You are on page 1of 20

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Online Universitas Jambi

AD-DHUHA 1 (1) (2020)

AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

Https:// online-journal.unja.ac.id/Ad-Dhuha

Peran Dan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)


Tentang Lingkungan Hidup
Supian
Universitas Jambi
Email: Supian.ramli@unja.ac.id

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel:
Diterima Februari 2020 Tulisan ini mengulas tentang persoalan krisis lingkungan
Disetujui Maret 2020 yang sedang dihadapi oleh bangsa-bangsa di muka bumi ini, tak
Dipublikasikan April 2020 terkecuali Indonesia. Krisis lingkungan harus diwaspadai dan
diatasi sejak saat ini dengan merencanakan kehidupan yang lebih
memperhatikan keseimbangan lingkungan. Timbulnya krisis
lingkungan ini disebabkan oleh adanya konsep tentang hubungan
antara manusia dengan lingkungan alam yang salah. Masalah
kerusakan lingkungan pada hakikatnya adalah masalah
kemanusiaan yang erat hubungannya dengan sistem nilai, adat
istiadat dan agama dalam mengendalikan eksistensinya sebagai
pengelola lingkungan hidup. Oleh karena itu cara mengatasinya
tidak hanya dengan melakukan usaha yang bersifat teknis semata,
melainkan yang lebih utama haruslah ada usaha yang bersifat
edukatif dan persuasif. Dengan demikian akan dapat dilakukan
usaha ke arah perubahan sikap dan perilaku yang sudah lama
berurat dan berakar dalam masyarakat. Peran inilah yang antara
lain dapat dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang di
Indonesia merupakan badan otonom representatif pemimpin
agama di Indonesia memiliki peran dan tanggung jawab yang
besar dalam upaya penyampaian dan penerapan nilai-nilai agama
di tengah-tengah masyarakat. MUI secara lembaga dapat
mengeluarkan Fatwa mengenai sebuah persoalan seperti masalah
lingkungan hidup ini.

Keyword : Krisis, Lingkungan Hidup, Fatwa, MUI


Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

lingkungan hidup yang terjadi akibat


penggunaan teknologi oleh manusia dapat
A. PENDAHULUAN diatasi dengan mudah melalui rekayasa
Ecology1 atau masalah lingkungan teknologi pula. Pendapat ini keliru karena
hidup menjadi masalah besar yang sedang menempatkan permasalahan kerusakan
dihadapi oleh penduduk dunia dewasa ini. lingkungan hidup sebagai masalah teknis
Hal ini disebabkan ecology merupakan semata.
hubungan antara kehidupan manusia Sedangkan apabila diperhatikan,
(mikrokosmos) dengan alam kerusakan lingkungan hidup yang terjadi,
lingkungannya (makrokosmos). Manusia sebenarnya sebagian besar bersumber pada
sejak zaman purbakala telah perilaku manusia yang kurang (atau
memanfaatkan dan menggunakan alam bahkan tidak) bertanggung jawab, tidak
lingkungan sebagai bagian dari usaha peduli pada lingkungan dan hanya
untuk memenuhi kehidupannya menuju mementingkan dirinya sendiri. Manusia
kesejahteraan dan kemakmuran. melupakan bahwa sumber daya alam yang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan ada di planet bumi ini sebagai daya dukung
teknologi yang dibarengi dengan untuk memberikan kehidupannya yang
pertumbuhan industri secara besar-besaran sangat terbatas. Akhir-akhir ini bencana
untuk memenuhi kebutuhan penduduk kerusakan alam seperti banjir, kekeringan,
yang jumlahnya terus bertambah, telah pencemaran air, pencemaran tanah, polusi
mengakibatkan semakin rusaknya udara, keracunan oleh pestisida, kenaikan
lingkungan dan semakin menurunnya suhu atau perubahan iklim (climate
kualitas dan kuantitas lingkungan hidup. change)2 akibat pemanasan global (golbal
Permasalahan lingkungan hidup warming)3, pencemaran udaha akibat dari
yang terjadi di dunia dewasa ini tidak pembuangan emisi dan efek rumah kaca,
terlepas dari peranan perkembangan ilmu menipisnya lapisan ozon dan lain-lain telah
pengetahuan dan teknologi yang sangat banyak diberitahukan oleh media massa.
pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan Hal tersebut merupakan ancaman yang
dan teknologi tersebut di satu sisi serius bagi kelangsungan kehidupan
membantu umat manusia dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan dan
2
memperbaiki kualitas kehidupan, tetapi di Mengenai perubahan iklim atau climate
sisi lain penggunaan teknologi yang tidak change ini, antara lain dapat dibaca; Arie S. Issar
beraturan, mempunyai implikasi terhadap dan Mattanyah Zohar. Climate Change, Enviroment
and History of the Near East. (Berlin: Springer,
terjadinya degradasi sumber daya alam dan 2007), Bud Ward, (Ed). Reporting On Climate
kerusakan lingkungan hidup. Berbagai Change: Understanding The Science. (Washington
pihak beranggapan bahwa kerusakan DC: Environmental Law Institute, 2003), dan
World Health Organization (WHO). Climate
Change and Human Health, Impact and
1
Istilah Ecology dipakai sebagai sebuah cabang Adaptation. (Geneva: Protection of the Human
ilmu yang berkembang dan berkenaan dengan Environment, May 2008),
3
lingkungan hidup. Dewasa ini, ecology sering juga Mengenai pemanasan global atau global
difahami sebagai sinonim daripada lingkungan warming, antara lain dapat dibaca; John Houghton.
hidup itu sendiri, untuk memahami istilah ecology Global Warming, The Complete Briefing.
ini, antara lain dapat dibaca; Francisco I Fugnaire, (Cambridge: Cambridge University Press, 2004),
(Ed). Functional plant Ecology, Second edition. Roy W. Spencer. The Great Global Warming
(London & New York: CRC Press, 2007), Arnold
Blunder. (New York & London: Encounter Books,
Van Der Valk, (Ed). Forest Ecology, Recent
Advances in Plant Ecology, (Berlin: Springer, 2010) dan Joe Buchdal, et all. Global Warming.
2009), dan Mark Q. Sutton & E.N. Anderson. (Manchester: ACE Information Programme,
Introduction To Cultural Ecology. (New York: Manchester Metropolitan University, 2002),
Altamira Press, 2010).

P a g e | 13
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

manusia yang menghendaki hidup lingkungan sebagai program dan kebijakan


sejahtera di bumi ini. yang dikedepankan.
Persoalan krisis lingkungan ini Agama Islam adalah agama yang
harus diwaspadai dan diatasi sejak saat ini sangat intens memperhatikan aspek
dengan merencanakan kehidupan yang lingkungan, ajaran Islam mengajarkan
lebih memperhatikan keseimbangan nilai-nilai yang berkaitan dengan
lingkungan. Timbulnya krisis lingkungan lingkungan ini dimulai dari kajian yang
ini disebabkan oleh adanya konsep tentang paling dasar dan mendasar, seperti budaya
hubungan antara manusia dengan bersih. Di dalam Islam kebersihan
lingkungan alam yang salah. Masalah merupakan bagian dari iman. Kebersihan
kerusakan lingkungan pada hakikatnya diri dan kebersihan lingkungan merupakan
adalah masalah kemanusiaan yang erat awal dan unit terkecil penanaman nilai-
hubungannya dengan sistem nilai, adat nilai agama di tengah keluarga, kemudian
istiadat dan agama dalam mengendalikan masyarakat dan lingkup yang lebih besar
eksistensinya sebagai pengelola bangsa, negara dan alam semesta ini. Di
lingkungan hidup. Oleh karena itu cara kitab-kitab fiqih tingkat ibtidaiyah sudah
mengatasinya tidak hanya dengan diajarkan budaya bersih ini, jangan
melakukan usaha yang bersifat teknis membuang sampah sembarangan, jangan
semata, melainkan yang lebih utama membuang kotoran di air yang tergenang,
haruslah ada usaha yang bersifat edukatif di bawah pohon yang rindang dan berbuah,
dan persuasif. Dengan demikian akan dan lain sebagainya. Hal ini kemudian
dapat dilakukan usaha ke arah perubahan dapat merupakan spirit awal menuju kajian
sikap dan perilaku yang sudah lama berurat dan penerapan nilai-nilai lingkungan yang
dan berakar dalam masyarakat. Peran lebih luas.
inilah yang antara lain dapat dilakukan Di dalam kitab suci Al-Quran
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). terdapat banyak sekali ayat-ayat yang
Majelis Ulama Indonesia (MUI) bercerita tentang alam dan lingkungan,
Republik Indonesia sebagai badan otonom hubungan manusia dan alam lingkungan,
representatif pemimpin agama di Indonesia perintah untuk menjaga lingkungan dan
memiliki peran dan tanggung jawab yang dampak kerusakan yang ditimbulkan
besar dalam upaya penyampaian dan akibat dari mengabaikan lingkungan.
penerapan nilai-nilai agama di tengah- Begitu juga di kalangan para teolog dan
tengah masyarakat. MUI secara lembaga filosof Muslim, kajian-kajian mengenai
maupun secara personal yang diwakili oleh etika dan adat terhadap lingkungan
para ulama, da‘i dan guru-guru agama di menjadi salah satu tema penting.
tengah masyarakat menjadi garda terdepan Hubungan, keserasian dan keharmonisan
dalam menyampaikan pesan-pesan antara mikrokosmos dan makrokosmos
spiritual keagamaan kepada umat, tak merupakan bagian penting dalam debat
terkecuali mengenai sumber daya alam dan pemikiran Islam sejak masa awal hingga
lingkungan hidup ini. MUI sendiri saat ini. Begitu pula dalam kajian-kajian
menjadikan sumber daya alam dan epistemologi Islam yang lain seperti dalam
lingkungan hidup sebagai salah satu teologi, filsafat dan tasawuf, sehingga
bidang atau komisinya. Peran MUI dalam boleh dikatakan bahwa lingkungan hidup
hal ini baik langsung maupun dengan dalam ajaran Islam merupakan bagian tak
bekerja sama dengan berbagai pihak, terpisahkan dan memiliki nilai spiritual
terutama pemerintah, memberikan (spiritual ecology4)
standarisasi, penanaman, pembudayaan
dan internalisasi nilai-nilai spiritualitas 4
Istilah ini antara lain dijadikan judul buku oleh
lingkungan dan menjadikan aspek Sarah McFarland Taylor. Green Sisters, A Spiritual
Ecology. (Cambridge: Harvard University Press,

P a g e | 14
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

َ ٓ ۡ ۡ َ ٓ َ َ َ َ َۡ
B. AL-QURAN DAN LINGKUNGAN ‫ أخ َر َج ٌِِ َٓا ٌَا َءْا‬٢٪ ‫َوٱۡلۡرض َب ۡػ َد ذٰل ِم د َخى ٰ َٓا‬
ُ َّ َ َ َ ۡ َ َ َ َۡ َ
‫ ٌَتٰ ٗػا ىس ًۡ َو‬٢٬ ‫ٱۡل َتال أ ۡر َشى ٰ َٓا‬
ِ ‫ و‬٢٫ ‫ومرغىٰٓا‬
Langkah pertama yang harus

َ َ ُ َ َۡ
dilakukan oleh umat Islam dalam melihat
persoalan lingkungan dewasa ini adalah
٢‫ِۡلُع ٰ ٍِس ًۡ ـإِذا ٭‬
dengan melihat dan mengelaborasi kembali
isi kandungan Al-Quran yang menjelaskan Artinya :
tentang alam dan lingkungan, hal ini “Apakah kamu yang lebih penciptaannya
penting sebagai dasar dan landasan ataukah kejadian langit? Allah telah
berpijak dan berfikir tentang bagaimana membinanya. Dia meninggikan
mengembalikan semangat dan etika bangunannya lalu menyempurnakan-nya.
seorang Muslim dalam memahami, Dan Dia menjadikan malamnya gelap
memelihara, memanfaatkan serta gulita, dan menjadikanya siangnya terang
mencegah terjadinya kerusakan alam dan benderang. Dan bumi sesudah itu
lingkungannya. Menanamkan dan dihamparkan-Nya. Ia memancarkan
mengembangkan nilai-nilai spiritualitas daripadanya mata air dan (menumbuhkan)
lingkungan tersebut sangat perlu dan tumbuh-tumbuhannya, dan gunung-gunung
penting dilakukan dengan dipancangkan-Nya dengan teguh. Sebagai
mengejawantahkan ajaran-ajaran Al-Quran kehidupan (kesenangan) untukmu dan
dalam kehidupan umat Muslim. ternakmu. ”5

