Professional Documents
Culture Documents
Kusuma Dewi Nur Aini M.Ag1* Asse Nur Izza2 Churriyah3 Wa Ode Sitti Darlisa
P.4
Universitas Darussalam Gontor Jawa Timur*1-4
*1
email: kusumadewi@gontor.ac.id
2
email: assenurizza@gmail.com
3
email: churriyah69@gmail.com
4
email: aisyahmalang11@gmail.com
Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
264
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Vol. 12, No. 2 (December 2020)
Abstrak
Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
265
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Vol. 12, No. 2 (December 2020)
dikenal sebagai filosof muslim dengan lainnya terdapat di bumi ini merupakan
konsep ketuhanan. 1 Wahid bi AlMajaz (Satu yang pasti atau
Konsep ketuhanan Al-kindi majazy)3
didasarkan pada metafisika. Inilah yang
Al-Kindi berpendapat bahwa
membedakan filosof Yunani Aristoteles
menyeimbangkan antara filsafat dan juga
dengan dirinya. Filsafat Al-Kindi
agama merupakan dua hal yang saling
memiliki keunikannya sendiri, dan hasil
berkesinambungan dan tidak adapat
dari dekrit kekaisarannya
dipisahkan dimana menurut beliau
membedakannya dari Aristoteles dan
filsafat bagian dari agama, serta Al-
para filosof muslim setelahnya, bahkan
Qur’an juga memperbolehkan manusia
filsafat Al-Kindi memiliki gaya unik
untuk merenung bahwasanya akal
tersendiri. Orientasi filosofisnya adalah
mempunyai kewajiban terhadap Al-
tentang keesaan Tuhan, teori penciptaan
Qur’an yang mutasyabihat.
alam, bukti keberadaan Tuhan, dan
esensi dan esensi Tuhan.2
B. Metode Penelitian
Filsafat ketuhanan menurut al-
Metode yang kami gunakan dalam
Kindi adalah usaha manusia yang paling
penelitian kami adalah metode
baik adalah mencari suatu kebenaran
deskriptif. Yaitu dengan
melalui filsafat, serupa dengan Filsafat
mendeskripsikan pemikiran-pemikiran
al-Kindi yang paling mulia adalah
Al-kindi dan konsep teologinya secara
Filsafat Pertama(falsafah al-ula), yaitu
ringkas.selain itu metode yang kami
bekerja keras untuk mengenal Tuhan
gunakan adalah metode analisis dengan
yang Pertama, yaitu Allah. Tuhan bagi
menganalisis pemikiranya dan
Alkindi yakni Al-wahid Al-Haqiqah
mendapatkan hasil konsep theologinya
(Yang satu tidak ada yang
Al-kindi
menyamainya), sedangkan keesaan yang
1
Yulia Latifah, Sabilla Azzahra HR,
dkk. “Filsafat Ketuhanan Al-Kindi Dalam C. Hasil dan Pembahasan
Perspektif Al-Qur’an”Jurnal Istighna, Vol. 4, No
2, Juli 2021
2
Ibid Filsafat Ketuhanan Al-Kindi 3
Dalam Perspektif Al-Qur’an”Jurnal Istighna, 1 Syafieh, M. Fil. I. “Tuhan Dalam
Vol. 4, No 2, Juli 2021.hal. 15 Perspektif Al Quran”. Jurnal At-Tibyan Vol. I
No.1 Januari– Juni 2016
Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
266
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Vol. 12, No. 2 (December 2020)
melebihi dari lima puluh, yang mana dari Banyaknya karya Al Kindi
karyanya itu memperlihatkan bahwa dia mengenai filsafat menunjukkan akan
adalah sarjana beasr yang mendalami ketelitian dan kecermatan Al Kindi
matematika, filsafat, aljabar, ilmu alam, dalam memberikan batasan-batasan
astronomi dan musik. Dibanding dengan dalam Ilmu Filsafat. Masalah filsafat
karyanya di bidang filsafat, karya-karya yang di bahas oleh Al Kindi adalah
ilmiahnya jauh lebi eksakta jauh lebih epistimologis, etika, metafisika, dsb. Al
banyak. Dan karena inilah banyak orang Kindi mengatakan juga bahwa tanpa
yang menganggap dia sebagai filsuf dan matematika orang-orang tidak dapat
bukan seorang ilmuwan.17 berfilsafat dengan baik sebagaimana
yang di sebutkan oleh para penganut
Beberapa karya ilmiah Al Kindi
rumus phytagoras.19
berupa makalah tetapi walaupun begitu
jumlahnya amat sangat banyak, Ibnu Menurut Al Kindi filsafat
Nadim sendiri menyebutkan bahwasanya tidaklah bertentangan dengan agama,
karya yang telah di tulis oleh Al Kindi dan tidak ada larangan untuk berfilsafat
sebanyak 270 buah. 18 atau nberpikir dalam Islam. Kemudian
Al Kindi menambahkan bahwasanya
disiplin teologi adalah bagian dari
berfilsafat, dan umat Islam pun
diwajibkan untuk mempelajari teologi.
