You are on page 1of 10

p-ISSN 2085-7829

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 13, Nomor 2, Nopember 2022 e-ISSN 2798-3455

Pemodelan Regresi Spasial Data Panel


(Studi Kasus: Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota
di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017 – 2020)

Panel Data Spatial Regression Modeling


(Case Study: The Human Development Index of Regencies/Municipalities
in East Kalimantan Province in 2017 – 2020)

Endah Mulia Murdani1, M. Fathurahman2, Rito Goejantoro3


1,2
Laboratorium Statistika Terapan FMIPA Universitas Mulawarman
3
Laboratorium Statistika Komputasi FMIPA Universitas Mulawarman
E-mail: 1endhmlya07@gmail.com, 2fathur@fmipa.unmul.ac.id, 3rito.goejantoro@fmipa.unmul.ac.id

ABSTRACT
Panel data is a combination of cross-section data and time-series data. The panel data regression can
model the panel data. In its development, panel data regression has been developed to model spatial data,
called panel data spatial regression. Spatial data is data that considers the empirical observations and
considers the location factor of these observations. This study examines the spatial regression modeling of
panel data and applies it to model the factors that influence the Human Development Index (HDI) of
districts/cities in East Kalimantan Province from 2017 to 2020. HDI is a composite index that measures the
average achievement in the three basic dimensions of human development that are considered very basic,
namely life expectancy, knowledge, and a decent standard of living. HDI is one of the measuring tools
considered to reflect the status of human development in a region and plays an essential role in improving
the quality of human resources. The results show that the panel data spatial regression model suitable for
modeling the HDI of districts/cities in East Kalimantan Province from 2017 to 2020 is the Spatial
Autoregressive Fixed Effect (SAR-FE) model. The rate of economic growth and the district/city minimum
wage factors that significantly influence the HDI of districts/cities in East Kalimantan Province from 2017
to 2020 based on the SAR-FE model is the rate of economic growth and the district/city minimum wage.

Keywords: Panel Data, Spatial Data, Panel Data Spatial Regression, SAR-FE, HDI

Pendahuluan merefleksikan status pembangunan manusia.


Regresi merupakan salah satu metode yang (Kementerian Kesehatan, 2014).
digunakan dalam pemodelan statistika. Metode ini Berdasarkan hasil publikasi Badan Pusat
dapat memodelkan hubungan antara variabel Statistik dari tahun 2017 sampai dengan tahun
dependen dan variabel independent dan dapat 2020, hasil capaian IPM Provinsi Kalimantan
digunakan untuk memprediksi variabel dependen Timur berturut-turut sebesar 75,12; 75,83; 76,61
(Kutner, Nachtsheim, & Neter, 2004). dan 76,24. IPM Provinsi Kalimantan Timur dari
Dalam perkembangannya, penelitian yang tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 mengalami
membahas pemodelan regresi data panel tidak peningkatan. Sedangkan, pada tahun 2020
terbatas hanya untuk pooled panel data saja, mengalami penurunan (Badan Pusat Statistik,
tetapi sudah dikembangkan untuk pooled panel 2018; 2019; 2020; 2021).
data yang memperhitungkan faktor lokasi. Jika Berdasarkan uraian di atas dan untuk
model regresi data panel diterapkan pada memberikan kontribusi terhadap pembangunan
beberapa lokasi atau wilayah, maka error manusia pada kabupaten/kota di Provinsi
modelnya menjadi heterogen akibat adanya Kalimantan Timur, dilakukan penelitian yang
keterkaitan antar lokasi (autokorelasi spasial), mengkaji pemodelan IPKM kabupaten/kota di
sehingga melanggar asumsi error yang non Provinsi Kalimantan Timur menggunakan regresi
heteroskedastisitas dan non autokorelasi (Elhorst, spasial data panel SAR-FE.
2003).
Regresi spasial data panel yang dikaji dalam Tinjauan Pustaka
penelitian ini diterapkan pada pemodelan faktor- Non Multikolinieritas
faktor yang berpengaruh signifikan terhadap Salah satu asumsi pada regresi OLS adalah
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tidak terjadinya hubungan (korelasi) diantara
kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur variabel independen (non-multikolinieritas).
tahun 2017 sampai dengan 2020. IPM merupakan Untuk mendeteksi non multikolinieritas pada
salah satu alat ukur yang dianggap dapat model regresi OLS digunakan nilai Variance
Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF untuk

Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman 179


p-ISSN 2085-7829
Jurnal EKSPONENSIAL Volume 13, Nomor 2, Nopember 2022 e-ISSN 2798-3455

