You are on page 1of 6

BORNEO NURSING JOURNAL (BNJ)

https://akperyarsismd.e-journal.id/BNJ
Vol. 2 No. 1 Tahun 2020

PENINGKATAN KEMAMPUAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)


AKIBAT BAHAN BERBAHAYA PADA PETANI

Rizeki Dwi Fibriansari, Arista Maisyaroh, Eko Prasetya W


Prodi D3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember
E-mail: rizekifibriansari@unej.ac.id

Improvement Of Basic Life Support (BLS) From Hazardous Materials In Farmers

Identification of threats, vulnerabilities and ability of farmers in integrated nursing care-


based emergency nursing in Lumajang District results in emergency risk results are still high
and the ability of integrated farmers emergency response is still low. Management for
integrated emergency risk reduction for farmers is needed by enhancing the capacity of
farmers and reducing threats and vulnerabilities in agricultural areas. The purpose of this
study is to improve the ability of farmers to provide basic life support (BLS) due to hazardous
materials to farmers in Lumajang Regency. This study used a pre-post-test design method.
Participants in this study were 30 participants who were selected by random sampling. Data
analysis was performed using SPSS and hypothesis testing using the Wilcoxon Signed Rank
Test with statistical test results p-value = 0,000 (α <0.05). This can show that there is a
significant capacity improvement after conducting basic life support training due to
hazardous materials to farmers.

Keywords: Basic Life Support, Hazardous Materials, Farmer

Peningkatan Kemampuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Akibat Bahan Berbahaya pada
Petani

Identifikasi ancaman, kerentanan dan kemampuan petani dalam penanggulangan


kegawatdaruratan terpadu berbasis agricultural nursing di Kabupaten Lumajang didapatkan
hasil risiko kegawatdaruratan masih tinggi dan kemampuan penanggulangan
kegawatdaruratan terpadu petani masih rendah. Penatalaksanaan untuk pengurangan risiko
kegawatdaruratan terpadu petani sangat diperlukan dengan peningkatan kemampuan petani
dan pengurangan ancaman serta kerentanan di area pertanian. Tujuan penelitian ini adalah
meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan pemberian hidup dasar (BHD) akibat
bahan berbahaya pada petani di Kabupaten Lumajang. Penelitian ini menggunakan metode
pre test- post test design. Partisipan dalam penelitian ini petani partisipan yang telah dipilih
secara random sampling sebanyak 30 responden. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan SPSS dan uji hipotesis menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dengan hasil
uji statistik nilai p-value=0,000 (α<0.05). Hal ini dapat menunjukkan terdapat peningkatan
kemampuan yang signifikan setelah dilakukan pelatihan bantuan hidup dasar akibat bahan
berbahaya pada petani.

Kata kunci: Bantuan Hidup Dasar, Bahan Berbahaya, Petani.