Walaupun begitu Al Kindi berpendapat
bahwa argumen-argumen yang ada di
dalam Al Qur’an lebih mayakinkan
dibandingkan dengan filsafat, akan tetapi
al Qur’an dan filsafat tidak bertentangan
satu sama lain dan tidak bertentangan
akan kebenaran yang di bawakan oleh
filsafat, dan karena inilah Al Kindi
17
Arsyad Natsir M, 1989, Ilmuwan
Muslim Sepanjang Sejarah, Bandung : Mizan, berpendapat bahwasanya filsafat benar-
Hal.53-55
18
Mustofa, 2004, Filsafat Islam, 19
M. M. Syarif, 1985, Para Filosof
Bandung : Pustaka Sastra, Hal. 101 Muslim, Bandung : Mizan, Hal. 13
Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
271
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Vol. 12, No. 2 (December 2020)
benar harus di pahami dan diakui sebagi Secara etimologi, kata Theologi
sebagian dari budaya Islam.20 berasal dari Bahasa Yunani yang dimana
berasal dari kata “Theos” dengan arti
Menurut Al Kindi Ilmu
Tuhan atau dewa dan kata “Logos” yang
pengetahuan dapat di bagi menjadi 2
mempunyai arti sebagai ilmu. Dapat
kelompok yaitu, pertama, pengetahuan
diartikan secara kesuluruhan bahwa
ilahi yaitu pengetahuan yang berasal dari
maksud Theologi dalam Bahasa Yunani
nabi dan tuhan secara langsung dan ilmu
adalah ilmu tentang Tuhan atau dewa
ini didasarkan pada keyakinan. Kedua,
dan bisa disebut juga dengan ilmu
pengetahuna manusiawi atau bisa juga di
ketuhanan.22 Theologi juga bisa disebut
sebut dengan filsafat yang berdasarkan
sebagai “Ilmu Agama” yang berarti
pemikiran atau rasio. Menurut Al Kindi
wacana berdasarkan nalar yang
kedua macam ilmu teresbut juga dapat
mencangkup agama, spiritualitas, dan
kita gunakan untuk mengetahui suatu
Tuhan. Jadi, pengertian Teologi secara
kebenaran. Dan Al Kindi berpendapat
etimologi diambil dari Bahasa Yunani
bahwasanya kebenaran pertama adalah
kuno.
