You are on page 1of 18

Definisi IK

Instruksi kerja merupakan dokumen yang menyertai manual prosedur. Dokumen ini secara umum berisi
instruksi, kewajiban, kewenangan dan tata tertib dalam pelaksanaan langkah-langkah yang tercantum di
manual prosedur. Dalam hubungannya dengan manual prosedur yang ada, instruksi kerja dikelompokkan
sebagai berikut dalam tabel di bawah ini. Nomor dokumen instruksi kerja mengikuti nomor manual
prosedur.

Degester IK

Brondolan lanjut dipindahkan dari stasiun pemipilan (threshing) ke stasiun pengepresan (pressing). Dari
fruit elevator atau mass passing digester, brondolan buah masuk ke top cross conveyor.

Top Cross Conveyor


Merupakan konveyor yang menghubungkan kedua top distributing conveyor, digerakkan oleh
electromotor. Prosedur yang disarankan dalam pengoperasiannya :
Sebelum proses
1.  Bersihkan pondasi motor gearbox dan periksa baut-baut, pastikan baut terikat kuat
2.  Bersihkan material / benda yang tersangkut pada hanger bearing dan shaft agar dibuang tiap hari.
Pastikan terpasang cover coupling, cover motor dan cover conveyor.
Sedang proses
1.  Pastikan langkah-langkah start dengan menerapkan “first on last off system”.
2.  Selama operasi amati getaran yang timbul dan periksa  timbulnya panas pada bearing.
3.  Pastikan tutup-tutup conveyor terpasang pada saat beroperasi.
4.  Amati Ampere beban motor ( bila ada dipasang amperemeter ), bila ditemui jarum amper motor
bergerak tidak stabil menunjukkan ada sesuatu yang menjepit daun-daun conveyor atau kondisi bearing
yang kurang baik.
5.  Beri umpan sesuai kapasitas dan continue.
Setelah proses
1.  Pada saat akan menghentikan conveyor, pastikan conveyor dalam keadaan kosong.
2.  Off-kan alat jika proses telah selesai, menghentikan alat lakukan dengan “first on last off system”.  
3.  Catat hour meter stop proses pada log sheet ( bila ada terpasang hour meter).
4.  Lakukan pembersihan conveyor-conveyor setiap minggu.
5.  Simpan kembali alat kerja dan alat pelindungdiri pada tempatnya dengan rapi.

Top Distributing Conveyor


Adalah konveyor yang berfungsi unutk membagi brondolan buah ke tiap-tiap digester. Konveyor ini
digerakkan oleh electromotor.

Digester
Fungsi dari digester adalah :
a) melepaskan daging buah dari nut.
b) melumatkan buah agar efisein dalam proses pengempaannya.
c) menaikkan temperatur buah.
d) melepaskan sel-sel minyak dari sel daging buah.
e) mengalirkan sebagian minyak yang terbentuk di digester (virgin oil) sehingga mengurangi volume
pengempaan. Penggeraknya adalah electromotor. Digester merupakan sebuah tabung silinder vertical
yang pada asnya dipasang pisau-pisau pengaduk. Suhu harus dijaga pada 90-95C. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah :
Sebelum Proses
1. Diteliti apakah ada uap atau minyak yang bocor.
2. Digester dijalankan satu persatu.
3. Valve steam dibuka.
4. Digester diisi penuh, minimal tiga per empat penuh.
5. Parit digester jangan sampai tersumbat.
6. Temperatur digester harus dijaga konstan 90-95C.
7. Pipa minyak dari bottom bearing harus tetap bersih ager minyak lancar mengalir ke oil gutter.
Saat Proses
1.  Tutup pintu outlet, dan isi dengan brondolan sampai penuh dan pertahankan kurang lebih 5 menit.
2.  Buka pintu outlet.
3.  Pastikan temperatur digester tetap dalam range 90°C – 95°C.
4.  Pastikan isi digester dipertahankan minimal tiga per empat dari kapasitas penuh.
5.  Drain harus tetap lancar mengalir.
Setelah Proses
1.  Digester dihentikan setelah digester betul-betul kosong.
2.  Off-kan alat jika proses telah selesai, menghentikan alat lakukan dengan “first on last off system”.
3.  Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap Minggu.
4.  Simpan kembali alat kerja dan alat perlindung diri pada tempatnya.
Yang perlu diperhatikan pada pengoperasian digester adalah diusahakan agar buah tidak terlalu lumat
dan diusahakan agar buah dapat homogen.

Screw Press
Screw press adalah alat yang digunakan untuk memisahkan minyak kasar dari daging buah dan biji. Alat
ini berupa sebuah tabung berlubang-lubang yang di dalamnya terdapat dua buah screw yang ujunganya
terdapat konus yang dapat maju-mundur secara hidrolis.
Prosedur yang layak dilaksanakan dalam pengoperasiannya : Sebelum Proses
1. Sebelum Srew Press dihidupkan, CBC, dan Nut Polishing Drum sudah harus hidup.
Saat Proses
1. Tekanan hidrolik harus dijaga stabil
2. Press cake harus keluar merata di sekitar konus.
3. Dillution water yang digunakan harus sesuai dengan jumlah screw press yang dijalankan.
Setelah Proses
1. Screw Press harus dalam keadaan kosong 2. 
Screw Press harus dimatikan.
3. Pembersihan alat-alat dilakukan setiap hari.
4. Pencucian dilakukan dengan mengalirkan air panas melalui oil gutter.
5. Pembersihan dan pemeriksaaan menyeluruh dilakukan setiap minggu.
Losses yang dapat terjadi pada mesin press adalah : a) Presan muncrat yang berakibat banyak minyak
yang akan terikut ke dalam fiber. Kadar minyak di dalam fiber ada standarnya (contoh standart b) Broken
nut yang tinggi, hal ini terjadi karena tekanan press yang terlalu besar. Contoh standar broken nut yang
terjadi adalah

Cake Breaker Conveyor (CBC)