1
BORNEO NURSING JOURNAL (BNJ)
https://akperyarsismd.e-journal.id/BNJ
Vol. 2 No. 1 Tahun 2020

PENDAHULUAN kerentanan) terpadu petani di Kabupaten


Sektor pertanian merupakan salah satu Lumajang masih tinggi dan kemampuan
sektor yang memegang peranan penting di penanggulangan kegawatdaruratan terpadu
dunia terutama di negara-negara petani berbasis agricultural nursing masih
berkembang. Lebih dari 65% penduduk di rendah (Suhari, dkk, 2018). Salah satu
negara berkembang tinggal secara peningkatan kemampuan petani dalam
permanen, bahkan turun-temurun, di mengurangi resiko adalah dengan
pedesaan, sedangkan di negara-negara peningkatan pengetahuan dan kemampuan
maju penduduk yang tinggal di desa dalam tatalaksana awal kejadian gawat
kurang 27%. demikian pula hanya dengan darurat di area pertanian. Menurut WHO
lapangan kerja, yaitu sekitar 58% tenaga (World Health Organization) yang dikutip
kerja di negara-negara dunia mencari oleh Notoatmodjo (2007), dalam
nafkah di sektor pertanian, sedangkan di (Wibowo, 2016) salah satu bentuk objek
negara maju hanya 5%. Di Indonesia kesehatan dapat dijabarkan oleh
sektor pertanian secara umum merupakan pengetahuan yang diperoleh dari
lapangan kerja utama. Tercatat lebih dari pengalaman sendiri.
50% penduduk Indonesia bekerja di sektor
ini (Endiyono, 2012). Seiring dengan kemampuan pengetahuan
juga dapat ditingkatkan kemampuan
Pengetahuan dan motivasi yang rendah dengan cara pelatihan untuk petani dalam
tentang penggunaan alat pelindung diri tatalaksana awal kegawat daruratan di area
(APD) pada petani dapat menyebabkan pertanian. Salah satu yang bisa dilatih
kecelakaan kerja di tempat kerja. adalah kemampuan dalam pemberian
Kecelakaan kerja yang terjadi berupa bantuan hidup dasar (BHD). Bantuan
terjatuh, tertimpa, keracunan, terjepit oleh hidup dasar adalah usaha yang dilakukan
benda, paparan radiasi, pengaruh suhu untuk mempertahankan kehidupan pada
tinggi, gigitan hewan buas, kontak saat pederita mengalami keadaan yang
langsung dengan bahan berbahaya atau mengancam nyawa (Goiten, 2008).
radiasi lainnya (Staur, 2013). Penggunaan Bantuan hidup dasar merupakan usaha
pestisida dapat secara signifikan yang pertama kali di lakukan untuk
meningkatkan kemampuan produktifitas mempertahankan kondisi jiwa seseorang
hasil pertanian, akan tetapi dibalik itu pada saat mengalami kegawatdaruratan.
semua terdapat resiko atau ancaman dalam (Musliha, 2010). Bantuan hidup dasar
penggunaannya resiko keracunan pestisida merupakan usaha untuk mempertahankan
baik akut ataupun kronis (Lessenger, kehidupan saat penderita mengalami
2006). Masyarakat petani masih banyak keadaan yang mengancam nyawa dan atau
yang belum sadar akan bahaya yang dapat alat gerak (AHA, 2015). Pada kondisi
ditimbulkan akibat dari penggunaan napas dan denyut jantung berhenti maka
pestisida, mereka masih mengganggap sirkulasi darah dan transportasi oksigen
remeh apabila terjadi trauma ataupun berhenti, sehingga dalam waktu singkat
penyakit akibat dampak pestisida. organ-organ tubuh terutama organ vital
akan mengalami kekurangan oksigen yang
Identifikasi ancaman, kerentanan dan berakibat fatal bagi korban dan mengalami
kemampuan petani dalam penanggulangan kerusakan (Bala, Rakhmat, & Junaidi,
kegawatdaruratan terpadu berbasis 2014).
agricultural nursing di Kabupaten
Lumajang didapatkan hasil risiko Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi
kegawatdaruratan (ancaman dan dimana saja, kapan saja dan sudah menjadi

