi agar mempermudah dalam pengelolaan

data keuangan. Kewajiban pemanfaatan teknologi informasi oleh pemerintah

daerah diatur dalam PP No. 56 Tahun 2005 Tentang Sistem Informasi

Keuangan Daerah sebagai pengganti PP. No 11 Tahun 2001 Tentang

Informasi Keuangan Daerah yang berisi “Untuk menindaklanjuti

terselenggaranya proses pembangunan yang sejalan dengan prinsip tata

pemerintahan yang baik, pemerintah pusat dan pemerintah daerah

berkewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi

informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan daerah dan

menyalurkan informasi keuangan daerah kepada pelayanan publik”. Salah satu

bentuk pemanfaatan teknologi informasi dalam bentuk sistem informasi yang

terkomputerisasi disebut dengan Sistem Informasi Manajemen Daerah

(SIMDA) Keuangan. SIMDA Keuangan merupakan apikasi yang dirancang


5

oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam rangka

turut serta menyukseskan otonomi daerah.

Aplikasi tersebut merupakan aplikasi utama dalam pengelolaan

keuangan daerah yang digunakan secara terintegrasi meliputi penganggaran,

penatausahaan, akuntansi, dan pelaporannya. Sesuai dengan fungsi BPKP

sebagai internal auditor dan pengemban amanat pembina penyelenggara

sistem pengendalian intern Pemerintah (SPIP) sesuai dengan PP No. 60 Tahun

2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, BPKP

mengembangkan SIMDA Keuangan dengan mengacu pada ketentuan

perundang-undangan dan praktik pengelolaan keuangan daerah. Dalam rangka

melaksanakan kewajiban sesuai dengan PP No. 56 Tahun 2005 untuk

memanfaatkan teknologi informasi melalui penerapan SIMDA Keuangan,

Pemerintah Kabupaten Sukoharjo khusunya pada Badan Keuangan Daerah

Kabupaten Sukoharjo telah menerapkan SIMDA Keuangan sejak tahun 2015

dengan tujuan untuk menghasilkan laporan keuangan dan informasi keuangan

secara tepat waktu, lengkap, akurat, dan dapat diandalkan sesuai dengan

peraturan yang berlaku serta diharapkan dapat mendorong terwujudnya tata

pemerintahan dan pengelolaan keuangan daerah yang baik dengan

menyediakan sistem pengelolaan keuangan daerah berbasis teknologi

informasi. Saat ini, Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo telah

memakai SIMDA Keuangan versi 2.9 yang akan digunakan untuk menyusun

laporan keuangan daerah tahun anggaran 2021, sedangkan dalam menyusun

laporan keuangan daerah tahun anggaran 2020 masih menggunakan SIMDA


6

Keuangan versi 2.7. Setiap tahun dilakukan perubahan versi SIMDA

Keuangan oleh BPKP, perubahan bertujuan agar SIMDA Keuangan dapat

mengikuti perkembangan jaman sesuai dengan tujuan pengelolaan keuangan

daerah. Program pemerintah ini memiliki tujuan efektif dan efisien khususnya

pada keefektivitasan program berbasis komputer SIMDA Keuangan.

Penerapan SIMDA Keuangan pada Kabupaten Sukoharjo khususnya Badan

Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo dianggap penting dalam

melaksankaan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah. Namun

karena setiap tahunnya terjadi perubahan versi SIMDA Keuangan, timbul

permasalahan yang terjadi pada Badan Keuangan Kabupaten Sukoharjo

khususnya bagi pengguna SIMDA Keuangan yaitu kemampuan penyesuaian

dalam penggunaan versi terbaru aplikasi tersebut. Cepat atau lambatnya

penyesuaian pengguna bergantung pada setiap individu, karena latar belakang

dan kemampuan yang dimiliki antar individu berbeda-beda. Perubahan versi

pada SIMDA Keuangan ini terkadang membuat pengguna perlu melakukan

penyesuaian dan pemahaman ulang khusunya bagi penguna SIMDA

Keuangan yang beusia lanjut, karena pada Badan Keuangan Daerah

Kabupaten Sukoharjo sendiri, pengguna SIMDA Keuangan dipilih

berdasarkan jabatan bukan berdasarkan kemampuan komputerisasi yang

dimiliki. Untuk itu keefektifan SIMDA Keuangan diperlukan untuk mengukur

program ini telah sesuai dengan tujuan pemerintah Indonesia. Berdasarkan hal

tersebut untuk memperoleh gambaran lebih jauh tentang pelaksanaan SIMDA

Keuangan khususnya bagaimana efektivitas pelaksanaan SIMDA Keuangan


7

dengan melihat seberapa besar kontribusi pengguna SIMDA Keuangan dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan agar mampu menghasilkan laporan

keuangan yang berkualitas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul

penelitian

“EFEKTIVITAS PELAKSANAAN SIMDA KEUANGAN

TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH (Studi

Kasus Pada BKD Kabupaten Sukoharjo)”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis

merumuskan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana efektivitas pelaksanaan SIMDA Keuangan dengan melihat

kontribusi pengguna dalam menyusun laporan keuangan daerah pada

Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo?

2. Bagaimana kualitas laporan keuangan daerah yang dihasilkan SIMDA

Keuangan pada Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah di

atas adalah :

1. Untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan SIMDA Keuangan dengan

melihat kontribusi pengguna SIMDA Keuangan pada Badan Keuangan

Daerah Kabupaten Sukoharjo


8

2. Untuk mengetahui kualitas laporan keuangan daerah yang dihasilkan

aplikasi SIMDA Keuangan pada Badan Keuangan Daerah Kabupaten

Sukoharjo.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, diantaranya:

1. Bagi Peneliti

Sebagai pengaplikasian ilmu yang telah penulis peroleh di bangku

perkuliahan dan menambah wawasan peneliti dengan mengetahui

efektivitas pelaksanaan SIMDA Keuangan yang digunakan pada Badan

Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo dengan melihat kontribusi

pengguna dan kualitas laporan keuangan daerah yang dihasilkan aplikasi

tersebut.

2. Bagi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam

penelitian selanjutnya serta dapat dijadikan literatur dan studi banding

dalam karya ilmiah selanjutnya khususnya di bidang akuntansi.

3. Bagi pihak Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bemanfaat sebagai masukan dan

pertimbangan mengenai pelaksanaan SIMDA Keuangan dalam menyusun

laporan keuangan daerah yang berkualitas.


9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Kata efektif berasal dari bahasa inggris effective yang berarti

berhasil atau dapat diartikan dengan sesuatu yang dilakukan berhasil

dengan baik. Efektivitas berasal dari kata effect yang berarti hubungan

sebab dan akibat. Efektivitas adalah unsur pokok dalam mencapai tujuan

yang dimiliki suatu organisasi. Suatu program maupun kegiatan dapat

dikatakan efektif apabila tercapainya tujuan sesuai yang telah ditentukan.

Beberapa pakar menyatakan pengertian mengenai efektivitas, diantaranya

seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

Menurut Mardiasmo (2017: 134) efektivitas adalah ukuran berhasil

tidaknya pencapaian tujuan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.

Apabila suatu organisasi mencapai tujuannya maka organisasi tersebut

telah berjalan dengan efektif. Indikator efektivitas menggambarkan

jangkauan akibat dan dampak (outcome) dari keluaran (output) program

dalam mencapai tujuan program. Semakin besar kontribusi output yang

dihasilkan terhadap pencapaian tujuan maupun sasaran yang ditentukan,

maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi.

SP. Siagian (dalam Rheza Pratama 2020: 9) menjelaskan

efektivitas adalah tercapaianya suatu sasaran yang telah ditentukan pada

10
11

waktunya dengan menggunakan sumber-sumber data tertentu yang

dialokasi untuk menjalankan kegiatan-kegiatan organisasi tertentu.

Dari pendapatan ahli yang telah diuraikan diatas, dapat

disimpulkan bahwa dalam mendefinisikan efektivitas setiap tokoh

memiliki pandangan yang berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu yang

dimiliki meskipun tujuan akhir dari efektivitas selalu sama yaitu

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya karena konsep

efektivitas merupakan suatu konsep yang multidimensional.

2. Efektivitas Organisasi

Upaya mengevaluasi jalannya suatu organisasi, dapat dilakukan

melalui konsep efektivitas. Dalam hal ini, efektivitas merupakan

pencapaian tujuan yang dimiliki organisasi dengan memnfaatkan sumber

daya yang dimiliki secara efisien dilihat dari masukan (input), proses,

maupun (output). Suatu kegiatan atau organisasi dikatakan efektif apabila

suatu kegiatan organisasi tersebut berjalan sesuai target yang telah

ditentukan oleh organisasi tersebut. Beberapa ahli mengemukakan tentang

pengertian efektivitas organisasi sebagai berikut:

Robbins (2008:29) mendefiniskan efektivitas organisasi adalah

tingkat pencapaian organisasi yang dipengaruhi oleh perorangan,

kelompok, dan struktur dalam organisasi.

Daft (2010:13) menjelaskan bahwa efektivitas organisasi dapat

dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk

mencapai tujuan dan sasarannya.


12

Menurut Gibson (dalam Purnomo 2006: 20-21) konsep keefektifan

organisasi memiliki tiga perspektif yaitu keefektifan individu, keefektifan

kelompok, dan keefktifan organisasi, berikut ini penjelasannya :

a. Efektivitas Individu

Perspektif ini menekankan pada pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab individu sebagai pekerja dari suatu organisasi. Keberhasilan

prestasi individu sangat berkaitan dengan kinerja dalam kelompok

karena individu yang bekerja dalam suatu organisasi pasti

berhubungan langsung dengan kelompok.

b. Efektivitas Kelompok

Perspektif ini menekankan pada kinerja yang dapat diberikan oleh

kelompok pekerja. Dalam konteks ini, individu juga sebagai teamwork

dimana ada suatu tugas yang harus dilakukan secara kelompok bukan

perorangan.

c. Efektivitas Organisasi

Efektivitas organisasi pada dasarnya merupakan hasil dari efektivitas

individu dan kelompok. Efektivitas ini dapat melebihi jumlah

efektivitas individu dan kelompok artinya organisasi dapat

memperoleh tingkat prestasi yang lebih tinggi daripada jumlah prestasi

masing-masing.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan

evaluasi terhadap organisasi dapat dilakukan dengan konsep efektivitas

yang dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi untuk


13

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan dapat dipengaruhi oleh

individu, kelompok maupun organisasi itu sendiri.

3. Ukuran Efektivitas

Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan melakukan

perbandingan antara tujuan yang telah ditetapkan dengan hasil nyata yang

telah diwujudkan. Namun jika hasil kinerja maupun tindakan yang

dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tidak tercapainya tujuan

maka hal tersebut dapat dikatan tidak efektif. Adapun ukuran atau kriteria

mengenai pencapaian tujuan dengan efektif sebagai mana dikemukakan

oleh para ahli sebagai berikut :

Duncan (dalam Zulkarnain, 2012:32) mengatakan mengenai

ukuran efektivitas yang terdiri pencapaian tujuan, adaptasi, dan integrasi.

Dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Pencapaian Tujuan adalah Keseluruhan upaya pencapaian tujuan

harus dipandang sebagai proses.

b. Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu

organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus

(mengenai kesepakatan bersama) dan komunikasi dengan berbagai

macam organisasi lainnya. Integrasi terdiri dari prosedur dan proses

sosialisasi.

c. Adaptasi adalah kemampuan individu dalam organisasi untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Adaptasi terdiri dari

peningkatan kemampuan, sarana dan prasarana.


14

Emitai Etziomi (dalam Indrawijawa, 2010:187) mengemukakan

pengukuran efektivitas organisasi mencakup empat kriteria: Adaptasi,

Integrasi, Motivasi, Produksi.

Efektivitas organisasi yang dikemukakan Gibson, et al (dalam

Prietsaweny Riris T Simamora, 2021:19-20) adalah sebagai berikut:

Efektivitas individu dipengaruhi oleh faktor kemampuan, keahlian ,

pengetahuan, sikap, motivasi, stress. Sementara efektivitas kelompok

dipengaruhi oleh kohesivitas, kepemimpinan, struktur, status peran, dan

noma. Sedangkan efektivitas organisasi dipengaruhi oleh faktor

lingkungan teknologi, pilihan strategik, struktur, proses, dan budaya.

Berikut ini penjelasan kriteria atau pengukuran untuk mengukur tingkat

efektivitas individu menurut Gibson :

a. Kemampuan

Sifat yang dibawa sejak lahir atau dipelajari yang memungkinkan

seseorang mempelajari serta memungkinkan seseorang menyelesaikan

pekerjaannya.

b. Keahlian

Merupakan kemahiran seseorang dalam suatu ilmu. Keahlian yaitu

suatu kemampuan dalam melakukan sesuatu terhadap sebuah peran.

c. Pengetahuan

Sebuah informasi yang disadari maupun diketahui oleh seseorang,

pengetahuan merupakan berbagai gejala yang di temui serta diperoleh

dari seseorang dengan melalui pengamatan akal.


15

d. Sikap

Sikap dipelajari dalam satu periode waktu. Sikap diperoleh dari

pengalaman dan menimbulkan pengaruh tertentu terhadap perilaku

seseorang. Sikap menunjukkan penilaian, perasaan, serta tindakan

terhadap suatu objek. Sikap yang berbeda-beda terjadi karena adanya

pemahaman, pengalaman, dan pertimbangan yang sudah pernah

dialami seseorang dalam suatu objek

e. Motivasi

Merupakan konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang

bekerja dalam diri karyawan untuk memulai dan mengarahkan

perilaku.

f. Stress

Suatu keadaan ketidakseimbangan dalam diri individu, tercermin

dengan gejala-gejala seperti : tidak bisa tidur, keringat berlebihan,

gugup, dan lekas marah.

Dari sejumlah ukuran atau kriteria efektivitas yang telah

dikemukakakan oleh para ahli diatas, perlu peneliti tegaskan bahwa dalam

rencana penelitian ini menggunakan teori kriteria efektivitas individu

sebagaimana dikemukakan oleh tokoh Gibson yaitu kemampuan, keahlian,

pengetahuan, sikap, motivasi, dan stress.


16

B. Pengertian Sistem Informasi Manajemen

1. Definisi Sistem

Sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang saling

berinteraksi yang berguna untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem

memiliki beberapa karakteristik yaitu: mempunyai komponen,batas sistem,

lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, keluaran,

pengolah/proses,dan sasaran atau tujuan.

Menurut Sutarman dalam jurnal Fery Wongso (2016 : 162) “

Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berinteraksi dalam suatu

kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama”.

Menurut Romney dan Steinbart dalam jurnal Penda Sudarto

Hasugian, Dkk (2017: 33) “Sistem merupakan suatu rangkaian yang terdiri

dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan saling

berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dimana sistem biasanya

terbagi dalam sub sistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang

lebih besar”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem

merupakan kumpulan elemen yang berinteraksi dan bekerjasama

membentuk kesatuan untuk mencapai suatu tujuan instansi terkait.

2. Definisi Informasi

Di dalam suatu organisasi, informasi merupakan sumberdaya yang

tidak kalah pentingnya untuk dikelola. Informasi merupakan sumberdaya

utama dalam suatu organisasi untuk mengendalikan organisasi tersebut


17

dalam mencapai tujuan yang dimiliki. Informasi merupakan data yang

diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti

Menurut Sutanta (2021) informasi merupakan sebuah hasil dari

pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi si penerima

informasi. Dengan adanya informasi, dapat dijadikan sebagai dasar untuk

pengambilan keputusan oleh penerima informasi, yang mana dapat

dirasakan akibatnya baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut Sutarbi (dalam Trimahardhika dan Sutinah 2017: 250)

menjelaskan bahwa “Informasi merupakan suatu data yang telah diolah,

diklasifikasikan, dan diinterprestasikan serta digunakan untuk proses

pengambilan keputusan”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

merupakan sumberdaya utama di dalam suatu organisasi yang harus diolah

berdasarkan data yang dimiliki agar memiliki manfaat bagi yang

menerimanya dalam proses pengambilan keputusan.

3. Definisi Manajemen

Secara etimologi manajemen berasal dari kata to manage yang

berarti mengatur. Pengertian manajemen dapat dilihat dari pengertian

manajemen sebagai suatu proses, manajemen sebagai suatu kolektifitas

manusia, manajemen sebagai ilmu (science) dan manajemen sebagai seni.

Dalam Encyclopedia of the Social Sciences dijelaskan bahwa manajemen

adalah suatu proses dengan proses dimana pelaksanaan suatu tujuan

tertentu diselenggarakan dan diawasi.


