You are on page 1of 71

PENCUCIAN & DISINFEKSI

Central Sterile Supply Department (CSSD)


RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
TOP 10 HEALTH TECHNOLOGY
HAZARDS (ECRI)
2015 2016 2017

1. Inadequate Cleaning of Flexible Endoscopes


and surgical instruments
1. Infusion Errors Can Be Deadly If Simple
1. Alarm Hazards: Inadequate Alarm Configuration Policies 2. Missed Alarms Can Have Fatal Consequences Safety Steps Are Overlooked.
and Practices
3. Failure to Effectively Monitor Postoperative 2. Inadequate Cleaning of Complex
2. Data Integrity: Incorrect or Missing Data in EHRs and
Other Health IT Systems Patients for Opioid-
Reusable Instruments Can Lead to
3. Mix-Up of IV Lines Leading to Misadministration of 4. Inadequate Surveillance of Monitored Infections.
Drugs and Solutions
Patients in a Telemetry Setting.
4. Inadequate Reprocessing of Endoscopes and Surgical 3. Missed Ventilator Alarms Can Lead to Patient
Instruments 5. Insufficient Training of Clinicians on Operating Harm.
5. Ventilator Disconnections Not Caught because of Mis- Room. 4. Undetected Opioid-Induced Respiratory
set or Missed Alarms
6. Errors Arise When HIT Configurations and Depression.
6. Patient-Handling Device Use Errors and Device Failures Facility Workflow 5. Infection Risks with Heater-Cooler Devices Used in
7. “Dose Creep”: Unnoticed Variations in Diagnostic Cardiothoracic Surgery
Radiation Exposures 7. Unsafe Injection Practices Expose Patients to
8. Robotic Surgery: Complications due to Insufficient Infectious Agents 6. Software Management Gaps Put Patients, and
Training. Patient Data, at Risk
8. Gamma Camera Mechanical Failures Can
9. Cybersecurity: Insufficient Protections for Medical Lead to Serious Injury or Death 7. Occupational Radiation Hazards in Hybrid Ors.
Devices and Systems
8. Automated Dispensing Cabinet Setup and Use
10. Overwhelmed Recall and Safety-Alert Management 9. Failure to Appropriately Operate Intensive
Errors May Cause Medication Mishaps.
Programs Care Ventilators .
9. Surgical Stapler Misuse and Malfunctions .
10.Misuse of USB Ports Can Cause Medical
Devices to Malfunction 10. Device Failures Caused by Cleaning Products and
Practices 2
PENDAHULUAN
1. Infusion Errors Can Be Deadly If Simple Safety
Steps Are Overlooked
2. Inadequate Cleaning of Complex
Reusable Instruments Can Lead to
Infections
3. Missed Ventilator Alarms Can Lead to Patient Harm
4. Undetected Opioid-Induced Respiratory
Depression
5. Infection Risks with Heater-Cooler Devices Used in
Cardiothoracic Surgery
6. Software Management Gaps Put Patients, and
Patient Data, at Risk
7. Occupational Radiation Hazards in Hybrid ORs
Automated Dispensing Cabinet Setup and Use
8.Errors May Cause Medication Mishaps
9.Surgical Stapler Misuse and Malfunctions
10.Device Failures Caused by Cleaning Products and
Practices
Pedoman WHO, 2016 Apsic, 2016
Dekontaminasi
Definisi :
Dekontaminasi, merupakan istilah umum untuk
penghancuran atau penghilangan kontaminasi
mikroorganisme sehingga alat menjadi aman untuk
digunakan
Proses Dekontaminasi meliputi :
•Pencucian
•Disinfeksi dan
•Sterilisasi.
Manajemen Instrumen/Alkes
•Pembelian
•Peminjaman
Perencanaan
Jangka Pendek
&
•Peminjaman
Pengadaan Jangka Panjang Pembersihan Disinfeksi

Inspeksi dan
Penggunaan
Pengemasan

Sterilisasi
Transportasi

Penyimpanan dan Distribusi

• Penghancuran
Pemusnahan • Pengembalian
Penentuan Tingkat Dekontaminasi dengan
Kriteria Spaulding