َ َ ۡ َ َ ٓ َ َّ َ ۡ َ َ َ َ
Di dalam Al-Quran Allah SWT
١٦ ‫ني‬ َ ‫ۡرض َو ٌَا ةَ ۡي َِ ُٓ ٍَا َلٰػت‬ ‫وٌا خيلِا ٱلصٍاء وٱۡل‬
ِِ
telah memberikan gambaran dan petunjuk
َّ‫ل َ ۡٔ أَ َر ۡدَُا ٓ أَن َّج َّخخ َذ ل َ ۡٓ ٗٔا ََّّل ََّّتَ ۡذ َنٰ ُّ ٌَِ َّ َُّل َّجا ٓ إن ُنِا‬
yang sangat jelas mengenai alam dan
lingkungan, mulai dari deskripsi dan tujuan ِ ِ
ُ َ ۡ َ َ َ ۡ ُ َۡ َۡ َ َ
‫ٱۡل ّ ِق لَع ٱى َبٰ ِػ ِو ذ َي ۡد ٌَؾ ُّۥ‬
penciptaan alam, hubungan manusia dan
alam, kecenderungan dan watak manusia ِ ‫ ةو جلذِف ة‬١٧ ‫فٰػِي ِني‬
َ ُ َ َّ ُ ۡ َ ۡ ُ ُ َ َ َ ُ َ َ
ِ ‫ـإِذا ْ َٔ زاِْق ُۚ وىسً ٱلٔيو مٍِا ح‬
yang tidak baik kepada alam, bahkan
sampai kepada detil-detil parsial ١٨ ‫صفٔن‬
lingkungan seperti fungsi-fungsi air, udara, Artinya:
tanah dan lain sebagainya. Secara singkat “Dan tidak Kami ciptakan langit dan bumi
dapat dinukilkan beberapa ayat yang dan segala yang ada diantara keduanya
masyhur dijadikan landasan umum dan dengan bermain-main. Sekiranya Kami
landasan hukum mengenai alam di dalam hendak membuat suatu permainan pastilah
Islam. kami jadikanya dari sisi Kami, jika kami
Pertama, ayat-ayat yang menghendaki berbuat demikian, (tentulah
menyebutkan tentang gambaran alam, kami Telah melakukannya). Sebenarya
tujuan penciptaan alam dan keutamaan- kami melontarkan yang hak kepada yang
keutamaan serta nikmat-nikmat Allah batil lalu yang hak itu menghancurkannya,
SWT yang didapatkan manusia melalui Maka dengan serta merta yang batil itu
alam dan lingkungannya, antara lain lenyap. dan kecelakaanlah bagimu
sebagai berikut : disebabkan kamu mensifati (Allah dengan
sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya).”6
َ َ َ ٓ َّ ِ َ ً ۡ َ ُّ َ َ ۡ ُ َ َ
‫ َرذ َع َش ٍۡه َٓا‬٢٧ ‫ٱلص ٍَا ُء ُۚ ةَنى ٰ َٓا‬ ‫ءأُخً أطد خيلا أم‬
٢٩ ‫دى ٰ َٓا‬َ ‫ َوأ َ ۡد َػ َض َ َۡليَ َٓا َوأ ۡخ َر َج ُط‬٢٨ ‫ـَ َص َّٔى ٰ َٓا‬
َ

5
2007). Buku ini meneliti dan menggambarkan Lihat Al-Quran Surah al-Nazi‘at/79: 27-33
6
tentang spiritualitas lingkungan dalam ajaran Lihat Al-Quran Surah Al-Anbiya/21: 16-18,
Katolik, dan salah satu tema yang ia perkenalkan ayat senada juga dapat dilihat pada surah Ad-
adalah The Green Catholic Imagination. Dukhaan/44: 38

P a g e | 15
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

َ َ َ َ ٗ ٓ َ َ ٓ َ َّ َ ٗ َ َ َ ۡ ُ ُ َ َ َ َ َّ
‫ُزل‬ ‫ٱَّلِي جػو ىسً ٱۡلۡرض ـ ِرٰطا وٱلصٍاء ةِِاء وأ‬ kehidupan manusia seperti air, tanah dan
ُ َّ ٗ ۡ َ ۡ َ َ ٓ َ ٓ َّ ََِ ٌ
udara, antara lain sebagai berikut:
َّ
ًۡۖۡ ‫ت رِزكا ىس‬ ِ ٰ ‫ٱلص ٍَاءِ ٌا ٗء ـأخ َرج ةِِّۦ ٌ ََِ ٱثل ٍَ َر‬ َ َ ۡ ّ ّ ُّ ۡ َ
‫ج َحؾظى ٰ ُّ َم ۡٔج ٌَِّ ـ ۡٔكِِّۦ‬ َُ ُ َ َۡ
َ َ َ ُ َ َ ٗ َ َ َّ ْ ُ َ ۡ َ َ َ ِٖ ‫ج ِِف َب ٖر ى‬ ٖ ٰ ‫أو نظيم‬
٢٢ ‫ُخ ًۡ ت ۡػي ٍُٔن‬ ‫ـَل َتػئا ِّلِلِ أُدادا وأ‬
َ َ ُ
‫ج َب ۡػظ َٓا ـ ۡٔق َب ۡػ ٍض‬ ُۢ ُ ٰ ‫دابُۚ ُظيُ َم‬ َ ‫َم ۡٔج ٌَِّ ـَ ۡٔكِِّۦ َش‬
Artinya :
“Dia adalah Dzat yang menciptakan ُ َّ ‫َي َػو‬ ۡ َ ۡ َّ َ َ َ ٰ َ َ ۡ َ َ ۡ َ ُ َ َ َ َ ۡ َ ٓ َ
‫ٱّلِل‬ ِ ً‫إِذا أخرج يدهۥ لً يسد يرىٓاۗ وٌَ ى‬
َُ َ َ ٗ ُ َُ
untukmu bumi sebagai lantainya dan
ُّ
langit sebagai atapnya. Dan menurunkan ٤٠ ‫ٔر‬ ٍ ُ ٌَِ ‫َلۥ ُٔرا ذٍا َلۥ‬
dari langit air (hujan) maka mengeluarkan
darinya (bumi) tumbuh-tumbuhan sebagai Artinya:
rizki bagimu. Maka janganlah kamu “Atau seperti gelap gulita di lautan yang
menjadi sekutu bagi Allah, sedang kamu dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di
mengetahuinya.”7 atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi)

َ ٰ َ ٗ ٰ َ َ ُ َ ۡ َ َ َ َ َ ۡ َ َ ٓ َ َّ َ ۡ َ َ َ َ
awan; gelap gulita yang tindih-bertindih,
‫﴿وٌا خيلِا ٱلصٍاء وٱۡلۡرض وٌا ةيٍِٓا ب ِػَل ُۚ ذل ِم‬ apabila dia mengeluarkan tangannya,
ْ َ َ َ َّ ّ ۡ َ َ ْ ُ َ َ َ َّ ُّ َ tiadalah dia dapat melihatnya, (dan)
ِ ‫ِيَ زف ُروا ٌ ََِ ٱنلَّار‬ ‫ظَ ٱَّلِيَ زفر ُۚوا ـٔيو ى َِّل‬ barangsiapa yang tiada diberi cahaya
(petunjuk) oleh Allah tiadalah dia
﴾٢٧ mempunyai cahaya sedikitpun.10

ُ َُّ ُ ٗ َ َ
ًَّ ‫ابا ث ًَّ يُؤى ِؿ ةَ ۡي َِ ُّۥ ث‬ َ َّ ‫َأل َ ًۡ حَ َر أَ َّن‬
Artinya:
“ Dan Kami tidak menciptakan langit dan ‫ٱّلِل يُ ۡز ِِج شد‬
bumi dan apa yang ada antara keduanya ََُُّ َ ۡ ُ َُۡ َ ۡ َۡ ََ َ ٗ َ ُ ُُ َ َۡ
tanpa hikmah(dengan sia-sia), yang ‫نل‬ ِ ‫َيػيّۥ رَكٌا ذَتى ٱلٔدق َيرج ٌَِ خِلٰيِِّۦ وي‬
demikian itu adalah anggapan orang-
‫يب ةِِّۦ‬ َ ‫ٱلص ٍَآءِ ٌَِ ج َتال ذ‬
ُ ‫ِيٓا ٌِ َُۢ ةَ َر ٖد َذ ُي ِص‬ َّ ََِ ٌ
orang kafir, maka celakalah orang-orang ٖ ِ
ُ َ ٓ َ َ ُ ۡ ََ ُٓ ََ َ
kafir itu karena mereka akan masuk ‫ۡصـ ُّۥ غَ ٌََّ يَظا ُء ۖۡ يَساد َش َِا ةَ ۡركِِّۦ‬ ِ ‫ٌَ يظاء وي‬
َ َۡ ُ َ َۡ
neraka”.8
٤٣ ِ‫ب ةِٱۡلةۡصٰر‬ ْ‫ي ذ‬
َ َ ۡ َ ٰ َ ٰ َ َّ َ ۡ َ َ َ
َ ۡ ‫ۡرض َو ٌَا ةَ ۡي َِ ُٓ ٍَا ٓ إ ِ ََّّل ة‬
‫ٱۡل ّ ِق‬ ِ ‫ت وٱۡل‬
ِ ‫ٌا خيلِا ٱلصمن‬
ُ ٓ َ ْ َ َ َ َّ َ ّٗ َ ُّ َ َ َ
Artinya:
َ ُ ْ
‫ِيَ زف ُروا خ ٍَّا أُذ ُِروا ٌُ ۡػ ِرطٔن‬ ‫ّم وٱَّل‬ۚ ‫وأج ٖو ٌص‬
Tidaklah kamu melihat bahwa Allah
mengarak awan, Kemudian mengumpulkan
٣ antara (bagian-bagian)nya, Kemudian
menjadikannya bertindih-tindih, Maka
Artinya: kelihatanlah olehmu hujan keluar dari
“Kami tiada menciptakan langit dan bumi celah-celahnya dan Allah (juga)
dan apa yang ada antara keduanya menurunkan (butiran-butiran) es dari
melainkan dengan (tujuan) yang benar dan langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan
dalam waktu yang ditentukan, dan orang- awan seperti) gunung-gunung, Maka
orang yang kafir berpaling dari apa yang ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu
diperingatkan kepada mereka.”9 kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan
dipalingkan-Nya dari siapa yang
Kedua, Ayat-ayat Al-Quran yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu
berhubungan dengan --dan menjelaskan hampir-hampir menghilangkan
tentang—lingkungan dan sumber-sumber penglihatan. 11

7
Lihat Al-Quran Surah Albaqarah/2: 22
8 10
Lihat Al-Quran Surah Shaad/38: 27 Lihat Al-Quran Surah Al-Nuur/24: 40
9 11
Lihat Surah Al-Ahqaaf/46: 3 Lihat Al-Quran surah Al-Nuur/24: 43