semua variable independent kurang dari 10, maka masing intercept adalah peubah random. Dalam
tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi menduga parameter model panel spasial dapat
OLS (Kutner, Nachtsheim, & Neter, 2004). digunakan metode pendugaan maximum
likelihood. Model REM dapat ditulis sebagai
Regresi Data Panel berikut :
Prasanti (2015) mengungkapkan data panel 𝑦 = 𝛼 + 𝜷𝑻 𝑿 + 𝑞 (5)
merupakan gabungan antara data cross-section dengan
dan data time series. Pada data panel, data cross- 𝑞 =𝜀 +𝜀 (6)
section yang sama disurvei pada beberapa periode
waktu. di mana 𝑦 adalah variabel dependen untuk
Secara umum model regresi panel adalah pengamatan ke-𝑖 dan waktu ke-𝑡. 𝛼 adalah
sebagai berikut. intercept, 𝜷𝑻 adalah vektor persamaan berukuran
𝑦 = 𝛼 + 𝜷𝑻 𝑿 + 𝜀 (2) (1 × 𝑘), 𝑿 adalah vektor variabel independen
di mana 𝑦 adalah variabel dependen untuk berukuran 1 × (𝑘 × 1) dan 𝜀 adalah error pada
pengamatan ke-𝑖 dan waktu ke-𝑡. 𝛼 adalah unit pengamatan ke-𝑖 dan waktu ke-𝑡, untuk 𝑖 =
intercept unit cross-section ke-𝑖 untuk periode 1,2, … 𝑛 dan 𝑡 = 1,2, … , 𝑚.
waktu ke-𝑡, 𝜷𝑻 adalah vector persamaan
berukuran (1 × 𝑘), 𝑿 adalah vector variabel Uji Chow
independen berukuran 1 × (𝑘 × 1) dan 𝜀 adalah Uji Chow dilakukan untuk memilh model
error pada unit pengamatan ke-𝑖 dan waktu ke-𝑡, Common Effect atau model Fixed Effect yang
akan digunakan.
untuk 𝑖 = 1,2, … 𝑛 dan 𝑡 = 1,2, … , 𝑚.
Hipotesis uji Chow adalah sebagai berikut
(Baltagi, 2005).
Common Effect Model (CEM)
𝐻 : 𝜇 = 𝜇 = 𝜇 = ⋯ = 𝜇 = 𝜇 (model CEM)
Pendekatan ini diasumsikan bahwa nilai
𝐻 : Minimal terdapat satu 𝜇 ≠ 𝜇 , 𝑖 ≠ 𝑗; 𝑗 =
intercept dan slope masing-masing variabel
adalah sama untuk semua data cross-section dan 1,2, … , 𝑛 (model FEM)
data time series (Greene, 2000). Statistik uji :
( )/( )
𝑦 = 𝛼 + 𝜷𝑻 𝑿 + 𝜀 (3) 𝐹 = )
(7)
/(
di mana 𝑦 adalah variabel dependen untuk Daerah kritis : Tolak 𝐻 jika 𝐹 >
pengamatan ke-𝑖 dan waktu ke-𝑡. 𝛼 adalah 𝐹( ),( ) di mana 𝐽𝐾𝐺 adalah jumlah
intercept, 𝜷𝑻 adalah vektor persamaan berukuran kuadrat error CEM dan 𝐽𝐾𝐺 adalah jumlah
(1 × 𝑘), 𝑿 adalah vektor variabel independen kuadrat error FEM.
berukuran 1 × (𝑘 × 1) dan 𝜀 adalah error pada
unit pengamatan ke-𝑖 dan waktu ke-𝑡, untuk 𝑖 = Uji Hausman
1,2, … 𝑛 dan 𝑡 = 1,2, … , 𝑚. Uji Hausman dilakukan untuk memilih model
Random Effect atau model Fixed Effect yang akan
Fixed Effect Model (FEM) digunakan (Baltagi, 2005).
Pendekatan ini diasumsikan bahwa nilai Hipotesis uji Hausman adalah sebagai berikut.
slope masing-masing variabel adalah tetap, namun 𝐻 : Model Random Effect (REM)
nilai intersep berbeda-beda untuk setiap data 𝐻 : Model Fixed Effect (FEM)
cross-section dan tetap untuk setiap data time Statistik uji :
series (Greene, 2000). 𝜒 = 𝒒 [ (𝒒)] 𝒒 (8)
𝑦 = 𝛼 + 𝜷𝑻 𝑿 + 𝜀 (4)
dengan
di mana 𝑦 adalah variabel dependen untuk
pengamatan ke-𝑖 dan waktu ke-𝑡. 𝛼 adalah 𝒒=𝜷 −𝜷 ; 𝑣𝑎𝑟(𝒒) = 𝜎 (𝑿′𝑸𝑿) −
intercept, 𝜷𝑻 adalah vektor persamaan berukuran 𝜎 (𝑿′𝜴 𝑿) (9)
(1 × 𝑘), 𝑿 adalah vektor variabel independen Daerah kritis : Tolak 𝐻 jika 𝜒 > 𝜒( , )
berukuran 1 × (𝑘 × 1) dan 𝜀 adalah error pada di mana 𝜷 adalah vektor koefisien variabel
unit pengamatan ke-𝑖 dan waktu ke-𝑡, untuk 𝑖 = independen dari FEM dan 𝜷 adalah veKtor
1,2, … 𝑛 dan 𝑡 = 1,2, … , 𝑚. koefisien variabel independen dari REM.

Random Effect Model (REM) Uji Breusch Pagan


Menurut Setiawan dan Dwi (2010) Uji Breusch Pagan dilakukan untuk memilih
pendekatan ini diasumsikan bahwa intersep 𝛼 = model random effect atau model common effect
𝛼 + 𝜀 dengan mean 𝛼 dan 𝜀 disebut juga yang akan digunakan.
variabel laten merupakan error random dengan Hipotesis untuk uji ini adalah sebagai berikut
mean 0 dan varians 𝜎 . Pendekatan Random (Baltagi, 2005).
Effect Model mempunyai asumsi bahwa masing- 𝐻 : 𝜎 = 0 (model CEM)

180 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman


p-ISSN 2085-7829
Jurnal EKSPONENSIAL Volume 13, Nomor 2, Nopember 2022 e-ISSN 2798-3455

