You are on page 1of 7

Basri – Problematika Pendidikan TK Al-Qur’an

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN TK AL-QUR’AN DALAM


MENYIAPKAN GENERASI QUR’ANI
DI KOTA BALIKPAPAN

Basri
Politeknik Negeri Balikpapan
basri.dahlan@poltekba.ac.id

Progress of a nation is determined by quality of education of nation itself.


There are several factors that affect the quality of education such as the subject
of educators, materials and supporting facilities. One of the basic educational
institutions that contribute to the quality of education this country is
educational institutions in community starting from Kindergarten school.
Kindergarten al-Qur'an and early childhood of the Qur'an. The educational
institution of the Qur'an today is growing very rapidly but on the other hand
has not been directly proportional to the quality produced. This study
discusses of Qur'anic educational problems preparing the Qur'anic generation
seen from the point of view of management and implementation education of
the Qur'an in institution. The results of this study indicate that the educational
institutions of al-Qur'an are still experience problems in the management such
as the responsibility of managers, the managerial capability of the unit head,
and the ability to provide supporting facilities, in the implementation of
learning, there are many educational institutions that do not match the ratio of
the number of teachers with one study group on the other hand, the quality of
teachers are still low and the ability of teachers transfer knowledge to
students.

Kata Kunci: pendidikan TK al-Qur’an, generasi qur’ani


…………………………….……………………………………………………………………………...

Pendahuluan Ada tiga tempat berlangsungnya


pendidkan dewasa ini yang ikut memberi
Pendididikan tumpuan harapan konstribusi positif terhadap pengembangan
yang strategis dalam pembangunan dan sumber daya manusia di bidang
pengembangan sumber daya manusia pendidikan yaitu pendidikan dalam
suatu bangsa. Kemajuan dan kemunduran keluarga, sekolah dan pendidikan dalam
suatu bangsa sangat ditentukan kualitas masyarakat. Ketiga lembaga pendidikan
pendidikan bangsa itu. Kualitas pendidikan yang ada dalam masyarakat ini harus
sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur saling menguatkan satu sama lain karena
utama pendidikan itu yang terdiri dari ketiga lembaga inilah tempat
subyek pendidikan itu sendiri yaitu berlangsungnya transfer of knowledge,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana tempat penanaman nilai-nilai dan
prasarana yang menunjang pelaksanaan pembentukan karakter peserta didik. Tiga
pendidikan, serta kurikulum yang tempat pendidikan inilah yang disebut Tri
digunakan di lembaga pendidikan. pusat pendidikan yang digagas oleh tokoh