Tuhan sang pencipta dan pemberi rezeki
kepada seluruh hambanya atau Pengertian Teologi dari segi
ciptaannya.21Maka, sebagai mahasiswi terminologi hampir serupa dengan
pemahaman akan ini sangatlah penting. pengertiannya secara etimologi. Secara
Jika bukan generasi muda yang terminologi, Teologi adalah
mewarisi, maka ilmu ini tidak akan pengetahuan mengenai agama, yang
berkembang luas. Bagaimanapun didalamnya membahas tentang pertalian
keadaannya, ilmu ini harus dipelajari atau hubungan antara Tuhan dan
secara meluas. Agar keagamaan manusia.23 Pengertian Teologi dari segi
seseorang terbentuk dan terjalani sesuai ini juga selaras dengan pengertian yang
dengan dasar-dasar keagamaannya ada di Kamus Besar Indonesia. Yakni,
dengan benar. pengetahuan tentang sifat-sifat
20
M. M. Syarif, 1985, Para Filosof 22
Nur wurdyah, “Definisi Teologi
Muslim, Bandung : Mizan, Hal. 17 Islam”, eprints, 2016,
21
Nasution Harun, 1973, Filsafat dan 23
Muslihin, “Pengertian Teologi,
Mistisime dalam Islam, Jakarta : Bulan Bintang, Etimologi, dan Terminologi”, referensi makalah,
Hal. 12 2012,
Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
272
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Vol. 12, No. 2 (December 2020)
harus diiringi dengan pemahaman yang lain, yaitu Ilmu Kalam. Yang dimana
betul dan dalam terhadap agama ilmu ini memiliki arti sebagai ilmu yang
tersebut. Khususnya agama Islam, bagi membahas tentang wujud Allah, sifat-
orang yang masuk Islam tanpa sifat Nya, dan Rasul-rasulnya.
pemahaman maka aka nada rasa ragu Demikianlah, keberadaan Ilmu Teologi
disetiap benak pikiran. Karena, agama dalam Islam. Ilmu ini berkembang
Islam adalah agama pelengkap dari yang sendiri tanpa mengambil ide dari bangsa
lain dan yang paling benar. Sehingga, ataupun agama lain. Hanya saja,
ajaran dalam Islam sangatlah banyak dan memiliki sebutan yang berbeda.
harus ditelaah dengan baik.
Seperti yang kita ketahui, bahwa
Pengertian Theologi dalam Islam dalam Teologi Islam terdapat banyak
tidak berbeda jauh dengan pengertiannya cabang ilmu didalamnya. Dibalik kata
di Bahasa ataupun konteks yang lainnya. Teologi harus ditambahkan dengan
Teologi dalam Islam adalah keyakinan- kualifikasi “Islam” , agar Teologi
keyakinan tentang Allah (para dewa) tersebut berubah menjadi Teologi Islam.
yang muncul dari kelompok agama Sehingga memiliki maksud sebagain
tertentu ataupun datang dari pemikiran Teologi yang khusus dalam tradisi
perorangan. Maksud dari Teologi adalah intelektual Islam. Sudah pasti bahwa
umum, bukan untuk suatu keagamaan disetiap pembahasan Teologi Islam
khusus. Karena setiap agama pastinya memiliki kekhususan tersendiri. Bukan
memiliki Teologi yang berbeda. seperti Teologi Kristen yang dimana
Sebenarnya, dalam Islam pun terdapat objek bahasannya terlalu umum tanpa
Teologi, hanyasaja Islam berkembang adanya kualifikasi pembahasan. Karena,
dengan Ilmu-ilmu keagamaan yang agama Islam memiliki cabang-cabang
tersendiri dan memiliki nama yang Ilmu tersendiri dan memiliki
berbeda dari yang lain. pembahasan-pembahasan tersendiri
disetiap bagiannya. Diantaranya adalah:
Teologi Islam muncul setelah
Tauhid, Aqidah, Ilmu Kalam,
wafatnya Rasulullah saw, yakni dimasa
Ushuluddin, dan lain sebagainya.
kekhilafahan Ali bin Abi Thalib. Pada
masa itu, Teologi Islam memiliki nama
Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
275
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Vol. 12, No. 2 (December 2020)
Disini juga telah terlihat dengan yang dianut tersebut tidak akan
jelas, bahwa Teologi berkesinambungan sempurna atau lengkap.
dengan Ilmu Filsafat. Karena, kedua
Pertama, Teologi menjadikan
ilmu ini memiliki pelopor yang sama.
seseorang lebih mampu dalam
Pun, suatu ilmu tidak akan muncul tanpa
memahami tradisi keagamaan ataupun
adanya pemikiran kritis yang
agama lainnya.27Kedua, manusia mampu
mengandung unsur-unsur filsafat. Jadi,
untuk menolong sesamanya dalam
sejak zaman dahulu, Ilmu ini sudah ada
perbandingan antara satu agama dengan
dan saling berkaitan atau berhubungan.
agama lain. Ketiga, dapat melestarikan
Tanpa ada pemikiran filsafat ilmu
suatu tradisi keagamaan yang baik.
