Professional Documents
Culture Documents
74
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86
pemerintah yang handal serta sarana dan akuntansi pusat, akuntansi pemerintahan,
prasarana yang memadai agar akuntansi desa, akuntansi tempat ibadah :
pelaksanaannya lebih terarah dan sesuai masjid, gereja, pura, wihara, akuntansi lsm,
dengan tata kelola yang baik. Dana desa akuntansi yayasan, akuntansi pendidikan:
yang mulai dijalankan pada tahun 2015 sekolah, perguruan tinggi, akuntansi
memberikan kepastian hukum terhadap kesehatan: puskesmas, rumah sakit. Menurut
pertimbangan keuangan desa dan Bastian (2012:6), akuntansi sektor publik
kabupaten/kota, desa memiliki jatah yang dapat didefinisikan sebagai mekanisme
digunakan untuk mengelola dana desa. teknik dan alat analisis akuntansi yang
pemerintah, pelaksanaan pembangunan, diterapkan pada pengelolaan dana
pembinaan kemasyarakatan, serta masyarakat di lembaga-lembaga tinggi
pemberdayaan masyarakat. Dana desa yang negara dan departemen-departemen
diberikan kepada desa akan dikelola oleh dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN,
pemerintah desa, agar tujuan adanya dana BUMD, LSM dan Yayasan Sosial, maupun
desa dapat tercapai. pada proyek-proyek kerjasama sektor publik
dan swasta.
Tinjauan pustaka Tujuan akuntansi sektor publik.
Akuntansi. Suwardjono (2017:5) Menurut Halim (2014: 4) tujuan akuntansi
mengemukakan bahwa akuntansi merupakan sektor public adalah: (1) akuntabilitas yang
seni pencatatan, penggolongan dan ada di dalam pemerintahan, keuangan
peringkasan transaksi dan melaporkan Negara yang dijalankan harus dapat
kejadian aktivitas serta dalam konstruksi dipertanggungjawabkan sebagaimana
satuan uang untuk menginterpretasikan mestinya sesuai dengan peraturan dan
impak proses yang terjadi. Warren et al. amanat konstitusi; dan (2) manajerial
(2015:2) mendefinisikan akuntansi sebagai akuntansi pemerintahan dapat
seni mencatat, menggolongkan, dan memungkinkan pemerintah untuk
meringkas transaksi keuangan dengan cara menjalankan suatu perencanaan yang
tertentu dan sains yang menjelaskan berkaitan dengan penyusunan APBN dan
akuntansi dari fenomena objektif dengan strategi pembangunan-pembangunan
apa adanya serta bebas nilai. Thomas lainnya, agar dapat melakukan pelaksanaan
(2013:1) menyatakan akuntansi merupakan kegiatan pembangunan dan pengendalian
seni mengumpul, mengidentifikasi, atas kegiatan yang dilakukan tersebut dalam
mengklasifikasi, mencatat transaksi rangka untuk mencapai ketaatan kepada
keuangan, untuk menghasilkan informasi peraturan perundang-undangan yang
laporan keuangan yang bisa digunakan oleh efisiensi, efektivitas, dan ekonomis.
pihak yang berkepentingan. Pengukuran kinerja sektor publik.
Akuntansi sektor publik. Menurut Mahmudi (2015:6) menjelaskan bahwa
Sujarweni (2015:1), akuntansi sektor publik pengukuran kinerja merupakan suatu proses
dapat didefinisikan sebagai aktivitas jasa penilaian kemajuan pekerjaan terhadap
yang terdiri dari mencatat, pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
mengklasifikasikan dan melaporkan kejadian ditentukan, termasuk informasi atas efisiensi
atau transaksi ekonomi yang akhirnya akan penggunaan sumber daya dalam
menghasilkan suatu informasi keuangan menghasilkan barang dan jasa, kualitas
yang akan dibutuhkan oleh pihak-pihak barang dan jasa, perbandingan hasil kegiatan
tertentu untuk pengambilan keputusan yang dengan target, dan efektivitas tindakan
diterapkan pada pengelolaan dana publik di dalam mencapai tujuan.
lembaga-lembaga tinggi Negara dan Akuntansi pemerintahan. Menurut
departemen-departemen dibawahnya. Sujarweni (2015:18), akuntansi pemerintahan
Menurut Rondonuwu et al. (2015:23), adalah akuntansi yang bersangkutan dengan
akuntansi sektor publik di Indonesia pada bidang keuangan negara, dari anggaran
berbagai entitas yakni sebagai berikut: sampai dengan pelaksanaan dan
75
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86
76
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86
78
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86
setiap tahun dasar RPJMDes ini dibuat dengan informan Bpk. Yusak Kasenda
RKPDes untuk dasar dalam pembuatan selaku Sekertaris Desa Rap-Rap dimana
APBDes. Setiap tahun ada tim yang pada tahap Perencanaan kami disini
dipilih langsung oleh hukum tua untuk menjalankan sesuai dengan aturan
menjadi tim perumus RKP untuk tahun dimana dalam tahap perencanaan semua
selanjutnya dan tim pencermatan ulang harus dibahas di musyawarah desa jadi
RPJMDes karena ada rencana-rencana semua usulan harus termuat di RKPDes
yang mungkin disesuaikan dengan selanjutnya oleh Tim 11 melakukan
permendes untuk prioritas dana desa itu perumusan yang tertuang di APBDes.