PENDEKATAN RASIONAL
Earle H. Spaulding pada tahun 1957 memberikan
pendekatan rasional untuk disinfeksi dan sterilisasi perlatan
kesehatan.
Klasifikasi sangat jelas dan logis

Kategori:
1. Critical
2. Semicritical
3. Non critical
Berdasarkan resiko infeksi
Critical item High risk Objects that Surgical Pre - Cleaning &
enter sterile instruments, Sterilization
tissue or the urinary
vascular system catheters,
implants, and
ultrasound
probes
Semi critical Intermediate Object that Respiratory Pre – Cleaning
item risk contact mucous therapy and & High-level
membranes or anesthesia disinfection
nonintact skin. equipment,
some
endoscopes
Non critical Low risk Object that Bedpans, blood Cleaning & low
item contact intact pressure cuffs, level
skin. crutches disinfection

Minimal risk Environment Bed rails, Cleaning & low


bedside tables, level
patient disinfection
furniture and
floors
Critical Items - Examples
• Implants
• Prosthetic devices
• Surgical instruments
• Needles
• Cardiac catheters
• Urinary catheters
• Biopsy forceps of
endoscope
Semi-critical Item - Examples
 Flexible fiberoptic
endoscopes
 Respiratory therapy
equipment
 Anaesthesia
equipment
 Endotracheal tubes
 Bronchoscopes
 Vaginal specula
 Cystoscope
 Hand-piece
11
Non-critical Item - Examples
PENCUCIAN/ PEMBERSIHAN
SIKLUS PEMBERSIHAN
Final Inspection Point of use cleaning

Final Rinsing/ Drying Initial Inspection/ Preparation

Quality
Control

Manual or Mechnical Cleaning Pre Treatment

14
Pembersihan

• Pembersihan adalah langkah pertama dalam pemrosesan instrumen


• Pembersihan yang kurang baik menyebabkan darah dan kotoran
lainnya tertinggal dan menggagalkan proses disinfeksi/ sterilisasi

• Pembersihan adalah penghilangan kotoran yang terlihat (misalnya,


bahan organik dan anorganik) dari permukaan suatu objek dan
biasanya dilakukan secara manual atau secara mekanis
menggunakan air dengan detergen atau produk enzimatik.

• Pembersihan dilakukan dengan pembersihan manual dengan


bahan kimia pembersih (deterjen) dan air, menyikat atau
menyiram, atau dengan menggunakan disinfektor ultrasonik dan
atau mesin cuci untuk menghilangkan bahan asing
PARAMETER PEMBERSIHAN

ACTION CONCENTRATION

TIME TEMPERATURE

16
Air : Pelaku utama dalam penghancuran instrumentasi dan peralatan
Gunakan air terstandar untuk melakukan proses pembersihan
AIR
KUALITAS AIR
AAMI TIR 34 : 2014 WHO , 2016
Teknologi Penghilangan Kontaminan AIR
Water Resistivity vs Water Conductivity
Water Hardness
Damage & Discoloration caused by Water
Deterjen

Detergen adalah surfaktan atau campuran surfaktan dengan sifat


pembersih dalam larutan yang di encer kan

Water Universal solvent

Bases, Acids, Enzymes Hydrolysis- in the presence of water

Surfactants Wet, emulsify, disperse & suspend solids

Chelants, Sequestering Agents Tie up hard water & metal ions

Builders Assist in detergency

Corrosion Inhibitors Protect surfaces against corrosion

Biocides Preservative, antimicrobial agents

Solvents Solubilise
Asam & Basa

• Secara tradisional seperti natrium hidroksida (NaOH) atau kalium


hidroksida (KOH) atau Sodium hidroksida yang di formulasi dengan
surfaktan. Sangat efektif dalam memecah lemak, minyak dan protein di
dalam campuran air (hidrolisis)
Enzim
• Protease Darah
• Lipase Lemak
• Amilase Polisakarida

• Memecah molekul yang lebih besar menjadi molekul yang lebih kecil
(Hidrolisis)
Surfaktan
Mengurangi tegangan permukaan air dan menutupi lebih banyak Menembus tkotoran dan permukaan instrumen yang tidak rata
area permukaan (Membasahi), sehingga kotoran mudah
diangkat