P a g e | 16
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

َۡ َ َۡ َ َ َّ ‫ز َف ُر ٓوا ْ أَ َّن أ َ َّن‬


َ َ َّ َ َ ۡ َ َ َ
‫ٱَل ِو‬ۡ َّ ‫ٱخخ ِ َل ٰ ِؿ‬
ۡ َ
‫ۡرض و‬ ِ ‫ت َوٱۡل‬ َ َ َّ ‫إ َّن ِف َخ ۡيق‬
ِ ٰ ‫ٱلصمٰن‬ ِ ِ ‫ت َوٱۡلۡرض‬ ِ ٰ ‫ٱلصمٰن‬ َ‫أو لً ير ٱَّلِي‬
ِ
َ ۡ ۡ َ َّ ۡ ُ ۡ ۡ َ ‫ك‬ ۡ ۡ
َّ ُ ٓ َ َ َ َ َ َ َ ُ َ ۡ َ َ َ ٗ ۡ َ َ َ َ
‫م ٱى ِِت َت ِري ِِف ٱۡلَ ۡد ِر ة ِ ٍَا يَِف ُع‬ ِ ‫َوٱنلَّ َٓارِ َوٱىفي‬ ‫ش ٍء‬ ِ‫َكجخا رحلا ذفخلجٍٰٓاۖۡ وجػيِا ٌَِ ٱلٍاء‬
ََ ٓ ٓ َّ َ ُ َّ َ َ َ ٓ َ َ َ َّ َ ۡ َََ ّ َ
ِِّ‫ٱلص ٍَاءِ ٌَِ ٌَّاءٖ ـأ ۡخ َيا ة‬ ٌَِ ‫ٱنلاس وٌا أُزل ٱّلِل‬ ٢٪ ‫ح ُۚ أـَل يُؤٌ ُِِٔن‬
ٍ
َ ُّ َّ َ َ َ ۡ َ َ ۡ َ َ َ ۡ
‫ك دٓاةَّ ٖث‬ ِ ٌَِ ‫ا‬ َ ‫د ذ‬
ٓ‫ِي‬ ‫ٱۡلۡرض بػد مٔح ِٓا وب‬ Artinya:
“Dan apakah orang-orang yang kafir
ٓ َّ َ ۡ َ َّ َ ُ ۡ َ َّ َ َ ّ ‫َوحَ ۡۡصيؿ‬
ِ‫ٱلص ٍَاء‬ ‫اب ٱلٍصخرِ بني‬ ِ ‫ٱلريٰحِ وٱلصد‬ ِ ِ ِ tidak mengetahui bahwasanya langit dan
َ ُ ۡ َ ۡ ّ
َ َٰ َۡ َ bumi itu keduanya dahulu adalah suatu
١٦٤ ‫ج ى ِلٔ ٖم حػلِئن‬ ٖ ‫ۡرض ٓأَلي‬ ِ ‫وٱۡل‬ yang padu, Kemudian kami pisahkan
Artinya: antara keduanya. dan dari air kami
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
dan bumi, silih bergantinya malam dan mengapakah mereka tiada juga
14
siang, bahtera yang berlayar di laut beriman?”

ٰ َ َ ‫ك َدٓاةَّثٖ ٌَِّ ٌَّآءٖٖۖ ـَ ٍِ ِۡ ًُٓ ٌََّ َح ٍۡ ِِش‬


membawa apa yang berguna bagi
َّ ُ َ َ َ ُ َّ َ
manusia, dan apa yang Allah turunkan ‫لَع‬ ‫وٱّلِل خيق‬
dari langit berupa air, lalu dengan air itu
ۡ َ
ٰ َ ‫َب ۡػِِِّۦ َوٌ ِِۡ ًُٓ ٌََّ َح ٍۡ ِِش‬
dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)- ٌََّ ًُٓ ٌِِ‫لَع َب ۡػِِِّۦ َو‬
َ َّ ‫لَع إ َّن‬ََ ۡ َ َّ ُ ۡ َ ۡ َ‫لَع ر ۡجي‬ ََ
ِ ٰٓ ‫ني وًٌِِٓ ٌَ حٍ ِِش‬ ‫َح ٍۡ ِِش‬
nya dan dia sebarkan di bumi itu segala
jenis hewan, dan pengisaran angin dan ‫ٱّلِل‬ ِ ِ ٰ
awan yang dikendalikan antara langit dan َ ۡ َ ّ ُ َٰ َ
bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda ٤٥ ‫شءٖ كدِير‬ ‫ك‬
ِ ‫لَع‬
(keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum Artinya:
yang memikirkan.”12 “Dan Allah Telah menciptakan semua
ۡ َۡ َُ
jenis hewan dari air, Maka sebagian dari
َ ‫ٱۡضب ّب َػ َص‬ ۡ َ ٰ َ ‫َق ُم‬
ٰ َ ‫ٱشتَ ۡص‬
ۡ ِ‫۞ِإَوذ‬
‫اك‬ ِ ِ ‫َٔس ى ِلٔ ٌِِّۦ ذليِا‬ hewan itu ada yang berjalan di atas
ُّ ُ َ َ َ َ َ ۡ َ َ َ ۡ ُ ۡ ۡ َ َ َ َ َ َ َ ۡ
‫ۡشة خ ۡي ِٗاۖۡ ك ۡد غي ًَِ ك‬
perutnya dan sebagian berjalan dengan
‫ٱۡلجر ۖۡ ـٱُفجرت ٌِِّ ٱذنخا غ‬ dua kaki sedang sebagian (yang lain)
َ َ َّ ۡ ّ ْ ُ َ ۡ َ ْ ُ ُ ۡ ُ َ َ ۡ َّ َُ berjalan dengan empat kaki. Allah
‫اس ٌۡشبًٓۖۡ ُكٔا وٱۡشبٔا ٌَِ رِز ِق ٱّلِل ِ وَّل‬ ٖ ُ‫أ‬ menciptakan apa yang dikehendaki-Nya,
ۡ َ ۡ ْ َ َ
َ ‫صد‬ ِ ‫ت ۡػر ۡٔا ِِف ٱۡل‬
ِ ‫ۡرض ٌُف‬
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
٦٠ َ‫ِي‬ segala sesuatu.”15
ٓ َّ ّ َ
ٰٖ ‫ۡي ُم َص َّخ َر‬ َّ ‫َأل َ ًۡ يَ َر ۡوا ْ إ ََل‬
Artinya:
‫ٱلص ٍَاءِ ٌَا‬ ِٔ ‫ت ِِف ج‬ ۡ ‫ٱىػ‬
“Dan (Ingatlah) ketika Musa memohon air ِ ِ
َ ۡ َ ّ َ َ َ َّ ُ َّ َّ َّ ُ ُ ۡ ُ
‫ج ى ِل ۡٔ ٖم يُؤٌ ُِِٔن‬
untuk kaumnya, lalu kami berfirman:
"Pukullah batu itu dengan tongkatmu". ٖ ٰ ‫حٍصِهَٓ إَِّل ٱّلِلُۚ إِن ِِف ذٰل ِم ٓأَلي‬
lalu memancarlah daripadanya dua belas
mata air. sungguh tiap-tiap suku Telah ٧٩
mengetahui tempat minumnya (masing- Artinya:
masing), makan dan minumlah rezki (yang “Tidakkah mereka memperhatikan
diberikan) Allah, dan janganlah kamu burung-burung yang dimudahkan terbang
berkeliaran di muka bumi dengan berbuat diangkasa bebas. tidak ada yang
kerusakan.13 menahannya selain daripada Allah.
Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda

12 14
Lihat Al-Quran Surah Al-baqarah/2: 164 Lihat Al-Quran Surah Al-Anbiya/21: 30
13 15
Lihat Al-Quran Surah Al-Baqarah/2: 60 Lihat Al-Quran surah Al-Nuur/24: 45

P a g e | 17
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang perbuatan tangan manusia, antara lain sebagai
beriman.16 berikut:

ُ َ َ َ ََ َٗۡ َ َۡ ُ ُ َ ََ َ َّ َ َ َ َ ٗ ٓ َ َ ٓ َ َّ َ ٗ َ َ َ ۡ ُ ُ َ َ َ َ َّ
َ ‫س ًۡ ذ‬
‫ِيٓا‬ ‫ٱَّلِي جػو ىسً ٱۡلۡرض مٓدا وشيم ى‬ ‫ُزل‬ ‫ٱَّلِي جػو ىسً ٱۡلۡرض ـ ِرٰطا وٱلصٍاء ةِِاء وأ‬
َ ۡ َ َ ٓ ٓ َّ َ َ َ َ َ ٗ ُ ُ ٗ
‫ت رِ ۡزكا‬ َّ َ ۡ َ َ ٓ َ ٓ َّ ََِ ٌ
‫ٱلص ٍَاءِ ٌَا ٗء ـأخ َر ۡج َِا ةِِّۦٓ أ ۡز َو ٰ ٗجا‬ ٌَِ ‫شتَل وأُزل‬ ِ ٰ ‫ٱلص ٍَاءِ ٌا ٗء ـأخ َرج ةِِّۦ ٌ ََِ ٱثل ٍَ َر‬
َ
َ ۡ ُ َ َ َّ َ َ َ ُ َ َ ٗ َ َ َّ ْ ُ َ ۡ َ َ َ ۡ ُ َّ
ٗ
‫ ٱَّلِي َج َػو ىس ًُ ٱۡلۡرض َم ۡٓدا‬٥٣ ‫ِت‬ ٰ َّ ‫ات َط‬ َ َّ ّ
ٖ ‫ٌَِ جت‬ ٢٢ ‫ُخ ًۡ ت ۡػي ٍُٔن‬ ‫ىسًۖۡ ـَل َتػئا ِّلِلِ أُدادا وأ‬
ٓ ٓ َّ َ َ َ َ َ ٗ ُ ُ َ ۡ ُ َ َ َ َ َ
‫ٱلص ٍَاءِ ٌَا ٗء‬ ٌَِ ‫وشيم ىسً ذِيٓا شتَل وأُزل‬
َّ ّ ٗ ٰ َ ۡ َ ٓ َ ۡ َ ۡ َ َ
Artinya:
ٰ َّ َ َ
٥٣ ‫ات طِت‬ ٖ ‫ـأخرجِا ةِِّۦ أزوجا ٌَِ جت‬ “Dialah yang meniupkan angin (sebagai)
pembawa kabar gembira dekat sebelum
Artinya: kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan kami
“Yang Telah menjadikan bagimu bumi turunkan dari langit air yang amat bersih.
sebagai hamparan dan yang Telah Agar kami menghidupkan dengan air itu
menjadikan bagimu di bumi itu jalan- negeri (tanah) yang mati, dan agar kami
ja]an, dan menurunkan dari langit air memberi minum dengan air itu sebagian
hujan. Maka kami tumbuhkan dengan air besar dari makhluk kami, binatang-
hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh- binatang ternak dan manusia yang banyak.
tumbuhan yang bermacam-macam.”17 Dan Sesungguhnya Kami telah
ََ ََ َ َ ۡ َ َ َ َّ ‫ٱّلِل َّٱَّلِي َخيَ َق‬
ُ َّ
mempergilirkan hujan itu diantara
ََِ ٌ ‫ُزل‬ ‫ت وٱۡلۡرض وأ‬ ِ ٰ ‫ٱلصمٰن‬ manusia supaya mereka mengambil
ُ َّ ٗ ۡ َّ َ ۡ َ َ ٓ َ ٓ َّ
ًۡۖۡ ‫ت رِزكا ىس‬ ِ ٰ ‫ٱلص ٍَاءِ ٌا ٗء ـأخ َرج ةِِّۦ ٌ ََِ ٱثل ٍَ َر‬
pelajaran (dari padanya); Maka
kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali
َ ۡ َ ۡ ُۡ ُ َ َّ
‫َو َشخ َر ىس ًُ ٱىفيم ِلِ َ ۡجرِ َي ِِف ٱۡلَ ۡدرِ ةِأ ۡم ِرهِۖۡۦ‬
mengingkari (nikmat).”19