18

Menurut Hilman (2015) manajemen ialah sebuah fungsi yang

bertujuan untuk mendapatkan sesuatu dengan kegiatan orang lain &

mengawasi berbagai usaha individu agar mencapai tujuan yang sama.

Manajemen merupakan kolektivitas dari berbagai orang yang melakukan

suatu aktivitas manajemen. Jadi dapat dikatakan, bahwa beberapa orang

yang sedang melakukan suatu aktivitas manajemen dalam suatu organisasi

tertentu disebut manajemen.

Bila dilihat dari uraian di atas dapat dilihat tiga pokok penting dari

definisi tersebut seperti: Pertama, tujuan yang ingin dicapai. Kedua, tujuan

yang ingin dicapai dengan memanfaatkan sumber daya manusia. Dan yang

ketiga yaitu dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sumber daya

manusia harus diawasi.

Menurut pengertian kedua, manajemen merupakan kolektifitas

orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Dengan kata lain,

segenap orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan

ataupun instansi disebut dengan manajemen. Pada umumnya kegiatan atau

aktivitas manajemen meliputi: planning,organizing, staffing, directing,

dan controlling.

Menurut pengertian ketiga, manajemen merupakan suatu seni atau

suatu ilmu. Manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan

yang nyata dan dapat mendatangkan hasil serta manfaat. Menurut Mary

Parker Follet (dalam Stoner, 1986) manajemen merupakan The art of

getting things done through people yang berarti seni bagaimana cara


19

memerintahkan orang lain agar dapat bekerja sama untuk melaksanakan

suatu pekerjaan. Pada dasarnya kegiatan manusia

adalah managing (mengatur), untuk mengatur disini diperlukan suatu seni.

Jadi, manajemen di pandang sebagai seni oleh Follet karena manajemen

dalam mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain

menjalankan dalam tugas. Meskipun masih terdapat banyak pertentangan

mengenai pandangan manajemen sebagai seni, karena hal ini bersifat

subjektif, dilihat dari individu, namun pada intinya peranan manajemen

bertujuan agar tujuan yang dimiliki tercapai dengan baik.

4. Definisi Sistem Informasi

Sistem infomasi adalah suatu kesatuan data yang telah diolah,

terintegrasi dan saling melengkapi agar menghasilkan output yang baik.

Dalam bentuk gambar, suara, ataupun tulisan. Sistem informasi memiliki

keterkaiatan antara satu komponen dengan komponen lain agar dapat

menghasilkan suatu informasi dalam satu bidang tertentu. Suatu sitem

informasi dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan dalam

mengolah transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan

kegiatan strategi dari suatu organisasi serta menyediakan pihak luar

dengan laporan yang dihasilkan.


20

5. Definisi Sistem Informasi Manajemen

Secara umum, sistem informasi manajemen merupakan sistem

perencanaan yang merupakan bagian pengendalian internal yang meliputi

pemanfaatan sumberdaya manusia, teknologi, dokumen, dan prosedur.

Sistem informasi manajemen berbeda dengan sistem informasi biasa

karena sistem informasi ini digunakan untuk menganalisis sistem

informasi lain yang sudah diimplementasikan pada aktivitas organisasi

yang bersangkutan.

C. Tujuan dan Fungsi Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen memiliki beberapa tujuan yaitu dengan

diterapkannya sistem informasi ini suatu instansi maupun organisasi dapat

menyediakan suatu informasi yang digunakan dalam pengambilan suatu

keputusan. Sistem informasi manajemen juga diharapkan menyediakan suatu

informasi yang dapat digunakan dalam perencanaan, pengendalian,

pengevaluasian, dan perbaikan yang berkelanjutan.

Sistem informasi manajemen yang diterapkan dalam suatu organisasi

memiliki fungsi utama meliputi : Sistem informasi manajemen berfungsi

untuk mempermudah perencanaan, pengawasan, pengarahan, pembagian

kerja pada seluruh departemen yang memiliki hubungan komando atau

koordinasi dengannya. Selain itu, sistem informasi manajemen juga dapat

digunakan untuk meningkatkan:

1. Efisiensi dan efektivitas data agar dapat tersaji akurat dan tepat waktu.

2. Kualitas sumber daya manusia karena memiliki sistemkerja yang


21

terkoordinir.

3. Produktivitas dan penghematan biaya dalam suatu organisasi.

D. Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) Keuangan

1. Pengertian SIMDA Keuangan

Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) Keuangan

merupakan aplikasi utama yang digunakan dalam melakukan pengelolaan

keuangan daerah yang terintegrasi meliputi penganggaran, penatausahaan,

akuntansi dan pelaporannya.

2. Fungsi SIMDA Keuangan

Adapun fungsi SIMDA Keuangan yaitu untuk membantu

pemerintah daerah dalam melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.

Terutama untuk menyusun laporan keuangan yang lebih efisien serta

akurat, dapat menyimpan data keuangan untuk keperluan pada manajemen

lainnya, dapat menyajikan informasi lebih akurat. Dan mempermudah

auditor dalam proses audit oleh yaitu dengan mengubah audit manual

dengan electronic data processing atau EDP.

3. Tujuan Pengembangan SIMDA Keuangan

Perubahan regulasi memiliki pengaruh penting dalam

pengembangan aplikasi ke versi berikutnya, sehingga rencana

pengembangan SIMDA Keuangan juga harus bisa mengikuti setiap

perubahan regulasi. Selain itu, pengembangan aplikasi SIMDA Keuangan

juga perlu mengakomodasikan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh

permerintah pusat lembaga, kementrian, bahkan instansi pemerintah


22

daerah sendiri. Tujuan perkemabangan SIMDA Keuangan menurut BPKP

(2020) adalah sebagai berikut:

a. Membantu pemerintah daerah membangun dan menggunakan sistem

informasi keuangan dan kinerja agar memiliki tata kelola yang baik

termasuk pada pengendalian transaksi dan informasi yang memadai.

b. Aplikasi ini dikembangkan dengan sifat generik atau berbagi pakai

serta dapat digunakan seluruh pemda sehingga tidak perlu

mengembangkan aplikasi serupa dengan sumber daya yang relatif

tinggi.

c. Tersedianya database mengenai kondisi di daerah yang terpadu dilihat

dari aspek keuangan, aset daerah, kinerja daerah, kepegawaian,

aparatur daerah maupun pelayanan publik yang dapat digunakan

sebagai penilaian kinerja instansi pemerintah daerah.

d. Dapat menghasilkan informasi yang komprehensif, tepat dan akurat

kepada manajemen pemerintah daerah serta dapat digunakan sebagai

bahan untuk mengambil keputusan bagi seluruh pemangku

kepentingan.

e. Mempersiapkan aparat daerah untuk mencapai tingkat penguasaan dan

pendayagunaan teknologi informasi yang lebih baik.

f. Memperkuat basis pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi

daerah.
23

4. Perkembangan SIMDA Keuangan

Dalam perkembangan SIMDA Keuangan mengalami lima kali

perubahan yaitu :

a. SIMDA Keungan Versi 1.0

SIMDA Keuangan Versi 1.0 merupakan aplikasi yang pertama

kali dikembangkan oleh BPKP pada tahun 2003 dan digunakan hingga

tahun 2004 serta berhasil diterapkan di sembilan pemda. Aplikasi ini

mengacu pada Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 Tentang Pedoman

Pengurusan, Pertanggungjawaban Dan Pengawasan Keuangan Daerah

Serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja

Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah Dan Penyusunan

Perhitungan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah.

b. SIMDA Keuangan Versi 2.0

SIMDA Keuangan Versi 2.0 merupakan penyempurnaan pada

veri sebelumnya yang berhasil diterapkan di 28 pemerintah daerah .

Aplikasi ini mengacu pada Kepmendagri No.29 Tahun 2002 dan PP

No 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah serta PP

No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

c. SIMDA Keuangan Versi 2.1

SIMDA Keuangan Versi 2.1 merupakan perkembangan

aplikasi yang lebih lanjut dari versi sebelumnya 2.0. Aplikasi ini
24

merupakan penyempurnaan dari versi sebelumnya misalnya dengan

adanya perubahan ketentuan pengelolaan keuangan melalui

Permendagri No.59 Tahun 2007 atas Permendagri No.13 Tahun 2006.

SIMDA Keuangan versi 2.1 diperkenalkan pada tanggal 29 Agustus

2006. Program aplikasi Komputer SIMDA Ver 2.1 ini dimaksudkan

dapat membantu pengelolaan keuangan daerah baik di tingkat Satuan

Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) sebagai entitas pelaporan

ataupun di tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai

entitas akuntansi. Aplikasi ini diharapkan dapat memberi manfaat

kepada pemda terutama dalam penyusunan APBD.

d. SIMDA Keuangan Versi 2.7

SIMDA Keuangan Versi 2.7 merupkan modifikasi versi 2.1.

Aplikasi ini mengacu pada PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan sebagai pengganti PP No. 24 Tahun 2005

dan Permendagri No. 64 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penerapan

Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pada Pemerintah

Daerah. Aplikasi ini sangat diharapkan agar pemda dapat

melaksanakan pengelolaan keuangan daerah secara efisien, efektif, dan

menyajikan laporan keuangan berbasis akrual dengan wajar .

e. SIMDA Keuangan Versi 2.9

Aplikasi SIMDA Keuangan Versi 2.9 telah dikeluarkan atau

rilis pada bulan Mei 2020. Aplikasi ini digunakan untuk

mengakomodir Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 20 Tahun


25

2020 Tentang Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang

Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan

dan Keuangan Daerah.

5. Keunggulan dan Manfaat Penggunaan SIMDA Keuangan

a. Sesuai peraturan perundang-undangan

Aplikasi ini di desain berdasarkan sistem informasi pengelolaan

keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Terintegrasi dan berbagi data

Aplikasi ini dapat diimplementasikan untuk mengelola keuangan

secara terintegrasi dengan memanfaatkan teknologi informasi yang

dapat memberikan keuntungan seperti pengendalian transaksi terjamin,

efisien dalam menginput data transaki, cepat dalam menghasilkan

informasi keuangan.

c. Transfer of Knowledge

Didukung oleh kantor perwakilan BPKP yang dapat dijangkau seluruh

pemerintah daerah sehingga dapat membimbing dan mengasistensi

pengelolaan keuangan daerah. Bimbingan dan asistensi tersebut

merupakan transfer of knowledge dalam rangka meningkatkan

kopetensi serta kapasitas SDM pemerintah daerah.

d. Kesinambungan Pemeliharaan

Dengan komitmen dan dukungan pimpinn BPKP maka pengembangan

dan perbaikan terus dilakukan seperti dengan mengikuti praktik


26

pengelolaan keuangan yang berlaku, penyesuaian terhadap peraturan

yang terbit berikutnya, pemelihaaraan dan asistensi pada pemda yang

menggunakannya.

e. Mudah digunakan

Dapat digunakan untuk melakukan transaksi keuangan pemerintah

sehari-hari seperti SPD, SPP, SPM, dan SP2D. Secara otommatis

catatan laporan keuangan dapat dihasilkan seperti buku jurnal, buku

besar, dan laporan keuangan.

f. Pengawasan Berkelanjutan

Informasi yang dihasilkan dimanfaatkan untuk mengimplementasikan

Governance, Risk, dan Compliance (Tata kelola, Risiko, dan

Kepatuhan), pengawasan berbasis aplikasi SIMDA untuk

meningkatkan pengawasan berkelanjutan dan pemantauan

berkelanjutan baik untuk pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

6. Output SIMDA Keuangan

a. Penganggaran

Meliputi Rencana Kerja Anggaran (RKA), RAPBD dan Rancangan

Penjabaran APBD, APBD dan Penjabaran APBD beserta

perubahannya, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).

b. Penatausahaan

Meliputi Surat Penyediaan Dana (SPD), Surat Permintaan Pembayaran

(SPP), Surat Perintah Membayar (SPM), Suat Pertanggungjawaban

(SPJ), Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), Surat Tanda Setoran


27

(STS), beserta register-register, dan formulir-formulir pengendalian

anggaran lainya.

c. Akuntansi dan Pelaporan

Jurnal, Buku Besar, Buku Pembantu, Laporan Keuangan (Laporan

Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Neraca), Perda

Pertanggungjawaban dan Penjabarannya.

E. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian laporan keuangan menurut PSAK 1 (2015:1) Laporan

keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

keuangan suatu entitas.

Menurut PSAK No.1 (2015:2) pengertian laporan keuangan yaitu

laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai

cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan

dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian dari

laporan keuangan. Disamping itu termasuk juga skedul dan informasi

tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, seperti, informasi

keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh

perubahan harga.

Kasmir (2013:7) mendefinisikan laporan keuangan secara

sederhana dimana pengertian laporan keuangan yaitu laporan yang


28

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini atau periode

kedepannya. Maksud dan tujuan laporan keuangan menunjukkan kondisi

keuangan perusahaan.

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

laporan keuangan meupakan dokumen yang memberikan informasi

mengenai transaksi yang berkaitan dengan uang dan berfungsi untuk

mengetahui keadaan finansial perusahaan maupun instansi sehingga dibuat

secara detail dengan perhitungan yang baik.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1

(2015:3) tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi

mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang

bermanfaat untuk sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan menyajikan informasi

mengenai asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk

untung dan rugi, kontribusi dan distribusi pemilik, arus kas.

F. Kualitas Laporan Keuangan Daerah

1. Pengertian Laporan Keuangan Daerah

Menurut BPKAD (2017) laporan keuangan daerah merupakan

suatu ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari

transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan

dan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada


29

rakyat atas pengelolaan dana publik baik dari pajak, retribusi atau

transaksi lainnya.

Laporan keuangan daerah merupakan gambaran mengenai kondisi

dan kinerja keuangan dari entitas tersebut sebagai pertanggungjawaban

kepada pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah.

2. Tujuan Laporan Keuangan Daerah

 Tujuan laporan keuangan daerah menurut BPKAD (2017) adalah

menyajikan informasi keuangan daerah yang dapat bermanfaat bagi

manajer publik daerah yaitu Kepala Daerah dan DPRD dalam rangka

pengambilan kebijakan fiskal pemerintah daerah.

Tujuan laporan keuangan sektor publik, berbeda dengan sektor

swasta. Laporan keuangan sektor swasta mempunyai bertujuan untuk

mengukur laba, sedangkan laporan sektor publik menurut Goverment

Accounting Standard Board (2009:54) bertujuan sebagai berikut:

a.      Mempertanggungjawabkan pelaksanaan fungsinya

b.      Melaporkan hasil operasi

c.      Melaporkan kondisi keuangan

d.      Melaporkan sumberdaya jangka panjang

Berdasarkan uraian diatas, tujuan laporan keuangan daerah adalah

suatu pernyataan entitas pelaporan yang menyajikan informasi keuangan

daerah sebagai pertanggungjawaban kepada pemerintah pusat atas

pengelolaan keuangan daerah selama satu periode.

3. Komponen Laporan Keuangan Daerah


30

Setidaknya terdapat tujuh jenis laporan keuangan yang harus

disusun oleh pemerintah daerah yaitu :

a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Berdasarkan PP Nomor 71 tahun 2010, Laporan Realisasi Anggaran

(LRA) adalah laporan keuangan pemerintah yang menyajikan ikhtisar

sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan, yang dikelola

oleh pemerintah daerah, dan menggambarkan perbandingan antara

anggaran dan realisasinya dalam Satu periode pelaporan. LRA

mengandung empat unsur yakni:

Pertama, pendapatan-LRA, merupakan penerimaan oleh bendahara

umum daerah yang menambah saldo anggaran lebih dalam periode

tahun anggaran yang bersangkutan dan menjadi hak pemerintah serta

tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

Kedua, belanja, merupakan semua pengeluaran oleh bendahara umum

daerah yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun

anggaran bersangkutan dan tidak akan diperoleh pembayarannya

kembali oleh pemerintah.

Ketiga, transfer, yaitu penerimaan maupun pengeluaran uang oleh

suatu entitas pelaporan dari ataupun kepada entitas pelaporan lain

termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

Keempat, pembiayaan (financing), adalah setiap penerimaan atau

pengeluaran yang tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas

yang perlu dibayar kembali dan akan diterima kembali pada tahun
31

anggaran bersangkutan maupun tahun tahun anggaran berikutnya ,

terutama dalam penganggaran pemerintah dimaksudkan untuk

menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.