Substrate

Water droplet Some More


Kotoran Surfaktan Air
surfactant surfactant
added added

Campuran dua zat tak bercampur untuk menciptakan zat campuran (emulsi)
Chelating & Corrosion Inhibitor
Chelating Corrosion Inhibitor
Batasi efek negatif Hard Water • Batasi efek negatif dari faktor pH dan
anion korosif dengan mempertahankan
dan ion logam dengan: dan melindungi lapisan pasif stainless
steel
– Kemampuan kimia untuk mengikat
Hard Water & ion logam
• Mencegah oksidasi permukaan, pitting
– Menghindari ion dari menempel dan perubahan warna
kembali ke permukaan
– Memberikan waktu detergen untuk
melakukan pembersihan
– Menghambat penumpukan kotoran

Without corrosion With corrosion


inhibitors inhibitors
MEKANISME KERJA DETERGEN

1. Lowering surface menurunkan tegangan permukaan dengan penetrasi


kedalam kotoran yang melekat pada peralatan
2. Deflocculating menghancurkan dan menghilangkan kotoran yang kecil
saat pembersihan di campur dengan air
3. Keeping soil and dirt menjaga larutan untuk bekerja dan kotoran tidak
meempel lagi ke instrumen/alat
Pemilihan Deterjen
• Jenis instrumen yang diproses,
komposisi bahan instrumen.
• Jenis kotoran yang akan dihilangkan
• Pemrosesan manual atau mekanik
• Kualitas air
• Peraturan setempat
• Penanganan instrumen setelah
digunakan
• Harga
• Keselamatan lingkungan dan pekerja
Pemilihan Deterjen
1. Deterjen dapat menghilangkan kotoran organik dan non organik. Tidak
hanya darah dan cairan tubuh, tetapa dapat menghilangkan deposit/
kerak atau karat yang menempel.The product should remove both organic and inorganic soils.
Meaning not only should it remove blood and other body tissues, but it should also remove soils that come
from other sources such as hard water deposits or rusting that may occur.

2. Deterjen sebaiknya menghasilkan sedikit busa sehingga tidak


mengganggu proses pencucian dan pembilasan. The detergent should be low foaming
( low sudsing ) so it does not impede the cleaning and rinsing process.

3. Deterjen sebaiknya mudah dibilas sehingga tidak meninggalkan residu. The


detergent should be free rinsing so it does not leave behind any residual.

4. Deterjen aman terhadap instrumen pembedahan. Selalu lakukan


pengecekan dengan pabrikan instruumen apabila terdapat deterjen atau
enzim yang dapat merusak instrumen. The detergent should be safe on the material used in the
construction of surgical instruments and equipment. It is always important to check with the device manufacturer for any chemical
that might be found In some detergents and enzymes to be harmful to their device.
Di Titik Pemakaian
Pemilahan Kelembaban Instrumen
• Pilah dan buang linen, peralatan •Hilangkan kotoran padat dari
sekali pakai, limbah atau sampah, instrumen menggunakan kain/ kasa
jangan biarkan bercampur •Instrumen tetap lembab. Gunakan
cairan pre-cleaning mencegah instrumen
peralatan pakai ulang menjadi kering atau tutup dengan
• Pilah jaringan tubuh dan cairan handuk basah (air).
tubuh pasien serta ditempatkan •Irigasi alat berlumen dengan spuit
menggunakan air steril
dalam kontainer atau wadah yang
aman (anti bocor) •Rendam peralatan khusus spt
acetabular reamer, namun hindari
• Pilah instrumen yang rusak dalam perendaman yang memanjang
wadah lain atau beri penanda •Jangan menggunakan saline
•Tempatkan dalam kontainer tertutup
Transportasi Instrumen Kotor
• Peralatan / perangkat yang kotor harus diangkut dengan
rute langsung ke area pembersihan dan hindari melalui
area penyimpanan barang steril, area perawatan pasien
maupun area ruang tunggu
• Menggunakan alat transportasi yang sesuai

