Professional Documents
Culture Documents
82-Article Text-78-1-10-20190330
82-Article Text-78-1-10-20190330
Basri
Politeknik Negeri Balikpapan
basri.dahlan@poltekba.ac.id
11
JPII Volume 3, Nomor 1, Oktober 2018
12
Basri – Problematika Pendidikan TK Al-Qur’an
13
JPII Volume 3, Nomor 1, Oktober 2018
Masjid tempat TK/TPA itu didirikan yang belajar mengajar mengalami hambatan
kegiatannya dipusatkan di Masjid yang dalam kegiatan belajar mengajar, pengelola
bertujuan untuk memakmurkan Masjid tidak menyiapkan tempat dan kelas khusus
selain itu untuk mengembalikan fungsi untuk kegiatan TK/TPA belajar, karena tidak
Masjid,, bukan hanya sebagai tempat tersediaanya ruang belajar yang memadai
ibadah sholat lima waktu, siar Islam tetapi sehingga dalam kegiatan belajar sering
juga sebagai pusat pengembangan disuruh oleh anggota pengurus Masjid
pendidikan Islam sebagaimana fungsi berpindah-pindah tempat di dalam
Masjid seperti di zaman Rasulullah dan ruangan masjid tidak tersedianya ruangan
zaman kejayaan Islam. Akan tetapi belajar yang tetap sehingga mengalami
beberapa TK/TPA yang ada di kota kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar.
Balikpapan secara struktur dan (Mustafa, Mantan Supervisor Balikpapan
kelembagaan dibawah naungan pengurus Selatan).
Masjid tempat TK / TPA berada yang Permasalahan yang lain dalam
bertujuan agar pengelolaan TK/TPA bukan pengelolaan Lembaga pendidikan al-Qur’an
hanya secara terstruktur tetapi pengurus bukan hanya tidak kurangnya dukungan
Masjid selaku pengelola lembaga sarana dan prasarana pembelajaran tetapi
pendidikam al-Qur’an diharapkan dapat juga dari sisi personil manajerial pimpinan
membantu secara aktif dan partisifatif di unit Seperti yang terjadi di TPA Nurul
dalam penyediaan sarana prasarana yang Qomar permasalahan yang dihadapi dalam
dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan pengelolaan TK Al- Qur’an kurang aktifnya
belajar mengajar dilembaga pendidikan kepala sekolah selaku pengerak utama
tersebut seperti ruang belajar, meja, dinding berlangsungnya kegiatan belajar mengajar
ruangan sehingga anak-anak akan nyaman dalam memikirkan perkembangan TK al-
belajar baca tulis al-Qur’an jika Qur’an. Hal ini disebabkan masing-masing
memungkinkan dibuatkan gedung sendiri pengurus yaitu pengelola dan kepala unit
sehingga tidak lagi berafiliasi dengan sibuk dengan urusan pekerjaannya masing-
ruangan Masjid. akan tetapi beberapa masing. Ketidak aktifan pengurus hadir di
TK/TPA pengelola hanya secara struktur TK menimbulkan kendala-kendala secara
organisasi, dibeberapa unit lembaga manajerial sehingga permasalahan-
pendidikan al-Qur’an pengurus Masjid permasalahan yang muncul sering tidak
sekaligus pengelola tidak memberikan tertangani secara cepat menunggu
konstribusi apa-apa dalam pelaksanaan keputusan dari kepala sekolah selaku
kegiatan belajar mengajar. Ada sepuluh penanggung jawab kegiatan dalam
Lembaga Taman Pendidikan Al-Qur’an dari menyelesaikan permasalahan. Sedangkan di
empat kecamatan di Balikpapan mengalami TK/TPA al-Iman persoalan pengelolaan
kendala yang hampir sama dalam adalah tidak harmonisnya hubungan
pengelolaan TK Al-Qur’an ketua pengurus personal antara pengelola TK/TPA yaitu
Masjid sebagai pengelola hanya namanya kepala unit dengan ketua pengurus Masjid.
