Professional Documents
Culture Documents
Al-A’raf
Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat
Diterbitkan oleh Jurusan Tafsi Hadis dan Akidah Filsafat IAIN Surakarta
Penanggung Jawab
Abdul Matin Bin Salman (Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah)
Pemimpin Redaksi
Nurisman
Sekretaris Redaksi
Tsalis Muttaqin
Dewan Redaksi
Islah Gusmian
Ari Hikmawati
Tsalis Muttaqin
Waryunah Irmawati
Siti Nurlaili Muhadiyatiningsih
Kasmuri
Syamsul Bakri
Redaktur Ahli
Mark Woodward (Arizona State University, Tempe, USA)
Mahmoud Ayoub (Hatford Theological Seminary, Connecticut, USA)
Florian Pohl (Emory University, Georgia, USA)
Nashruddin Baidan (STAIN Surakarta)
Damarjati Supadjar (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta)
Tata Usaha
Heny Sayekti Puji Lestari
Gunawan Bagdiono
Alamat Redaksi:
Sekretariat Fakultas Ushuludin dan Dakwah IAIN Surakarta
Jl. Pandawa, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo (0271) 781516
Email: jurnal.ushuluddinsolo@gmail.com
Redaksi menerima tulisan ilmiah dari kalangan manapun tanpa mesti sejalan
dengan pandangan redaksi. Redaksi berhak menyunting, dan menyempurna-
kan naskah tulisan yang diterima tanpa mengubah substansinya. Adapun isi
tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Naskah tulisan berkisar
sekitar 15-20 halaman kwarto dengan spasi ganda dalam bentuk disket dan
print out-nya. Naskah disertai abstrak dalam bahasa asing (Arab atau Inggris).
INKLUSIFISME ISLAM DI INDONESIA
Amir Gufron
Dosen Jurusan Akidah dan Filsafat Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, IAIN
SURAKARTA
A. PENDAHULUAN
Inklusifisme adalah menginginkan adanya suatu sikap kejiwaan
dengan melihat adanya kemungkinan orang lain benar, maka rumusannya
adalah manusia itu baik dan benar sebelum terbukti sebaliknya.1
Oleh karena itu, dalam pergaulan sehari-hari harus didahulukan
berbaik sangka dan tidak mendahulukan berburuk sangka. Ini adalah
inklusifisme dalam garis yang paling besar, karena ia adalah suatu
kemanusiaan universal. Dan jika kemanusiaan universal ini kita jadikan
dasar, maka inklusifisme akan menjadi suatu konsekuensi logis. Karena
logika dari kemanusiaan universal ialah inklusifisme itu sendiri.
Juga termasuk disini ialah pluralism, artinya menerima pluralitas
sebagai suatu kenyataan positif, dan ini justru setelah kedatangan Islam.2
1 Sukidi, Teologi Inklusif Cak Nur, Kompas Media Nusantara, Jakarta, cet.
II, 2001, halaman : xii
2Ibid
2 | Al-A’raf Vol. XI, No. 1, Januari – Juni 2014
3Dr. Alwi Shihab, Islam Inklusif : Menuju Sikap Terbuka dalam beragam,
Mizan, Bandung, cet. VII, 1999, hlm. 39
4 Prof. Dr. Nurcholis Madjid, “Mencari Akar-akar Islam bagi Pluralisme
Modern: Pengalaman Indonesia”, dalam : Jalan Baru Islam : Memetakan Paradigma
Mutakhir Islam Indonesia, Mark R. Woodword (ed.), Mizan, Bandung cet. I, hlm. 99
5 Ibid., hlm. 100
6 Airlangga Pribadi dan Yudhi R. Haryono, Post Islam Liberal : Membangun
Dentuman, Mentradisikan Eksperimentasi, PT. Gugus Press, Bekasi Barat, cet. I, 2002,
hlm. 301
Amir Ghufron, Inklusifisme Islam Di Indonesia | 3
10
Dr. Alwi Shihab, Op.Cit,. hlm. 41-42
11
Asghar Ali Engineer, Islam dan Teknologi Pembebasan, penerjemah :
Agung Prihantoro, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, cet. II, 2002, hlm 123
12 Ibid., Hlm. 157
Amir Ghufron, Inklusifisme Islam Di Indonesia | 5
15
Ibid., hlm. 208
16
Adian Husaini, MA., dkk.;, Islam Liberal : Sejarah, konsepsi,
penyimpangan dan Jawabannya, Gema Insani, Jakarta, cet. I, 2002, hlm. 134
Amir Ghufron, Inklusifisme Islam Di Indonesia | 7
20 Ibid., hlm. 50
21 Ibid., hlm. 52
22 Sukadi, Op.Cit., hlm. 12
Amir Ghufron, Inklusifisme Islam Di Indonesia | 9
23 Ibid., hlm. 17
10 | Al-A’raf Vol. XI, No. 1, Januari – Juni 2014
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Inklusifisme dalam garis yang paling besar adalah
mendahulukan berbaik sangka dan tidak mendahulukan
berburuk sangka, karena ia adalah suatu kemanusiaan
universal
b. Dalam menanggapi persoalan kebenaran dari tradisi
agama, dan beberapa pendekatan yang prinsipil, yaitu :
eksklusifisme, inklusifisme, dan pluralism. Pandangan
eksklusifisme sangat ekstrim, karena mengklaim bahwa
kebenaran hanyalah miliknya. Sedangkan pluralism adalah
bentuk moderat dari relativisme yang mengatakan bahwa
semua agama adalah benar. Antara kedua posisi tersebut
pada inklusifisme, yang mengatakan bahwa keselamatan
bukanlah milik agama tertentu, tetapi agama-agama lain
pun memilikinya.
c. Upaya dalam menumbuhkan sikap beragama yang
inklusuif memang sangat urgen. dalam arti inklusif bagi
semua penganut agama, hal ini sesuai dengan hasil
rekomendasi ulama’-ulama’ NU dalam Musawarah
Nasional (Munas) Alim Ulama yang berlangsung pada
tanggal : 15-16 Nopember 1997 di Pondok Pesantren
Ihya’ Ulumuddin, Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah, yang
mengeluarkan rekomendasinya.
BIBLIOGRAFI