11
JPII Volume 3, Nomor 1, Oktober 2018

Pendidikan nasional bangsa Indonesia al-Qur’an ini sejauh pengamatan penulis


kihajar Dewantara. dari sekitar 300 unit akan tetapi hanya
Mempelajari Al-Quran tidak lagi beberapa Lembaga TK al-Qur’an yang
diwajibkan melainkan pendidikan yang mampu mengantar lulusannya menjadi
semakin hari semakin hilang. Hal ini terjadi santri sampai pada level memiliki
salah satunya disebabkan karena sebagian kemampuan dan keterampilan membaca al-
besar anak-anak lebih memilih asyik Qur’an bahkan masih banyak mahasiswa di
bermain dengan gadget dibandingkan pergi perguruan tinggi yang tidak bisa membaca
ke mushollah untuk belajar al-Quran. Lain al-Qur’an dengan baik dan benar hanya
halnya lagi anak-anak disibukkan dengan sekedar bisa membaca. Harapan berbagai
kegiatan sekolah dan sebagian besar orang pihak agar lembaga ini bisa berkembang
tua membiarkannya dengan alasan kasian bukan hanya mengantar mampu membaca
kepada anak karena lelah dengan kegiatan al-Qur’an tetapi sampai pada kemampuan
sekolah (Anwar & Hafiyana, 2018). seni baca al-Qur’an (tilawah) sehingga
Dewasa ini, perkembangan benar-benar mampu memberikan kontribusi
pendidikan dalam masyarakat tumbuh dalam pembangunan Bangsa
dengan pesat mulai dari pendididikan anak
usia dini (PAUD), Kelompok bermain,
Taman pendidikan al-Qur’an (TK/TPA), Metode Penelitian
PAUD al-Qur’an dan lain sebagainya.
TK/TPA salah satu lembaga Pendidikan Penelitian ini adalah penelitian
yang ada dalam masyarakat dengan basis kualitatif dengan menghadirkan data secara
keilmuannya adalah pendidikan dan deskriptif. Dari 20 TKA/TPA yang menjadi
pengajaran baca tulis al-Qur’an dan nilai- sampel dengan melakukan pengamatan
nilai dalam kehidupan. langsung terkait proses belajar mengajar
Di Indonesia Pendidikan Al-Qur'an sedangkan yang terkait dengan
model TKA dan TPA / TPQ sekarang telah permasalahan-permasalahan pengelolaan
berkembang dengan pesat. Hampir setiap dengan melakukan wawancara dengan
wilayah propinsi di Indonesia berdiri TKA pengelola dan guru-guru yang ada di
dan TPA dengan berbagai aktifitas lembaga tersebut. Burhan Bungin
pembelajaran Al-Qur'annya. Taman mengatakan, bahwa pengumpulan data
Pendidikan Al-Qur’an (TPA/TPQ) kualitatif yang paling independen terhadap
berkembang pesat yaitu sebelum tahun semua metode pengumpulan data dan
1990-an, jumlah anak muda Indonesia yang teknik analisis data adalah metode
tidak lancar dan tidak mampu membaca Al- wawancara mendalam, observasi partisipasi,
Qur’an semakin meningkat. bahan dokumenter, serta metode-metode
Pertumbuhan TK/TP al-Qur’an yang baru seperti metode bahan visual dan
ada saat ini begitu cepat, akan tetapi metode penelusuran bahan internet (Bungin,
Lembaga Pendidikan yang berbasis 2010).
keagamaan dengan pusat kegiatannya di Dari 344 unit lembaga pendidikan al-
Masjid atau Mushollah masih menghadapi Qur’an yang menjadi populasi hanya 20
berbagai permasalahan seperti tidak mampu unit yang menjadi sampel. Teknik
eksis dalam melaksanakan misinya sebagai pengambilan sampel dengan menggunakan
Lembaga pendidikan al-Qur’an karena purposif sampling peneliti memilih teknik
pengelolannya yang kurang baik sehingga dengan beberapa pertimbangan dari penelit
ada beberapa yang akhirnya ditutup, disisi seperti waktu, tenaga dan biaya hal ini
lain tumbuh pesatnya Lembaga Pendidikan seperti yang dijelaskan oleh Suharismi

12
Basri – Problematika Pendidikan TK Al-Qur’an

Arikunto Teknik purposivle sample biasanya Hasil Penelitian


dilakukan karena beberapa pertimbangan
seperti keterbatasan waktu, tenaga dan dana Lembaga Pendidikan dan pengajaran
sehingga tidak bisa mengambil sampel yang Al-Qur’an untuk anak usia TK dan anak
besar (Arikunto, 2010). usia SLTP dan SLTA bernama Taman
Tema-tema yang muncul saat Pendidikan Al-Qur’an (TK/TPA) Di kota
penelitian dikonfirmasi menggunakan Balikpapan lembaga pendidikan al-Qur’an
teknik triangulasi data, triangulasi metode, dimulai sejak tahun 1991. TK TPA yang
dan triangulasi informan. Metode triangulasi pertama kali didirikan adalah TK TPA AT-
digunakan agar terhindar dari bias yang Taqwa unit 001 yang berlokasi di Masjid
muncul baik dari peneliti maupun dari Agung At-Taqwa kelurahan Klandasan
partisipan (Zamili, 2015). Kecamatan Balikpapan Kota (Muslich Umar
Ada tiga tempat berlangsungnya dan Abdul Basith, dalam Kata Pengantar
pendidikan dewasa ini yang memberi Buku Panduan TK / TPA). Hingga kini
konstribusi positif terhadap pengembangan lembaga Pendidikan Al-Qur’an jumlahnya
sumber daya manusia di bidang sudah mencapai tiga ratus empat puluh
pendidikan yaitu pendidikan dalam empat unit yang tersebar di 5 Kecamatan di
keluarga, sekolah dan pendidikan dalam Kota Balikpapan yaitu Balikpapan Timur 51
masyarakat. Ketiga lembaga pendidikan Balikpapan Selatan 63 Balikpapan Kota 44
yang ada dalam masyarakat ini harus Balikpapan Tengah 56 dan Balikpapan
saling menguatkan satu sama lain karena Utara 86 hingga saat ini jumlah lembaga
ketiga lembaga inilah tempat pendidikan al-Qur’an berjumlah 344 unit
berlangsungnya transfer of knowledge, dengan jumlah pengajar (ustadz, panggilan
tempat penanaman nilai-nilai dan untuk pengajar) sebanyak 2074. (Sumber:
pembentukan karakter peserta didik. Tiga LPPTKA BKPRMI Balikpapan 2017).
tempat pendidikan inilah yang disebut Tri Seiring dengan perjalanan waktu
pusat pendidikan yang digagas oleh tokoh perkembangan TK/TPA sangat signifikan
Pendidikan nasional bangsa Indonesia Ki dari sisi kuantitas sangat pesat akan tetapi
Hajar Dewantara. disisi lain secara kualitas masih jauh dari
Amanat Undang-undang Dasar 1945 harapan. Hal ini disebabkan karena
yang tercantum dalam pembukaan tentang lembaga Pendidikan al-Qur’an masih
pendidikan dituangkan dalam Undang- menghadapi berbagai permasalahan-
Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 permasalahan yang secara garis besar ada
menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi dua yang dibahas dalam penelitian ini.
mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, Problem dalam Pengelolaan
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta TK Al-Qur’an
didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Di dalam buku panduan organisasi
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan tata kelola yang dikeluarkan oleh
mandiri, dan menjadi warga negara yang Lembaga Pembinaan dan Pengembangan TK
demokratis serta bertanggung jawab. (Undang- al-Qur’an (LPPTKA BKPRMI) Balikpapan
Undang No. 20 tahun 2003). sebagai induk organisasi TK/TP Al-Qur’an
secara garis komando struktur organisasi di
bawah LPPTKA BKPRMI tetapi secara
operasional di bawah pengelolaan pengurus

