You are on page 1of 9

Jurnal Ilmiah Mahasiswa: Agustus 2023. Vol. 8 , No.

3,
Elementary Education Research pp.179-187
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/index jimpgsd.eer@gmail.com

Persepsi Guru Terhadap Perubahan Kurikulum K13 Ke Kurikulum Merdeka Di SD


Negeri 1 Alue Bilie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya
Siti Mardiya1, M. Yamin2, Intan Safiah3
1,2,3
PGSD FKIP Universitas Syiah Kuala
1
sitimardiya2010@gmail.com, 2yamin@unsyiah.ac.id, 3intan.afiah@unsyiah.ac.id

Abstract Article History


The purpose of this research is to describe teachers' perceptions of changes from Received: March 15, 2023
the K13 curriculum to an independent curriculum at SD Negeri 1 Alue Bilie, Reviewed: May 17, 2023
Darul Makmur District, Nagan Raya Regency. The approach taken is qualitative Published: July 3, 2023
with the type of research that is descriptive. The data collection technique was
taken by interviewing the school principal, one of the grade 1 and grade 4 Key Words
teachers at SD Negeri 1 Alue Bilie. There are data analysis techniques namely Curriculum Changes,
data collection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing. From K13 to the Independent
the research it was found that teachers' perceptions of the changes in the 2013 Curriculum
curriculum to the independent curriculum at SD Negeri 1 Alue Bilie were very
diverse. Most of the teachers perceive that the change from the 2013 curriculum
to the independent curriculum is very good and facilitates the achievement of
learning objectives. However, no matter how good the concept of curriculum
change is, if the teacher is not adaptive and unprepared, it will be difficult to
implement it. So as a teacher must be able to implement the curriculum in the
education unit properly so that educational goals can be achieved properly.
Abstrak
Tujuan dari penelian untuk mendeskripsikan persepsi guru terhadap perubahan Kata Kunci
kurikulum k13 ke kurikulum merdeka di SD Negeri 1 Alue Bilie Kecamatan Perubahan Kurikulum,
Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya. Pendekatan yang diambil yaitu Kualitatif K13 ke Kurikulum
dengan jenis penelitian yaitu Deskriptif. Teknik pengumpulan data yang diambil Merdeka
wawancara kepada kepala sekolah, salah satu guru kelas 1 dan kelas 4 di SD
Negeri 1 Alue Bilie. Tehnik analisis data ada yakni Pengumpulan data, Reduksi
data, Penyajian data, dan Penarikan kesimpulan. Dari penelitian ditemukan
bahwa Persepsi guru terhadap perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka
di SD Negeri 1 Alue Bilie sangatlah beragam. Sebagian besar para guru
berpersepsi bahwa adanya perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka
sangat baik dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Namun sebaik
apapun konsep perubahan kurikulum, jika gurunya tidak adaptif dan tidak siap
maka akan sulit mengimplementasikan. Jadi sebagai seorang guru haruslah bisa
mengimplementasikan kurikulum dalam satuan pendidikan dengan tepat agar
tujuan pendidikan bisa tercapai dengan baik.

How to Cite: Mardiya, S.., Yamin, M.,., Safiah, I. (2023). Persepsi Guru Terhadap Perubahan Kurikulum K13
Ke Kurikulum Merdeka Di SD Negeri 1 Alue Bilie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Elementary Education Research, vo l. 8(3).
Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha yang memungkinkan peserta didik menjadi bagian dari
masyarakat yang baik serta kehidupan yang baik, dan menumbuhkan serta memajukan
kapasitas hidupnya sendiri. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang
membutuhkan usaha yang tidak sedikit. Demikian pula, Indonesia memiliki harapan yang
tinggi terhadap pendidikan kehidupan.
179
Elementary Education Research
Bulan Agustus Tahun.2023 Vol.8 No.3
Jurnal Ilmiah Mahasiswa: Agustus 2023. Vol. 8 , No. 3,
Elementary Education Research pp.179-187
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/index jimpgsd.eer@gmail.com