IGD

Inpatient
CSSD OR

Outpatient
TUJUAN
PENANGANAN DI TITIK AWAL & TRANSPORTASI
• Pemrosesan di titik pemakaian untuk
memastikan transportasi yang aman dan
mengurangi resiko pada petugas CSSD
• Pemrosesan di titik awal akan menambah
usia instrumen; darah, pewarna radiologi
dan saline yang mengering akan merusak
stainless steel dan instrumen juga sulit
dibersihkan.
• Mengurangi jumlah mikroorganisme
pada peralatan  biofim
• Mengurangi bahan nutrisi yang dapat
mendukung pertumbuhan mikroba
• Mengurangi potensi kontaminasi
lingkungan oleh aerosolisasi atau
tumpahan
Alat Pelindung
Diri (APD)
Pembersihan Manual (1)

• Rendam secara penuh selama • Indikasi pembersihan manual:


proses pembersihan untuk
meminimalkan terbentuknya • Instrumen yang tidak bisa direndam
aerosol. • Instrumen yang membutuhkan
pembersihan khusus
• Menggunakan 2 bak untuk
• Langkah pembersihan awal sebelum
melakukan proses pencucian dan
pembilasan masuk pembersihan mekanis

• Friksi, penggosokan
menggunakan peralatan sikat atau
kain.
• Gunakan sikat sesuai
rekomendasi pabrikan

• Fluidics, pembasahan
menggunakan air bertekanan pada
rongga instrumen

• Validasi tidak bisa dilakukan, perlu


SPO yang tepat
Pembersihan Manual (2)

• Pembilasan manual untuk • Perawatan alat pencuci


menghilangkan kotoran dan meliputi:
sisa deterjen. Sisa kotoran
dan sisa deterjen dapat • Alat pencuci harus dibersihkan,
didisinfeksi, dan dikeringkan
bereaksi dengan disinfektan/ setiap shift
proses sterilisasi • Periksa sikat dan alat pencuci
lainnya dari kerusakan, buang
apabila sudah rusak
• Pengeringan menggunakan • Alat pencuci sekali pakai
udara atau kain bersih tanpa direkomendasikan
serat (diutamakan sekali
pakai). Udara menggunakan
udara yang difilter HEPA
atau medical grade
Manual Cleaning
• Menggunakan tiga jenis bak
pencucian

• Bak Pencucian
– Water and detergent or enzymatic

• Pembilasan Awal
– Plain or softened (deionized) water

• Pembilasan Akhir
– Distilled/ deionized water

Central Service Technical Manual


Pembersihan Mekanis
Saat dimungkinkan selalu lakukan
pembersihan mekanis:
Gunakan pembersih mekanis sesuai dengan
instruksi pabrikan
Bersihkan instrumen yang sangat kotor secara
manual sebelum pembersihan mekanis
Pastikan instrumen yang akan dicuci sesuai
dengan; tipe peralatan pembersih mekanis, Ultrasonic Washer
parameter siklus, dan bahan kimia yang
digunakan; Kesesuaian dengan IFU isntrumen

Ultrasonik washer direkomendasikan untuk


instrumen yang memiliki
rongga, celah,
lumen dan area yang sulit untuk
dibersihkan

Washer disinfector
direkomendasikan
paparan pembersihan untuk
yang baik dan mengurangi
resiko
semuapaparan pada petugas
instrumen yang CSSD
tahan terhadap pembersihan
mekanis untuk
Kecepatan, konsistensi, standar yang lebih tinggi, Washer Disinfector
mendapatkan
tervalidasi, perlindungan petugas
Mechanical Cleaning
• ISO 15883, 5.23 Water Supply

• Kualitas air yang diperlukan mengikuti


persyaratan pabrikan. The quality of water required for each process stage shall be
specified by the WD manufacturer.

• Apabila diperlukan, kualitas air dapat dilakukan


monitoring secara periodik atau terus menerus
setiap siklus. When necessary, means shall be provided to monitor the attainment of this
water quality either periodically or continually for each cycle.

• Kualitas air yang diperhatikan meliputi


kemurnian, hardness, suhu, tekanan, kontaminasi
mikroba, dll. The quality of water can include consideration of chemical purity,
hardness, temperature, supply pressure, microbial contamination, etc.