Adalah konveyor yang berfungsi untuk memecah cake yang bergumpal hasil presan sehingga fiber dan
nut dapat dipisahkan. CBC terdiri dari screw dimana tepi dari screw tersebut berbentuk gerigi yang
berputar dengan kecepatan tertentu sehingga gumpalan-gumpalan dapat terpecah dan penguapan air
dapat terjadi. Alat ini digerakkan oleh electromotor.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasiannya :
Sebelum proses
1.  Bersihkan kotoran yang melekat pada  poros CBC, dan buanglah sampah pada tempatnya.
2.  Periksa minyak gearbox, coupling motor dan baut pondasi motor.
3.  Periksa kondisi padle atau kondisi ribbon conveyor.
4.  Secara berurutan hidupkan fuel recycling conveyor, fuel conveyor, fibreshell conveyor, airlock fibre
cyclone fan dan fibre cyclone fan.
5.  Kemudian secara berurutan hidupkan nut elevator, airlock secondary depericarper, fan secondary
depericarper, inclined wet nut conveyor dan nut polishing drum.
6.  Kemudian catat hour meter dan start CBC.
Sedang proses
1.  Selama operasi amati getaran yang timbul. Sekiranya timbul getaran yang tinggi, kosongkan terlebih
dahulu CBC kemudian matikan untuk dilakukan pengecekan dan perbaikan.
2.  Pastikan tutup conveyor terpasang pada saat beroperasi.
3.  Amati Ampere beban motor.
4.  Bersihkan semua fibre and nut dari CBC. Periksa dan bersihkan hanger bearing dari kotoran setiap
hari.
Setelah proses
1.  Pada saat akan menghentikan CBC pastikan CBC kosong .
2.  Off-kan alat bila telah selesai proses. Menghentikan alat lakukan dengan ” FIFO system “.
3.  Catat hour meter stop proses pada log sheet.
4.  Lakukan pembersihan CBC setiap minggu.
5.  Simpan kembali alat kerja dan alat pelindung diri pada tempatnya dengan rapi.

Crude Oil Gutter


Untuk menampung minyak kasar yang hasil pengempaan di mesin press dan sebagai tempat
pencampuran minyak kasar dengan dilution. Dilution ini dimaksudkan sebagai pengencer yang
akanmembantu dalam proses klarifikasi.

Sand Trap Tank


Adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan pasir yang terbawa dalam minya kasar Prinsip kerja sand
trap tank adalah dengan cara pengendapan. Pasir harus dibuang setiap hari dengan membuka katup
drain di ujung dasar bawah.  
Minyak kasar tersebut selanjutnya menuju vibrating screen pada Clarification Station.

KLARIFIKASI/PENJERNIHAN

Minyak kasar hasil pengepresan buah/brondolan sawit dipress, dialirkan menuju stasiun penjernihan
(clarification). Di stasiun ini, minyak kasar dipisahkan dari material pengotor seperti air (moisture) dan
benda padat (dirt). Minyak jernih hasil pengolahan stasiun clarification disebut dengan CPO (Crude Palm
Oil). Produk tersebut ditransfer ke tanki timbun (storage tank) hingga tiba waktu pengiriman ke pelanggan
atau pembeli. Hasil samping pengolahan di stasiun clarification berupa limbah cair. Selanjutnya ditangani
di effluent station untuk mengubahnya secara biologis menjadi pupuk cair yang sangat bermanfaat.

Vibrating Screen
Adalah penyaring bergetar untuk memisahkan fiber dan kotoran yang terikut pada minyak kasar . Fiber
dan kotoran yang terpisah akan dibawa langsung ke bottom cross coveyor, sedangkan minyak yang telah
tersaring langsung mengalir menuju ke crude oil tank. Vibrating screen paling populer merk dengan 2
tingkat penyaringan, 20 mesh dan 40 mesh. Pada saat dioperasikan selalu periksa apakah ada saringan
yang sobek atau pegas yang patah, kerena akan berpengaruh pada kualitas minyak yang dihasilkan, dan
bila pegas patah maka getaran tidak optimal/normal sehingga banyak kotoran yang menyumbat lubang
saringan yang berakibat miyak akan meluber.

Crude Oil tank


Merupakan tangki untuk menampung dan memanaskan minyak kasar sebelum masuk ke
clarifier. Temperatur operasional crude oil tank dijaga 90-95 derajat Celcius. Dikendalikan agar volume
crude oil tank mencapai ½ -3/4 tinggi tangki, hal ini dimaksudkan agar dapat selalu pada suhu  90-95C,
karena ini adalah suhu ideal untuk pemisahan minyak. Pada saat operasi jangan sampai crude oil tank
kosong.

Crude Oil Pump


Adalah pompa untuk memompa crude oil dari crude oil tank menuju ke distribution tank di atas clarifier. 
Crude Oil Distribution Tank
Merupakan tangki yang berfungsi untuk mendistribusikan crude oil bagi clarifier yang ada secara merata.
Selain crude oil dari crude oil tank, di crude oil distribution tank juga dialirkan recycle oil dari recycle oil
tank yang akan direcycle di clarifier.

Clarifier atau Continuous Clarifier Tank


Clarifier adalah tempat pemisahan pertama antara minyak dengan sludge dengan cara pengendapan.
Agar pengendapan dapat berlangsung sempurna maka diberi pengaduk dengan kecepatan 3-5 rpm
dijaga 90-95C.
Hal yang perlu diperhatikan pada pengoperasian clarifier adalah :
1. Pada saat beroperasi, buka “live steam coil” selama 15 menit dan buka pula condensate by pass
“close steam coil” sampai tampak uap keluar dari pipa outlet steam trap.
2.  Cek ketebalan minyak melalui sight glass yang ada pada dinding tanki Clarifier, setel oil skimmer agar
ketebalan lapisan minyak 45 – 60 cm.
3.  Jangan mengubah–ubah setelan oil skimmer jika ketebalan lapisan  minyak sudah terbentuk stabil
antara 45 – 60 cm.
4. Pastikan suhu 90°C- 95°C, secara berkala cek akurasi temperatur gauge dengan mengukur langsung
menggunakan thermometer stick ( alkohol ).
5. Live steam coil dibuka selama sekitar 15 menit untuk membersihkan closed steam coil saat pertama
proses dan setelah itu harus ditutup rapat.
6.  Stirrer agitator dioperasikan dengan kecepatan 3 rpm – 5 rpm.
7.  Bersihkan clarifier tank 4 bulan sekali atau jika nampak clarifier tank tidak lagi berfungsi efisien
misalnya temperatur berfluktuasi, pemisahan minyak kurang sempurna atau kelihatan gumpalan kotoran
dalam undeflow.
8. Bersihkan “sight glass” secara periodik sehingga ketinggian minyak dalam tangki dapat dimonitor.
9. Lakukan pemeriksaan kekentalan dan kandungan minyak setiap jam untuk mengontrol kandungan
minyak di  clarifier under flow.
Losses yang dapat terjadi di clarifier adalah kandungan minyak yang tinggi di underflow, optimal di
kisaran adalah 5%-6%. Losses ini dipengaruhi antara lain oleh volume dilution, kandungan minyak di
dilution, suhu pada saat pemisahan, dan waktu pengendapan yang tidak sesuai, dan lain-lain.
Wet Oil Tank
Wet oil tank adalah alat untuk menampung minyak yang hasil pemisahan di clarifier. Suhunya dijaga 90-
95C.