Penerimaan pembiayaan berasal dari pinjaman dan hasil divestasi,

sedankan pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk

pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada

entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah. Dalam

menyajikan LRA suatu entitas diberi waktu enam bulan setlah tahun

anggaran berakhir.

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)

Menurut PP No 71 Tahun 2010 laporan ini menyajikan informasi

kenaikan atau penurunan saldo anggaran lebih tahun pelaporan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dalam PSAP nomor 1

paragraf 41 dijelaskan bahwa laporan perubahan saldo anggaran lebih

menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos

saldo anggaran lebih awal, penggunaan saldo anggaran lebih, sisa

lebih atau kurang pembiayaan anggaran tahun berjalan, koreksi

kesalahan pembukuan tahun sebelumnya, lain-lain, dan saldo anggaran

lebih akhir.

c. Neraca

PP No. 71 tahun 2010 menjelaskan bahwa neraca merupakan jenis

laporan keuangan pemerintah yang menggambarkan posisi keuangan


32

suatu entitas pelaporan berkaitan dengan aset, kewajiban, dan ekuitas,

pada tanggal tertentu.

Aset merupakan sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh pemerintah

sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomi dan atau

sosial di masa depan yang diharapkan dapat diperoleh oleh pemerintah

maupun masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk

sumber daya non keuangan yang diperlukan dalam penyediaan jasa

bagi masyarakat umum serta sumber daya yang dipelihara karena

alasan sejarah dan budaya.

Kewajiban adalah utang yang akibat kejadian di masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan terjadinya aliran keluar sumber daya

ekonomi pemerintah.

Ekuitas yaitu kekayaan bersih yang dimiliki pemerintah dan dapat

dihitung dengan cara mencari selisih antara aset dan kewajiban yang

dimiliki.

d. Laporan Operasional (LO)

Menurut PP No. 71 Tahun 2010, laporan operasional merupakan jenis

laporan keuangan pemerintah daerah yang menyajikan ikhtisar sumber

daya ekonomi, yang dapat menambah ekuitas dan penggunaannya

dikelola oleh pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan

satu periode pelaporan. Terdapat beberapa unsur laporan operasional,

antara lain : pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa.


33

Pendapatan-LO merupakan hak pemerintah daerah yang diakui

sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Beban adalah kewajiban

pemerintah daerah yang dapat diakui sebagai pengurang nilai

kekayaan bersih. Transfer yaitu hak penerimaan atau kewajiban

pengeluaran uang dari atau oleh suatu entitas pelaporan dari atau

kepada entitas pelaporan lain termasuk dana perimbangan dan dana

bagi hasil. Sedangkan pos luar biasa berisi mengenai pendapatan luar

biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena transaksi yang bukan

merupakan operasi biasa yang tidak diharapkan namun sering atau

rutin terjadi dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas

bersangkutan.

e. Laporan Perubahan Ekuitas

Berdasarkan PSAP No 1, laporan peubahan ekuitas menyajikan pos

ekuitas awal,surplus atau defisit periode yang bersangkutan, koreksi-

koreksi yang langsung menambah atau mengurangi ekuitas yang

berasal dari dampak kumulatif dapat disebabkan oleh perubahan

kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar misalnya: koreksi

kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode periode

sebelumnya, perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap, dan

ekuitas akhir.

f. Laporan arus kas

Menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas operasi,

investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal


34

penerimaan pengeluaran dan saldo akhir kas pemerintah pusat atau

daerah selama periode tertentu. Aktivitas dalam laporan arus kan

antara lain: Aktivitas operasi merupakan aktivitas penerimaan dan

pengeluaran kas yang berguna untuk kegiatan operasional pemerintah

daerah selama satu periode akuntansi.

Arus kas masuk dari aktivitas operasi diperoleh dari penerimaan

perpajakan, penerimaan negara bukan pajak, hibah, penerimaan bagian

laba perusahaan negara/daerah, penerimaan lain-lain atau penerimaan

dari pendapatan luar biasa.

Sedangkan arus kas keluar untuk aktivitas operasi digunakan untuk

pembayaran pegawai, barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial,

dan lain-lain.

Aktivitas investasi dalam laporan arus kas merupakan aktivitas

penerimaan dan pengeluaran kas yang ditunjukkan untuk perolehan

dan pelepasan aset tetap, serta investasi lainnya yang tidak termasuk

dalam setara kas.

Arus kas masuk dari aktivitas investasi terdiri atas penjualan aset tetap,

penjualan aset lainnya, penerimaan dari divestasi pencairan dana

cadangan, dan penjualan investasi dalam bentuk sekuritas, sedangkan

arus kas keluar dari aktivitas investasi diperoleh dari perolehan aset

tetap, perolehan aset lainnya, pembentukan dana cadangan, penyertaan

modal pemerintah, dan pembelian investasi dalam bentuk sekuritas.


35

Aktivitas pendanaan dalam laporan arus kas adalah aktivitas

penerimaan dan pengeluaran kas yang berkaitan dengan pemberian

piutang jangka panjang dan pelunasan utang jangka panjang yang

dapat mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi piutang

jangka panjang dan utang jangka panjang.

Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan antara lain penerimaan utang

luar negeri, penerimaan utang obligasi, penerimaan kembali pinjaman

kepada pemerintah daerah, penerimaan kembali pinjaman kepada

perusahaan negara.

Arus kas keluar dari aktivitas pendanaan antara lain diperoleh atas

pembayaran cicilan utang pokok pembayaran pokok utang obligasi

pengeluaran kas untuk dipinjamkan kepada pemerintah daerah

pengeluaran kas untuk di pinjamkan kepada perusahaan negara.

Aktivitas transitoris dalam laporan arus kas merupakan aktivitas

penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam aktivitas

operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas transitoris

adalah transaksi perhitungan pihak ketiga (PFK), pemberian maupun

penerimaan kembali uang persediaan kepada atau dari bendahara

pengeluaran, serta kiriman uang. PFK disini menggambarkan kas yang

berasal dari jumlah dana yang dipotong dari surat perintah membayar

ataupun diterima uang tunai untuk pihak ketiga, seperti potongan

Taspen, dan Askes.

g. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)


36

PP No 71 Tahun 2010 menjelaskan bahwa CALK adalah salah satu

jenis laporan keuangan pemerintah daerah yang memuat catatan atas

laporan keuangan yang terdiri atas penjelasan naratif maupun rincian

dari angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran (LRA) ,

laporan perubahan saldo anggaran lebih (SAL) , laporan operasional

(LO) , laporan perubahan ekuitas, neraca, dan laporan arus kas.

4. Kualitas Laporan Keuangan Daerah

Berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan seperti yang telah dijelaskan bahwa karakteristik laporan

keuangan adalah ukuran normative yang perlu diwujudkan dalam

informasi akuntansi sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Karakteristik tersebut meliputi :

a. Relevan

Agar laporan keuangan dapat bermanfaat bagi para pengguna, maka

informasi didalamnya harus relevan agar dapat memenuhi kebutuhan

pemakai laporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan.

Laporan keuangan dikatakan relevan dimaksudkan bahwa laporan

keuangan dapat mempengaruhi keputusan pengguna dan membantu

mereka dalam melakukan evaluasi peristiwa dimasa lalu ,masa kini

dan dapat digunakan memprediksi peristiwa dimasa depan.

Kemampuan laporan keuangan untuk memprediksi kejadian dimasa

depan dapat ditingkatkan dengan menampilkan informasi mengenai

transaksi dan peristiwa masa lalu. Contohnya, nilai prediktif laporan


37

laba rugi dapat ditingkatkan kalau pos-pos penghasilan atau beban

yang tidak biasa , abnormal bahkan jarang terjadi diungkapkan secara

terpisah.

Informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja di masa lalu sering

kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan

kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian

pemakai laporan keuangan seperti pembayaran dividen dan upah,

pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.

b. Andal

Dikatan andal atau reliable apabila laporan keuangan tersebut bebas

dari pengertian yang menyesatkan maupun kesalahan material dan

menyajikan fakta secara jujur serta dapat diverifikasi. Jika informasi

yang dihasilkan relevan namun penyajiannya tidak dapat diandalkan

maka secara potensial dapat menyesatkan pengguna laporan keuangan.

c. Dapat Dibandingkan

Informasi dalam laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila

laporan keuangan dapat dibandingkan dengan laporan entitas pada

periode sebelumnya maupun entitas lain. Pemakai informasi dapat

membandingkan laporan keuangan entitas antar periode untuk

mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan.

Pemakai juga dapat memperbandingkan laporan keuangan antar entitas


38

untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi

keuangan secara relatif.

Perbandingan dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.

Perbandingan internal dapat dilakukan jika suatu entitas menggunakan

kebijakan akuntansi yang sama pada tahun ke tahun. Sedangkan

perbandingan eksternal dapat dilakukan apabila entitas yang digunakan

sebagai perbandingkan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama

pula. Pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan

peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk

perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk

perusahaan yang berbeda. Apabila suatu entitas akan menerapkan

kebijakan akuntansi ang dinilai lebih baik dibandingkan kebijakan

akuntansi yang sekarang digunakan, maka perubahan tersebut perlu

diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

d. Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk dipahami oleh pemakai. Pemakai diasumsikan

memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan

bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dalam

laporan keuangan tersebut.


39

BAB III
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Profil Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo

Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo merupakan Badan

teknis di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo yang memiliki

tugas untuk melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang menjadi

kewenangan daerah. Berdasarkan data primer yang penulis peroleh,

berikut ini merupakan lokasi Badan Keuangan Daerah Kabupaten

Sukoharjo :

Lokasi :Gedung Soewarno Hanggopati, Jalan Kyai Haji

Mawardi No.1, Jombor, Kecamatan Bendosari,

Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah

Nomor Telepon : (0271) 591678 dan (0271) 590403

Email : dppkad.sukoharjo@gmail.com

Kode Pos : 57521

Jam Operasional : Senin – Kamis (07.30 – 15.30)

Jumat (07.30 -11.30)


40

Berikut penulis sajikan peta wilayah kerja kantor Badan Keuangan Daerah
Kabupaten Sukoharjo :
38

Gambar III. 1 Peta Wilayah Kerja Badan Keuangan Daerah


Kabupaten Sukoharjo

Kabupaten Sukoharjo terletak dibagian tenggara Provinsi Jawa

Tengah dan berbatasan dengan beberapa wilayah lain :

Sebelah Utara :Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar

Sebelah Timur :Kabupaten Karanganyar

Sebelah Barat :Kabupaten Klaten

Sebelah Selatan :Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Guung kidul,

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Berikut ini penulis sajikan peta wilayah pemerintah daerah Kabupaten


Sukoharjo :
41

Gambar III. 2 Peta Wilayah Kabupaten Sukoharjo

2. Sejarah Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo No. 18

Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah, ditegaskan bahwa Badan

Keuangan Daerah merupakan unsur penunjang urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan daerah, kabupaten maupun kota. Sehubungan dengan

peraturan daerah tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Sukoharjo

membuat Peraturan Daerah No.12 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah. Hal tersebut merupakan bentuk dari

sinkronisasi terhadap Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016 Tentang

Perangkat Daerah.
42

Dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Daerah No.12 Tahun

2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, terbentuklah

Badan Keuangan Daerah (BKD) Kabupaten Sukoharjo yang semula

bernama Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(DPPKAD). Meskipun terjadi perubahan nama, namun hal tersebut tidak

mengubah maupun mengganti para pegawai dan karyawan bertugas

disana.

3. Tugas dan Fungsi Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Sukoharjo Nomor 50 Tahun

2016 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan

Struktural pada Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo, menyebutkan

bahwa Badan Keuangan Daerah memiliki tugas pokok meliputi :

1. Penyiapan penyusunan peraturan perundang-undangan daerah di bidang

pendapatan, anggaran dan perbendaharaan, akuntansi dan kasda dan aset

daerah sesuai standar dan prosedur yang ditetapkan pemerintah.

2. Penyusunan program kerja dan kebijakan teknis di bidang pendapatan,

anggaran dan perbendaharaan, akuntansi dan kasda dan aset daerah.

3. Pelaksanaan koordinasi intern dan antar unit kerja terkait di bidang

pendapatan, anggaran dan perbendaharaan, akuntansi dan kasda dan aset

daerah.

4. Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.


43

5. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendapatan, anggaran

dan perbendaharaan, akuntansi dan kasda dan aset daerah.

6. Pelaksanaan pemungutan pendapatan daerah yang ditetapkan dengan

Peraturan Daerah.

Dalam melaksankan tugas pokok yang dimiliki seperti telah dijabarkan

diatas, Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo memiliki fungsi

sebagai berikut:

1. Pelaksanaan fungsi bendahara umum daerah.

2. Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang

pendapatan, anggaran dan perbendaharaan, akuntansi dan kasda dan aset

daerah.

3. Penyelenggaraan ketatausahaan atau administrasi di bidang pendapatan,

anggaran dan perbendaharaan, akuntansi dan kas daerah dan aset daerah.

4. Penyusunan laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban

pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

4. Visi dan Misi Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo

a. Visi Badan Keuangan Kabupaten Sukoharjo

Visi dari Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo adalah

“Terwujudnya Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah Yang

Profesional, Akuntabel, Transparan Berdasarkan Peraturan Perundang-

Undangan Yang Bertumpu Pada Kepentingan Rakyat”.

b. Misi Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo


44

1. Merumuskan Kebijakan Umum Dan Teknis Pengelolaan Pendapatan,

Keuangan Dan Aset Daerah.

2. Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Pendapatan, Keuangan Dan Aset

Daerah.

3. Mengoptimalisasikan Pengelolaan Koordinator Dan Pelaksana Tugas

Lain Yang Diberikan Oleh Bupati Sesuai Dengan Tugas Dan

Fungsinya.

4. Profesional Dalam Tugas Sesuai Dengan Keahliannya Masing –

Masing.

5. Gambaran Struktur Organisasi Badan Keuangan Daerah Kabupaten

Sukoharjo

Berdasarkan Peraturan Bupati Sukoharjo No. 51 Tahun 2016

Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata

Kerja Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo bagian kedua Pasal

4 meyebutkan bahwa struktur organisasi Badan Keuangan Daerah

Kabupten Sukoharjo sebagai berikut:


45

Gambar III. 3 Struktur Organisasi Badan Keuangan Daerah

Kabupaten Sukoharjo

6. Deskripsi Jabatan Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo

a. Kepala Badan

Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sukoharjo dipimpin oleh

seorang Kepala Badan yang memiliki tugas membantu Bupati dalam

melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintah di bidang

keuangan daerah yang menjadi kewenangan daerah.

b. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang memiliki tugas

untuk melaksanakan perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan

pengoordinasian, pemantauan, evaluasi, pelaporan meliputi

keuangan, hukum, informasi, kehumasan, keorganisasian dan

ketatalaksanaan, pembinaan ketatausahaan, kearsipan,

kerumahtanggaan, kepegawaian, pengelolaan dan penatausahaan

aset, dan pelayanan administrasi di lingkungan Badan Keuangan

Daerah. Sekretarit terdiri dari dua bagian yaitu bagian Subbag

Perencanaan Dan Keuangan Serta Subbag Umum Dan Kepegawaian.

Subbag Perencanaan dan Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala

Subbagian yang mempunyai tugas untuk melaksanakan penyiapan

bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan,

evaluasi serta pelaporan di bidang perencanaan, data, informasi, dan


46

program kerja, dan pengelolaan keuangan di lingkungan Badan

Keuangan Daerah.

Sedangkan, Subbag Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang

Kepala Subbagian yang mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan,

evaluasi serta pelaporan yang meliputi pembinaan

ketatausahaan, hukum, kehumasan, keorganisasian, dan

ketatalaksanaan, kerumahtanggan, kearsipan, kepegawaian,

pengelolaan dan penatausahaan asset, dan pelayanan administrasi di

lingkungan Badan Keuangan Daerah.

c. Bidang Anggaran

Dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang memiliki tugas dalam

perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pengkoordinasian,

pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi perencanaan

anggaran, penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran. Bidang

anggaran terdiri dari tiga bagian yaitu Subbidang Perencanaan

Anggaran, Subbidang Penyusunan Anggaran, serta Subbidang

Pelaksanaan Anggaran.

Subbidang Perencanaan Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala

Subbidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Bidang Anggaran, memiliki tugas dalam melakukan

penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,

pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi penyusunan


47

Rancangan dan Nota Pengantar Kebijakan Umum Anggaran,

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara beserta perubahannya.