Menurut Hamalik (2015 “Pendidikan ialah usaha sadar buat mempersiapkan peserta
didik dengan pengajaran, pendidikan, dan/atau pelatihan buat peran masa depan”. Bagian
penting dari pendidikan adalah kurikulum.
Kurikulum adalah seperangkat rencana serta pengaturan isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai panduan pengelolaan kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum
ialah struktur dan materi kurikulum pembelajaran untuk mencapai tujuan satuan pendidikan
yang bersangkutan dalam rangka upaya mencapai tujuan pendidikan nasional (Hamalik,
2017).
Kurikulum memegang peranan dan fungsi yang sangat penting didalam pendidikan.
Menurut Hamalik (2017) Kurikulum memiliki tiga fungsi penting dalam pendidikan, yaitu:
fungsi konservatif, fungsi kritis atau evaluasi dan fungsi kreatif. Ketiga peran ini sama
pentingnya dan perlu dimainkan secara seimbang.
Fungsi kurikulum dalam pendidikan meliputi fungsi penyesuaian, fungsi integrasi,
fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi seleksi dan fungsi diagnosis. Kurikulum
merupakan bagian integral dari pendidikan yang menjadi acuan setiap satuan pendidikan, dan
kurikulum merupakan bidang yang paling besar pengaruhnya terhadap hasil pendidikan.
Peran dan fungsi dalam pendidikan ini memang sering dipenuhi oleh sistem pendidikan
nasional, karena kurikulum sangat mempengaruhi hasil pendidikan baik formal ataupun
nonformal, maka sketsa kurikulum yaitu semua mapel yang akan diperhatikan oleh setiap
peserta didik. atau mahasiswa.
Kurikulum merupakan bagian integral dari pendidikan yang menjadi acuan setiap
satuan pendidikan, dan kurikulum yaitu bagian dari pengaruhnya pada hasil pendidikan.
Kurikulum juga dapat menjadi wahana untuk mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Mulyasa (2019), perubahan kurikulum merupakan perubahan yang sangat
mendasar dalam sistem pendidikan nasional dan akan mengubah komponen pendidikan
lainnya. Banda Aceh (05/09/2022) “Pembaruan kurikulum adalah satu hal yang tidak bisa
dihindari,” kata Mohammad, Staf Khusus Mendikbud Bidang Pembelajaran.
Dalam pelaksanaan kurikulum pembangunan pemerintah untuk menjawab tantangan
perubahan zaman agar peserta didik mampu bersaing dimasa yang akan datang. Sebeb, dunia
pendidikan yang merupakan pilar utama dalam membangun dan mencerdaskan generasi
mendatang juga harus berubah.

180
Elementary Education Research
Bulan Agustus Tahun.2023 Vol.8 No.3
Jurnal Ilmiah Mahasiswa: Agustus 2023. Vol. 8 , No. 3,
Elementary Education Research pp.179-187
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/index jimpgsd.eer@gmail.com

Dalam dunia pendidikan, kurikulum tentu saja selalu berubah mengikuti kebutuhan
zaman. Tujuannya adalah untuk meningkatkan, tentunya dalam praktek sering dijumpai
hambatan, maka tidak mudah untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum bisa dirapikan
sedemikian rupa sehingga meningkatkan manusia seutuhnya dan manusia yang dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Komponen pendidikan yang berperan dalam pelaksanaan reformasi kurikulum adalah
guru. Puncak keberhasilan pendidikan adalah guru yang ikutserta langsung pada
pengembangan serta pelaksanaan kurikulum, maka pembelajaran bisa berjlan dengan lancar
sesuai dengan yang diinginkan. Menurut „Abidin (2015), peran guru pada kurikulum adalah:
1) Sebagai pelaksana, 2) Sebagai adjuster, 3) Sebagai pengembang mata pelajaran, guru
memiliki hak untuk merancang mata pelajaran. 4) Sebagai peneliti kurikulum,
Pada perwujudannnya, pemerintah meningkatkan kurikulum baru terhadpa jawaban
dari tujuan pendidikan nasional yang dikenal dengan Kurikulum 2013. Yang menjadikan
alasan pemerintah melakukan perubahan atau penyempurnaan kurikulum karena pada
kurikulum 2013 kompetensi diturunkan menjadi tiga komponen berbeda yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang mengakibatkan guru menderita mengajar dan murid
menderita belajar, mengingat proses penilaian yang rumit dan menghabiskan waktu yang
panjang akibat perbedaan antar penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. sedangkan
pada kurikulum merdeka mengutamakan penguatan profil pelajar pancasila, kegiatan
intrakulikuler, dan ekstrakulikuler.
Selain itu, pada kurikulum 2013 tujuan pembelajaran terlalu tinggi tidak sesuai dengan
perkembangan anak, guru dituntut menuntaskan pembelajaran dan mempelajari banyak
materi mengakibatkan belajar untuk hafalan serta bukan mendapat pengetahuan, batas waktu
juga sangat kaku tidak dapat diselaraskan oleh guru serta satuan pendidikan.
Berbeda dengan kurikulum merdeka yang di dukung oleh platform merdeka mengajar.
Platform merdeka mengajar menunjang guru pada menerapkan kurikulum merdeka. Hal
pertama yang menjadi pengembangan kurikulum merdeka adalah lebih sederhana dan lebih
mendalam. Ini karena kurikulum merdeka memiliki standar kelas yang jauh lebih sederhana
dan menyediakan lebih sedikit materi, memberikan waktu bagi guru untuk mengeksplorasi
setiap konsep.

