You are on page 1of 12

Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol.

8(1): 30-39, Februari 2023


p-ISSN 2527-3221, e-ISSN 2527-323X, https://ojs.uajy.ac.id/index.php/biota
DOI: 10.24002/biota.v8i1.5631

Analisis Bioinformatika NADH2 sebagai Penanda Seleksi Adaptif Pesut


Perairan Tawar dan Pesisir
A Bioinformatics Analysis of the NADH2 Gene as Adaptive Selection Marker
of Riverine and Coastal Irrawaddy Dolphins
Trifan Budi1,2,3,*, Gabriella Chandrakirana Krisnamurti4, Nelsiani To’bungan5
1
Interdiciplinary Graduate Program in Bioscience, Faculty of Science, Kasetsart University
2
Animal Genomic and Bioresources Research Center, Faculty of Science, Kasetsart University
3
Laboratory of Animal Cytogenetics & Comparative Genomics (ACCG), Department of Genetics, Faculty of
Science, Kasetsart University, Thailand
50 Ngam Wong Wan Rd, Lat Yao, Chatuchak Bangkok 10900, Thailand
4
Biotechnology Program, School of Bioresources and Technology, King Mongkut’s University of Technology
Thonburi, Thailand
49 Soi Thian Thale 25, Bangkhuntian- Chai Thale Rd.,Tha Kham,Bangkhuntian,Bangkok 10150, Thailand
5
Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari No.44 Yogyakarta 55281, Indonesia
Email: trifanbudi26@gmail.com *Penulis Korespondensi

Abstract
The Irrawaddy dolphin is an aquatic facultative mammal that can be found throughout Southeast
Asia. The population of the Irrawaddy dolphins, especially freshwater populations, undergo many
challenges to survive; therefore, this makes these population categorized as critically endangered in
the IUCN Redlist. The knowledge of evolutionary history and factors facilitating its freshwater
adaptation is still lacking. Full freshwater adaptation in several dolphin species shows positive
selection of the Mitochondrial DNA NADH subunit 2 gene, which is related to the proton
translocation channel for energy efficiency during freshwater colonization. Therefore, this study
aims to investigate the role of amino acid substitution in NADH subunit 2 in facilitating freshwater
colonization of the Irrawaddy dolphins. Through simple bioinformatics analysis, we found no
adaptive selection caused by the subtitution of amino acid Thereonin to Alanin on the amino acid
No. 297 NADH subunit 2 gene of the freshwater and coastal population of the Irrawaddy dolphins.
This finding might be the result of a shallow divergence time that caused unfixed substitution within
the NADH subunit 2 gene in the population.
Keywords:, Adaptation, Coastal, Freshwater, Irrawaddy dolphin, NADH 2

Abstrak
Pesut merupakan mamalia perairan bersifat fakultatif yang dapat ditemui di wilayah Asia Tenggara.
Populasi pesut, terutama pada perairan tawar menghadapi berbagai tekanan untuk dapat bertahan
hidup sehingga digolongkan sebagai Critically Endangered pada daftar merah IUCN. Pemahaman
mengenai sejarah evolusi dan aspek apa yang memfasilitasi adaptasi pesut pada perairan tawar
belum banyak diketahui. Adaptasi penuh terhadap perairan tawar pada beberapa spesies lumba-
lumba menunjukan adanya seleksi positif pada gen NADH subunit 2 (NADH2) di DNA mitokondria
yang diperkirakan berkaitan dengan mekanisme translokasi jalur proton untuk efisiensi energi yang
diperlukan dalam kolonisasi perairan tawar. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah gen NADH subunit 2 (NADH2) pada DNA mitokondria memfasilitasi kolonisasi
pesut pada perairan tawar seperti dijumpai pada Cetacea perairan tawar lain. Melalui pendekatan
bioinformatika sederhana, hasil dari penelitian ini menunjukan tidak adanya subtitusi basa yang
merubah susunan asam amino Threonin menjadi Alanin pada urutan asam amino ke 297 gen
NADH2 pada populasi pesut yang mendiami perairan tawar dan pesisir. Hal ini menunjukan tidak
adanya seleksi adaptif pada gen NADH2 yang diperkirakan terjadi akibat kolonisasi perairan tawar
yang relatif baru, sehingga perubahan asam amino belum teramati pada populasi pesut.
Kata kunci: Adaptasi, NADH2, Perairan tawar, Pesisir, Pesut

Diterima: 24 Februari 2022, direvisi: 2 Oktober 2022, disetujui: 15 Oktober 2022


Trifan Budi et al.

