Professional Documents
Culture Documents
Analisis Kesalahan Berbahasa Jepang Dalam Kemampuan Berbicara Siswa Kelas XI Bahasa SMAN 1
Krembung Tahun Ajaran 2019/2020
Dwi Hidayanti
S1 Pend. Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya,
dwihidayanti16020104026@mhs.unesa.co.id
Abstract
The study is based on the students who have learned Japanese that often got the difficulties and errors in
mentioning the specific numbers’ changes. Based on the results of the questionnaire and pre-research
interview with students and teachers of SMAN 1 Krembung, students often made mistakes in speaking
Japanese.
This study aims to describe the students’ form in changing the specific numbers especially about age,
cost, time, date and month. This study also aims to describe factors that cause students’ Japanese
pronunciation errors in the speaking skill of the 11ᵗ grade language students at SMAN 1 Krembung in the
academic year 2019/2020.
This study used descriptive qualitative method. The data were analysed the results of oral tests and
questionnaire. Based on the oral test analysis, the results showed that the form of errors in changing
specific numbers were 360 errors from the three times of oral test processes. Furthermore, the results of
this study showed the form of students’ errors lied on changing the form of numbers into specific number
rules. Another reasons of the students’ errors in changing specific numbers were caused by fatigue, lack of
focus, forgetting the pattern rules, less interest in Japanese, and getting confused due to the similar
Japanese pronunciation.
Keywords: error analysis, speaking error, specific number changes.
要旨
この研究は、特定の数値の変更について言及する際に困難や誤りをしばしば経験した日本語
を学習している学生に基づいている。ケレンブン第一高校の生徒と教師へのアンケートと事前
調査のインタビューの結果に基づくと、生徒は日本語を話すときによく間違えていた。
この調査は、特に年齢、費用、時間、日付、月について特定の数値を変更する際の学生の形
態を説明することを目的としている。またこの研究は、2019/2020 年度のケレンブン第一高校の
XI 年生言語の学生のスピーキングスキルにおいて学生の日本語の発音エラーを引き起こす要因
を説明することも目的としている。
この研究では、記述的定性的方法を使用した。データは、口頭テストとアンケートの結果を
分析した。口頭テスト分析に基づくと、特定の数を変更する際のエラーの形式は、3 回の口頭テ
ストプロセスから 360 エラーであることが結果で示された。さらに、この調査の結果は、数値
の形式を特定の数値規則に変更することによる学生のエラーの形式を示した。生徒が特定の数
値を変更する際のエラーのもう 1 つの理由は、疲労、集中力の欠如、ルールの忘れ、日本語へ
の関心の低さ、および類似した日本語の発音による混乱。
キーワード:エラー分析、スピーキングエラー、特定の数の変化。
488
Analisis Kesalahan Berbahasa Jepang Dalam Kemampuan Berbicara
bukan menggunakan kerangka kerja yang didasarkan Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
pada budaya sendiri. Ini akan mengurangi dipaparkan diatas, maka dirumuskan masalah dalam
kesalahpahaman yang muncul dengan pihak lain. penelitian ini, yaitu 1) Bagaimanakah kesalahan
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa berbahasa Jepang dalam kemampuan berbicara pada
dalam berkomunikasi agar dapat menyampaikan tema bilangan khusus siswa kelas XI SMAN 1
informasi dan memahami informasi yang didapatkan Krembung Tahun Ajaran 2019/2020?. 2)Apa sajakah
oleh latar belakang pembicara yang berbeda, faktor penyebab terjadinya kesalahan berbahasa
sebaiknya mempelajari budaya dan kerangka dari Jepang dalam kemampuan berbicara pada tema
bahasa tujuan. Hal tersebut dikarenakan apabila bilangan khusus siswa XI SMAN 1 Krembung
berkomunikasi dalam bahasa asing menggunakan Tahun Ajaran 2019/2020?
kerangka bahasa sendiri dapat menyebabkan Sedangkan tujuan dari penelitan ini, yaitu: 1)
perbedaan makna, sehingga informasi yang Mendeskripsikan kesalahan berbahasa Jepang dalam
disampaikan ke lawan bicara menjadi tidak akurat. kemampuan berbicara pada tema bilangan khusus
Seperti halnya dalam bahasa Jepang, banyaknya siswa kelas XI SMAN 1 Krembung Tahun Ajaran
perubahan kerangka bahasa pada angka yang 2019/2010. 2) Mendeskripsikan faktor-faktor
dikhususkan dapat membingungkan para siswa penyebab terjadinya kesalahan berbahasa Jepang
sehingga dapat menyebabkan terhambatnya proses dalam kemampuan berbicara pada tema bilangan
pembelajaran. Contohnya pada perubahan angka 4 khusus siswa kelas XI SMAN 1 Krembung Tahun
“よん (yon)”, dalam tanggal 4 disebut dengan “よっ Ajaran 2019/2020.