tercantum dalam struktur organisasi Hal ini disebabkan menurut pengamatan
sebagai pengelola tetapi dalam penulis karena cara pandang yang berbeda
kenyataannya Taman pendidikan al-Qur’an hanya karena persoalan aqidah antara ketua
berjalan sendiri, menyiapkan sarana pengurus Masjid selaku pengelola dengan
prasarana pembelajaran tanpa support dari kepala sekolah perbedaan pemahaman
pengurus Masjid selaku pengelola. Di dalam aqidah/ aliran pengurus kurang
TK/TPA Istiqomah unit yang berlokasi di peduli dan tidak memperhatikan
Masjid Istiqomah Balikpapan Kota kegiatan keberadaan TK al-Qur’an. Tanpa disadari
14
Basri – Problematika Pendidikan TK Al-Qur’an
oleh pengurus bahwa santri TPA telah pendanaannya bersumber dari swadaya
banyak memberikan konstribusi dalam masyarakat melalui iuran santri yang
memakmurkan masjid seperti pada bulan diberikan kepada lembaga pemyelenggara
suci Ramadhan 1417 hijriah yang lalu pendidikan TK/TPA. Salah satu problem
banyak santri dari unit al-Iman yang secara yang dihadapi di unit TK adalah
suka rela ikut bersama-sama dengan keterbatasan jumlah guru dengan rasio
masyarakat sekitar masjid membantu dalam santri hal ini disebabkan karena kesulitan
menyediakan buka puasa bersama setiap mencari tenaga pengajar pofesional yaitu,
harinya dan ikut berbuka puasa dan sholat yang memiliki kemampuan baca tulis
magrib berjamaah. Seharusnya persoalan Qur’an. kalaupun ada yang memiliki
yang tidak prinsip tidak usah diperbesar jika kompetensi terhadap bacaan ayat-ayat
melihat dampaknya yang jauh lebih besar alQur’an serta memahami dan menguasai
dari perbedaan pandangan. metode pengajaran al-Qur’an belum tentu
Mengedepankan saling membantu berminat untuk menjadi tenaga pengajar
dalam mengurusi rumah ibadah dan masa dilembaga pendidikan berbasis Masjid
depan anak-anak generasi muda di sekitar karena mengajar di Lembaga TK al-Qur’an
perumahan Yuka jauh lebih baik. Persoalan identik dengan kerja sosial dan kerja ikhlas.
seperti ini sudah sering terjadi di masyarakat (wawancara dengan Fitri Maryani) disisi
Indonesia disinilah peran dan fungsi dewan yang lain juga sulitnya menemukan calon
masjid di masing-masing kota dalam guru yang berkualitas, kompeten yang
menyatukan perbedaan pandangan aktifis- memiliki kemampuan bacaan yang bagus
aktifis masjid sehingga tidak terulang kalaupun ada mesti juga memperhitungkan
sepanjang sejarah. kompensasinya. ketika dia bergabung
menjadi tenaga pengajar. Dari beberapa TK
yang diamati oleh penulis dari 5 kecamatan
Problem dalam Pelaksanaan Kegiatan di Kota Balikpapan yang menjadi sampel
Belajar Mengajar dalam penelitian terkait dengan kekurangan
guru pada umumnya mengalami problem
Di dalalam satuan pendidikan baik yang sama yaitu kekurangan guru jika
pendidikan formal informal dan non formal dibandingkan dengan rasio jumlah murid.
ada empat unsur yang memiliki peran Untuk mengatasi permasalahan yang
penting agar tujuan pendidikan dapat dihadapi unit dengan melakukan
tercapai yaitu tenaga pendidik yang terdiri penambahan jam mengajar dari satu jam
dari guru, Dosen atau ustadz, peserta didik, menjadi dua jam pembelajaran yang
sarana parasarana dan program dilaksanakan pada sore hari, ada pula yang
pembelajaran atau kurikulumnya. Keempat membuka kelas pagi sekaligus
unsur ini saling mempengaruhi satu sama menyesuaikan kondisi belajar di sekolah
lain. Dalam pelaksanaan pembelajaran formal baik di SD maupun di TK. Beberapa
apabila ada salah satu dari empat komponen TK al-Qur’an mengatasi permasalahan ini
unsur pembelajaran yang menghadapi dengan merekrut lulusannya untuk menjadi
kendala akan berpengaruh terhadap tenaga bantu dalam mengajar karena secara
kegiatan belajar mengajar di Lembaga kualitas bacaan tentu tidak diragukan dan
pendidikan terkait. kompensasi yang dikeluarkan unit tidak
TK/TPA adalah salah satu lembaga sebesar dengan guru tetap. Meskipun sudah
pendidikan otonom yang didirikan oleh ada penambahan guru tetapi belum
masyarakat dan pelaksana kegiatan belajar menuntaskan persoalan ini. Alumni yang
mengajar dari anggota masyarakat dan direkrut menjadi tenaga pengajar pada
15
JPII Volume 3, Nomor 1, Oktober 2018
umumnya pelajar yang mengikuti kegiatan jumlahnya masih kecil tetapi perhatian
belajar mengajar di sekolah formal ada pemerintah untuk kegiatan pendidikan di
hingga sore hari bahkan ada sekolah yang masyarakat sudah mulai diperhatikan.
pembelajarannya sudah fullday dari jam Di dalam Pedoman penyelenggaraan
07.15 s/d 15.30 seperti yang diwacanakan TK TPA ada dua model pembelajaran yang
oleh Kemendikbud dua tahun belakngan diterapkan yaitu klassikal dan private.
dan secara serentak akan dimulai tahun 2018 Model klassikal adalah model pembelajaran
ini. Akibatnya berbenturan dengan tugasnya berdasarkan kelas besar yaitu murid
sebagai tenaga pendidik di lembaga dikumpulkan dalam satu kelas yang
pendidikan al-Qur’an yang dilaksanakan berjumlah antara 1-25 orang.
