Professional Documents
Culture Documents
Abstrak: Filsafat Al-Kindi dalam Memahami Teologi. Manusia merupakan makhluk unik yang menjadi kajian filsafat sejak awal.
Dengan mengkaji manusia, lahirlah banyak cabang ilmu pengetahuan yang bersumber dari manusia. Misalnya biologi, antropologi,
psikologi, sosiologi, ilmu komunikasi, ekonomi, hukum, dan lain-lain. Bahkan, banyak teori yang lahir dari cabang-cabang ilmu
tersebut. Untuk itu, penulis mengkaji tentang manusia perspektif Al-Kindi. Pemikiran Al-Kindi cukup besar dan mendasar
terutama di bidang filsafat, fisika, metafisika, efistemologi, dan etika. Ia mempertemukan antara filsafat dan agama. Menurut Al-
Kindi filsafat adalah ilmu tentang kebenaran atau ilmu yang termulia dan tertinggi martabatnya. Agama juga merupakan ilmu
mengenai kebenaran.. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penjelasan filsafat Al-Kindi dalam
memahami teologi? Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penjelasan filsafat Al-Kindi dalam memahami Teologi. Metode
dalam Penelitian ini adalah libray research, artinya data-data yang digunakan berasal dari sumber kepustakaan baik itu primer
maupun sekunder, baik berupa buku, ensiklopedi, jurnal, majalah dan karya lain yang dipublikasikan. Teknik Pengumpulan Data
dalam penelitian ini dengan mengumpulkan leteratur baik sebagai sumber primer maupun sekunder untuk mendapatkan data
yang berhubungan dengan masalah penelitian, kemudian melakukan analisis terhadap data-data yang diproleh. Teknik analisis
data dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif yaitu usaha untuk mengumpulkan data dan menyusun suatu data,
kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut. Analisis data deskriptif adalah data yang dikumpulkan beberapa kata-kata
dan gambar bukan dalam bentuk angka-angka. Selanjutnya konten analisis adalah metodologi yang memanfaatkan seperangkat
prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah dokumen. Konten analisis adalah teknik apapun yang digunakan
untuk menarik kesimpulan melalui usaha untuk menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis. Al-
Kindi adalah filsuf pertama dalam Islam, yang menyelaraskan antara agama dan filsafat. Ia melicinkan jalan bagi Al-Farabi, Ibnu
Sina, dan Ibnu Rusdy. Ia memberikan dua pandangan berbeda. Pertama, mengikuti jalur ahli logika dan memfilsafatkan agama.
Kedua, memandang agama sebagai sebuah ilmu ilahiah dan menempatkannya di atas filsafat. Ilmu ilaihiah ini diketahui lewat jalur
para Nabi. Akan tetapi, melalui penafsiran filosofis, agama menjadi selaras dengan filsafat.Persoalan metafisika telah dibicarakan
oleh al-Kindi dalam beberapa risalahnya, antara lain risalah yang berjudul “tentang filsafat pertama” dan “tentang keesaan Tuhan
dan berakhirnya benda-benda alam”.Tuhan adalah wujud sempurna yang tidak didahului oleh wujud lain, tidak berakhir wujud-
Nya dan tidak ada wujud kecuali dengan-Nya. Sesuai dengan paham yang ada dalam Islam, Tuhan bagi Al-Kindi adalah Pencipta
bukan penggerak pertama sebagaimana pendapat Aristoteles.
35 | J u r n a l M a n t h i q
Jumrohtul Wahda: Filsafat Al-Kindi Dalam Memahami Teologi
36 | J u r n a l M a n t h i q
Jurnal Manthiq: Vol IV Edisi I 2019
Problem, (Wadswoerth: Thomas Learning Filsafat dan Jarannya, ( bandung: Pustaka setia,
United States), hal.126-127 2009), hal. 56
37 | J u r n a l M a n t h i q
Jumrohtul Wahda: Filsafat Al-Kindi Dalam Memahami Teologi
38 | J u r n a l M a n t h i q
Jurnal Manthiq: Vol IV Edisi I 2019
39 | J u r n a l M a n t h i q
Jumrohtul Wahda: Filsafat Al-Kindi Dalam Memahami Teologi
ini merupkan Juz’iyat (Particular). Kajian multigenus. Yang Satu itulah Yang
filsafat Ketuhanannya bukanlah pada Benar, yang tidak lain adalah Tuhan.
