You are on page 1of 13

Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86

INDONESIA Analisis pengelolaan dana desa studi kasus di


ACCOUNTING Kecamatan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan
JOURNAL Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka¹
Volume 2, NUMBER 2, YEAR 2020
Inggriani Elim²
1
Corresponding author Meily Kalalo³
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sam Ratulangi Abstract
Jl. Kampus UNSRAT Village funds are funds sourced from the State Revenue and
Manado, Indonesia, 95115 Expenditure Budget allocated for villages transferred through the
E-mail: herlentumbelaka@yahoo.com
Regency/City Regional Revenue and Expenditure Budget and is
2,3
Jurusan Akuntansi
used finance governance, devolpment, community devolpment
Fakultas Ekonomi dan Bisnis ang community empowerment. According to permendagri
Universitas Sam Ratulangi No.113, 2014 explains that village financial management is the
Jl. Kampus UNSRAT whole activity which include Planning, Implementation,
Manado, Indonesia, 95115 Administration, Reporting and Accountability. This study aims to
determine how the management of village funds in the district of
Article info: Tatapaan in the village of sulu, paslaten village, Paslaten Satu
Received 24 January 2020
Accepted 25 January 2020
village, Popareng village, Pungkol Village, Sondaken village,
Available online 27 January 2020 Arakan village and Rap-Rap village whether in accordance with
permendagri No. 113,2014 or not. The result of the study showed
Keywords: analysis; village fund that the Planning, Implementation and Administration stages
management were in accordance with Permendagri No. 113,2014 but for
JEL Classification: M41, H53 Reporting and Accountability there are obstacles so it not in
DOI: http://doi.org/10.32400/iaj.27703 accordance with Permendagri No. 113,2014.

Pendahuluan Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut


Undang–Undang No 6 Tahun 2014 dengan nama lain dibantu Perangkat Desa
tentang Desa pasal 1 menjelaskan bahwa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
Desa merupakan kesatuan masyarakat desa. Kewenangan Desa diatur pada pasal 18
hukum yang memiliki batas wilayah yang Undang-Undang No 6 Tahun 2014,
berwenang untuk mengatur dan mengurus Kewenangan Desa meliputi kewenangan di
urusan pemerintahan, kepentingan bidang penyelenggaran Pemerintahan Desa,
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa pelaksanaan Pembangunan Desa,
masyarakat, hak asal usul dan/atau hak pembinaan Kemasyarakatan Desa dan
tradisional yang diakui dan dihormati dalam pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan
sistem pemerintahan Negara Kesatuan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat
Republik Indonesia. Desa dalam pengertian istiadat desa.
umum adalah sebagai suatu gejala yang Hal ini menunjukkan bahwa desa
bersifat universal, yang terikat pada lokalitas merupakan suatu langkah awal kemandirian
tertentu baik sebagai tempat tinggal (secara desa dalam penyelenggaran pemerintah
menetap) maupun bagi pemenuhan maupun dalam pengelolaan dana desa.
kebutuhannya. Dalam pelaksanaannya desa akan
Menurut Peraturan Menteri Dalam bersentuhan langsung dengan masyarakat
Negeri No 113 Tahun 2014 Pemerintahan dalam peranan desa memberikan pelayanan
Desa adalah penyelenggaraan urusan kepada publik khususnya kepada
pemerintahan dan kepentingan masyarakat masyarakat, maka diharapkan dalam
setempat dalam sistem pemerintahan Negara penyelenggaraan pemerintah dan
Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah pengelolaan dana desa dibutuhkan aparat

74
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86

pemerintah yang handal serta sarana dan akuntansi pusat, akuntansi pemerintahan,
prasarana yang memadai agar akuntansi desa, akuntansi tempat ibadah :
pelaksanaannya lebih terarah dan sesuai masjid, gereja, pura, wihara, akuntansi lsm,
dengan tata kelola yang baik. Dana desa akuntansi yayasan, akuntansi pendidikan:
yang mulai dijalankan pada tahun 2015 sekolah, perguruan tinggi, akuntansi
memberikan kepastian hukum terhadap kesehatan: puskesmas, rumah sakit. Menurut
pertimbangan keuangan desa dan Bastian (2012:6), akuntansi sektor publik
kabupaten/kota, desa memiliki jatah yang dapat didefinisikan sebagai mekanisme
digunakan untuk mengelola dana desa. teknik dan alat analisis akuntansi yang
pemerintah, pelaksanaan pembangunan, diterapkan pada pengelolaan dana
pembinaan kemasyarakatan, serta masyarakat di lembaga-lembaga tinggi
pemberdayaan masyarakat. Dana desa yang negara dan departemen-departemen
diberikan kepada desa akan dikelola oleh dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN,
pemerintah desa, agar tujuan adanya dana BUMD, LSM dan Yayasan Sosial, maupun
desa dapat tercapai. pada proyek-proyek kerjasama sektor publik
dan swasta.
Tinjauan pustaka Tujuan akuntansi sektor publik.
Akuntansi. Suwardjono (2017:5) Menurut Halim (2014: 4) tujuan akuntansi
mengemukakan bahwa akuntansi merupakan sektor public adalah: (1) akuntabilitas yang
seni pencatatan, penggolongan dan ada di dalam pemerintahan, keuangan
peringkasan transaksi dan melaporkan Negara yang dijalankan harus dapat
kejadian aktivitas serta dalam konstruksi dipertanggungjawabkan sebagaimana
satuan uang untuk menginterpretasikan mestinya sesuai dengan peraturan dan
impak proses yang terjadi. Warren et al. amanat konstitusi; dan (2) manajerial
(2015:2) mendefinisikan akuntansi sebagai akuntansi pemerintahan dapat
seni mencatat, menggolongkan, dan memungkinkan pemerintah untuk
meringkas transaksi keuangan dengan cara menjalankan suatu perencanaan yang
tertentu dan sains yang menjelaskan berkaitan dengan penyusunan APBN dan
akuntansi dari fenomena objektif dengan strategi pembangunan-pembangunan
apa adanya serta bebas nilai. Thomas lainnya, agar dapat melakukan pelaksanaan
(2013:1) menyatakan akuntansi merupakan kegiatan pembangunan dan pengendalian
seni mengumpul, mengidentifikasi, atas kegiatan yang dilakukan tersebut dalam
mengklasifikasi, mencatat transaksi rangka untuk mencapai ketaatan kepada
keuangan, untuk menghasilkan informasi peraturan perundang-undangan yang
laporan keuangan yang bisa digunakan oleh efisiensi, efektivitas, dan ekonomis.
pihak yang berkepentingan. Pengukuran kinerja sektor publik.
Akuntansi sektor publik. Menurut Mahmudi (2015:6) menjelaskan bahwa
Sujarweni (2015:1), akuntansi sektor publik pengukuran kinerja merupakan suatu proses
dapat didefinisikan sebagai aktivitas jasa penilaian kemajuan pekerjaan terhadap
yang terdiri dari mencatat, pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
mengklasifikasikan dan melaporkan kejadian ditentukan, termasuk informasi atas efisiensi
atau transaksi ekonomi yang akhirnya akan penggunaan sumber daya dalam
menghasilkan suatu informasi keuangan menghasilkan barang dan jasa, kualitas
yang akan dibutuhkan oleh pihak-pihak barang dan jasa, perbandingan hasil kegiatan
tertentu untuk pengambilan keputusan yang dengan target, dan efektivitas tindakan
diterapkan pada pengelolaan dana publik di dalam mencapai tujuan.
lembaga-lembaga tinggi Negara dan Akuntansi pemerintahan. Menurut
departemen-departemen dibawahnya. Sujarweni (2015:18), akuntansi pemerintahan
Menurut Rondonuwu et al. (2015:23), adalah akuntansi yang bersangkutan dengan
akuntansi sektor publik di Indonesia pada bidang keuangan negara, dari anggaran
berbagai entitas yakni sebagai berikut: sampai dengan pelaksanaan dan

