You are on page 1of 13

Tugas Akhir Matakuliah Manajemen Industri

Program Studi S1 Teknik Mesin, Universitas Tidar

Perancangan Pengembangan Produk Powerbank Dengan Metode


Quality Function Deployment (QFD)
Ardhana Raka Pramudya (2120502055), Diva Arief Erdianto (2010502012), Tardho Hakim
(2120502056), Muhammad Salman Al-Farisi (2010502014), Yanuar Nugraha Husni
Maulana (2010502040)

Abstract
In this era of technological sophistication and high human mobility, a tool is needed that can meet
communication needs and help human life. So a tool called a cell phone was created. Cell phones
require electrical power to function optimally, this electrical power is obtained from the battery
embedded in the cell phone itself, over time the power in the cell phone battery will run out along
with usage. To overcome this problem, a portable charger product is needed that can recharge
the cellphone battery without having to connect the cellphone to household electricity. This
research uses the Quality Function Deployment approach in the design and development of
power bank products using Voice of Customer as a reference. At the initial stage, preparations
were made by distributing questionnaires to obtain Voice of Customer, providing technical
parameters, compiling a House of Quality, and continued with the design and development of
powerbank products in accordance with customer desires. Based on the preparation of the House
of Quality that has been done, the results of the powerbank product design with dimensions 104
x 68.9 x 20 mm and made with the main material in the form of ABS + PC plastic with additional
silicon and rubber, and using a Li-Po type battery with a capacity of 20,000 mAh.

Keywords: Technology, Cell phone, portable, Charger, Function, Quality Function


Deployment

Abstrak
Pada era tingginya mobilitas manusia saat ini dibutuhkan sebuah alat yang dapat
memenuhi kebutuhan Komuninkasi manusia. Maka diciptakanlah sebuah alat bernama telpon
selular atau biasa disebut dengan ponsel. Ponsel membutuhkan daya listrik untuk dapat
berfungsi, daya listrik ini didapatkan dari baterai yang tertanam pada ponsel itu sendiri, daya pada
baterai ponsel ini akan habis seiring dengan penggunaan. Untuk mengatasi permasalah tersebut,
maka dibutuhkan sebuah produk portable charger yang dapat mengisi kembali daya pada baterai
ponsel dimanpun dan kapanpun. Penelitian ini menggunakan pendekatan Quality Function
Deployment dalam perancangan dan pengembangan produk powerbank. Pada tahap awal
dilakukan persiapan dengan penyebaran kuesioner untuk mendapatkan Voice of Customer,
memberikan parameter teknis, menyusun House of Quality, dan dilanjutkan dengan perancangan
dan pengembangan produk powerbank yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Berdasarkan
penyusunan House of Quality yang sudah dilakukan, didapatkan hasil rancangan produk
powerbank dengan dimensi 104 x 68,9 x 20 mm dan dibuat dengan material utama berupa plastik
ABS+PC dengan tambahan silicon dan rubber, dan menggunakan baterai berjenis Li-Po dengan
kapasitas 20.000 mAh.

Kata Kunci: Teknologi, Telpon Selular, Charger, Fungsi, Quality Function Deployment

1. PENDAHULUAN

Dewasa ini, kesibukan dan mobilitas pada sebagian masyarakat sangatlah tinggi, oleh karena itu
diperlukan sebuah alat komunikasi portable seperti telepon selular atau ponsel. Saat ini Alat
komunikasi seperti ponsel telah menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, hal ini disesbabkan
karena ponsel merupakan alat komunikasi yang sangat praktis dan efisien, selain itu ponsel
modern tidak hanyan digunakan sebagai alat komunikasi, ponsel juga seringkali digunakan untuk
mencari informasi seperti berita, ataupun digunakan sebagai peta digital untuk mengetahui rute
perjalan, karena hal-hal tersebutlah saat ini ponsel sudah menjadi kebutuhan dikalangan
masyarakat. Namun, ponsel memiliki kekurangan, yakni ponsel membutuhkan sumber tenaga
yang berasal dari baterai, dan baterai memiliki kapasitas yang terbatas sehingga sering kali
baterai ponsel kehabisan daya di tengah-tengah kesibukan yang tinggi. Ketika terjadi kehabisan
Tugas Akhir Matakuliah Manajemen Industri
Program Studi S1 Teknik Mesin, Universitas Tidar ■ 2
daya, maka baterai membutuhkan daya listrik untuk memulihkan daya baterai untuk bisa
mengoperasikan kembali ponsel dengan optimal. Kegiatan pengisian daya kembali ini tentu
sangat menggangu aktivitas mobilitas masyarakat, karena ketika melakukan pengisian daya
ponsel harus dihubungkan ke sumber listrik yang ada pada rumah maupun kantor sehingga tidak
bisa mengimbangi mobilitas masyarat yang tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah alat
pengisian daya yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan manusia.