𝐻 : 𝜎 ≠ 0 (model REM) Fixed effect adalah model dengan intersep


Statistik uji : berbeda-beda untuk setiap unit cross-section dan
∑ ∑
diestimasi dengan metode Least Square Dummy
𝐵𝑃 = −1 (10) Variable (LSDV).
( ) ∑ ∑
Sedangkan pada model SAR-FE memiliki
Daerah kritis : Tolak 𝐻 jika 𝐵𝑃 > 𝜒 , aspek spasial yang mempengaruhi variabel
di mana 𝑛 adalah jumlah data cross-section, 𝑚 dependen (Elhosrt, 2003).
adalah jumlah data time series dan 𝜀 adalah 𝑦 = 𝜌∑ 𝑤 𝑦 +𝛼 +𝑋 𝛽 +𝜀 +𝜀 (13)
error pengamatan ke-𝑖 pada periode waktu ke-𝑡,
di mana 𝜆 adalah koefisien spatial
untuk 𝑖 = 1,2, … 𝑛 dan 𝑡 = 1,2, … , 𝑚.
autoregressive, 𝑤 adalah matriks pembobot
spasial lokasi baris ke-i kolom ke-j, 𝑦 adalah
Matriks Pembobot Spasial
variabel dependen pada pengamatan ke-i waktu
Matriks pembobot spasial queen contiguity
ke-t, 𝑿 adalah vektor variabel independen
adalah lokasi yang bersisian atau titik sudutnya
berukuran (𝑛 × 𝑚) × 𝑘, 𝜷 vektor parameter
bertemu dengan lokasi yang menjadi perhatian
berukuran (𝑘 × 1), 𝛼 adalah intercept ke-i, 𝜀
diberi pembobotan 𝑤 = 1, sedangkan untuk
adalah vektor error berukuran (𝑛 × 𝑚) × 1
lokasi lainnya adalah 𝑤 = 0.
Matriks pembobot spasial merupakan matriks Spatial Error Model (SEM)
simetris dengan kaidah bahwa diagonal utama SEM merupakan salah satu model spasial
selalu nol. Transformasi dilakukan untuk dengan pendekatan area yang memperhitungkan
mendapatkan jumlah seluruh elemen pada setiap pengaruh spasial error antar pengamatan, dimana
baris menjadi sama dengan satu menggunakan terdapat korelasi spasial. SEM dapat ditulis 𝜌 = 0
rumus (Lesage, 1999). dan 𝜆 ≠ 0 sehingga model ini mengansumsikan
𝑤 =∑ (11) bahwa proses autoregressive hanya pada error.
Model umum SEM dinyatakan pada persamaan
di mana 𝑤 adalah nilai matriks pembobot spasial
sebagai berikut (Anselin, 1988).
pada baris ke-i dan kolom ke-j, 𝐶 adalah nilai
𝑦 = 𝜌𝑾𝑦 + 𝑋𝛽 + 𝒖 (14)
matriks contiguity pada baris ke-i kolom ke-j, ∑ 𝐶 dengan
adalah total nilai matriks contiguity pada baris ke- 𝒖 = 𝜆𝑾𝑢 + 𝜺 (15)
i, untuk 𝑖 = 1,2, … 𝑛, 𝑡 = 1,2, … , 𝑚 dan 𝑗 =
dengan
1,2, … 𝑘.
𝜀~𝑁(0, 𝜎 𝐼).
Model Spatial Autoregressive
di mana 𝒚 adalah vektor variabel dependen,
Menurut Anselin (1988) model Spatial
berukuran 𝑛 × 1, 𝑿 adalah matriks variabel
Autoregressive (SAR) disebut juga Spatial Lag
independen, berukuran 𝑛 × (𝑘 + 1), 𝜷 adalah
Model (SLM) adalah salah satu model spasial
vektor parameter koefisien regresi, berukuran
dengan pendekatan area dengan
(𝑘 + 1) × 1, 𝜆 adalah parameter koefisien spatial
memperhitungkan pengaruh spatial lag pada
variabel dependen. lag variabel dependen, 𝜺 adalah vektor error
Model ini dinamakan Mixed Regressive berukuran 𝑛 × 1, 𝑾 adalah matriks pembobot
Autoregressive karena mengkombinasikan regresi berukuran 𝑛 × 𝑛, 𝑰 adalah matriks identitas
biasa dengan model regresi spasial lag pada berukuran 𝑛 × 𝑛. 𝒖 adalah vektor error berukuran
variabel dependen. Model umum SAR sebagai 𝑛 × 1 dan 𝜺 adalah vektor error berukuran 𝑛 × 1
berikut yang berdistribusi normal dengan rata-rata nol dan
𝒚 = 𝜌𝑾𝒚 + 𝑿𝜷 + 𝜺 (12) 𝜎 𝐼.
dengan
𝜺 ~ 𝑁(0, 𝜎 𝑰) Uji Lagrange Multiplier (LM)
di mana 𝒚 adalah vektor variabel dependen, Untuk mengidentifikasi apakah model
berukuran 𝑛 × 1, 𝑿 adalah matriks variabel mengandung pengaruh spasial maka dilakukan uji
independen, berukuran 𝑛 × (𝑘 + 1), 𝜷 adalah Lagrange Multiplier. Uji ini digunakan sebagai
vektor parameter koefisien regresi, berukuran dasar untuk memilih model regresi spasial yang
(𝑘 + 1) × 1, 𝜆 adalah parameter koefisien spatial sesuai. Uji Lagrange Multiplier terbagi menjadi
lag variabel dependen, 𝜺 adalah vektor error dua yaitu LM dan LM . Apabila model
berukuran 𝑛 × 1, 𝑾 adalah matriks pembobot LM signifikan maka model yang digunakan
berukuran 𝑛 × 𝑛, 𝑰 adalah matriks identitas adalah model Spatial Autoregressive (SAR)
berukuran 𝑛 × 𝑛. sedangkan apabila model LM signifikan
maka model yang digunakan adalah Spatial Error
Model Spatial Autoregressive Fixed Effect Model (SEM). Hipotesis uji LM sebagai berikut
(SAR-FE) (Lesage, 2009).

Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman 181


p-ISSN 2085-7829
Jurnal EKSPONENSIAL Volume 13, Nomor 2, Nopember 2022 e-ISSN 2798-3455

