Professional Documents
Culture Documents
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/hayati/
p-ISSN: 0216-9487 email:konservasihayati@unib.ac.id e-ISSN: 2722-1113
ABSTRACT
Natural fungicides are fungicides made from natural ingredients that are widely available in nature.
One of the plants that can be used as a vegetable fungicide include several species of betel plants
such as forest betel (Piper aduncum L.), red betel (Piper crocatum L.) and green betel (Piper betle
L.). The use of several betel extracts can be used as an effective and efficient alternative control. This
study aims to obtain the type of betel extract which has the potential as a vegetable fungicide that is
able to control the fungus Aspergillus sp. The stages of this study consisted of the isolation of
Aspergillus sp., Extraction and inhibition test of several betel extracts against the fungus Aspergillus
sp., Seed treatment test with extracts of several types of betel. Based on research results giving green
betel leaf extract, forest betel and red betel can inhibit the growth of the fungus Aspergillus sp. With
the percentage of inhibition of 32.08%, 37.53% and 33.03% respectively. Giving betel leaf extract
green, betel forest and red betel also can reduce the percentage of Aspergillus sp. amounted to
19.60%, 19.20% and 18.80% when compared to controls without administration of betel leaf extract.
Application of several types of betel leaf extract and without betel leaf extract both produce a high
percentage of normal sprouts (> 80%).
Keywords: Aspergillus sp., Betel leaf, vegetable fungicide, red betel, forest betel
ABSTRAK
Fungisida nabati adalah fungisida yang terbuat dari bahan-bahan alami yang banyak tersedia dia alam.
Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai fungisida nabati antara lain yaitu beberapa
spesies dari tanaman sirih seperti sirih hutan (Piper aduncum L.), sirih merah (Piper crocatum L.)
dan sirih hijau (Piper betle L.). Penggunaan ekstrak beberapa jenis sirih ini dapat dijadikan alternatif
pengendalian yang efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis ekstrak sirih
yang berpotensi sebagai fungisida nabati yang mampu mengendalikan jamur Aspergillus sp. Tahapan
penelitian ini terdiri atas isolasi Aspergillus sp., ekstraksi dan uji penghambatan ekstrak beberapa
jenis sirih terhadap jamur Aspergillus sp., uji perlakuan benih dengan ekstrak beberapa jenis sirih.
Berdasarkan hasil penelitian pemberian ekstrak daun sirih hijau, sirih hutan dan sirih merah dapat
menghambat pertumbuhan jamur Aspergillus sp. Dengan persentase penghambatan sebesar 32,08%,
37,53% dan 33,03% secara berurutan. Pemberian ekstrak daun sirih hijau, sirih hutan dan sirih merah
juga mampu menurunkan persentase infeksi serangan jamur Aspergillus sp. sebesar 19,60%, 19,20%
dan 18,80% jika dibandingkan dengan kontrol tanpa pemberian ekstrak daun sirih. Pemberian ekstrak
daun beberapa jenis sirih dan tanpa ekstrak daun sirih sama-sama menghasilkan persentase kecambah
normal yang tinggi (>80%).
Kata Kunci: Aspergillus sp., daun sirih, fungisida nabati, sirih merah, sirih hutan
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/hayati 30
KONSERVASI HAYATI Zahara N, Ali M, Puspita F
Cladosporium spp. termasuk kelompok jamur lebih efektif dan lebih cepat. Berdasarkan
yang memiliki toksin yang berbahaya bagi hasil penelitian Suhartono (2014)
pencernaan manusia dan hewan ternak (Ibiam dan penggunaan pestisida sintetik secara terus
Egwu, 2011). Aspergillus sp. memiliki karateristik menerus dalam jangka waktu yang lama,
koloni berwarna hijau kekuningan, konidiofor dapat memberikan dampak negatif terhadap
berwarna hialin, kasar dan dapat mencapai lingkungan dan menimbulkan gangguan
panjang 1 mm. Jamur ini memiliki vesikula yang kesehatan bagi manusia, terutama petani.
berbentuk bulat hingga semi bulat dan fialidnya Oleh karena itu, diperlukan suatu alternatif
terbentuk langsung pada vesikula. Konidianya pengendalian yang lebih ramah lingkungan
berbentuk bulat atau semi bulat berwarna hijau yaitu dengan penggunaan fungisida nabati.