13
JPII Volume 3, Nomor 1, Oktober 2018

Masjid tempat TK/TPA itu didirikan yang belajar mengajar mengalami hambatan
kegiatannya dipusatkan di Masjid yang dalam kegiatan belajar mengajar, pengelola
bertujuan untuk memakmurkan Masjid tidak menyiapkan tempat dan kelas khusus
selain itu untuk mengembalikan fungsi untuk kegiatan TK/TPA belajar, karena tidak
Masjid,, bukan hanya sebagai tempat tersediaanya ruang belajar yang memadai
ibadah sholat lima waktu, siar Islam tetapi sehingga dalam kegiatan belajar sering
juga sebagai pusat pengembangan disuruh oleh anggota pengurus Masjid
pendidikan Islam sebagaimana fungsi berpindah-pindah tempat di dalam
Masjid seperti di zaman Rasulullah dan ruangan masjid tidak tersedianya ruangan
zaman kejayaan Islam. Akan tetapi belajar yang tetap sehingga mengalami
beberapa TK/TPA yang ada di kota kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar.
Balikpapan secara struktur dan (Mustafa, Mantan Supervisor Balikpapan
kelembagaan dibawah naungan pengurus Selatan).
Masjid tempat TK / TPA berada yang Permasalahan yang lain dalam
bertujuan agar pengelolaan TK/TPA bukan pengelolaan Lembaga pendidikan al-Qur’an
hanya secara terstruktur tetapi pengurus bukan hanya tidak kurangnya dukungan
Masjid selaku pengelola lembaga sarana dan prasarana pembelajaran tetapi
pendidikam al-Qur’an diharapkan dapat juga dari sisi personil manajerial pimpinan
membantu secara aktif dan partisifatif di unit Seperti yang terjadi di TPA Nurul
dalam penyediaan sarana prasarana yang Qomar permasalahan yang dihadapi dalam
dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan pengelolaan TK Al- Qur’an kurang aktifnya
belajar mengajar dilembaga pendidikan kepala sekolah selaku pengerak utama
tersebut seperti ruang belajar, meja, dinding berlangsungnya kegiatan belajar mengajar
ruangan sehingga anak-anak akan nyaman dalam memikirkan perkembangan TK al-
belajar baca tulis al-Qur’an jika Qur’an. Hal ini disebabkan masing-masing
memungkinkan dibuatkan gedung sendiri pengurus yaitu pengelola dan kepala unit
sehingga tidak lagi berafiliasi dengan sibuk dengan urusan pekerjaannya masing-
ruangan Masjid. akan tetapi beberapa masing. Ketidak aktifan pengurus hadir di
TK/TPA pengelola hanya secara struktur TK menimbulkan kendala-kendala secara
organisasi, dibeberapa unit lembaga manajerial sehingga permasalahan-
pendidikan al-Qur’an pengurus Masjid permasalahan yang muncul sering tidak
sekaligus pengelola tidak memberikan tertangani secara cepat menunggu
konstribusi apa-apa dalam pelaksanaan keputusan dari kepala sekolah selaku
kegiatan belajar mengajar. Ada sepuluh penanggung jawab kegiatan dalam
Lembaga Taman Pendidikan Al-Qur’an dari menyelesaikan permasalahan. Sedangkan di
empat kecamatan di Balikpapan mengalami TK/TPA al-Iman persoalan pengelolaan
kendala yang hampir sama dalam adalah tidak harmonisnya hubungan
pengelolaan TK Al-Qur’an ketua pengurus personal antara pengelola TK/TPA yaitu
Masjid sebagai pengelola hanya namanya kepala unit dengan ketua pengurus Masjid.
tercantum dalam struktur organisasi Hal ini disebabkan menurut pengamatan
sebagai pengelola tetapi dalam penulis karena cara pandang yang berbeda
kenyataannya Taman pendidikan al-Qur’an hanya karena persoalan aqidah antara ketua
berjalan sendiri, menyiapkan sarana pengurus Masjid selaku pengelola dengan
prasarana pembelajaran tanpa support dari kepala sekolah perbedaan pemahaman
pengurus Masjid selaku pengelola. Di dalam aqidah/ aliran pengurus kurang
TK/TPA Istiqomah unit yang berlokasi di peduli dan tidak memperhatikan
Masjid Istiqomah Balikpapan Kota kegiatan keberadaan TK al-Qur’an. Tanpa disadari