Hipotesis uji LM di mana 𝑦 adalah variabel dependen ke-𝑖 waktu


𝐻 : 𝛿 = 0 (tidak terdapat efek spasial pada model ke-t, 𝑦 adalah rata-rata variabel dependen ke-𝑖
SAR) waktu ke-t, 𝑦 adalah harapan variabel dependen
𝐻 : 𝛿 ≠ 0 (terdapat efek spasial pada model ke-𝑖 waktu ke-t, SSE adalah Sum Square Error,
SAR) SST adalahSum Square Total, untuk 𝑖 = 1,2, … 𝑛
Hipotesis uji LM dan 𝑡 = 1,2, … , 𝑚.
𝐻 : 𝜌 = 0 (tidak terdapat efek spasial pada SEM)
𝐻 : 𝜌 ≠ 0 (terdapat efek spasial pada SEM) Indeks Pembangunan Manusia
Statistik uji Keberhasilan pembangunan manusia dapat
( ⨂𝑾) /
dinilai dari seberapa besar permasalahan yang ada
LM = (16) diantaranya berupa masalah kemiskinan,
( ⨂𝑾) /
pengangguran, pendidikan yang tidak menyeluruh
LM = (17) dan masalah keberhasilan pembangunan manusia
×
Daerah kritis : Tolak 𝐻 jika nilai LM > 𝜒( , ) dari aspek ekonomi lainnya. Tercapainya tujuan
pembangunan yang tercermin pada indeks
di mana 𝑰 adalah matriks identitas, 𝜺 adalah vector
pembangunan manusia sangat tergantung
error regresi linier berganda berukuran 𝑛 × 1, 𝝈𝟐
pemerintah sebagai penyedia sarana penunjang
adalah estimasi varian error regresi linier
(Marisca, 2016).
berganda, tr adalah trace matriks yaitu
IPM diperkenalkan oleh United Nations
penjumlahan elemen diagonal suatu matriks, 𝜷 Development Programme (UNDP) pada tahun
adalah parameter regresi linier berganda dan 𝑾 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam
adalah matriks pembobot spasial berukuran 𝑛 × 𝑛 laporan tahunan Human Development Report
(HRD).
Uji Signifikansi Parameter Setiap komponen IPM distandarisasi dengan
Uji signifikansi parameter digunakan untuk nilai minimum dan maksimum sebelum
mengetahui besar pengaruh masing-masing digunakan untuk menghitung IPM. Rumus yang
variabel independen terhadap variabel dependen. digunakan sebagai berikut.
Hipotesisnya sebagai berikut (Anselin, 1988). Indeks Kesehatan
𝐻 :𝛽 =0 𝐴𝐻𝐻 − 𝐴𝐻𝐻
𝐻 :𝛽 ≠0 𝐼 =
𝐴𝐻𝐻 − 𝐴𝐻𝐻
Statistik uji :
(22)
𝑡 = ( ) (18) Indeks Pendidikan
Daerah kritis : Tolak 𝐻 jika nilai 𝑡 > 𝐼 −𝐼
𝐼 =
𝑡 , . 2
(23)
dengan
Koefisien Determinasi 𝐻𝐿𝑆 − 𝐻𝐿𝑆
Koefisien determinasi (𝑅 ) merupakan alat 𝐼 =
𝐻𝐿𝑆 − 𝐻𝐿𝑆
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model (24)
dalam menerangkan variasi variabel dependen. 𝑅𝐿𝑆 − 𝑅𝐿𝑆
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol atau 𝐼 =
𝑅𝐿𝑆 − 𝑅𝐿𝑆
satu. Nilai 𝑅 yang kecil berarti kemampuan (25)
variabel-variabel independen memberikan hampir Indeks Pengeluaran
semua informasi yang dibutuhkan untuk 𝐼
memprediksi variabel-variabel dependen. Rumus ln (𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛) − ln (𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 )
koefisien determinasi adalah sebagai berikut =
ln (𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 ) − ln (𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 )
(Ghozali, 2012).
𝑆𝑆𝐸 (26)
𝑅 =1− Berdasarkan persamaan
𝑆𝑆𝑇
(19) 𝐼𝑃𝑀 = 𝐼 ×𝐼 ×𝐼
dengan × 100
(27)
𝑆𝑆𝐸 = (𝑦 − 𝑦 )
di mana 𝐴𝐻𝐻 adalah Angka Harapan Hidup, 𝐻𝐿𝑆
(20) adalah Harapan Lama Sekolah, 𝑅𝐿𝑆 adalah Rata-
dengan rata Lama Sekolah.
𝑆𝑆𝑇 = (𝑦 − 𝑦 ) Menurut UNDP capaian IPM di suatu wilayah
dapat dikelompokkan menjadi empat kategori:
(21)

182 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman


p-ISSN 2085-7829
Jurnal EKSPONENSIAL Volume 13, Nomor 2, Nopember 2022 e-ISSN 2798-3455

Tabel 1. Kategori IPM


Kategori Rentang Hasil dan Pembahasan
Rendah IPM < 60 Data Penelitian
Sedang 60 ≤ IPM < 70 Lokasi yang menjadi pengamatan pada
Tinggi 70 ≤ IPM < 80 penelitian ini adalah kabupaten/kota di Provinsi
Sangat Tinggi IPM ≥ 80 Kalimantan Timur, terdiri atas 7 kabupaten dan 3
kota. Sehingga jumlah keseluruhan dari unit
Metode Penelitian penelitian ini adalah sebanyak 10 kabupaten/kota
Sumber Data dan Variabel Penelitian seperti pada Gambar 1.
Data pada penelitian ini merupakan data
sekunder yang didapat dari Badab Pusat Statistik
Provinsi Kalimantan. Sedangkan, variabel
penelitian terdiri atas variabel dependen dan
variabel independen. Variabel dependen adalah
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) (𝑌).
Sedangkan, variabel independen meliputi Laju
Pertumbuhan Penduduk (LPP) (𝑋 ), Angka
Partisipasi Murni SMP (APM SMP) (𝑋 ), Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) (𝑋 ), Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (𝑋 ), Laju
Pertumbuhan Ekonomi (LPE) (𝑋 ) dan
Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) (𝑋 )

Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini, penerapan metode yang Gambar 1. Peta tematik wilayah administrasi
digunakan melalui tahapan sebagai berikut : Provinsi Kalimantan Timur
1. Mendapatkan data IPM untuk kabupaten/kota
di Provinsi Kalimantan Timur dari tahun 2017 Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa
sampai dengan 2020 dan faktor-faktor yang terdapat 10 kabupaten/kota di Provinsi
diduga memengaruhinya. Kalimantan Timur dari tahun 2017 sampai dengan
2. Melakukan analisis statistika deskriptif tahun 2020, yaitu Kabupaten Penajam Paser
terhadap data penelitian. Utara, Kabupaten Mahakam Ulu, Kabupaten
3. Melakukan pendeteksian multikolinieritas. Berau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai
4. Melakukan estimasi parameter regresi data Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten
panel yaitu CEM, FEM dan REM Paser, Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan
5. Melakukan pemilihan model regresi data Kota Bontang.
panel
a. Melakukan uji Chow, jika gagal tolak 𝐻 , Deskripsi Data Penelitian
maka model CEM, jika tolak 𝐻 , maka Deskripsi data penelitian yang meliputi
model FEM. variabel dependen yaitu IPM (𝑌) dan variabel
b. Jika gagal tolak 𝐻 pada uji Chow, maka independen yaitu LPP (𝑋 ), APM SMP (𝑋 ),
dilakukan uji Breusch Pagan dan jika gagal TPT (𝑋 ), TPAK (𝑋 ), LPE (𝑋 ), PDRB (𝑋 )
tolak 𝐻 , maka model CEM, jika tolak 𝐻 disajikan pada Tabel 2.
maka model REM. Tabel 2. Deskripsi data penelitian
c. Jika 𝐻 ditolak pada uji Chow, maka Rata-
dilakukan uji Hausman, jika gagal tolak Variabel Minimum Maksimum
rata
H0, maka model REM, jika tolak H0, maka IPM(𝑌) 74,06 66,09 80,2
model FEM. LPP(𝑋 ) 1,80 0,11 4,16
d. Menentukan matriks pembobot spasial APM
berdasarkan queen contiguity 77,68 62,77 93,29
SMP(𝑋 )
terstandarisasi TPT(𝑋 ) 6,25 3,49 12,44
6. Melakukan uji LM untuk melihat efek spasial TPAK(𝑋 ) 66,86 60,82 79,02
pada model SAR dan SEM. LPE(𝑋 ) 1,86 -4,44 7,99
7. Melakukan estimasi parameter model SAR- PDRB(𝑋 ) 175,82 53,77 355,99
FE.
8. Melakukan uji koefisien determinasi Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa rata-rata
9. Menarik kesimpulan. variabel dependen yaitu IPM kabupaten/kota di
10. Selesai. Provinsi Kalimantan Timur dari tahun 2017

Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman 183


p-ISSN 2085-7829
Jurnal EKSPONENSIAL Volume 13, Nomor 2, Nopember 2022 e-ISSN 2798-3455

sampai dengan 2020 adalah sebesar 74,06.