pucat dan berduri. Sklerotianya sering terbentuk Fungisida nabati berasal dari
pada koloni baru dengan ukuran bervariasi dan tumbuh-tumbuhan yang diproses dalam
berwarna coklat hingga hitam (Gandjar et al., bentuk ekstrak atau dibuat menjadi
Penyakit terbawa benih memiliki arti kimia, sehingga residu fungisida nabati lebih
penting karena merugikan secara kualitas maupun cepat terurai. Tumbuhan yang dapat
industri makanan berbahan baku biji dan Infeksi antara lain yaitu beberapa spesies dari
dari jamur terbawa benih dapat menyebabkan tanaman sirih seperti sirih hutan
terjadinya perubahan biokimia dari benih, (Piper aduncum L.), sirih merah
pembusukan benih, penurunan daya kecambah (Piper crocatum L.) dan sirih hijau
dan kecambah tumbuh tidak normal sehingga (Piper betle L.). Daun sirih mengandung
pertumbuhan dan produksi tanaman selanjutnya beberapa senyawa seperti minyak atsiri yang
menjadi tidak baik (Rahayu, 2016). Oleh karena terdiri dari alilkatekol, kadinen, karvakrol,
itu, perlu adanya tindakan pengendalian yang tepat kariofile, kavibetol, sineol, estragol,
agar benih terbebas dari infeksi jamur terbawa eugenol, eugenol metileter dan pirokatekin.
Senyawa-senyawa tersebut bersifat
antijamur karena dapat menghambat
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/hayati 31
KONSERVASI HAYATI Zahara N, Ali M, Puspita F
pertumbuhan jamur dan menyebabkan spora Isolasi dan identifikasi jamur patogen
jamur gagal berkecambah (Suliantari, 2009). terbawa benih
Nazmul et al. (2011) yang menyatakan Isolasi jamur Aspergillus sp.
bahwa ekstrak daun P. betle dan P. aduncum dapat dilakukan dengan metode penanaman benih
menghambat pertumbuhan jamur Aspergillus pada medium Potato Dexstrose Agar (PDA),
flavus dengan daya hambat sebesar 83,33% dan sebanyak 5 benih kacang tanah disusun
50%. Zainal (2010) melaporkan bahwa dari dalam cawan Petri yang berisi 20 ml medium
beberapa ekstrak tumbuhan yang telah diuji PDA steril. dan diinkubasi pada suhu ± 27℃
sebagai fungisida nabati, daun sirih hutan selama 3 hari. Pengamatan dan identifikasi
memiliki daya hambat yang cukup tinggi untuk dilakukan terhadap jamur Aspergillus sp.
mengendalikan penyakit tanaman. yang tumbuh secara makroskopis dan
METODE mikroskopis. Identifikasi terhadap jamur
Penelitian ini dilakukan secara eksperimen tular benih kacang tanah didasarkan pada
dan disusun berdasarkan Rancangan Acak Barnett dan Hunter. (1972) dan Gandjar et
Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan al. (2000)
5 ulangan, sehingga diperoleh 20 unit penelitian.
Pembuatan ekstrak daun sirih
Perlakuan yang diberikan adalah ekstrak daun dari
Ekstrak daun dari masing-masing
beberapa jenis sirih (S) pada konsentrasi 30%
jenis sirih dengan konsentrasi 100 % dibuat
sebagai berikut :
dari 600 g daun sirih segar, yang telah dicuci
S0 = tanpa ekstrak daun sirih
dengan air mengalir dan dipotong-potong,
S1 = ekstrak daun sirih hijau
lalu ditambahkan 600 ml aquades dan
S2 = ekstrak daun sirih hutan
dihaluskan dengan blender. Ekstrak kasar ini
S3 = ekstrak daun sirih merah
disaring dengan menggunakan dua lapis kain
Data yang diperoleh dianalisis dengan
kasa dan kemudian dimasukkan ke dalam
sidik ragam dan diuji lanjut dengan Uji berganda
erlenmeyer lalu ditutup dengan alumunium
Duncan (DNMRT) pada taraf 5%. Model linier
foil.
dari analisis ragam yang digunakan adalah:
Uji daya hambat ekstrak daun dari
Yij = µ + αi + εij
Keterangan: beberapa jenis sirih terhadap jamur
Yij = Hasil pengamatan pada satu unit
Aspergillus sp. membutuhkan sebanyak 60
percobaan pada perlakuan ekstrak daun
sirih ke-i ulangan ke-j ml ekstrak daun sirih, sedangkan uji ekstrak
µ = Nilai tengah umum
daun beberapa jenis sirih pada benih kacang
αi = Pengaruh perlakuan ekstrak daun
beberapa jenis sirih tanah membutuhkan sebanyak 150 ml.
εij = Galat percobaan pada perlakuan ekstrak
Pengujian pada medium kertas stensil
daun sirih ke-i dan ulangan ke-j
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/hayati 32
KONSERVASI HAYATI Zahara N, Ali M, Puspita F
membutuhkan 300 ml ekstrak daun sirih dan 90 ml Pengujian pada medium kertas stensil
masing-masing ekstrak daun sirih sebagai Pengujian ini dilakukan dengan
cadangan. mengecambahkan benih kacang tanah yang
Uji daya hambat ekstrak daun beberapa jenis telah diberi perlakuan pada medium kertas
sirih secara in-vitro terhadap pertumbuhan stensil steril dalam baki perkecambahan.
jamur Aspergillus sp. Baki perkecambahan yang telah berisi benih
Penelitian ini dilakukan dengan dimasukkan ke dalam germinator datar dan
menumbuhkan isolat murni jamur Aspergillus sp. diinkubasi selama 11 hari. Pengamatan
pada medium PDA yang telah dicampur dengan terhadap kecambah normal dan
ekstrak daun sirih (sesuai dengan perlakuan) pada penghitungan persentase daya kecambah
konsentrasi 30%. Isolat murni jamur Aspergillus benih dilakukan setiap 2 hari sekali, mulai
sp. yang digunakan untuk pengujian, diambil hari ke 2 hingga hari ke-11 setelah benih
dengan cork borer berdiameter 5 mm lalu dikecambahkan.
dikulturkan pada bagian tengah media PDA steril
yang telah diberi perlakuan ekstrak daun sirih. Pengamatan
Isolat jamur selanjutnya diinkubasi pada suhu Daya hambat ekstrak daun sirih secara
kamar ±27 ℃ selama 7 hari. Pertumbuhan koloni in-vitro terhadap jamur Aspergillus sp.
jamur diamati setiap hari hingga koloni pada (%)
perlakuan tanpa pemberian ekstrak sirih (S0) telah Daya hambat ekstrak daun sirih
memenuhi cawan petri (Zainal et al., 2010). secara in-vitro terhadap pertumbuhan jamur
Aspergillus sp. Penghitungan diameter
Pengujian pada medium PDA
koloni dilakukan dengan cara membuat garis
Benih kacang tanah yang sudah
vertikal dan horizontal berpotongan tepat
diperlakukan dengan beberapa jenis ekstrak daun
pada titik tengah koloni jamur di bagian atas
sirih disusun secara teratur dalam cawan petri
dari cawan petri. Perhitungan diameter
berisi medium PDA steril masing-masing
koloni pada cawan petri berdasarkan rumus
sebanyak 5 butir per cawan petri dan diinkubasi
berikut:
dalam inkubator pada suhu kamar selama 7 hari.
d1+d2
Masing-masing ulangan terdiri dari 10 cawan D= 2
petri. Pengamatan, identifikasi dan perhitungan Keterangan :
D= diameter jamur
persentase infeksi jamur patogen pada benih d1= diameter vertikal koloni jamur pada
kacang tanah dilakukan pada hari keempat setelah cawan petri
d2 = diameter horizontal koloni jamur pada
inkubasi. cawan petri
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/hayati 33
KONSERVASI HAYATI Zahara N, Ali M, Puspita F
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/hayati 34
KONSERVASI HAYATI Zahara N, Ali M, Puspita F
jamur Aspergillus sp. Penelitian ini juga koloni amur pada medium yang diberi
dibuktikan oleh Trisnawati, dkk (2019) bahwa ekstrak daun sirih dengan rerata diameter
ekstrak sirih dengan konsentrasi 10% mampu koloni jamur yang lebih kecil dibandingkan
menghambat pertumbuhan jamur Colletotricum dengan tanpa perlakuan ekstrak daun sirih.