Oil Feed Pump


Oil Feed Pump berfungsi untuk memompa minyak dari wet oil tank menuju ke purifier.

Purifier
Adalah alat untuk mengurangi kadar kotoran minyak produksi dengan mekanisme gaya sentrifugal.
Prinsip kerjanya adalah gerakan putar dengan kecepatan tinggi (5000-6000 rpm) sehingga menghasilkan
gaya sentrifugal yang menyebabkan minyak (berat jenis lebih kecil) terdorong keluar oleh sudu-sudu,
sedangkan kotoran dan air (berat jenis lebih besar) terdorong ke arah dinding bowl. Air akan keluar dan
padatan akan melekat pada dinding bowl yang dapat dibersihkan dengan pencucian.
Hal-hal yang patut diperhatikan dalam pengoperasian purifier :
a) Pembebanan baru dapat dilakukan setelah dicapai putaran normal.
b) Jika putaran mesin tidak tercapai, periksa kopling dan rem.
c) Jika mesin bergetar lakukan pencucian bowl.
d) Produk minyak hasil sentrifusi diperiksa kadar air 0.3-0.4% dan kadar kotoran 0.020-0.030%, jika tidak
tercapai lakukan pemeriksaan/pencucian gravity disk dan bowl disk.

Purifier Waste Collection Tank


Adalah tangki yang menampung minyak yang tercampur kotoran hasil pemisahan di purifier.
Waste Oil Pump
Adalah pompa yang digunakan untuk memompa miyak kotor dari waste oil tank menuju ke recycle oil
tank.

Float Tank
Adalah alat yang berguna untuk mencegar udara masuk ke pipa vacuum dryer. Jika tangki telah berisi
minyak maka pelampung akan terangkat dan pipa di dasar tangki akan terbuka dan minyak akan
mengalir ke vacuum dryer.

Vacuum Dryer
Adalah alat untuk mengurangi kadar air didalam minyak dengan cara menyemprotkan minyak sehingga
airnya dihisap dalam kondisi vacuum. Vacuum dryer terdiri dari tabung hampa udara dan di dalamnya
ada sejumlah nozzle injektor. Tekanan didalam vacuum dryer dryer sangat rendah, di bawah tekanan
atmosfer. Pada tekanan yang rendah fluida akan lebih cepat menguap meskipun belum mencapai titik
didihnya. Minyak dan air memiliki titik didih yang berbeda, minyak memiliki titik didih lebih tinggi dari air.
Pada saat minyak terhisap ke tabung, minyak akan dikabutkan melalui nozzle sehingga air didalam
minyak akan mudah menguap dan terhisap oleh pompa vacuum, sedangkan minyak tidak menguap dan
jatuh ke bawah dihisap oleh oil transfer pump yang kemudian mengalir ke storage tank. Yang perlu
diperhatikan adalah suhu pemisahan diusahakan 90-95C, dan kevakuman di dalam bejana harus 0.8-1
kg/cm2, karena bila tekanan terlalu besar maka minyak akan terlalu basah sedangkan bila kevakuman
terlalau besar berakibat banyak minyak yang akan terhisap bersama uap air.

Vacuum Pump
Berfungsi untuk menghisap air dan untuk menciptakan keadaan vakum di dalam bejana.

Hot Well Tank


Adalah tanki yang digunakan untuk memanaskan air dan sebagai tempat penampungan air panas. Di
dalam tangki terdapat koil steam yag akan memanaskan air. Air panas akan digunakan untuk keperluan
proses dan pembersihan.  

Dried Oil Transfer Pump


Adalah pompa yang digunakan untuk menghisap minyak yang telah dikurangi kadar airnya di vacuum
dryer dan selanjutnya memompa minyak melewati magnetic trap dan mengalir menuju storage tank.

Magnetic Trap
Adalah suatu perangkap bermagnet untuk menangkap partikel-partikel yang mengandung besi yang
terikut ke minyak.

Flow Meter Minyak Produksi


Berfungsi untuk menghitung jumlah minyak yang diproduksi yang mengalir ke storage tank.

Storage Tank
Adalah tangki yang digunakan untuk menampung minyak yang diproduksi. Agar tidak membeku
maka temperatur minyak di dalam tangki dipanaskan dengan koil steam pada kisaran suhu 90-95C.
Setiap 6 bulan hingga setahun sekali perlu dilakukan pengurasan untuk mengeluarkan lumpur di dasar
tangki.

Sludge Tank
Sludge tank berfungsi untuk menampung sludge hasil pemisahan di clarifier yang masih mengandung
minyak. Di dalamnya terdapat injector steam unutk memanaskan sludge.
Patut diperhatikan pada saat pengoperasiannya adalah :
1. Suhu cairan di dalam tangki dipertahankan sekitar 90-95C.
2. Nonreturn valve dalam keadaan baik.
3. Tangki diisi minimal 2/3 dari volume tangki.
4. Pasir yang terdapat di kerucut dibuang setiap hari pada setiap awal mengolah.
5. Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap minggu.

Desanding Pump
Berfungsi untuk memompa slude dari dari sludge tank menuju ke sand cyclone.