75
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86

pelaporannnya, termasuk segala pengaruh Dana desa. Menurut Peraturan Menteri


yang di timbulkannya. Menurut Halim Dalam Negeri No 113 Tahun 2014 tentang
(2012:3), akuntansi pemerintahan adalah pengelolaan keuangan desa, bahwa dana
suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, desa merupkan dana yang bersumber dari
pencatatan dan pelaporan transaksi ekonomi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(keuangan) dari suatu organisasi atau etnis (APBN) yang diperuntukan bagi desa yang
publik seperti pemerintah, LSM dan lain-lain ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan
yang dijadikan sebagai informasi dalam Belanja Daerah kabupaten/kota dan
rangka mengambil keputusan ekonomi oleh digunakan untuk membiayai penyelenggaran
pihak-pihak yang memerlukan. Pada pemerintah, pelaksanaan pembangunan,
hakekatnya akuntansi pemerintahan adalah pembinaan kemasyarakatan, dan
aplikasi akuntansi di bidang keuangan negara pemberdayaan masyrakat.
(public finance), khususnya pada tahapan Peraturan Menteri Dalam Negeri No
pelaksanaan anggaran (budget execution), 113 Tahun 2014. Menurut Peraturan
termasuk yang ditimbulkannya, baik yang Menteri Dalam Negeri No 113 Tahun 2014
bersifat seketika maupun yang lebih Pengelolaan Keuangan Desa adalah
permanen pada semua tingkatan dan unit keseluruhan kegiatan yang meliputi
pemerintahan, tuntutan transparansi dan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
akuntabilitas publik atas penggunanaan pengelolaan dan pertanggungjawaban
akuntansi dalam mencatan dan melaporkan keuangan desa.
kinerja pemerintahan (Dedi, 2012:1). Penelitian terdahulu. Penelitian yang
Akuntansi desa. Menurut Peraturan telah dilakukan oleh Shuha et al. (2018)
Menteri Dalam Negeri No 113 Tahun 2014 menunjukan bahwa tujuan penelitian untuk
Akuntansi Desa adalah pencatatan dari mengetahui bagaimana pengelolaan dana
proses transaksi yang terjadi di desa, desa di desa-desa selingkungan Kecamatan
dibuktikan dengan nota-nota kemudian Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman
dilakukan pencatatan dan pelaporan serta faktor-faktor penghambat pengelolaan
keuangan sehingga akan menghasilkan dana desa dengan metode penelitian
informasi dalam bentuk laporan keuangan kualitatif dan hasil penelitian menunjukan
yang digunakan pihak-pihak yang bahwa perencanaan telah sesuai dengan
berhubungan dengan desa. Pihak-pihak yang Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang
menggunakan informasi keuangan desa di pengelolaan keuangan desa sedangkan
antaranya adalah: (1) masyarakat desa; (2) pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan
perangkat desa; (3) pemerintah daerah; dan pertanggungjawaban tidak sesuai dengan
(4) pemerintah pusat. Permendagri No. 113 Tahun 2014. Faktor
Desa. Menurut Peraturan Menteri penghambat pengelolaan dana desa di
Dalam Negeri No 113 Tahun 2014 Desa Kecamatan Lubung Agung yaitu, sumber
adalah desa dan desa adat atau yang disebut daya manusia, keterlambatan pelaporan,
dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, perubahan APBDesa, internet dan
adalah kesatuan masyarakat hukum yang pemahaman masyarakat. Bawon et al. (2018)
memiliki batas wilayah yang berwenang menunjukan bahwa proses perencanaan dan
untuk mengatur dan mengurus urusan penganggaran dana Desa Passi 2 sudah
pemerintahan, kepentingan masyarakat sesuai dengan permendagri 113 tahun 2014
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, dan permendes nomor 2 tahun 2015 serta
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang Peraturan Desa yang sudah ditetapkan
diakui dan dihormati dalam sistem bersama. Proses pelaksanaan pengelolaan
pemerintahan Negara Kesatuan Republik dana Desa Passi 2 sudah sesuai dengan
Indonesia. Pemerintah Desa terdiri dari permendagri 113 tahun 2014. Mekanisme
Kepala Desa dan Perangkat Desa, yang penatausahaan Keuangan Desa Passi 2
meliputi Sekertaris Desa dan Perangkat Desa sudah sesuai dengan peraturan tentang
lainnya. pengelolaan alokasi dana desa. Laporan