2
BORNEO NURSING JOURNAL (BNJ)
https://akperyarsismd.e-journal.id/BNJ
Vol. 2 No. 1 Tahun 2020

tugas dari petugas kesehatan untuk HASIL


menangani masalah tersebut. Walaupun Hasil distribusi responden menurut data
begitu, tidak menutup kemungkinan dapat demografi dijelaskan pada tabel 1.
terjadi pada daerah yang sulit untuk
membantu korban sebelum di temukan Tabel 1. Distribusi demografi responden
oleh petugas kesehatan menjadi sangat (n=30)
penting (Sudiharto & Sartono, 2011). Indikator Frek %
Sehingga direkomendasikan untuk Jenis Laki-laki 12 40
Kelamin Perempuan 18 60
pengurangan risiko kegawatdaruratan
Usia < 18 tahun 0 0
terpadu petani berbasis agricultural 18- 35 tahun 16 53,3
nursing sangat diperlukan dengan 35-50 tahun 12 40
peningkatan kemampuan petani dan 50 tahun 2 6,7
pengurangan ancaman serta kerentanan di Pendidikan SD 0 0
area pertanian. SMP 0 0
SMA 19 63,3
PT 11 36,7
METODE
Jenis dan desain yang digunakan pada
Tabel 1 menunjukkan dari 30 responden
penelitian ini adalah desain quasy
terdapat jenis kelamin laki-laki sebanyak
eksperimental pre and post (Dharma,
12 (40%) dan jenis kelamin perempuan
2011). Rancangan desain ini peneliti
sebanyak 18 (60%). Usia paling banyak
melakukan pengukuran pada kedua
antara 18-35 tahun sebanyak 16 (53,3%),
kelompok dengan pre test kemudian
usia 35-50 tahun sebanyak 12 (40%) dan
diberikan perlakukan, selanjutnya
usia 50 tahun sebanyak 2 (6,7%).
dilakukan pengukuran kembali dengan
post test (Dharma, 2011). Sampel yang
Tabel 2. Hasil uji univariat
digunakan adalah yaitu 30 responden. Pre test Post test
Teknik pengambilan sampel yang Pengetahuan
n % n %
dilakukan adalah teknik consecutive Baik 8 26,7 21 70
sampling yaitu suatu teknik pemilihan Cukup 16 53,3 9 30
sampel dengan memilih semua individu Kurang 6 20 - -
yang ditemui dan memenuhi (Dharma, Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 30
2011). responden sebelum perlakuan yang
menyatakan pengetahuan baik sebanyak 8
Analisis data yang digunakan terdiri dari 2 (26,7%), pengetahuan cukup sebanyak 16
tahap yaitu univariat dan bivariat. Teknik (53,3%) dan pengetahuan kurang sebanyak
analisis univariat menggunakan diskriptif 6 (20%). Sedangkan setelah perlakuan
disajikan dalam bentuk tabel distribusi. yang menyatakan pengetahuan baik
Sedangkan analisis bivariat untuk sebanyak 21 (70%), pengetahuan cukup
mengukur peningkatan kemampuan sebanyak 9 (30%).
melakukan bantuan hidup dasar diuji
menggunakan Wilcoxon Test dengan
tingkat signifikan 5%.