ۡ َ ۡ ُ َ َّ َ ۡ َ َ َ َ ۡ َ‫ب َو ۡٱۡل‬ ّ َ ‫اد ِف ۡٱى‬


ُ َ َۡ ََ َ
٢٬ ‫َو َشخ َر ىس ًُ ٱۡلُ َه ٰ َر‬ ‫ج أيۡدِي‬ ‫د ِر ةٍِا نصت‬ ِ ِ ‫ظٓر ٱىفص‬
َ ۡ َ ۡ ُ َّ َ َ ْ ُ َ َّ َ َۡ َُ
Artinya: ‫ج ُػٔن‬ ِ ‫اس َِلُذِيلًٓ بػض ٱَّلِي غ ٍِئا ىػيًٓ ير‬ ِ َّ‫ٱنل‬
“ Allah-lah yang Telah menciptakan langit
ُ َ َ َ َ َ ْ ُ َ َۡ ْ ُ ُۡ
dan bumi dan menurunkan air hujan dari ‫ۡرض ـٱُظ ُروا ن ۡيؿ َكن عٰلِ َتث‬ ِ ‫ِۡيوا ِِف ٱۡل‬ ‫ كو ش‬٤١
ََ ۡ َ َ َ َُۡ
langit, Kemudian dia mengeluarkan
ًِۡ ‫ ـأك‬٤٢ ‫ِني‬ َ ‫َث ًُْ ٌُّ ۡۡشك‬ َُ‫ز‬ ‫ِيَ ٌَِ رتو ُۚ َكن أ‬ َ ‫َّٱَّل‬
dengan air hujan itu berbagai buah- ِ
َ َّ َّ ۡ َ
buahan menjadi rezki untukmu; dan dia
‫ِت يَ ۡٔم َّل َم َرد َُلۥ‬ َ ِ ‫م ل ِّلِيَ ٱىۡ َل ّي ِ ًِ ٌَِ َر ۡتو أن يَأ‬ َ َ ۡ َ
ٓ‫وج‬
Telah menundukkan bahtera bagimu ِ ِ
َ َّ
supaya bahtera itu, berlayar di lautan
٤٣ ‫ٌ ََِ ٱّلِلِۖۡ يَ ۡٔ ٌَئ ِ ٖذ يَ َّص َّد ُغٔن‬
dengan kehendak-Nya, dan dia Telah
menundukkan (pula) bagimu sungai- Artinya:
sungai.”18 “ Telah nampak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan Karena perbuatan tangan
manusi, supay Allah merasakan kepada
Ketiga, ayat-ayat yang menjelaskan
mereka sebahagian dari (akibat)
tentang kerusakan lingkungan, manusia yang
sering tidak memperhatikan lingkungan, sikap perbuatan mereka, agar mereka kembali
manusia yang sering bertindak sewenang- (ke jalan yang benar). Katakanlah:
wenang dan bahkan kerusakan lingkungan Adakanlah perjalanan di muka bumi dan
tersebut sebenarnya adalah akibat dari perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang terdahulu. kebanyakan
16
Lihat Al-Quran surah Al-Nahl/16: 79 dari mereka itu adalah orang-orang yang
17
Lihat Al-Quran surah Thaha/20: 53
18 19
Lihat Al-Quran surah Ibrahim/14: 32 Lihat Al-Quran Surah Al-Baqarah/2: 22

P a g e | 18
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

َ ْ ُ َ ْ ُ َ َ َّ َ ُّ َ َ
mempersekutukan (Allah). Oleh Karena ًۡ ‫ج ٌَا ن َص ۡب ُخ‬ َ
ِ ٰ‫ِيَ َءاٌِ ٓٔا أُفِلٔا ٌَِ َغ ّيِب‬ ‫يأحٓا ٱَّل‬ ٰٓ
itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama
َ َ ۡ ْ ُ َّ َ َ َ َ َ ۡ ّ ُ َ َ ۡ ۡ َ ٓ َّ َ
yang lurus (Islam) sebelum datang dari ‫ٱۡلتِيد‬ ‫ۡرض وَّل تئٍٍا‬ٖۖ ِ ‫ومٍِا أخ َرجِا ىسً ٌ ََِ ٱۡل‬
Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak ْ ُ ۡ ُ َ ٓ َّ ُ ََۡ َ ُ ُ ُۡ
(kedatangannya): pada hari itu mereka ِّۚ ‫خذِيِّ إَِّل أن تؾ ٍِظٔا ذِي‬ ِ ‫بَٔٔا‬
ِ ً‫ٌِِّ حِفِلٔن ولصخ‬
terpisah-pisah”20.
٢٦٧ ‫ِيد‬ٌ ‫ن ََح‬ َ َّ ‫ٱغيَ ٍُ ٓٔا ْ أَ َّن‬
ٌّ ‫ٱّلِل َؽ‬ ۡ َ
‫و‬
َۡ َّ َ ِ
َ َ ‫ۡرض َِلُ ۡفص َِد ذ‬
‫ِيٓا َو ُي ۡٓي ِم‬ ِ ‫َع ِِف ٱۡل‬ ٰ َ ‫ِإَوذا حَ َٔ َّٰل َش‬ Artinya:
َ َ ۡ ُّ ُ َ ُ َّ َ َ ۡ َّ َ َ ۡ َ ۡ
٢٠٥ ‫ِب ٱىف َصاد‬
“Hai orang-orang yang beriman,
‫ٱۡلرث وٱىنصو ُۚ وٱّلِل َّل ُي‬ nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
Artinya: dari hasil usahamu yang baik-baik dan
“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia sebagian dari apa yang kami keluarkan
berjalan di bumi untuk mengadakan dari bumi untuk kamu. dan janganlah
kerusakan padanya, dan merusak tanam- kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
tanaman dan binatang ternak, dan Allah menafkahkan daripadanya, padahal kamu
tidak menyukai kebinasaan.”21 sendiri tidak mau mengambilnya

ۡ ُ‫ أَن َّر َءاه‬٦ ‫َغ‬


melainkan dengan memincingkan mata
َ ٰ َ ۡ َّ ٓ َّ َ
ٰٓ َ ‫ٱش َخ ۡؾ‬
٧ ‫ن‬ ٰٓ َ ‫نس ََ َلَ ۡػ‬‫ٱۡل‬
ِ ‫ّلَك إِن‬
terhadapnya. dan Ketahuilah, bahwa Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”24

ْ ۡ َ ۡ َ َّ َ َ َ ۡ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ٓ َ َّ َ
Artinya: ‫ أَّل تػؾٔا ِِف‬٧ ‫زيان‬ ٍِ ‫وٱلصٍاء رذػٓا ووطع ٱل‬
ْ ُ ُۡ ََ ۡ َ ۡ ْ ُ ََ َ ۡ
‫ِئٍا ٱل َٔ ۡزن ةِٱىلِ ۡص ِع وَّل َّت ِِسوا‬
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia
benar-benar melampaui batas, Karena dia ‫ وأر‬٨ ‫ان‬ ِ ‫ٱل ٍِزي‬
َ َ َۡ
ِ َُ‫ۡرض َو َط َػ َٓا ل ِۡل‬ َ َۡ َ َ َ ۡ
‫ِيٓا فٰه َِٓث‬
melihat dirinya serba cukup.”22
‫ ذ‬٪ ‫ام‬ ‫ وٱۡل‬٩ ‫زيان‬ ٍِ ‫ٱل‬
ۡ َ ۡ ُ ‫َوٱنلَّ ۡخ ُو َذ‬
ِ ٍَ ‫ز‬
Keempat, ayat-ayat yang
menjelaskan agar manusia menjaga ٫ ‫ام‬ ‫ات ٱۡل‬
makanan, menjaga lingkungan dan Artinya :
memberikan keseimbangan terhadap “Dan Allah Telah meninggikan langit dan
ekosistem jagad raya ini, antara lain dia meletakkan neraca
sebagai berikut: (keadilan/keseimbangan). Supaya kamu
َ‫بأ َ ٌ ِِۡ ُٓ ًۡ َنٍا‬
َّ َ َ‫ِيَ َّٱت َت ُػٔا ْ ل َ ۡٔ أَ َّن َنلَا َن َّر ٗة َذ َِت‬
َ ‫َوكَ َال َّٱَّل‬
jangan melampaui batas tentang neraca
itu. Dan Tegakkanlah timbangan itu
َ ۡ َ ُ َّ ُ ُ َ ٰ َ َ َّ ْ ُ َّ َ َ
‫ٱّلِل أغ َمٰي ُٓ ًۡ َخ َص َر ٰ ٍت‬
dengan adil dan janganlah kamu
ًِٓ‫تبءوا ٌِِاۗ نذل ِم ي ِري‬ mengurangi neraca itu. Dan Allah Telah
َ ‫خٰرج‬ َ ُ َ َ ۡ َۡ َ
١٦٧ ِ‫ني ٌ ََِ ٱنلَّار‬
meratakan bumi untuk makhluk(Nya). Di
ِ ِ ِ ‫غيي ًِٓۖۡ وٌا ًْ ة‬ bumi itu ada buah-buahan dan pohon
Artinya: kurma yang mempunyai kelopak
25
“Hai sekalian manusia, makanlah yang mayang.”
halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan; Karena
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagimu.”23

20
Lihat Al-Quran Surat al-Ruum/30: 41-43
21
Lihat Al-Quran surah Al-Baqarah/2: 205
22 24
Lihat Al-Quran Surah Al-‗Alaq/96 : 6-7 Lihat Al-Quran surah Al-Baqarah/2: 267
23 25
Lihat Al-Quran surah Al-Baqarah/2: 167 Lihat Al-Quran surah Al-Rahman/55: 7-11

P a g e | 19
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

َ َ َّ ‫سً ٌَّا ِف‬ ُ َ َ َّ َ َ َّ َّ َ ْ ۡ َ َ ۡ َ َ


‫ت َو ٌَا‬ ِ ٰ ‫ٱلصمٰن‬ ِ ‫ألً حروا أن ٱّلِل شخر ى‬ David Tacey27, bahkan menganggap
ٗ ُ َۡ َ َ َ ۡ ََ ِ َ ۡ
perlunya revolusi spiritual dalam
ۗ ‫س ًۡ ُ َِػ ٍَ ُّۥ َظٰ ِٓ َر ٗة َو َباغ َِِث‬ ‫ِِف ٱۡلۡرض وأشتؼ غيي‬ menyelamatkan alam dan linkungan hidup,
ٗ ُ َ ۡ ۡ َ َّ ُ َ ُ َ
‫ۡي غِي ٖم َوَّل ْدى‬ ِ َّ‫َوٌ ََِ ٱنل‬
bahkan menurutnya, saat ini lingkungan
ِ ‫اس ٌَ يجٰدِل ِِف ٱّلِلِ ةِؾ‬ hidup sudah pada tahap crisis (emergence)

٢٠ ‫ِۡي‬ ُّ ٰ‫َو ََّل ن َِت‬ spiritual dan kemudian ia menawarkan


ٖ ٌِ ‫ب‬ ٖ penerapan konsep eco-spirituality28.
Artinya: Menurutnya perlu mengubah paradigma
“Tidakkah kamu perhatikan sosial (The Social Crisis of Meaning)
Sesungguhnya Allah telah menundukkan tentang alam dan lingkungan ini dan
untuk (kepentingan)mu apa yang di langit pembaharuan spritualitas alam (Nature and
dan apa yang di bumi dan Spiritual Renewal). Paradigma baru
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya tersebut antara lain dengan menambah
lahir dan batin. dan di antara manusia ada aspek kecintaan manusia kepada alam
yang membantah tentang (keesaan) Allah (Falling in Love with the World),
tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan kemudian menumbuhkan kesadaran serta
tanpa Kitab yang memberi penerangan.”26 menjadikan alam dan lingkungan sebagai
titipan anak cucu kita, bukan warisan dari
nenek moyang kita. Dan pada titik
C.RE-INTERPRETASI SPIRITUAL akhirnya adalah memasukkan nilai
LINGKUNGAN spiritual dalam kajian aspek lingkungan
Paradigma pemikiran manusia hidup manusia, di mana agama memiliki
dewasa ini yang menganggap bahwa alam peranan yang sangat dominan29.
dan lingkungan hidup adalah harta Syed Hossein Nasr yang terkenal
berlimpah yang disediakan sebesar- dengan gagasannya tentang a sacred
besarnya untuk kepentingan kemakmuran science atau sains yang sakral,
dan kesejahteraan manusia, sehingga alam menerangkan bahwa berdasarkan
dengan seluruh isinya dieksplorasi dan pengetahuan profetis Islam, maka Islam
dimanfaatkan dengan berbagai cara dan menganjurkan penganutnya untuk tidak
teknologi, kemudian cenderung melewati menaklukkan alam, dalam arti
batas dan mengabaikan aspek mengeksplorasi sumber daya alam secara
keterpeliharaan dan keberlanjutan brutal. Namun manusia dapat
lingkungan dan merusak sumber daya alam memanfaatkan sumber daya alam sesuai
lingkungan itu sendiri. Akibatnya terjadi dengan perintah Allah. Dalam konteks ini
kerusakan-kerusakan lingkungan yang Nasr mengkritisi modernisme yang
sudah sampai pada titik yang sangat menurutnya memiliki ambisi untuk
mengkhawatirkan. Kemajuan ilmu menguasai alam, dan hal itu hanya akan
pengetahuan dan teknologi yang di satu berakhir pada krisis lingkungan.30 Artinya
sisi menjadi alat bagi kemudahan dan harus ada re-sakralisasi alam yang berbasis
kemakmuran manusia, tetapi di sisi lain pada nilai-nilai dan tradisi spiritualitas
menjadi momok yang paling menakutkan keagamaan. Hal ini dimaksudkan untuk
yang dapat menghancurkan masa depan
27
manusia pula. David Tacey. The Spirituality Revolution, The
Oleh karena itu, perlu adanya Emergence of Contemporary Spirituality. (New
penafsiran ulang terhadap pemahaman York: Brunner-Routledge, 2004)
28
David Tacey. The Spirituality Revolution. 169
keagamaan tentang lingkungan hidup 29
Baca lebih lanjut David Tacey. The
dengan memasukkan nilai-nilai spiritual. Spirituality Revolution. 183-191 dalam sub bab
What Can Religion Do?
30
Lihat dalam Muzaffar Iqbal, Science and
26
Lihat Al-Quran surah Luqman/31: 20 Islam (London: Greenwood Press, 2007).