Mahakam di Indonesia diprediksi merupakan


Pendahuluan populasi pesut air tawar sepenuhnya, karena
seluruh fase hidupnya terjadi di air tawar
Pesut merupakan Cetacean fakultatif (Jefferson et al., 2008; Kreb, 2004; Ryan et al.,
yang mendiami habitat perairan tawar dan 2011). Kreb (2004) menyatakan bahwa
pesisir, mulai dari Teluk Bengal di India, populasi pesut di Sungai Mahakam memiliki
Indonesia bagian tengah sampai Filipina kecenderungan bentuk tubuh, vokalisasi,
(Minton et al., 2018; Smith & Jefferson, 2002). frekuensi suara, dan sistem sosial yang berbeda
Meskipun memiliki fleksibilitas habitat dan dari pesut yang berada di pesisir. Hal ini
wilayah penyebaran yang luas, kelestarian pesut memungkinkan bahwa populasi kecil dan
telah menjadi prioritas konservasi karena terisolasi pada pesut yang mendiami perairan
kerusakan habitat, pencemaran oleh bahan tawar telah beradaptasi secara terpisah dari
kimia, tingkat reproduksi yang rendah, serta populasi pesut yang berada di pesisir. Namun,
tingkat mortalitas yang relatif tinggi terutama kajian terkait aspek genetik berdasarkan
berkaitan dengan kejadian terjebak jaring sekuens control region pada mitokondria
nelayan (Kreb, 2004; Minton et al., 2018). populasi pesut di Sungai Mekong dan pesisir
Secara umum, pesut dikategorikan sebagai Thailand (Caballero et al., 2019), Sungai
Endangered pada daftar merah International Mahakam dan pesisir Kalimantan Timur (Budi,
Union for Conservation of Nature (IUCN). 2018) menunjukan differensiasi yang kecil.
Berdasarkan penurunan populasi yang cepat Untuk menginvestigasi lebih lanjut
serta tekanan bertahan hidup yang mengenai adaptasi pesut pada perairan tawar,
tinggibeberapa populasi pesut yang kecil dan diperlukan kajian menggunakan penanda
terisolasi pada habitat perairan tawar di Sungai genetik lain yang dapat membedakan populasi
Mahakam, Sungai Mekong , dan Sungai air tawar dan pesisir. Salah satu penanda yang
Ayeyarwady, populasi pesisir di Filipina (Selat dapat digunakan adalah NADH subunit 2 pada
Malampaya dan Iloilo-Guimaras), serta DNA Mitokondria. Gen NADH subunit 2
perairan payau di Danau Songkhla berkaitan dengan efisiensi produksi ATP dan
dikategorikan sebagai Critically Endangered translokasi proton pada organisme perairan
pada daftar merah IUCN (Minton et al., 2018) tawar yang memerlukan energi lebih besar
(Kreb et al., 2004; Smith et al., 2004). untuk proses osmoregulasinya (Ortiz, 2001)
Perspektif konservasi memandang sehingga sekuens DNA NADH subunit 2 dapat
daerah penyebaran pesut sebagian besar berada memberikan gambaran mengenai adaptasi
pada daerah dengan aktivitas antropogenik yang selektif Cetacea pada perairan tawar dan pesisir
tinggi. Hal ini memberikan pengaruh besar pada (Caballero et al., 2015). Hal ini penting untuk
populasi pesut secara alami untuk dapat memberikan gambaran terkait proses
bertahan. Selagi aktivitas antropogenik secara evolusinya. Berdasarkan penjabaran di atas,
intens merupakan faktor pendorong hilangnya maka penelitian ini dilakukan untuk
biodiversitas, studi terkait aspek evolusi dinilai menginvestigasi adaptasi selektif populasi pesut
dapat membantu dalam penentuan kebijakan yang mendiami perairan tawar dan pesisir di
konservasi yang tepat, khususnya pada populasi Indonesia dan Thailand, berdasarkan sekuens
pesut yang terisolasi dengan ukuran populasi DNA mitokondria NADH subunit 2. Hasil dari
yang kecil. Aspek evolusi bermanfaat dalam penelitian ini dapat memberikan informasi
mengevaluasi dinamika populasi, untuk deliniasi taksonomi, penentuan ESU, dan
mengidentifikasi evolutionary significant unit Unit managemen sehingga penyusunan strategi
(ESU), fragmentasi masa lalu terkait dengan konservasi pesut yang dilakukan akan lebih
aspek lingkungan, mempelajari kecenderungan efektif dan tepat.
demografik populasi, dan memberikan
gambaran bagaimana strategi yang tepat untuk
mengurangi dan mencegah kemungkinan
Metode Penelitian
kepunahan pada suatu spesies (Dufresnes et al.,
Pengumpulan data
2013; Malaney & Cook, 2013; Moritz & Potter,
2013). Penelitian ini menggunakan data sekuens
Populasi pesut yang mendiami Sungai DNA mitokondria Pesut (Orcaella brevirostris)
Mekong di Kambodia-Laos dan Sungai yang diunduh dari National Center for