Dengan penelitian ini, penulis ingin menciptakan sebuah produk charger atau sebuat alah ntuk
menyesuaikan kebutuhan manusia, maka dirancang sebuah produk portable charger, yang dapat
menyimpan daya listrik dengan kapasitas tertentu yang dapat mengisi daya baterai ponsel
berulang kali serta juga dapat digunakan untuk mengisi daya lebih dari 1 ponsel dengan
memanfaat baterai dengan kapasitas besar namun dengan bentuk yang kompak dan ringan
sehingga dapat mudah dibawa dan digunakan dimanapun dan kapanpun untuk menunjang
tingginya aktivitas dan mobilitas masyarakat.

Produk portable charger atau bisa disebut powerbank merupakan sebuah produk yang wajib
untuk dibawa berdampingan dengan ponsel untuk dapat menyesuaikan kebutuhan manusia.
Dengan penggunaan smartphone yang tak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi dan
informasi untuk penunjang berbagai hal membuat smartphone sering digunakan tiap seseorang
untuk keseharian membutuhkan powerbank (Handayani & Nurhayati, 2021). Dalam penelitian ini
produk charger yang akan dikembangkan memiliki keunggualn yakni, dapat mengisi daya ponsel
dimanapun dan dalam kondisi apapun seperti pada saat perjalanan jauh maupun saat terjadi
pemadaman listrik, karena dapat mengisi daya tanpa harus terhubung dengan listrik rumah
tangga yang bersumber dari PLN. Dalam perancangan produk ini digunakan pendekatan Quality
Function Deployment (QFD) dalam peracangan dan pengembangan produk powerbank yang
sesuai dengan keinginan konsumen.

Pengembangan produk adalah urutan atau tahapan kegiatan di mana perusahaan melakukan
kegiatan untuk mengatur, merencanakan, dan memasarkan sebuah produk. Proses
pengembangan produk juga meliputi intelektual dan organisasi. Selama proses pengembangan
konsep meliputi kegiatan sebagai berikut: mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, menentukan
spesifikasi target, pengembangan konsep, pemilihan konsep, pengujian konsep, penentuan
spesifikasi akhir, perencanaan proyek, analisis ekonomi dan analisa terhadap produk kompetitor
hal ini merupakan suatu hal yang penting karena merupakan faktor penentu keberhasilan
mengembangkan produk yang akan diproduksi oleh perusahaan. Mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan sangat membantu selama proses pengembangan produk untuk menentukan secara
pasti bagaimana menargetkan atribut yang sebenarnya atau produk seperti apa yang diinginkan
konsumen (Prabowo dan Purwanto, 2016). Model identifikasi kebutuhan pelanggan dapat
ditentukan menggunakan konsep Quality Function Develoyment (QFD).

QFD adalah sebuah metode terstruktur dalam proses pengembangan sebuah produk,
penggunaan metode QFD memungkinkan tim pengembangan untuk mengembangkan sebuah
produk didefinisikan dengan jelas setiap keinginan dan kebutuhan konsumen untuk kemudian di
evalusi masing-masing kemampuan produk atau jasa yang disediakan secara sistematis untuk
memenuhi kebutuhan konsumen [Cohen 95].