P a g e | 20
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

mendekonstruksi sains modern yang cinta untuk dikenal, karena cinta inilah
bersifat sekuler, yang memposisikan Tuhan menghadapkan kehendak-Nya
Tuhan sebagai redundant hypothesis dan untuk bertajalli> pada alam, dan atas dasar
memperlakukan alam sebagai objek dan cinta pula kembalinya semua manifestasi
benda mati yang dapat saja dieksploitasi kepada esensinya yang semula dan hakiki,
tanpa batas.31 Tuhan tidak dapat didefenisikan, karena
Pada tataran spiritual ini juga, sebuah defenisi akan terdiri dari genus dan
sebenarnya Islam sudah memiliki nilai- differensia. Dan apabila Tuhan
nilai eco-spirituality yang termuat di didefenisikan, ia tidak akan menjadi Tuhan
dalam kitab suci Al-Quran sebagaimana lagi karena sudah dibatasi oleh defenisi
ayat-ayat yang telah dikemukakan, dan yang diberikan. Oleh karena itu ia
dalam pemikiran para filosof Muslim mengemukakan tentang konsep tanzi>h
tentang kosmology seperti Ikhwan al- (transcenden) dan tashbi>h (immanen).
Shafa32, yang memandang bahwa manusia Tuhan tanzi>h pada Zat-Nya yang mutlak,
(sebagai mikrokosmos) dan alam (sebagai dan tashbi>h dalam penampakannya. Dari
makrokosmos) merupakan dua makhluk segi Zat-Nya Tuhan berbeda sama sekali
yang tidak bisa dipisahkan dan harus saling dengan alam, tetapi dari segi asma‘ dan
menjaga, etika lingkungan yang diajarkan sifat-sifatnya yang termanifestasi dalam
oleh Ikhwan al-Shafa merupakan satu di alam, Tuhan menampakkan diri-Nya,
antara sekian banyak nilai-nilai eco- memperkenalkan Diri-Nya karena cinta-
spirituality yang ditemui dalam pemikiran Nya melalui alam. Oleh karena itu
Islam. mencintai alam berarti mencintai Tuhan,
Di samping itu nilai-nilai eco- dan apabila mencintai Tuhan harus pula
spirituality Islam banyak ditemui dalam mencintai alam.
ilmu tasawuf dan pemikiran para Sufi Dalam upaya mendukung
Islam yang memang mengkaji wilayah paradigma spiritualitas lingkungan ini,
spiritual Islam seperti Ibn al-‗Arabi. maka umat Islam harus melihat alam dan
Konsep-konsep metafisis Ibn al-‗Arabi>, lingkungan hidup secara keseluruhan
yang berisi wuju>d, tajalli Tuhan, entitas- sebagai nikmat dan anugerah Allah SWT
entitas aktual (al-a‟ya>n al-tsa>bitah), yang wajib disyukuri, dengan menjaga
tashbi>h dan tanzi>h Tuhan, serta alam kelestariannya dan tidak merusak alam
makrokosmos dan mikrokosmos yang dengan semena-mena, termasuk eksplorasi
antara lain termuat dalam karyanya yang yang tidak memperhatikan aspek
sangat monumental adalah futu>h}at al- kelestarian dan keberlanjutannya. Umat
Makkiyyah33 dan Fus}us} al-H{ika>m34. Islam juga harus melihat alam semesta ini
Konsep tajalli> ibn al-‗Arabi didasarkan sebagai amanah yang diberikan oleh Allah
oleh konsepnya tentang cinta, atas dasar SWT untuk dijaga, dimuliakan dan
cinta Tuhan bertajalli> pada alam, Dia dicintai. Harus pula ada interpretasi ulang
dari bahasa ―menaklukkan‖ menjadi
31 bahasa ―melestarikan‖ sebagaimana
Abdul Quddus. Islam menjawab Krisis
Lingkungan. dalam Jurnal The School, For umumnya difahami dari ayat Al-Quran;
ْ ُ ُ َ َ ۡ ‫ٱۡل َّ َو ۡٱۡلنس إن‬ ۡ َ َ َۡ َ
َِۡ ٌ ‫ٱش َخ َػ ۡػ ُخ ًۡ أن حِفذوا‬
Advanced Research, Vol. 3. No. 3/Maret 2011. SPS
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫يٍٰػۡش‬
َّ َ ُ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َۡ َ َۡ
32
Baca lebih lanjut Ikhwan as-Shafa. Rasa>‟il
‫ۡرض ـٱُفذ ُۚوا َّل حِفذون إَِّل‬ ِ ‫ت وٱۡل‬ ٰ َ ٰ َ َّ َ
Ikhwa>n al-S}afa> (Vol. I-IV). (Beirut: Dar Sadir,
ِ ‫أرػارِ ٱلصمن‬
ۡ
1957). Dan Ikhwan as-Shafa. Al-Risa>lah al-
٢‫ب ِ ُصي َطٰ َٖ ٭‬
Ja>mi‟ah, (Vol. 1-2). (Beirut: Dar Sadir, 1974).
33
Baca Ibn al-‗Arabi, Muhy al-Din. futu>h}at
al-Makkiyyah. (Beirut: Dar Sadir, 2004)
34
Baca Ibn al-‗Arabi, Muhy al-Din. Fus}us} al-
H{ika>m. (Beirut: Dar Sadir, 2004)

P a g e | 21
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

Artinya: lingkungan yang komprehensif dan


“Hai sekalian jin dan manusia, jika kamu universal.37
sanggup menembus (melintasi) penjuru Di dalam Islam, fungsi
langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu kekhalifahan manusia yang oleh malaikat
tidak dapat menembusnya kecuali dengan ―sempat‖ diperdebatkan, menggambarkan
kekuatan (ilmu pengetahuan).”35 betapa manusia ditempatkan sebagai
pemimpin, pengatur dan pemelihara
Nawal Ammar yang menulis kelestarian serta keberlanjutan alam ini.
tentang Islam and Deep Ecology, antara Umat Islam tentu sepakat bahwa
lain menyebutkan bahwa terjadi mis- ―persepsi‖ dan ―ramalan‖ malaikat yang
konsepsi (misconceived) dan mis- menyebutkan manusia sebagai ―biang‖
interpretasi (misinterpreted) di kalangan kerusakan di muka bumi ini adalah tidak
umat Islam dalam memahami hubungan benar. Dialog antara Allah SWT dan
antara agama dan ecology, oleh karena itu malaikat yang diabadikan dalam Al-Quran
pada dekade terakhir abad ke 20, harus dijawab oleh manusia dengan
dipandang perlu adanya teologi baru (new menjadi penjaga bumi, bukan perusak
theology) atau reformasi pemahaman bumi. Karena pada hakikatnya, manusia
agama dalam menyusun sebuah visi baru sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi
mengenai ecology yang ia namakan berarti manusia diberi kepercayaan dan
sebagai alam atau bumi baru (new earth). amanah oleh Allah SWT untuk mengelola
Bahwa bumi ini adalah ciptaan Tuhan, dan bumi ini dengan baik, itulah sebenarnya
segala ciptaan Tuhan itu harus dipelihara, maksud ayat Allah SWT;
dimuliakan dan disayangi, menyayangi
َۡ ّ َ َ َ ۡ َ ُّ َ َ َ ۡ
ِ ‫لئِهثِ إ ِ ِّن َجاغِو ِِف ٱۡل‬ ٰٓ ٍ‫ِإَوذ كال ربم ل ِي‬
bumi berarti juga menyayangi Tuhan dan
‫ۡرض‬
ۡ َ َ ْ ٓ ُ َ ۡۖ ٗ َ َ
merusak bumi juga berarti tidak
menyayangi Tuhan, dan ia mengajukan ُ
‫ِيٓا َوي َ ۡصفِم‬ َ ‫َت َػ ُو ذ‬
َ ‫ِيٓا ٌََ ُح ۡفص ُِد ذ‬ ‫خي ِيفث كالٔا أ‬
premis, “everything on earth is created by
َ َ ُ ّ َُ َ َ ۡ َ ُ ّ َُ ُ َۡ َ َٓ َ ّ
ٓ ِّ ِ ‫م ۖۡ كَ َال إ‬
God, every thing that God creates reflects ‫ّن‬ ‫ٱَّلٌِاء وَنَ نصتِح َِبٍدِك وجلدِس ل‬
َ َ َ َ َۡ َ
٢٪ ‫أغي ًُ ٌَا َّل ت ۡػي ٍُٔن‬
His sacredness, and that every thing on
earth worships the same God”36
Peranan agama dalam menjalankan Artinya:
fungsi spiritualnya menjaga lingkungan, Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
merupakan langkah yang harus kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku
dioptimalkan, karena jika tidak, maka hendak menjadikan seorang khalifah di
agama akan berada dalam wilayah ―gelap‖. muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Padahal agamalah yang diharapkan dapat Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
menjaga dan mempersiapkan lingkungan bumi itu orang yang akan membuat
untuk masa depan, yang bukannya kerusakan padanya dan menumpahkan
berkurang dan semakin rusak, tetapi darah, padahal kami senantiasa bertasbih
harusnya bertambah dan semakin lestari, dengan memuji Engkau dan mensucikan
dengan menerapkan ajaran-ajaran agama Engkau?" Tuhan berfirman:
dan nilai-nilai spiritual agama dan etika "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui."38

35
Lihat Al-Quran Surah Al-Rahmaan/55: 33 Sebagaimana diungkapkan oleh M.
36
Lihat Nawal Ammar. Islam and Deep
37
Ecology. dalam David Landill Barhill & Roger S. Baca Bron Taylor. Dark Grees Religion,
Gottelieb. Deep Ecology And World Religion, New Nature Spirituality and the Planetary Future.
Essays on Sacred Ground. (New York: New York (London: University of California Press, 2010).
38
University Press, 2001). 193 Lihat Al-Quran Surah Al-Baqarah/2: 30

P a g e | 22
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

Quraish Shihab, bahwa sebagai khalifah interaksi antara manusia dengan


Allah di muka bumi, manusia dikehendaki lingkungannya, yaitu menjaga
dapat menjalin hubungan baik dengan keharmonisan hubungan yang prinsipnya
alam dan juga sesamanya, bukan dalam menjadi tujuan semua nilai etis ataupun
pola hubungan antara penakluk dan yang agama.41
ditaklukkan atau antara tuan dan hamba, Spiritualitas Al-Quran mengenai
namun hubungan kebersamaan dalam alam dan lingkungan ini, juga
ketundukan kepada Allah SWT. menggambarkan bagaimana interaksi
Mengingat kemampuan manusia dalam manusia dengan lingkungannya dapat
mengelola alam bukan sebagai akibat dari memberikan keuntungan dan kemanfaatan
kekuatan yang mereka miliki, namun antara kedua belah pihak, manusia
merupakan anugerah Allah SWT terhadap diuntungkan dengan memanfaatkan alam
manusia.39 Hal ini tergambar dalam ayat dan lingkungannya, dan lingkungan juga
Al-Quran; diuntungkan dengan sikap dan etika