31 Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 8(1), Februari 2023


Analisis Bioinformatika NADH2

Biotechnology Information (NCBI) database Mahakam, Teluk Balikpapan, dan pesisir


(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/). Accession Panajam Paser Utara (Gambar 1). Sekuens
number MZ351448- MZ351458 berasal dari 6 DNA NADH subunit 2 dari beberapa spesies
lokasi Danau Songkhla, Teluk Thailand bagian Cetacea juga turut diunduh dan digunakan
bawah, Teluk Thailand bagian atas, Sungai untuk melengkapi analisis (Lampiran 1).

Gambar 1. Lokasi asal sekuens DNA yang digunakan dalam penelitian ini: (A) Sekuens berasal dari negara
Thailand yang meliputi populasi Danau Songkhla, Teluk Thailand bagian bawah, dan Teluk
Thailand bagian atas.,(B) Sekuens berasal dari Indonesia yang meliputi Sungai Mahakam, Teluk
Balikpapan, dan Pesisir Panajam Paser Utara.
permodelan berupa pdb dianalisis
Analisis data
menggunakan program Discovery Studio v.3.5
Data sekuens DNA yang telah diunduh untuk melihat perubahan folding dari masing-
kemudian diperiksa secara manual, masing protein.
disejajarkan, diekstrak complete coding
sequences NADH subunit 2, dan diterjemahkan
menjadi sekuens asam amino menggunakan Hasil dan Pembahasan
BioEdit (Hall, 1999). Model substitusi basa
terbaik ditentukan secara otomatis Pada penelitian ini digunakan 11 sekuens
menggunakan ModelFinder (Kalyaanamoorthy lengkap gen NADH subunit 2 mitokondria yang
et al., 2017) dan pohon filogenetik dibuat berasal dari 3 lokasi di Indonesia: 1) Mahakam
berdasarkan metode maximum likelihood (MHK), 2) Teluk Balikpapan (BBY), dan 3)
dengan 10000 ultrafast bootstrap replicates Pesisir Panajam Pasir Utara (PPU) serta 3 lokasi
pada website IQ-Tree ( di Thailand: 1) Danau Songkhla (SKL), (2)
http://iqtree.cibiv.univie.ac.at/; Trifinopoulos et Teluk Thailand bagian bawah (LGT), dan (3)
al., 2016). Pohon filogenetik divisualisasi Teluk Thailand bagian atas (UGT). Sekuens
menggunakan FigTree (Rambaut, 2012). NADH subunit 2 dengan kode MHK dan SKL
merepresentasikan habitat perairan tawar
Permodelan Protein sedangkan sampel UGT, LGT, BBY, dan PPU
Sekuens asam amino NADH subunit 2 merepresentasikan habitat pesisir. Sekuens
digunakan untuk melakukan permodelan lengkap gen NADH subunit 2 terdiri atas 1044
struktur protein menggunkan program online pasang basa (bp) dengan kodon start ATT dan
SWISS-MODEL kodon stop TAG.
(https://swissmodel.expasy.org/). Hasil

Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 8(1), Februari 2023 32


Trifan Budi et al.