76
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86

pengelolaan keuangan dana Desa Passi 2 mendokumentasi data-data yang diperlukan


sudah sesuai dengan permendagri 113 tahun dalam penelitian ini; (3) menganalisa dan
2014. Laporan pertanggungjawaban mengolah data yang ada tentang pengelolaan
keuangan desa pada Desa Passi 2 kecamatan dana desa di Kecamatan Tatapaan kususnya
passi barat belum sesuai dimana masih bayak di Desa Sulu, Desa Paslaten, Desa Pungkol,
masalah dalam pembuatan laporan dan Desa Rap-Rap apakah sudah sesuai
Pertanggungjawaban dana desa yang sering dengan permendagri No. 113 Tahun 2014
terlambat dikarenakan hambatan-hambatan atau belum; (4) menarik kesimpulan dari
seperti Kualitas Sumber Daya Manusia, Tim pembahasan dan perbandingan yang telah
pendamping kecamatan, dan tim dilakukan; dan (5) memberikan saran jika
pendamping desa yang ada di Desa Passi 2 ditemukan sesuatu yang tidak sesuai atau
Kecamatan Passi Barat Kabupaten Bolaang yang dapat diperbaiki oleh objek penelitian.
Mongondow.
Hasil penelitian dan
Metode penelitian pembahasan
Penelitian ini menggunakan jenis Hasil penelitian
penelitian kualitatif dengan metode Kecamatan Tatapaan terdiri dari 11
deskriptif. Metode deskriptif dalam (sebelas) desa yaitu Desa Sulu, Desa
penelitian ini yaitu dimana peneliti Paslaten, Desa Paslaten Satu, Desa Wawona,
mendatangi langsung tempat objek Desa Bajo, Desa Popareng, Desa
penelitian yaitu Kecamatan khususnya 4 Wawontulap, Desa Pungkol, Desa
(empat) desa yaitu Desa Sulu, Desa Paslaten, Sondaken, Desa Arakan dan Desa Rap-Rap,
Desa Pungkol, dan Desa Rap-Rap dengan dimana untuk tingkat kecamatan dipimpin
tujuan untuk memperoleh data-data dan oleh seorang camat sedangkan untuk tingkat
informasi yang berhubungan langsung desa dipimpin oleh seorang kepala desa
dengan penelitian mengenai pengelolaan (hukum tua) yang dipilih langsung oleh
keuangan desa dalam hal ini pengelolaan rakyat. Seluruh desa di Kecamatan Tatapaan
dana desa. Penelitian ini dilakukan di Desa berstatus desa, dimana untuk masing-masing
Sulu, Desa Paslaten, Desa Pungkol, dan desa dibagi menjadi beberapa Satuan
Desa Rap-Rap. Waktu penelitian dilakukan Lingkungan Setempat (SLS) yang diberi
bulan September sampai dengan selesai. nama jaga dan masing-masing jaga dipimpin
Jenis Data yang digunakan adalah data oleh seorang kepala jaga.
kualitatif berupa hasil wawancara dengan Desa Sulu
pemerintah desa (Plt.Hukum Tua dan a. Perencanaan. Hasil penelitian dan
Sekertaris Desa). Sumber data dalam wawancara yang dilakukan bersama
penelitian ini menggunakan data primer dengan informan yaitu Bpk. Donald
berupa data yang diperoleh dari hasil Lamia dimana dalam tahap perencanaan
wawancara dengan narasumber. Sedangkan berawal dari penggalian gagasan mulai
Metode Pengumpulan Data yang digunakan dari jaga-jaga atau musyawarah antar jaga
berupa wawancara dan dokumentasi. selanjutnya musyawarah pembangunan
Metode analisis data yang digunakan desa untuk menggali gagasan untuk
dalam penelitian ini adalah metode mengetahui apa-apa yang akan dibangun
deskriptif, yaitu membahas masalah dengan ditahun selanjutnya. Setelah itu kita
mengumpulkan, menguraikan dan membuat RKPDes setelah itu membuat
menjelaskan suatu keadaan sehinggah dapat APBDes. (Tahap Perencanaan sudah
ditarik kesimpulan. Proses analisis yang sesuai dengan Permendagri No. 113
dilakukan dalam penelitian ini yaitu: (1) Tahun 2014).
mengajukan permohonan penelitian pada b. Pelaksanaan. Setelah adanya pencairan
Kecamatan Tatapaan; (2) mengumpulkan dana maka akan dilaksanakan
data-data yang diperlukan dalam penelitian pembangunan. Setiap transaksi yang
ini dengan cara melakukan wawancara dan muncul baik itu penerimaan atau
77
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86

pengeluaran kas melalui rekening kas Perencanaan sudah sesuai dengan


desa. (Tahap Pelaksanaan sudah sesuai Permendagri No. 113 Tahun 2014).
dengan Permendagri No. 113 Tahun b. Tahap Pelaksanaan. Setelah adanya
2014). pencairan dana desa maka kita akan
c. Tahap Penatausahaan. Dalam segera melaksanakan proses
penatausahaan pastinya setiap desa pembangunan dalam hal ini apa-apa saja
memiliki bendahara desa yang berfungsi yang telah diprogramkan dan
untuk melakukan pengadministrasian diprioritaskan. (Tahap Pelaksanaan
atau penatausahaan. (Tahap sudah sesuai dengan Permendagri No.
Penatausahaan sudah sesuai dengan 113 Tahun 2014).
Permendagri No. 113 Tahun 2014). c. Tahap Penatausahaan. Yang bertugas
d. Pelaporan. Untuk pelaporan dana desa menatausahakan adalah bendahara desa,
atau keuangan desa yang ada di Desa bendahara desa dalam hal ini mencatat
Sulu terjadi keterlambatan apalagi tahun setiap transaksi yang terjadi kedalam
2017 masih dilakukan secara manual buku catatan yang ada. (Tahap
namun untuk tahun 2018 sudah Penatausahaan sudah sesuai dengan
menggunakaan sistem yang disebut Permendagri No. 113 Tahun 2014).
siskeudes, terjadi hambatan juga karena d. Tahap Pelaporan. Dalam proses pelaporan
SDM dalam hal ini Sekertaris Desa yang dana desa di Desa Paslaten terjadi
sampai saat ini sudah 3 kali pergantian hambatan karena untuk tahun 2017
sekdes. (Tahap Pelaporan belum sesuai masih manual dan tahun 2018 sudah
dengan Permendagri No. 113 Tahun dipermudah dengan adanya sistem yang
2014). disebut siskeudes tapi ada juga hambatan
e. Tahap pertanggungjawaban. Untuk Desa lain misalnya hibah lahan dari pemilik
Sulu tentunya harus dan pasti melakukan lahan jadi ketika sudah akan mulai dalam
pertanggungjawaban dan dilakukan proses pengerjaan (proyek) terjadi
secara transparan lewat dibuatnya baliho keterlambatan pekerjaan karena hibah
laporan realisasi pelaksanaan APBDesa lahan oleh keluarga sehingga dalam
yang dipajang di depan BPU. (Tahap pelaporanpun ikut terhambat. (Tahap
Pertanggungjawaban sudah sesuai Pelaporan belum sesuai dengan
dengan Permendagri No. 113 Tahun Permendagri No. 113 Tahun 2014).
2014). e. Tahap Pertanggungjawaban. Pada tahap ini
Desa Paslaten semua harus
a. Perencanaan. Dari Hasil penelitian dan mempertanggungjawabankan laporan
wawancara yang dilakukan bersama realisasi pelaksanaan kepada pimpinan
dengan informan yaitu Bpk. Moudy yang ada. (Tahap Pertanggungjawaban
Moniung, SE, M.Pd selaku Sekertaris sudah sesuai dengan Permendagri No.
Desa Paslaten dimana awalnya 113 Tahun 2014).
penyusunan Rancangan Peraturan Desa Desa Pungkol
tentang APBDes berdasarkan RKPDes a. Perencanaan. Dari hasil penelitian dan
dimulainya dari penggalian gagasan wawancara yang dilakukan bersama
mulai dari jaga-jaga dari jaga 1 sampai dengan informan Bpk. Leond Walukow
jaga 5 disitu kita ambil gagasan/ide yang selaku Sekertaris Desa Pungkol dimana
dianggap paling tepat untuk dibawah pada tahap perencanaan waktu hukum
dalam musyawarah desa. APBDes tahun tua terpilih menjadi hukum tua definitif
2018 dibuat atau disusun tahun 2017 itu yang dilakukan pertama yaitu membuat
kami sebagai pemerintah desa bersama RPJMDes semua itu sudah ada mulai
Tim penyusun yang ada. Setelah dari penggalian gagasan dari masyarakat
APBDes disepakati oleh Pemerintah mulai dari jaga untuk 6 tahun kedepan
Kabupaten maka kita tinggal menunggu sesuai dengan masa jabatan hukum tua
pencairan dana desa. (Tahap dan sesuai dengan visi misi, selanjutnya