Konsep QFD pertama kali dibiakkan oleh Dr. Yoji Akao di Jepang pada tahun 1966. Akao
mendefinisikan QFD sebagai metode desain berkualitas harapan konsumen, maka
mengubahnya menjadi tujuan dan poin desain kualitas penting, sehingga dapat digunakan pada
pengembangan produksi/jasa. QFD adalah alat manajemen yang sangat efektif, berdasarkan
harapan konsumen biasanya digunakan untuk mengontrol proses pengembangan atau
pengembangan produk jasa dalam suatu industri. QFD berasal dari Jepang yaitu Hin Shitsu Kino
Ten Kai. dalam bahasa Hin Shitsu Bahasa Jepang berarti kualitas, atribut atau karakteristik, Kino
berarti fungsional atau mekanis sedangkan Ten Kai artinya penyebar berevolusi (Cohen, 2012).
QFD pertama kali dikembangkan pada Galangan Kapal Kobe Mitsubishi, dan kemudian diadopsi
oleh Toyota. Di pengembangan, Ford Motor Company dan Xerox membawa konsep ini ke
Amerika. Jadi metode ini menjadi populer dan banyak diterapkan pada perusahaan besar di
Jepang, Amerika dan Eropa. QFD adalah sebuah metode untuk desain produk dengan
Tugas Akhir Matakuliah Manajemen Industri
3 ■ Program Studi S1 Teknik Mesin, Universitas Tidar
menerjemahkan kebutuhan pelanggan, serta menemukan jawaban kreatif untuk kebutuhan ini
dengan meningkatkan proses mendapatkan produk atau jasa dengan atribut prioritas keinginan
pelanggan. Metode QFD dinilai paling efektif dalam memudahkan perancang untuk menetapkan
spesifikasi keinginan dan kebutuhan konsumen (Migotuwio, 2020). Tujuan dari QFD adalah untuk
memenuhi harapan pelanggan sebanyak mungkin, selain itu dengan QFD perusahaan juga
berusaha untuk melebihi harapan pelanggan sebagai sarana bersaing dengan kompetitor,
sehingga pelanggan tidak akan menolak dan mengeluh, tapi menginginkannya (Prabowo, 2011).

Alat utama yang digunakan dalam pengembangan produk dengan QFD adalah House of Quality,
House of Quality merupakan gabungan dari beberapa matriks yang menggambarkan hubungan
kebutuhan konsumen yang diterjemahkan ke dalam atribut-atribut produk yang bersifat teknis,
House of Quality menerjemahkan suara pelanggan atau Voice of Customer yang didapatkan
melalui sebuah kuesioner menjadi persyaratan desain untuk mencapai tujuan nilai tertentu dan
menyesuaikannya dengan organisasi atau perusahaan. HoQ juga digunakan parameter untuk
mengukur kemampuan dari suatu produk untuk memenuhi keinginan pelanggannya (Suwandi et
al., 2017).

Gambar 1 Matriks House of Quality

2. METODE PENELITIAN

2.1 Pengumpulan Voice of Customer

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan QFD. Penelitian ini
diawali dengan melakukan pengambilan data primer untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan
pelanggan terhadap suatu produk. Pengambilan data primer dilakukan dengan metode survey
dengan menggunakan kuesioner sebagai media pengambilan data. Data-data mengenai
kebutuhan dan keinginan merupakan atribut-atribut produk yang dinamakan dengan Voice of
Customer, adapun atribut produk ini akan digunakan sebagai basis atau dasar dalam proses
perancangan dan pengembangan produk yang akan dilakukan.

2.2 Pembuatan House of Quality

Setelah didapatkan Voice of Customer, tahap selanjutnya adalah melakukan pembuatan matriks
House of Quality, dalam membuat matriks HoQ, diawali dengan melakukan evaluasi produk
dengan melakukan benchmarking dengan produk kompetitor, proses benchmarking penting
Tugas Akhir Matakuliah Manajemen Industri
Program Studi S1 Teknik Mesin, Universitas Tidar ■ 4
untuk mengukur kebutuhan-kebutuhan serta keinginan pelanggan sehingga perusahaan dapat
menetapkan target-target performansi kepuasan. Setelah melakukan proses benchmarking,
perlu dilakukan perhitungan performasi data perbandingan untuk dapat melihat peluang
perbaikan.

Tahap selanjutnya dalam pembuatan HoQ adalah merubah data-data kebutuhan dan keinginan
konsumen yang bersifat non-teknis menjadi data teknis untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Dalam pembuatan HoQ, perlu diketahui bagaimana dan seberapa kuat hubungan interaksi antara
respon teknis dengan parameter-parameter yang menjadi atribut dari produk. Tahap terakhir
dalam pembuatan HoQ adalah analisis untuk menentukan target value yang didasarkan pada
respon teknis dan parameter-parameter yang ada, dan memperbaiki evaluasi yang sudah
dilakukan.