14
Basri – Problematika Pendidikan TK Al-Qur’an

oleh pengurus bahwa santri TPA telah pendanaannya bersumber dari swadaya
banyak memberikan konstribusi dalam masyarakat melalui iuran santri yang
memakmurkan masjid seperti pada bulan diberikan kepada lembaga pemyelenggara
suci Ramadhan 1417 hijriah yang lalu pendidikan TK/TPA. Salah satu problem
banyak santri dari unit al-Iman yang secara yang dihadapi di unit TK adalah
suka rela ikut bersama-sama dengan keterbatasan jumlah guru dengan rasio
masyarakat sekitar masjid membantu dalam santri hal ini disebabkan karena kesulitan
menyediakan buka puasa bersama setiap mencari tenaga pengajar pofesional yaitu,
harinya dan ikut berbuka puasa dan sholat yang memiliki kemampuan baca tulis
magrib berjamaah. Seharusnya persoalan Qur’an. kalaupun ada yang memiliki
yang tidak prinsip tidak usah diperbesar jika kompetensi terhadap bacaan ayat-ayat
melihat dampaknya yang jauh lebih besar alQur’an serta memahami dan menguasai
dari perbedaan pandangan. metode pengajaran al-Qur’an belum tentu
Mengedepankan saling membantu berminat untuk menjadi tenaga pengajar
dalam mengurusi rumah ibadah dan masa dilembaga pendidikan berbasis Masjid
depan anak-anak generasi muda di sekitar karena mengajar di Lembaga TK al-Qur’an
perumahan Yuka jauh lebih baik. Persoalan identik dengan kerja sosial dan kerja ikhlas.
seperti ini sudah sering terjadi di masyarakat (wawancara dengan Fitri Maryani) disisi
Indonesia disinilah peran dan fungsi dewan yang lain juga sulitnya menemukan calon
masjid di masing-masing kota dalam guru yang berkualitas, kompeten yang
menyatukan perbedaan pandangan aktifis- memiliki kemampuan bacaan yang bagus
aktifis masjid sehingga tidak terulang kalaupun ada mesti juga memperhitungkan
sepanjang sejarah. kompensasinya. ketika dia bergabung
menjadi tenaga pengajar. Dari beberapa TK
yang diamati oleh penulis dari 5 kecamatan
Problem dalam Pelaksanaan Kegiatan di Kota Balikpapan yang menjadi sampel
Belajar Mengajar dalam penelitian terkait dengan kekurangan
guru pada umumnya mengalami problem
Di dalalam satuan pendidikan baik yang sama yaitu kekurangan guru jika
pendidikan formal informal dan non formal dibandingkan dengan rasio jumlah murid.
ada empat unsur yang memiliki peran Untuk mengatasi permasalahan yang
penting agar tujuan pendidikan dapat dihadapi unit dengan melakukan
tercapai yaitu tenaga pendidik yang terdiri penambahan jam mengajar dari satu jam
dari guru, Dosen atau ustadz, peserta didik, menjadi dua jam pembelajaran yang
sarana parasarana dan program dilaksanakan pada sore hari, ada pula yang
pembelajaran atau kurikulumnya. Keempat membuka kelas pagi sekaligus
unsur ini saling mempengaruhi satu sama menyesuaikan kondisi belajar di sekolah
lain. Dalam pelaksanaan pembelajaran formal baik di SD maupun di TK. Beberapa
apabila ada salah satu dari empat komponen TK al-Qur’an mengatasi permasalahan ini
unsur pembelajaran yang menghadapi dengan merekrut lulusannya untuk menjadi
kendala akan berpengaruh terhadap tenaga bantu dalam mengajar karena secara
kegiatan belajar mengajar di Lembaga kualitas bacaan tentu tidak diragukan dan
pendidikan terkait. kompensasi yang dikeluarkan unit tidak
TK/TPA adalah salah satu lembaga sebesar dengan guru tetap. Meskipun sudah
pendidikan otonom yang didirikan oleh ada penambahan guru tetapi belum
masyarakat dan pelaksana kegiatan belajar menuntaskan persoalan ini. Alumni yang
mengajar dari anggota masyarakat dan direkrut menjadi tenaga pengajar pada