78
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86

setiap tahun dasar RPJMDes ini dibuat dengan informan Bpk. Yusak Kasenda
RKPDes untuk dasar dalam pembuatan selaku Sekertaris Desa Rap-Rap dimana
APBDes. Setiap tahun ada tim yang pada tahap Perencanaan kami disini
dipilih langsung oleh hukum tua untuk menjalankan sesuai dengan aturan
menjadi tim perumus RKP untuk tahun dimana dalam tahap perencanaan semua
selanjutnya dan tim pencermatan ulang harus dibahas di musyawarah desa jadi
RPJMDes karena ada rencana-rencana semua usulan harus termuat di RKPDes
yang mungkin disesuaikan dengan selanjutnya oleh Tim 11 melakukan
permendes untuk prioritas dana desa itu perumusan yang tertuang di APBDes.
ada tim yang akan mengerjakannnya. Musyawarah RKPDes melibatkan semua
Untuk adanya pencairan dana maka unsur BPD, LPM, dan Perangkat Desa.
harus adanya kelengkapan berkas untuk (Tahap Perencanaan sudah sesuai
pencairan biasanya yang diminta adalah dengan Permendagri No. 113 Tahun
APBDes tahun berjalan setelah itu baru 2014).
dilakukan proses pencairan dana, b. Pelaksanaan. Untuk proses pelaksanaan
pencairan itu sudah ada rincian APBDes didalam musrembang desa
penggunaan anggaran. (Tahap akan ada prioritas usulan yang akan
Perencanaan sudah sesuai dengan didanai oleh dana desa ata sebelumnya
Permendagri No. 113 Tahun 2014). sudah ada pemilihan usulan-usulan
b. Pelaksanaan. Setelah adanya pencairan kegiatan yang akan didanai oleh SKPD,
dana akan dilakukan pelaksanaan APBD 1, APBD2 ataupun APBD dan
pembangunan dan setiap penerimaan didesa kami semua penerimaan ataupun
dan pengeluaran kas didesa kami itu pengeluaran kas/uang melalui rekening
melalui reking kas desa, jadi tidak kas desa. (Tahap Pelaksanaan sudah
melalui reking milik orang lain. (Tahap sesuai dengan Permendagri No. 113
Pelaksanaan sudah sesuai dengan Tahun 2014).
Permendagri No. 113 Tahun 2014). c. Tahap Penatausahaan. Yang bertugas
c. Penatausahaan. Penatausahaan adalah menatausahakan adalah Bendahara Desa
tugas dari Bendahara Desa karena dan Bendahara Desa juga bertugas
bendahara desa yang mempertanggungjawabkan laporan
mempertanggungjawabkan uang melalui pelaksanaan melalui laporan
laporan pertanggungjawban (Tahap pertanggungjawaban. (Tahap
Penatausahaan sudah sesuai dengan Penatausahaan sudah sesuai dengan
Permendagri No. 113 Tahun 2014). Permendagri No. 113 Tahun 2014).
d. Tahap Pelaporan. Dalam tahap ini yang d. Tahap Pelaporan. Dalam pelaporan di
menjadi kendala di desa kami karena desa kami kadang terjadi keterlambatan
pada tahun 2017 pencairan agak karena kadang pekerjaan sering
terlambat sehingga pelaporanpun agak berbenturan dengan kondisi alam
terlambat, untuk tahun 2018 tidak ada. misalkan dalam pembuatan drainase
(Tahap Pelaporan belum sesuai dengan maka kami akan menyesuaikan dengan
Permendagri No. 113 Tahun 2014). air pasang surut, tidak mungkin kami
e. Tahap Pertanggungjawaban. Pastinya semua akan bekerja diwaktu air pasang. Jadi
desa yang ada di Kecamatan Tatapaan waktu agak sedikit molor dan kedua
setelah adanya pelaksanaan akan faktor cuaca. Kendala lainnya juga
membuat laporan pertanggungjawaban. adalah akses internet. Kendala-kendala
(Tahap Pertanggungjawaban sudah inilah yang membuat laporan kami
sesuai dengan Permendagri No. 113 menjadi tidak tepat waktu atau sedikit
Tahun 2014). terhambat. (Tahap Pelaporan belum
Desa Rap-Rap sesuai dengan Permendagri No. 113
a. Perencanaan. Dari hasil penelitian dan Tahun 2014).
wawancara yang dilakukan bersama

79
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86

e. Tahap Pertanggungjawaban. Tentunya Belanja Negara (APBN) maka dari itu


setelah kami melaksanakan realisasi Kecamatan Tatapaan memiliki kewajiban
pelaksanaan APBDes maka kami untuk mengelola Dana Desa (DD) sesuai
membuat laporan pertanggungjawaban. dengan peraturan yang berlaku dalam
(Tahap Pertanggungjawaban sudah Peraturan Menteri Dalam Negeri
sesuai dengan Permendagri No. 113 (Permendagri) No 113 Tahun 2014.
Tahun 2014). Pemanfaatan dana desa di Kecamatan
Pembahasan Tatapaan digunakan untuk Pengerasan jalan,
Kecamatan Tatapaan adalah salah satu pembuatan jalan paving, pembentukan
dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten bumdes, pembuatan embung desa,
Minahasa Selatan yang mendapatkan dana peningkatan pendidiakan lewat didirikannya
bantuan berupa Dana Desa (DD) atau dana PAUD, peningkatan pelayanan kesehatan
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan lewat posyandu dan masih banyak lagi.