juz’iyat yang jumlahnya tak terbatas itu, Wujud Tuhan itu adalah
akan tetapi yang paling penting dalam eksklusif, yang berbeda dengan yang
falsafahnya adalah hakikat dalam lain. Sifat, Wujud, eksistensi dan
partikular itu, yakni Kulliyat (Universal). keberadaan sama sekali tidak bisa
Tiap-Tiap benda memiliki dua hakikat dipahami secara penuh oleh akal
kulli yang disebut mahiyah yakni hakikat manusia. Maka, baginya, untuk
yang bersifat universal dalam bentuk memahami itu semua, maka
genus dan species.11 diturunkanlah Nabi, sebagai utusan
Tuhan tidak mempunyai hakikat Allah, yang akan menjelaskan hal-hal
aniyah dan mahiyah, karena Ia bukan yang tidak mampu disingkap oleh akal
termasuk dalam benda-benda yang ada manusia. Penjelasan Allah yang dibawa
dalam alam. Tuhan juga tidak oleh Nabi melalui media yang
mempunyai bentuk mahiyah karena dinamakan wahyu. Al-Kindī, secara jelas
tuhan tidak termasuk genus atau spesies. meyakini bahwa rasio manusia memiliki
Tuhan hanya satu dan tidak ada yang sisi kelemahan. Karena kelemahan
serupa dengan Tuhan. Ia zat yang unik, itulah, tidak semua pengetahuan tidak
yang lain bisa mengandung arti banyak. bisa ditangkap oleh akal. Maka untuk
Al-Kindi berpendapat bahwa membantu pemahaman yang tidak bisa
setiap jenis predikat menunjukkan dijelaskan akal maka, manusia perlu
kesatuan dan keanekaragaman. Misalnya dibimbing oleh wahyu. Hanya saja,
hewan adalah salah satu geneus, tetapi dalam aspek penjelasan sifat-sifat Tuhan,
terdiri dari keanekaragaman spesies. al-Kindī masih terpengaruh oleh
Manusia adalah satu spesies tetapi Mu’tazilah dan Aristoteles. Hal itu
terrdiri dari banyak individu dan misalnya, dilihat dari penjelasannya
manusia yang tunggal adalah salah satu bahwa sifat-sifat Tuhan diungkapkan
individu dan individu-individu yang dengan bentuk kalimat negatif, yaitu
lain terdiri dari banyak bagian tubuh. dengan ungkapan “tidak” atau “bukan”.
Selanjutnya Ia berargurmen, keragaman Bawa Tuhan itu tidak seperti manusia.12
itu memiliki hubungan produk integral. Tidak seperti Aristoteles, al-Kindī
Satu bagian, bukanlah disebabkan oleh mengatakan bahwa Tuhan adalah
serangkaian yang lain. Berarti harus ada pencipta, bukan penggerak Pertama. Ia
penyebab luar untuk semua tidak tersusun dari materi dan bentuk,
keanekaragaman yang integral tersebut, tidak bertubuh. Tuhan adalah Penyebab
penyebab itu satu, eksklusif dan dari segala sebab. Setelah melakukan
sepenuhnya bebas dari keragaman yang sebab itu, Tuhan tetap melakukan
sesuatu (‘Illah al-Fā’ilah). Di sini Tuhan
40 | J u r n a l M a n t h i q
Jurnal Manthiq: Vol IV Edisi I 2019
41 | J u r n a l M a n t h i q
Jumrohtul Wahda: Filsafat Al-Kindi Dalam Memahami Teologi
42 | J u r n a l M a n t h i q
Jurnal Manthiq: Vol IV Edisi I 2019
43 | J u r n a l M a n t h i q
Jumrohtul Wahda: Filsafat Al-Kindi Dalam Memahami Teologi
beberapa risalahnya, antara lain risalah Saputra, Bambang. 2017. Seni Ber-Tuhan,
yang berjudul “tentang filsafat pertama” Cet. 1. Jakarta: Amzah.
dan “tentang keesaan Tuhan dan
berakhirnya benda-benda alam”. Supriyadi, Dedi. 2009. Pengantar Filsafat
Tuhan adalah wujud sempurna Islam konsep, Filsafat dan
yang tidak didahului oleh wujud lain, Jarannya. Bandung: Pustaka
tidak berakhir wujud-Nya dan tidak ada
Wall, Thomas F. Thinking About
wujud kecuali dengan-Nya. Sesuai
Philoshophical Problem.
dengan paham yang ada dalam Islam,
Wadswoerth: Thomas Learning
Tuhan bagi Al-Kindi adalah Pencipta
United States
bukan penggerak pertama sebagaimana
pendapat Aristoteles. Zarkasyi, Hamid Fahmi. The Nature of
God in Aristotle’s Natural Theologi.
Daftar Pustaka Jurnal Tsaqafah Vol. 4 No. 1
Ahmadi, Abu. 1982. Filsafat Islam, Zulqa’dah 1428.
Semarang: Toha Putra.
44 | J u r n a l M a n t h i q