2.3 Deployment

Langkah terakhir dalam perancangan dan pengembangan produk dengan metode QFD adalah
deployment, dilakukan apabila matriks House of Quality telah terbentuk, dan target value produk
sudah ditetapkan, sehingga QFD dapat di implementasikan dalam proses produksi dari produk
yang akan dibuat sehingga menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan dari konsumen

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Penentuan Atribut Produk

Atribut-atribut produk dibawah ini didapatkan dari hasil wawancara peneliti kepada pengguna
powerbank, untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan dari produk powerbank yang sudah
ada dan untuk mengetahui produk powerbank seperti apa yang diinginkan oleh pengguna
powerbank kedepanya. Setalah mendapatkan jawaban dari konsumen peneliti bisa menentukan
atribut-atribut apa saja yang akan dipakai untuk Analisa pengembangan produk powerbank.
Atribut produk diturunkan berdasarkan aspek-aspek QFD. Atribut-atribut produk ini yang
kemudian menjadi dasar bagi atribut-atribut produk dari produk powerbank yang akan dirancang.
Atribut-atribut penelitian ini yang nantinya akan diterjemahkan sebagai kebutuhan konsumen.
Pada Tabel 1 ditampilkan atribut produk untuk merancang produk powerbank.

Tabel 1. Atribut Produk Powerbank


No Produk Attributes
1 Kenyamanan
2 Mudah digunakan
3 Ringan dan mudah dibawa
4 Kapasitas
5 Daya tahan
6 Keamanan
7 Desain
8 Fitur
9 Harga

3.2 Pengolahan Data Kuisioner

Data diatas merupakan hasil dari penyebaran kuesioner awal dimana data tersebut didapatkan
dari konsumen pengguna powerbank yang kemudian di kategorikan sebagai bahasa
pengembangan produk. Kuesioner akhir disusun dari hasil pengajuan dan kesimpulan kuesioner
Tugas Akhir Matakuliah Manajemen Industri
5 ■ Program Studi S1 Teknik Mesin, Universitas Tidar
pertama untuk memperoleh data kuantitatif yang berupa data tentang kepentingan (bobot),
tingkat kepuasan yang diharapkan para responden (pengguna powerbank). Kuesioner tahap
akhir ini disebarkan kepada 32 orang responden dan dari hasil penyebaran berdasarkan hasil,
pengolahan data kuisioner adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Pengolahan Data Kuisioner


Nilai Nilai
No Produk Attributes
1 2 3 4 5 Akhir
1 Kenyamanan 0 1 5 7 19 4
2 Mudah digunakan 0 1 1 10 20 5
Ringan dan mudah
3 4
dibawa 1 1 1 12 17
4 Kapasitas 0 2 1 1 28 5
5 Daya tahan 0 0 4 7 21 5
6 Keamanan 1 0 6 2 23 4
7 Desain 0 4 8 14 6 4
8 Fitur 1 1 6 13 11 4
9 Harga 1 4 9 5 13 4

3.3 Evaluasi Atribut

Pada tahap ini kita akan melakukan evaluasi terhadap atribut yang akan menjadi harapan kita.
Masing-masing pada atribut diberi penilaian dengan skala 1 – 5, sesuai dengan kondisi aktual
sebelum perbaikan. Sehingga kita mampu mengetahui atribut-atribut yang perlu mendapatkan
perhatian untuk dapat dicari solusi sesuai dengan tujuan awal dalam penelitian ini.

Tabel 3 Atribut Produk Sendiri (Baseus)


Produk
No Attributes 1 2 3 4 5
1 Kenyamanan *
Mudah
2 digunakan *
Ringan dan
mudah
3 dibawa *
4 Kapasitas *
5 Daya tahan *
6 Keamanan *
7 Desain *
8 Fitur *
9 Harga *

Tabel 4 Atribut Produk Saingan (Robot)


Produk
No Attributes 1 2 3 4 5
1 Kenyamanan *
Mudah
2 digunakan *
Ringan dan
mudah
3 dibawa *
4 Kapasitas *
5 Daya tahan *
Tugas Akhir Matakuliah Manajemen Industri
Program Studi S1 Teknik Mesin, Universitas Tidar ■ 6
6 Keamanan *
7 Desain *
8 Fitur *
9 Harga *