か (yokka)”, bulan 4 disebut dengan “しがつ (shi
gatsu)”, jam 4 disebut dengan “よじ (yo ji)”, dan ANALISI KESALAHAN
perubahan-perubahan pada angka lainnya yang pada Untuk mengatasi kesalahan-kesalahan berbahasa
setiap konteks dapat berubah penyebutannya. yang muncul dalam kemampuan berbicara siswa
Adanya perbedaan-perbedaan tersebut dapat menjadi kelas XI Bahasa SMAN 1 Krembung tersebut
salah satu penyebab terjadinya kesalahan berbahasa diperlukan tindakan analisis kesalahan supaya dapat
pada pemerolehan bahasa kedua. diidentifikasi sebab-sebab kesalahan yang dilakukan
Menurut Tarigan (1988:67) kesalahan berbahasa oleh siswa. Hal tersebut diutarakan oleh Pranowo
itu erat kaitannya dengan pembelajar bahasa, baik (1996:58) bahwasannya analisis kesalahan berbahasa
pembelajar bahasa pertama maupun kedua. Karena merupakan suatu teori yang digunakan sebagai alat
pada kenyataannya memang kesalahan berbahasa untuk menganalisis bahasa antara interlanguage
tidak hanya dibuat atau dilakukan oleh siswa yang pembelajar bahasa. Dalam kata lain analisis
sedang mempelajari bahasa kedua, tetapi juga dapat kesalahan berbahasa merupakan suatu usaha untuk
dibuat atau dilakukan oleh siswa dalam mempelajari membantu pembelajar mencapai tujuan belajar
bahasa pertama. Dari pengalaman guru di lapangan, bahasa dengan cara mengatasi kesalahan-kesalahan
membuktikan bahwa kesalahan berbahasa yang berbahasa yang dilakukan oleh mereka dalam proses
dibuat siswa seringkali diluar dugaan. Artinya pembelajaran untuk menguasai bahasa kedua atau
kesalahan itu ada yang sesuai dengan perkiraan, yang sering dikenal dengan B2 serta untuk
namun banyak juga yang diluar perkiraan guru. Oleh mengetahui sebab-sebabnya.
sebab itu Tarigan berpendapat analisis kesalahan ini Sedangkan menurut Ellis (dalam Tarigan,
harus dapat dikurangi atau bahkan sama sekali 1988:300) mengemukakan pengertian analisis
dihapuskan. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kesalahan berbahasa merupakan suatu prosedur yang
adanya informasi mengenai kesalahan atau digunakan oleh para guru dan peneliti untuk
kekhilafan bahasa pembelajar, dalam rangka mengumpulkan sampel bahasa yang digunakan
memperbaiki bahasa pembelajar bahasa kedua. pembelajar, memperkenalkan kesalahan-
Untuk mengetahui hambatan-hambatan tersebut, kesalahannya, mengklasifikasikannya berdasarkan
pada tanggal 13 Desember 2019 dilakukan sebab-sebabnya ke dalam hipotesis yang telah
wawancara kepada guru bahasa Jepang di SMAN 1 ditetapkan, serta mengevaluasi keseriusannya.