Sand Cyclone
Sand cyclone adalah cyclone untuk memisahkan pasir dari dalam sludge. Sludge dialirkan ke dalam sand
cyclone dan membentuk aliran memutar di dalam cone. Karena gaya sentrifugal, maka fase yang padat
(berat jenis lebih besar) akan terlempar ke luar sedangkan fase cair (berat jenis lebih kecil) akan
terkumpul di tengah. Dan karena gaya gravitasi maka padatan akan jatuh ke bawah dan sludge akan naik
ke atas menuju je sludge buffer tank.

Desanded Sludge Buffer Tank


Berfungsi untuk menampung sementara sludge dari sand cyclone yang kemudian dialirkan ke rotary
strainer. Brush Strainer Adalah alat yang berfungsi untuk membersihkan sludge dari fiber dan kotoran
yang lain yang masih terikut di dalam sludge agar nozzle pada sludge separator tidak mudah tersumbat.
Terdapat sikat yang berputar di dalam silinder berlubang yang akan menangkap fiber dan kotoran. Setiap
dua jam sekali dilakukan pencucian untuk mengeluarkan fiber dan kotoran yang tertangkap di sikat.
Seminggu sekali dilakukan pembersihan dan pencucian silinder berlubang.

Sludge Centrifuge / Separator


Adalah alat yang digunakan untuk mengutip/memisahkan kembali minyak yang masih tersisa dari cairan
sludge yang yang telah melewati brush strainer. Prinsip kerjanya sludge yang berat jenisnya lebih besar
akan terlempar keluar melewati nosel oleh karena gaya sentrifugal sedangkan minyak yang berat
jenisnya lebih kecil akan terkumpul di tengah dan akan keluar menuju recycle oil tank.
Hal-hal yang layak diperhatikan dalam pengoperasiannya:
1. Suhu sludge yang masuk harus dikontrol sekitar 90-95C.
2. Penambahan air untuk dilusi harus menggunakan air panas.
3. Pembebanan dilakukan setelah  mesin berjalan pada putaran normal.
4. Secara periodik (misal setiap empat jam) dilakukan pencucian bowl.
5. Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilakukan setiap hari.
Harus dicatat :
a) Semakin besar lubang nosel semakin banyak minyak yeng terikut ke sludge, sehingga setiap saat
perlu dicek ukuran nosel tersebut.
b) Menjaga suhu sludge masuk sludge centrifuge dalam kisaran 90-95C.

Basculator
Adalah alat untuk menghitung jumlah sludge yang dihasilkan sludge centrifuge. Setiap baskulator
berputar akan dihitung oleh counter dan dapat diketahui berapa volume sludge yang dihasilkan.

Sludge Pit / Fat Pit


Berfungsi untuk menampung slude hasil pemisahan di sludge centrifuge atau separator. Sludge pit juga
menampung overflow dari condensat pit, dan juga merupakan muara dari parit di stasiun klarifikasi.
Sludge pit dilengkapi pompa yang secara otomatis memompa sludge ke cooling pond (effluent treatment)
jika telah mencapai level tertentu.

Sand Settling Tank


Berfungsi untuk menampung pasir yang telah dipidahkan di sand cyclone, di sini pasir diendapkan dan
miyak yang berada di atasnya dialirkan ke recycle oil tank. Setiap hari pasir yang mengendap
dikeluarkan.

Recycle Oil Tank


Berfungsi untuk menampung minyak yang telah telah terkutip dari penyaringan separator, dialirkan ke
clarifier distribution tank untuk direcycle. Recycle oil Pump Berfungsi untuk memompa minyak dari recycle
oil tank ke clarifier distribution tank.
Dari stasiun press (pressing station), cake (keluaran mesin press) yang dipindahkan oleh CBC menuju
depericarper di stasiun pengolahan biji dan inti. Di sini stasiun ini, nut dipisahkan dari fiber atau serabut.
Kemudian nut dipecah dan dipisahkan antara inti (kernel) dengan cangkang (shell). Kernel diambil
sebagai nilai ekonomi komoditas sedangkan serabut dan cangkang dimanfaatkan sebagai bahan bakar
boiler.

Depericarper
Adalah alat yang digunakan untuk menghisap fiber yang telah terpisah dari nut untuk dibawa ke fiber
cyclone sebagai bahan bakar boiler. Losses yang mungkin terjadi adalah adanya nut dan kernel yag ikut
terhisap oleh fan fibre cyclone dan adanya fibre yang ikut masuk ke nut polishing drum. Losses ini
dikontrol dengan mengatur bukaan damper pada fan fiber cyclone dan settingan separating column.
Standart losses kernel pada fiber cyclone yang disarankan adalah 1% hingga 2%.

Nut Polishing Drum


Adalah alat untuk menyempurnakan pemisahan fiber yang masih menempel pada nut untuk persiapan
nut saat pemecahan. Nut polishing drum terdiri dari sebuah drum yang diputar oleh sebuah rantai dan sisi
di ujung drum berlubang-lubang sesuai ukuran nut. Sebelum melewati nut polishing drum, cake masuk ke
dalam First Depericarper Column. Berfungsi untuk memisahkan antar fiber dan nut, fiber yang ringan
akan terhisap ke atas oleh fan fiber cyclone, sedangkan nut yang lebih berat akan jatuh ke bawah dan
masuk ke dalam nut polishing drum.

Fibre Cyclone
Adalah alat untuk memisahkan fiber dari sehingga fiber akan jatuh ke fiber & shell conveyor sebagai
bahan bakar untuk boiler.

Airlock Fibre Cyclone


Adalah alat yang berfungsi unutk menciptakan keadaan vakum di dalam fibre cyclone sehingga fiber akan
jatuh karena gaya gravitasi dan udara akan naik menuju fan.

Fibre & Shell Conveyor


Adalah konveyor yang membawa fiber dan shell dari hopper dan dari fiber cyclone menuju fiber & shell
incline conveyor.

Fibre & Shell Incline Conveyor


Adalah konveyor yang membawa fiber dan shell fiber & shell incline conveyor menuju fiber & shell
distributing conveyor yang akan membagikan fiber dan shell sebagai bahan bakar boiler.

Nut Conveyor
Untuk membawa nut dari nut polishing drum ke nut separating column.

