Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Lamteng Bay has a very large ecosystem potential. The potential of this large seagrass also
supports the abundance of fisheries resources in the area. This study aims to determine the
diversity of seagrasses. This research was conducted in December 2018, where the determination of
observation stations using the purposive sampling method is based on observations covering the area
contained a pier, both small and large docks. The data analysis used is the percentage of seagrass
cover (C), density of seagrass species (Di), and seagrass diversity (H'), and to see indicators of the
presence of feeding trail left by dugongs and suspecting seagrass preferences which is a favorite
dugong as food. The results showed that the composition of seagrass species found in Lamteng Bay
waters consisted of three species (Cymodocea serrulata, Halodule pinifolia, Halophila ovalis). The
highest seagrass cover by H. pinifolia species was 67.84%, followed by C. serrulata 44.79% and the
lowest was H. ovalis species 2.21%. As a whole station, H. pinifolia species have a higher density
value compared to the two other seagrass species with values ranging from 55-316 ind/m2. Seagrass
diversity is relatively low with values ranging from 0-0.9. The three species of seagrass found were a
source of food for the Dugong dugon which was included in his favorite seagrass preference category.
ABSTRAK
Teluk Lamteng memiliki potensi ekosistem lamun yang sangat besar. Potensi lamun yang besar ini
turut menyokong kelimpahan sumberdaya perikanan di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui keragaman lamun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018, dimana
penentuan stasiun pengamatan menggunakan metode purposive sampling yaitu berdasarkan observasi
mencakup area yang terdapat dermaga, baik dermaga kecil maupun dermaga besar. Analisis data yang
digunakan yaitu persentase tutupan lamun (C), kerapatan jenis lamun (Di), keanekaragaman lamun
(H’), serta indikator keberadaan dugong yaitu dengan melakukan survei feeding trail yang
ditinggalkan oleh dugong dan menduga preferensi lamun yang menjadi favorit dugong sebagai
makanannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi jenis lamun yang ditemukan di perairan
Teluk Lamteng terdiri dari tiga spesies yaitu Cymodocea serrulata, Halodule pinifolia dan Halophila
ovalis. Penutupan lamun tertinggi oleh spesies H. pinifolia adalah 67,84%, selanjutnya diikuti C.
serrulata sebesar 44,79% dan paling rendah yaitu spesies H. ovalis dengan angka 2,21%. Secara
keseluruhan stasiun, spesies H. pinifolia memiliki nilai kerapatan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kedua spesies lamun lainnya, yaitu antara 55-316 ind/m2. Keanekaragaman lamun tergolong
rendah dengan nilai berkisar antara 0-0,9. Ketiga spesies lamun yang ditemukan merupakan sumber
pakan bagi D. dugon yang termasuk dalam kategori preferensi lamun kesukaannya.
Kata Kunci: Dugong dugon, keragaman lamun, sumber pakan, Teluk Lamteng
70 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Octavina et al.
Lamteng, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten dibentangkan tegak lurus dari pinggir pantai
Aceh Besar. Kawasan observasi mencakup menuju tubir, dengan jarak antara transek
area yang terdapat dermaga, baik dermaga garis yaitu 25 m. Pada setiap transek garis,
kecil maupun besar. Secara geografis lokasi ekosistem lamun diamati dengan bantuan
penelitian terletak pada titik koordinat transek kuadrat 50 cm x 50 cm yang dimulai
sebagaimana tercantum pada Figure 1. dari titik 0 m sampai dengan 100 m dan
diulangi setiap 10 m. Jarak pandang
2.1.2. Penentuan Titik Stasiun pengamat disisi kiri dan kanan rolmeter
Stasiun pengamatan ditentukan adalah 2 m. Data yang diambil adalah jenis
dengan metode purposive sampling yaitu lamun, kerapatan lamun, dan penutupan
berdasarkan kemudahan akses dan lamun. Jenis-jenis lamun yang terdapat pada
keberadaan dermaga. Penentuan titik stasiun setiap plot diamati dan dicatat (Unsworth et
direkam menggunakan GPS (Global al., 2019).