Teologi tidak akan muncul. Tanpa ada
Keempat, membantu dalam
yang mengembangkan pengertiannya,
menyebarkan suatu tradisi keagamaan
ilmu ini juga tidak akan tersebar luas dan
dalam masyarakat. Kelima, membantu
semakin maju.
dalam penerapan sumber-sumber suatu
tradisi disetiap situasi.
karena ia adalah penyebab gerak segala juga terbatas, meskipun benda tersebut
yang dapat dilihat.28 termasuk bentuk atau wujud dunia itu
sendiri. Dan dikarenakan keterbatasan
Dalam hal ini , Al-kindi
itu, maka semestinya dengan
mengemukakan dalil empiris yang
keterbatasan tersebut dunia pastinya tak
menjadi bukti akan adanya tuhan sebagai
akan bersifat kekekalan. Hanya Alllah
berikut :
lah yang kekal. Maka dari itu Teori
Pertama : Dalil barunya alam penciptaan alam yang di utarakan Al-
(Hudusil alam) Al-kindi dengan kindi Yaitu, alam tercipta dari ke
menggunakan konsep teori penciptaan tidakadaan, bersifat terbatas dan tidak
creatio ex nihilo mengatakan bahwa kekal
penciptaan dari ketidakadaan merupakan
Kedua: Keanekaragaman dalam
hal yang istimewa yang dimiliki Tuhan.
wujud (khastrah file Maujudat) Pada
Al-kindi cenderung menolak dasarnya suatu keanekaragaman
teori Aristoteles tentang keabadian alam Tentunya pasti memiliki sebab. Maka
semesta. Kemudian ia berpendapat dari itu sebabnya bukanlah alam yang
bahwa jika kita menganggap bahwa memiliki permulaan dan diciptakan,
alam semesta ini ada tanpa adanya akan tetapi yang menjadi sebab, adalah
permulaan waktu dan yakin alam ini tak lebih awal adanya atau lebih dulu adanya
terbatas, maka kita harus mengendalikan dikarenakan sebab haruslah ada sebelum
suatu badan alam semesta yang sifatnya terciptanya akibat
tak terbatas
Dalil-dalil al-kindi yang
Sesuai pendapatan Al-kindi berkenaan dengan kemajuan Allah
diatas, bahwasanya setiap benda yang bertumpu pada keyakinan yang berkaitan
ada di alam ini terdiri atas materi dan dengan hubungan sebab akibat. Seluruh
bentuk, yang terbatas ruang maupun fenomena yang ada tentunya mempunyai
bergerak didalam waktu yang sifatnya sebab yang mewujudkannya. Pola sebab
itu pada umumnya mempunyai hakikat
28
Yulia Latifah, Sabilla Azzahra HR,
terbatas, akibatnya ada sebab pertama
dkk. “Filsafat Ketuhanan Al-Kindi Dalam
Perspektif Al-Qur’an”Jurnal Istighna, Vol. 4, No
2, Juli 2021
Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
278
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Vol. 12, No. 2 (December 2020)
atau sebab sejati, sebab pertama atau mulia dari mengetahui akibat wujudnya
sebab sejati tersebut yaitu Allah. sesuatu, karena kita hanya mengetahui
sesuatu dengan sempurna bila
Ketiga : Zat dan sifat Tuhan, Al-
mengetahui ‘illah-nya. Pengetahuan
kindi mensifati tuhan dengan istilah-
tentang fisafat tidak akan ada tanpa
istilah baru yang dibuatnya. Dia berkata
adanya bentuk pengetahuan yang telah
Tuhan adalah yang benar. Ia bukanlah
disimpulkan mengenai semua aspek
suatu materi, tidak terbentuk atau
yang diambil dari falsafah al-ula. Dia,
tersusun menjadi satu kesatuan, tidak