3
BORNEO NURSING JOURNAL (BNJ)
https://akperyarsismd.e-journal.id/BNJ
Vol. 2 No. 1 Tahun 2020

Tabel 3. Hasil Uji Bivariat dengan Analisis Bantuan hidup dasar dapat diajarkan
Wilcoxon test kepada siapa saja. Setiap orang dewasa
N
Mean Sum of seharusnya memiliki keterampilan BHD,
Rank Ranks bahkan petani juga dapat diajarkan sesuai
Negative
1a 3,50 3,50 dengan kapasitasnya, baik tenaga
Ranks
POSTTEST kesehatan maupun bukan tenaga kesehatan
Positive
– PRE 25b 13,90 347,50 seharusnya diajarkan tentang bantuan
Ranks
TEST c
Ties 4 hidup dasar agar dapat memberikan
Total 30 pertolongan keselamatan dengan segera.
a. POSTTEST < PRETEST Pelaksanaan keterampilan seseorang harus
b. POSTTEST > PRETEST
c. POSTTEST = PRETEST
mempunyai dasar yang telah didapat baik
Test Statisticsa berupa informasi ataupun berupa
Z -4,387b pelatihan. Pengembangan keterampilan
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 harus dimulai dari apa yang dikuasai
a. Wilcoxon Signed Ranks Test seseorang, keterampilan yang belum
b. Based on negative ranks. dikuasainya.
Berdasarkan tabel 3, bahwa nilai rata-rata Faktor usia memiliki peranan terhadap
penurunan yaitu 3,5, nilai rata-rata yang tingkat pengetahuan seperti teori dari
naik yaitu 13,9. Hasil analisis bivariat Juliana et al dalam Hutapea (2012) tentang
dengan menggunakan uji Wilcoxon hubungan usia dengan pengetahuan bahwa
diperoleh nilai Z sebesar -4,387b dan nilai semakin muda usia individu maka
significancy sebesar 0,000 (p<0,05). Hasil kemampuan mengingat akan semakin
uji statistik ini dapat disimpulkan bahwa tinggi termasuk kemampuan untuk
ada peningkatan kemempuan bantuan mengingat informasi yang diterima.
hidup dasar pada petani setelah diberikan Individu yang telah mengalami penuaan
pelatihan. akan mengalami penurunan fisiologis
tubuh yang akan mempengaruhi
PEMBAHASAN kemampuan untuk mengingat informasi.
Bantuan hidup dasar merupakan suatu Berdasarkan hasil penelitian usia
usaha sederhana dilakukan untuk terbanyak pada usia 18-35 tahun.
mengatasi keadaan yang mengancam
nyawa seseorang sehingga dapat Faktor tingkat pendidikan petani juga
mempertahankan hidupnya untuk dapat mempengaruhi pengetahuan sesuai
sementara. Bantuan hidup dasar dilakukan dengan teori dari Notoatmodjo (2003)
sampai bantuan atau pertolongan lanjutan yang mengatakan bahwa orang–orang
datang (Putri, 2019). yang memiliki pendidikan yang lebih
tinggi akan memiliki pengetahuan yang
Hasil penelitian ini didukung oleh Pratiwi lebih tinggi pula jika dibandingkan dengan
(2016) menunjukkan ada hubungan yang orang–orang yang memiliki pendidikan
signifikan antara pelatihan dengan siswa yang rendah. Ini kemungkinan dapat
sekolah menengah atas dengan nilai p- disebabkan oleh tidak adanya pendidikan
value sebesar (0,001 <0.05). Hal ini tentang BHD yang didapat dari sekolah-
menunjukkan manfaat positif dari sekolah formal sehingga menyebabkan
pelatihan BHD. Mayoritas responden tidak sejalan dengan teori tinggi rendah
menunjukkan peningkatan pengetahuan pengetahuan dan tinggi rendah tingkat
saat post-test. pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian
tingkat pendidikan terbanyak dari
tingkatan SMA.