ada tim yang akan mengerjakannnya. Musyawarah RKPDes melibatkan semua
Untuk adanya pencairan dana maka unsur BPD, LPM, dan Perangkat Desa.
harus adanya kelengkapan berkas untuk (Tahap Perencanaan sudah sesuai
pencairan biasanya yang diminta adalah dengan Permendagri No. 113 Tahun
APBDes tahun berjalan setelah itu baru 2014).
dilakukan proses pencairan dana, b. Pelaksanaan. Untuk proses pelaksanaan
pencairan itu sudah ada rincian APBDes didalam musrembang desa
penggunaan anggaran. (Tahap akan ada prioritas usulan yang akan
Perencanaan sudah sesuai dengan didanai oleh dana desa ata sebelumnya
Permendagri No. 113 Tahun 2014). sudah ada pemilihan usulan-usulan
b. Pelaksanaan. Setelah adanya pencairan kegiatan yang akan didanai oleh SKPD,
dana akan dilakukan pelaksanaan APBD 1, APBD2 ataupun APBD dan
pembangunan dan setiap penerimaan didesa kami semua penerimaan ataupun
dan pengeluaran kas didesa kami itu pengeluaran kas/uang melalui rekening
melalui reking kas desa, jadi tidak kas desa. (Tahap Pelaksanaan sudah
melalui reking milik orang lain. (Tahap sesuai dengan Permendagri No. 113
Pelaksanaan sudah sesuai dengan Tahun 2014).
Permendagri No. 113 Tahun 2014). c. Tahap Penatausahaan. Yang bertugas
c. Penatausahaan. Penatausahaan adalah menatausahakan adalah Bendahara Desa
tugas dari Bendahara Desa karena dan Bendahara Desa juga bertugas
bendahara desa yang mempertanggungjawabkan laporan
mempertanggungjawabkan uang melalui pelaksanaan melalui laporan
laporan pertanggungjawban (Tahap pertanggungjawaban. (Tahap
Penatausahaan sudah sesuai dengan Penatausahaan sudah sesuai dengan
Permendagri No. 113 Tahun 2014). Permendagri No. 113 Tahun 2014).
d. Tahap Pelaporan. Dalam tahap ini yang d. Tahap Pelaporan. Dalam pelaporan di
menjadi kendala di desa kami karena desa kami kadang terjadi keterlambatan
pada tahun 2017 pencairan agak karena kadang pekerjaan sering
terlambat sehingga pelaporanpun agak berbenturan dengan kondisi alam
terlambat, untuk tahun 2018 tidak ada. misalkan dalam pembuatan drainase
(Tahap Pelaporan belum sesuai dengan maka kami akan menyesuaikan dengan
Permendagri No. 113 Tahun 2014). air pasang surut, tidak mungkin kami
e. Tahap Pertanggungjawaban. Pastinya semua akan bekerja diwaktu air pasang. Jadi
desa yang ada di Kecamatan Tatapaan waktu agak sedikit molor dan kedua
setelah adanya pelaksanaan akan faktor cuaca. Kendala lainnya juga
membuat laporan pertanggungjawaban. adalah akses internet. Kendala-kendala
(Tahap Pertanggungjawaban sudah inilah yang membuat laporan kami
sesuai dengan Permendagri No. 113 menjadi tidak tepat waktu atau sedikit
Tahun 2014). terhambat. (Tahap Pelaporan belum
Desa Rap-Rap sesuai dengan Permendagri No. 113
a. Perencanaan. Dari hasil penelitian dan Tahun 2014).
wawancara yang dilakukan bersama
79
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86
81
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86
82
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86
83
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86
84
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86
tahun meskipun dalam menyampaikan jadi waktu agak sedikit molor dan juga
laporan pertanggungjawaban realisasi kendala lainnya adalah akses internet
pelaksanaan APBDesa mengalami pada waktu itu.
keterlambatan karena beberapa faktor 2. Dengan adanya Dana Desa bagi
yang telah dijelaskan sebelumnya tetapi masyarakat yang ada di Kecamatan
format pembuatan laporan sesuai Tatapaan khususnya di di 4 (empat) desa
dengan peraturan yang ada. yaitu: Desa Sulu, Desa Paslaten, Desa
Pungkol, dan Desa Rap-Rap membawah
Kesimpulan dan saran dampak positif dalam kehidupan
Kesimpulan masyarakat karena dengan adanya Dana
Kesimpulan atas hasil penelitian yang Desa tampak terlihat jelas kemajuan desa
telah dilakukan adalah: baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik
1. Mengenai pengelolaan dana desa diantaranya Pengerasan jalan
berdasarkan permendagri No.113 Tahun perkebunan, pembuatan embung desa,
2014 di Kecamatan Tatapaan khususnya pembuatan jalan paving, pembentukan
di 4 (empat) desa yaitu: Desa Sulu, Desa BUMDES, pendirian sekolah PAUD,
Paslaten, Desa Pungkol, dan Desa Rap- peningkatan pelayanan posyandu,
Rap yang tahapannya mulai dari proses pelatihan kewirausahaan, pembuatan
Perencanaan, Pelaksanaan, drainase, dan lain-lain.