Subbidang Penyusunan Anggaran Dipimpin oleh seorang Kepala

Subbidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Bidang Anggaran memiliki tugas dalam melakukan

penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,

pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi pedoman dan

petunjuk teknis penyusunan anggaran, rencana kerja dan anggaran

perangkat daerah, rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan

Perubahan APBD, rancangan Peraturan Bupati tentang penjabaran

APBD dan penjabaran Perubahan APBD, dan konsep nota

keuangan RAPBD.

Sedangkan, Subbidang Pelaksanaan Anggaran dipimpin oleh

seorang Kepala Subbidang yang berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Anggaran memiliki tugas

dalam melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian,

pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi

penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan anggaran,

penelitian, pengesahan dan perubahan dokumen pelaksanaan

anggaran perangkat daerah dan dokumen pelaksanaan perubahan

anggaran perangkat daerah dan standar harga satuan pokok.


48

d. Bidang Pendapatan

Dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang memiliki tugas dalam

perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pengkoordinasian,

pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi pendaftaran dan

pendataan, penetapan, dan penerimaan penagihan dan pelaporan.

Bidang pendapatan terdiri dari tiga bagian yaitu Subbidang

Pendaftaran dan Pendataan, Subbidang Penetapan, dan Subbidang

Penerimaan, Penagihan dan Pelaporan.

Subbidang Pendaftaran dan Pendataan dipimpin oleh seorang

Kepala Subbidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Bidang Pendapatan, memiliki tugas untuk

melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian,

pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi

pendaftaran dan pendataan obyek pajak, pembuatan Nomor Pokok

Wajib Pajak Daerah (NPWPD), surat pemberitahuan pajak daerah,

dan pemeriksaan lapangan atas data wajib pajak.

Subbidang Penetapan dipimpin oleh seorang Kepala

Subbidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Bidang Pendapatan memiliki tugas untuk melakukan

penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,

pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi pembuatan,

penerbitan dan pendistribusian Surat Ketetapan Pajak Daerah

(SKPD), penerbitan dan pendistribusian Surat Tagihan Pajak


49

Daerah (STPD), dan pembuatan nota perhitungan pajak daerah.

Sedangkan, Subbidang Penerimaan, Penagihan dan Pelaporan

dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pendapatan memiliki

tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian,

pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi

pengelolaan administrasi realisasi pajak daerah, pelaksanaan

penagihan pajak daerah, pelaksanaan administrasi tunggakan pajak,

penyusunan laporan realisasi pendapatan daerah dan pengendalian

operasional pendapatan.

e. Bidang Perbendaharaan

Memiliki tugas dalam perumusan konsep dan pelaksanaan

kebijakan, pengkoordinasian, pemantauan, evaluasi serta pelaporan

meliputi belanja langsung, belanja tidak langsung, pengendalian

kas. Bidang Perbendaharaan terdiri dari tiga bagian yaitu

Subbidang Belanja Langsung, Subbidang Belanja Tidak Langsung,

Subbidang Pengendalian Kas.

Subbidang Belanja Langsung memiliki tugas dalam melakukan

penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan,

pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi penelitian dokumen

Surat Perintah Membayar untuk Belanja Langsung, pengendalian

penyediaan dokumen plafon anggaran, penerbitan, pencatatan dan

pembuatan daftar Surat Perintah Pencairan Dana, dan dokumen


50

persyaratan dan laporan untuk pencairan dana dari Pemerintah

Provinsi dan Pusat.

Subbidang Belanja Tidak Langsung memiliki tugas dalam

melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian,

pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi

penelitian dokumen Surat Perintah Membayar untuk Belanja Tidak

Langsung dan Pembiayaan, pengendalian penyediaan dokumen

plafon anggaran, penerbitan, pencatatan dan pembuatan daftar Surat

Perintah Pencairan Dana, dokumen persyaratan dan laporan untuk

pencairan dana dari Pemerintah Provinsi dan Pusat, rekapitulasi

realisasi pembayaran gaji Aparatur Sipil Negara, dan penerbitan

Surat Keterangan Penghentian Pembayaran.

Sedangkan, Subbidang Pengendalian Kas memiliki tugas dalam

melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian,

pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi

penerbitan Surat Penyediaan Dana, administrasi penerimaan,

pengeluaran dan penyimpanan setoran uang dan surat berharga,

rekonsialiasi dengan kas daerah dan penyusunan aliran kas.

f. Bidang Akuntansi dan Pelaporan

Dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang memiliki tugas dalam

perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pengkoordinasian,

pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi pembukuan dan

akuntansi, verifikasi, fasilitasi penyusunan laporan keuangan. Bidang


51

Akuntansi dan Pelaporan terdiri atas tiga bagian yaitu Subbidang

Pembukuan dan Akuntansi, Subbidang Verifikasi, Subbidang

Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan.

Subbidang Pembukuan dan Akuntansi memiliki tugas untuk

melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian,

pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi

penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (LRA), laporan Saldo

Anggaran Lebih (SAL), Laporan Arus Kas (LAK), Neraca,

Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Catatan Atas Laporan Keuangan

(CALK), Laporan Operasional (LO) dan Rancangan Peraturan

Daerah tentang Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

dan Rancangan Peraturan Bupati tentang Penjabaran

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD.

Subbidang Verifikasi memiliki tugas untuk melakukan penyiapan

bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan,

evaluasi serta pelaporan meliputi verifikasi Surat Pertanggung

Jawaban (SPJ) fungsional dan administrasi, verifikasi bukti

peneriman dan pengeluaran, Laporan Realisasi Anggaran (LRA),

laporan Saldo Anggaran Lebih (SAL), Laporan Arus Kas (LAK),

Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Catatan Atas Laporan

Keuangan (CALK) dan Laporan Operasional (LO).

Sedangkan, Subbidang Fasilitasi Penyusunan Laporan Keuangan

memiliki tugas melakukan penyiapan bahan perumusan,


52

pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta

pelaporan meliputi bimbingan teknis dan sosialisasi penyusunan

laporan keuangan dan peraturan baru, Rancangan Peraturan Bupati

tentang Kebijakan Akuntansi, dan Sistem dan Prosedur Akuntansi.

g. Bidang Aset Daerah

Dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas

perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pengkoordinasian,

pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi penatausahaan aset

daerah, pemanfaatan aset daerah dan perubahan status hukum aset

daerah. Bidang asset terdiri atas tiga bagian yaitu Subbidang

Penatausahaan Aset Daerah, Subbidang Pendayagunaan dan

Pemanfaatan Aset Daerah, Subbidang Perubahan Status Hukum dan

Pengamanan Aset Daerah.

Subbidang Penatausahaan Aset Daerah memiliki tugas dalam

penyiapan bahan perumusan kebijakan, pengkoordinasian,

pengkonsolidasian, pembinaan, pengendalian, dan pemberian

bimbingan meliputi pelaporan aset daerah, pelaksanaan

inventarisasi aset daerah, serta melaksanakan kegiatan pelatihan

teknis peningkatan kemampuan pengelola aset daerah.

Subbidang Pendayagunaan dan Pemanfaatan Aset Daerah memiliki

tugas dalam penyiapan bahan perumusan kebijakan,

pengkoordinasian, pengkonsolidasian, pembinaan, pengendalian,

dan pemberian bimbingan meliputi penyusunan laporan konsolidasi


53

perencanaan kebutuhan dan pemeliharaan barang daerah,

penyusunan konsolidasi laporan hasil pengadaan aset daerah, berita

acara penyerahan hasil kegiatan, penetapan penggunaan aset

daerah, lelang penggarapan tanah bekas bondo desa, pengelolaan

dan pemberdayaan aset yang tidak ditangani Perangkat Daerah dan

fasilitasi tuntutan ganti rugi aset daerah.

Sedangkan, Subbidang Perubahan Status Hukum dan Pengamanan

Aset Daerah memiliki tugas dalam penyiapan bahan perumusan

kebijakan, pengkoordinasian, pembinaan, pengendalian, dan

pemberian bimbingan meliputi usulan perubahan status hukum,

penataan administrasi penghapusan aset daerah, konsolidasi aset

daerah kondisi rusak berat, penilaian aset daerah dan pengamanan

aset daerah.

h. Unsur Pelaksana Teknis Badan

Unsur pelaksana teknis Badan yang melaksanakan kegiatan teknis

operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu.

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Efektivitas Pelaksanaan SIMDA Keuangan dalam Pengelolaan

Keuangan Daerah

Penelitian ini akan menjelaskan mengenai efektivitas

pelaksanaan SIMDA Keuangan dengan melihat berdasarkan kriteria

atau pengukuran yang dikemukakan oleh Gibson yang akan melihat

seberapa efektif staff yang bekerja dalam menjalankan tugasnya untuk


54

mengelola keuangan daerah di Kabupaten Sukoharjo dengan

menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan. Kriteria yang akan

digunakan yaitu berdasarkan kriteria efektivitas individu dengan

adanya permasalahan mengenai penyesuaian dan pemahaman terhadap

versi SIMDA Keuangan yang selalu dilakukan pembaharuan setiap

tahunnya. Adapun kriteria yang kan dibahas sebagai berikut :

a. Kemampuan

Kemampuan yang dimaksud penulis dalam hal ini adalah sifat

yang sudah melekat dibawa sejak lahir, memungkinkan seseorang

dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan dapat berbeda antara satu

orang dengan orang lainnya yang memungkinkan seseorang dalam

menyelesaikan pekerjaan yang dimiliki. Dalam pelaksanaan

SIMDA Keuangan kemampuan pengoperasian komputer

diperlukan mengingat SIMDA Keuangan merupakan suatu sistem

aplikasi yang selalu melekat pada komputer. Selain kemampuan

komputer, kemampuan pendukung lainnya juga berpengaruh dalam

pelaksanaan SIMDA Keuangan. Kemampuan tersebut meliputi

seperti kemampuan akuntansi, wewenang, memahami prosedur,

dan alur pengelolaan keuangan daerah. Kemampuan tersebut

berpengaruh pada pelaksanaan SIMDA Keuangan khususnya pada

BKD Kabupaten Sukoharjo. Perlunya kemampuan didalam bidang

pengoperasian komputer didukung oleh pendapat narasumber

Bapak Agung selaku Kepala Bidang Akuntansi yang menjelaskan


55

secara singkat mengenai kemampuan yang harus dimiliki oleh staff

selaku operator SIMDA Keuangan.

Menurut beliau staff operator SIMDA Keuangan harus memiliiki

kemampuan komputer yang baik terlebih lagi apabila staff tersebut

ditunjuk sebagai admin dan pembantu admin. Terdapat satu orang

admin dalam pelaksanaan SIMDA Keuangan yang dibantu oleh

dua orang pembantu admin.

Hal tersebut juga didukung dengan penjelasan dari Bapak Giyanto

selaku Pelaksana, bahwa selaku staff operator SIMDA Keuangan

paling tidak harus memiliki kemampuan dasar dalam

mengoperasikan komputer, karena aplikasi tersebut selalu melekat

pada komputer.

Bapak Arnes selaku Kasubbid Akuntansi menjelaskan bahwa staff

operator SIMDA Keuangan perlu menguasai komputer karena

pengelolaan keuangan saat ini dituntut untuk memanfaatkan

teknologi, sehingga mau tidak mau harus menyesuaiakan dan mau

belajar menggunakan teknologi terutama dalam pengoperasian

komputer.

Kemampuan Dasar Komputer sering dimulai dengan memahami

bagaimana fungsi sistem operasi tertentu dan penempatan bilah

tugas di desktop komputer, cara memanfaatkan mouse komputer

untuk menjalankan program yang ditempatkan di hard drive, dan

bahkan cara menggunakan program email untuk membuat,


56

mengirim, serta menerima email. Tugas seperti mencari file pada

hard drive sering juga dianggap sebagai kemampuan dasar yang

harus diketahui oleh setiap pengguna dan dapat dilakukan dengan

relatif mudah. Terkadang, kemampuan dasar komputer yang

dimliki berarti terbiasa dengan berbagai jenis program perangkat

lunak yang digunakan di lingkungan kantor. Memiliki pengetahuan

tentang program pengolah kata, perangkat lunak spreadsheet, dan

perangkat lunak presentasi yang digunakan untuk membuat

presentasi slide sederhana dapat dianggap penting. Di sisi lain juga

memungkinkan pengguna untuk dapat bekerja dengan beberapa

jenis database informasi, baik dalam hal menambah atau

memperbarui data dalam sistem dan mengambil data itu untuk

menghasilkan laporan. Kemampuan komputer dasar membentuk

fondasi untuk dapat menggunakan komputer secara efisien dan

program apa pun yang dimuat ke sistem. Kemampuan dasar dalam

pengoperasian komputer juga dapat dilihat ketika pengguna dengan

piawai menggunakan menu-menu yang tersedia pada komputer dan

aplikasi terkait.

Selain kemampuan pengoperasian komputer, diperlukan

kemampuan pendukung lainnya seperti kemampuan akuntansi.

Kemampuan akuntansi diperlukan dalam pelaksanaan SIMDA

Keuangan, karena aplikasi tersebut digunakan untuk mengelola dan

mengolah data keuangan seperti membuat jurnal hingga laporan


57

keuangan yang memerlukan pemisahan antara debit dan kredit,

serta diperlukan ketelitian dalam menginput data keuangan agar

tidak terjadi kesalahan. Menurut Bapak Giyanto selaku Pelaksana,

menjelaskan bahwa kemampuan akuntansi diperlukan terutama

untuk membuat jurnal koreksi, terlebih lagi terkadang staff

operator SIMDA Keuangan bukan berasal dari jurusan ekonomi

bahkan akuntansi, sehingga terkadang dalam pelaksanaannya jika

masih merasa bingung untuk menentukan debit atau kredit

terutama saat membuat jurnal koreksi, biasanya staff akan bertanya

kepada Bapak Agung selaku Kepala Bidang Akuntansi maupun

Bapak Arnes selaku Kasubbid Akuntansi.

Kemampuan lainnya yang dapat mendukung pengoperasian

SIMDA Keuangan yaitu berkaitan dengan wewenang yang

dimiliki. Wewenang merupakan tanggung jawab yang diberikan

oleh atasan kepada staff untuk menjalakan tugas maupun pekerjaan

yang dimiliki.

Menurut Bapak Agung selaku Kepala Bidang Akuntansi

menjelaskan bahwa tidak semua staff diberi kewenangan untuk

menggunakan SIMDA Keuangan, bagi staff yang diberi

kewenangan untuk mengoperasikan SIMDA Keuangan maka akan

diberi usename dan password agar dapat mengakses aplikasi

SIMDA Keuangan. Pada BKD Kabupaten Sukoharjo, terdapat tiga

tingkatan pengguna SIMDA Keuangan yaitu: operator (user),


58

admin, dan super admin (supervisor). Operator SIMDA memiliki

wewenang untuk mengakses, menginput, dan mengoperasikan

aplikasi SIMDA sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Sedangkan sebagai admin, memiliki wewenang sebagai berikut,

yaitu : memberikan nama user dan password kepada pihak-pihak

yang terkait dengan penggunaan aplikasi SIMDA, memberikan

otorisasi kepada masing-masing user terkait pembatasan akses

menu-menu yang ada pada aplikasi SIMDA demi menjamin

berlangsungnya pengelolaan keuangan daerah dan aset yang sesuai

ketentuan, mengakses semua menu dan data yang ada dalam

database SIMDA, dan memperbaiki data yang ada dikarenakan

kesalahan input atau pengoperasian oleh operator SIMDA.

Selain itu, admin juga memiliki fungsi dan tugas sebagai berikut :

menjaga keamanan database SIMDA dari gangguan internal

maupun eksternal user, menjamin berjalannya aplikasi SIMDA

dengan lancar dan tertib untuk mendukung proses pengelolaan

keuangan dan aset, menjelaskan dan membantu menyelesaikan

kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh operator berkaitan dengan

pengelolaan keuangan dan aset melalui aplikasi SIMDA,

melakukan back-up database SIMDA setiap hari, serta melakukan

pemeliharaan terhadap server dan jaringan komputer (networking)

demi kelancaran kinerja SIMDA. Sedangkan super admin atau


59

supervisor memiliki wewenang untuk menilai dan memantau

kinerja admin aplikasi SIMDA.

Admin dan super admin sendiri merupakan kewenangan tertinggi

dalam pelaksanaan SIMDA Keuangan, sehingga sebagai user biasa

tidak dapat mengakses dokumen yang bukan merupakan

kewenangannya.