4
BORNEO NURSING JOURNAL (BNJ)
https://akperyarsismd.e-journal.id/BNJ
Vol. 2 No. 1 Tahun 2020

Pengetahuan tentang BHD sangat siapapun dalam keadaan yang gawat


diperlukan oleh seluruh kalangan darurat terutama pada orang yang
masyarakat dan bahkan sejak tingkat usia mengalami henti jantung dan henti nafas
sekolah. Salah satu faktor yang yang pada umumnya ditemukan oleh orang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu awam. Peranan orang awam sebagai
tingkat pengetahuan. Pengetahuan tentang penemu pertama korban sangat
BHD akan mempengaruhi perilaku akan berpengaruh. Meskipun keterlambatan
pemberian pertolongan pertama pada hanya beberapa menit jantung seseorang
korban-korban yang perlu diberikan BHD. berhenti, dapat memberi perbedaan antara
Salah satu upaya untuk meningkatkan hidup dan mati, dan memberi bantuan
pengetahuan adalah dengan pendidikan sementara sampai mendapatkan perawatan
kesehatan kepada petani. medis yang kompeten, jika perlu atau
sampai kesempatan pulih tanpa perawatan
Pendidikan kesehatan adalah upaya medis terpenuhi. (Thygerson, 2009).
menerjemahkan apa yang telah diketahui
tentang kesehatan ke dalam perilaku yang PENUTUP
diinginkan dari perorangan ataupun Penelitian ini menunjukkan terdapat
masyarakat melalui proses pendidikan peningkatan kemampuan yang signifikan
(Grout) dalam (Susilo Rakhmat, 2011). setelah dilakukan pelatihan bantuan hidup
Pengetahuan tentang BHD akan dasar akibat bahan berbahaya pada petani.
meningkatkan pengetahuan individu Untuk meningkatkan pengetahuan petani
tentang mengidentifikasi tanda-tanda tentang bantuan hidup dasar, tidak hanya
korban yang harus diberikan BHD, cara- dengan metode pelatihan saja, tetapi dapat
cara melakukan tahapan BHD dan juga diperoleh dari media elektronik maupun
mengetahui tanda-tanda korban yang telah media cetak mengenai pengetahuan
dalam keadaan pulih atau tidak tentang bantuan hidup dasar.
terselamatkan. Pengetahuan tentang BHD
ini tentunya dapat mengurangi kematian DAFTAR PUSTAKA
petani saat berada di area pertanian. American Health Association. 2015. Fokus
Utama Pembaruan Pedoman
Berdasarkan identifikasi bahan berbahaya Amerikan Health 2015 untuk CPR
di pertanian, salah satu bahan berbahaya dan EKG. American : AHA, hlm 4-
adalah pestisida. Berdasarkan penelitian 12
Widianto dkk (2018) Masalah keracunan Frame, S. B. (2010). PHTLS: Basic and
pestisida, terjadinya masalah pernafasan, Advance Prehospital Trauma Life
dermatitis paparan kimia, katarak Support .
trumatika dan abrasi bahan kimia Hutapea, E. L. (2012). Gambaran Tingkat
merupakan dampak penggunaan pestisida. Pengetahuan Polisi Lalu Lintas
Petani diharapkan dapat lebih Tentang Bantuan Hidup Dasar
memperhatikan metode atau cara (BHD) Di Kota Depok. Skripsi.
penggunaan dan pengurangan pestisida Jakarta: Fakultas Ilmu
melalui peningkatan pengetahuan. Melalui Keperawatan Universitas Indonesia
pelatihan ini mampu meningkatkan Notoatmodjo, S (2003). Pendidikan Dan
kemampuan BHD akibat bahan berbahaya Perilaku Kesehatan. Jakarta:
di pertanian. Rineka Cipta
Pratiwi, D. I. (2016). Basic Life Support:
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengetahuan Dasar Siswa Sekolah
petani sebagai orang awam dapat Menengah Atas. Jurnal
melakukan pertolongan pertama pada Keperawatan

5
BORNEO NURSING JOURNAL (BNJ)
https://akperyarsismd.e-journal.id/BNJ
Vol. 2 No. 1 Tahun 2020

Putri, R. P., Safitri, F. N., Munir, S., Suhari, dkk. (2018). Identifikasi
Hermawan, A., & Endiyono. Penanggulangan Gawat Darurat
(2019). Pelatihan Bantuan Hidup Terpadu Petani Berbasis
Dasar Dengan Media Phantom Agriculture Nursing. Laporan
Resusitasi Jantung Paru (Prejaru) Penelitian Unej 2018.
Meningkatkan Pengetahuan Dan Susilo, R (2011). Pendidikan Kesehatan
Keterampilan Bantuan Hidup Dasar Dalam Keperawatan. Yogyakarta:
Pada Orang Awam. Jurnal Gawat Nuha Medika
Darurat , 7-12. Thygerson, Alton. (2009). First Aid:
Saquib, S. A., Al-Harthi, H. M., Khoshhal, Pertolongan Pertama Edisi
A. A., Shaher, A. A., Al-Shammari, Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.
A. B., Khan, A., et al. (2019). Widianto, Eko Prasetya., Maisyaroh,
Knowledge and Attitude about Arista., Fibriansari, Rizeki Dwi.
Basic Life Support and Emergency (2018). Arisan Sebagai Media
Medical Services amongst Pengurangan Risiko Bahan
Healthcare Interns in University Berbahaya Pestisida pada
Hospitals: A Cross-Sectional Kelompok Tani. Prosiding dalam
Study. Emergency Medicine 1st Annual Agricultural Health
International , 1. Nursing Seminar. Penerbit: UPT
Penerbitan Universitas Jember.

You might also like