Nut Separating Column (Destoner)


Berfungsi untuk membersihkan nut dari benda – benda keras seperti batu dan besi agar tidak terikut
masuk ke dalam king cracker atau ripple mill.

Nut Elevator
Berfungsi untuk mengangkat biji atau nut dari secondary depericarper menuju nut hopper.

Nut Hopper
Adalah merupakan tempat penampung nut sebelum masuk ke king craker. Disini dilakukan pengaturan
feeding bagi king craker.
King Cracker / Ripple Mill
Berfungsi untuk memecah nut menjadi cangkang (shell) dan inti (kernel). Efisiensi dari king craker
bagusnya lebih dari 95%, bila kurang maka perlu diperiksa rotor bar-nya, apakah sudah aus, dan
diperiksa pula apakah feedingya terlalu banyak.
Cracker Mixture Conveyor
Merupakan screw conveyor yang berfungsi sebagai  penghantar pecahan nut yang berupa kernel dan
shell yang telah keluar dari king cracker menuju LTDS 1.

LTDS 1
Adalah kolom untuk memisahkan kernel dan cangkang pada tahap pertama dengan media udara.

Cracker Mixture Cyclone


Adalah cyclone yang berfungsi untuk menghisap shell dan kotoran dari LTDS 1 dan LTDS 2.

Airlock Cracker Mixture


Adalah alat  untuk menciptakan keadaan vakum di CM Cyclone agar shell dan kotoran dapat turun dan
udara dapt naik ke fan CM Cyclone.

Shell Hopper
Adalah tempat untuk menampung shell dan kotoran dari LTDS 1, LTDS 2, shell ex hidrocyclone, dan dari
CM Cyclone.

Vibrating Through
Untuk memisahkan kernel dan nut yang belum pecah. Alat ini terdiri dari susunan batang besi dengan
jarak tertentu yang dipasang pada platfprm, dimaa platfor tersebut digetarkan oleh unbalance yang
diputar sebuah motor.

Cracker Mixture Polishing Drum


Berfungsi untuk merontokkan kernel yang masih melekat pada shell. Terdiri dari sebuah drum yang
diputar oleh sebuah motor, dimana di sisi dalamnya terdapat batang untuk mengangkat CM sampai
ketingian tertentu dan dijatuhkan, lalu bergesekan sehingga shell dapat terlepas.

LTDS 2
Berfungsi untuk memisahkan kernel, kernel pecah dan cangkang tahap kedua memakai media udara.

Hidrocyclone
Adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan antara cangkang dan kernel menggunakan media air.

Wet Shell Conveyor


Adalah screw conveyor untuk mengangkat shell basah keluaran hydrocyclone dan dari vibrating trhough
ke wet shell conveyor.

Wet Shell Elevator


Adalah elevator untuk membawa shell dari Wet Shell Conveyor menuju ke hopper cangkang.

Wet Kernel Conveyor


Berfungsi sebagai penghantar kernel basah keluaran LTDS dan hydrocyclone ke wet kernel elevator.
Wet Kernel Elevator Berfungsi untuk mengangkat kernel basah ke wet kernel distributing conveyor di atas
kernel dryer

Kernel Distributing Conveyor


Berfungsi untuk membagi kernel ke tiap dryer secara merata.
Kernel Tray Dryer / Kernel Silo
Berfungsi untuk menurunkan kadar air dalam kernel dengan pemanasan udara. Suhu pemanasan pada
kernel dryer adalah 65C-70 C untuk bagian bawah dan 75C-80 C untuk bagian atasnya.

Dried Kernel Conveyor


Berfungsi untuk membawa kernel hasil pengeringan dari kernel dryer ke kernel storage atau bunker.

Kernel Bunker
Merupakan tanki penimbunan sementara kernel produksi. Di sini bisa dilakukan bagging (pengarungan
kernel), bisa juga langsung dicurah untuk diangkut menuju lokasi penyerahan ke pembeli atau dikirim ke
pabrik pengolahan inti sawit (kernel crushing plant).
PENANGANNAN LIMBAH CAIR
Pada proses pengolahan minyak kelapa sawit dihasilkan produk sampingan berupa limbah yang meliputi
limbah padat, limbah cair dan limbah gas. Limbah gas berupa flue gas dari hasil pembakaran di boiler,
limbah padat berupa cangkang dan fiber yang kemudian digunakan untuk bahan bakar boiler yang
kemudian dihasilkan abu, limbah cair berupa kondensat dan sludge. Limbah-limbah ini memerlukan
penanganan lebih lanjut agar tidak memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Untuk limbah gas, flue
gas yang keluar dari furnace boiler dipisahkan abunya yang kemudian dapat digunakan sebagai pupuk,
dan asapnya dapat langsung dibunag ke udara bebas karena sudah tidak berbahaya lagi. Limbah yang
berupa cangkang dan fiber digunakan sebagai bahan bakar boiler, sedangkan tandan kosong digunakan
sebagai pupuk. Limbah cair memerlukan penanganan supaya bisa dimanfaatkan sebagai pupuk cair
organik yang kaya nutrisi bagi tanaman.

I. Sludge Pit/Fat Pit


Merupakan kolam untuk menampung sementara limbah cair baik berupa sludge, condensat maupun
air dari parit di stasiun klarifikasi. Jika sludge pit telah terisi sampai ketinggian tertentu maka secara
otomatis pompa sludge akan hidup dan mengalirkan limbah ke cooling pond.