Bapak Arnes selaku Kasubbid Akuntansi menjelaskan tidak semua

staff operator SIMDA Keuangan dapat mengakses seluruh data

keuangan pada aplikasi tersebut, mereka hanya dapat mengakses

data sesuai kewenangan yang dimiliki. Hal ini dilakukan untuk

menghindari penyalahgunaan akses berkaitan dengan data

keuangan pada SIMDA Keuangan.

Selanjutnya, kemampuan lain yang mendukung dalam pelaksanaan

SIMDA Keuangan ialah kemampuan memahami prosedur yang

ada. Prosedur ini berkaitan dengan tata cara pengelolaan dan

pelaporan keuangan. Menurut penjelasan Bapak Giyanto selaku

Pelaksana kemampuan dalam memahami prosedur ini dapat

membantu staff selaku operator SIMDA Keuangan dalam

menjalankan tugasnya. Dengan adanya prosedur maka kinerja akan

lebih terarah.

Hal tersebut didukung oleh pendapat Bapak Agung selaku Kepala

Bidang Akuntansi, menurut beliau staff operator SIMDA

Keuangan perlu memahami prosedur, step by step dalam


60

menggunakan aplikasi ini, karena jika terdapat satu step yang

dilewati, maka pengguna tidak bisa melanjutkan pekerjaan

selanjutnya karena step satu dengan step yang lainnya saling

berkaitan.

Selain itu, menurut penjelasan Bapak Arnes selaku Kasubbid

Akuntansi juga menjelaskan bahwa prosedur dapat membantu para

staff operator SIMDA Keuangan dalam menjalankan tugasnya dan

meminimalisir kesalahan yang dapat dilakukan.

Hal lain yang dapat mendukung staff operator SIMDA Keuangan

dalam menjalankan tugasnya yaitu dengan memahami alur

pengelolaan keuangan daerah, hal ini karena dalam melakukan

pengelolaan keuangan daerah, BKD Kabupaten Sukoharjo dibagi

kedalam bidang-bidang yang saling beterkaitan satu dengan yang

lainnya. Berikut ini merupakan bagan alur dari pengelolaan

keuangan pada BKD Kabupaten Sukoharjo:

Perencanaan dan Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban


Penganggaran Penatausahaan dan Pelaporan

Sumber PP 12 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Berdasarkan bagan diatas, setiap alur dalam pengelolaan keuangan

sangat penting.
61

Menurut penjelasan Bapak Arnes selaku Kasubbid Akuntansi,

selain harus memahami alur pengelolaan keuangan daerah, perlu

juga untuk memahami peraturan atau regulasi mengenai

pengelolaan keuangan daerah, karena regulasi sering mengalami

perubahan, maka perlu dipahami agar dapat membantu

melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang dimiliki.

Hal tesebut juga didukung oleh penjelasan Bapak Agung selaku

Kepala Bidang Akuntansi pengelolaan keuangan merupakan

rangkaian proses dari penganggaran hingga akuntansi dan

pelaporan. Sehingga setiap bidang harus memahaminya agar dapat

bekerjasama dengan baik.

Sedangkan menurut Bapak Giyanto selaku Pelaksana menjelaskan

bahwa staff operator SIMDA Keuangan perlu memahami alur

pengelolaan keuangan agar pengelolaan keuangan daerah dapat

terlaksana secara transparan, tertib dan akuntabel berdasarkan

prinsip keadilan, kepatutan dan kemanfaatan bagi masyarakat.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kriteria mengenai

kemampuan yang dimiliki oleh staff operator SIMDA Keuangan

pada BKD Kabupaten Sukoharjo harus memiliki kemampuan

untuk mengoperasikan komputer, karena SIMDA Keuangan

merupakan aplikasi yang melekat pada komputer. Selain

kemampuan pengoperasikan komputer, diperlukan kemampuan

lain untuk mendukung pelaksanaan SIMDA Keuangan. Staff


62

operator SIMDA Keuangan juga melengkapi kemampuan

pengoperasian komputer dengan kemampuan lain seperti

kemampuan akuntansi. Kemampuan akuntansi diperlukan oleh

para staff operator SIMDA Keuangan karena dalam membuat

jurnal hingga laporan keuangan daerah berhubungan langsung

dengan angka-angka dan diperlukan pemisahan antara debit dan

kredit. Selanjutnya yaitu mengenai kemampuan dalam wewenang,

prosedur, dan alur pengelolaan keuangan daerah. Hal tersebut

sangat berkaitan dengan peraturan dan regulasi yang sedang

berlaku agar saat melakukan pengelolaan keuangan tidak

mengalami hambatan maupun kesalahan karena Pemerintah

Daerah memiliki tanggung jawab yang besar kepada masyarakat.

b. Keahlian

Untuk mengukur keahlian, penulis melihat berdasarkan kesiapan

sarana dan prasarana maupun keahlian individu dari staff itu

sendiri, serta bagaimana staff menilai kesiapan dari sarana dan

prasarana tersebut. Sarana dan prasarana tersebut seperti

hardware, software , jaringan atau network, serta SDM. Hal

tersebut dipilih, karena sangat mempengaruhi pelaksanaan SIMDA

Keuangan pada BKD Kabupaten Sukoharjo. Dalam hal hardware

dan software untuk melaksanakan SIMDA Keuangan cukup

memadai dan sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki.


63

Dalam pelaksanaan SIMDA Keuangan pada Kabupaten Sukoharjo,

Bapak Agung selaku Kepala Bidang Akuntansi menjelaskan bahwa

komputer yang tersedia sudah bisa digunakan untuk mengakses

SIMDA Keuangan karena dalam menggunakan aplikasi tersebut

tidak diperlukan komputer dengan penyimpanan besar. SIMDA

Keuangan sudah dapat diakses pada komputer pentium empat

dengam RAM komputer minimum dua gigabyte.

Menurut penjelasan Bapak Arnes selaku Kasubbid Akuntansi

komputer yang beliau gunakan untuk mengakses SIMDA

Keuangan berbasis os windows, karena SIMDA Keuangan tidak

dapat diakses dengan os selain windows misalnya linux maupun

mac.

Hal tersebut didukung oleh pendapat Bapak Giyanto selaku

Pelaksana, yang menjelaskan bahwa dalam hal hardware yaitu

komputer sudah cukup memadai karena untuk saat ini disetiap

meja karywan sudah tersedia komputer.

Software SIMDA Keuangan dapat diakses secara online. Menurut

penjelasan Bapak Arnes selaku Kasubbid Akuntansi aplikasi

tersebut diperoleh dari BPKP, meskipun diakses secara online,

aplikasi tersebut bukan merupakan web base aplikasi tersebut tetap

desktop hanya dalam proses aksesnya melalui jaringan internet.

Menurut penjelasan Bapak Agung selaku Kepala Bidang

Akuntansi, software ini telah disiapkan oleh BPKP dan dinilai


64

sudah memenuhi kebutuhan secara regulasi, namun terkadang saat

proses auditing oleh BPK terdapat dokumen maupun data yang

tidak bisa diproses menggunakan SIMDA Keuangan sehingga para

staff BKD Kabupaten Sukoharjo harus membuat sendiri secara

manual.

Sedangkan menurut Bapak Giyanto selaku Pelaksana, aplikasi

tersebut sudah siap digunakan dan untuk mendapatkan aplikasi

tersebut sudah diberikan langsung oleh BPKP.

Berdasarkan jaringan atau network, untuk dapat mengakses

SIMDA Keuangan yang dilaksanakan secara online, maka aplikasi

tersebut memerlukan jaringan koneksi internet. Menurut penjelasan

Bapak Agung selaku Kepala Bidang Akuntansi meskipun berbasis

online dengan menggunakan jaringan internet, namun dalam

menjalankan SIMDA Keuangan tidak bisa asal menggunakan

jaringan internet yang tersedia. Aplikasi SIMDA Keuangan dapat

diakses dengan jaringan dalam lingkup intranet yang dibuat oleh

Dinas Kominfo Kabupaten Sukoharjo.

Bapak Arnes selaku Kasubbid Akuntansi menjelasakan bahwa

aplikasi SIMDA Keuangan menggunakan sistem online hanya saja

jaringan internet yang terdapat pada BKD Kabupaten Sukoharjo

perlu ditingkatkan kembali karena dalam pelaksanaan SIMDA

Keuangan, koneksi internet yang tersedia sering tidak stabil,

sehingga para staff operator SIMDA tidak dapat mengakses


65

SIMDA Keuangan dengan lancar bahkan terkadang sama sekali

tidak dapat mengakses aplikasi tersebut.

Sedangkan menurut Bapak Giyanto selaku Pelaksana, menjelaskan

Jika jaringan internet yang digunakan untuk mengakses SIMDA

Keuangan difasilitasi oleh Dinas Kominfo, namun apabila ternyata

masih dalam perbaikan maka para pengguna SIMDA Keuangan

harus menunggu agar dapat mengakses aplikasi tersebut.

Selanjutnya ialah mengenai SDM yang tersedia dalam pelaksanaan

SIMDA Keuangan, berdasarkan beberapa narasumber yang

didapati oleh penulis. Beberapa narasumber menyatakan bahwa

dalam SDM khususnya operator SIMDA Keuangan sendiri perlu

ditingkankan. Bapak Giyanto selaku Pelaksana menjelaskan bahwa

dalam menggunakan setiap aplikasi apalagi bagi yang belum

pernah sama sekali menggunakan aplikasi SIMDA pasti perlu

melakukan pengenalan maupun adaptasi dan tetap harus dipelajari.

Menurut Bapak Agung selaku Kepala Bidang Akuntansi

menjelaskan bahwa staff operator SIMDA Keuangan pada BKD

Kabupaten Sukoharjo dipilih berdasarkan jabatan yang dimiliki

bukan berdasarkan kemampuan dalam menggunakan komputer

maupun aplikasi. Hal tersebut didukung oleh pendapat Bapak

Arnes selaku Kasubbid Akuntansi yang menyatakan bahwa

operator SIMDA di BKD Kabupaten Sukoharjo dipilih

berdasarkan jabatan yang dimiliki, misalnya ketika staff tersebut


66

sudah berusia lanjut namun ia menjabat sebagai bendahara maka

mau tidak mau harus bisa menjalankan SIMDA. Apalagi setiap

tahunnya versi SIMDA mengalami perubahan versi ditambah pula

dengan perubahan regulasi. SDM perlu ditingkatkan karena setiap

individu memiliki kemampuan dan latar berlakang yang berbeda-

beda. Peningkatan SDM tersebut perlu dilakukan agar dapat

mempercepat kinerja. Berdasarkan uraian diatas kemahiran staff

operator SIMDA Keuangan dalam menjelaskan mengenai kesiapan

sarana dan prasarana terkait hardware, software, jaringan atau

network, serta SDM yang diperlukan dalam pelaksanaan SIMDA

Keuangan sudah cukup memadai hanya saja diperlukan

peningkatan.

Dalam hal hardware untuk pelaksanaan SIMDA Keuangan pada

BKD Kabupaten Sukoharjo sudah cukup memadai dengan

tersedianya komputer dengan RAM dua gigabyte bahkan ada yang

delapan gigabyte dengan os windows. Selain itu, untuk software,

SIMDA Keuangan diperoleh dari BPKP, merupakan aplikasi

desktop bukan merupakan web base yang dapat diakses secara

online menggunakan jaringan internet yang berada dalam lingkup

intranet yang telah difasilitasi oleh Dinas Kominfo. Sejauh ini

dalam pelaksanaan SIMDA Keuangan software tersebut telah

memenuhi kebutuhan regulasi pada BKD Kabupaten Sukoharjo,


67

namun untuk memenuhi syarat audit BPK, staff operator SIMDA

Keuangan perlu mengolah data maupun dokumen secara manual.

Dalam penggunaan jaringan internet, perlu diadakan peningkatan

agar lebih stabil karena dalam pelaksanaannya sering ditemui staff

SIMDA Keuangan tidak dapat mengakses aplikasi tersebut secara

lancar bahkan sama sekali tidak bisa mengakses aplikasi tersebut.

Sedangkan, untuk SDM terkait staff operator SIMDA juga perlu

dilakukan peningkatan yang dapat dilakukan dengan pelatihan

mengingat staff operator SIMDA dipilih berdasarkan jabatan yang

dimiliki bukan berdasarkan kemampuan dalam komputerisasi

sehingga mekipun sudah berusia lanjut dan tidak mahir dalam

pengoperasian komputer dintuntut untuk dapat mengoperasikan

SIMDA karena jabatan yang ia emban. Sedangkan setiap tahunnya

SIMDA mengalami perubahan versi, serta adanya perubahan

regulasi.

c. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan informasi yang dapat menambah tingkat

pengelolaan pengguna atau staff dalam mengoperasikan SIMDA

Keuangan. Informasi yang di dapatkan penulis mengenai dari

staff operator SIMDA Keuangan berkaitan dengan pengetahuan

yakni yang dapat menambah pengetahuan mengenai pemahaman

dalam pelaksanaan SIMDA Keuangan terdiri dari dua. Pertama

berdasarkan Bimbingan Teknis oleh BPKP Kedua, melalui


68

pembelajaran mandiri oleh masih-masing individu. Bimbingan

teknis atau biasa disingkat BIMTEK adalah pelatihan yang

diberikan langsung oleh BPKP untuk memberikan pelatihan dan

arahan dalam mengoperasikan dan melaksanakan aplikasi

SIMDA Keuangan. Menurut penjelasan Bapak Agung selaku

Kepala Bidang Akuntansi Bimbingan Teknis (BIMTEK) pada

Badan Keuangan Kabupaten Sukoharjo dilakukan satu kali pada

akhir tahun triwulan ke tiga dan empat. Hal tersebut dilakukan

karena saat awal tahun pekerjaan masih cukup padat karena masih

harus menyusun laporan keuangan tahun anggaran sebelumnya.

Namun jika terjadi perubahan versi secara besar-besaran maka

akan dilakukan BIMTEK secara intensif selama satu hingga dua

minggu.

Menurut penjelasan para staff operator SIMDA Keuangan,

BIMTEK merupakan hal yang paling penting karena dalam

pelatihan teresebut dapat bertatap muka langsung dengan BPKP

dan dapat melakukan tanya jawab mengenai permasalahan yang

dihadapi dalam menggunakan SIMDA Keuangan sehingga dapat

menemukan solusi yang sesuai dengan permasalahan yang

dimilki.

BIMTEK diadakan tidak hanya ditujukan untuk staff operator

SIMDA Keuangan pada BKD Kabupaten Sukoharjo saja namun

pelatihan tersebut juga ditujukan untuk seluruh Organisasi


69

Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan Kabupaten Sukoharjo

sebagai pengguna SIMDA Keuangan dalam pelaporan dan

pecatatan keuangan. Dengan demikian BIMTEK berperan penting

bagi pengguna SIMDA Keuangan, bukan hanya sekedar

sosialisasi namun juga merupakan forum untuk mendapatkan

informasi mendalam mengenai cara pelaksanaan dan

pengoperasian SIMDA Keuangan yang lebih terpercaya. Setelah

sebelumnya BIMTEK dilakukan dengan melakukan pertemuan

langsung antara BPKP dan para operator SIMDA di Kabupaten

Suoharjo, namun pada masa pandemi ini BIMTEK hanya

dilakukan melalui zoom meeting. Hal tersebut dilakukan untuk

melakukan pencegahan terhadap penyebaran virus covid-19

dengan social distancing. Namun meskipun begitu, menurut

Bapak Agung selaku Kepala Bidang Akuntansi, BIMTEK melalui

zoom meeting ini dinilai kurang efektif karena terkadang masih

terkendala sinyal. Beliau merasa lebih efektif BIMTEK yang

dilaksanakan secara tatapmuka dengan menghadirkan BPKP

secara langsung. Berikut ini merupakan data BIMTEK pada

Kabupaten Sukoharjo Tahun Anggaran 2020:


70

Gambar III. 4 Peserta BIMTEK SIMDA LKPD Tahun Anggaran 2020


71

Gambar III. 5 Peserta BIMTEK SIMDA LKPD Tahun Anggaran

2020

Dari data tersebut menyatakan bahwa staff operator SIMDA

Keuangan pada BKD Kabupaten Sukoharjo telah mengikuti


72

BIMTEK dengan menghadirkan narasumber BPKP. Selain staff

operator SIMDA Keuangan pada BKD Kabupaten Sukoharjo,

BIMTEK tersebut juga diikuti oleh seluruh operator SIMDA

Keuangan pada tiap OPD di Kabupaten Sukoharjo agar lebih

memahami pelaksanaan dan pengoperasian SIMDA Keuangan

dengan versi terbaru.