Berdasarkan data yang digunakan, dihipotesiskan sebagai populasi yang


diperoleh hasil penyejajaran sekuens asam beradaptasi penuh pada habitat perairan tawar,
amino dari gen NADH subunit 2 pesut seperti namun dari perspektif evolusi, adaptasi pada
pada Gambar 2. Hasil penyejajaran pesut ini kemungkinan terjadi pada kurun waktu
mengindikasikan terjadinya perubahan asam yang relatif baru yang menyebabkan perubahan
amino pada urutan ke 18, 69, 71, 77, 80, 95, dan asam amino belum konsisten pada populasi
242. Subtitusi asam amino yang terjadi terlihat pesut di perairan tawar (Caballero et al., 2015).
acak dan tidak berkorelasi dengan sifat adaptif. Lebih lanjut, jika ditinjau dari waktu
Hal ini ditunjukan dengan subtitusi asam amino divergensi, Cetacea yang telah beradaptasi
yang tidak konsisten dan tidak representatif penuh dengan perairan tawar seperti Inia
sesuai dengan habitat dimana sekuens tersebut geoffrensis, Pantoporia bleinvillei dan Lipoters
diperoleh. vexilifer memiliki waktu divergensi yang jauh
Cetacea yang telah beradaptasi penuh lebih lama yaitu pada akhir Oligocene (±23 Juta
dengan perairan tawar seperti Inia geoffrensis tahun lalu) (McGowen et al., 2020). Sementara
dan Lipoters vexilifer (Tabel 1) konsisten itu, waktu divergensi genus Sotalia diprediksi
memiliki asam amino Alanin yang dikode oleh terjadi pada awal Pleistocene (±2 Juta tahun
basa nitrogen GCT/GCC pada urutan sekuens lalu), sedangkan divergensi pada pesut di
ke 889, 890, dan 891 sedangkan pada spesies Sungai Mahakam diperkirakan terjadi pada
pesisir memiliki asam amino Thereonin pada pertengahan Pleistocene (<500 ribu tahun lalu)
asam amino ke 297 gen NADH subunit 2 nya (Budi et al., 2022). Perbandingan rentang waktu
dikode oleh base nitrogen ACC (Caballero et divergensi yang relative baru pada pesut
al., 2015). Perbedaan asam amino terkait dibandingkan dengan Cetacea air tawar lainnya
perbedaan habitat ini diperkirakan memiliki ini, memungkinkan subtitusi Threonin menjadi
fungsi yang signifikan pada proses kolonisasi Alanin belum terjadi secara konsisten pada
pada habitat yang berbeda. Subtitusi asam pesut.
amino Thereonin menjadi Alanin pada urutan Pohon filogenetik yang dihasilkan
asam amino ke 247 NADH subunit 2 ini berdasarkan sekuens lengkap gen NADH
mungkin memberikan “kemudahan” dalam subunit 2 dapat diamati pada Gambar 3. Pada
kolonisasi habitat perairan tawar. Subtitusi ini pohon filogenetik, tidak teramati adanya
diperkirakan berkaitan dengan adaptasi kecenderungan pengelompokan Cetacean
terhadap peningkatan kebutuhan energi yang berdasarkan habitat perairan tawar ataupun
diperlukan untuk dapat mendiami perairan pesisir. Hal ini memberikan gambaran bahwa
tawar sebagaimana dijumpai pada golongan substitusi basa pada NADH subunit 2
ikan Euryhaline. Peningkatan kebutuhan energi kemungkinan tidak berpengaruh signifikan
untuk kolonisasi perairan tawar berkaitan dalam memfasilitasi kolonisasi perairan tawar
dengan perbedaan salinitas yang membutuhkan (Caballero et al., 2015). Jika ditinjau secara
net energi renang yang berbeda serta perbedaan luas, proses seleksi adaptif dan kolonisasi pada
kebutuhan energi untuk mempertahankan habitat baru merupakan proses yang panjang
osmoregulasi (Whitehead et al. 2011; Caballero dan kompleks yang dipengaruhi oleh variasi
et al. 2015). sumber daya, fleksibilitas tingkah laku dan
Pada penelitian ini seluruh sekuens bioekologi dari suatu spesies (Hoelzel, 1998;
memiliki asam amino Thereonin pada urutan Louis et al., 2014).
asam amino ke 297 . Hal ini menunjukan bahwa Hal menarik ditunjukan oleh sekuens
spesies pesut yang mendiami perairan tawar OBID03_PPU seperti pada Gambar 2.
seperti di Sungai Mahakam dan Danau Penyejajaran sekuens asam amino menunjukan
Songkhla belum beradaptasi penuh terhadap sekuens ini mengalami subtitusi asam amino
perairan tawar. Hasil serupa juga ditemukan yang lebih tinggi dibandingkan sekuens lain.
pada sekuens pesut yang berasal dari Sungai Substitusi asam amino dapat menyebabkan
Mekong. Terdapat satu sekuens dari perubahan konformasi protein yang mungkin
keseluruhan 5 sekuens yang dianalisis, yang akan mempengaruhi fungsinya (Reece et al.,
menunjukan basa Alanin pada urutan ke 297. 2011). Secara social-ekologi, pesut yang
Sementara 4 sekuens lain memiliki basa mendiami Sungai Mahakam menunjukan
Thereonin (Caballero et al., 2015). Meskipun perbedaan pada distribusi spasial, periode
pesut di Sungai Mekong dan Sungai Mahakam kawin, strategi kawin, dan interaksi grup.