Penatausahaan, Pelaporan dan
Pertanggungjawaban yang dilakukan Saran
oleh Pemerintah yang ada di Kecamatan 1. Seperti yang telah dikemukan
Tatapaan dapat disimpulkan bahwa sebelumnya bahwa dalam proses
dalam proses Perencanaan, Pelaksanaan, pelaporan terjadi hambatan karena
Penatausahaan dan Pertanggungjawaban SDM yang kurang handal, jadi disini
sudah sesuai dengan Permendagri No. sebaiknya pemerintah desa dalam hal ini
113 Tahun 2014, namun dalam proses Kepala Desa harus memilih Sekertaris
pelaporan di Kecamatan Tatapaan dari Desa dan Bendahara Desa yang handal
hasil penelitian menunjukan bahwa dan memiliki kompeten dalam
untuk laporan pertanggungjawaban di bidangnya dan baiknya juga SDM
Kecamatan Tatapaan di Tahun 2017 dan tersebut sangat penting untuk mengikuti
2018 mengalami beberapa kendala pelaihan tentang pengelolaan keuangan
diantaranya di Tahun 2017 dalam desa sehingga dapat mengatasi masalah
pembuatan laporan masih manual jadi dalam pelaporan dan
SDM yang kurang handal masih pertanggungjawaban dana desa.
kesulitan dalam pembuatan laporan 2. Terjadinya hambatan dalam pembuatan
sehingga dalam proses pencairan dana proyek dikarenakan hibah lahan oleh
sering terjadi keterlambatan, namun keluarga, jadi sebelum ditetapkannya
ditahun 2018 sudah dimudahkan dalam proyek tersebut ada baiknya pemerintah
pembuatan laporan karena sudah desa terlebih dahulu merundingkan
menggunakan aplikasi SISKEUDES. dengan keluarga pemilik lahan.
Ada juga kendala lainnya dimana dalam 3. Untuk Pemerintah yang ada di
pembangunan proyek untuk pembuatan Kecamatan Tatapaan khususnya yang
jalan misalnya kadang menjadi kendala ada di di 4 (empat) desa yaitu: Desa Sulu,
karena hibah tanah dari keluarga pemilik Desa Paslaten, Desa Pungkol, dan Desa
lahan dan juga pekerjaan yang Rap-Rap diharapkan dapat melakukan
berbenturan dengan kondisi laporan pertanggungjawaban
alam,misalkan dalam pembuatan pelaksanaan APBDesa dimasing-masing
drainase maka kami akan menyesuaikan desa tepat waktu sesuai yang ditentukan
dengan air pasang surut tidak mungkin dalam peraturan yang dibuat oleh
kami akan bekerja diwaktu air pasang,
85
Herlen Indrakartika Angela Tumbelaka, Inggriani Elim, Meily Kalalo, 74-86
Daftar pustaka
Bastian, I. (2012). Akuntansi sektor publik. Jakarta:
Erlangga
Bawon, R., Karamoy, H., & Warongan, J.D.L. (2018).
Analisis prosedur pelaksanaan pengelolaan dana
desa pada Desa Passi 2 Kecamatan Passi Barat.
Going Concern: Jurnal Riset Akuntansi, 13 (4),
1-4.
https://doi.org/10.32400/gc.13.04.20990.2018.
Dedi, N. (2012). Akuntansi sektor publik. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Halim, A. (2012). Akuntansi sektor publik: Akuntansi
keuangan daerah. Edisi 4. Jakarta: Salemba
Empat.
Halim, A. (2014). Akuntansi sektor publik: Akuntansi
keuangan daerah, Edisi 4. Jakarta: Salemba
Empat.
Mahmudi. (2015). Manajemen kinerja sektor publik. Edisi
3. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014.
Rondonuwu, R. H., Tinangon, J. J., & Budiarso, N. (2015).
Analisis efisiensi dan efektivitas pengelolaan
keuangan daerah pada Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Minahasa. Jurnal EMBA, 3(4), 23-32.
https://doi.org/10.35794/emba.v3i4.10580.
Shuha, K., Syofyan, E., & Halmawati. (2018). Analisis
pengelolaan dana desa (Studi kasus pada Desa-
Desa Selingkungan Kecamatan Lubuk Alung
Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal Akuntansi,
6(2), 1-21.
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/a
kt/article/view/3787.
Thomas, S. (2013). Akuntansi intermediate, Jilid 1.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa.
Sujarweni,V. W. (2015). Akuntansi desa. Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Baru Press.
Sujarweni, V. W. (2015). Akuntansi sektor publik.
Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru Press.
Suwardjono. (2017). Teori Akuntansi. Yogyakarta: BPFE
Warren, C., Reeve, M. J., & Fess, P. E. (2015). Pengantar
akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
86