Selain BIMTEK yang diikuti oleh staff operator SIMDA

Keuangan pada BKD Kabupaten Sukoharjo, staff juga

mendapatkan informasi tambahan mengenai cara pengoperasian

SIMDA Keuangan yang dianggap penting, yakni melalui buku

panduan pengguna SIMDA Keuangan maupun melalui internet.

Menurut penjelasan staff operator SIMDA Keuangan, buku

panduan pengguna SIMDA Keuangan yang disediakan BPKP

cukup membantu dalam pelaksanaan SIMDA. Buku panduan

pengguna juga sudah tersedia dalam aplikasi tersebut, menurut

penjelasan Bapak Arnes selaku Kasubbid Akuntansi manual

SIMDA tersebut dapat ditemukan di dalam aplikasi. Agar manual

SIMDA tersebut dapat muncul, maka staff operator SIMDA perlu

mengeklik tombol help maka akan muncul sop dan panduan

pengguna dapat juga di download berbertuk pdf. Berikut ini

merupakan gambaran mengenai manual SIMDA:


73

Selain mendapatkan informasi tambahan melalui panduan

pengguna atau manual SIMDA, para staff operator SIMDA

Keuangan juga dapat mencari informasi melalui internet. Para

staff dapat mencari informasi terkait SIMDA dengan browsing

maupun bergabung pada grup komunitas SIMDA di seluruh

Indonesia melalui facebook, para staff dapat pula bergabung pada

grup whatsapp. Menurut penjelasan Giyanto selaku Pelaksana

menyatakan bahwa para staff operator SIMDA dapat memperoleh

informasi tambahan melalui internet dapat dilakukan dengan

browsing secara mandiri maupun join dalam komunitas SIMDA

seluruh Indonesia yang tersedia di di laman facebook maupun

dalam grup whatsapp. Grup maupun komunitas tersebut dibuat

oleh BPKP, disana staff dapat melihat berbagai permasalahan

yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia dan cara

mengatasinya. Sehingga hal tersebut dapat pula membantu

menyelesaikan masalah apabila terdapat masalah yang hampir

sama karena terkadang terdapat perbedaan proses antara daerah

satu dengan daerah yang lainnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa untuk menambah

pengetahuan dan pemahaman staff operator SIMDA Keuangan

dapat dilakukan dengan cara mengadakan BIMTEK yang


74

mendatangkan narasumber BPKP yang dilakukan secara tatap

muka. Hal tersebut dinilai paling efektif untuk menambah

pemahaman mengenai aplikasi SIMDA Keuangan dibandingkan

BIMTEK yang dilakukan secar online melalui zoom meeting.

Sedangkan untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai

aplikasi tersebut staff operator SIMDA Keuangan dapat

bergabung dengan komunitas SIMDA seluruh Indornesia pada

laman facebook maupun bergabung dengan grup whatsapp yang

dapat turut serta mambantu menemukan solusi dari permasalahan

yang tidak dapat diselesaikan melalui BIMTEK online.

d. Sikap

Kriteria selanjutnya ialah sikap, pada kriteria kali ini penulis lebih

memfokuskan jangka waktu dalam penggunaan SIMDA

Keuangan.

Seperti sejak kapan staff operator SIMDA Keuangan menggunakan

aplikasi tersebut, hal ini karena semakin lama individu tersebut

menggunakan aplikasi tersebut, maka semakin banyak pula

pengalaman yang didapat oleh individu tersebut. Berdasarkan tiga

pengguna SIMDA Keuangan yang menjadi narasumber penulis,

mereka mengungkapkan telah menggunakan SIMDA Keuangan

sejak tahun 2015. Para staff menjelaskan bahwa untuk

menggunakan SIMDA Keuangan sendiri pada BKD Kabupaten

Sukoharjo sudah cukup lama, kurang lebih enam tahunan dengan


75

mengalami perubahan versi yang cukup banyak, karena aplikasi

tersebut mengalami perubahan versi yang cukup banyak sehingga

para operator SIMDA Keuangan sendiri sudah tidak mengingat

saking banyaknya peruahan versi yang terjadi. Menurut penjelasan

Bapak Agung selaku Kepala Bidang Akuntansi menjelaskan bahwa

lama waktu individu dalam menggunakan aplikasi SIMDA

berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan individu tersebut.

Beliau menuturkan bahwa perubahan versi SIMDA sudah lebih

dari sepuluh kali belum lagi ditambah perubahan lainnya seperti

perubahan bentuk laporan.

Berikut ini merupakan tampilan SIMDA Keuangan

Gambar tersebut merupakan tampilan SIMDA Keuangan yang

digunakan oleh BKD Kabupaten Sukoharjo untuk menyusun

Laporan Keuangan Daerah (LKPD) untuk tahun anggaran 2020.

Setiap perubahan versi SIMDA Keuangan mengarahkan pada

arah yang lebih baik. Namun setiap perubahan menimbulkan

dampak tertentu.

Dengan adanya perubahan versi yang ada akan mengarahkan pada

perkembangan yang baik. Perubahan versi tersebut bertujuan

untuk mempermudah pengelolaan keuangan khususnya pelaporan

keuangan melalui SIMDA Keuangan menjadi lebih lengkap dan

dapat mempermudah pekerjaan dalam pelaporan keuangan. Selain

itu, perubahan SIMDA Keuangan tersebut juga dilakukan seiring


76

dengan perubahan regulasi yang ada.

Menurut para staff operator SIMDA Keuangan di BKD

Kabupaten Sukoharjo, menu yang tersedia pada versi yang

terbaru jauh lebih lengkap, menurut mereka aplikasi ini di update

agar aplikasi tersebut dapat berkembang atau disempurnakan dari

aplikasi yang ada sebelumnya. Perubahan menu yang menjadi

lebih lengkap ini diharapkan dapat mempermudah pekerjaan yang

dimiliki oleh staff operator SIMDA Keuangan. Misalnya saat

pandemi covid-19 ini, Belanja Tidak Terduga atau BTT dapat

dicairkan melalui Tambah Uang atau TU setelah sebelum nya

hanya bisa dicairkan melalui Langsung atau LS hal tersebut dapat

dilakukan apabila SIMDA Keuangan sudah dilakukan update

versi terbaru. Dengan demikian perubahan versi SIMDA

Keuangan membawa dampak positif yakni dengan versi terbaru

SIMDA Keuangan menu yang tersedia semakin lengkap sehingga

dapat mempermudah kinerja staff operator SIMDA Keuangan

dalam hal penegelolaan keuangan khususnya pelaporan. Selain

kelengkapan menu, menurut penjelasan Bapak Giyanto perubahan

versi juga dilakukan mengikuti adanya perubahan kebjikan atau

aturan yang sedang berlaku. Sehingga perubahan versi tersebut

dapat meningkatkan kinerja staff operator SIMDA Keuangan

dalam menjalankan tugas yang ia miliki.

e. Motivasi
77

Motivasi merupakan hal yang dapat mendukung para staff

operator menggunakan SIMDA Keuangan yang terus-menerus

mengalami perubahan versi. Motivasi yang penulis bahas disini

adalah adanya dorongan dari diri sendiri untuk menggunakan

SIMDA Keuangan dalam pengelolaan keuangan daerah

khususnya pelaporan keuangan. Selain motivasi dari diri sendiri,

diperlukan juga motivasi dari lingkungan kerja yang berpengaruh

mendukung staff operator SIMDA Keuangan untuk menggunakan

aplikasi tersebut.

Dukungan tersebut dilakukan agar staff operator SIMDA

Keuangan lebih menikmati proses pelaksanaan SIMDA

Keuangan. Hal tersebut di perlukan karena menggunakan

SIMDA Keuangan merupakan suatu keharusan dalam pelaporan

keuangan. Motivasi yang terdapat dalam setiap individu berbeda

satu dengan lainnya, hal tersebut karena setiap individu memiliki

perbedaan dalam menyikapi aplikasi tersebut. Motivasi dapat

dimulai dari dukungan atasan terhadap seluruh staff operator

SIMDA Keuangan, adanya dorongan atau motivasi tersebut dapat

mendukung para staff untuk menggunakan aplikasi tersebut.

Motivasi yang diberikan oleh Bapak Agung selaku Kepala

Bidang Akutansi kepada staffnya yakni memberikan sosialisasi

kepada para staff operator SIMDA Keuangan bahwa sistem ini

penting. Menurut penjelasan Bapak Agung bahwa sebagai


78

seorang PPKD yakni Pejabat Pengelola Keuangan Daerah harus

bekerja sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang

berlaku. Jadi apapun yang menjadi tugas dan wewenang harus

dilaksanakan dan dijalankan dengan sebaik-baiknya, baik itu

merupakan pekerjaan ringan maupun pekerjaan berat sekalipun.

SIMDA Keuangan merupakan fasilitas yang harus dimanfaatkan

dengan maksimal karena aplikasi tersebut dapat membantu

menyelesaikan pekerjaan yang dimiliki. Aplikasi tersebut juga

sebagai penunjang untuk auditor. Jadi jika pelaporan keuangan

yang dihasilkan melalui SIMDA Keuangan bagus, maka opini

yang diberikan oleh BPKP kepada Kabupaten Sukoharjo juga

akan bagus, sehingga dapat menjadi suatu kebanggaan bagi

Kabupaten Sukoaharjo.

Selain dukungan yang diberikan atasan kepada bawahan. Para

staff juga memiliki cara tersendiri untuk memberikan dukungan

kepada dirinya maupun rekan kerjanya. Dukungan kerja ini

merupakan dukungan yang dihasilkan dari lingkungan di

sekitarnya, baik itu finansial maupun mental. Menurut Kasubbid

Akuntansi Bapak Arnes, menjelaskan bahwa ketika mengalami

kesulitan, rekan kerja membantu memberikan solusi. Selain itu,

saat memiliki pekerjaan yang berat rekan kerja juga memberikan

semangat agar dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut. Selain

dukungan mental yang diperoleh terdapat pula dukungan finansial


79

yang di dapatkan di lingkungan sekitar.

Menurut Bapak Giyanto selaku Pelaksana menjelaskan sebagai

staff operator SIMDA akan menerima honor, dan jika harus

menyelesaikan pekerjaan diluar jam kerja maka akan menerima

honor lembur, ini dapat menambah motivasi para staff operator

SIMDA Keuangan, sebagai operator SIMDA Keuangan harus

menyadari dalam pelaporan keuangan akan

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat maka hal ini dapat

memotivasi diri sendiri agar dapat melaksanakannya dengan baik,

apalagi sudah cukup dibantu dengan fasilitas teknologi aplikasi

SIMDA Keuangan, tantangan yang ada justru harus dihadapi agar

dapat dijadikan pengalaman. Meskipun aplikasi tersebut selalu

mengalami perubahan versi namun hal tersebut dapat djadikan

suatu pembelajaran akan pengetahuan baru. Berdasarkan

penjelasan diatas maka motivasi dalam melaksanakan SIMDA

Keuangan dapat berasal dari diri sendiri maupun lingkungan kerja

yang dapat mendukung staff operator SIMDA Keuangan untuk

menggunakan aplikasi tersebut meskipun aplikasi tersebut sering

berubah versi. Menurut penjelasan dari beberapa narasumber,

motivasi dari dalam diri sendiri muncul dengan menyadari akan

tugas dan wewenang yang dimiliki serta tanggungjawab kepada

masyarakat luas. Sedangkan motivasi dari lingkungan sekitar

dapat berasal dari atasan kepada staff seperti dengan memberikan


80

sosialisasi kepada para staff bahwa penggunaan aplikasi tersebut

penting dalam menunjang tugas dan wewenang yang dimiliki.

Selain itu, aplikasi tersebut juga menunjang dalam pelaksanaan

audit, jika laporan yang dihasilkan melalui SIMDA Keuangan

baik begitupula dengan opini yang akan dihasilkan BPK.

Motivasi dari lingkungan sekitar juga dapat diperoleh dai rekan

kerja yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan solusi

saat terjadi permasalahan.

f. Stress

Merupakan suatu keadaan yang dialami oleh staff saat

mengoperasikan SIMDA Keuangan. Keadaan yang dimaksud

penulis adalah tekanan yang diterima oleh staff saat

mengoperasikan aplikasi tersebut untuk menyelesaikan pekerjaan

mereka. Tekanan tersebut merupakan ketidakseimbangan dari

suatu keadaan yang dialami oleh staff operator SIMDA Keuangan.

Ketidakseimbangan tersebut dapat dilihat dari halangan-halangan

yang dialami staff dengan adanya perubahan versi SIMDA

Keuangan. Hal tersebut harus dapat dicermati dan disikapi dengan

baik agar pengelolaan keuangan khususnya pelaporan keuangan

melalui SIMDA Keuangan dapat terlaksana dengan lancar.

Halangan yang dialami dalam pelaksanaan SIMDA Keuangan pada

BKD Kabupaten Sukoharjo yaitu mengenai penyesuaian dalam

menggunakan versi terbaru SIMDA Keuangan. Perubahan versi


81

yang terus dilakukan dengan cara melakukan update versi.

Perubahan versi pada SIMDA Keuangan ini terkadang membuat

pengguna perlu melakukan penyesuaian dan pemahaman ulang

khusunya bagi penguna SIMDA Keuangan yang berusia lanjut,

karena pengguna SIMDA Keuangan pada Badan Keuangan Daerah

Kabupaten Sukoharjo dipilih berdasarkan jabatan bukan

berdasarkan kemampuan komputerisasi yang dimiliki. Hal tersebut

diperkuat dengan pendapat Bapak Agung selaku Kepala Bidang

Akuntansi yang menjelaskan bahwa halangan yang dialami saat

SIMDA Keuangan mengalami perubahan versi ialah SDM sebagai

staff operator SIMDA Keuangan perlu di tingkatkan kembali agar

kinerja yang dihasilkan semakin meningkat. Untuk staff operator

SIMDA Keuangan tidak dipilih berdasarkan tingkat kemampuan

staff dalam menguasai komputer namun melekat pada jabatan yang

dimiliki, seperti misalnya bendahara, sebagai seorang bendahara ia

diberi wewenang untuk menggunakan SIMDA Keuangan

meskipun bendahara tersebut tidak piawai dalam menggunakan

komputer ia tetap harus berusaha menjalankan aplikasi tersebut

karena merupakan suatu keharusan.

Menurut Bapak Arnes selaku Kasubbid Akuntansi, halangan yang

dialami saat SIMDA Keuangan mengalami perubahan versi yakni

diperlukannya penyesuaian oleh para staff operator SIMDA

Keuangan dalam mengoperasikan versi terbaru tersebut, cepat atau


82

lambatnya penyesuaian berbeda-beda antara staff satu dengan staff

lainnya, karena latar belakang dan kemampuan, umur dan

pendidikan yang dimiliki antar individu berbeda-beda.

Selain itu menurut Bapak Giyanto selaku Pelaksana menjelaskan

bahwa terdapat pula halangan lain yakni terkadang aplikasi

tersebut mengalami error, hal tersebut dikarenakan koneksi internet

yang terkadang tidak stabil sehingga data yang diinput tidak

tersimpan sehingga harus diinput ulang. Karena aplikasi tersebut

merupakan aplikasi online maka dalam mengaksesnya memerlukan

koneksi internet, ketika koneksi internet yang tersedia tidak stabil,

maka hal tersebut dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan

SIMDA Keuangan karena aplikasi tersebut hanya dapat diakses

secara online. Koneksi internet yang tersedia sering tidak stabil,

sehingga para staff operator SIMDA tidak dapat mengakses

SIMDA Keuangan dengan lancar bahkan terkadang sama sekali

tidak dapat mengakses aplikasi tersebut. Dengan demikian error

dalam sistem perlu diperhatikan mengingat sistem ini dapat

membantu pekerjaan yang dimiliki. Maka dari itu, bukan hanya

kesalahan yang terjadi pada sistem melainkan penyesuaian oleh

pengguna, hal ini dapat menjadi perhatian dalam pelaksanaan

SIMDA Keuangan. Diperlukan solusi-solusi agar hal tersebut dapat

dicegah dan staff serta pengguna SIMDA Keuangan ini dapat

membantu pencapaian efektivitas pelaksanaan SIMDA Keuangan


83

dalam pengelolaan keuangan daerah khususnya pelaporan

keuangan yang ada di BKD Kabupaten Sukoharjo.

Halangan tersebut merupakan masalah-masalah yang terjadi dalam

pelaksanaan SIMDA Keuangan dan perlu ditemukan solusinya.