II. Cooling Pond


Merupakan kolam yang berfungsi untuk mendinginkan limbah cair. Limbah dari sludge pit memiliki
suhu (70-80 OC) dan didinginkan sampai (40-45 OC) selama 24 jam, hal ini bertujuan agar limbah
memiliki kondisi yang memungkinkan bagi bakteri mesophilic untuk dapat berkembang Untuk
mempercepat pendinginan maka limabah cair dilewatkan pada sebuah tower.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasian cooling pond adalah :

a. Sebelum Proses
1.   Tentukan Cooling Pond mana yang akan diisi.
2.   Pastikan pompa dalam kondisi siap digunakan.

b. Pada saat Proses


1. Buka keran inlet dari sludge pit ke Cooling Pond.
2.  Hidupkan pompa sludge pit
3. Kontrol pengisian Cooling Pond agar tidak terisi terlalu penuh, batas pengisian 15 cm dari
permukaan kolam.
4.  Check kebocoran pada mekanikal seal atau gland packing  pada pompa
5.  Pengisian cooling pond setiap hari bergantian agar penurunan tercapai.

c. Setelah Proses
1. Matikan pompa jika cooling pond sudah terisi penuh.
2. Tutup kran in let dari sludge pit ke cooling pond dengan baik
3. Keesokan harinya jika minyak muncul dipermukaan maka dilakukan pengutipan
4. Pengisian raw sludge dari cooling pond ke mixing pond tidak boleh sampai habis,  untuk
mencegah terikutnya minyak

III. Mixing Pond


Mixing pond adalah tempat melakukan pencampuran antara limbah yang telah didinginkan dengan
lumpur yang diambil dari kolam anaerobic dengan perbandingan tertentu. Pencampuran ini
dimaksudkan agar bakteri yang telah aktif dari kolam anaerobic dapat bercampur dengan limbah cair
sehingga proses pengaktifan bakteri dapat lebih cepat. Masa tinggal limbah di kolam pencampur
adalah 24 jam. Mixing pond merupakan tempat di mana fasa pertama proses acido genesis terjadi.
Diharapkan pada mixing pond dengan retention time satu hari mulai terjadi hidrolisis dan asidifikasi
dari senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana. Temperatur raw effluent dari cooling pond
diperhatikan sekitar 40 – 45 C agar bakteri mesophylic dapat berkembang. Perhitungan back mix
ratio disesuaikan agar fluktuasi ratio dapat diminimalkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian cooling pond adalah :
a. Sebelum Proses
1. Tentukan Mixing Pond mana yang akan diisi.
2. Catat ketinggian level sludge pada mixing pond.
3. Pastikan pompa untuk back mix siap digunakan.

b. Pada saat Proses


1. Buka kran inlet dari cooling pond ke mixing pond.
2. Tutup kran apabila sludge telah mencapai level ketinggian, sesuai dengan rasio yang
diinginkan
3. Buka kran back mixing pond yang akan diisi
4. Hidupkan pompa back mixing
5. Kontrol pengisian kolam mixing pond jangan sampai meluber
6. Dalam pelaksanaannya dilaksanakan parallel dengan kolam lainnya agar hemat waktu

c. Setelah Proses
1.   Setelah kolam mixing pond penuh, matikan pompa dan tutup kran dengan sempurna.
2.   Setelah didiamkan selama 24 jam baru boleh untuk difeedingkan ke Anaerobik Pond.
3.   Untuk sludge yang sudah dimix pada kolam mixing pada saat feeding harus dihabiskan,
untuk mencegah  terbentuknya kerak pada kolam mixing.

IV. Anaerobic Pond

Setelah 1 hari, limbah cair di mixing pond dialirkan ke kolam anaerobic, di sini terjadi proses
penguraian bahan organic oleh bakteri anaerobic. Limbah yang keluar dari kolam anaerobic memiliki
kadar BOD 3000-5000 mg/lt, pH 6.8-7.2, VFA 500-1000 mg/lt, Alkalinity 4000 mg/lt, dan ratio kurang
dari 25. Seandainya terbentuk sekam dengan tebal lebih dari 20 cm maka sekam tersebut harus
dibuang untuk meringankan beban bakteri pengurai limbah.

V. Contact Pond/Buffer

Setelah di kolam anaerobic, limbah dialirkan ke contact pond/buffer dimana terjadi pemisahan antara
solids dan supernatant. Retention time limbah dapat dimaksimalkan dengan adanya contact pond
sehingga bakteri bisa semaksimal mungkin dalam menguraikan limbah. Dari contact pond, limbah
dipompa ke areal land aplikasi sebagai pupuk. Contact pond dengan kapasitas besar bisa berfungsi
sebagai kolam penampung sementara (buffer pond)  bila terjadi emergency state pada station
pengolahan limbah. Merupakan tempat terjadi penguraian bahan organic oleh bakteri aerobik. Buffer
pond dapat dilengkapi dengan aerator yang berfungsi untuk membantu menurunkan BOD limbah.
PROSES / PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI MINYAK CPO

Dalam pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hingga menjadi minyak CPO, ada proses yang
harus dilalui dan proses tersebut pada intinya untuk semua pabrik sama. Namun seiring dengan
perkembangan teknologi maka ada beberapa modifikasi pada masing-masing stasiun pengolahan, untuk
mendapatkan hasil yang optimal.

Dasar pengolahan TBS kelapa sawit secara umum adalah sebagai berikut;

1.      STASIUN PENERIMAAN TBS


1 (satu) unit timbangan, jembatan timbangan (weighbridge) buatan USA dengan kapasitas 30.000 kg
menggunakan empat load cell, perlu disediakan dan dipasang di kantor. Loading Ramp (tempat
penimbun) dengan 7 pintu dan digerakkan secara hydraulic buatan USA dengan kapasitas + 12,5 ton
TBS per pintu dipasang di ujung bangunan.

 Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Weighbridge/ Jembatan Timbang

 Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Loading Ramp Area

2.      STASIUN REBUSAN (STERILIZER)


2 (dua) unit sterilizer dengan ukuran diameter 2700 mm, dengan panjang + 22.000 mm yang memuat 7
(tujuh) lorry sekali merebus termasuk yang akan kami laksanakan. Lorry (fruit cages) mempunyai
kapasitas 5 ton TBS dan jumlah lorry yang kami usulkan 35 (tiga puluh lima) unit dengan memakai
“bronze bushing” dan Roller Bearing. Sterilizer akan dioperasikan secara automatic. Dengan system
automatic bisa melaksanakan perebusan “triple peak” yang kebanyakan dilaksanakan di pabrik-pabrik
minyak kelapa sawit di Sumatera Utara.

 Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Fruit Cages

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Horizontal Sterilizer

3.      STASIUN PENEBAH (THRESHING STATION)


1 (satu) unit Hoisting Crane buatan Germany/USA yang dioperasikan di atas lantai Marshalling Yard
dengan ketinggian + 7 m. Fruit Cages hanya diangkat  50 cm diatas lantai jadi jauh lebih safety dari
pada hoisting crane yang tingginya 14,5 m.
1 (satu) unit Bunch Conveyor dan 1 (satu) unit mesin penebah (Thresher) diperlukan dalam stasiun ini.
Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Tippler

  
Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Inclined Fruit Bar Conveyor

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Rotary Thresser Drum

4.      STASIUN KEMPA (PRESSING STATION)


2 (dua) unit Kempa (Screw Press) dengan kapasitas 15 ton TBS/jam, buatan Malaysia atau bisa juga
buatan local Medan yang akan digunakan. Berikut dengan 2 (dua) unit mesin pelumat (Digester) dengan
kapasitas 3500 L.

 Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Digester & Screw Press

5. STASIUN PEMURNI (CLARIFICATION STATION)


3 (tiga) unit mesin Sludge Centrifuge buatan Malaysia dan 2 (dua) unit mesin Purifier dan 1 (satu)
unit mesin pengering Vacuum Dryer buatan Malaysia merupakan mesin-mesin yang di pasang,
termasuk perlengkapannya, seperti pompa vakum, pompa transfer dan lain-lain. Pemurnian secara
terus-menerus (continue) termasuk dalam system ini, dan di gunakan Integrated  5 in 1 Tank.
Dalam system ini 5 (lima) unit tangki dijadikan satu atau istilahnya “Five in One”, yaitu :
a. Continuous Settling Tank (C.S.T)
b. Sludge Oil Tank (S.O.T)
c. Hot Water Tank (H.W.T)
d. Pure Oil Tank (P.O.T)
e. Sludge Drain Tank (S.D.T)

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit -  Clarification Station & Oil Storage Tank

6.      STASIUN KERNEL (KERNEL RECOVERY PLANT)


Cracked mixture akan diproses dengan memakai proses kering yaitu “Dry Separation Coloumn”. Pada
kolom pertama, yang dikerjakan yaitu kernel utuh dikirim langsung ke kernel silo dan pada kolom yang
kedua yaitu kernel dan sebagian cangkang (shell) akan dikirim ke hydrocyclone untuk pemisahan
selanjutnya. Jadi di sini terjadi 3 kali pemisahan antara kernel dengan cangkang yaitu di kolom LTDS
pertama, kolom LTDS kedua kemudian  di Hydrocyclone atau claybath.
 Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Kernel Station

7.      WATER SUPPLY


Yang termasuk dalam water supply adalah :
1.      Raw Water Treatment Plant
2.      Boiler Feed Water Treatment Plant  
Secara umum apabila karakteristik dari air sungaibelum diketahui, ,maka pada Boiler Feed Water
Treatment Plant,   memakai “Demin Plant” saja dan bukan “Water Softener”.
Namun seandainya air sungai yang di gunakan kadar silicanya (SiO2) kurang dari < 8 ppm, maka di
sarankan memakai “Water Softener”.

 Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Thermal deaerator Platform

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Anion Cation

8.      STEAM BOILER


1 (Satu) unit ketel (Steam Boiler) diperlukan untuk proses pabrik kelapa sawit. Ketel dengan kapasitas
20.000 kg/jam, merupakan ketel pipa air (Water Tube Boiler) dan uapnya merupakan “Superheated
Steam” dan mempunyai temperatur 260°C dan tekanan 21 kg/cm².
Pada waktu mulai mengadakan “Pengeringan (Drying Out)” ketel waktu pertama kali bahan bakar (kayu)
dan chemical supaya disediakan sendiri oleh Owner. Kami akan menggunakan Boiler lisensi dari Inggris.

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Boiler

9.      PEMBANGKIT TENAGA LISTRI (POWER PLANT STATION)


1 (Satu) unit Turbin kapasitas 900 KW dan 2 (dua) unit  diesel generator set 350 KW (400 KVA) dan 200
KW merupakan design yang di berikan untuk start up/shut down boiler gensetnya buatan Inggris. Turbin
memakai buatan USA. Namun selama pembangunan proyek Genset yang 200 KW akan kami pakai
dahulu untuk bekerja dan setelah proyek selesai akan dipakai untuk maintenance pabrik.
 
Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Steam Turbin Generator

 Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Back Pressure Vessel

 Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit -Generator Set


 
10.  PENGENDALIAN AIR LIMBAH (EFFLUENT TREATMENT PLANT)
Yang perlu diperhatikan adalah  memasang dan menyediakan cooling tower, pompa recirculation, surface
aerator dan pipa-pipa dari PVC (Leaflet terlampir).
Pembuatan kolam-kolam di Effluent Treatment seperti Anaerobic Pond dan lain-lain, serta pembuatan
parit-parit menjadi tanggung jawab Pemilik. Akan ada limbah 8 (delapan) kolamyaitu masing-masing
untuk :

Kolam Pendingin ( Cooling Pond )


2 ( dua ) unit Kolam Pendingin yang akan berfungsi juga untuk dapat melakukan pengutipan minyak
apabila terjadi kandungan minyak pada limbah tampak terlihat .
Kolam pendingin dibuat dengan ukuran 22.000 mm X 22.000 mm ( pada bibir kolam atas ) dengan
kedalaman 4.000 mm (finish level), dinding kolam dibuat miring 1:1 ( 45 derajat ) dan dilapisi pasangan
batu ( rip–rap ) dengan ukuran batu minimal 200 mm, demikian pula untuk lantainya dibuat dengan
landasan pasangan batu.
Pekerjaan penggalian tanah untuk kolam pendingin ini akan ditunjukkan lay out di site pada posisi yang
kontour tanah yang tinggi supaya dapat memungkinkan proses selanjutnya dari kolam pendingin ke
kolam berikutnya dengan cara aliran gravitasi.
Pengeluaran limbah cair yang sudah turun temperaturnya dengan pipa HDPE diameter 300 mm dialirkan
ke kolam pembiakan bakteri/mixing pond, valve yang digunakan adalah stainless steel ball valve.