ََ ََ َ َ ۡ َ
pelestarian lingkungan yang diterapkan
ََِ ٌ ‫ُزل‬ َ َ َّ ‫ٱّلِل َّٱَّلِي َخيَ َق‬
ُ َّ
‫ت وٱۡلۡرض وأ‬ ِ ٰ ‫ٱلصمٰن‬
oleh manusia. Semakin baik interaksi

ُ َّ ٗ ۡ َ ۡ َ َ ٓ َ ٓ َّ
antara manusia dengan Tuhan, interaksi
َّ
ًۡۖۡ ‫ت رِزكا ىس‬ ِ ٰ ‫ٱلص ٍَاءِ ٌا ٗء ـأخ َرج ةِِّۦ ٌ ََِ ٱثل ٍَ َر‬ antara manusia dengan sesama manusia
َ ۡ َ ۡ ُۡ ُ َ َّ
‫َو َشخ َر ىس ًُ ٱىفيم ِلِ َ ۡجرِ َي ِِف ٱۡلَ ۡدرِ ةِأ ۡم ِرهِۖۡۦ‬
dan interaksi antara manusia dengan alam
lingkungannya, maka secara spiritual
ۡ َ ۡ ُ َ َّ
٢٬ ‫َو َشخ َر ىس ًُ ٱۡلُ َه ٰ َر‬
difahami akan semakin banyak yang
manusia dapatkan dari manfaat alam dan
Artinya: lingkungannya, dan semakin dekat pula
“Allahlah yang telah menciptakan langit manusia dengan keridhaan Allah SWT,
dan bumi dan menurunkan air hujan dari sebagaimana ditegaskan oleh Al-Quran;
ٗ َ ٓ َ َ َ َ َّ َ َ ْ ُ ٰ َ َ ۡ َّ َ َ
langit, kemudian Dia mengeluarkan
dengan air hujan itu berbagai buah- ‫ٱىػرِيل ِث ۡل ۡشل ۡي َجٰ ًُٓ ٌَّا ًء ؽ َدكا‬ ‫وأىِٔ ٱشخقٍٔا لَع‬
buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia
telah menundukkan bahtera bagimu ١٦
supaya bahtera itu berlayar di lautan Artinya:
dengan kehendak-Nya, dan Dia telah Dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap
menundukkan (pula) bagimu sungai- berjalan lurus di atas jalan itu (petunjuk-
sungai”.40 petunjuk Allah SWT), benar-benar kami
Karena itu, Quraish Shihab akan memberi minum kepada mereka air
menambahkan, kekhalifahan menuntut yang segar (rezki yang banyak).42
adanya interaksi antara manusia dengan
sesamanya dan alam secara harmonis Islam menekankan bahwa Allah
sesuai dengan petunjuk-petunjuk Ilahi SWT mengajarkan manusia sebagai
yang tertera dalam wahyu-wahyu-Nya. khalifah untuk tidak hanya memikirkan
Namun tentu saja dibutuhkan kreativitas kepentingan dirinya sendiri, kelompok atau
manusia dalam memahami wahyu yang bangsanya saja, tetapi ia harus berfikir dan
diarahkan sesuai dengan perkembangan bersikap untuk kemaslahatan semuanya.
dan situasi lingkungan yang ada. Dan Manusia dituntut untuk menghormati
menurutnya, inilah prinsip pokok landasan semua proses alam, baik yang sudah ada
maupun yang sedang tumbuh. Etika Al-
39
M. Quraish Shihab. “Membumikan” al-
41
Qur‟an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam M. Quraish Shihab. “Membumikan” al-
Kehidupan Masyarakat. (Bandung: Mizan, 1992), Qur‟an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam
295. Kehidupan Masyarakat. 295.
40 42
Lihat Al-Quran surah Ibrahim/14: 32 Lihat Al-Quran surah Al-Jin/72: 16

P a g e | 23
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

Quran terhadap alam mengantarkan Begitu pula spiritualitas lingkungan


manusia untuk bertanggung jawab yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad
terhadap kelestarian alam, dan tidak SAW sebagai rahmatan li al-„alamin,
melakukan perusakan, tidak ada istilah di prinsip ini merupakan prinsip universalitas
dalam Islam bahwa manusia menaklukkan Islam, bahwa risalah Islam ditujukan untuk
atau menundukkan alam, karena menurut semua umat, segenap ras dan bangsa serta
Quraish Shihab, istilah itu muncul dari untuk semua lapisan masyarakat. Ia bukan
pandangan mitos Yunani yang risalah untuk bangsa tertentu yang
beranggapan bahwa benda-benda alam beranggapan bahwa dialah bangsa yang
merupakan dewa-dewa yang memusuhi terpilih, dan karenanya semua manusia
manusia sehingga harus ditaklukkan43, harus tunduk kepadanya. Risalah Islam
Allah SWT mengecam setiap sikap adalah hidayah Allah untuk segenap
perusakan bumi ini, bahwa setiap manusia dan rahmat-Nya untuk semua
perusakan terhadap lingkungan harus hamba-Nya, termasuk alam atau
dinilai sebagai perusakan pada diri lingkungan hidup. Manifesto ini termaktub
manusia sendiri. abadi dalam firman-Nya:

َ َٰ ۡ َ َۡ ٓ َ َ
َ ۡ ‫م إ ََّّل َر‬
َ ٍَ‫َح ٗث ّى ِۡي َعٰي‬
Manusia pada hakikatnya tidak
mencari kemenangan terhadap alam, tetapi ١٠٧ ‫ني‬ ِ ِ ‫وٌا أرشيج‬
mencari keselarasan. Karenanya tidak ada
kata menaklukkan dan menundukkan di Artinya:
dalam Islam, yang menundukkan alam "Dan tidak Kami utus engkau
adalah Allah SWT, manusia tidak (Muhammad) kecuali sebagai rahmah bagi
mempunyai kemampuan sedikitpun seluruh alam".45
kecuali terbatas kepada kemampuan yang Penegasan yang sama dijelaskan oleh
telah diberikan oleh Allah SWT Allah SWT dalam al-Quran Surah al-
kepadanya, dan manusia dan alam A‘râf/7 ayat 158:
keduanya harus tunduk kepada Allah
SWT, sehingga manusia dan alam harus ً ‫س ًۡ ََج‬ ُ ۡ َ َّ ُ ُ َ ّ ُ َّ َ ُّ َ ٰٓ َ ۡ ُ
dapat bersahabat. ‫ِيػا‬ ‫كو يأحٓا ٱنلاس إ ِ ِّن رشٔل ٱّلِل ِ إَِل‬
ُ َّ َ ٓ َ ِ َ ۡ َ ٰ َ ٰ َ َّ ُ ۡ ُ ُ َ َّ
َ ُ َ ْ ُ َۡ ُ ُ َٰ َ ْ ُ َ ۡ َ َٔ ْ ‫ۡرض َّل إِل ٰ َّ إَِّل‬ ٖۖ ‫ت وٱۡل‬ ِ ‫ٱَّلِي َلۥ ميم ٱلصمن‬
‫لَع ظ ُٓٔرِه ِۦ ث ًَّ حذن ُروا ُ ِۡػ ٍَث َر ّبِس ًۡ إِذا‬ ‫ى ِتصخٔۥا‬
َّ ّ‫م‬ ِّ ُ‫ب ۡٱۡل‬ّ َّ‫َٔل ِ ٱنل‬
ِ ‫ش‬
َّ ْ ُ َ ُ ُ َ
ُ ‫ٱّلِل ِ َو َر‬ ُۡ
َ َ َ َّ َ ‫ٱش َخ َٔ ۡي ُخ ًۡ َغيَ ۡيِّ َو َت ُلٔلُٔا ْ ُش ۡت‬
ۡ ِ ِِ ِ ‫ۡحۦ وي ٍِيجۖۡ فَٔٔأٌِِا ة‬
ِ ‫ي‬
‫حٰ ََ ٱَّلِي َشخ َر نلَا هٰذا‬ َ َ ُ َّ َ َّ َ َّ ۡ َّ
َ ‫َو ٌَا ُن َِّا َ َُلۥ ٌُ ۡلرج‬ ‫ٱَّلِي يُؤٌ َُِ ةِٱّلِل ِ َوَك َِمٰخِِّۦ َوٱحت ِ ُػٔهُ ى َػيس ًۡ ت ۡٓ َخ ُدون‬
١٣ ‫ِني‬ ِ
Artinya: ١٥٨
“Supaya kamu duduk di atas Artinya:
punggungnya, kemudian kamu ingat “Katakanlah „hai manusia sesungguhnya
nikmat Tuhanmu apabila kamu Telah aku adalah utusan Allah kepadamu semua,
duduk di atasnya; dan supaya kamu yaitu Allah yang mempunyai kerajaan
mengucapkan: "Maha Suci Tuhan yang langit dan bumi; tidak ada Tuhan selain
Telah menundukkan semua Ini bagi kami Dia, yang menghidupkan dan mematikan,
padahal kami sebelumnya tidak mampu maka berimanlah kamu kepada Allah dan
menguasainya.”44 Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman
kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-
43
M. Quraish Shihab. “Membumikan” al-
Qur‟an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat. 296
44 45
Lihat Al-Quran surah Azzukhruf/43: 13 Lihat Al-Quran surah al-Anbiya‘/21: 107

P a g e | 24
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, atau revival alam dan lingkungan yang
supaya kamu mendapat petunjuk”.46 sudah rusak. Hubungan ini merupakan
Dalam konteks etika ekologis yang kewajiban moral dan kewajiban spiritual
lebih nyata, kekhalifahan yang berdimensi setiap manusia, manusia hendaknya
etis ekologis, dapat dilihat dalam suri menjadikan alam dan lingkungannya di
tauladan yang telah ditunjukkan oleh Nabi dunia ini layaknya taman keindahan yang
Allah Muhammad yang membawa rahmat ia nikmati di syurga. Ini merupakan
bagi seluruh alam. Nabi misalnya refleksi dari nilai-nilai Tawhid yang
memberikan nama terhadap benda-benda menjadi fondasi utama ajaran Islam, dari
yang tidak bernyawa yang dimilikinya, persfektif Tawhid, harus difahami secara
karena ia memahami bahwa dengan totalitas dan kompleksitas bahwa Islam
demikian maka akan mengesankan benda- adalah agama yang sangat resfect terhadap
benda tersebut memiliki kepribadian, alam dan lingkungan, dan oleh karena itu
sehingga pihak lain yang berhubungan Islam juga menurutnya sangat
akan cenderung bersikap baik dan mengedepankan perspektif tersebut yang ia
bersahabat, sebagaimana seharusnya ia sebut sebagai a deep relational perspective
bersikap terhadap benda-benda yang on natural and social ecology.
bernyawa. Artinya sejak dini Nabi telah Dengan pendekatan Tawhid pula49,
mengajarkan kepada umatnya untuk dapat Islam menempatkan umatnya sebagai
menghargai benda-benda alam sekecil makhluk Allah SWT yang dipercaya oleh
apapun itu, hal ini adalah bagian dari etika Allah SWT untuk mengelola alam dan
Islam terhadap alam, yang pada gilirannya lingkungan ini sebaik-baiknya, dan Allah
akan mengantarkan manusia dapat SWT memberikan amanah tersebut karena
bertanggung-jawab terhadap kelestarian hanya manusia yang menyanggupi dan
alam. Dalam hal ini Nabi telah menerima amanah tersebut, karena alasan
menggariskan: ―Tiada kebaikan dalam tersebut, maka manusia kemudian harus
pemborosan… dan gunakanlah air berjuang melaksanakan trust tersebut.
secukupnya, cukup membasuh anggota Tetapi kemudian manusia banyak yang
wudhu tiga kali, walaupun engkau tidak melaksanakan amanah tersebut,
berwudhu di sungai yang mengalir… sehingga Allah SWT menggolongkan
sungguh orang yang boros adalah saudara mereka sebagai golongan yang zhalim dan
setan‖.47 bodoh. Zhalim karena diamanahkan
Di dalam Islam, demikian Nawal menjaga tetapi justru merusak alam dan
Ammar48, hubungan (relationship) dan lingkungannya, bodoh karena dengan
interaksi antara manusia dan alam merusak alam dan lingkungan tersebut,
lingkungannya merupakan hubungan berarti sebenarnya manusia merusak
spiritualitas rasional yang menggambarkan kehidupan mereka sendiri. Sebagaimana
nilai-nilai kedamaian alam, keindahan, ۡ َ َۡ
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran;
َ َ َّ ‫لَع‬ َ َ َ َ َ َ ۡ َ ۡ َ َ َّ
tanggung jawab moral dalam menjaga ‫ٱۡل َتا ِل‬
ِ ‫و‬ ‫ۡرض‬ِ ‫ت َوٱۡل‬ِ ٰ ‫ٱلصمٰن‬ ‫إُِا غرطِا ٱۡلٌاُث‬
ٰ َ ‫ٱۡل‬
ۡ َََ َ َۡ َ ۡ َ ۡ َ ََۡ َۡ َ َ َََۡ
َ
َُۡۖ ‫نس‬ ‫َحي َٓا‬
lingkungan, perlindungan dari setiap
kerusakan dan kehancuran lingkungan, dan ِ ‫ـأبني أن ُي ٍِيِٓا وأطفلَ ٌِِٓا و‬
ٗ ٗ ُ‫إَُّ ُّۥ ََك َن َظي‬
٧٢ ‫ٌٔا َج َُّٓٔل‬
pembangunan serta penghijauan kembali
ِ
46
Lihat Al-Quran surah al-A‘râf/ 7: 158
47
Lihat M. Quraish Shihab. “Membumikan” al- 49
Qur‟an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Baca lebih lanjut Nawal Ammar. Islam and
Kehidupan Masyarakat. 297. Deep Ecology. dalam David Landill Barhill &
48
Nawal Ammar. Islam and Deep Ecology. Roger S. Gottelieb, Deep Ecology And World
dalam David Landill Barhill & Roger S. Gottelieb. Religion. 198
Deep Ecology And World Religion. 194

