Professional Documents
Culture Documents
net/publication/353793485
CITATIONS READS
0 334
1 author:
Fazlul Rahman
Universitas Gadjah Mada
8 PUBLICATIONS 12 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Contestation for Authority: Internet and Islam among Kiais View project
All content following this page was uploaded by Fazlul Rahman on 10 August 2021.
iii
SENDI-SENDI UKHUWAH ISLAMIAH
Percikan Pemikiran Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia tentang Relasi
Kehidupan Beragama di Indonesia
Diterbitkan melalui:
Penerbit Bintang Pustaka Madani
(CV. Bintang Surya Madani)
Anggota IKAPI
Jl. Wonosari Km 8.5, Dukuh Gandu Rt. 05, Rw. 08
Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta 57773
Kerjasama Penerbit:
Penerbit Omah Ilmu
Perumahan Taman Krajan B.6
Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta
WA: 0877 3416 8010
Email: penerbitomahilmu@gmail.com
xvii+310 halaman; 15x23 cm
ISBN:
iv
Mahasantri sebagai
Agen Toleransi
Pendahuluan
tersebut maka besar pula tanggung jawab yang harus diemban oleh
masyarakat Indonesia. Salah satu tanggung jawab yang paling jelas
harus dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia adalah menjaga
166
Sendi-sendi Ukhuwah Islamiah
168
Sendi-sendi Ukhuwah Islamiah
LKiS, 2015).
169
ustaz atau ustazah yang harus mengajarkan adik-adik kelasnya.
Setelah mengaji selesai, barulah kemudian mereka bersiap-siap
untuk melakukan kegiatan perkuliahan yang biasanya dimulai dari
pukul delapan sampai waktu salat zuhur.
Setelah zuhur berjamaah, para santri biasanya diberikan waktu
untuk beristirahat makan siang dan melanjutkan kegiatan siang hari
doa sambil menunggu waktu isya. Setelah waktu isya, biasanya para
mahasantri mengaji dengan pengasuh sesuai dengan takhassus-nya
masing-masing. Setelah mengaji inilah menjadi waktu khusus bagi
para mahasantri untuk mengembangkan intelektualitas mereka
dengan berbagai kegiatan diskusi antar para mahasantri ataupun
dengan pengasuh. Kegiatan diskusi ini, menurut penuturan salah
seorang santri, biasanya selesai hingga larut malam.
Strengths
Dalam mengkaji kasus menggunakan analisis SWOT, hal
pertama yang harus diketahui adalah strength atau kekuatan dari
produk yang kita miliki. Dalam konteks penelitian ini, produk yang
dimaksud adalah mahasantri. Penulis melihat beberapa faktor yang
merupakan kekuatan seorang mahasantri untuk menjadi agen
toleransi.
Pertama adalah fakta bahwa para santri merupakan generasi
2
Berdasarkan penelitian lapangan yang penulis lakukan di beberapa
2002 keatas. Lantas, apa kekuatan yang dimiliki oleh seorang dari
isu toleransi?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, penulis ingin
sebagai berikut.
beraneka ragam.
2. Generasi yang canggih dalam menggunakan teknologi.
3. Berkomunikasi secara informal, individual, dan lurus.
do it yourself),” mengerjakan
sendiri.
5. Toleran, dapat dipercaya dalam berwirausaha, dan tidak
selalu berorientasi pada uang.
6. Lebih realistis dalam menetapkan ekspektasi dan optimis
memandang masa depan.
Weaknesses
Toleransi
Terlepas dari kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh para
mahasantri untuk menjadi agen-agen toleransi, pada subbagian
ini penulis akan mengungkapkan berbagai kelemahan-kelemahan
yang dimiliki oleh mereka. Kelemahan pertama yang dimiliki oleh
para mahasantri adalah ketidakstabilan psikologis. Sebagaimana
disampaikan sebelumnya, bahwakebanyakan para mahasantri lahir
pada tahun 1999–2002 ke atas yang berarti saat ini mereka sedang
pada fase remaja. Stanly Hall dalam teorinya tentang pergolakan
dan stres, mengatakan bahwa masa remaja adalah merupakan
masa yang penuh dengan kompleksitas pergolakan suasana hati
yang bercampur aduk antara kesombongan dan kerendahan
hati, kebaikan dan godaan, serta kegembiraan dan kesedihan.
Pada masa tersebut, dalam perspektif psikologi, adalah masa yang
tidak stabil, mudah terbawa arus keadaan, labil dalam menentukan.