Krembung. Setelah dilakukannya wawancara, Dalam penelitian ini teori yang digunakan untuk
diketahui siswa kelas XI Bahasa mengalami menjawab rumusan masalah yaitu:
kesulitan terutama dalam kemampuan berbicara Menurut Chomsky (dalam Tarigan, 1988:273)
mengungkapkan kalimat lengkap yang terdapat penyebab kesalahan disebabkan oleh dua faktor yaitu,
perubahan pada angka yang khusus atau 1) Faktor kompetensi yang merupakan kesalahan
dikecualikan dan berdasarkan hasil penyebaran akibat kurangnya pengetahuan mengenai aturan-
angket pra penelitian kepada siswa kelas XI Bahasa aturan bahasa. Kesalahan tersebut diakibatkan oleh
SMAN 1 Krembung, 85% siswa menyatakan dalam pengetahuan peserta didik yang sedang berkembang
proses pembelajaran bahasa Jepang melakukan dalam hal bahasa kedua (B2) yang dalam jenisnya
kesalahan mengenai perubahan bilangan khusus dan termasuk dalam penyimpangan-penyimpangan
82% siswa mengalami kesulitan dalam proses sistematis dan disebut dengan kata errors; dan 2)
pembelajaran pada materi perubahan bilangan Faktor performasi merupakan kesalahan yang
khusus bahasa Jepang. diakibatkan dari faktor kelelahan, letih, dan
kurangnya perhatian. Kesalahan ini termasuk dalam
489
Analisis Kesalahan Berbahasa Jepang Dalam Kemampuan Berbicara
kesalahan penampilan yang dalam kajian dengan adanya hambatan-hambatan tertentu untuk
kepustakaannya disebut dengan kata mistakes. mencapai hasil belajar.
Kesalahan berbahasa adalah kesalahan yang Dalam penelitain ini peneliti berfokus pada
biasanya terjadi secara sistematis dan kesalahan faktor internal dan eksternal. Pada faktor internal
berbahasa merupakan penyimpangan kaidah dalam peneliti mengambil poin kognitif dan afektif,
pemakaian Bahasa. Hal ini disebabkan karena sedangkan pada faktor eksternal berfokus pada
keterbatasan dalam mengingat sesuatu yang lingkungan sekolah. Syah (2012:184) menyatakan
menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahwa secara besar, faktor-faktor penyebab
bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam,
(Pranowo, 2015 :4). yaitu:
Kesalahan berbahasa mempunyai beragam jenis a) Faktor intern siswa, yang meliputi
dan dapat dikelompokkan berdasarkan cara gangguan atau kekurangmampuan psiko-
pandangnya, menurut Tarigan (1988:145-166) fisik siswa, yaitu:
terdapat macam-macam taksonomi yang perlu 1. Yang bersifat kognitif, antara lain
diketahui, tetapi penelitian ini hanya menggunakan 1 seperti rendahnya kapasitas intelegasi
taksonomi yaitu taksonomi siasat permukaan. atau intelektual siswa.
Dalam taksonomi siasat permukaan 2. Yang bersifat afektif, antara lain seperti
mengutamakan pada bagaiamana caranya struktur labilnya sikap dan emosi.
permukaan berubah. Kesalahan yang para pelajar b) Faktor ekstern siswa, meliputi semua situasi
sering lakukan dalam taksonomi siasat permukaan dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak
ialah: mendukung aktivitas belajar siswa. Antara
1. Penambahan (addition) lain: lingkungan sekolah. Contohnya antara
Pada kesalahan penambahan ini biasanya lain letak gedung sekolah yang buruk
terjadi pada akhir proses belajar bahasa seperti dekat pasar, jalan raya, atau pabrik,
kedua ketika pelajar menerima beberapa serta kondisi guru dan alat-alat belajar yang
kaidah bahasa sasaran. Kesalahan ini berkualitas rendah.
ditandai dengan adanya unsur kata yang
tidak seharusnya muncul dalam ucapan KEMAMPUAN BERBICARA
yang baik dan benar sesuai aturan yang Kemampuan berbahasa dapat dikatakan aktif
berlaku. produktif ketika terdapat suatu kegiatan baik secara
2. Penghilangan (omission) lisan maupun tertulis yang menuntut adanya kegiatan
Pada setiap kata atau morfem dalam suatu untuk menghasilkan penyampaian bahasa kepada
kalimat sangat berpotensi untuk terjadi pihak lain. Kegiatan berbahasa yang bersifat
penghilangan, tapi ada beberapa morfem produktif merupakan kegiatan dimana pihak penutur
yang malah lebih sering terjadi dapat menyampaikan gagasan, pikiran, perasaan,
penghilangan daripada lainnya. pesan atau informasi. Melalui kegiatan berbicara,
3. Salah formasi (misinformation) apabila terdapat aktivitas memproduksi bahasa, maka
Pada kesalahan salah formasi ini pelajar penutur dapat disebut sebagai pembicara. Dalam
memberikan sesuatu serta menyediakan hal aktivitas berbicara biasanya berlangsung komunikasi
yang tidak benar sama sekali. Kesalahan ini timbal-balik dalam satu kesatuan waktu
berupa salah formasi oleh penggunaan (Nurgiyantoro, 2010:397).