Tabel 1. Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes DESA SULU


Kode Rek Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
(Rp) (Rp) (Rp)
1. PENDAPATAN
1.1. Pendapatan Asli Desa 650.000 104.224 545.776
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Desa 650.000 104.224 545.776
1.2 Pendapatan Transfer 1.028.891.000 586.034.600 442.856.400
1.2.1 Dana Desa 715.891.000 429.534.600 286.536.400
1.2.3 Alokasi Dana Desa 313.000.000 156.500.000 156.500.000
JUMLAH PENDAPATAN 1.029.541.000 586.138.824 443.402.176
2.1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa 306.326.564 143.940.000 162.386.564
2.2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa 675.391.000 428.848.300 246.542.700
2.4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat 73.000.000 0 73.000.000
JUMLAH BELANJA 1.054.717.564 572.788.300 481.929.264
SURPLUS / DEFISIT (25.176.564) 13.350.524 (38.527. 088)
3.1 Penerimaan Pembiayaan 25.176.564 0 25.176.564
3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya 25.176.564 0 25.176.564
JUMLAH PEMBIAYAAN 25.176.564 0 25.176.564
SISA LEBIH/KURANG PERHITUNGAN ANGGARAN 0 13.350.524 (13.350.524)
Sumber: Rencana Pembangunan jangka Menengah Desa Sulu, 2018

a. Tahap Perencanaan pengelolaan Dana 715.891.000 dimana dalam realisasi


Desa yang ada di Desa Sulu dimana penyaluran ke Rekening Kas Desa
penyusunan Anggaran Pendapatan dan terbagi atas 3 tahap yaitu Tahap pertama
Belanja Desa (APBDes) Sekertaris Desa sebesar 20%, Tahap Kedua 40% dan
menyusun berdasarkan RKPDesa untuk Tahap Ketiga 40%. Dana Desa
tahun 2018, Desa Sulu memiliki proritasnya untuk Bidang Pelaksanaan
Pendapatan sebesar Rp 1.029.541.000 Pembangunan Desa dengan jumlah
yang terdiri dari Pendapatan Asli Desa, Anggaran Rp 675.391.000 diantaranya
Pendapatan Transfer (Dana Desa dan untuk pendanaan pelaksanaan Kegiatan
Alokasi Dana Desa). Setelah penyusunan Pembangunan dan Pengembangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Paving Blok, Kegiatan Pembangunan
(APBDesa) telah selesai maka Sekertaris dan Pengembangan Gorong-Gorong,
Desa memberikan kepada Kepala Desa Kegiatan Pengadaan Batas Desa dan
dari Kepala Desa bersama BPD Papan Nama Jalan dan Kegiatan
membahas lebih lanjut dan disepakati Pengadaan dan Pengembangan Kegiatan
bersama paling lambat bulan Oktober Posyandu dan Bidang Pemberdayaan
tahun berjalan. Masyarakat dengan jumlah Anggaran
b. Tahap Pelaksanaan menjadi bagian 73.000.000 diantaranya untuk pendanaan
terpenting dalam suatu kegiatan atau pelaksanaan kegiatan Penyusunan Profil
pelaksanaan program, di Desa Sulu Desa, Kegiatan Pendidikan dan
dalam pengelolaan Dana Desa. Dalam Pelatihan Bagi Hukum Tua, Perangkat
pengelolaan dana desa di Desa Sulu Desa dan Kegiatan Peningkatan
menerima Dana Desa sebesar Rp Kapasitas Pemerintah Desa.
80
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86

c. Tahap Penatausahaan pengelolaan Dana lambat disampaikan pada tanggal 10


Desa di Desa Sulu yang memiliki bulan berikutnya.
tanggungjawab disini ialah Bendahara d. Pada tahap Pelaporan dan
Desa dimana setiap penerimaan dan Pertanggungjawaban tentang
pengeluaran dana desa untuk pengelolaan dana desa yang ada di Desa
pembiayaan-pembiayaan yang ada Sulu, pemerintah desa (Kepala Desa)
bendahara desa harus mencatat setiap menyampaikan laporan realisasi
pengeluaran dan penerimaan dana pelaksanaan APBDesa kepada
tersebut dan diwajibkan Bupati/Walikota untuk laporan semester
mempertanggungjawabkan setiap dana pertama dan laporan semester akhir
yang diterima dan dikeluarkan untuk tahun meskipun dalam menyampaikan
desa agar tidak terdapat kecurangan. laporan pertanggungjawaban realisasi
Penatausahaan yang dilakukan oleh pelaksanaan APBDesa mengalami
Bendahara Desa yang ada di Desa Sulu keterlambatan dikarenakan faktor SDM
melalui pencatatan terdiri dari Buku Kas yang sudah 3 kali mengalami pergantian
Umum, Buku Kas Pembantu Pajak dan tetapi format pembuatan laporan sesuai
Buku Bank guna membantu dengan peraturan yang ada namun
pencatatannya dan semuanya itu pemerintah Desa Sulu tetap
dilaporkan kepada Kepala Desa paling mempertanggungjawabkan laporan
realisasi pelaksanaan.

Tabel 2. Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes DESA PASLATEN


Kode Rek Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
(Rp) (Rp) (Rp)
1. PENDAPATAN
1.1. Pendapatan Asli Desa 600.000 220.684 379.316
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Desa 600.000 220.684 379.316
1.2 Pendapatan Transfer 1.022.233.000 220.022.600 802.210.400
1.2.1 Dana Desa 710.713.000 142.142.600 568.570.400
1.2.3 Alokasi Dana Desa 311.520.000 77.880.000 233.640.000
JUMLAH PENDAPATAN 1.022.833.000 220.243.284 802.589.716
2.1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa 314.715.000 77.897.500 236.817.500
2.2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa 488.452.000 138.997.000 349.454.200
2.4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat 167.261.000 2.700.000 164.561.000
JUMLAH BELANJA 970.428.000 219.595.300 750.832.700
SURPLUS / DEFISIT 52.405.000 647.984 51.757.016
3.1 Penerimaan Pembiayaan 11.595.000 0 11.595.000
3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya 11.595.000 0 11.595.000
JUMLAH PEMBIAYAAN (52.405.000) 0 (52.405.000)
SISA LEBIH/KURANG PERHITUNGAN ANGGARAN 0 647.984 (647.984)
Sumber: Rencana Pembangunan jangka Menengah Desa Paslaten, 2018