Kabupaten/Kota yang memiliki IPM tertinggi
adalah Kota Samarinda pada tahun 2019 dengan
nilai IPM sebesar 80,2 satuan IPM (menurut
UNDP tergolong kategori sangat tinggi),
sedangkan terendah adalah Kabupaten Mahulu
pada tahun 2017 sebesar 66,09 satuan IPM
(menurut UNDP tergolong kategori sedang). Peta
tematik persebaran IPM kabupaten/kota pada
tahun 2017 - 2020 disajikan pada Gambar 2, 3, 4
dan 5 sebagai berikut.

Gambar 5. IPM tahun 2020


Berdasarkan Gambar 2, 3, 4 dan 5 dapat
dilihat penyebaran IPM yang tidak merata.
Berdasarkan Gambar 2, IPM pada tahun 2017
terbagi menjadi 2 kategori, kategori pertama,
yaitu dengan IPM sedang yang terdiri dari
Kabupaten Mahakam Ulu. Kategori kedua, yaitu
dengan IPM tinggi yang terdiri dari Kabupaten
Berau, Kabupaten Kutai Timur, Kota Bontang,
Kabupten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai
Barat, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kota
Gambar 2. IPM tahun 2017
Balikpapan, Kabupaten Paser dan Kota
Samarinda. Berdasarkan Gambar 3, IPM pada
tahun 2018 terbagi menjadi 2 kategori, kategori
pertama, yaitu dengan IPM sedang yang terdiri
dari Kabupaten Mahakam Ulu. Kategori kedua,
yaitu dengan IPM tinggi yang terdiri dari
Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur, Kota
Bontang, Kabupten Kutai Kartanegara, Kabupaten
Kutai Barat, Kabupaten Penajam Paser Utara,
Kota Balikpapan, Kabupaten Paser dan Kota
Samarinda. Berdasarkan Gambar 4, IPM pada
tahun 2019 terbagi menjadi 3 kategori, kategori
pertama, yaitu dengan IPM sedang yang terdiri
dari Kabupaten Mahakam Ulu. Kategori kedua,
Gambar 3. IPM tahun 2018
yaitu dengan IPM tinggi yang terdiri dari
Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten
Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser.
Kategori ketiga, yaitu dengan IPM sangat tinggi
yang terdiri dari Kota Bontang, Kota Samarinda
dan Kota Balikpapan. Berdasarkan Gambar 5,
IPM pada tahun 2020 terbagi menjadi 3 kategori,
kategori pertama, yaitu dengan IPM sedang yang
terdiri dari Kabupaten Mahakam Ulu. Kategori
kedua, yaitu dengan IPM tinggi yang terdiri dari
Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten
Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser.
Gambar 4. IPM tahun 2019 Kategori ketiga, yaitu dengan IPM sangat tinggi
yang terdiri dari Kota Bontang, Kota Samarinda
dan Kota Balikpapan.
Deskripi data penelitian variabel independen
dapat dilihat pada Tabel 4.1. Rata-rata LPP
sebesar 1,80 persen. Kabupaten/Kota yang

184 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman


p-ISSN 2085-7829
Jurnal EKSPONENSIAL Volume 13, Nomor 2, Nopember 2022 e-ISSN 2798-3455

memiliki LPP tertinggi adalah Kabupaten Kutai APM SMP, TPT, TPAK, LPE dan PDRB dapat
Timur pada tahun 2017 sebesar 4,16 persen, digunakan untuk model regresi spasial data panel.
sedangkan terendah adalah Kabupaten Mahakam
Ulu pada tahun 2019 sebesar 0,11 persen. Rata- Estimasi Parameter Model Regresi Data Panel
rata APM SMP sebesar 77,68 persen. Pengestimasian parameter model regresi data
Kabupaten/Kota yang memiliki APM SPM panel ada 3, yakni Common Effect Model (CEM),
tertinggi adalah Kota Samarinda pada tahun 2019 Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect
sebesar 93,29 persen, sedangkan terendah adalah Model (REM).
Kabupaten Mahakam Ulu pada tahun 2018
sebesar 62,77persen. Rata-rata TPT sebesar 6,25 CEM
persen. Kabupaten/Kota yang memiliki TPT Hasil estimasi parameter CEM seperti yang
tertinggi adalah Kota Bontang pada tahun 2017 disajikan pada Tabel 4.
sebesar 12,44 persen, sedangkan terendah adalah
Tabel 4. Estimasi parameter CEM
Kabupaten Mahakam Ulu pada tahun 2020
Parameter Estimasi
sebesar 3,49 persen. Rata-rata TPAK sebesar
65,36. Kabupaten/Kota yang memiliki TPAK 𝛼 93,5406
tertinggi adalah Kabupaten Mahakam Ulu pada 𝛽 0,4466
tahun 2018 sebesar 79,02 persen, sedangkan 𝛽 0,0346
terendah adalah Kota Samarinda pada tahun 2018 𝛽 1,1281
sebesar 60,82persen. Rata-rata LPE sebesar 1,86 𝛽 −0,4496
persen. Kabupaten/Kota yang memiliki LPE 𝛽 −0,0147
tertinggi adalah Kabupaten Kutai Timur pada 𝛽 0,0147
tahun 2019 sebesar 7,99 persen, sedangkan Berdasarkan Tabel 4, diperoleh CEM sebagai
terendah adalah Kabupaten Kutai Kartanegara berikut.
pada tahun 2020 sebesar -4,44 persen. Rata-rata 𝑦 = 93,5406 + 0,4466𝑋 + 0,0346𝑋 +
PDRB sebesar 175,86 juta. Kabupaten/Kota yang 1,1281𝑋 − 0,4496𝑋 − 0,0147𝑋 +
memiliki PDRB tertinggi adalah Kabupaten Kutai 0,0147𝑋 (28)
Timur tahun 2019 sebesar 355,99 juta, sedangkan di mana 𝑦 adalah estimasi CEM IPM di Provinsi
terendah adalah Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur. 𝑋 menyatakan LPP lokasi
tahun 2017 sebesar 53,77 juta. ke-𝑖 pada waktu ke-𝑡. 𝑋 menyatakan APM
SMP lokasi ke-𝑖 pada waktu ke-𝑡. 𝑋
Pendeteksian Multikolinieritas
menyatakan TPT lokasi ke-𝑖 pada waktu ke-𝑡.
Pendeteksian multikolinieritas bertujuan
𝑋 menyatakan TPAK lokasi ke-𝑖 pada waktu
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
ke-𝑡. 𝑋 menyatakan LPE lokasi ke-𝑖 pada
linier antar variabel independen dalam model
waktu ke-𝑡. 𝑋 menyatakan PDRB lokasi ke-𝑖
regresi menggunakan nilai VIF seperti pada Tabel
pada waktu ke-𝑡.
3.
Tabel 3. Multikolinieritas FEM
Variabel Indikasi Hasil perhitungan dengan software R pada
VIF
Independen Multikolinieritas diperoleh hasil estimasi parameter FEM seperti
Tidak terdapat yang disajikan pada Tabel 5.
LPP(𝑋 ) 2,212
multikolinieritas
Tabel 5. Estimasi parameter FEM
APM Tidak terdapat
1,523 Parameter Estimasi
SMP(𝑋 ) multikolinieritas
𝛽 −3,0991
Tidak terdapat
TPT(𝑋 ) 1,464 𝛽 0,0167
multikolinieritas
𝛽 0,0216
Tidak terdapat
TPAK(𝑋 ) 1,401 𝛽 0,0151
multikolinieritas
Tidak terdapat 𝛽 0,0045
LPE(𝑋 ) 1,085 𝛽 0,0094
multikolinieritas
Tidak terdapat Berdasarkan Tabel 5, diperoleh FEM sebagai
PDRB(𝑋 ) 2,369
multikolinieritas berikut.
Pada Tabel 3, terlihat bahwa semua variabel 𝑦 = −3,0991𝑋 + 0,0167𝑋 +
independen mempunyai nilai VIF kurang dari 10 0,0216𝑋 + 0,0151𝑋 + 0,0045𝑋 +
dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat 0,0094𝑋 (29)
multikolinieritas antar variabel independen. Oleh di mana 𝑦 adalah estimasi FEM IPM di Provinsi
karena itu, semua variabel independen yaitu LPP, Kalimantan Timur. 𝑋 menyatakan LPP lokasi
ke-𝑖 pada waktu ke-𝑡. 𝑋 menyatakan APM

Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman 185


p-ISSN 2085-7829
Jurnal EKSPONENSIAL Volume 13, Nomor 2, Nopember 2022 e-ISSN 2798-3455

SMP lokasi ke-𝑖 pada waktu ke-𝑡. 𝑋 Berdasarkan Tabel 7, diperoleh nilai 𝐹 =
menyatakan TPT lokasi ke-𝑖 pada waktu ke-𝑡. 188,55 > 𝐹( ),( ) = 2,30 atau p-value =
𝑋 menyatakan TPAK lokasi ke-𝑖 pada waktu 2,2 × 10 < 𝛼 = 0,05, sehingga tolak 𝐻 . Hal
ke-𝑡. 𝑋 menyatakan LPE lokasi ke-𝑖 pada ini menunjukkan bahwa model regresi data panel
waktu ke-𝑡. 𝑋 menyatakan PDRB lokasi ke-𝑖 sementara adalah FEM.
pada waktu ke-𝑡.
Uji Hausman
REM Pada saat melakukan uji Chow didapatkan
Hasil estimasi parameter REM seperti yang hasil bahwa H0 ditolak, kemudian dilanjutkan
disajikan pada Tabel 6. dengan melakukan uji Hausman. Uji ini dilakukan
untuk mengetahui apakah model FEM atau REM
Tabel 6. Estimasi parameter REM
yang digunakan.
Parameter Estimasi
Hipotesis uji Hausman sebagai berikut
𝛼 73,8269 𝐻 : 𝐸(𝜀 |𝑋 ) = 0 (REM)
𝛽 −1,6354 𝐻 : 𝐸(𝜀 |𝑋 ) ≠ 0 (FEM)
𝛽 0,0119
Daerah kritis : Tolak 𝐻 jika 𝐶ℎ𝑖𝑠𝑞 >
𝛽 −0,3334
𝐶ℎ𝑖𝑠𝑞( ; , ) = 11,070 atau p-value < 𝛼 = 0,05.
𝛽 −0,0015
Hasil uji hausman disajikan pada Tabel 8 sebagai
𝛽 −0,0276
berikut.
𝛽 0,0149
Tabel 8. Hasil uji hausman
Berdasarkan Tabel 6, diperoleh REM sebagai
Chisq df p-value Keputusan
berikut.
1,171 ×
𝑌 = 73,8269 − 1,6354𝑋 + 0,0119𝑋 − 62,874 6 𝐻 ditolak
10-11
0,3334𝑋 − 0,0015𝑋 − 0,0276𝑋 +
0,0149𝑋 (30) Berdasarkan Tabel 8 diperoleh nilai 𝐶ℎ𝑖𝑠𝑞 =
di mana 𝑦 adalah estimasi REM IPM di Provinsi 62,874 > 𝐶ℎ𝑖𝑠𝑞( ; , ) = 11,070 atau p-value=
Kalimantan Timur. 𝑋 menyatakan LPP lokasi 1,171 × 10 < 𝛼 = 0,05, sehingga tolak 𝐻 .
ke-𝑖 pada waktu ke-𝑡. 𝑋 menyatakan APM Hal ini menunjukkan bahwa model regresi data
SMP lokasi ke-𝑖 pada waktu ke-𝑡. 𝑋 panel yang digunakan adalah FEM.
menyatakan TPT lokasi ke-𝑖 pada waktu ke-𝑡.
𝑋 menyatakan TPAK lokasi ke-𝑖 pada waktu Uji Lagrange Multiplier
ke-𝑡. 𝑋 menyatakan LPE lokasi ke-𝑖 pada Uji ini digunakan untuk mengetahui efek
waktu ke-𝑡. 𝑋 menyatakan PDRB lokasi ke-𝑖 spasial pada model SAR dan SEM. Hipotesis uji
pada waktu ke-𝑡. LM sebagai berikut.
Hipotesis uji LM
Pemilihan Model Regresi Data Panel 𝐻 : 𝛿 = 0 (tidak terdapat efek spasial pada
Pemilihan model regresi panel bertujuan model SAR)
untuk mendapatkan model regresi data panel yang 𝐻 : 𝛿 ≠ 0 (terdapat efek spasial pada model
sesuai untuk memodelkan IPM. Uji yang SAR)
digunakan untuk memilih model regresi data Daerah kritis: Tolak 𝐻 jika nilai LM >
panel ini adalah uji Chow kemudian dilanjutkan 𝜒( , , ) = 3,841 atau p-value < 𝛼 = 0,05.
dengan uji Hausman. Hipotesis uji LM
𝐻 : 𝜌 = 0 (tidak terdapat efek spasial
Uji Chow
pada SEM)
Uji Chow digunakan untuk memilih model
𝐻 : 𝜌 ≠ 0 (terdapat efek spasial pada SEM)
regresi data panel yaitu CEM atau FEM yang
Daerah kritis: Tolak 𝐻 jika nilai LM >
akan digunakan. Hipotesis uji Chow adalah
𝜒( , , ) = 3,841 atau p-value < 𝛼 = 0,05.
sebagai berikut.
𝐻 : 𝜇 = 𝜇 = 𝜇 = ⋯ = 𝜇 = 0 (CEM) Hasil uji LM untuk mengetahui adanya efek
𝐻 : 𝜇 ≠ 0 (FEM) spasial disajikan pada Tabel 9.
Daerah kritis : Tolak 𝐻 jika 𝐹 > 𝐹( ),( ) = 2,30 Tabel 9. Hasil Uji LM
atau p-value < 𝛼 = 0,05 Nilai
LM df p-value Keputusan
Hasil uji chow disajikan pada Tabel 7 sebagai LM
berikut. LM 11,648 1 0,0006 𝐻 ditolak
Tabel 7. Hasil uji chow 𝐻 gagal
F df1 df2 p-value Keputusan LM 0,7635 1 0,3822
ditolak
2,2 ×
188,55 9 24 𝐻 ditolak
10-16