Kolam Pembiakan Bakteri ( Mixing Pond )


3 ( tiga ) unit Kolam Pembiakan Bakteri ( mixing pond ) dibuat dengan ukuran 22.000 mm X 22.000 mm
( pada bibir kolam atas ) dengan kedalaman 4.000 mm ( finish level ), dinding kolam dibuat miring 1: 1
( 45 derajat ) dan dilapisi pasangan batu ( rip–rap ) dengan ukuran batu minimal 200 mm, demikian pula
untuk lantainya dibuat dengan landasan pasangan batu. Pada kolam ini pH akan terkoreksi dari 4,2 akan
menjadi 5,5 s/d 6.
Hal ini dilakukan pada waktu pertama kali effluent treatment dijalankan selanjutnya menaikkan pH dapat
dilakukan dengan daur ulang ( sirkulasi ) cairan yang sudah matang dimana pH-nya sudah diatas kurang
lebih 6.
Elevasi tanah atas ( top level ) area kolam ini harus berbeda dengan elevasi tanah atas kolam pendingin
sekurangnya 3.000 mm ( perbedaan kontour ) sehingga dapat memungkinkan aliran gravitasi . Untuk
tahap pertama pabrik kapasitas 30 ton TBS per jam hanya dibuat kolam 2 unit saja, tetapi area level
tanah disini dibuat untuk memungkinkan menjadi 4 kolam pada saat pengembangan kapasitas pabrik
menjadi 60 ton TBS per jam.
Kolam Anaerobic ( Anaerobic Pond )
2 ( dua ) unit Kolam Anaerobic primer dengan bentuk bulat lingkaran, ukuran bibir atas kolam adalah
44.000 mm diameter dengan kedalaman kolam tidak kurang dari 5.000 mm.
Dinding kolam dilapisi dengan pasangan batu ukuran minmal 200 mm, kemiringan dinding adalah 1: 1 (45
derajat), lantai dasar kolam dilapisi dengan pasangan batu.
Elevasi tanah atas (top level) area kolam ini harus berbeda dengan elevasi tanah atas kolam mixing
sekurangnya adalah 3.500 mm, karena untuk dapat memungkinkan aliran proses effluent treatment
dengan aliran gravitasi.
Aliran gravitasi dari kolam mixing ke kolam anaerobic ini dengan menggunakan pipa HDPE diameter 300
mm dan valve jenis sounder yang digunakan.
Untuk proses sirkulasi umpan bakteri aktif ke kolam mixing (back mixing) dengan menggunakan pompa
type centrifugal pump (2 unit) dengan kapasitas minimal 40 m 3 per jam, pipa yang digunakan adalah pipa
HDPE diameter 152 mm.

Kolam Pengendapan (contact pond)


2 ( dua ) unit Kolam pengendapan ( contact pond ) yang berfungsi untuk mengendapan solid terbawa
cairan dari kolam anaerobic. Kolam ini dibuat dengan ukuran 18.000 mm X 18.000 mm dengan
kedalaman 3.000 mm, dimana dinding kolam dibuat miring dan dilapisi pasangan batu (rip–rap) ukuran
batu 200 mm, perbandingan kemiringan adalah 1 : 1 ( 45 derajat ).
Elevasi tanah area ini dibuat lebih rendah dari elevasi tanah area kolam anaerobic tidak kurang dari 1.500
mm, hal ini untuk pengeluaran aliran limbah yang diproses di kolam anaerobic dapat dialirkan secara
overflow.
Dua unit kolam pengendap ini bekerja secara seri yaitu aliran overflow dari kolam anaerobic akan masuk
dulu ke kolam pengendapan no 1 dan dari kolam pengendapan no 1 akan overflow ke kolam
pengendapan no 2 . Diantara dua unit kolam ini disediakan 2 unit pompa jenis slury pump untuk
digunakan mengembalikan endapan solid kembali ke kolam anaerobic.
Jenis pompa dengan kapasitas tidak kurang dari 40 m 3 dan pipa yang digunakan untuk mengembalikan
solid dengan pipa HDPE diameter 152 mm dan sounder valve yang digunakan.
Sedangkan pengeluaran aliran cairan dari kolam pengendapan no 2 ke kolam selanjutnya dengan aliran
overflow.

Kolam Aerasi ( areasi pond )


1 ( satu ) unit Kolam Aerasi dipakai untuk memperkaya cairan limbah dengan oksigen dan membunuh
bakteri anaerob.
Kolam tanah ini dibuat dengan kedalaman tidak kurang dari 3.000 mm dan panjang 150.000 X lebar
tidak kurang dari 50.000 mm, dinding kolam dibuat dengan kemiringan 1: 1 ( 45 derajat ).
Untuk memperkaya pemasukan oksigen terhadap cairan limbah ini, maka di kolam ini dilengkapi dengan
3 unit Arerator system 3Kw.
Elevasi tanah area kolam ini dibuat lebih rendah dari area kolam pengendapan ( contact pond ), karena
aliran yang diharapkan adalah dengan overflow.

Kolam Pelepasan
Satu ( 1 ) unit Kolam pelepasan dipakai untuk memberikan kesempatan perbaikan pH sebelum limbah
dilepaskan keluar.
Kolam tanah ini dibuat dangkal dengan isi 3.000 m 3 dan kedalaman 2 m.
Kolam ini adalah kolam terakhir dalam proses air limbah, selanjutnya cairan dibuang ke sungai dengan
cara over flow, dan dilengkapi dengan basculator untuk perhitungan debit pembuangan limbah.

11.  PEKERJAAN LISTRIK


Pekerjaan Listrik meliputi :

5.15.1. Panel Induk


5.15.2. Kabel Distribusi & Kontrol
5.15.3. Panel Motor & Distribusi
5.15.4 Penerangan Pabrik
5.15.5 Stop Kontak
5.15.6 Earthing and Grounding
 5.15.7    Ligthning Protection System

12.  WATER RESERVOIR (WADUK)


Apabila sungainya kecil maka harus dibuat waduk (Water Reservoir) yang menampung air        + 30.000
M3, sehingga tidak kesulitan untuk supply kebutuhan  air. Untuk pabrik kapasitas 30 – 60 Ton TBS per
jam diperlukan + 60 m3 air per jam. Jadi Water Reservoir tersebut muat 25 hari kerja, berarti cukup
menampung kebutuhan air selama 1 (satu) bulan. 

You might also like