Tabel 5 Evaluasi Produk


No Produk 1 2 3 4 5
Attributes
1
Kenyamanan
2 Mudah
digunakan
3 Ringan dan
mudah dibawa
4 Kapasitas
5
Daya tahan
6 Keamanan
7
Desain
8
Fitur
9
Harga

Weak Strong

3.4 Project Objective

Pada tahap ini ditentukan target value, improvement rate, weight (bobot) dan weight (%) dari
masing-masing atribut produk. Adapun rumus yang dipakai yaitu :

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒
Improvement Rate = 𝐸𝑣𝑎𝑙𝑢𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒

𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 𝐼𝑚𝑝𝑜𝑟𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥


Weight = 𝐼𝑚𝑝𝑟𝑜𝑣𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑒

𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡
Weight (%) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 × 100

Dengan menggunakan rumus tersebut, kita dapat mengolah data yang telah tersedia.
Pengolahan ada pada Tabel 6 dan juga Tabel 7. Untuk Hasil Pengolahan Project Objective ada
pada Tabel 8.
Tugas Akhir Matakuliah Manajemen Industri
7 ■ Program Studi S1 Teknik Mesin, Universitas Tidar

Tabel 6 Perhitungan Improvement Rate

Improvement Rate
Target Value
No Produk Attributes 1 2 3 4 5
1 Kenyamanan 4 4/4=1
2 Mudah digunakan 5 5/5=1
3 Ringan dan mudah dibawa 5 5/5=1
4 Kapasitas 4 4/4=1
5 Daya tahan 5 5/5=1
6 Keamanan 5 5/5=1
7 Desain 4 4/4=1
8 Fitur 5 5/5=1
9 Harga 4 4/3 = 1,3

Tabel 7 Perhitungan Weight

Improvement Rate

Rel. Imp. Index

Weight (%)
Weight
No Produk Attributes
1 Kenyamanan 1 4 1x4=4 9,9502
2 Mudah digunakan 1 5 1x5=5 12,4378
3 Ringan dan mudah dibawa 1 4 1x4=4 9,9502
4 Kapasitas 1 5 1x4=4 12,4378
5 Daya tahan 1 5 1x5=5 12,4378
6 Keamanan 1 4 1x4=4 9,9502
7 Desain 1 4 1x4=4 9,9502
8 Fitur 1 4 1x4=4 9,9502
9 Harga 1,3 4 1,3 x 4 = 5,2 12,9353
40,2 100
Tugas Akhir Matakuliah Manajemen Industri
Program Studi S1 Teknik Mesin, Universitas Tidar ■ 8

Tabel 8 Project Objective

Improvement Rate
Rel. Imp. Index
Target Value

Weight (%)
Weight
No Produk Attributes 1 2 3 4 5
1 Kenyamanan 4 1 4 4 9,95
2 Mudah digunakan 5 1 5 5 12,4
3 Ringan dan mudah dibawa 5 1 4 4 9,95
4 Kapasitas 4 1 5 5 12,4
5 Daya tahan 5 1 5 5 12,4
6 Keamanan 5 1 4 4 9,95
7 Desain 4 1 4 4 9,95
8 Fitur 5 1 4 4 9,95
9 Harga 4 1,3 4 5 12,9
40 100

3.5 Engineering Characteristics

Pada tahap ini dijabarkan parameter teknis yang secara teknikal berhubungan langsung dengan
atribut produk. Masing-masing parameter teknis memiliki satuan yang dapat diukur. Karena
perbaikan kita hanya berfokus pada perbaikan powerbank, maka parameter teknis yang diambil
adalah parameter teknis yang berhubungan langsung dengan desain powerbank.