bentuk struktur atau morfem yang salah. Selain itu Nurgiyantoro (2010:399)
mengemukakan bahwa dalam satu bahasa untuk
Dalam pembahasan tata bahasa pada proses dapat berbicara secara baik, pembicara harus
analisis kesalahan ini mencakup kesalahan morfologi. menguasai kosakata, lafal dan struktur. Disamping
Menurut Tarigan (1988:196) kesalahan morfologi itu juga diperlukan penguasaan dari masalah dan
ialah kesalahan dalam menggunakan bahasa yang gagasan yang akan disampaikan.
disebkan oleh salah memilih afiks atau imbuhan, Sementara itu Iskandarwassid & Dadang
menyusun kata majemuk, menggunakan kata ulang, Sunendar (2015:241) mengatakan keterampilan
dan memilih bentuk kata. Dalam bahasa Jepang berbicara pada hakikatnya ialah keterampilan dalam
menurut Sutedi (2008:42) istilah morfologi disebut memproduksi arus sistem bunyi untuk
(‘keitairon’ 形 態 論 ) yang merupakan cabang menyampaikan kebutuhan perasaan, keinginan, dan
linguistik yang mengkaji tentang kata (‘go’ 語) atau kehendak kepada orang lain.
Seperti halnya yang dikemukakan Heryati
(‘tango’ 単語), dan morfem (‘keitaiso’ 形態素).
(2009:39) bahwa berbicara merupakan kemampuan
Kesalahan-kesalahan yang terjadi, tidak terlepas
dalam mengekspresikan gagasan dan pikiran dengan
dari adanya kesulitan belajar siswa. Adanya
cara mengucapkan kata-kata dengan jelas dan tepat
kesalahan merupakan bukti adanya kesulitan belajar
bunyi-bunyi vokal atau menampilkan ekspresi dari
yang dialami siswa. Menurut (Mulyadi, 2010:6)
gagasan dan pikiran tersebut.
kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu
kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai
490
Analisis Kesalahan Berbahasa Jepang Dalam Kemampuan Berbicara
491
Analisis Kesalahan Berbahasa Jepang Dalam Kemampuan Berbicara
salah menyebutkan jawaban yakni ひゃくなな seharusnya なのか pada (a) menjadi しちにち
じ ゅ う さ ん siswa juga tidak menyebutkan dan pada (b) menjadi ななにち sehingga menjadi
morfem ribuan/ぜん. jawaban yang kurang tepat.
Sedangkan pada jawaban (b) siswa beranggapan
bahwa angka 300 pada harga tidak termasuk ke ○ しちがついつか
dalam angka yang dikhususkan sehingga siswa × (a) なながつごにち
tidak melakukan perubahan apapun pada × (b) ななげつごにち
jawabannya sehingga jawaban menjadi tidak × (c) なながついつか
tepat. Pada masing-masing jawaban (a), (b), dan (c)
terjadi kesalahan yang menyebabkan jawaban
○ くじ tersebut tidak sesuai dengan aturan kaidah yang
× きゅうじ benar. Maka perlu adanya perubahan dengan cara
Kesalahan yang terdapat dalam jawaban tersebut mengganti angka なな menjadi しち kemudian
yakni angka きゅう yang termasuk angka khusus diikuti dengan morfem bulan/がつ, dan tanggal
pada materi jam, semestinya apabila sesuai lima karena termasuk dalam tanggal yang
dengan aturan kaidah yang benar perlu terjadinya
dikecualikan sehinggah berubah menjadi いつか.
perubahan menjadi くじ.