Hal ini tentu menjadi kelemahan yang harus diperhatikan.
Sendi-sendi Ukhuwah Islamiah
Opportunities
Toleransi
Setelah kita mengetahui poin-poin kekuatan dan kelemahan
seorang mahasantri untuk dapat menjadi agen toleransi yang
dapat diandalkan, maka selanjutnya penulis ingin melihat faktor
eksternal dari permasalahan ini. Faktor eksternal yang dimaksud
adalah peluang-peluang dari luar diri para mahasantri yang dapat
dimanfaatkan atau dapat mendukung dan memaksimalkan potensi
mereka untuk dapat menjadi agen toleransi.
Peluang pertama yang dapat dilihat jelas adalah fakta bahwa
masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk.
Sebagaimana disampaikan di awal bahwa kemajemukan masyarakat
Indonesia sejatinya dapat dilihat sebagai kesempatan yang berarti
bahwa kemajemukan ini menjadi peluang bagi kaum muda dari
kalangan pesantren untuk dapat tampil di depan menjadi pelopor
kerukunan antarumat beragama.Hal tersebut sangat penting
dilakukan mengingat masyarakat Indonesia saat ini mudah disulut
oleh isu-isu keagamaan.
Peluang kedua adalah pengakuan pemerintah terhadap
10
menjadi peluang besar bagi kalangan mudayang dikenal sebagai
digital native, untuk dapat memperluas cakrawala pemikiran
dan memperkaya perspektif. Tidak hanya itu, kemajuan
teknologi memberikan kesempatan bagi siapapun untuk dapat
berkoneksi dengan individu-individu yang lebih beragam (baik
Threat
Toleransi
Setelah memahami kesempatan yang ada, faktor eksternal lain
yang harus diungkap dari proyek menjadikan mahasantri sebagai
agen toleransi adalah ancaman-ancaman yang dihadapi. Ancaman
pertama yang jelas sedang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini
adalah xenophobia, ketakutan terhadap hal-hal asing, berbeda.12
Beragam permasalahan yang muncul di Indonesia, khususnya yang
berkaitan dengan sensitivitas identitas keagamaan pemimpin atau
11
12
Sendi-sendi Ukhuwah Islamiah
180
Sendi-sendi Ukhuwah Islamiah
181
kecanggihan teknologi sesungguhnya dapat dipergunakan untuk
membangkitkan sikap toleransi di masyarakat demi terwujudnya
kerukuran antarumat beragama. Dengan misalnya menginisiasi
portal di dunia maya yang khusus mengonter informasi-informasi
hoax yang mengadu domba antarpemeluk agama. Atau dengan
membangun aplikasi-aplikasi yang mendukung pada terciptanya
kerukunan dan memberikan peringatan dini untuk mencegah
14
RG.2.2.27309.38888.
182
Sendi-sendi Ukhuwah Islamiah
183
melihat semua itu dapat dihadapi dengan meningkatkan dan
mengukuhkan kualitas keilmuan yang sejatinya sudah ada dalam
diri para mahasantri. Dalam konteks keterbukaan media informasi,
Kesimpulan
Indonesia yang dianugerahi Allah dengan keberagaman latar
belakang masyarakatnya, sesungguhnya meniscayakan adanya
usaha berkesinambungan untuk merawat keberagaman tersebut.
Dari tulisan ini, penulis menunjukkan pentingnya mencetak
generasi baru sebagai aktor-aktor pengawal keberagaman dan
15
Sendi-sendi Ukhuwah Islamiah
Daftar Pustaka
Journal ISTIGHNA
doi.org/10.33853/istighna.v1i1.20.
Dwidienawati, Diena, and Dyah Gandasari. “Understanding
International Journal of Engineering
& Technology
Epafras, Leonard C. “Indonesian Interfaith Weather Station: An
Inter-Religious Conflict Early Warning System,” 2015. https://
v16i32.1992.
Fatmawati, Erma. Profil Pesantren Mahasiswa: Karakteristik
Kurikulum, Desain Pengembangan Kurikulum, Peran Pemimpin
Pesantren. Cetakan I. Yogyakarta: LKiS, 2015.
185
Gaidhani, Shilpa, Lokesh Arora, and Bhuvanesh Kumar Sharma.
186
Sendi-sendi Ukhuwah Islamiah
santri-menurut-gus-mus.
Umar, Muhammad Agus. “Bonus Demografi Sebagai Peluang dan
Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Era Otonomi
Daerah.” Genta Mulia