Solusi yang dilakukan oleh para staff operator SIMDA Keuangan

ini berbeda-beda dalam menyikapinya. Dari masalah yang timbul

tersebut maka solusi yang paling utama ialah dengan berkonsultasi

dengan BPKP. Menurut penjelasan Bapak Arnes selaku Kasubbid

Akuntansi apabila terdapat masalah pada pelaksanaan SIMDA

Keuangan, maka staff operator dapat bertanya pada Kepala Bidang

maupun kepada admin SIMDA Keuangan, namun apabila Kabid

dan admin tidak dapat menyelesaikan permasalahan dan

memberikan solusi maka staff dapat bertanya langsung pada

BPKP, namun karena saat ini terjadi pandemi covid-19 semua

dilakukan secara online seperti konsultasi dengan BPKP dapat

dilakukan melalui media sosial yakni grup SIMDA baik pada grup

facebook maupun whatsapp. Konsultasi dengan BPKP tersebut

dirasa penting agar dapat memahami sistematika pengoperasian

SIMDA Keuangan karena BPKP merupakan pencipta sistem

tersebut. Permasalahan yang langsung dikonsultasikan dengan

BPKP dapat membuat pelaksanaan SIMDA Keuangan berjalan

dengan baik.
84

Selain, itu karena staff operator SIMDA Keuangan melekat pada

jabatan yang dimiliki, maka apabila staff tersebut mengalami

kesulitan dalam mengoperasikan SIMDA karena telah berusia

lanjut namun karena jabatan yang diemban harus tetap

mengoperasikan SIMDA Keuangan, menurut Bapak Agung selaku

Kepala Bidang Akuntansi solusi yang dapat dilakukan yakni staff

tersebut dapat meminta panduan pada admin dan rekan kerjanya.

Namun apabila ia masih mengalami kesulitan maka staff tersebut

dapat meminta bantuan pegawai honorer untuk membantu

melakukan input data pada dan membantunya menyelesaikan tugas

yang dimiliki .

Bapak Giyanto juga menjelaskan bahwa jika terjadi error pada

aplikasi tersebut seperti data yang diinput tidak tersimpan karena

koneksi internet yang kurang stabil maka solusi untuk masalah

tersebut ialah dengan lapor kepada Dinas Kominfo sebagai

penyedia jaringan internet agar dapat dilakukan pembenahan.

Namun apabila pembenahan tersebut perlu memakan waktu yang

cukup lama, dan hal tersebut dapat menganggu kinerja dan tugas

yang harus diselesaikan, para staff operator SIMDA Keuangan

dapat menggunakan koneksi internet diluar intarnet yang

disediakan Kominfo dengan menggunakan VPN meskipun

kecepatan internet yang dihasilkan tidak terlalu cepat seperti saat

menggunakan jaringan internet yang disediakan Dinas Kominfo.


85

2. Kualitas Laporan Keuangan Daerah

Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP) adalah ukuran normatif yang perlu diwujudkan

dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.

Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang

diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi

kualitas yang dikehendaki:

a. Relevan

Agar laporan keuangan dapat bermanfaat bagi para pengguna, maka

informasi didalamnya harus relevan agar dapat memenuhi kebutuhan

pemakai laporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan.

Laporan keuangan dikatakan relevan dimaksudkan bahwa laporan

keuangan dapat mempengaruhi keputusan pengguna dan membantu

mereka dalam melakukan evaluasi peristiwa dimasa lalu, masa kini

dan dapat digunakan memprediksi peristiwa dimasa depan.

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh SIMDA Keuangan dapat

dikatakan relevan karena memenuhi syarat-syarat seperti memiliki

manfaat atau umpan balik yaitu memungkinkan pengguna laporan

mengoreksi ekspetasi laporan dimasa lalu.

Dilihat dari karakteristik relevansi informasi keuangan terhadap

pengambilan keputusan manajerial, maka penyajian Laporan

Realisasi Anggaran atau LRA memberikan informasi yang memiliki


86

manfaat umpan balik (feedback value) dalam mendukung

pengambilan keputusan manajemen pemerintah daerah. Manfaat

umpan balik (feedback value) penyajian Laporan Realisasi Anggaran

atau LRA antara lain yaitu tingkat realisasi pencapaian target

pendapatan daerah, penyerapan anggaran, sehingga dapat digunakan

untuk melakukan koreksi-koreksi atas kinerja keuangan masa lalu,

serta dapat digunakan untuk melakukan koreksi atas perencanaan

pada tahun berikutnya dalam mengalokasikan anggaran pada tahun

berikutnya (proses anggaran). Namun demikian, manfaat tersebut

akan dapat diperoleh oleh para pengguna atau pembaca laporan

keuangan, apabila penyajian kuantitatif LRA tersebut dilengkapi

dengan informasi kualitatif dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

(CALK) yang merupakan salah satu komponen laporan ekuangan

pemerintah daerah. CALK harus memuat informasi tentang

hambatan kendala pencapaian target pendapatan daerah atau

penyerapan anggaran belanja untuk pelaksanaan program-program

pemerintahan.

Secara kuantitatif, Laporan Arus Kas atau LAK telah memberikan

informasi yang bermanfaat umpan balik (feedback value) khususnya

bagi para bendahara umum daerah. Laporan Arus Kas memberikan

informasi dinamis atas pengelolaan kas daerah yaitu sumber

perolehan dana (kas) maupun alokasi penggunaan dana (kas)

menurut kelompok atau klasifikasi penggunaannya. Manfaat umpan


87

balik diinformasikan dari penerimaan dan alokasi sumber dana (kas),

baik dari aktivitas operasional, investasi, pembiayaan maupun

aktivitas non anggaran. Seperti sumber penerimaan yang digunakan

untuk operasional kegiatan pemerintahan serta alokasi belanjanya,

sumber dan alokasi investasi aktiva tetap serta sumber dan alokasi

dana (kas) dari SILPA.

Namun demikian, informasi kuantitatif tersebut perlu mendapat

tambahan informasi kualitatif yang dituangkan dalam CALK.

CALK perlu memberikan informasi tambahan yang bermanfaat

untuk pengambilan keputusan, seperti:

Kebutuhan dana (kas) aktivitas operasional secara bulanan, sehingga

dapat memberikan informasi apakah saldo kas (SILPA) cukup untuk

membiayai aktivitas bulanan pada periode selanjunya.

Alokasi dana (kas) untuk investasi agar dijelaskan jenis aset, kualitas

(kondisinya) serta potensi untuk memberikan dampak keuangan

daerah periode berikutnya maupun dampak pelayanan kepada

masyarakat.

Saldo kas dari aktivitas pembiayaan akan lebih memberikan

informasi yang relevan jika ditambahkan informasi kualitatif dalam

CALK tentang jumlah angsuran pokok hutang, proporsi penyertaan

modal pemerintah pada BUMN atau BUMD, sehingga mampu untuk

menghitung proyeksi pendapatan pada masa yang akan datang.


88

Selanjutnya, memiliki manfaat prediktif yakni, informasi yang

dihasilkan SIMDA Keuangan dapat membantu pengguna untuk

memprediksi masa yang akan datang berdasarkan kejadian masa lalu

dan kejadian masa kini.

Ditinjau dari karakteristik relevansi infomasi keuangan terhadap

pengambilan keputusan manajerial, maka penyajian Laporan

Realisasi Anggaran atau LRA memberikan informasi yang memiliki

manfaat prediktif (predictive value) dalam mendukung pengambilan

keputusan manajemen pemerintah daerah. Manfaat prediktif

(predictive value) dapat diperoleh dari informasi pembiayaan

surplus/defisit anggaran. Berdasarkan informasi tersebut, manajer

publik daerah akan mampu mengalokasikan pembayaran angsuran

pinjaman pada anggaran tahun berikutnya atau menaksir pendapatan

daerah dari optimalissasi dana surplus. Sekali lagi, informasi LRA

ini akan memberikan manfaat prediktif, apabila dilengkapi dengan

informasi kualitatif yang disajikan dalam CALK. Informasi prediktif

yang diperoleh dari ini antara lain tingkat beban bunga atas pinjaman

yang digunakan dalam pembiayaan defisit atau tingkat pendapatan

bunga/ hasil yang akan m diperoleh dari aktivitas optimalisasi dana

surplus yang diinvestasikan. Dari uraian diatas, terlihat jelas betapa

pentingnya informasi keuangan kualitatif yang disajikan dalam

CALK agar informasi keuangan kuantitatif dalam LRA dapat

memiliki manfaat baik prediktif maupun umpan balik dalam


89

pengambilan keputusan pemerintah daerah. Beberapa tindakan

pengambilan keputusan yang dapat dilakukan oleh manajer publik

antara lain :

Keputusan dalam manajemen pendapatan daearah seperti seberapa

jauh tingkat kepatuhan pembayaran pajak dan retribusi, keputusan

tentang diperlukan atau tindaknya tindakan ekstensifikasi pajak,

tindakan penagihan pajak dan retribusi serta penagihan pencairan

dana perimbangan dari pemerintah pusat.

Keputusan dalam manajemen belanja daerah, seperti efisisiensi

belanja birokrasi yang semakin meningkat, efektivitas dan

standarisasi belanja pegawai, belanja administrasi perkantoran,

peningkataan alokasi belanja pendidikan dan kesehatan, dan

pelayanan masyarakat pada umumnya

Keputusan dalam manajemen pengelolaan pinjaman seperti

keputusan tentang berapa pinjaman yang akan diperoleh serta tingkat

suku bunga, serta besaran angsuran setiap tahun yang harus

dilokasikan dalam APBD tahun anggaran berikutnya.

Keputusan dalam melakukan investasi optimalisasi dana surplus,

seperti penyertaan modal pada BUMN, apakah akan ditingkatkan

atau justru akan dialihkan pada investasi lainnya yang lebih

mememberikan manfaat pendapatan bagi Pemda.

Sementara itu, informasi kenaikan kas dan saldo kas pada Laporan

Arus Kas dapat memberikan informasi prediktif (predictive value),


90

seperti jumlah tabungan pemerintah yang dapat digunakan untuk

mendukung aktivitas investasi, jumlah dana yang tersedia untuk

membayar hutang atau saldo dana yang dapat diinvestasikan,

informasi pelunasan utang dan jumlah investasi yang mampu

menghasilkan pendapatan untuk periode berikutnya.

Keputusan yang dapat diambil berdasarkan informasi laporan arus

kas oleh manajer publik di daerah antara lain : Keputusan

pemanfaatan SILPA, apakah SILPA cukup digunakan untuk

menutup kebutuhan kas jangka pendek (likuiditas) ? Jika SILPA

tidak mencukupi kebutuhan likuiditas jangka pendek, misalnya

kebutuhan operasional selama 3 bulan tahun anggaran pertama, maka

bendahara umum daerah perlu mencari sumber pembiayaan yang

murah atau meningkatkan efektivitas pemungutan pajak daerah. Jika

SILPA cukup untuk memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek,

bahkan melebihi kebutuhan likuiditas operasional jangka pendek,

maka kepala daerah dapat memanfaatkan dana SILPA untuk

meningkatkat program layanan masyarakat atau menginvestasikan

kelebihan SILPA tersebut.

Keputusan investasi pemerintah daerah menambah investasi daerah

atau membangun infrastruktur yang menimbulkan dampak

pertumbuhan ekonomi bagi rakyat di daerah dengan memanfaatkan

saldo dana (kas) lebih dari aktivitas investasi. Sebaliknya, jika

terjadi, defisit dana saldo (kas) dari aktivitas investasi, maka


91

informasi tersebut akan memberikan informasi terhadap

pengambilan keputusan apakah pemerintah akan menunda investasi

daerah atau menggunakan tabungan pemerintah (selisih lebih kas

dari aktivitas operasional) untuk pelaksanaan program pelayanan

masyarakat atau akan diinvestasikan ke pembiayaan lainnya.

Keputusan manajemen pembiayaan khususnya bagi bendahara

umum daerah, apakah pemda akan melakukan penyertaan modal

pemerintah, pelunasan hutang dan memberikan pinjaman kepada

pemerintah daerah lainnnya, jika terjadi surplus dana (kas) dari

aktivitas investasi. Namun demikian, jika terjadi defisit, maka

bendahara umum dengan dukungan informasi keuangan, akan

memutuskan apakah akan melakukan pinjaman atau tidak? Atau

keputusan untuk segera menarik kembali pinjaman yang telah

diberikan kepada pemda lainnya sebelum tanggal jatuh tempo.

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan

mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

Informasi keuangan yang disajikan dalam neraca, masih terbatas

informasi keuangan kuantitatif yang mempunyai nilai manfaat

umpan baik (feedback value) maupun nilai prediktif (predictive

value). Namun demikian, baik nilai umpan balik maupun prediktif

ini tidak akan dapat diakses oleh para pengguna atau pembaca

laporan keuangan sebagai informasi dalam rangka pengambilan

keputusan manajerial. Manfaat prediktif dan umpan balik hanya akan


92

dapat diakses, jika informasi keuangan kuantitatif dalam neraca

disertai dengan penjelasan informasi kualitatif dalam CALK.

Informasi keuangan kualitatif yang perlu disajikan dalam CALK

antara lain: Informasi kualitatif atas nilai aset lancar, berupa

Kas/Setara Kas, piutang dan persediaan. Aset lancar mencerminkan

tingkat likuiditas organsiasi untuk memenuhi kebutuhan jangka

pendeknya (periode kurang dari 12 bulan). Informasi kualitatif yang

harus disajikan dalam CALK antara lain apakah posisi kas mampu

untuk menutupi kebutuhan operasional pemerintah daerah dalam

jangka pendek misalnya 3 bulan atau satu semester, apakah kualitas

persediaan masih dapat digunakan untuk operasional instansi dalam

jangka pendek, misalnya untuk kebutuhan 1 bulan, 3 bulan atau 1

semester, apakah piutang daerah dapat ditagih dalam jangka pendek

untuk dapat digunakan sebagai sumber pembiayaan jangka pendek.

Informasi kualitatif atas aset tetap yang merupakan sumber daya

ekonomi yang mempunyai manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa

depan baik dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun pelayanan

kepada masyarakat. CALK seharusnya memberikan tambahan

informasi kualitatif, seperti informasi tentang kualitas aktiva tetap,

seperti : kondisi aset (Baik, Rusak Ringan atau Rusak Berat), tingkat

perputaran (turnover) aset yang memberikan gambaran tingkat

efektivitas atau kemampuan aset tertentu dalam menghasilkan


93

pendapatan daerah, serta aset tetap lainnya yang belum atau tidak

memberikan manfaat ekonomis pada masa mendatang.

Informasi kualitatif atas kewajiban yang merupakan jumlah

pengorbanan sumber daya yang menjadi kewajiban Pemda untuk

menyelesaikannya baik dalam jangka pendek maupun jangka

panjang. CALK seharusnya memberikan tambahan informasi

kualitatif tentang jumlah hutang pokok, tingkat suku bunga yang

menjadi beban tahunan, lama angsuran pinjaman, serta ada atau

tidaknya ikatan atas transaski hutang terhadap manajemen Pemda.

Beberapa tindakan pengambilan keputusan yang terkait dengan

informasi keuangan dalam neraca. Pengambilan keputusan dalam

manajemen likuiditas Pemda, antara lain :

Keputusan untuk meningkatkan efektivitas pemungutan, penagihan

dan penyetoran pajak dan retribusi daerah, jika ternyata saldo kas

daerah dalam neracaa tidak mencukupi likuiditas pemenuhan

kewajiban operasional jangka pendek

Keputusan untuk melakukan optimalisasi dalam bentuk investasi

jangka pendek atas saldo kas (seperti deposito), jika ternyata saldo

kas melampaui jumlah minimal kebutuhan operasional jangka

pendek ( misal, 3 bulan).

Keputusan untuk melakukan tindakan-tindakan penagihan saldo

piutang untuk menutup kekurangan kas daerah memenuhi kebutuhan

jangka pendek.
94

Selanjutnya, pengambilan keputusan dalam pengelolaan aset tetap,

antara lain : Keputusan untuk melakukan tindakan optimalisasi aset

tetap untuk dapat menghasilkan pendapatan daerah yang lebih besar

atau memberikan pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik.

Keputusan untuk melakukan belanja pemeliharaan aset, rehabilitasi

aset atau bahkan menghapuskan/menjual aset tersebut jika ternyata

aset tetap justru membebani anggaran daerah.

Keputusan untuk melakukan pengadaan aset seperti apakah perlu

pengadaan aset baru? Atau akan lebih efektif jika dilakukan

penyewaan aset dari pada pengadaan?