a. Tahap Perencanaan pengelolaan Dana bersama paling lambat bulan Oktober


Desa yang ada di Desa Paslaten dimana tahun berjalan.
penyusunan Anggaran Pendapatan dan b. Tahap Pelaksanaan menjadi bagian
Belanja Desa (APBDes) Sekertaris Desa terpenting dalam suatu kegiatan atau
menyusun berdasarkan RKPDesa untuk pelaksanaan program, di Desa Paslaten
tahun 2018, Desa Paslaten memiliki dalam pengelolaan Dana Desa. Dalam
Pendapatan sebesar Rp 1.022.833.000 pengelolaan dana desa di Desa Paslaten
yang terdiri dari Pendapatan Asli Desa, menerima Dana Desa sebesar Rp
Pendapatan Transfer (Dana Desa dan 710.713.000 dimana dalam realisasi
Alokasi Dana Desa). Setelah penyusunan penyaluran ke Rekening Kas Desa
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa terbagi atas 3 tahap yaitu Tahap pertama
(APBDesa) telah selesai maka Sekertaris sebesar 20%, Tahap Kedua 40% dan
Desa memberikan kepada Kepala Desa Tahap Ketiga 40%. Dana Desa
dari Kepala Desa bersama BPD proritasnya untuk Bidang Pelaksanaan
membahas lebih lanjut dan disepakati Pembangunan Desa dengan jumlah
Anggaran Rp 488.452.000 diantaranya

81
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86

untuk pendanaan pelaksanaan kegiatan tersebut dan diwajibkan


Pembangunan dan Pengembangan mempertanggungjawabkan setiap dana
Sarana Drainase, Kegiatan yang diterima dan dikeluarkan untuk
Pembangunan Bangunan PAUD dan desa agar tidak terdapat kecurangan.
Bidang Pemberdayaan Masyarakat Penatausahaan yang dilakukan oleh
dengan jumlah Anggaran 167.261.000 Bendahara Desa yang ada di Desa
diantaranya untuk pendanaan Paslaten melalui pencatatan terdiri dari
pelaksanaan kegiatan Pelayanan Bantuan Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu
Insentif Guru PAUD, Kegiatan Pajak dan Buku Bank guna membantu
Penyusunan Profil Desa, Kegiatan pencatatannya dan semuanya itu
Pelatihan Manajemen Pemerintah Desa, dilaporkan kepada Kepala Desa paling
Kegiatan Pelatihan Kelembagaan Desa, lambat disampaikan pada tanggal 10
Kegiatan Peningkatan Kelompok bulan berikutnya.
Perempuan, Kegiatan Peningkatan d. Pada tahap Pelaporan
Kapasitas Kelompok Masyarakat, pertanggungjawaban tentang
Kegiatan Pelatihan Pengurus Badan pengelolaan dana desa yang ada di Desa
Usaha Milik Desa (BUMDes), Kegiatan Paslaten, pemerintah desa (Kepala Desa)
Pelatihan Kader Kesehatan Masyarakat, menyampaikan laporan realisasi
Kegiatan Pengembangan dan pelaksanaan APBDesa kepada
Pemanfaatan POSYANDU. Bupati/Walikota untuk laporan semester
c. Tahap Penatausahaan pengelolaan Dana pertama dan laporan semester akhir
Desa di Desa Paslaten yang memiliki tahun meskipun dalam menyampaikan
tanggungjawab disini ialah Bendahara laporan pertanggungjawaban realisasi
Desa dimana setiap penerimaan dan pelaksanaan APBDesa mengalami
pengeluaran dana desa untuk keterlambatan dikarenakan hibah lahan
pembiayaan-pembiayaan yang ada dari keluarga sehingga terjadi
bendahara desa harus mencatat setiap keterlambatan dalam pekerjaan dan
pengeluaran dan penerimaan dana pembuatan laporan.

Tabel 3. Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes DESA PUNGKOL


Kode Rek Uraian Anggaran Realisasi Lebih/Kurang
(Rp) (Rp) (Rp)
1. PENDAPATAN
1.1. Pendapatan Asli Desa 11.200.000 11.271.054 71.054
1.1.1 Hasil Usaha Desa 3.436.000 3.436.000 0
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Desa 700.000 771.054 71.054
1.2 Pendapatan Transfer 948.350.000 948.350.000 0
1.2.1 Dana Desa 681.250.000 681.250.000 0
1.2.3 Alokasi Dana Desa 267.100.000 267.100.000 0
JUMLAH PENDAPATAN 959.550.000 959.621.054
2.1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa 298.531.049 282.453.883 16.077.166
2.2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa 518.162.900 518.162.900 0

2.3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan 7.200.000 7.200.000 0


2.4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat 129.395.200 117.975.200 11.420.000
JUMLAH BELANJA 953.289.149 925.791.983 27.497.166
SURPLUS / DEFISIT 6.260.851 33.829.071 (27.568.220)
3.1 Penerimaan Pembiayaan 48.739.149 48.739.149 0
3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya 48.739.149 48.739.149 0
3.2 Pengeluaran Pembiayaan 55.000.000 55.000.000 0
3.2.2 Penyertaan Modal Desa 55.000.000 55.000.000 0
JUMLAH PEMBIAYAAN (6.260.851) (6.260.851) 0
SISA LEBIH/KURANG PERHITUNGAN ANGGARAN 0 27.568.220 (27.568.220)
Sumber: Rencana Pembangunan jangka Menengah Desa Pungkol, 2018

82
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86

a. Tahap Perencanaan pengelolaan Dana Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Bagi