P a g e | 25
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

Artinya: Kerusakan Lingkungan, dan (4) Fatwa


“Sesungguhnya kami Telah MUI nomor : 30 tahun 2016 tentang
mengemukakan amanat kepada langit, Hukum Pembakaran hutan dan Lahan serta
bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya Pengandaliannya.
enggan untuk memikul amanat itu dan Majelis Ulama Indonesia
mereka khawatir akan mengkhianatinya, umpamanya, menyatakan "haram" bagi
dan dipikullah amanat itu oleh manusia. umat Islam, yang sengaja menyebabkan
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan kebakaran hutan atau lahan perkebunan:
amat bodoh.”50 "Al-Quran menyatakan bahwa kita tidak
Dalam tradisi spiritual Islam diperbolehkan untuk merusak lingkungan.
sebagai practical norms, Islam Dan pembakaran hutan menyebabkan
menerapkan etika praktis dalam hubungan kerusakan tidak hanya bagi lingkungan,
manusia dengan lingkungannya dengan tetapi juga untuk kesehatan masyarakat –
konsep harmoni antara Tuhan, manusia hingga negara tetangga," ujar Huzaimah
dan alam. Dan Islam mengenalkan Tahido Yanggo‖, Anggota Komisi fatwa
berbagai aturan substantif syari‘ah yang MUI Pusat.51
berhubungan dengan lingkungan. Aturan- Jika kita perhatikan dengan
aturan ini dapat ditemukan di berbagai seksama, beberapa point penting yang
kitab fiqh dengan cakupan tema, antara disebutkan dalam Fatwa MUI tersebut
lain: menghidupkan lahan kosong (ih}ya‟ antara lain:52
al-mawa>d), kawasan dilindungi (h}ima), 1. Melakukan pembakaran hutan dan lahan
penggunaan air untuk irigasi dan sumber yang dapat menimbulkan kerusakan,
pangan (shirb), sewa lahan (ija>rah), pencemaran lingkungan, kerugian
pemeliharaan (nafaqah), hukum memburu orang lain, gangguan kesehatan dan
dan menyembelih (sayd wa dzaba>‟ih), dampak buruk lain, hukumnya haram.
harta benda (milk wa ma>l), transaksi 2. Memfasilitasi, membiarkan, dan atau
ekonomi (buyu‟), perdamaian (shulh), mengambil keuntungan dari
tanah wakaf (awqa>f) dan lain-lain pembakaran hutan dan lahan
sebagaimana dimaksud pada angka
D. FATWA MUI TENTANG satu, hukumnya haram.
LINGKUNGAN HIDUP 3. Melakukan pembakaran hutan dan lahan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagaimana dimaksud pada angka
merupakan salah satu lembaga yang satu, merupakan kejahatan dan
memiliki perhatian yang cukup intens pelakunya dikenakan sanksi sesuai
dalam upaya pelestarian lingkungan hidup, dengan tingkat kerusakan hutan dan
Peran penting MUI antara lain dengan lahan yang ditimbulkannya.
terbitnya Fatwa MUI yang khusus Pengendalian kebakaran hutan dan
memperhatikan persoalan lingkungan lahan sebagaimana dimaksud dalam
hidup. Di antara FATWA MUI dalam ketentuan umum hukumnya wajib.
masalah ini antara lain : (1) Fatwa MUI 5. Pemanfaatan hutan dan lahan pada
Nomor : 22 tahun 2011 tentang prinsipnya boleh dilakukan dengan
Pertambangan Ramah Lingkungan, (2) syarat-syarat sebagai berikut:
Fatwa MUI Nomor : 04 tahun 2014 a. Memperoleh hak yang sah untuk
tentang Pelestarian Satwa Langka Untuk pemanfaatan
Menjaga Keseimbangan Ekosistem, (3)
51
Fatwa MUI nomor : 41 tahun 2014 tentang https://www.dw.com/id/fatwa-mui-bakar-
Pengelolaan Sampah untuk Mencegah hutan-haram-hukumnya/a-19549338
52
Lihat Fatwa MUI nomor : 30 tahun 2016
tentang Hukum Pembakaran hutan dan Lahan serta
50
Lihat Al-Quran surah Al-Ahzab/33: 72 Pengandaliannya.

P a g e | 26
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

b. Mendapatkan izin pemanfaatan dari siyasah, iqtisodiyah, hingga fiqh biah yang
pihak yang berwenang sesuai membahas khusus terkait lingkungan yang
dengan ketentuan yang berlaku. lain. ―Perlu pemahaman, bahwasanya
c. Ditujukan untuk kemaslahatan masih banyak manusia demi mencari
d. Tidak menimbulkan kerusakan dan makan ujungnya lingkungan di rusak
dampak buruk, termasuk dengan bebagai cara,‖ sesalnya.
pencemaran lingkungan. ―Lingkungan ini tidak pernah berbuat jahat
6. Pemanfaatan hutan dan lahan yang tidak kepada manusia. Karena bencana alam
sesuai dengan syarat-syarat terjadi akibat ulah manusia sendiri. Alam
sebagaimana yang dimaksud pada itu adalah makhluk Allah yang tidak
angka lima, hukumnya haram. berjalan sendiri,‖ ujarnya.53
Kebakaran hutan dan kabut asap Demikian pula dengan Fatwa MUI tentang
terjadi setiap tahun di pulau Sumatera dan Pertambangan Ramah Lingkungan dan
Kalimantan selama musim kemarau. Fatwa MUI tentang Pengeloaan Sampah
Pembakaran dilakukan biasanya sebagai untuk mencegah kerusakan lingkungan.54
cara yang dianggap cepat dalam membuka dalam pertimbangan Fatwa MUI tentang
lahan perkebunan kelapa sawit. Kebakaran Pertamabangan Ramah Lingkungan
tahun 2015 merupakan salah satu insiden misalnya, MUI menyebutkan; (a) bahwa
terburuk yang efeknya bukan hana di manusia sebagai khalifah di bumi (khalifah
rasakan di Indonesia, namun juga Malaysia fi al-ardl) memiliki amanah dan tanggung
dan Singapura, dimana warganya ikut jawab untuk memakmurkan bumi seisinya;
tersedak asap selama berminggu-minggu. (b) bahwa bumi, air, dan kekayaan alam
Dan Alhamdulillah di dua Tahun terakhir yang terkandung di dalamnya, termasuk
kabakaran hutan dan kabut asap sudah barang tambang, merupakan karunia Allah
berkurang dan tertanggulangi. SWT yang dapat dieksplorasi dan
MUI juga mengeluarkan Fatwa dieksploitasi untuk kepentingan
tentang Pelestarian Satwa langka. Ketua kesejahteraan dan kemaslahatan
MUI Pusat Muhyiddin Junaidi masyarakat (mashlahah „ammah) secara
mengatakan, umat Islam sangat dianjurkan berkelanjutan. (c) bahwa dalam proses
menjadi rahmat untuk seluruh alam, eksplorasi dan eksploitasi sebagaimana
khususnya dalam menjaga ekosistem dimaksud huruf b wajib menjaga
lingkungan sekitarnya. ―Umat Islam kelestarian dan keseimbangan lingkungan
seharusnya menjadi rahmatan lil alamin, hidup agar tidak menimbulkan kerusakan
sesuai dengan ajaran agamanya,‖ ujarnya (mafsadah); dan (d) bahwa dalam
saat peluncuran dua buku berjudul prakteknya, kegiatan pertambangan
―Pelestarian Satwa Langka untuk seringkali menyimpang dan tidak
Keseimbangan Ekosistem‖ dan ―Khutbah memperhatikan dampak negatif, baik pada
Jum‘at Pelestarian Satwa Langka untuk aspek ekologi, eknomi, maupun sosial dan
Keseimbangan Ekosistem‖ di kantor MUI, budaya;
Jakarta, Jumat (22/12/2017).
Ia mengatakan, umat Islam harus
menjadi rahmat bagi seluruh makhluk, 53
https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/
bukan hanya bagi manusia. ―Tetapi seluruh read/2017/12/23/131296/mui-ingatkan-umat-islam-
makhluk yang hidup dengan sel yang di jaga-ekosistem-lingkungan.html lihat juga : Fatwa
muka bumi ini,‖ ujarnya. Muhyiddin pun MUI Nomor : 04 tahun 2014 tentang Pelestarian
Satwa Langka Untuk Menjaga Keseimbangan
menuturkan, bagi umat Islam, lingkungan Ekosistem
hidup adalah hal yang luar biasa. Sejak 54
Fatwa MUI Nomor : 22 tahun 2011 tentang
dikembangkannya ilmu keislaman berupa Pertambangan Ramah Lingkungan dan Fatwa MUI
fiqh, yang meliputi fiqh ibadah, muamalah, nomor : 41 tahun 2014 tentang Pengelolaan
Sampah untuk Mencegah Kerusakan Lingkungan

P a g e | 27
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

Dalam pertimbangan Fatwa MUI E. PENUTUP


tentang Pengelolaan Sampah, MUI Demikianlah Islam, agama yang
menyebutkan (a) bahwa manusia melalui Al-Quran mengajarkan nilai-nilai
diciptakan oleh Allah SWT sebagai spritualitas lingkungan kepada umatnya.
khalifah di bumi (khalifah fi al-ardl) untuk Alam dan lingkungan ini merupakan
mengemban amanah dan bertanggung nikmat yang dianugerahkan kepada
jawab memakmurkan bumi; (b) bahwa manusia, nikmat Allah SWT bagi umat
permasalahan sampah telah menjadi Islam wajib disyukuri, dengan mensyukuri
permasalahan nasional yang berdampak nikmat alam dan lingkungan ini, yakni
buruk bagi kehidupan sosial, ekonomi, dengan memelihara, melestarikan dan
kesehatan, dan lingkungan; (c) bahwa telah menyayanginya, niscaya Allah SWT akan
terjadi peningkatan pencemaran menambahkan kemanfaatan alam dan
lingkungan hidup yang memprihatinkan, lingkungan tersebut kepada manusia,
karena rendahnya kesadaran masyarakat sebaliknya apabila tidak disyukuri, yakni
dan kalangan industri dalam pengelolaan dengan merusak, mengeksploitasi tanpa
sampah dan menjaga kebersihan batas dan menghancurkan alam dan
lingkungan. lingkungannya, maka Allah SWT akan
Pertanyaan yang menggelitik menurunkan azab-Nya bagi umat manusia,
selanjutnya sejauh mana efektifitas Fatwa- inilah yang dimaksudkan oleh Allah SWT
fatwa MUI ini dalam membentuk karakter dalam Al-Quran;