Positioning Sistem). Stasiun 1 terletak di
bagian selatan dari dermaga kecil, sedangkan 2.1.4. Pengambilan Data Indikator
stasiun 2 terletak di antara dermaga besar Keberadaan Dugong
dengan dermaga kecil dan stasiun 3 terletak Metode yang digunakan untuk
di bagian utara dermaga besar. melihat indikator keberadaan dugong yaitu
dengan melakukan survei keberadaan jejak
2.1.3. Pengambilan Data Lamun makan atau feeding trail yang ditinggalkan
Pengambilan sampel lamun dilakukan oleh dugong dan menduga preferensi lamun
dengan metode simple random (English et yang menjadi favorit dugong sebagai
al., 1997) yaitu menggunakan transek garis makanannya dengan keragaman jenis lamun
(line transect) dengan teknik sampling pada lokasi penelitian (Juraij et al., 2014).
kuadrat. Sebanyak 3 (tiga) transek garis
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 12, No. 1, April 2020 71
Keragaman Lamun sebagai Potensi Pakan Dugong dugon . . .
72 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Octavina et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 12, No. 1, April 2020 73
Keragaman Lamun sebagai Potensi Pakan Dugong dugon . . .
Water quality
Study Temperature Salinity Current Brightness
Number species
Substrate
site of seagrass
(°C) (‰) (m/s) (%)
1 28.3 30 0.02 100 3 Loam Sandy
2 28 30.6 0.03 75 3 Loam Sandy
3 28 30 0.12 100 2 Sandy loam
74 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Octavina et al.
miliki tutupan 44,79%. Sedangkan spesies pada substrat pasir berlumpur atau pasir dari
lamun H. ovalis termasuk dalam kondisi pecahan karang pada daerah pasang surut.
miskin, karena hanya memiliki nilai tutupan Lamun ini biasa terdapat pada komunitas
lamun <29,9%. Hal ini menunjukkan bahwa yang bercampur dengan jenis lamun yang
status ekosistem lamun di perairan teluk lain (Gangal et al., 2012).
Lamteng termasuk dalam kondisi miskin- Sebaliknya, spesies H. ovalis
baik dengan tutupan 2,21%-67,84% memiliki nilai kerapatan yang paling rendah
(Keputusan Menteri Negara Lingkungan dibandingkan dengan kedua spesies lainnya.
Hidup No. 200 tahun 2004). Namun demikian, spesies ini ditemukan
tersebar pada semua stasiun meskipun dalam
3.3. Kerapatan Lamun jumlah yang sedikit. Rendahnya kerapatan H.
Jika dilihat secara keseluruhan pada ovalis diduga karena lamun ini merupakan
masing-masing stasiun (Figure 3), spesies H. jenis lamun yang menjadi makanan favorit
pinifolia memiliki nilai kerapatan yang lebih dari D. dugon sehingga kemungkinan besar
tinggi dibandingkan dengan spesies C. telah dimakan oleh mamalia tersebut. Hal ini
serrulata dan H. ovalis. Spesies ini terlihat dari sisa gigitan dari D. dugon pada
ditemukan tersebar pada semua stasiun pangkal daun H. ovalis. Pernyataan ini
pengamatan dengan nilai berkisar antara 55- diperkuat oleh Yamamuro & Chirapart
316 ind/m2. Tingginya kerapatan H. pinifolia (2005), dugong menyukai H. ovalis karena
diduga terkait dengan kondisi substrat Teluk kandungan gizi dan pertumbuhan yang
Lamteng yang sesuai dengan habitat lamun tinggi.
tersebut yaitu pasir berlumpur hingga lumpur Berdasarkan hasil analisis sidik
berpasir. Menurut Lisdawati et al. (2018); ragam (ANOVA), kerapatan jenis lamun
Dewi et al. (2018), H. pinifolia umumnya antar stasiun tidak memberikan pengaruh
dijumpai pada daerah intertidal dan biasanya yang berbeda nyata (p>0,05). Hal ini diduga
tumbuh pada substrat berpasir atau karena karakteristik habitat yang secara
berlumpur. keseluruhan sama terutama substrat yaitu
Hal yang sama juga terjadi pada pasir berlumpur hingga lumpur berpasir.
spesies C. serrulata, jenis lamun ini tumbuh
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 12, No. 1, April 2020 75
Keragaman Lamun sebagai Potensi Pakan Dugong dugon . . .