15
JPII Volume 3, Nomor 1, Oktober 2018

umumnya pelajar yang mengikuti kegiatan jumlahnya masih kecil tetapi perhatian
belajar mengajar di sekolah formal ada pemerintah untuk kegiatan pendidikan di
hingga sore hari bahkan ada sekolah yang masyarakat sudah mulai diperhatikan.
pembelajarannya sudah fullday dari jam Di dalam Pedoman penyelenggaraan
07.15 s/d 15.30 seperti yang diwacanakan TK TPA ada dua model pembelajaran yang
oleh Kemendikbud dua tahun belakngan diterapkan yaitu klassikal dan private.
dan secara serentak akan dimulai tahun 2018 Model klassikal adalah model pembelajaran
ini. Akibatnya berbenturan dengan tugasnya berdasarkan kelas besar yaitu murid
sebagai tenaga pendidik di lembaga dikumpulkan dalam satu kelas yang
pendidikan al-Qur’an yang dilaksanakan berjumlah antara 1-25 orang.
pada sore hari. Pengelompokan santri berdasarkan usia
Disinilah kemampuan manajerial yang dipandu oleh guru di kelas dalam satu
kepala unit untuk mencari dan menemukan kelas untuk mendapatkan materi yang
solusi agar profesi ini menjadi pekerjaan sudah dirancang dalam kurikulum yang
yang diminati oleh orang-orang yang sama seperti hafalan bacaan sholat, do’a
memiliki kemampuan serta motivasi yang harian ayat-ayat pilihan yang ada dalam
tinggi untuk mentransformasikan kurikulum TKA/ TPA dengan alokasi waktu
keilmuannya kepada anak didik apa lagi pembukaan 15 menit di awal sebelum
mengajarkan al-Qur’an sebagai sumber belajar privat dan di akhir pembelajaran
rujukan orang Islam. Dalam konteks tenaga setelah santri (panggilan untuk siswa)
yang profesional, Ainiyah mensyaratkan mendapat pengajaran privat dari gurunya
bahwa dalam membangun pembelajaran masing-masing santri di kumpulkan
berkulitas di sekolah, guru profesional kembali seperti diawal pembelajaran untuk
mutlak diperlukan. Bila kita disuruh mendapatkan bimbingan klasikal akhir
memilih satu di antara dua pilihan, sarana dengan materi penguatan mataeri di klasikal
yang lengkap atau guru yang profesional, awal pembuka.
maka posisi tawar guru lebih tinggi Sedangkan model pembelajaran
daripada sarana (Ainiyah, 2016). kedua adalah model private. Setiap guru
Disisi yang lain peran pemerintah membimbing antara 6-7 santrinya
sangat diharapkan dalam menyelesaikan (panggilan siswa di TK al-Qur’an) masing-
permasalahan-permasalahan yang ada di masing ustadz (panggilan guru
lembaga pendidikan formal non formal pembimbing) setiap guru pembimbimbing
terutama yang berkaitan dengan anggaran membimbing tiap orang santri selama lima
bantuan penyelenggaran pendidikan seperti menit tiap pelaksanaan pembelajaran private
bantuan sosial untuk operasional baik pagi hari maupun sore hari.
penyelenggaraan pendidikan dan bantuan Pembelajaran private inilah yang
kepada guru-guru berupa incentiv yang mengalami kekurangan guru, karena
bertujuaan untuk meningkatkan perbandingan rasio jumlah guru dengan
kesejahteraan guru. Dalam beberapa tahun santri tidak sesuai pada umumnya dari 20
sebelumnya pemerintah Kota Balikpapan yang diteliti 12 (1.67 %) lembaga TK yang
telah memberikan alokasi anggaran untuk tidak sesuai dengan rasio guru sehingga
operasional penyelenggarann pendidikan waktu yang digunakan tidak sesuai
akan tetapi dalam dua tahun belakangan ini dibeberapa lembaga pendidikan al-Qur’an
pemerintah tidak lagi memberikan bantuan di Kota Balikpapan.
operasional pendidikan tetapi bantuan
hanya untuk incentiv untuk guru dari
tingkat TK sampai dengan SLTA. Meskipun