Dan pengambilan keputusan dalam pengelolaan kewajiban/hutan

antara lain: Keputusan untuk melakukan pelunasan atau penjadwalan

hutang jangka panjang, keputusan untuk melakukan tindakan

penandatanganan hutang baru.

CALK merupakan komponen laporan keuangan yang lebih dominan

memberikan informasi keuangan kualitatif yang menjelaskan dan

memberikan informasi latar belakang data-data kuantitatif yang

disajikan dalam LRA, Neraca dan LAK. Oleh karena itu, informasi

dalam CALK sangat bermanfaat sekalibagi pembaca laporan

keuangan untuk menjadikan informasi tersebut sebagai dasar

pengambilan keputusan manajerial. Dengan demikian dapat

dikatakan, CALK sangat relevan dengan kebutuhan informasi untuk


95

pengambilan keputusan, sepanjang informasi yang disajikan lengkap

dan jelas serta terbuka (transparan).

Namun demikian, dalam praktik di lapangan, masih banyak dijumpai

kelemahan pengungkapan informasi dalam CALK. CALK hanya

menyajikan rincian dari beberapa pos laporan keuangan, tidak

memberikan informasi kualitatif, seperti latar belakang dan

penjelasan masing-masing pos laporan keuangan. Dalam praktik,

masih dijumpai CALK yang belum memberikan informasi yang jelas

dan lengkap (full disclosure) sebagai landasan bagi para pembaca

mengambil keputusan manajerial.

Informasi keuangan dalam CALK merupakan pendukung bagi

komponen laporan keuangan lainya dalam pengambilan keputusan.

Meskipun merupakan pendukung, informasi dalam CALK sangat

vital dan menjadikan informasi kuantitatif dalam 3 komponen

laporan keuangan lainnya dapat bernilai sebagai dasar pengambilan

keputusan.

Selain itu Laporan Keuangan Daerah yang dihasilkan oleh SIMDA

Keuangan dapat dikatakan relevan apabila lengkap. Lengkap yaitu

Laporan Keuangan Daerah yang dihasilkan SIMDA Keuangan

dikelompokkan menurut jenisnya masing-masing dengan sistem

informasi langsung yang bekerja dari hasil entry data.

b. Andal
96

Dikatan andal atau reliable apabila laporan keuangan tersebut bebas

dari pengertian yang menyesatkan maupun kesalahan material dan

menyajikan fakta secara jujur serta dapat diverifikasi.

Laporan Keuangan yang disajikan SIMDA Keuangan andal bisa

dilihat melalui :

Penyajian jujur setiap transasksi dibuktikan dengan laporan

pertanggungjawaban.

Dapat diverifikasi yakni laporan keuangan yang dihasilkan SIMDA

Keuangan telah diuji oleh BPK dan pertanggungjawaban

pelaksanaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pendapatan dan

belanja.

c. Dapat dibandingkan

Laporan Keuangan dapat dibandingkan adalah Identifikasi

kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan laporan

keuangan antar periode hendaknya dapat dibandingkan oleh

pengguna laporan keuangan. Laporan Keuangan yang dihasilkan

SIMDA dapat dibandingkan antar periode di tahun sebelumnya, dan

antar instansi ini untuk mengidentifikasi posisi dan kinerja

keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang

digunakan, artinya laporan keuangan yang dihasilkan simda telah

memenuhi karakteristik dapat diperbandingkan.

Kinerja Keuangan pada Laporan Keuangan Daerah yang dihasilkan

oleh SIMDA Keuangan tersebut dapat dilihat pada Catatan Atas


97

Laporan Keuangan. Penjelasan pencapaian kinerja keuangan tahun

2020 sebagaimana yang disajikan dalam Laporan Realisasi APBD

adalah sebagai berikut :

Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah dianggarkan Rp1.947.664.572.000,00

realisasinya sebesar Rp2.040.394.761.328,00 atau 104,76% dengan

rincian sebagai berikut:

Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah dianggarkan sebesar

Rp342.723.550.000,00 realisasinya sebesar Rp469.540.567.890,00

atau 137,00% yang terdiri atas : Pendapatan Pajak Daerah

dianggarkan sebesar Rp167.475.000.000,00 realisasinya sebesar

Rp235.186.691.560,00 atau 140,00%, Pendapatan Retribusi Daerah

dianggarkan sebesar Rp17.345.194.000,00 realisasinya sebesar

Rp16.773.376.084,00 atau 96,70%, Pendapatan Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dianggarkan sebesar

Rp33.893.419.000,00 realisasinya sebesar Rp33.757.900.228,00

atau 99,60% dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

dianggarkan sebesar Rp124.009.937.000,00 realisasinya sebesar

Rp183.822.600.018,00 atau1 148,23%.

Pendapatan Transfer
98

Pendapatan Transfer dianggarkan sebesar

Rp1.384.544.386.000,00 realisasinya sebesar

Rp1.350.959.733.838,00 atau 97,57% yang terdiri atas: Pendapatan

Transfer Pemerintah Pusat dianggarkan sebesar

Rp1.182.032.735.000,00 realisasinya sebesar

Rp1.163.627.289.398,00 atau 98,44%, Pendapatan Transfer

Pemerintah Pusat-Lainnya yaitu Dana Penyesuaian dianggarkan

sebesar Rp52.189.671.000,00 realisasinya sebesar

Rp52.189.671.000,00 atau 100,00%, Pendapatan Transfer

Pemerintah Daerah Lainnya dianggarkan sebesar

Rp135.659.980.000,00 realisasinya sebesar

Rp133.988.064.440,00 atau 98,77% dan Bantuan Keuangan dari

Provinsi dianggarkan sebesar Rp14.662.000.000,00 realisasinya

sebesar Rp1.154.709.000,00 atau 7,88%.

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dianggarkan sebesar

Rp220.396.636.000,00 realisainya sebesar Rp219.894.459.600,00

atau 99,77%, yang terdiri dari Pendapatan Hibah dianggarkan

sebesar Rp75.355.199.000,00 realisasinya sebesar

Rp74.920.940.000,00 atau 99,42% termasuk di dalamnya hibah

Dana BOS, dan Pendapatan lainnya yaitu Dana Desa dianggarkan

sebesar Rp145.041.437.000,00 realisasinya Rp144.973.519.600,00

atau 99,95%.
99

Belanja Daerah

Belanja Daerah dianggarkan Rp2.035.445.880.000,00 realisasinya

sebesar Rp1.727.848.082.109,00 atau 84,89% dengan rincian:

Belanja Operasi

Belanja Operasi dianggarkan sebesar Rp1.555.190.510.000,00

realisasinya sebesar Rp1.424.858.862.804,00 atau 91,62% yang

terdiri atas: Belanja Pegawai dianggarkan sebesar

Rp903.273.354.000,00 realisasinya sebesar

Rp838.669.798.636,00 atau 92,85%, Belanja Barang dan Jasa

dianggarkan sebesar Rp534.428.165.000,00 realisasinya sebesar

Rp475.913.890.103,00 atau 89,05%, Belanja Hibah dianggarkan

sebesar Rp88.345.622.000,00 realisasinya sebesar

Rp85.335.346.065,00 atau 96,59%, dan Bantuan Sosial dianggarkan

sebesar Rp29.143.329.000,00 realisasinya sebesar

Rp24.939.828.000,00 atau 85,58%.

Belanja Modal

Belanja Modal dianggarkan sebesar Rp298.011.184.000,00

realisasinya sebesar Rp238.774.380.776,00 atau 80,12% yang

terdiri atas: Belanja Tanah dianggarkan sebesar

Rp67.719.889.000,00 realisasinya sebesar Rp56.852.726.056,00

atau 83,95%, Belanja Peralatan dan Mesin dianggarkan sebesar

Rp84.263.779.000,00 realisasinya sebesar Rp78.341.886.096,00

atau 92,97%, Belanja Gedung dan Bangunan dianggarkan sebesar


100

Rp47.403.294.000,00 realisasinya sebesar Rp32.626.619.100,00

atau 68,83%, Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan dianggarkan

sebesar Rp93.701.555.000,00 realisasinya sebesar

Rp66.354.103.100,00 atau 70,81%, dan Belanja Aset Tetap Lainnya

dianggarkan sebesar Rp4.922.667.000,00 realisasinya sebesar

Rp4.599.046.424,00 atau 93,43%.

Belanja Tak Terduga

Belanja Tak Terduga dianggarkan sebesar Rp182.244.186.000,00

realisasinya sebesar Rp64.214.838.529,00 atau 35,24%.

Transfer Daerah

Transfer Daerah dianggarkan Rp355.453.049.000,00 realisasinya

sebesar Rp345.271.635.600,00 atau 97,14% dengan rincian:

Transfer Bagi Hasil Pendapatan

Transfer Bagi Hasil Pendapatan dianggarkan sebesar

Rp29.350.354.000,00 realisasinya sebesar Rp23.123.358.000,00

atau 78,78% yang terdiri atas: Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah

kepada Pemerintah Desa dianggarkan sebesar Rp27.634.783.000,00

realisasinya sebesar Rp22.207.092.000,00 atau 80,36%, dan

Transfer Bagi Hasil Retribusi Daerah kepada Pemerintah Desa

dianggarkan sebesar Rp1.715.571.000,00 realisasinya sebesar

Rp916.266.000,00 atau 53,41%.

Transfer Bantuan Keuangan


101

Transfer Bantuan Keuangan dianggarkan sebesar

Rp326.102.695.000,00 realisasinya sebesar Rp322.148.277.600,00

atau 98,79% yang terdiri atas: Transfer Bantuan Keuangan kepada

Desa dianggarkan sebesar Rp324.974.175.000,00 realisasinya

sebesar Rp321.019.757.600,00 atau 98,78%, dan Transfer Bantuan

Keuangan kepada Partai Politik dianggarkan sebesar

Rp1.128.520.000,00 realisasinya sebesar Rp1.128.520.000,00 atau

100,00%

Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Daerah dianggarkan sebesar Rp443.234.357.000,00

realisasinya sebesar Rp391.139.804.775,00 atau 88,25% dengan

rincian:

Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan Pembiayaan dianggarkan sebesar

Rp470.458.357.000,00 realisasinya sebesar Rp420.458.357.396,00

atau 89,37% yang terdiri atas: Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya dianggarkan sebesar

Rp420.458.357.000,00 realisasinya sebesar Rp420.458.357.396,00

atau 100,00% dan Pencairan Dana Cadangan dianggarkan sebesar

Rp50.000.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp0,00.

Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran Pembiayaan dianggarkan sebesar Rp27.224.000.000,00

realisasinya sebesar Rp29.318.552.621,00 atau 107,69% yang


102

terdiri atas: Bunga Pembentukan Dana Cadangan dianggarkan

sebesar Rp0,00 realisasinya sebesar Rp2.094.552.621,00 atau

100,00% dan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dianggarkan

sebesar Rp27.224.000.000,00 realisasinya sebesar

Rp27.224.000.000,00 atau 100,00%.

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) tahun anggaran

2020 sebesar Rp358.414.848.394,00, menurun sebesar

Rp62.043.509.002,00 atau 14,76% dari SILPA tahun anggaran

2019 sebesar Rp420.458.357.396,00.

d. Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan

adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh pengguna

laporan. Dijelaskan PP No 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah, dinyatakan bahwa terdapat beberapa

kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, yaitu :

Masyarakat, Para wakil rakyat, lembaga pengawas dan lembaga

pemeriksa, Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi,

investasi dan pinjaman, Pemerintah. Kualitas informasi SIMDA

mudah dipahami oleh pengguna laporan keuangan seperti

masyarakat, para Wakil Rakyat, Pihak yang memberi atau berperan

dalam proses donasi, investasi dan pinjaman, dan pemerintah

terbukti alur pembuatan RKA sendiri harus disetujui oleh Para


103

Wakil Rakyat setelah disetujui baru membuat DPA dan diterbitkan

Peraturan Bupati yang dapat dilihat oleh semua elemen pemerintah

dan masyarakat.

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dengan menggunakan

kriteria efektivitas menurut Gibson (1985) yakni kemampuan, keahlian,

pengetahuan, sikap, motivasi, dan stress. Dengan adanya kriteria tersebut

dapat disimpulkan bahwa efektivitas pelaksanaan SIMDA Keuangan pada

BKD Kabupaten dengan melihat kontribusi individu dalam membantu

mencapai efektivitas sudah dapat dikatakan efektif dengan melihat para

narasumber yaitu Kepala Bidang Akuntansi, Kasubbid, dan Pelaksana

dapat menjelaskan satu persatu berdasarkan enam kriteria tersebut. Selain

itu para rekan kerja juga mendukung dan berkontribusi dalam

meningkatkan efektivitas. Meskipun sistem ini berubah-ubah para staff


104

dapat menyikapi halangan dan tantangan untuk meningkatkan efektivitas.

Dengan pelaksanaan SIMDA Keuangan yang efektif dapat menghasilkan

output yang sesuai. Output yang dihasilkan dari pengelolaan keuangan

daerah sebagai bentuk pertanggunngjawaban Pemerintah Daerah yakni

berupa Laporan Keuangan Daerah. Laporan Keuangan Daerah Kabupaten

Sukoharjo Tahun Anggaran 2020 yang dihasilkan SIMDA Keuangan telah

sesuai dengan karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah

(SAP) yakni relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan-simpulan tersebut, maka penulis


102
merekomendasikan agar lebih memperhatikan mengenai sosialisasi dan

pelatihan mengenai pengelolaan keuangan menggunakan SIMDA Keuangan

agar tujuan dari SIMDA Keuangan dapat tercapai dan meminimalisir kesulitan

penyesuaian saat menggunakan versi terbaru. Staff operator SIMDA

Keuangan diharapkan untuk lebih memperhatikan materi yang disampaikan

saat diadakannya sosisalisasi maupun pelatihan terutama untuk staff yang

belum pernah menggunakan SIMDA Keuangan maupun staff yang berusia

lanjut. Selanjutnya staff juga diharapkan agar mau dan berusaha untuk

mempelajari hal-hal baru saat menggunakan versi terbaru SIMDA Keuangan

agar masalah yang timbul dapat diminimaisir. Selain itu, hal yang perlu

diupayakan yakni berkaitan dengan koneksi internet, koneksi internet perlu


105

ditingkatkan kembali karena jika koneksi buruk maka dapat menghambat staff

dalam mengakses SIMDA Keuangan .

DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo. 2017. Perpajakan. Edisi Terbaru. Andi Offset. Yogyakarta.
Pratama,Rheza. 2020. Pengantar Manajemen. Deepublish. Yogyakarta
Simamora, Prietsaweny Riris T. 2021. Komunikasi Organisai. Yayasan Kita
Menulis. Medan.
Wongso,Ferry. 2016. Perancangan Sistem Pencatatan Pajak Reklame Pada
Dinas Pendapatan Kota Pekanbaru Dengan Metode Visual Basic. Jurnal
Ilmiah Ekonomi dan Bisnis 14(2): 162
Sutanta. 2021. Pengertian Informasi Menurut Ahli. https://www.projasaweb.com.
12 April 2021 (15:00).
Stoner, James A.F., & Charles Wankel, (1986). Management, Third Edition,
Prentice-Hall International, Inc., Englewood Clffes, New Jersey
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No. 1. Ikatan Akuntan Indonesia. Jakarta
Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 12 Tahun 2016 Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah. 7 Oktober 2016. Lembaran Daerah
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016 Nomor 12. Kabupaten Sukoharjo.
Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 50 Tahun 2016 Kedudukan
Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Daerah
Kabupaten Sukoharjo. 29 Desember 2016. Berita Daerah Kabupaten
Sukoharjo Tahun 2016 Nomor 50. Kabupaten Sukoharjo.
106

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Pemerintahan


Daerah. 15 Oktober 2016. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 125. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2005 Sistem
Informasi Keuangan Daerah. 9 Desember 2005. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2001 Informasi
Keuangan Daerah. 19 Maret 2001. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 21. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah. 28 Agustus 2008. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Standar
Akuntansi Pemerintahan. 22 Oktober 2010. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 123. Jakarta.
Pengenalan SIMDA http://www.bpkp.go.id/sakd/konten/333/versi-2.1.bpkp
Diakses pada 31 April 2021 Pukul 12.30
LAMPIRAN

Lampiran 1 Perkembangan Data UMKM dan UB 2017-2018


Lampiran 2 Histori Transaksi-Karya Moeda Stone
Lampiran 3 Histori Transaksi-Pembelian Persediaan Tunai Dot Comp

You might also like