‘illah pertama, Tuhan, yang merupakan
berjumlah, tidak berkualitas, tidak
zat paling mulia, awal dari segala
terhubung satu sama lain. Ia tak
jenis,faktor awal dalam tertibnya ilmiah,
memiliki jenis atau tak berjenis, tak
dan sudah mendahului zaman, karena
terbagi dan berkejadian. Ia abadi atau
dia adalah ‘illah bagi segala zaman.29
kekal oleh sebab itu Ia Maha Esa
(wahdah). Selain itu tidak mungkin ada Meskipun al-kindi banyak
yang menyamainya. merujuk kepada pemikiran Aristoteles,
Al-Kindi tidak membatasi peran filsafat
Al-kindi memaparkan bahwa
sebagai bentuk pemikiran abstrak
Filsafat, adalah batasan dalam
semata-mata. Sebagai seorang muslim
mengetahui kebenaran suatu sejarah
yang baik, dia meyakini bahwasanya
berdasarkan kemampuan manusia.
filsafat berperan penting dalam
Tujuannya dalam teori yaitu mengetahui
mendampingi agama. Kebenaran yang
kebenaran, dan dipraktikkan dalam
disampaikan oleh para filosof tidak
bentuk amalan kebenaran/kebajikan.
berbeda dengan kebenaran yang
Menurutnya filsafat yang paling luhur
disampaikan oleh para nabi kepada umat
dan mulia adalah filsafat pertama
manusia. Kebenaran yang disampaikan
(Tuhan), yang merupakan sebab adanya
oleh “Nabi Muhammad Saw, Yang
setiap kebenaran/realitas. Oleh karena
berkata benar dan yang diterimanya dari
itu,dia mengaggap bahwa filosof yang
Allah”, bagi AlKindi, pernyataan
paling sempurna dan mulia harus mampu
mencapai pengetahuan yang mulia 29
Jumrohtul Wahda, “ Filsafat Al-Kindi
tersebut. Mengetahui ‘ilah itu lebih Dalam Memahami Teologi” Jurnal Manthiq: Vol
IV Edisi I 2019
Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
279
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Vol. 12, No. 2 (December 2020)
tersebut bisa dibuktikan melalui pijakan- alWahid , Yang benar Tunggal dan Ia
pijakan rasional atau memlalui nalar semata-mata satu. Hanya Ialah yang
pikiran. satu, selain daripada Tuhan semuanya
mengandung arti banyak. Pengetahuan
Al-Kindi merupakan seorang
ketuhanan (rububiyyah) dilibatkan dalam
filosof Islam pertama yang menyetuskan
filsafat karena memiliki peran penting
bukti rasional tentang filosofis Tuhan.
terhadap kehidupan spiritual manusia.
Ia menunjukkan eksistensi Tuhan
melalui argumentasi kebaruan atau dalil Pengetahuan tentang Tuhan telah
al-haudust. Menurut Al-Kindi, luas alam digagas oleh akal dalam rangka
semesta masih terbatas dan segala menangkap isyarat yang diberikan
sesuatu yang terbatas tidak mungkin Tuhan melalui berbagai fenomena yang
tanpa awal yang tidak terbatas. Dengan bisa dilihat, dirasa maupun dipikirkan
kata lain, alam mesti mempunyai titik oleh manusia. Oleh karena itu, manusia
awal dalam waktu. Betapapun jauhnya ia dapat mengatakan bahwa membicarakan
diatur, kebelakang, ia harus mulai dalam tentang Tuhan adalah pembicaraan yang
titik relasi waktu tertentu, dan tidak supra-rasional. Benar, bahwasanya
mungkin surut ke belakang secara tak Tuhan itu tidak sepenuhnya rasional bila
terhingga atau tasalsul. dibicarakan dengan standar rasionalitas
yang dimiliki manusia.