181
Elementary Education Research
Bulan Agustus Tahun.2023 Vol.8 No.3
Jurnal Ilmiah Mahasiswa: Agustus 2023. Vol. 8 , No. 3,
Elementary Education Research pp.179-187
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/index jimpgsd.eer@gmail.com

Apapun yang terjadi, pasti ada banyak pro dan kontra terhadap perubahan kurikulum
yang sebenarnya. Perubahan kurikulum 2013 menjadi kurikulum yang berdiri sendiri akan
menimbulkan banyak kekhawatiran di kalangan guru, salah satunya guru di Alue Bilie SD
Negeri 1 Kabupaten Nagan Raya Kabupaten Darul Makmur.
Pergantian kurikulum yang sering terjadi di Indonesia, hal ini menyebabkan para guru
mengeluh, karena implementasi kurikulum 2013 tidak sempurna serta sudah diganti dengan
kurikulum baru. Ini akan mempengaruhi semua aspek yang utama siswa yang menjadi bahan
percobaan. Sebab dari itu peneliti tertarik membuat penelitian di SD Negeri 1 Alue Bilie.
Berdasarkan hasil wawancara awal dengan guru di SD Negeri 1 Alue Bilie Kecamatan
Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya, bahwa implementasi Kurikulum Merdeka memiliki
permasalahan, diantaranya (1) belum mengetahui strategi mengajar yang tepat, (2) belum
menguasi pembuatan modul ajar (3) belum menguasai keterampilan mengajar, sehingga
menimbulkan tanggapan yang berbeda- beda dari setiap guru di SD Negeri 1 Alue Bilie.
Kurikulum Merdeka dilaksanakan secara mandiri di Tahun Ajaran 2022/ 2023. SD
Negeri 1 Alue Bilie adalah sebuah SD yang tekah menerapkan Kurikulum Merdeka awal
tahun 2022 untuk tahap pertama di kelas 1 serta 4, dan tahap kedua di kelas 2 dan 5. Peneliti
memilih SD Negeri 1 Alue Bilie yang menggunakan dua kurikulum yang ditemukan masalah
dalam pelaksanaannya.
Menurut latar belakang, sehingga peneliti mengambil judul Persepsi Guru Terhadap
Perubahan Kurikulum K13 ke Kurikulum Merdeka di SD Negeri 1 Alue Bilie Kecamatan
Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.

Metode Penelitian
Pendekatan yang diambil Kualitatif dan jenis penelitiannya Deskripsitf. Penelitian
dilakukan di SDN 1 Alue Bilie. Subjek dalam penelitian yaitu 2 orang guru kelas yaitu guru
kelas 1 dan kelas 4 yang sudah menerapkan kurikulum merdeka. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawawncara. Teknik analisis data yang diambil reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan.