َ َ ۡ ُ َّ َ َ َ ۡ ُ ۡ َ َ َ ۡ ُ ُّ َ َ َّ َ َ ۡ
pemikiran dan perilaku ummat dalam
menjaga lingkungannya, karena sejauh ini
َِ‫ِإَوذ حأذن ربسً ىئَِ طهرتً ۡلزِيدُسًۖۡ وىئ‬
َ َ َ َ َّ ُ َ َ
Fatwa MUI hanya bersifat normatif,
himbawan dan tidak memiliki kekuatan ٧ ‫زف ۡرت ًۡ إِن غذ ِاِب لظدِيد‬
hukum yang mengikat. Tujuan yang jelas
adalah bagaimana MUI dapat mendorong Artinya:
ketaatan ummat untuk menerapkan nilai Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
dan asas yang sudah diajarkan dalam memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
sendi-sendi ajaran Islam menjadi bersyukur, pasti kami akan menambah
pemikiran dan perilaku ummat sehari-hari. (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
Bagaimana upaya untuk pengarusutamaan mengingkari (nikmat-Ku), Maka
lingkungan hidup dalam kesadaran hidup Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".55

َ َ ُ ُ َ ‫َو َّٱَّل‬
ummat dan bagaimana menanamkan fokus
َ َّ
umat dalam penyelamatan lingkungan ‫ِيَ يَِلظٔن خ ۡٓ َد ٱّلِل ِ ٌِ َُۢ َب ۡػ ِد ٌِيثٰلِِّۦ‬
َ ۡ َ َ ُ َ ٓ ُ َّ َ َ َ ٓ َ َ ُ َ ۡ َ َ
‫ٔصو َو ُيفص ُِدون ِِف‬
hidup.
‫ويلػػٔن ٌا أمر ٱّلِل ةِِّۦ أن ي‬
َّ ُ ُ َ َ َ ْ ُ
َّ ‫ٱلي ۡػ َِ ُث َول َ ُٓ ًۡ ُش ٓٔ ُء‬ َۡ
٢٥ ِ‫ٱَّلار‬ ٰٓ ‫ۡرض أو‬
ًٓ‫لئِم ل‬ ِ ‫ٱۡل‬
Artinya:
Orang-orang yang merusak janji Allah
setelah diikrarkan dengan teguh dan
memutuskan apa-apa yang Allah
perintahkan supaya dihubungkan dan
mengadakan kerusakan di bumi, orang-
orang itulah yang memperoleh kutukan

55
Lihat Al-Quran surah Ibrahim/14 : 7

P a g e | 28
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

dan bagi mereka tempat kediaman yang tempat orang yang berteduh." Di dalam
buruk (Jahannam).56 hadis lainnya, ditambahkan dilarang
membuang hajat di tempat sumber air.
Alam dan lingkungan hidup tempat 5. Lakukan penghijauan, menanami
semua mahluk berpijak saat ini, merupakan kembali lahan yang tandus. Terkait hal
karunia Allah yang tak ada bandingannya. ini, Nabi bersabda: "Tidak ada seorang
Sebagai khalifah di muka bumi, manusia Muslim pun yang menanam tananaman
diberi tanggungjawab besar untuk menjaga atau menyemai benih tumbuh-
kelestariannya, terkait masalah pelestarian tumbuhan, kemudian buah atau hasilnya
alam ini, Nabi Muhammad SAW dimakan manusia atau burung
sesungguhnya memiliki pesan-pesan moral melainkan yang dimakan itu adalah
yang bisa dijadikan petunjuk dan sedekah baginya." Pada hadis lain
dorongan untuk melestarikan lingkungan dikemukakan bahwa: "Barang siapa
alam, termasuk binatang dan yang menghidupkan tanah mati, maka
tumbuhan. Dalam kitab Ensiklopedi dengannya ia mendapatkan pahala. Dan
Muhammad yang disusun Afzalul Rahman, apa yang dimakan oleh binatang liar,
paling tidak ada sembilan pesan Rasul maka dengannya ia mendapat pahala."
terkait masalah lingkungan ini57. (HR Ahmad).
1. Jagalah kebersihan, karena kebersihan 6. Dilarang merusak tumbuhan, memotong
bukti dari iman (HR Thabrani). dahannya tanpa manfaat atau menoreh
2. Kelestarian alam akan menjernihkan kulit batangnya. Nabi bersabda: "Siapa
pandangan. "Ada tiga hal yang yang memotong pohon bidara, maka
menjernihkan pandangan, yaitu Allah akan membenamkan kepalanya
menyaksikan pandangan pada yang ke dalam neraka. (HR Abu Dawud),
hijau dan asri, pada air yang mengalir bahkan Nabi melarang membuat
dan pada wajah yang rupawan. (HR tetumbuhan bau karena dikencingi.
Ahmad). 7. Berlakulah lembut pada binatang
3. Hematlah menggunakan air. Nabi peliharaan, binatang ternak atau
bersabda: "Basuhlah ketika berwudhu tunggangan. Bahkan perlakukanlah
dengan (takaran air sebanyak) satu mud binatang peliharaan seperti anggota
dan mandi (dengan takaran air keluarga sendiri. Yakni diberi makan
sebanyak) satu sha' sampai lima mud." dan tempat yang layak, dipelihara
(HR Mustafaq 'Alaih). Catatan: Satu dengan kasih sayang.
mud sama dengan satu sepertiga liter 8. Perbaikilah lingkungan (alam, binantang
hingga dua liter. dan hewan) dengan seluruh
4. Jangan mengotori dan merusak tempat kemampuan. Teruslah menaman pohon
umum atau alam yang dibutuhkan dalam keadaan apapun. Jadikan
banyak orang. Misalnya air, udara dan kegiatan penghijauan sebagai ibadah
tanah. Nabi bersabda: "Hati-hatilah tertinggi. Nabi bersabda: "Jika kiamat
terhadap dua macam kutukan." Sahabat terjadi, sedangkan di tangan seseorang
yang mendengar lalu bertanya: "Apakah di antara kalian ada benih tanaman,
dua hal itu ya Rasulullah?" Rasul selama ia mampu menanamnya sebelum
menjawab: "Yaitu orang yang berdiri maka lakukanlah. (HR Bukhari
membuang hajat di tengah jalan atau di dalam Al Adabul Mufrad), kemudian
belia pun bersabda: "Berusahalah untuk
56
Lihat Al-Quran surah Arra‘d/13 : 25
meraih apa yang bermanfaat bagimu
57
Dikutip dari dan mohonlah pertolongan kepada
https://www.republika.co.id/berita/dunia- Allah dan janganlah lemah."
islam/khazanah/15/11/30/nyme6j384-sembilan-
pesan-rasul-tentang-pelestarian-lingkungan-part3

P a g e | 29
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

9. Kumpulkanlah semua orang berbagai David Tacey. The Spirituality Revolution,


latar belakang untuk bersama-sama The Emergence of Contemporary
melindungi lingkungan. Nabi bersabda: Spirituality. New York, Brunner-
"Kaum Muslim berserikat dalam tiga Routledge, 2004.
hal yakni air, padang rumput dan api. Fatwa MUI nomor : 30 tahun 2016 tentang
Harga (menjualbelikannya) adalah Hukum Pembakaran hutan dan
haram (HR Abu Dawud). Pada hadis Lahan serta Pengandaliannya.
lain Nabi bersabda: "Tiga hal yang tidak Fatwa MUI Nomor : 04 tahun 2014
boleh dilarang (untuk dinikmati siapa tentang Pelestarian Satwa Langka
pun) adalah air, padang rumput dan api. Untuk Menjaga Keseimbangan
(HR Ibnu Majah). Ekosistem
Inilah antara lain nilai-nilai yang Fatwa MUI Nomor : 22 tahun 2011
harus disyi‘arkan oleh MUI, bagaimana tentang Pertambangan Ramah
MUI men-spiritualisasikan lingkungan Lingkungan
menjadi bagian tak terpisahkan dari
Fatwa MUI nomor : 41 tahun 2014 tentang
pekerjaan dakwah. Bagaimana dakwah
Pengelolaan Sampah untuk
tidak diidentikkan dengan persoalan-
Mencegah Kerusakan Lingkungan
persoalan ibadah mah}dhah (hubungan
Francisco I Fugnaire, (Ed). Functional
manusia dengan Tuhan) semata, tetapi
plant Ecology, Second edition.
memasukkan persoalan-persoalan ibadah
London & New York: CRC Press,
sosial yang menyangkut hubungan antara
2007.
manusia sesama manusia dan hubungan
https://www.dw.com/id/fatwa-mui-bakar-
manusia dengan alam lingkungannya.
hutan-haram-hukumnya/a-
19549338
https://www.hidayatullah.com/berita/nasio
F. DAFTAR PUSTAKA
nal/read/2017/12/23/131296/mui-
Al-Quran al-Karim dan Terjemahnya ingatkan-umat-islam-jaga-
Abdul Quddus. Islam menjawab Krisis ekosistem-lingkungan.html
Lingkungan. dalam Jurnal The https://www.republika.co.id/berita/dunia-
School, For Advanced Research, islam/khazanah/15/11/30/nyme6j3
Vol. 3. No. 3/Maret 2011. SPS UIN 84-sembilan-pesan-rasul-tentang-
Syarif Hidayatullah Jakarta.
pelestarian-lingkungan-part3
Arie S. Issar dan Mattanyah Zohar.
Ibn al-‗Arabi, Muhy al-Din. Futu>h}at al-
Climate Change, Enviroment and
Makkiyyah. Beirut: Dar Sadir, 2004.
History of the Near East. Berlin:
_______. Fus}us} al-H{ika>m. Beirut:
Springer, 2007.
Dar Sadir, 2004.
Arnold Van Der Valk, (Ed). Forest
Ikhwan as-Shafa. Rasa>‟il Ikhwa>n al-
Ecology, Recent Advances in
S}afa> (Vol. I-IV). Beirut: Dar Sadir,
Plant Ecology. Berlin: Springer,
1957.
2009.
_______. Al-Risa>lah al-Ja>mi‟ah (Vol.
Bron Taylor. Dark Grees Religion, Nature
1-2). Beirut: Dar Sadir, 1974.
Spirituality and the Planetary
Joe Buchdal, et all. Global Warming.
Future. London: University of
Manchester: ACE Information
California Press, 2010.
Programme, Manchester
Bud Ward, (Ed). Reporting On Climate
Metropolitan University, 2002.
Change: Understanding The
John Houghton. Global Warming, The
Science. Washington DC:
Complete Briefing. Cambridge:
Environmental Law Institute,
Cambridge University Press,
2003.
2004.

P a g e | 30
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

M. Quraish Shihab. Membumikan al-


Qur‟an: Fungsi dan Peran Wahyu
dalam Kehidupan Masyarakat.
Bandung: Mizan, 1992.
Mark Q. Sutton & E.N. Anderson.
Introduction To Cultural Ecology.
New York: Altamira Press, 2010.
Muzaffar Iqbal. Science and Islam.
London: Greenwood Press, 2007.
Nawal Ammar. Islam and Deep Ecology.
dalam David Landill Barhill &
Roger S. Gottelieb. Deep Ecology
And World Religion, New Essays
on Sacred Ground. New York:
New York University Press, 2001.
Roy W. Spencer. The Great Global
Warming Blunder. New York &
London: Encounter Books, 2010.
Sarah McFarland Taylor. Green Sisters, A
Spiritual Ecology. Cambridge:
Harvard University Press, 2007.
World Health Organization (WHO).
Climate Change and Human
Health, Impact and Adaptation.
Geneva: Protection of the Human
Environment, May 2008.

P a g e | 31

You might also like