Menurut Al-Kindi Tuhan tidak
mempunyai hakikat dalam arti aniah Dalam masalah ini, hal-hal yang
atau mahiah. Tuhan bukan seperti berkaitan dengan supra-rasional mesti
benda-benda fisik yang bisa ditangkap dimasukkan ke dalam sistem keyakinan.
indera. Tuhan tidak tersusun dari materi Meyakini sesuatu yang supra-rasional
dan bentuk (from matter and form). merupakan bagian dari pekerjaan hati
Tuhan juga tidak memiliki aspek (pemandu rasa). Dari akan terlihat
mahiah. Karena Tuhan tidak merupakan bahwa prinsip keseimbangan antara akal
genus atau species. Tuhan hanya satu, dan hati sangat di utamakan,sama halnya
dan tidak ada yang serupa dengan Tuhan
. Tuhan dalam pemikiran Al-Kindi
adalah al-Haqq al-Awwal dan al-Haqq
Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
280
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Vol. 12, No. 2 (December 2020)
dengan rasio dan iman dalam filsafat Al Kindi adalah seorang tokoh yang
Al-Kindi.30 terkenal karena konsep teologinya
menyangkut ilmu filsafatnya yaitu
Pengetahuan mengenai Tuhan,
konsep falsafah Al-Ula, yang mana ia
oleh Al-Kindi disebut sebagai filsafat
mengabungkan filsafat dengan
awal atau filsafat pertama atau falsafah
pengetahuan agama yang dibuat
al-ula; Filsafat yang mewacanakan al-
sedemikian rupa dengan mengesakan
Haqq sebagai telos yang akan
tuhan yang dimna ini menjadi konsep
mengakhiri kerja filsafat. Pendapat Al-
teologinya. Tuhan sendiri digambarkan
Kindi mengenai tuhan pernah mirip
oleh al-Kindi sebagai sesuatu yang
dengan pendapat yang dikemukakan
bersifat tetap, tunggal, ghaib dan
oleh Aristoteles : “Karena
penyebab utama gerakan pada makhluk
Allah Maha Terpuji,Dia adalah
namun sayangnya penelitiannya perlu
Penyebab gerak ini yang Abadi
dikaji kembali karena Al-Kindi sendiri
(Qadim),maka ia tak dapat dilihat dan
belum memaparkan siapakah yang
tak Bergerak, Penyebab gerak tanpa
menjadi penggerak utama alam ini.
menggerakkan Diri-nya. Secara
sederhana, Ia tunggal sehingga tak
dapatdipecah lagi menjadi lebih tunggal,
dan tak terlihat karena tak tersusun,
dantak ada susunan bagi-Nya, tetapi
E. Daftar Pustaka
sesungguhnya Ia terpisah dari segala
yang dapat dilihat, karena ia adalah Atiyeh,George N, Al-Kindi: Tokoh
penyebab gerak segala yang dapat Filosof Muslim, (Bandung :
Pustaka,1983). hal. 9.
dilihat31
Arsyad, Natsir M, 1989, Ilmuwan
D. Simpulan
Muslim Sepanjang Sejarah, Bandung :
Mizan, Hal.53-55
30
Jumrohtul Wahda, “ Filsafat Al-Kindi
Dalam Memahami Teologi” Jurnal Manthiq: Vol Bilad, Cecep Zakaria El, Asal-usul
IV Edisi I 2019
31 Teologi: Pelacakan Historis Filosofis
Jumrohtul Wahda, “ Filsafat Al-Kindi
Dalam Memahami Teologi” Jurnal Manthiq: Vol (Palangkaraya,Ushuluddin), 2018), vol.
IV Edisi I 2019 17, No. 1, hlm. 60
Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
281
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
INTIQAD: JURNAL AGAMA DAN PENDIDIKAN ISLAM
ISSN 1979-9950 (print) || ISSN 2598-0033 (online), http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/intiqad
DOI: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Vol. 12, No. 2 (December 2020)
Copyright 2020. Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam. This is an open acces article
282
under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).