182
Elementary Education Research
Bulan Agustus Tahun.2023 Vol.8 No.3
Jurnal Ilmiah Mahasiswa: Agustus 2023. Vol. 8 , No. 3,
Elementary Education Research pp.179-187
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/index jimpgsd.eer@gmail.com

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Peneliti mengumpulkan data yang berkaitan dengan persepsi guru terhadap perubahan
kurikulum k13 ke kurikulum merdeka. Adapun hasl penelitian yang didapatkan sebagai
berikut:
Perubahan serta penyempurnaan kurikulum adalah hal yang lumrah di negara mana
pun di dunia, seperti halnya pemerintah Indonesia yang secara berkala merevisi kurikulum.
Perubahan kurikulum yaitu perubahan yang sangat utama pada sistem pendidikan nasional
serta bisa mengubah komponen pendidikan lainnya.
Menurut penjelas tersebut, bisa dipahami perubahan kurikulum merupakan suatu hal
yang mendasar, dan tentunya di dalam perubahan kurikulum tersebut akan mengubah
komponen- komponen yang ada seperti kompetensi dan lain- lain untuk mencapai tujuan
belajar yang diharapkan.
Seperti halnya mengenai persepsi terhadap Kompetensi pada K13 yang berbeda dengan
Kurikulum Merdeka, dimana pada kompetensi K13, KD dikatakan pada poin- poin yang
disusun untuk mencapai KI pertahun. Sedangkan pada kurikulum merdeka kompetensi yang
ingin di capai adalah capaian belajar. Bapak kepala sekolah mengatakan:
“Sebenarnya tujuan pemerintah untuk mengubah kurikulum adalah untuk kemajuan
peserta didik. Berarti perubahan K13 ke Kurikulum merdeka itu untuk menyesuaikan dengan
adanya perkembangan zaman. Untuk kurikulum merdeka menurut persepsi kami sudah baik,
karena agar siswa dapat lebih maju lagi pada kegiatan belajar mengajar sesuai dengan zaman
sekarang belajar. Untuk perubahan kompetensi pembelajaran itu sendiri menurut persepsi
kami sudah baik, karena dapat mempermudah para guru dalam melakukan penilaian”.

Berbeda pula pendapat kepala sekolah dengan guru kelas I yaitu beliau berkata:
“Ya sebenarnya pada awal perubahan kurikulum tidak terlalu setuju karna saya merasa
terhambat dalam pelaksanaannya, mulai dari menyiapkan modul dan lain- lainnya yang
menurut saya sedikit rumit, kemudian dikurikulum merdeka ini banyak menggunakan media
seperti internet. Selain itu setiap adanya perubahan kurikulum tentunya di dalam pelaksanaan
kurikulum tersebut ada perubahan seperti halnya perubahan kompetensi kurikulum 2013 dan
Kurikulum merdeka, dimana KI di kurikulum 2013 mencakup Sikap sosial, spritual,
pengetahuan, serta juga keterampilan. Seterusnya di kurikulum merdeka yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Tetapi seiring berjalannya waktu insyaa allah saya sudah
mulai bisa melaksanakan perubahan kurikulum ini. Sebenarnya perubahan ini bukan untuk
merubah total, hanya saja untuk memperbaiki agar dapat mengukuti perkembangan zaman”.

Menurut pendapat tersebut, bisa diketahui bahwa meskipun ada perbedaan kompetensi
antar kurikulum 2013 dengan kurikulum merdeka bukanlah suatu masalah, karena tujuan

183
Elementary Education Research
Bulan Agustus Tahun.2023 Vol.8 No.3
Jurnal Ilmiah Mahasiswa: Agustus 2023. Vol. 8 , No. 3,
Elementary Education Research pp.179-187
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/index jimpgsd.eer@gmail.com

diadakannya kurikulum merdeka ini adalah untuk mengikuti tuntutan perkembangan zaman
agar dapat melahirkan peserta didik yang lebih maju sesuai dengan zaman mereka ketika
belajar.
Pergantian kurikulum sangatlah pengaruh pada proses pembelajaran. Apabila
kurikulum berganti jadi kegiatan utamanya juga bisa berganti, seperti yang dikatakan oleh
Bapak kepala sekolah:
“Struktur kurikulum merdeka terbagi menjadi 2 yaitu, 1. Kegiatan pembelajaran di
kelas atau pembelajaran tatap muka, dan 2. Kegiatan pembelajaran proyek untuk memperkuat
citra mahasiswa Pancasila. dirancang untuk memperkuat pendidikan karakter siswa, dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi lingkungan global, keragaman,
inklusivitas, dll. Namun, untuk proyek ini tidak akan menambah jam pelajaran. Jumlah jam
belajar sama sebagai mata kuliah 2013, kecuali bahwa proyek dalam mata kuliah yang berdiri
sendiri hanya sekitar 20-30% dari total jam pelajaran.