acuntatum pada cabai pascapanen sebesar Pelzcar dan Chan (2006) menjelaskan bahwa
46.63%. mekanisme kerja zat antimikroba terhadap
Kemampuan daya hambat dari ketiga jenis pertumbuhan jamur ada beberapa
daun sirih terhadap jamur Aspergillus sp. dapat kemungkinan, yaitu (1) merusak dinding sel,
disebabkan karena kandungan daun sirih (2) denaturasi protein, (3) mengubah
mengandung minyak atsiri yang terdiri dari permeabilitas membran, dan (4)
senyawa fenol, terutama eugenol yang bersifat menghambat sintesis asam nukleat dan
antijamur, senyawa antijamur tersebut antara lain protein. Melalui mekanisme tersebut,
Alilkatekol 2,7–4,6%, Kadinen 6,7–9,1 %, minyak atsiri yang terkandung dalam daun
Karvakrol 2,2–4,8%, Kariofilen 6,2–11,9%, sirih bekerja melalui perusakan dinding sel
Kavibetol 0,0–1,2%, Sineol 3,6–6,2%, Estragol 7– yang mengakibatkan lisis, menghambat
14,6%, Eugenol 26,8–42,5%, Eugenol metileter pembentukan dinding sel, mengganggu
permeabilitas membran sitoplasma yang
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/hayati 35
KONSERVASI HAYATI Zahara N, Ali M, Puspita F
menyebabkan kebocoran nutrien dari dalam sel, dapat disebabkan karena kadar minyak atsiri
mendenaturasi protein sel dan merusak sistem dari ketiga jenis sirih tersebut relatif sama
metabolisme di dalam sel dengan menghambat sehingga memiliki kemampuan fungisidal
kerja enzim intraseluler. yang relatif sama dalam mengendalikan
jamur Aspergillus sp. Kemampuan ketiga
S0 S1 S2 S3 ekstrak sirih juga didukung oleh daya
hambat ketiganya terhadap jamur
Aspergillus sp. yang terlihat pada Tabel 2,
Keterangan : Diameter jamur Aspergillus sp. (S0) dimana ekstrak daun sirih mampu
Tanpa pemberian ekstrak daun sirih;
(S1) Pemberian ekstrak daun sirih menghambat jamur Aspergillus sp. 32,08-
hijau; (S2) Pemberian ekstrak daun
sirih hutan; (S3) Pemberian ekstrak 37,53%.
daun sirih merah. Senyawa antimikroba dalam ketiga
Persentase infeksi jamur Aspergillus sp. (%) ekstrak daun sirih diduga dapat bekerja
setelah diberi ekstrak daun sirih secara protektan dan sistemik. Hal ini sirih
Pemberian ekstrak daun beberapa jenis sirih akan bekerja secara protektan dengan
memberikan pengaruh nyata terhadap rerata menempel pada permukaan benih dan secara
persentase infeksi jamur Aspergillus sp. pada sistemik dengan menyerap ke dalam benih.
benih kacang tanah setelah dilakukan analisis Senyawa antimikroba dari ekstrak sirih yang
ragam. Data uji lanjut DNMRT pada taraf 5% kontak dengan sel dan spora jamur akan
Tabel 3. Persentase infeksi jamur patogen pada dinding sel dan selanjutnya mengakibatkan
benih kacang tanah (%) setelah diberi terganggunya mekanisme permeabilitas
ekstrak daun sirih dengan masa inkubasi
7 hari. membran sel. Saraswati (2011) menjelaskan
Tabel 4. Persentase daya kecambah benih kacang untuk mengetahui konsentrasi yang lebih
tanah pada kertas stensil setelah aplikasi tepat untuk masing-masing ekstrak daun
ekstrak beberapa jenis daun sirih dengan
masa inkubasi 11 hari. beberapa jenis sirih dalam mengendalikan
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/hayati 38