33 Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 8(1), Februari 2023


Analisis Bioinformatika NADH2

Demikian juga secara morfologi pesut yang substitusi asam amino para urutan ke 297 yang
mendiami Sungai Mahakam memiliki ukuran konsisten antara pesut yang mendiami perairan
tubuh yang lebih besar dan dimorfisme seksual tawar dan pesisir. Populasi pesut yang
yang lebih nyata dibandingkan pesut pesisir mendiami perairan tawar seperti pada Sungai
seperti pada populasi Pesisir Panajam Paser Mahakam memiliki kecenderungan bentuk
Utara. (Kreb, 2004). tubuh, vokalisasi dan frekuensi suara, serta
Perbedaan ukuran tubuh seharusnya sistem sosial yang berbeda dari pesut yang
berkaitan dengan strategi alokasi dan efisiensi berada di pesisir (Kreb, 2004). NADH subunit
energi dan seharusnya menunjukan adanya 2 yang terletak pada DNA mitokondrial
variasi asam amino penyusun gen-gen yang berkaitan dengan pengelolaan energi pada
berkaitan dengan proses tersebut. Namun, organisme.
subtitusi asam amino serupa tidak teramati pada Studi menunjukan bahwa perbedaan
pesut yang berasal dari populasi pesisir lain. asam amino penyusun NADH subunit 2
Subtitusi asam amino yang teramati pada mungkin tidak memberikan efek signifikan
sampel pesut yang berasal dari Pesisir Panajam pada pesut, mengingat belum adanya subtitusi
Paser Utara (OBID03_PPU) mungkin konsisten yang dapat membedakan populasi
merupakan fenomena mutasi acak yang tidak perairan tawar dan pesisir (Caballero et al.,
berpengaruh terhadap fungsi dari protein yang 2015) , sehingga pesut masih bisa mendiami
dihasilkan. Pernyataan ini sesuai dengan hasil kedua tipe habitat. Pemilihan penanda genetik
permodelan struktur protein yang dilakukan yang berkaitan langsung dengan variasi
(data tidak ditampilkan). Pada permodelan morfologi seperti MC1R, RAG1, dan AMBN
struktur protein tidak teramati adanya yang disertai dengan peningkatan jumlah
perbedaan struktur protein yang signifikan. sampel dengan cakupan geografik yang lebih
Oleh sebab itu, substitusi asam amino yang luas dapat memberikan gambaran lebih baik
terjadi pada sekuens ini cenderung tidak mengenai mekanisme adaptasi pesut pada
berpengaruh terhadap fungsi dari NADH habitat perairan tawar. Penggunaan teknologi
subunit 2 yang dikode oleh sekuens asam amino yang lebih modern melalui pendekatan genomik
ini. Lebih lanjut, subtitusi asam amino pada akan meningkatkan pemahaman yang lebih
sekuens OBID03_PPU ini tidak terjadi pada menyeluruh terhadap divergensi pesut.
asam amino ke-297 yang diprediksi berperan Meskipun hasil penelitian ini tidak
dalam memfasilitasi kolonisasi perairan tawar menunjukan adanya seleksi adaptif pada gen
(Caballero et al., 2015). NADH subunit 2 yang mungkin mendorong
Sekuens yang digunakan dalam terjadinya spesiasi, prioritas perhatian dan
penelitian ini, belum merepresentasikan semua fokus konservasi harus tetap diprioritaskan pada
daerah penyebaran pesut. Akan tetapi, telah spesies ini. Aktivitas manusia terbukti menjadi
mencakup populasi dengan habitat yang ancaman nyata dalam kelestarian pesut.
berbeda. Penelitian ini menunjukan bahwa Terlebih pada populasi yang kecil dan terisolasi
pesut masih dikategorikan sebagai cetacea seperti pada Sungai Mahakam, Danau
fakultatif berdasarkan sekuens gen NADH Songkhla, dan Sungai Mekong.
subunit 2. Hal ini disebabkan belum adanya

Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 8(1), Februari 2023 34


Trifan Budi et al.

Gambar 2. Penyejajaran sekuens asam amino gen NADH2 pesut (Orcaella brevirostris) yang berasal dari Indonesia dan Thailand. Populasi perairan tawar Indonesia terdiri
atas populasi Sungai Mahakam (MHK), populasi perairan Pesisir Indonesia direpresentasikan oleh populasi Teluk Balikpapan (BBY) dan Pesisir Panajam Paser
Utara (PPU). Populasi perairan tawar Thailand direpresentasikan oleh populasi Danau Songkhla (SKL) sedangkan populasi perairan Pesisir Thailand
direpresentasikan oleh populasi Teluk Thailand bagian bawah (LGT) dan Teluk Thailand bagian atas (UGT).

35 Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 8(1), Februari 2023


Analisis Bioinformatika NADH2
Tabel 1. Komposisi asam amino urutan ke 297 pada gen NADH2 dan basa nitrogen penyusunnya
Asam
amino Basa Basa Basa
Habitat Spesies Lokasi urutan ke nitrogen nitrogen nitrogen
297 ke 889 ke 890 ke 891
NADH2
Inia geoffrensis Sungai Amazon, Brazil G C T
Inia geoffrensis Sungai Amazon, Peru G C T
Inia geoffrensis Sungai Amazon, Kolombia G C T
Perairan tawar Lipoptes vexilifer - Alanin G C C
Pantoporia bleinvillei - G C C
Sotalia fluviatilis Sungai Amazon, Kolombia G C C
Sotalia fluviatilis Sungai Amazon, Brazil G C C
Sousa chinensis - A C C
Tursiops truncatus - A C C
Orcinus orca - A C C
Pesisir Threonin
Sotalia guianensis - A C C
Stenella attenuata - A C C
Delphinus delphis - A C C
Orcaella brevirostris Sungai Mahakam A C C
Orcaella brevirostris Teluk Balikpapan A C C
Perairan Orcaella brevirostris Pesisir Panajam Paser Utara A C C
Threonin
tawar/pesisir Orcaella brevirostris Danau Songkhla A C C
Orcaella brevirostris Teluk Thailand bawah A C C
Orcaella brevirostris Teluk Thailand atas A C C

Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 8(1), Februari 2023 36


Trifan Budi et al.