Berbeda dengan persepsi Ibu kelas IV di SD Negeri 1 Alue Bilie:

“Sebenarnya dalam hal ini pembelajaran intrakulikuler itu sama seperti kegiatan
pembelajaran yang ada di kurikulum 2013 yaitu dilaksanakan secara rutin sesuai jadwal
berdasarkan muatan pelajaran yang terstruktur, Untuk kegiatan proyek yang meningkatkan
portofolio siswa Pancasila tidak menggantikan pendekatan pembelajaran berbasis proyek
yang sudah diterapkan oleh beberapa guru. Proyek ini bertujuan untuk memperkuat
pengembangan profil Pancasila seperti Ketuhanan, Ketuhanan Yang Maha Esa, Karakter
Mulia, Kemandirian, Kebhinekaan, Gotong Royong, Berpikir Kritis dan Kreativitas.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa dalam menghadapi perubahan


kurikulum agar berjalan dengan baik sehingga yang bertanggung jawab pada semua kegiatan
pada kurikulum itu yang sesuai serta bisa digunakan semua guru di sekolah. Artinya jika guru
dapat melaksanakan perubahan- perubahan tersebut, maka sukseslah perubahan kurikulum
ini.
Selanjutnya dalam perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka tentunya ada
perubahan- perubahan dari kurikulum sebelumnya, selain perubahan Kompetensi, KI dan
lainnya, pastinya pelaksanaan jam pelajaran juga berbeda, seperti pelaksanaan jam pelajaran
(JP) yang kini diatur secara pertahun sehingga alokasi waktu untuk capaian jam pelajaran
bisa lebih fleksibel. Seperti yang disampaikan oleh Ibu kelas I yaitu:
“Ya pastinya perbedaan jam pelajaran antara kurikulum 2013 dengan kurikulum
merdeka itu ada, seperti halnya untuk perubahan jam pelajaran pada kurikulum merdeka ini
menurut saya akan lebih mumadahkan kami para guru kelas karena kami dapat
menyelesaikan jumlah jam pelajaran dalam satu tahun akademik. Karena jika pada kurikulum
sebelumnya kami memulai administrasi pembelajaran melalui kalender pendidikan, dari

184
Elementary Education Research
Bulan Agustus Tahun.2023 Vol.8 No.3
Jurnal Ilmiah Mahasiswa: Agustus 2023. Vol. 8 , No. 3,
Elementary Education Research pp.179-187
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/index jimpgsd.eer@gmail.com

situlah nantinya akan diperoleh minggu efektif persemester yang dibuat menjadi prota dan
prosem. Sedangkan pada kurikulum merdeka jumlah JP pertahun sudah ditentukan”.
Hal ini juga diperkuat Ibu kelas IV: “Untuk jam pelajaran saat ini memang ada
perubahan, dan tentunya perubahan ini menurut saya lebih mempermudah kami para guru,
karena pada kurikulum merdeka belajar ini jumlah JP sudah ditentukan pertahun, sehingga
kami yang harus menyesuaikan jumlah JP tersebut dengan capaian pembelajaran”.

Dari kedua persepsi diatas kita ketahui bahwa dalam perubahan JP dari kurikulum
sebelumnya ke kurikulum merdeka itu lebih baik, karena lebih fleksibel dan membuat guru
lebih mudah dalam melaksanakan jam pelajaran. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pada
kurikulum merdeka memiliki dua segmen pembelajaran yaitu intrakulikuler atau tatap muka
dan Kokulikuler Projek Penguatan Pancasila.
Selanjutnya, selain JP dalam proses pembelajarannya pasti setiap guru menggunakan
pendekatan, jika pada kurikulum 2013 menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis
tematik integratif, saat ini pada kurikulum merdeka pendekatan yang digunakan ialah
pendekatan pembelajaran berbasis mata pelajaran, tematik, dan juga terintegrasi. Dalam
proses perubahan kurikulum tentunya pada pendekatan juga mengalami perubahan seperti
yang di katakan oleh Bapak kepala sekolah yaitu:
“Saat ini ada 3 pendekatan yang di gunakan oleh satuan pendidikan yang diseralaskan
pada situasi serta tujuan masing- masing. Dimana pada metode Mata pelajaran yaitu pada
kegitan pembelajan dikerjakan dengan terpisah pada setiap mapel dengan mapel yang lain,
selanjutnya Tematik yaitu pembelajaran disusun berdasarkan tema, dan Terintegrasi terhadap
rancangan serta keterampilan dari mata pelajaran yang diberikan dengan cara kolaboratif”.