• Sistem monitoring dapat dilakukan diluar


peralatan, dipasangkan pada sistem suplai air. The
monitoring function can be provided by equipment external to the WD, installed on the
water supply system.
Ultrasonic Cleaner
• Penggantian air setiap hari atau setiap
terlihat kotor
• Degassing selama 5-10 menit setiap kali
diisi
• Instrumen kondisi terbuka, seluruh
bagian terendam air
• Tutup mesin harus tertutup saat
operasional
• Ikuti rekomendasi pabrik untuk
penempatan instrumen
• Mesin dibersihkan setiap hari

• Validasi:
• Inspeksi visual
• Alumunium foil test
• Setiap hari kondisi chamber kosong
• Setiap siklus
• Rotasi
• Uji komersial (minimal setahun sekali)
Washer Disinfector
• Impingement, tekanan air
untuk menghilangkan kotoran

• Rak tidak boleh berlebihan,


instrumen dalam kondisi
terbuka dan dalam rak

• Spray arm dalam kondisi baik


dan diperiksa setiap hari
• Tidak diperlukan pembersihan
awal untuk efisiensi waktu

• Validasi:
• Inspeksi visual
• Alumunium foil test
• Setiap hari kondisi
chamber kosong
• Setiap siklus
• Rotasi
• Uji komersial (minimal
setahun sekali)
Setelah Proses Pembersihan ?

1. Pemeriksaan Kebersihan secara visual


2. Pemeriksaan perubahan warna instrumen
atau kerusakan permukaan
3. Lubrikasi
– Dilakukan saat instrumen telah melewati cooling time
– water soluble lubricant/instrument milk
– menjaga integritas instrumen,mencegah abrasi dan
menjaga pergerakan instrumen
– Pastikan lubricant digunakan sesuai dengan petunjuk
pabrik(IFU) dan pastikan kompatible dengan
instrument
4. Uji kelayakan atau fungsionalitas alat
Ringkasan Rekomendasi
• Barang sekali pakai dibuang di titik pemakaian menggunakan wadah yang
sesuai sebelum transportasi instrumen ke CSSD
• Instrumen kotor harus ditangani dengan baik untuk mengurangi resiko
paparan dan cedera pada petugas, pengunjung, pasien dan siswa, serta
mencegah kontaminasi pada lingkungan
• Instrumen kotor tidak dikirim melalui area bersih dan area padat
pengunjung
• Instrumen kotor dan instrumen steril tidak boleh dikirim bersamaan
• Instrumen/ alkes pakai ulang harus dibersihkan sebelu disinfeksi atau
sterilisasi
• Jika pembersihan tidak dapat dilakukan segera, lakukan pencegahan
kotoran mengering pada instrumen
• Proses pembersihan meliputi SPO tertulis untuk melepas, pemilahan,
pembersihan awal, pembersihan, pembilasan dan pengeringan
• Instrumen yang memiliki lumen kecil dan sulit dibersihkan
direkomendasikan menjadi instrumen sekali pakai
Do & Don’t

Do Don’
•Pastikan deterjen disiapkan pada konsentrasi dan •t Jangan gunakan sikat dari logam
suhu yang tepat dan digunakan pada waktu • Jangan membersihkan instrumen di bawah air
kontak yang tepat mengalir
•Instrumen tetap lembab dan dibersihkan • Jangan memasukkan instrumen terlalu banyak
sesegera mungkin pada washer disinfector
•Melepas instrumen sebelum pembersihan • Jangan menghambat spray arm
•Instrumen dalam keadaan terbuka untuk • Jangan merendam instrumen dengan motor
memastikan semua bagian terpapar pencucian atau instrumen elektronik
•Gunakan sikat yang sesuai untuk instrumen • Jangan gunakan deterjen bukan untuk
dengan lumen
instrumen
•Gunakan sikat yang halus
•Bersihkan instrumen di bawah permukaan air
untuk mencegah aerosol
•Inspeksi instrumen setelah pembersihan
•Ikuti rekomendasi pabrikan
DISINFEKSI
Antiseptik
• Bahan kimia untuk mengurangi
mikroorganisme di permukaan tubuh
• Skin Disinfectant