Setelah itu kesalahan yang muncul pada
○よじからさんじまで kajian kesalahan salah formasi atau biasa
× よんじからさんじまで disebut dengan misinformation adalah sebagai
Kata よんじ pada jawaban ini termasuk dalam berikut:
kategori kesalahan dalam memilih bentuk ○ にまんさんぜんさんびゃくえん
perubahan kata. Pada materi waktu, jam 4 juga × にまんさんせんさんひゃくえん
ternasuk dalam kategori angka khusus, maka dari Pada kata yang bercetak tebal terdapat
itu pembetulan yang benar untuk jawaban tersebut kesalahan yaitu, penyebutan morfem せ ん .
ialah harus terjadi perubahan dengan Sesuai aturan perubahan angka khusus dalam
menghilangkan ん lalu diikuti dengan morfem satuan ribuan apabila disandingkan dengan
jam/ じ. angka tiga/ さ ん , maka kata yang tepat ialah
menggantinya menjadi ぜん.
○ くがつじゅうくにち
× きゅうげつじゅうきゅうにち ○ にまんごせんろっぴゃくえん
Pada jawaban ini terdapat dua kesalahan yang × にじゅうごばんろくひゃくえん
termasuk kategori kesalahan morfologis. Yaitu Jawaban diatas juga termasuk dalam
pada angka き ゅ う apabila bertemu dengan kesalahan salah formasi, yaitu salah dalam
morfem がつ maka terjadi perubahan penyebutan penyebutan morfem yang seharusnya せ ん →
menjadi くがつ. Penyebutan く juga berlaku pada ribu menjadi ばん→ malam.
tanggal 19 sehingga menjadi じゅうくにち.
○ くがつじゅうくにち
○ しがつにじゅうよっか × きゅうげつじゅうきゅうにち
× (a) しがつにじゅうよんにち Kesalahan dalam menyebutkan morfem pada
× (b) よんがつにじゅうよんにち kata yang dicetak tebal diatas dianggap tidak
× (c) よんげつにじゅうよんにち sesuai dengan keseluruhan kalimat. Oleh karena
Pada masing-masing jawaban (a), (b), dan (c) itu seharusnya didiperlukan mengganti kata げつ
terjadi kesalahan dalam memilih perubahan kata →senin menjadi がつ→bulan.
yang seharusnya penyebutan bulan 4/よん apabila
bertemu dengan morfem がつ maka perlu adanya Selanjutnya kesalahan yang muncul pada
perubahan penyebutan angka menjadi し kajian taksonomi penambahan adalah sebagai
sedangkan jika dalam materi tanggal maka berikut:
pembetulan yang benar untuk tanggal 4 harus ○ さんじゅういっさい
terjadi perubahan menjadi よっか. × さんじゅういちごさい
Penambahan angka ご (lima) pada
○ くがつなのか jawaban diatas termasuk taksonomi penambahan
× (a) くがつしちにち (addition) yaitu hadirnya unsur yang seharusnya
tidak muncul karena pada soal tidak
× (b) きゅうげつななにち
membutuhkan jawaban angka lima sehingga
Jawaban (a) dan (b) masing-masing terdapat
menjadikan jawaban menjadi tidak tepat.
kesalahan yaitu yang seharusnya く が つ pada
jawaban (b) menjadi き ゅ う げ つ dan yang
492
Analisis Kesalahan Berbahasa Jepang Dalam Kemampuan Berbicara
493
Analisis Kesalahan Berbahasa Jepang Dalam Kemampuan Berbicara
494
Analisis Kesalahan Berbahasa Jepang Dalam Kemampuan Berbicara
495
Analisis Kesalahan Berbahasa Jepang Dalam Kemampuan Berbicara
DAFTAR RUJUKAN
Amri, Miftachul. 2014. Ojigi-kou A Study of Ojigi,
(Online),
(https://www.academia.edu/35757132/Jurnal_
2014_No_25, diakses pada 4 Juni 2020).
Heryati, Yeti. 2009. Penerapan Model Pembelajaran
Siswa Aktif (Student Active Learning) Bagi
Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa
Indonesia. Disertasi. Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia..
Iskandarwassid & Dadang Sunendar. 2015. Strategi
Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja
Roskadarya.
Pranowo. 1996. Analisi Pengajaran Bahasa. Yogyakarta:
Gajah Mada Univertsity Press.
Pranowo. 2015. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung:
Alfabeta.
Sutedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang.
Bandung: Humaniora Utama Press.
Syah, Muhibin. 2012. Psikolog Belajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R&D. Bandung : ALFABETA
Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar.
Yogyakarta: Nuha Litera.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran
Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta:
BPFE Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Teknik Pengajaran
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1988.
Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.
Bandung: Angkasa Bandung.
496