Ibu kelas 1 memperkuat dengan berpersepsi:

“sebenarnya perbedaan penggunaan pendekatan yang digunakan pada kurikulum


sebelumnya dengan kurikulum saat ini itu tidak jauh berbeda, hanya saja pada kurikulum
merdeka terdapat dua tambahan saja yaitu Mata pelajaran dan Terintegrasi. Dimana disini
akan mempermudah kami para guru. Karena pada kurikulum merdeka ini RPP
disederhanakan lagi, dimana sekarang itu namanya Modul. Jika pada RPP mencakup semua
mata pelajaran dan menggabungkan, sedangkan di kurikulum merdeka ini kita membuat
Modul itu hanya untuk satu mata pelajaran saja.

Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan bahwa perubahan pendekatan yang ada
pada kurikulum sebelumnya ke kurikulum merdeka itu juga tidak jauh berbeda, karena
sebenarnya pemerintah membuat perubahan kurikulum ini adalah untuk memperbaiki
kurikulum sebelumnya agar lebih baik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di
harapkan.
185
Elementary Education Research
Bulan Agustus Tahun.2023 Vol.8 No.3
Jurnal Ilmiah Mahasiswa: Agustus 2023. Vol. 8 , No. 3,
Elementary Education Research pp.179-187
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/index jimpgsd.eer@gmail.com

Selain perubahan di atas, dalam perubahan kurikulum ini tentunya proses penilaian juga
akan mengalami perubahan, yang dikatakan oleh guru kelas IV yaitu:
“Saat ini pada kurikulum merdeka tentunya pada proses penilaian berbeda ya dengan
kurikulum sebelumnya, jika pada kurikulum sebelumnya itu penilaian dilakukan dengan
formatif dan sumatif, sedangkan pada kurikulum merdeka penilaian memiliki suatu
penguatan pada asesmen formatik, pada kurikulum ini penilaian tidak terpisah pada penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan, pada kurikulum ini KKM juga ditiadakan. Ya awalnya
kami kesulitan, tapi setelah dipelajari kami bisa melakukannya”.
Pernyataan di atas diperkuat oleh Ibu kelas IV: “ Untuk penilaian tentunya saat ini telah
berbeda dengan kurikulum sebelumnya, dimana kurikulum merdeka mempunyai penilaian
yakni penilaian nonkognitif serta penilaian kognitif. Penilaian nonkognitif yaitu penilaian
selain pembelajaran, sedangkan penilaian kognitif yakni penilaian pengetahuan.
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa untuk proses penilaian ini sangat berbeda
dengan kurikulum sebelumnya, dimana kurikulum sebelumnya proses penilaian dibagi
penilaian sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Sedangkan pada kurikulum merdeka
penilaian tidak terpisah dan tidak adanya KKM.
Jadi, berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa mereka memiliki persepsi yang berbeda,
dan dari perbedaan persepsi tersebut menunjukkan bahwa mereka setuju dengan adanya
perubahan kurikulum ini karena perubahan ini membuat proses pembelajaran lebih baik lagi
dari sebelumnya.
Analisis data di atas penelitian membuktikan bahwa banyak variasi perubahan
kurikulum yang timbul antara kurikum tahun 2013 dengan kurikulum merdeka yang berdiri
sendiri. Kurikulum berbasis kompetensi 2013 berpusat pada memungkinkan siswa untuk
memperoleh kompetensi tertentu. Oleh karena itu, kurikulum memuat multikompetensi dan
berbagai tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam berbagai bentuk, sehingga dapat
dilihat capaian berupa sifat atau keterampilan siswa sebagai acuan keberhasilannya.
Ikuti filosofi pembelajaran holistik serta pengembangan bakat. Semua siswa harus
memiliki kesempatan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan
keterampilan yang dimilikinya. Tema K13 yang paling spesifik adalah pengembangan
manusia yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif melalui pandangan terpadu tentang
sikap, keterampilan, dan pemahaman.
Kurikulum ini dibuat untuk pelajaran yang lebih mudah dan berfokus pada materi
penting dan pengembangan karakter siswa. Keberadaan kurikulum merdeka dapat menjadi
harapan karena didasarkan pada kebutuhan siswa dan dengan demikian dapat meningkatkan
kapasitas belajar lembaga pendidikan.
Sebagai upaya untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran, kurikulum yang berdiri
sendiri dikembangkan dengan menggunakan kerangka penilaian Non-kognitif dipergunakan
untuk memasukkan aspek psikologis siswa serta kondisi emosional siswa, beserta
bagaimana siswa menggemari belajar. Di rumah, mengunjungi keluarga siswa. Kurikulum
merdeka juga mempunyai penilaian kognitif buat menilai wawasan siswa dan pencapaian
siswa. Selain itu, peran seorang guru pada dunia pendidika sangat penting karna ia
bersentuhan langsung dengan siswa serta mempunyai peran pada pelaksanaan RPP dan