Tabel 9 Engineering Characteristics


Relative Importance Index
Kecepatan pengisian
Kapasitas baterai

Indikator Baterai
Bersertifikasi
Jenis baterai

Jumlah port

Bergaransi
Material

Dimensi

No Produk Attributes
1 Kenyamanan 9 1 9 9 1 1 1 1 4
2 Mudah digunakan 9 3 9 3 5
3 Ringan dan mudah dibawa 3 3 9 9 4
4 Kapasitas 9 9 1 5
5 Daya tahan 9 9 9 1 3 3 1 5
6 Keamanan 3 3 9 1 4
7 Desain 9 9 9 9 4
8 Fitur 1 9 9 4
9 Harga 9 3 3 9 3 3 3 1 3 4

3.6 Interaction Matrix

Ini merupakan “the core of QFD method” (inti dari metode QFD). Pada tahap ini dicari antara
hubungan atribut produk dengan parameter-parameter teknis. Hubungan macam apakah yang
terjadi: kuat, lemah, atau tidak ada hubungannya. Kuat lemahnya hubungan tersebut dapat dilihat
dari nilai, dimana :

Relationship Score = 𝑇ℎ𝑒 𝑆𝑡𝑟𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ 𝑜𝑓 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛𝑠ℎ𝑖𝑝 𝑥 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑜𝑓 𝐴𝑡𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑒


Tugas Akhir Matakuliah Manajemen Industri
9 ■ Program Studi S1 Teknik Mesin, Universitas Tidar

Perhitungannya kita bisa lihat pada Tabel 10 untuk Strength of Relationship dan Tabel 11 untuk
Weight of Attribute. Sebagai contoh : relationship score untuk atribut no. 1 (Kenyamanan) dan
kapasitas baterai dapat dihitung dengan = 10 x 9 = 90. Dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 10 Strenght of Relationship


Strength of Relationship :
= strong relationship (9)
= medium relationship (3)
= weak relationship (1)
= non relationship

Tabel 11 Weight of Attribute

Weight (%)
Produk Attributes
Kenyamanan 9,95024
Mudah digunakan 12,43781
Ringan dan mudah dibawa 9,95025
Kapasitas 12,43781
Daya tahan 12,43781
Keamanan 9,95024
Desain 9,95024
Fitur 9,95024
Harga 12,93532

Tabel 12 Interaction Matrix


Relative Importance Index
Kecepatan pengisian
Kapasitas baterai

Indikator Baterai
Bersertifikasi
Jenis baterai

Jumlah port

Bergaransi
Material

Dimensi

No Produk Attributes

1 Kenyamanan 90 10 90 90 10 10 10 10 4

2 Mudah digunakan 111 37 111 37 5

3 Ringan dan mudah dibawa 30 30 90 90 4

4 Kapasitas 112 112 12 5

5 Daya tahan 112 112 112 13 37 37 12 5

6 Keamanan 30 30 90 10 4

7 Desain 90 90 90 90 4

8 Fitur 10 90 90 4

9 Harga 116 39 39 116 39 39 39 13 39 4

Sum scores 470 323 340 565 433 86 176 172 151 2716
Priority (%) 17,3 11,9 12,52 20,8 15,9 3,17 6,5 6,33 5,56 100
Tugas Akhir Matakuliah Manajemen Industri
Program Studi S1 Teknik Mesin, Universitas Tidar ■ 10

3.7 Interaction Between Parameters

Tahap ini akan menggambarkan interaksi yang ada antara produk atribut dengan parameter
teknis dari powerbank. Sebagai contoh: material akan mempengaruhi desain powerbank, dimana
pemilihan pada material sebuah powerbank yang baik dan sesuai maka akan mempengatuhi
pada dimensi tersebut semakin kecil.

Tabel 13 Technical Analysis and Target Value


Strength of Relationship :
= strong relationship (9)
= medium relationship (3)
= weak relationship (1)
= non relationship

Relative Importance Index


Kecepatan pengisian
Kapasitas baterai

Indikator Baterai
Bersertifikasi
Jenis baterai

Jumlah port

Bergaransi
Material

Dimensi

No Produk Attributes

1 Kenyamanan 90 10 90 90 10 10 10 10 4

2 Mudah digunakan 111 37 111 37 5

3 Ringan dan mudah dibawa 30 30 90 90 4

4 Kapasitas 112 112 12 5

5 Daya tahan 112 112 112 13 37 37 12 5

6 Keamanan 30 30 90 10 4

7 Desain 90 90 90 90 4

8 Fitur 10 90 90 4

9 Harga 116 39 39 116 39 39 39 13 39 4

Sum scores 470 323 340 565 433 86 176 172 151 2716

Priority (%) 17,30486 11,89249 12,52 20,803 15,9426 3,166 6,480118 6,333 5,5596 100