16
Basri – Problematika Pendidikan TK Al-Qur’an

Kesimpulan ibrahimy.ac.id/index.php/jpii/article/
view/83
Problem yang dihadapi di lembaga Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu
pendidikan al-Qur’an dapat dikelompokkan Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
menjadi dua yaitu: problem dalam Cipta.
pengelolaan, meliputi kemampuan Bungin, B. (2010). Penelitian Kualitatif.
manajerial pengelola dalam Jakarta: Kencana Preneda Media
mengembangkan lembaga pendidikan yang Group.
dikelolanya dan kemampuan menyediakan Muslich, (2004). Panduan Pengelolaan TK
sarana penunjang dalam pembelajaran. Al-Qur’an.
Problem lain adalah problem dalam proses http://www.teoriuntukguru.com/2
belajar mengajar meliputi jumlah guru yang 016/01/tri-pusat-pendidikan.html
tidak sesuai dengan rasio santri, dari sisi Pendidikan dalam Masyarakat. Pendirian
lain kualitas guru yang masih rendah karena Taman Pendidikan al-Qur’an di
sebagian besar guru bantu yang belum Indonesia.(http://darussalamplawar.
pernah mengikuti pelatihan karena santri blogspot.co.id/2013/10/sejarah-tpa-
yang baru lulus dari lembaga pendidikan al- tpq-dan-sistem-pendidikan.html
Qur’an. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Lembaga pendidikan yang 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
diselenggarakan oleh masyarakat perlu ada Pendidikan Nasional. Lembaran
standar minimun. Khususnya pemberian Negara Republik Indonesia Nomor
izin operasional yang dikeluarkan oleh 4301. (2003). Jakarta, Indonesia:
LPPTKA BKPRMI yang berkaitan langsung Kementerian Hukum dan Hak Asasi
dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran Manusia.
seperti guru yang berkualitas, kesejahteraan Zamili, M. (2005). Menghindar dari Bias:
yang memungkinkan dan sarana yang Praktik Triangulasi dan Kesahihan
cukup. Sehingga pelaksanaan pendidikan Riset Kualitatif. Jurnal Lisan Al-Hal,
dapat berjalan secara efektif dan efisien. 7(2), 283–384. Retrieved from
http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalk
uda/index.php/lisan/article/view/135
Daftar Pustaka 3

Ainiyah, N. (2016). Identitas Diri dan Makna


Guru Profesional Sebagai
Komunikator Pendidikan (Perspektif
Fenomenologis). Jurnal Pendidikan
Islam Indonesia, 1(1), 1–20. Retrieved
from http://ojs.pps-
ibrahimy.ac.id/index.php/jpii/article/
view/5
Anwar, K., & Hafiyana, M. (2018).
Implementasi Metode ODOA (One
Day One Ayat) dalam Meningkatkan
Kemampuan Menghafal Al-Quran.
Jurnal Pendidikan Islam Indonesia, 2(2),
181–198. Retrieved from
http://ojs.pps-

17

You might also like