76 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Octavina et al.
(44,79%) dan paling rendah spesies H. ovalis carbon burial: current limitations and
(2,21%). Secara keseluruhan stasiun, spesies future strategies. Ocean and Coastal
H. pinifolia memiliki nilai kerapatan yang Management, 83: 32-38.
lebih tinggi dibandingkan dengan kedua https://doi.org/10.1016/j.ocecoaman.2
spesies lamun lainnya dengan nilai berkisar 011.09.001
antara 55-316 ind/m2, dan spesies ini tersebar English, S., C. Wilkinson, & V. Baker.
pada seluruh stasiun pengamatan. Keaneka- 1997. Survey manual for tropical
ragaman lamun tergolong rendah dengan marine resources. (S. English, C.
nilai berkisar antara 0-0,9. Ketiga spesies Wilkinson, dan V. Baker, Eds.).
lamun yang ditemukan merupakan sumber Australian Institute of Marine
pakan bagi D. dugon yang termasuk dalam Science. Townsville, Austrlia. 390 p.
kategori preferensi lamun kesukaannya. Fahruddin, M., F. Yulianda, & I.
Setyobudiandi. 2017. Kerapatan dan
DAFTAR PUSTAKA penutupan ekosistem lamun di pesisir
Desa Bahoi, Sulawesi Utara. J. Ilmu
Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh. Aceh dan Teknologi Kelautan Tropis, 9(1):
Besar Dalam Angka 2011. Aceh 375-384.
Besar. 340 p. https://doi.org/10.29244/jitkt.v9i1.17
Brower, J.E., J.H. Zar, & C.N. Ende. 1990. 952
Fields and laboratory methods for Gangal, M., R. Arthur, & T. Alcoverro.
rd
general Ecology; 3 edition. Wn. C. 2012. Structure and dynamics of
Brown Publs, Dubuque. 237 p. south east indian seagrass meadows
Bujang, J.S., M.H. Zakaria, & F.T. Short. across a sediment gradient. Aquatic
2016. Seagrass in malaysia: issues Botany, 98(1): 34-39.
and challenges ahead. In the wetland https://doi.org/10.1016/j.aquabot.201
book. Springer. Netherlands. 199 p. 1.12.006
https://doi.org/10.1007/978-94-007- Hashim, M., S. Ito, S. Numata, T. Hosaka,
6173-5_268-1 M.S. Hossain, S. Misbari, & S.
Collier, C.J. & M. Waycott. 2014. Ahmad. 2017. Using fisher
Temperature extremes reduce knowledge, mapping population,
seagrass growth and induce habitat suitability and risk for the
mortality. Marine Pollution conservation of dugongs in Johor
Bulletin, 83(2): 483–490. Straits of Malaysia. Marine
https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.2 Policy, 78: 18-25.
014.03.050 https://doi.org/10.1016/j.marpol.2017.
Den Hartog, C. 1970. The seagrasses of the 01.002
world. North Holland Publ., Hemminga, M.A. & C.M. Duarte.
Amsterdam. 275 p. 2000. Seagrass ecology. Cambridge
Dewi, C.S.U., B. Subhan, & D. Arafat. 2018. University Press. England. 298 p.
Distribusi habitat pakan dugong dan https://doi.org/10.1017/cbo97805115
ancamannya di Indonesia. J. of 25551
Fisheries and Marine Science, 2(2): Hernawan, U.E., N.D.M. Sjafrie, I.H.
128-136. Supriyadi, Suyarso, M.Y. Iswari, K.
http://doi.org/10.21776/ub.jfmr.2018. Anggraini, & Rahmat. 2017. Status
002.02.9 padang lamun Indonesia 2017. Pusat
Duarte, C.M., H. Kennedy, N. Marbà, & I. Penelitian Oseanografi-LIPI. Jakarta.
Hendriks. 2013. Assessing the 23 p.
capacity of seagrass meadows for
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 12, No. 1, April 2020 77
Keragaman Lamun sebagai Potensi Pakan Dugong dugon . . .
78 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt
Octavina et al.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 12, No. 1, April 2020 79
80 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalikt