You are on page 1of 5

JENIS-JENIS IKAN YANG DITANGKAP DI MUARA SUNGAI SALIDO

KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN


Joko Hendriyanto Saputra, Nurhadi 1), dan
Indra Junaidi Zakaria 2)

Mahasiswa Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat


1) Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2) Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas
Joko16071988@gmail.com

ABSTRACT

Fish is aquatic organisms that are susceptible to environmental changes, human activities affect water
quality, physical, chemical, or biological, that affect the life and the spread of the fish. Salido estuary
pollution caused by domestic wastes, residual use of fertilizers and pesticides, that can pollute estuaries
water. Overfishing also occurs in estuaries Salido, so that some species of fish that live in the estuary
becomes rare. The increasing human population growth in the area, the less land, so that a change in the
function of mangroves as residential and garden, causing of mangrove vegetation decreases. This study aims
to determine the species of fish and physical-chemical parameters of water in estuaries Salido. The study was
conducted from August to September 2014 in an estuary Salido District of IV Jurai District of Pesisir
Selatan. The method used is descriptive survey with purposive sampling, where sampling is divided into 3
stations by different estuarine conditions. Activities during the study done in two stages, the first stage of
fishing in estuaries Salido, the second phase of identifying fish in Ecology Laboratory Department of
Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences Andalas University, Padang. Based on the results, 17
species from 3 orders and 11 families with 429 individuals. The results of this study indicate that many
species of fish are found is Ambassis marcracanthus 25.87%, Liza subviridis 19.81%, Gerres filamentosus
11.88%, Caranx tille 8.39%. Physico-chemical parameters of water has an important role to support the
existence of fish such as temperature, pH, salinity, water transparency and speed of water flow.

Keywords: Fish Species, Estuaries, Salido,

PENDAHULUAN
Sungai Salido adalah salah satu sungai yang perubahan yang terjadi akibat adanya pasang
berada di Kabupaten Pesisir Selatan yang mengalir surut mengharuskan komunitas mengadakan
sepanjang 18 km dari Bukit Barisan melintasi penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan
Kecamatan IV Jurai dan berakhir di Samudera sekelilingnya, ( 4) tingkat kadar garam di daerah
Hindia. Sepanjang ± 4,5 km daerah ini sejajar muara tergantung pada pasang-surut air laut,
dengan laut dan hanya berjarak 50 meter, sehingga banyaknya aliran air tawar dan arus-arus lain, serta
membuat daerah ini sangat dipengaruhi oleh pasang topografi daerah muara tersebut (Syahid, 2012).
surut air laut. Jarak antara badan muara dengan bibir Secara umum muara mempunyai peran ekologis
pantai yang dekat membuat daerah tersebut sering penting antara lain, sebagai sumber zat hara dan
terjadi abrasi. bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi pasang
Muara Sungai adalah perairan semi tertutup surut (tidal circulation), penyedia habitat bagi
yang berhubungan bebas dengan laut, sehingga air sejumlah spesies hewan yang bergantung pada
laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan estuaria sebagai tempat berlindung dan tempat
air tawar (Odum, 1996). Kombinasi pengaruh air mencari makanan (feeding ground) dan sebagai
laut dan air tawar tersebut akan menghasilkan suatu tempat untuk bereproduksi dan tempat tumbuh
komunitas yang khas, dengan kondisi lingkungan besar (nursery ground) terutama bagi sejumlah
yang bervariasi, antara lain, ( 1) tempat spesies ikan dan udang (Effendi, 2012).
bertemunya arus sungai dengan arus pasang Sekitar daerah muara sungai Salido terdapat
surut, yang berlawanan menyebabkan suatu tiga kampung yaitu kampung Koto Salido, kampung
pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran Kincir Salido dan kampung Sago. Semakin
air, dan ciri-ciri fisika lainnya, serta membawa bertambahnya jumlah penduduk di daerah tersebut
pengaruh besar pada biotanya, (2) pencampuran maka semakin berkurangnya lahan, sehingga
kedua macam air tersebut menghasilkan suatu terjadinya pengalihan fungsi mangrove sebagai
sifat fisika lingkungan khusus yang tidak sama tempat pemukiman penduduk serta pembukaan
dengan sifat air sungai maupun sifat air laut, ( 3) ladang membuat vegetasi mangrove semakin
menurun. Jenis mangrove yang dominan diperairan terhadap keberadaan ikan di muara sungai Salido
muara sungai Salido adalah nipah. Menurut Noor, et Kecamatan IV Jurai Kabapaten Pesisir Selatan.
al (2006) ikan menjadikan areal mangrove sebagai
tempat untuk pemijahan, habitat permanen atau BAHAN DAN METODE
tempat berbiak. Sebagai tempat pemijahan, areal Penelitian telah dilakukan pada bulan
mangrove berperan penting karena menyediakan Agustus-September 2014 dan penangkapan sampel
tempat naungan serta mengurangi tekanan predator, ikan di muara sungai Salido Kecamatan IV Jurai
khususnya ikan predator. Mangrove menyediakan Kabupaten Pesisir Selatan. Identifikasi sampel
makanan bagi ikan dalam bentuk material organik
dilakukan di Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi
yang terbentuk dari jatuhan daun. Selain itu,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
mangrove juga merupakan tempat pembesaran anak-
anak ikan. Jika hal ini sering terjadi dapat Universitas Andalas Padang. Analisis fisik dan
mengancam kehidupan biota yang ada di muara kimia perairan dilakukan di lapangan saat
sungai Salido termasuk ikan. pengambilan sampel.
Ikan salah satu organisme aquatik yang Alat yang digunakan dalam penelitian ini
rentan terhadap perubahan lingkungan, aktivitas adalah stopwatch, loupe, plastik dengan ukuran
manusia mempengaruhi kualitas perairan, baik fisik, bervariasi, karet, kotak plastik dengan ukuran
kimia, maupun biologi. Pencemaran muara sungai bervariasi, styrofoam, jarum suntik, jarum pentul,
Salido disebabkan oleh masyarakat yang selalu thermometer Hg, jangka sorong dengan ketelitian
membuang limbah rumah tangga, sisa pemakaian 0,005 mm, bola pingpong, tali rafia, kertas label,
pupuk dan pestisida yang dapat mencemari air kamera, ember, meteran, sekop, stoples, tongkat
muara sungai. Pencemaran berdampak buruk berskala, kertas pH universal, refraktometer, secchi-
terhadap kehidupan ikan, hal ini juga berpengaruh disk, sarung tangan, buku identifikasi ikan, dan alat
pada ekosistem yang ada di muara sungai terutama tangkap ikan (berupa jala dengan ukuran mata jaring
kemampuan ikan untuk beradaptasi, bertahan, 1 x 1 cm, jaring insang dengan ukuran mata jaring 1
berkembangbiak dan pola penyebaran ikan. x 1 cm dan pancing). Bahan yang digunakan dalam
Penangkapan yang berlebihan (overfishing) dengan penelitian ini adalah formalin 4 %, formalin 10 %
menggunakan pestisida, putas dan sentrum. dan alkohol 70 %.
menyebabkan kepunahan terhadap ikan karena Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adanya informasi dari masyarakat bahwa adalah survey deskrptif (pengamatan langsung
berkurangnya hasil tangkapan ikan yang diperoleh, kelapangan), teknik pengambilan sampel
dan jarang ditemukan jenis-jenis ikan yang biasa purposive sampling yaitu pengambilan sampel
hidup diperairan muara. Jika hal ini terus dilakukan berdasarkan kondisi muara sungai yang
berlangsung maka beberapa jenis ikan di sungai berbeda. Daerah penelitian tersebar pada 3 kampung
Salido akan berkurang dan bahkan akan mengalami yaitu, Kampung Koto Salido substrat berpasir,
kepunahan. Kampung Kincir substrat berpasir dan berlumpur
Penelitian tentang jenis-jenis ikan telah dan Kampung Sago substrat berlumpur.
pernah dilakukan yaitu Jenis-jenis Ikan yang Waktu penangkapan ikan dilakukan pada dua
Tertangkap di Sungai Simalulua Desa Maileppet periode yaitu pada pasang air laut dan surut air laut
Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan dengan menggunakan tabel pasang surut air laut.
Mentawai diperoleh 18 famili dengan 540 spesies Prosedur penelitian dilakukan dengan dua tahap
ikan (Hendrikus, 2011). Iktiofauna ekosistem estuari yaitu pada tahap pertama di lapangan melakukan
Mayangan, Jawa Barat, Ikan yang terkumpul pengukuran parameter fisika dan kimia perairan
sebanyak 2.854 ekor yang terdiri atas 46 famili dan seperti suhu, pH, salinitas, kecerahan air dan
105 spesies, dan famili dominan adalah Carangidae kecepatan arus dan selanjutnya penangkapan ikan.
(Zahid, 2011). Komposisi Jenis Ikan Di Muara Tahap kedua pengindentifikasian yang meliputi
Sungai Pami Manokwari dengan total individu 133 pengukuran meristik dan morfometrik ikan di
ekor dari 11 jenis, 3 ordo, dan 8 famili (Wiay, laboratorium dengan mengunakan buku panduan
2011). identifikasi ikan yaitu buku Freshwater Fishes of
Sampai saat ini data ilmiah mengenai Western Indonesia and Sulawesi (Kottelat at.al.,
jenis- jenis ikan dan aspek ekologi yang 1993), buku Market Fish of Indonesia (White T,
mendukung keberadaan ikan di muara Sungai William et al 2013) dan buku The Living Marine
Salido belum ada, padahal data ilmiah merupakan Resources Of The western Central Pacific Volume
salah satu komponen penting dalam rangka 3-6 Bony fishes Part 1-6 (Carpenter et al, 1999).
pengelolaan sumberdaya perikanan di perairan
umum Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui jenis-jenis ikan yang ditangkap di muara
sungai Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir
Selatan dan untuk mengetahui kualitas perairan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Tabel 2. Jenis-jenis ikan yang ditangkap selama
dilakukan di muara sungai Salido dan dilanjutkan penelitian pada masing-masing stasiun dan
dengan pengidentifikasian di Laboratorium Ekologi alat tangkap yang digunakan di muara sungai
Hewan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Salido Kecamatan IVJurai Kabupaten Pesisir
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Selatan
Andalas Padang didapat 17 jenis ikan dari 3 ordo
dan 11 famili yang tertera pada Tabel 1. dan
Alat Tangkap Stasiun
pengukuran morfometrik dan meristik dapat dilihat Famili Spesies
Jaring Jala Pancing I II III
pada Tabel 4.
1. Mugilidae 1. Liza subviridis 68 17 − 5 47 33
Tabel 1. Jenis-jenis ikan yang didapatkan di Muara 2. Ambassidae 2. Ambassis marcracanthus 72 12 27 20 42 49
Sungai Salido Kecamatan IV Jurai 3. Carangidae 3. Caranx tille 24 3 9 6 17 13
Kabupaten Pesisir Selatan 4. Scomberoides iysan 10 − − − 8 2
4. Gerreidae 5. Gerres filamentosus 42 3 6 4 28 19
Ordo Famili Spesies Nama Lokal 5. Gobiidae 6. Exyrias puntang − − 1 − 1 −
1. Mugiliformes 1. Mugilidae 1. Liza subviridis Belanak 7. Oxyurichthys papuensis 20 − − − 18 2
2. Parciformes 2. Ambassidae 2. Ambassis marcracanthus Caridiang 8. Ophiocara porocephala − − 1 − 1 −

3. Caranx tille Batai-batai


6. Hemiramphidae 9. Zenarchopterus buffonis − 21 5 8 13 5
3. Carangidae 7. Leiognathidae 10. Gazza minuta 32 − − 4 21 7
4. Scomberoides iysan Talang-talang
11. Leiognathus longispinis 19 − − 1 14 4
4. Gerreidae 5. Gerres filamentosus Kapua-kapua 8. Lutjanidae 12. Lutjanus fulviflamma − − 8 − 7 1
6. Exyrias puntang Badau 13. Lutjanus lutjanus − − 4 − 3 1
5. Gobiidae 7. Oxyurichthys papuensis Cati 9. Mullidae 14. Upeneus vittatus 6 − − − 5 1
8. Ophiocara porocephala Simontong 10. Terapontidae 15. Terapon jarbua − 7 7 2 11 1
6. Hemiramphidae 9. Zenarchopterus buffonis Julung-julung 11. Tetraodontidae 16. Chelonodon patoca − 1 1 − 1 1

10. Gazza minuta Maco labu 17. Arothron hispidus − 3 − − 2 1


7. Leiognathidae Maco Jumlah 293 67 69 50 239 140
11. Leiognathus longispinis
gadapang Jumlah Total 429
12. Lutjanus fulviflamma Ikan tando
8. Lutjanidae
13. Lutjanus lutjanus Ramuang Parameter fisika dan kimia perairan yang dapat
mendukung kehidupan ikan selama pengambilan sampel
9. Mullidae 14. Upeneus vittatus Pinang-pinang
dapat dilihat pada Tabel 3. pengukuran meliputi suhu
10. Terapontidae 15. Terapon jarbua Kerong air, pH air, salinitas, kecerahan air, dan kecepatan arus.
3. Tetraodontiformes 11. Tetraodontidae 16. Chelonodon patoca Bonta
17. Arothron hispidus Bonta ayam Tabel 3. Parameter Fisika dan Kimia air muara
sungai Salido.

Hasil penelitian pada Tabel 2. terdapat Stasiun 1 Stasiun II Stasiun III


variasi hasil penangkapan pada masing-masing Parameter
stasiun, dan ikan yang ditangkap dengan P/S P/S P/S
menggunakan berbagai alat ditangkap juga Suhu (°C) 24 /23 27 /29 27/30
menunjukan perbedaan jumlah pada masing-masing pH 7/7 8/8 7/7
alat tangkap. Pada stasiun I ditemukan 50 ekor, Salinitas (‰) 9/8 34 /33 32 /33
stasiun II 239 ekor dan stasiun III 140 ekor. Ikan Kecerahan (cm) 68 /63,5 54/44 52/-
yang paling banyak tangkap dengan mengunakan
jaring insang dibandingkan pancing dan jala. Jumlah Kecepatan Arus (m/dtk) 0,083/0,16 0,033/0,25 0,022/0,010
ikan yang tertangkap dengan jaring berjumlah 239 Ket :
ekor, jala 67 ekor dan pancing 69 ekor. P : Pasang
S : Surut
Selama periode penangkapan diperoleh 17 Berdasarkan hasil wawancara jenis-jenis ikan
spesies ikan dengan jumlah total individu 429 ekor, yang jarang ditemukan oleh masyarakat Salido,
spesies yang paling banyak ditemukan adalah selama penelitian juga tidak ditemukan, karena
Ambassis marcracanthus yang dapat ditemukan selama penelitian alat yang digunakan hanya alat
pada semua stasiun yaitu 25,87% dari jumlah total yang direkomendasikan oleh pemerintah
ikan yang didapatkan, diikuti oleh Liza subviridis berdasarkan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009
19,81%, Gerres filamentosus 11,88%, Caranx tille Kementrian Kelautan dan perikanan. Sedangkan
8,39%. Menurut Whitten T. William (2013) ikan warga setempat yang pernah menemukan ikan yang
tersebut dapat ditemukan di perairan muara, dan jarang ditemukan tersebut menggunakan bahan yang
pantai. berbahaya bagi kehidupan ikan seperti
Jenis-jenis ikan yang ditemukan di muara putas/pestisida.
sungai Salido tergolong rendah dibandingkan Faktor abiotik juga dapat mendukung
dengan jenis-jenis ikan yang ditemukan di ekosistem kehidupan ikan di perairan seperti suhu, pH,
estuari Mayangan Jawa Barat yang dilakukan oleh salinitas, kecepatan arus, kecerahan air. Suhu
Zahid, A. (2011) berjumlah 2.854 ekor dari 105 air pada stasiun I berkisar antara 23-24°C, stasiun
jenis. Namun jenis ikan yang didapat tergolong II 27-29 °C, dan stasiun III 27-30°C jadi
tinggi dibandingkan dengan penelitian Wiay, R.S rata-rata suhu yang diperoleh ketiga stasiun yaitu
(2011) di muara sungai Pami Manokwari yang 26,5°C. Rendahnya suhu pada stasiun I
memperoleh 133 ekor dari 11 jenis. Dari penelitian mempengaruhi jumlah ikan yang didapat sehingga
yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu bahwa hanya 8 spesies yang ditemukan, menurut Cahyono
jenis ikan yang ada di muara didominasi oleh famili (2001) pada temperatur yang rendah, proses
Ambassidae, Carangidae, Mugilidae, Mullidae, pencernaan makanan pada ikan akan berlangsung
Gobiidae, Gerreidae, Leiognathidae, ini lambat, sedangkan pada suhu yang hangat, proses
membuktikan bahwa jenis-jenis ikan yang pencernaan ikan berlangsung cepat. Dengan
ditemukan ada kesamaan dangan famili yang demikian suhu akan mempengaruhi nafsu makan
ditemukan di muara sungai Salido. Jenis-jenis ikan ikan, bahwa suhu yang baik untuk pertumbuhan
yang ditemukan tersebut yaitu pada daerah estuari, ikan berkisar antara 25°C-29°C.
pantai terbuka, alur sungai berhutan mangrove Salinitas selama periode penelitian pada tiga
(Zahid. A, 2011). stasiun pengamatan yaitu berkisar 8-34 ‰. Salinitas
Komunitas ikan yang mendiami muara tertinggi terdapat pada stasiun II, hal ini terjadi
biasanya merupakan kombinasi antara spesies air karena stasiun II merupakan daerah pertemuan
tawar, penetap, dan spesies air laut. Mereka antara air laut dan air sungai, sehingga jumlah ikan
ditemukan pada berbagai tahapan hidupnya di yang ditemukan di stasiun II lebih banyak berasal
ekosistem ini. Hasil penelitian di muara Salido jenis dari laut. Salinitas terendah terlihat pada stasiun I,
ikan di dominasi oleh jenis ikan dari laut yaitu 12 hal ini disebabkan karena pada stasiun I lebih
jenis dan ikan muara sejati 5 jenis. Berdasarkan lima banyak menerima pasokan air tawar yang berasal
kategori komposisi ikan yang diutarakan oleh Day dari hulu sungai, sehingga jenis ikan yang
et al. (1981) dalam Blaber (1997), dua kategori ditemukan sedikit dan hanya dari jenis ikan yang
diantaranya dijumpai di muara sungai Salido, yaitu. umumnya hidup di daerah muara atau estuari.
(1) Spesies pendatang (migran) dari laut, merupakan Sedangkan derajat keasaman (pH) selama penelitian
kelompok terbesar di muara baik di daerah subtropis ketiga stasiun diperoleh kisaran 7-8. Pada stasiun II
maupun tropis. Pada kelompok ini, ditemukan pH air tinggi dibandingkan dengan stasiun I dan III,
spesies pada fase juwana misalnya bersasal dari ini berhubungan sekali dengan salinitas pada stasiun
famili Mugilidae, Carangidae, dan Terapontidae. (2) II yang cukup tinggi hampir sama dengan salinitas
Spesies muara atau estuari sejati, merupakan spesies pada air laut sehingga mempengaruhi pH air pada
ikan yang daur hidupnya secara lengkap terjadi di stasiun II. Menurut Cahyono (2001) bahwa pH
muara atau estuari. Kelompok ini ditemukan pada untuk mendukung kehidupan ikan berkisar pada pH
sejumlah spesies dari Famili Gobiidae dan 5-8,7. Sedangkan kecepatan dan kecerahan air di
Ambassidae. perarian muara Salido tergolong baik untuk
Melimpahnya beberapa jenis ikan yang kehidupan ikan.
ditemukan di muara sungai Salido seperti Ambassis Kekayaan biologis di suatu ekosistem muara
marcracanthus disebabkan tidak dikomsumsi oleh mencerminkan kesehatan lingkungannya. Meskipun
warga sekitar muara sungai Salido dan spesies muara sungai Salido memiliki kekayaan ikan yang
tersebut memang hidup menetap pada habitat muara rendah dibandingkan dengan penelitian yang pernah
sungai. Jenis ikan yang didapatkan tidak bernilai dilakukan, sehingga perlu mendapatkan perhatian
ekonomis bagi warga di sekitar muara sungai Salido serius akibat degradasi ekologis yang mendera
yaitu Ambassis marcracanthus, Oxyurichthys ekosistem tersebut. Eksploitasi sumber daya ikan
papuensis, Zenarchopterus buffonis, Chelonodon yang meningkat dengan berbagai jenis alat tangkap
patoca dan Arothron hispidus. tidak ramah lingkungan, degradasi hutan mangrove,
pencemaran muara sungai dan abrasi pantai menjadi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Padang
masalah utama yang perlu diatasi. Kondisi ini Sumatera Barat.
membutuhkan pemantauan secara berkala terhadap Kottelat, M., A. J.Whitten, S. N. Kartikasari, and S.
jenis-jenis ikan untuk menjamin kemantapan Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater of Westren
ekosistem dan keberlanjutan sumber daya ikan. Indonesia and Sulawesi. Indonesia: Periplus
Edition (HK) and EMDI Project
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Noor. Yus Rusila, M. Khazali, I N.N. Suryadiputra.
dilakukan di muara sungai Salido didapatkan 17 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di
spesies dari 3 ordo, dan 11 famili. Jumlah ikan yang Indonesia. Bogor: Wetlands International dan
didapat selama periode penelitian yaitu 429 ekor. Ditjen PHKA.
Struktur komunitas ikan yang terbentuk di ekosistem
ini ditentukan oleh faktor abiotik seperti suhu, pH, Odum E. P. 1994. Dasar-dasar Ekologi: Edisi
salinitas, kecepatan arus, kecerahan air dan faktor Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University
biotik seperti makanan, vegetasi, predator. Muara Press.
sungai Salido dominan dihuni oleh ikan dari laut dan Permen Kelautan dan Perikanan. 2010. Tentang
beberapa spesies asli muara, hal ini tidak terlepas Penggunaan Alat Tangkap Ikan Tahun
dari keberadaan mangrove dan karakteristik muara 2010.
sungai Salido yang senantiasa terhubung dengan laut http://infohukum.kkp.go.id/files_kepmen/K
sepanjang tahun. Tekanan eksploitasi dan degradasi EP%2006%20 MEN% 2020101.pdf
terhadap muara sungai Salido menjadi masalah dikases tanggal 1 Mei 2014
utama yang perlu diatasi dalam rangka menjamin
kemantapan ekosistem dan keberlanjutan sumber Syahid, S. 2012. Perbedaan dan persamaan antara
daya ikan. estuaria dan muara sungai. Web:
Berdasarkan pengalaman dan hasil yang http://mulaidengankanan.blogspot.com/2012/
diperoleh melalui penelitian ini, disarankan untuk 09/perbedaan-dan-persamaan-antara-
peneliti selanjutnya perlu dilakukan lagi penelitian
estuaria.html. Di akses tanggal 14 maret
di sepanjang aliran sungai Salido dari hulu hingga
2014.
hilir sungai sehingga lebih banyak jenis-jenis ikan
yang ditemukan dan perlu dilakukan kajian ekologi White T, William, Peter R. Last, Dharmadi, Ria
dari ikan-ikan tersebut dengan tujuan untuk Faizah, Umi Chodrijah, Budi Iskandar
pembudidayaan. Prisantoso, John J. Pogonoski, Melody
Puckridge, Stephen J. M. Blaber. 2013.
KEPUSTAKAAN Market Fishes Of Indonesia: Jenis-jenis ikan
di Indonesia. Camberra: Acair.
Blaber S.J.M. 1997. Fish and fisheries of tropical
estuaries. Chapman & Hall: London. Wiay, R. S. 2011. Komposisi Jenis Ikan di Muara
Sungai Pami Manokwari. Jurnal Jurusan
Cahyono, B. 2001. Budidaya Ikan di Perairan Perikanan FPPK Unipa. Manokwari.
Umum. Kanisius: Yogyakarta
Zahid, 2011. Iktiofauna ekosistem estuari
Carpenter, Kent. s E and Volker H. Niem . 1999.
Mayangan, Jawa Barat. Jurnal FPIK IPB.
The Living Marine Resources Of The western
Bogor.
Central Pacific Volume 3-6 Bony fishes Part
1-6. Virginia, USA: Department of
Biological Sciences Old Dominion
University Norfolk and Marine Resources
Service Species Identification and Data
Programme FAO Fisheries Department

Effendi, E. 2012. Estuarine. Web:


http://staff.unila.ac.id/ekoefendi/2012/05/29/
estuarine/. Diakses tanggal 14 maret 2014

Hendrikus, J. 2011. Jenis-Jenis Ikan Yang


Tertangkap Di Sungai Simalulua Desa
Maileppet Kecamatan Siberut Selatan
Kabupaten Kepulawan Mentawai. Skripsi
Tidak Diterbi tkan. Padang: Program Studi

You might also like