Desa yang ada di Desa Pungkol dimana Hukum dan Perangkat Desa, Kegiatan
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Pelatihan Manajemen Pemerintahan
Belanja Desa (APBDes) Sekertaris Desa Desa, Kegiatan Pelatihan Pengurus
menyusun berdasarkan RKPDesa untuk Badan Usaha Milik Desa, Kegiatan
tahun 2018, Desa Paslaten memiliki Pelayanan Bantuan Insentif Kader
Pendapatan sebesar Rp 959.550.000 Kesehatan.
yang terdiri dari Pendapatan Asli Desa, c. Tahap Penatausahaan pengelolaan Dana
Hasil Usaha Desa, Lain-lain pendapatan Desa di Desa Pungkol yang memiliki
asli desa, Pendapatan Transfer (Dana tanggungjawab disini ialah Bendahara
Desa dan Alokasi Dana Desa). Setelah Desa dimana setiap penerimaan dan
penyusunan Anggaran Pendapatan dan pengeluaran dana desa untuk
Belanja Desa (APBDesa) telah selesai pembiayaan-pembiayaan yang ada
maka Sekertaris Desa memberikan bendahara desa harus mencatat setiap
kepada Kepala Desa dari Kepala Desa pengeluaran dan penerimaan dana
bersama BPD membahas lebih lanjut tersebut dan diwajibkan
dan disepakati bersama paling lambat mempertanggungjawabkan setiap dana
bulan Oktober tahun berjalan. yang diterima dan dikeluarkan untuk
b. Tahap Pelaksanaan menjadi bagian desa agar tidak terdapat kecurangan.
terpenting dalam suatu kegiatan atau Penatausahaan yang dilakukan oleh
pelaksanaan program, di Desa Pungkol Bendahara Desa yang ada di Desa
dalam pengelolaan Dana Desa. Dalam Pungkol melalui pencatatan terdiri dari
pengelolaan dana desa di Desa Pungkol Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu
menerima Dana Desa sebesar Rp Pajak dan Buku Bank guna membantu
681.250.000 dimana dalam realisasi pencatatannya dan semuanya itu
penyaluran ke Rekening Kas Desa dilaporkan kepada Kepala Desa paling
terbagi atas 3 tahap yaitu Tahap pertama lambat disampaikan pada tanggal 10
sebesar 20%, Tahap Kedua 40% dan bulan berikutnya.
Tahap Ketiga 40%. Dana Desa d. Pada tahap Pelaporan
proritasnya untuk Bidang Pelaksanaan pertanggungjawaban tentang
Pembangunan Desa dengan jumlah pengelolaan dana desa yang ada di Desa
Anggaran Rp 518.162.900 diantaranya Pungkol, pemerintah desa (Kepala Desa)
untuk pendanaan pelaksanaan kegiatan menyampaikan laporan realisasi
Pembangunan dan Pengembangan pelaksanaan APBDesa kepada
Paving Blok, Kegiatan Pembangunan Bupati/Walikota untuk laporan semester
dan Pengembangan Perkerasan, pertama dan laporan semester akhir
Kegiatan Pengadaan Jaringan Distribusi tahun meskipun dalam menyampaikan
Tenaga Listrik dan Bidang laporan pertanggungjawaban realisasi
Pemberdayaan Masyarakat dengan pelaksanaan APBDesa mengalami
jumlah Anggaran Rp 129.395.200 keterlambatan tetapi format pembuatan
diantaranya untuk pendanaan laporan sesuai dengan peraturan yang
pelaksanaan kegiatan Penyusunan ada.
Perencanaan dan Penganggaran,

83
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86

Tabel 4. Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes DESA RAP-RAP


KODE REK URAIAN ANGGARAN REALISASI LEBIH/KURANG
(Rp) (Rp) (Rp)
1. PENDAPATAN
1.2 Pendapatan Transfer 727.796.000 436.677.600 291.118.400
1.2.1 Dana Desa 727.796.000 436.677.600 291.118.400
JUMLAH PENDAPATAN 727.796.000 436.677.600 291.118.400
2.2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa 585.476.000 436.166.800 149.309.200
2.4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat 117.938.000 0 117.938.000
JUMLAH BELANJA 703.414.000 436.166.800 267.247.200
SURPLUS / DEFISIT 24.382.000 510.800 23.871.200
3.1 Penerimaan Pembiayaan 618.000 0 618.000
3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya 618.000 0 618.000
3.2 Pengeluaran Pembiayaan 25.000.000 0 25.000.000
3.2.2 Penyertaan Modal Desa 25.000.000 0 25.000.000
JUMLAH PEMBIAYAAN (24.382.000) 0 (24.382.000)
SISA LEBIH/KURANG PERHITUNGAN ANGGARAN 0 510.800 (510.800)
Sumber: Rencana Pembangunan jangka Menengah Desa Rap-Rap, 2018

a. Tahap Perencanaan pengelolaan Dana Peningkatan Kapasitas Kelompok


Desa yang ada di Desa Rap-Rap dimana Pemuda, Kegiatan Pengembangan
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Kapasitas Paralegal Desa, Kegiatan
Belanja Desa (APBDes) Sekertaris Desa Pelatihan Pengurus Badan Usaha Milik
menyusun berdasarkan RKPDesa untuk Desa (BUMDes), Kegiatan Pengelolaan
tahun 2018, Desa Rap-Rap memiliki Peningkatan Gizi Bagi Balita dan Anak
Pendapatan sebesar Rp 727.796.000 yang dan Kegiatan Peningkatan Kapasitas
berasal dari Dana Desa. Setelah Pemerintah Desa.
penyusunan Anggaran Pendapatan dan c. Tahap Penatausahaan pengelolaan Dana
Belanja Desa (APBDesa) telah selesai Desa di Desa Pungkol yang memiliki
maka Sekertaris Desa memberikan tanggungjawab disini ialah Bendahara
kepada Kepala Desa dari Kepala Desa Desa dimana setiap penerimaan dan
bersama BPD membahas lebih lanjut pengeluaran dana desa untuk
dan disepakati bersama paling lambat pembiayaan-pembiayaan yang ada
bulan Oktober tahun berjalan. bendahara desa harus mencatat setiap
b. Tahap Pelaksanaan menjadi bagian pengeluaran dan penerimaan dana
terpenting dalam suatu kegiatan atau tersebut dan diwajibkan
pelaksanaan program, di Desa Pungkol mempertanggungjawabkan setiap dana
dalam pengelolaan Dana Desa. Dalam yang diterima dan dikeluarkan untuk
pengelolaan dana desa di Desa Pungkol desa agar tidak terdapat kecurangan.
menerima Dana Desa sebesar Rp Penatausahaan yang dilakukan oleh
727.796.000 dimana dalam realisasi Bendahara Desa yang ada di Desa
penyaluran ke Rekening Kas Desa Pungkol melalui pencatatan terdiri dari
terbagi atas 3 tahap yaitu Tahap pertama Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu
sebesar 20%, Tahap Kedua 40% dan Pajak dan Buku Bank guna membantu
Tahap Ketiga 40%. Dana Desa pencatatannya dan semuanya itu
proritasnya untuk Bidang Pelaksanaan dilaporkan kepada Kepala Desa paling
Pembangunan Desa dengan jumlah lambat disampaikan pada tanggal 10
Anggaran Rp 585.476.000 diantaranya bulan berikutnya.
untuk pendanaan pelaksanaan kegiatan d. Pada tahap Pelaporan
Pembangunan dan Pengembangan Pertanggungjawaban tentang
Paving Blok dan Kegiatan pengelolaan dana desa yang ada di Desa
Pembangunan dan Pengembangan Rap-Rap dimana pemerintah desa
Talud dan Bidang Pemberdayaan (Kepala Desa) menyampaikan laporan
Masyarakat dengan jumlah Anggaran Rp realisasi pelaksanaan APBDesa kepada
117.938.000 diantaranya untuk Bupati/Walikota untuk laporan semester
pendanaan pelaksanaan kegiatan pertama dan laporan semester akhir