• Tidak semua disinfektan dapat sebagai


antiseptik (misal Glutaraldehyde)
• Ada disinfektan yang dapat digunakan sebagai
antiseptik (misal alkohol – etil alkohol)
Macam Antiseptik

Diguanide –
Chlorhexidine

Iodine

Alkohol – Etil Alkohol


Disinfeksi
• Pengurangan mikroorganisme patogen, kecuali spora atau
Penghancuran hampir seluruh jenis mikroorganisme pada
sebuah permukaan
– Untuk peralatan yang kontak dengan membran mukosa (semi-critical)
– Metode disinfeksi thermal atau disinfeksi kimia atau chemo
thermal
• Disinfeksi Thermal
– Pemanasan 90 C for 10 min – tidak dapat dilakukan pada peralatan tidak tahan panas
• Disinfeksi Suhu Rendah, Disinfeksi Kimia
– Glutaraldehyde 2.4% - pH 7.5-8.5 selama 45 menit untuk disinfeksi
• Disinfeksi chemo thermal
– Washer Disinfector + Air Panas Suhu 90 ◦C, 150 detik

• Pembersihan sangat penting, kotoran yang tertinggal dapat


melindungi mikroorganisme dari aksi disinfektan

• Tren Masa Kini:


– Pergeseran ke Sterilisasi dari DTT apabila memungkinkan
Disinfeksi Kimia

• Disinfektan pada disinfeksi kimia membutuhkan waktu


kontak untuk membunuh mikroorganisme – selalu ikuti
rekomendasi pabrikan;
• konsentrasi, waktu kontak, suhu, pH, aturan keamanan, pembilasan.
Dekontaminasi Non Critical
Item- Non Invasif
• Peralatan non kritis; terapi, diagnostik dan peralatan di
lingkungan sekitar pasien

• Prinsip dekontaminasi peralatan kesehatan non invasif:


– Pembersihan sesegera mungkin di ruang pelayanan
– Pembersihan menggunakan kain dengan deterjen dan air
– Pembersihan dari bagian atas ke bawah
– Disinfeksi setelah pembersihan, terutama untuk pasien yang
rentan infeksi
– Penyimpanan yang tepat
– Pembersihan dan disinfeksi sesuai rekomendasi pabrikan
– Menggunakan APD (sarung tangan dan apron)

• One-step disinfection process: simultaneous cleaning and


disinfection of a noncritical surface or item.
Disinfektan untuk
Peralatan Non Kritis
• Disinfektan yang dapat digunakan pada peralatan
kesehatan non invasif yang direkomendasikan;
– 3% hydrogen peroxide
– 0.5% accelerated hydrogen peroxide
– senyawa amonium kuartener (quaternary
ammonium compounds -QUATS)
– fenol
– larutan sodium hypochlorite (misal: bleach).

• Penggunaan disinfektan jangan sampai merusak


bahan peralatan kesehatan.
Antimicrobial Active Ingredients
High level disinfectant
• Quaternary ammonia
• Amphoteric compounds
• Guanidinium acetate
• Polyhexanide
• Alcohols
• Aldehydes
• Chlorine and its derivatives High level
disinfectant /
• Peracetic acid
cold sterilant
• Hydrogen peroxide
High-level disinfectants (HLD)
Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
Semi Critical Item

• DTT membutuhkan waktu kontak antara 10-45 menit.


– Dipengaruhi suhu ruangan – suhu cairan
• Setelah disinfeksi dengan perendaman, dibutuhkan pembilasan
menyeluruh dengan air steril (min 3x) untuk menghilangkan
residu bahan kimia.

• Instrumen dikeringkan dengan pembilasan alkohol atau


dengan semprotan udara bersih yang sudah difilter.
Perhatian pada lubang-lubang instrumen.
Disinfektan HLD
• Penggunaan strip untuk pemastian MEC (Minimum Effective Concentration) dari
HLD
– Strip adalah metode semi kuantitatif untuk menentukan apakah HLD, konsentrasinya di atas atau
di bawah konsentrasi efektif minimum(MEC).
• Dilakukan dengan menyiapkan kontrol positif dan negatif sebagai pembanding
dengan hasil uji.
• Dilakukan pada awal hari atau setelah setiap 10
perendaman atau sesuai prosedur pabrik
• Lakukan pemeriksaan suhu larutan minimum sesuai dengan waktu yang
dibutuhkan untuk perendaman, sesuai petunjuk pabrik
• TIDAK dapat digunakan untuk memvalidasi proses sterilisasi atau desinfeksi.