3.8 Technical Analysis and Target Values

Pada tahap ini telah ditentukan target value dan prioritas perbaikan parameter teknis. Hanya
dipilih beberapa parameter teknis yang akan diperbaiki. Apabila kita lihat pada Tabel 14, kita
dapat melihat bahwa fokus perbaikan pada kapasitas baterai, material, dan dimensi dari
powerbank
Tugas Akhir Matakuliah Manajemen Industri
11 ■ Program Studi S1 Teknik Mesin, Universitas Tidar
Tabel 14 Technical Analysis and Target Value
Strength of Relationship :
= strong relationship (9)
= medium relationship (3)
= weak relationship (1)
= non relationship

Relative Importance Index


Kecepatan pengisian
Kapasitas baterai

Indikator Baterai
Bersertifikasi
Jenis baterai

Jumlah port

Bergaransi
Material

Dimensi
No Produk Attributes

1 Kenyamanan 90 10 90 90 10 10 10 10 4

2 Mudah digunakan 111 37 111 37 5

3 Ringan dan mudah dibawa 30 30 90 90 4

4 Kapasitas 112 112 12 5

5 Daya tahan 112 112 112 13 37 37 12 5

6 Keamanan 30 30 90 10 4

7 Desain 90 90 90 90 4

8 Fitur 10 90 90 4

9 Harga 116 39 39 116 39 39 39 13 39 4

Sum scores 470 323 340 565 433 86 176 172 151 2716

Priority (%) 17,30486 11,89249 12,52 20,803 15,9426 3,166 6,480118 6,333 5,5596 100

Measurement Unit mAh type # type mm month type type A

Flight Friendly
ABS + 153 x 68,8 x and Fast
Our Product 10.000 Li-Po 4 PC 16,9 12 Charging Led 3

ABS + 140 x 60 x Flight


Competitive Product 10.000 Li-Po 2 PC 13 12 Friendly No 2.1

Silicon
Flight Friendly
and 104 x 68,9 x and Fast
Target Value 20.000 Li-Po 4 rubber 20 12 Charging Led 3

3.9 Feasibility

Pada perbaikan parameter teknis kapasitas baterai dengan technical parameter type "ABS + PC"
(20%) target value ABS+PC. Pada perbaikan parameter teknis kapasitas baterai dengan
technical parameter mAh (17%) "10.000" target value 20.000. Dan pada perbaikan parameter
teknis dimensi dengan technical parameter mm (16%) "153 x 68,8 x 16,9" target value = 104 x
68,9 x 20.

3.10 Development

Pemutusan target values untuk parameter-parameter teknis yang disesuaikan dengan kapasitas
yaitu sebagai berikut:
Tugas Akhir Matakuliah Manajemen Industri
Program Studi S1 Teknik Mesin, Universitas Tidar ■ 12
(1) technical parameter = type "ABS + PC" (20%) dengan target value = ABS+PC. Solusi
permasalahan bisa dengan menambah silicon pada casing dan rubber pada bagian samping
powerbank.
(2) technical parameter = mAh "10.000 " (17%) dengan target value = 20,000 dilakukan
rancangan baru serta pada technical parameter = mm "153 x 68,8 x 16,9 " (16%) dengan target
value = 104 x 68,9 x 20 dilakukan rancangan baru.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, didapatkan 9 atribut produk yang diinginkan oleh
konsumen, yakni kenyamanan, udah digunakan, ringan dan mudah dibawa, kapasitas, daya
tahan, keamanan, desain, fitur, harga. Berdasarkan Dari gambaran target karakteristik teknis
yang didapatkan dari analisa pembuatan matriks House of Quality pada metode Quality Function
Deployment didapatkan bahwa produk Powerbank yang diinginkan konsumen adalah produk
yang memiliki prioritas perancangan dengan material tertentu dengan kontribusi 20.8%, kapasitas
baterai dengan kontribusi 17,3%, dimensi kompak dengan kontribusi 15,9%, jumlah port
powerbank dengan kontribusi 12%, dan jenis baterai tertentu dengan kontribusi 11%.