186
Elementary Education Research
Bulan Agustus Tahun.2023 Vol.8 No.3
Jurnal Ilmiah Mahasiswa: Agustus 2023. Vol. 8 , No. 3,
Elementary Education Research pp.179-187
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/index jimpgsd.eer@gmail.com

evaluasi pendidikan. Oleh karena itu, pandangan guru tentang reformasi kurikulum menjadi
sangat penting.

Kesimpulan
Menurut pembahasan dari hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka kesimpulannya
Persepsi guru terhadap perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka di SD Negeri 1
Alue Bilie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya sangatlah beragam. Sebagian
besar para guru berpersepsi bahwa adanya perubahan kurikulum 2013 ke kurikulum merdeka
sangat baik dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Namun sebaik apapun
konsep perubahan kurikulum, jika gurunya tidak adaptif dan tidak siap maka akan sulit
mengimplementasikan. Jadi sebagai seorang guru haruslah bisa mengimplementasikan
kurikulum dalam satuan pendidikan dengan tepat agar tujuan pendidikan bisa tercapai dengan
baik.
Saran
1. Bagi guru sebagai guru pemasyarakatan harus memenuhi tanggung jawabnya sebagai
pendidik, sebagai pendidik harus mentaati peraturan yang telah ditetapkan oleh setiap
mata pelajaran agar tujuan kurikulum mata pelajaran dapat dilaksanakan.
2. Bagi lembaga pendidikan, lembaga pendidikan hendaknya menjadi wadah penerapan
kurikulum yang lebih baik. Dalam konteks ini, khususnya perkembangan perubahan
kurikulum yang berlangsung di lembaga pendidikan.
3. Bagi peneliti lain, hendaknya peneliti mempertimbangkan hasil penelitiannya sendiri
ketika mempelajari topik yang serupa. Hal ini dimaksudkan agar jika tema yang
diajukan untuk penelitian sama, maka tidak akan timbul kesenjangan

Daftar Pustaka
Hamalik, Oemar. (2015). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. (2017). Dasar- dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rodakarya.
Kurniasih, Imas. (2022). A- Z Merdeka Belajar + Kurikulum Merdeka. Kata Pena.
Mulyasa. (2019). Implementasi Kurikulum 2013 Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Nur „Abidin, Aprita Dessy. (2018). Persepsi Guru Terhadap Perubahan Kurikulum KTSP ke
K13 (Studi Kasus Mi Al- Jariyah Bungkuk Parang Magetan.[Skripsi, Institut Agama
Islam Negeri Ponorogo], Ponorogo.
Permendikbud No. 65 Tahun (2013) Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud No. 81 A Tahun (2013) Tentang Implementasi Kurikulum.
Raharjo, Rahmat. (2012). Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Yogyakarta:
Baituna Publishing.
Rahayu, Restu., Rita, R., dkk. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah
Penggerak. Journal Basicedu, Vol. 6 Nomor 4 Tahun 2022 (6313-6319).
Sari, Intan Faradilla, Dkk. (2023). Analisis Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Merdeka. Jurnal Pendidikan dan Konseling, Vol. 5 Nomor 1 Tahun 2023 (149 dan151).
187
Elementary Education Research
Bulan Agustus Tahun.2023 Vol.8 No.3

You might also like