84
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86

tahun meskipun dalam menyampaikan jadi waktu agak sedikit molor dan juga
laporan pertanggungjawaban realisasi kendala lainnya adalah akses internet
pelaksanaan APBDesa mengalami pada waktu itu.
keterlambatan karena beberapa faktor 2. Dengan adanya Dana Desa bagi
yang telah dijelaskan sebelumnya tetapi masyarakat yang ada di Kecamatan
format pembuatan laporan sesuai Tatapaan khususnya di di 4 (empat) desa
dengan peraturan yang ada. yaitu: Desa Sulu, Desa Paslaten, Desa
Pungkol, dan Desa Rap-Rap membawah
Kesimpulan dan saran dampak positif dalam kehidupan
Kesimpulan masyarakat karena dengan adanya Dana
Kesimpulan atas hasil penelitian yang Desa tampak terlihat jelas kemajuan desa
telah dilakukan adalah: baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik
1. Mengenai pengelolaan dana desa diantaranya Pengerasan jalan
berdasarkan permendagri No.113 Tahun perkebunan, pembuatan embung desa,
2014 di Kecamatan Tatapaan khususnya pembuatan jalan paving, pembentukan
di 4 (empat) desa yaitu: Desa Sulu, Desa BUMDES, pendirian sekolah PAUD,
Paslaten, Desa Pungkol, dan Desa Rap- peningkatan pelayanan posyandu,
Rap yang tahapannya mulai dari proses pelatihan kewirausahaan, pembuatan
Perencanaan, Pelaksanaan, drainase, dan lain-lain.
Penatausahaan, Pelaporan dan
Pertanggungjawaban yang dilakukan Saran
oleh Pemerintah yang ada di Kecamatan 1. Seperti yang telah dikemukan
Tatapaan dapat disimpulkan bahwa sebelumnya bahwa dalam proses
dalam proses Perencanaan, Pelaksanaan, pelaporan terjadi hambatan karena
Penatausahaan dan Pertanggungjawaban SDM yang kurang handal, jadi disini
sudah sesuai dengan Permendagri No. sebaiknya pemerintah desa dalam hal ini
113 Tahun 2014, namun dalam proses Kepala Desa harus memilih Sekertaris
pelaporan di Kecamatan Tatapaan dari Desa dan Bendahara Desa yang handal
hasil penelitian menunjukan bahwa dan memiliki kompeten dalam
untuk laporan pertanggungjawaban di bidangnya dan baiknya juga SDM
Kecamatan Tatapaan di Tahun 2017 dan tersebut sangat penting untuk mengikuti
2018 mengalami beberapa kendala pelaihan tentang pengelolaan keuangan
diantaranya di Tahun 2017 dalam desa sehingga dapat mengatasi masalah
pembuatan laporan masih manual jadi dalam pelaporan dan
SDM yang kurang handal masih pertanggungjawaban dana desa.
kesulitan dalam pembuatan laporan 2. Terjadinya hambatan dalam pembuatan
sehingga dalam proses pencairan dana proyek dikarenakan hibah lahan oleh
sering terjadi keterlambatan, namun keluarga, jadi sebelum ditetapkannya
ditahun 2018 sudah dimudahkan dalam proyek tersebut ada baiknya pemerintah
pembuatan laporan karena sudah desa terlebih dahulu merundingkan
menggunakan aplikasi SISKEUDES. dengan keluarga pemilik lahan.
Ada juga kendala lainnya dimana dalam 3. Untuk Pemerintah yang ada di
pembangunan proyek untuk pembuatan Kecamatan Tatapaan khususnya yang
jalan misalnya kadang menjadi kendala ada di di 4 (empat) desa yaitu: Desa Sulu,
karena hibah tanah dari keluarga pemilik Desa Paslaten, Desa Pungkol, dan Desa
lahan dan juga pekerjaan yang Rap-Rap diharapkan dapat melakukan
berbenturan dengan kondisi laporan pertanggungjawaban
alam,misalkan dalam pembuatan pelaksanaan APBDesa dimasing-masing
drainase maka kami akan menyesuaikan desa tepat waktu sesuai yang ditentukan
dengan air pasang surut tidak mungkin dalam peraturan yang dibuat oleh
kami akan bekerja diwaktu air pasang,

85
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86

pemerintah dan disertai dengan asas-asas


pengelolaan keuangan desa.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan agar
dapat membahas komponen
Pengelolaan Dana Desa secara detail dan
terperinci termasuk untuk penganggaran
dan pengawasan, nilai kinerja
pemerintah desa dan sebagainya.

Daftar pustaka
Bastian, I. (2012). Akuntansi sektor publik. Jakarta:
Erlangga
Bawon, R., Karamoy, H., & Warongan, J.D.L. (2018).
Analisis prosedur pelaksanaan pengelolaan dana
desa pada Desa Passi 2 Kecamatan Passi Barat.
Going Concern: Jurnal Riset Akuntansi, 13 (4),
1-4.
https://doi.org/10.32400/gc.13.04.20990.2018.
Dedi, N. (2012). Akuntansi sektor publik. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Halim, A. (2012). Akuntansi sektor publik: Akuntansi
keuangan daerah. Edisi 4. Jakarta: Salemba
Empat.
Halim, A. (2014). Akuntansi sektor publik: Akuntansi
keuangan daerah, Edisi 4. Jakarta: Salemba
Empat.
Mahmudi. (2015). Manajemen kinerja sektor publik. Edisi
3. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014.
Rondonuwu, R. H., Tinangon, J. J., & Budiarso, N. (2015).
Analisis efisiensi dan efektivitas pengelolaan
keuangan daerah pada Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Minahasa. Jurnal EMBA, 3(4), 23-32.
https://doi.org/10.35794/emba.v3i4.10580.
Shuha, K., Syofyan, E., & Halmawati. (2018). Analisis
pengelolaan dana desa (Studi kasus pada Desa-
Desa Selingkungan Kecamatan Lubuk Alung
Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal Akuntansi,
6(2), 1-21.
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/a
kt/article/view/3787.
Thomas, S. (2013). Akuntansi intermediate, Jilid 1.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa.
Sujarweni,V. W. (2015). Akuntansi desa. Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Baru Press.
Sujarweni, V. W. (2015). Akuntansi sektor publik.
Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru Press.
Suwardjono. (2017). Teori Akuntansi. Yogyakarta: BPFE
Warren, C., Reeve, M. J., & Fess, P. E. (2015). Pengantar
akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

86

You might also like