The disinfectant solution should be tested at least every day for efficacy using the
manufacturer's test strip
WGO and OMED Practice Guideline: Endoscope Disinfection December 14, 2005 1 WGO and OMED Practice Guideline: Endoscope Disinfection
December 14, 2005 2
Phenol
• Penggunaan: Lingkungan.
• Nama lain : Lisol

• Berbagai macam aktivitas bakterisida, termasuk mycobacteria.


• Tidak ada aktivitas sporicidal yang praktis.
• Aktivitas fungisida yang baik; aktivitas virucidal terbatas, biasanya buruk
terhadap virus yang tidak terbungkus.
• Tidak siap diinaktivasi oleh bahan organik; diserap oleh karet dan plastik.
• Kontak dengan kulit harus dihindari.
• Konsentrat stabil tetapi stabilitas berkurang pada pengenceran.
• Agen pilihan untuk mycobacteria, termasuk Mycobacterium tuberculosis
di disinfeksi lingkungan dan laboratorium.
Klorida berbahaya untuk instrumen!
Protein & ATP adalah salah satu komponen
penting :
–Sisa protein atau ATP menunjukkan permukaan
tidak bersih dan dapat menjadi sumber
kontaminasi silang
–Apa yang terlihat bersih masih mungkin
terkontaminasi
–Cara efesien untuk mengecheck residu dari
proses pembersihan adalah melakukan protein
test atau ATP Test dari waktu ke waktu ke dalam
SOP.
Parameter Bersih
• Untuk Surgical Instrumen berdasarkan DGSV & AAMI ST 79 :
– Protein < 200 μg/cm²
– ATP 0 - 45 RLU (Relative Light Unit)
• Singapura Standard  surgical instrumen : 150 RLU & Surface :
200 RLU

• Untuk Endoskopi berdasarkan AAMI ST 79 :


– Protein < 6.4 µg/cm²
– Karbohidrat < 1 .8 µg/cm²
– Hemoglobin < 2.2 µg/cm²
– Endotoxin < 2.2 EU/cm²
– Bioburden < 4 log 10 cfu/cm²
– ATP 0 – 45 RLU
Perhatian Bagi Petugas
• Pemberi kerja memiliki kewajiban untuk memberi tahu, menginstruksikan, dan melatih
karyawan dan non-karyawan di kantornya dalam hal keselamatan yang relevan; ini termasuk
penggunaan disinfektan kimia.
• Disinfektan yang pekat harus selalu disimpan dan ditangani dengan hati-hati memakai APD
yang sesuai, seperti sarung tangan, celemek, pernafasan, dan pelindung mata.
• Kapan pun memungkinkan, desinfektan harus disimpan dan dikeluarkan dari wadah tertutup
untuk mengurangi risiko pelepasan uap
• Wadah penyimpanan tidak boleh dibiarkan terbuka ke atmosfer lebih lama dari yang
diperlukan
• Pekerjaan harus dilakukan di area dengan akses mudah ke air mengalir, botol pencuci mata
dan ventilasi yang memadai (misalnya kipas ekstraktor atau jendela terbuka)
• Sangat penting bahwa penilaian risiko dilakukan ketika desinfektan dipilih di fasilitas
pelayanan kesehatan
• Pengguna harus mengikuti petunjuk produsen dan, jika perlu, paparan karyawan dan orang
lain harus dipantau sesuai dengan panduan yang disarankan.
Ringkasan Rekomendasi
• Keberhasilan disinfeksi kimia sering tidak pasti dan sulit untuk dikendalikan / distandardisasi,
sehingga sedapat mungkin, desinfeksi oleh panas lebih disukai daripada metode kimia
• Semua disinfektan kimia harus diberi label yang jelas dan digunakan dalam tanggal
kedaluwarsa.
• Disinfektan harus baru disiapkan dan digunakan pada konsentrasi yang benar dan disimpan
dalam wadah yang tepat.
• Larutan disinfektan kimia tidak boleh dicampur atau ditambahkan detergen kecuali mereka
kompatibel
• Larutan desinfektan atau deterjen tidak boleh disiapkan dan disimpan dalam wadah multi
guna untuk penggunaan sesekali. Solusi yang disiapkan dan disimpan dengan cara ini dapat
dengan mudah terkontaminasi mikroorganisme dan penggunaan solusi tersebut akan mudah
mencemari permukaan daripada membersihkannya.
• Disinfektan dapat bersifat korosif dan dapat merusak kain, logam dan plastik. Petunjuk
produsen harus dikonsultasikan pada kompatibilitas bahan dengan metode sterilisasi atau
desinfeksi
• Desinfektan harus dibuang sesuai dengan rekomendasi produsen dan panduan setempat
Sterilisasi Alat Kesehatandi
RSUP Dr. Kariadi
infections (SSI)”Keys Fact:

SSI memberikan kontribusi


tertinggi pada Healthcare
Associated Infections
(HAIs) selama pasien Impact of SSIs
menjalani perawatan di RS

Di negara maju,
2-5% SSI dapat dilakukan
Pasien yang menjalani pencegahan dengan
pembedahan mengalami mentaati dan patuh
SSI. mengimplementasika
n guideline, evidence
Di negara-negara - Base3
berkembang, rata-rata
kejadian SSI
2-5 X
Lebih tinggi
Fakta

65
Siklus proses sterilisasi
alkes
Surgical Site Infection Link with Contaminated
Instrument

Microbiological processing of surgical packs revealed coagulase-negative Staphylococci


CoNS and Bacillus spp.
from inner packaging as well as from instruments themselves
67
68
Kesimpulan
Ikuti panduan berbasis standar atau bukti dan Ikuti Kebijakan dan
Prosedur secara konsisten
CSSD memiliki peran yang sentral dalam upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi dan meningkatkan keselamatan pasien

Optimalisasi peran dan tanggung jawab CSSD merupakan proses yang


berkesinambungan yang melibatkan multidisiplin, sehingga competency
staff dan managerial dalam pengelolaan instrument menjadi sebuah
tantangan

Peran Penanggung jawab CSSD melakukan modifikasi dan upgrade best


practice yang disesuaikan dengan type dan level pelayanan

Peningkatan kualitas yang terus menerus pada pelayanan sterilisasi


sentral akan menjaga CSSD memenuhi standar international dan
mencapai service excellence.
1. IAHCSMM. Chapter 5, Regulations and Standards. In: Central Service Technical
Manual, Seventh Edition. Chicago, IL: International Association of Healthcare
Central Service Materiel Management; 2007:77-96.
Seavey, R. Association for the Advancement of Medical Instrumentation. Sterile
Processing in Healthcare Facilities: Preparing forAccreditation Surveys. 2011.
Ethylene Oxide. OSHA Safety website.
http://www.oshasafety.org/osha_ethylene_oxide.asp 2003.
Introduction to OSHA. Princeton University web site.
http://web.princeton.edu/sites/ehs/ healthsafetyguide/F1.htm
http://www.aorn.org/aboutaorn
http://apic.org/About-APIC/Vision-and-Mission
http://www.sgna.org/AboutUs.aspx
Introduction to OSHA. Princeton University website.
http://web.princeton.edu/sites/ehs/ healthsafetyguide/F1.htm
Understand the Quality of Care Measures. The Joint Commission. Website.
http://www. jointcommissionreport.org/background/
qualityofcaremeasures.aspx
Federal, State, and OSHA Regulations, Statutes, Fines and Penalties. American
Professional Safety Trainers Alliance. Website. http://www.apsta.org/laws-
fines.html
Utah Administrative Code: Rule R432-3 General Healthcare Facility Rules
Inspection and Enforcement. http://www.rules.utah.gov/ publicat/code/r432/r432-
003.htm
TERIMA KASIH

You might also like