Sehingga dirancang sebuah produk powerbank dengan dimensi 104 x 68,9 x 20 mm dan dibuat
dengan material utama berupa plastic ABS+PC dengan tambahan silicon dan rubber untuk
menunjang kenyaman penggunaan dan kekuatan dari produk, dan memiliki kapasitas baterai
sebesar 20.000 mAh dengan menggunakan baterai jenis Li-Po dengan jumlah port usb sebanyak
4 buah. Dengan mengetahui atribut-atribut dan parameter-parameter teknis yang menjadi
prioritas perancangan dan pengembangan produk, diharapkan dapat menciptakan produk
unggulan yang memiliki kualiatas tinggi yang sesuai dengan harapan konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Batan, I. M. (2012). Desain Produk. Edisi Pertama. Guna Widya. Surabaya

Bayu, C. (2014). Disain Pengembangan Produk Kursi Kelas Dengan Metode Qfd Dan Kano.
Jurnal Teknik Industri Volume 4 Isu 2, Hal 44 – 61. Universitas Kristen Petra. Surabaya

Cohen, L. (2010). Quality Function Deployment How To Make Qfd Work For You.
Massachussets : Addisonwesley

Imron, J. (2014). Rancangan Produk Charger Handphone Portable Dengan Metode Quality
Function Deployment (QFD). Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Bandung. Vol.02
No.02 April 2014. ISSN: 2338-5081

Jaelani, E. (2012). Perencanaan Dan Pengembangan Produk Dengan Quality Function


Deployment (QFD). Jurnal Sains & Manajemen Akuntansi Vol.4 No.1/Mei/2012

Nugraha, H. (2015). Perancangan dan Pembuatan Charger Handphone Portable


Menggunakan Sistem Penggerak Generator AC dengan Penyearah. Jurnal Akademi
Teknik Telekomunikasi Purwokerto. Purwokerto

Ulrich, K. T and Eppinger, S.D. (2010). Perancangan dan Pengembangan Produk. Salemba
Teknika. Jakarta

Vinayak, K. and Kodali, R. (2013). Benchmarking the quality function deployment models.
Benchmarking: An International Journal, 20(6), 825-854.
Tugas Akhir Matakuliah Manajemen Industri
13 ■ Program Studi S1 Teknik Mesin, Universitas Tidar
Homkhiew, C., Ratanawilai, T., and Pochana, K. (2012), Application of a quality function
deployment technique to design and develop furniture products. Songklanakarin J. Sci.
Technol. 34 (6), 663-668.

Bae, B.-Y, Kim, S., Lee, J.-W., Van Nguyen, N., and Chung, B.-C. (2017). Process of
Establishing Design Requirements and Selecting Alternative Configurations for
Conceptual Design of A VLA. Chinese Journal of Aeronautics, vol. 30, pp. 738-751.

Bolar, A.A., Tesfamariam, S., and Sadiq, R. (2017). Framework for Prioritizing Infrastructure
User Expectations Using Quality Function Deployment (QFD). International Journal of
Sustainable Built Environment, vol. 6, pp. 16-29

Hadi, H.H., Purba, H.H., Indarto, K.S., Simarmata, R.G.P., Putra, G.P., Ghazali, G., Aisyah,
S. (2017). The Implementation of Quality Function Deployment (QFD) in Tire
Industry. ComTech, 8(4): 223-228.

Wirani, A. P., Trimarjoko, A., & Purba, H. H. (2019). Perancangan dan pengembangan
produk ban hemat bahan bakar, aman dan nyaman dengan pendekatan quality function
deployment. Jurnal Operations Excellence: Journal of Applied Industrial
Engineering, 11(2), 195-201.

Prabowo, R., & Zoelangga, M. I. (2019). Pengembangan Produk Power Charger Portable
dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD). Jurnal Rekayasa
Sistem Industri, 8(1), 55-62.

Handayani, S. A., & Nurhayati, E. (2021). PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN


PRODUK SMARTHPHONE MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION
DEPLOYMENT (QFD). Proceeding SENDI_U.

Migotuwio, N. (2020). Perancangan Produk Mainan Edukasi Kayu Dengan Metode Quality
Function Deployment (QFD). In Jurnal Studi Desain (Vol. 3).

Suwandi, A., Maulana, E., & Rhapsody, F. D. (2017). PERANCANGAN SEPEDA STATIS
PENGHASIL ENERGI LISTRIK YANG ERGONOMIS. Flywheel: Jurnal Teknik Mesin
Untirta, 3, 24–31.

You might also like