pada sore hari. Pengelompokan santri berdasarkan usia
Disinilah kemampuan manajerial yang dipandu oleh guru di kelas dalam satu
kepala unit untuk mencari dan menemukan kelas untuk mendapatkan materi yang
solusi agar profesi ini menjadi pekerjaan sudah dirancang dalam kurikulum yang
yang diminati oleh orang-orang yang sama seperti hafalan bacaan sholat, do’a
memiliki kemampuan serta motivasi yang harian ayat-ayat pilihan yang ada dalam
tinggi untuk mentransformasikan kurikulum TKA/ TPA dengan alokasi waktu
keilmuannya kepada anak didik apa lagi pembukaan 15 menit di awal sebelum
mengajarkan al-Qur’an sebagai sumber belajar privat dan di akhir pembelajaran
rujukan orang Islam. Dalam konteks tenaga setelah santri (panggilan untuk siswa)
yang profesional, Ainiyah mensyaratkan mendapat pengajaran privat dari gurunya
bahwa dalam membangun pembelajaran masing-masing santri di kumpulkan
berkulitas di sekolah, guru profesional kembali seperti diawal pembelajaran untuk
mutlak diperlukan. Bila kita disuruh mendapatkan bimbingan klasikal akhir
memilih satu di antara dua pilihan, sarana dengan materi penguatan mataeri di klasikal
yang lengkap atau guru yang profesional, awal pembuka.
maka posisi tawar guru lebih tinggi Sedangkan model pembelajaran
daripada sarana (Ainiyah, 2016). kedua adalah model private. Setiap guru
Disisi yang lain peran pemerintah membimbing antara 6-7 santrinya
sangat diharapkan dalam menyelesaikan (panggilan siswa di TK al-Qur’an) masing-
permasalahan-permasalahan yang ada di masing ustadz (panggilan guru
lembaga pendidikan formal non formal pembimbing) setiap guru pembimbimbing
terutama yang berkaitan dengan anggaran membimbing tiap orang santri selama lima
bantuan penyelenggaran pendidikan seperti menit tiap pelaksanaan pembelajaran private
bantuan sosial untuk operasional baik pagi hari maupun sore hari.
penyelenggaraan pendidikan dan bantuan Pembelajaran private inilah yang
kepada guru-guru berupa incentiv yang mengalami kekurangan guru, karena
bertujuaan untuk meningkatkan perbandingan rasio jumlah guru dengan
kesejahteraan guru. Dalam beberapa tahun santri tidak sesuai pada umumnya dari 20
sebelumnya pemerintah Kota Balikpapan yang diteliti 12 (1.67 %) lembaga TK yang
telah memberikan alokasi anggaran untuk tidak sesuai dengan rasio guru sehingga
operasional penyelenggarann pendidikan waktu yang digunakan tidak sesuai
akan tetapi dalam dua tahun belakangan ini dibeberapa lembaga pendidikan al-Qur’an
pemerintah tidak lagi memberikan bantuan di Kota Balikpapan.
operasional pendidikan tetapi bantuan
hanya untuk incentiv untuk guru dari
tingkat TK sampai dengan SLTA. Meskipun
16
Basri – Problematika Pendidikan TK Al-Qur’an
Kesimpulan ibrahimy.ac.id/index.php/jpii/article/
view/83
Problem yang dihadapi di lembaga Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu
pendidikan al-Qur’an dapat dikelompokkan Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
menjadi dua yaitu: problem dalam Cipta.
pengelolaan, meliputi kemampuan Bungin, B. (2010). Penelitian Kualitatif.
manajerial pengelola dalam Jakarta: Kencana Preneda Media
mengembangkan lembaga pendidikan yang Group.
dikelolanya dan kemampuan menyediakan Muslich, (2004). Panduan Pengelolaan TK
sarana penunjang dalam pembelajaran. Al-Qur’an.
Problem lain adalah problem dalam proses http://www.teoriuntukguru.com/2
belajar mengajar meliputi jumlah guru yang 016/01/tri-pusat-pendidikan.html
tidak sesuai dengan rasio santri, dari sisi Pendidikan dalam Masyarakat. Pendirian
lain kualitas guru yang masih rendah karena Taman Pendidikan al-Qur’an di
sebagian besar guru bantu yang belum Indonesia.(http://darussalamplawar.
pernah mengikuti pelatihan karena santri blogspot.co.id/2013/10/sejarah-tpa-
yang baru lulus dari lembaga pendidikan al- tpq-dan-sistem-pendidikan.html
Qur’an. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Lembaga pendidikan yang 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
diselenggarakan oleh masyarakat perlu ada Pendidikan Nasional. Lembaran
standar minimun. Khususnya pemberian Negara Republik Indonesia Nomor
izin operasional yang dikeluarkan oleh 4301. (2003). Jakarta, Indonesia:
LPPTKA BKPRMI yang berkaitan langsung Kementerian Hukum dan Hak Asasi
dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran Manusia.
seperti guru yang berkualitas, kesejahteraan Zamili, M. (2005). Menghindar dari Bias:
yang memungkinkan dan sarana yang Praktik Triangulasi dan Kesahihan
cukup. Sehingga pelaksanaan pendidikan Riset Kualitatif. Jurnal Lisan Al-Hal,
dapat berjalan secara efektif dan efisien. 7(2), 283–384. Retrieved from
http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalk
uda/index.php/lisan/article/view/135
Daftar Pustaka 3
17