Gambar 3. Pohon filogenetik Cetacean berdasarkan metode maximum likelihood dari sekuens komplit NADH subunit 2 dengan 10000 ultrafast bootstraps. Warna biru
merepresentasikan spesies yang mendiami habitat pesisir, warna cokelat merepresentasikan spesies yang mendiami wilayah perairan tawar, dan warna merah
merepresentasikan spesies yang dapat ditemukan di kedua tipe habitat

37 Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 8(1), Februari 2023


Analisis Bioinformatika NADH2

Simpulan dan Saran Isailovic, J. dan Perrin, N. (2013).


Conservation phylogeography: Does historical
diversity contribute to regional vulnerability in
Seleksi adaptif pada gen NADH subunit European tree frogs (Hyla arborea)?.
2 pada populasi pesut perairan tawar dan pesisir Molecular Ecology 22(22): 5669–5684.
tidak dijumpai. Tidak adanya seleksi adaptif Hall, T. (1999). BioEdit: A User-friendly Biological
pada gen ini disebabkan tidak adanya subtitusi Sequence Alignment Editor and Analysis
asam amino konsisten yang berkorelasi dengan Program for Windows 95/98/NT.
perbedaan habitat. Selain itu, waktu divergensi Nucl.Acids.Symp.Ser 41: 95–98.
yang relatif baru pada populasi Pesut perairan Hoelzel, A. R. (1998). Genetic structure of cetacean
tawar menyebabkan perubahan subtitusi asam populations in sympatry, parapatry, and mixed
amino yang belum konsisten pada keseluruhan assemblages: Implications for conservation
populasi pesut. policy. Journal of Heredity 89(5): 451–458.
Jefferson, T. A., Karczmarski, L., Kreb, D., Laidre,
Penelitian lebih lanjut menggunakan
K., O’Corry-Crowe, G., Reeves, R., Rojas-
gen-gen yang berkaitan langsung dengan Bracho, L., Secchi, E., Slooten, E., Smith,
morfologi dan vokalisasi perlu dilakukan untuk B.D., Wang, J.Y. dan Zhou, K. (2008).
memberikan pemahaman mengenai adaptasi Orcaella brevirostris (Mahakam River
pesut pada habitat perairan tawar. Teknik subpopulation). The IUCN Red List of
molekuler yang lebih canggih dengan Threatened Species website:
pendekatan Next Generation Sequencing juga http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2008.RL
dapat dilakukan untuk meningkatkan TS.T39428A10237530.en
pemahaman yang lebih komprehensif terkait Kalyaanamoorthy, S., Minh, B. Q., Wong, T. K. F.,
evolusi pesut. Von Haeseler, A. dan Jermiin, L. S. (2017).
ModelFinder: Fast model selection for
accurate phylogenetic estimates. Nature
Daftar Pustaka Methods 14(6): 587–589.
Kreb, D. (2004). Facultative River Dolphins
Conservation and Social Ecology of
Budi, T. (2018). Diferensiasi Genetik Populasi Pesut
Freshwater andd Coastal Irrawaddy Dolphins
(Orcaella brevirostris GRAY, 1866) di
in Indonesia [PhD thesis]. University of
Indonesia berdasarkan Penanda Genetik
Amsterdam.
Mitochondrial DNA Control region
Kreb, D. dan Budiono. (2005). Conservation
[Bachelor's thesis]. Universitas Atma Jaya
managementof small core areas: key to
Yogyakarta.
survival of a critically endangered population
Budi, T., Piyapattanakorn, S., Kreb, D., Yuda, I. P.,
of Irrawaddy river dolphins Orcaella
Ninwat, S., Hardwises, P., Prachamkhai, P.,
brevirostris in Indonesia. Oryx 39(2):178-188.
Senanan, W., Thongsukdee, S.,
Louis, M., Fontaine, M. C., Spitz, J., Schlund, E.,
Phavaphutanon, J. dan Klinsawat, W. (2022).
Dabin, W., Deaville, R., Caurant, F., Cherel,
Mitogenomes provide insight into complex
Y., Guinet, C. dan Simon-Bouhet, B. (2014).
evolutionary history of freshwater and coastal
Ecological opportunities and specializations
Irrawaddy Dolphin (Orcaella brevirostris
shaped genetic divergence in a highly mobile
GRAY, 1866) in Thailand and Indonesia.
marine top predator. Proceedings of the Royal
Agriculture and Natural Resources 56(2022):
Society B: Biological Sciences 281(1795): 1-9.
583-596.
Malaney, J. L. dan Cook, J. A. (2013). Using
Caballero, S., Dove, V., Jackson-Ricketts, J.,
biogeographical history to inform
Junchompoo, C., Cohen, S. dan Hines, E.
conservation: The case of Preble’s meadow
(2019). Mitochondrial DNA diversity and
jumping mouse. Molecular Ecology 22(24):
population structure in the Irrawaddy dolphin
6000–6017.
(Orcaella brevirostris) from the Gulf of
McGowen, M. R., Tsagkogeorga, G., Álvarez-
Thailand and the Mekong River. Marine
Carretero, S., Dos Reis, M., Struebig, M.,
Mammal Science 35(1): 300–310.
Deaville, R., Jepson, P.D., Jarman, S.,
Caballero, S., Duchêne, S., Garavito, M. F., Slikas,
Polanowski, A., Morin, P. A. dan Rossiter, S.
B. dan Baker, C. S. (2015). Initial evidence for
J. (2020). Phylogenomic Resolution of the
adaptive selection on the NADH subunit two
Cetacean Tree of Life Using Target Sequence
of freshwater dolphins by analyses of
Capture. Systematic Biology 63(3): 479–501.
mitochondrial genomes. PLoS ONE 10(5): 1–
Minton, G., Smith, B. D., Braulik, G. T., Kreb, D.,
17.
Sutaria, D. dan Reeves, R. R. (2018). Orcaella
Dufresnes, C., Wassef, J., Ghali, K., Brelsford, A.,
brevirostris, Irrawaddy Dolphin. The IUCN
Stöck, M., Lymberakis, P., Crnobrnja-

Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 8(1), Februari 2023 38


Trifan Budi et al.

Red List of Threatened Species website: Smith, B. D. dan Jefferson, T. A. (2002). Status and
http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2016- conservation of facultative freshwater
3.RLTS.T20010A22247615.en cetaceans in Asia. Raffles Bulletin of Zoology
Moritz, C. C. dan Potter, S. (2013). The importance 10: 173–187.
of an evolutionary perspective in conservation Smith, B. D., Sutaria, D., Piwpong, N. dan
policy planning. Molecular Ecology 22(24): Koedpoem., S. C. W. (2004). Can Irrawaddy
5969–5971. dolphins Orcaella brevirostris survive in
Ortiz, R.M. (2001). Osmoregulation in Marine Songkhla Lake, Thailand? Natural History
Mammals. Journal of Experimental Biology Bulletin of the Siam Society 52(2):181-193.
204(11): 1831-1844. Trifinopoulos, J., Nguyen, L. T., von Haeseler, A.
Rambaut, A. (2012). FigTree v1.4.4. Retrieved from danMinh, B. Q. (2016). W-IQ-TREE: a fast
http://tree.bio.ed.ac.uk/software/figtree/ online phylogenetic tool for maximum
Reece, J. B., Taylor, M. R., Simon, E. J. dan Dickey, likelihood analysis. Nucleic Acids Research
J. L. (2011). Campbell Biology: Concepts & 44(1): 232–235.
Connections. Benjamin Cumming. California. Whitehead, A., Galvez, F., Zhang, S., Williams, L.
Ryan, G. E., Dove, V., Trujillo, F. dan Doherty, P. F. M. dan Oleksiak, M. F. (2011). Functional
(2011). Irrawaddy dolphin demography in the genomics of physiological plasticity and local
Mekong river: An application of mark-resight adaptation in killifish. Journal of Heredity
models. Ecosphere 2(5): 1-15 102(5): 499–511.

39 Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 8(1), Februari 2023

You might also like