186 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman


p-ISSN 2085-7829
Jurnal EKSPONENSIAL Volume 13, Nomor 2, Nopember 2022 e-ISSN 2798-3455

Berdasarkan Tabel 9, diperoleh nilai penduduk maka nilai IPM akan berkurang sebesar
LM = 11,648 > 𝜒( , ; ) = 3,8415 atau p- 1,9993.
value= 0,0006 < 𝛼 = 0,05 dan LM = Variabel TPT memiliki nilai koefisien positif,
0,3822 < 𝜒( , ; ) = 3,8415 atau p-value= hal ini berarti setiap penambahan 1% pada
variabel TPT maka nilai IPM akan bertambah
0,3822 > 𝛼 = 0,05 , sehingga tolak 𝐻 pada uji
sebesar 0,0871.
LM dan gagal tolak 𝐻 pada uji LM . Hal
Variabel PDRB memiliki nilai koefisien
ini menunjukkan bahwa model yang terdapat efek
positif, hal ini berarti setiap penambahan 1% pada
spasial adalah model SAR.
PDRB maka nilai IPM akan bertambah sebesar
Pada saat pemilihan model regresi data panel 0,0108.
dilakukan dengan 2 uji yaitu uji Chow dan uji
Model SAR-FE yang terbentuk untuk masing-
Hausman, model yang terpilih adalah FEM, yang
masing kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan
berarti model yang digunakan pada penelitian ini
Timur adalah sebagai berikut.
adalah model Spatial Autoregressive Fixed Effect
Intersep pada pemodelan SAR-FE masing-
(SAR-FE).
masing kabupaten/kota dapat dilihat pada
persamaan sebagai berikut.
Estimasi Model Spatial Autoregressive Fixed 1. Kabupaten Paser
Effect (SAR-FE)
𝑦 = 0,1673(0,25𝑦 + 0,25𝑦 ) + 15,5946 −
Hasil estimasi model Spatial Autoregressive
1,9993𝑋 − 0,0034𝑋 + 0,0871𝑋 −
tersaji dalam Tabel 10 sebagai berikut.
0,0213𝑋 − 0,0076𝑋 + 0,0108𝑋
Tabel 10. Estimasi dan signifikansi parameter 2. Kabupaten Kutai Barat
SAR-FE 𝑦 = 0,1673(0,5𝑦 + 0,143𝑦 + 0,143𝑦 +
Parameter Estimasi Nilai t p-value Keputusan 0,25𝑦 + 0,5𝑦 ) − 12,8308 −
1,246 1,9993𝑋 − 0,0034𝑋 + 0,0871𝑋 −
𝜆 0,1673 5,2866 𝐻 ditolak
× 10 0,0213𝑋 − 0,0076𝑋 + 0,0108𝑋
𝛽 −1,9993 −4,6454
3,394
𝐻 ditolak 3. Kabupaten Kutai Kartanegara
× 10 𝑦 = 0,1673(0,25𝑦 + 0,333𝑦 + 0,25𝑦 +
𝐻 gagal 0,5𝑦 + 0,5𝑦 + 0,5𝑦 ) − 45,4994 −
𝛽 −0,0034 −0,4021 0,6876
ditolak
1,9993𝑋 − 0,0034𝑋 + 0,0871𝑋 −
𝛽 0,0871 2,0001 0,0455 𝐻 ditolak
0,0213𝑋 − 0,0076𝑋 + 0,0108𝑋
𝐻 gagal
𝛽 −0,0213 −1,0996 0,2715
ditolak
4. Kabupaten Kutai Timur
𝐻 gagal 𝑦 = 0,1673(0,143𝑦 + 1𝑦 + 0,5𝑦 ) −
𝛽 −0,0076 −0,4739 0,6356 9,9158 − 1,9993𝑋 − 0,0034𝑋 +
ditolak
𝛽 0,0108 2,6409 0,0083 𝐻 ditolak 0,0871𝑋 − 0,0213𝑋 − 0,0076𝑋 +
0,0108𝑋
Berdasarkan estimasi parameter pada Tabel 5. Kabupaten Berau
10, diperoleh model SAR-FE sebagai berikut. 𝑦 = 0,1673(1𝑦 ) + 23,1084 − 1,9993𝑋 −
𝑦 = 0,1673 ∑ 𝑤 𝑦 + 𝛼 − 1,9993𝑋 − 0,0034𝑋 + 0,0871𝑋 − 0,0213𝑋 −
0,0034𝑋 + 0,0871𝑋 − 0,0213𝑋 − 0,0076𝑋 + 0,0108𝑋
0,0076𝑋 + 0,0108𝑋 (31) 6. Kabupaten Penajam Paser Utara
Berdasarkan persamaan diatas, dapat 𝑦 = 0,1673(0,5𝑦 + 0,25𝑦 + 0,143𝑦 +
disimpulkan bahwa efek spasial pada model IPM 0,5𝑦 ) − 14,4746 − 1,9993𝑋 −
terdapat hubungan yang nyata antara IPM 0,0034𝑋 + 0,0871𝑋 − 0,0213𝑋 −
disekitar atau tetangga antar wilayah. Besarnya 0,0076𝑋 + 0,0108𝑋
nilai 𝜆 sebesar 0,1673 yang bernilai positif 7. Kabupaten Mahakam Ulu
menunjukkan bahwa IPM dipengaruhi secara 𝑦 = 0,1673(0,25𝑦 + 0,143𝑦 ) + 0,4373 −
positif oleh rata-rata IPM kabupaten/kota tetangga 1,9993𝑋 − 0,0034𝑋 + 0,0871𝑋 −
disekitar daerah tersebut sehingga setiap kenaikan 0,0213𝑋 − 0,0076𝑋 + 0,0108𝑋
pada IPM di suatu wilayah akan berdampak pada 8. Kota Balikpapan
kenaikan IPM di wilayah yang berdekatan. 𝑦 = 0,1673(0,143𝑦 + 0,25𝑦 ) + 8,2124 −
Berdasarkan Tabel 10, setelah dilakukan 1,9993𝑋 − 0,0034𝑋 + 0,0871𝑋 −
pengujian signifikansi diperoleh bahwa variael 0,0213𝑋 − 0,0076𝑋 + 0,0108𝑋
LPP, TPT dan PDRB memiliki nilai p-value < 9. Kota Samarinda
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel 𝑦 = 0,1673(0,143𝑦 ) + 18,7125 −
yang berpengaruh terhadap IPM kabupaten/kota 1,9993𝑋 − 0,0034𝑋 + 0,0871𝑋 −
adalah LPP, TPT dan PDRB. 0,0213𝑋 − 0,0076𝑋 + 0,0108𝑋
Variabel laju pertumbuhan penduduk memiliki 10. Kota Bontang
nilai koefisien negatif, hal ini berarti setiap
penambahan 1% pada variabel laju pertumbuhan

Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman 187


p-ISSN 2085-7829
Jurnal EKSPONENSIAL Volume 13, Nomor 2, Nopember 2022 e-ISSN 2798-3455

𝑦 = 0,1673(0,143𝑦 + 0,333𝑦 ) + Badan Pusat Statistik. (2021). Indeks


16,6552 − 1,9993𝑋 − 0,0034𝑋 + Pembangunan Manusia 2020. Jakarta:
0,0871𝑋 − 0,0213𝑋 − 0,0076𝑋 + Badan Pusat Statistik.
0,0108𝑋 Baltagi, B. H. (2005). Econometrics Analysis of
Panel Data, 3rd Edition. Inc. New York:
Koefisien Determinasi John Wilet & Sons Ltd.
Koefisien determinasi ini digunakan untuk Elhorst, J. (2003). Specification and Estimation of
mengetahui besarnya pengaruh variabel Spatial Panel Data Models. International
independen terhadap variabel dependen. Regional Science Review, 26(3), 244-268.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan software R, Fitrianto, A. & Musakkal, N. F. K. (2016). Panel
diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar Data Analysis for Sabah Construction
0,9972. Hal ini menunjukkan bahwa 99,72 persen Industries: Choosing the Best Model.
IPM dipengaruhi oleh variabel independen, Procedia Economics and Finance, 35, 241-
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor 248.
lain diluar variabel independen yang digunakan. Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program IMB SPSS. Yogyakarta:
Kesimpulan dan Saran Universitas Diponegoro.
Kesimpulan Greene, W. (2000). Econometrics Analysis, Third
Berdasarkan hasil penelitian dapat Edition. Inc. USA: Prentice Hall
disimpulkan sebagai berikut. International.
1. Model regresi spasial data panel yang sesuai Kementerian Kesehatan. (2014). Indeks
untuk memodelkan IPM kabupaten/kota di Pembangunan Kesehatan Masyarakat.
Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2017 Jakarta: Badan Penelitian dan
sampai dengan 2020 adalah model SAR-FE Pengembangan Kesehatan.
𝑦 = 0,1673 ∑ 𝑤 𝑦 + 𝛼 − Kris, & Ana. (2019). Spatial Panel Random Effect
1,9993𝑋 − 0,0034𝑋 + untuk Indeks Pemabangunan Manusia di
0,0871𝑋 − 0,0213𝑋 − Daerah Istimewa Yogyakarta. Statistika
0,0076𝑋 + 0,0108𝑋 Industri dan Komputasi, 4(2), 33-40.
2. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan Kutner, M. H., Nachtsheim, C. J., & Neter, J.
terhadap IPM kabupaten/kota di Provinsi (2004). Applied Linear Regression Models.
Kalimantan Timur berdasarkan model SAR-FE New York: McGraw-Hill/Irwin.
adalah laju pertumbuhan ekonomi, TPT dan Lesage, J. (1999). Spatial Econometrics .
PDRB. Morgantown: The Web Book of Regional
Science Regional Research Institute, West
Saran Virginia University.
Saran yang diajukan dari penelitian ini Lesage, J. P. (2009). Introduction to Spatial
adalah: Econometrics. Boca Raton: Chapman &
1. Penelitian ini masih dapat dilanjutkan dengan Hall/CRC.
menggunakan pembobot spasial yang lain, Prasanti, T. W. (2015). Aplikasi Regresi Data
misalnya Rook Contiguity dan Customize. Panel untuk Pemodelan Tingkat
2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di
variabel independen lain untuk mendapatkan Provinsi Jawa Tengah. Gaussian, 4(3),
faktor-faktor lain yang diduga berpengaruh 687-696.
signifikan terhadap IPM kabupaten/kota di Setiawan dan Dwi, E. (2010). Ekonometrika.
Provinsi Kalimantan Timur. Yogyakarta: Andi.

Daftar Pustaka
Anselin, L. (1988). Spatial Econometrics: Method
and Models. Dordrecht: Kluwer Academic
Publisher.
Badan Pusat Statistik. (2018). Indeks
Pembangunan Manusia 2017. Jakarta:
Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2019). Indeks
Pembangunan Manusia 2018. Jakarta:
Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2020). Indeks
Pembangunan Manusia 2019. Jakarta:
Badan Pusat Statistik.

188 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Mulawarman

You might also like