You are on page 1of 17

Vol. 15 No.

2 / April – Juni 2022

PERUBAHAN MAKNA TARIAN CAKALELE PADA MASYARAKAT


KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA

Oleh :
Rafia Adam1
Djefry Deeng2 Mahyudin Damis3

ABSTRACT

North Maluku is one of the provinces in Indonesia which is also rich in art and
culture. Ternate City is also a city famous for its art and culture, Ternate City
has traditional arts that have been passed down by its ancestors. Ternate
society grows and develops with all its cultural diversity. One of them is the
Cakalele dance, which is a traditional war dance used to welcome guests or
in traditional celebrations.

The meaning of Cakalele dance is that it contains divine values and religious
symbols. This can be seen by the rituals that must be performed by the dancer
during the dance. there are also three messages implicit in the Cakalele dance,
namely, regulating a good relationship with God, nature and man, and man
with other humans. Cakalele dance also has meaning as a way for man to
maintain his dignity and self-esteem.

This Cakalele dance was once performed in pairs, namely men and women,
but now it is very rare to find dancing in pairs now all that is often found is
only men, while women are no longer involved. Similarly, the accompaniment
musical instruments used in Cakalele dance have now undergone changes, in
the past people who held musical instruments in the form of tifa, gongs and
bamboo flutes existed in the performance arena, but now it has changed that
people who hold these traditional musical instruments are now replaced with
electronic musical instruments only.

Keywords : dance art, traditional, cakalele

1
Mahasiswa Antropologi Fispol Unsrat
2
Pembimbing I KTIS
3
Pembimbing II KTIS

1 1

1
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

Pendahuluan dengan adanya ritual yang harus


dilakukan oleh penari selama tarian
Indonesia merupakan suatu
tersebut dilangsungkan. terdapat
negara yang sangat kaya akan
pula tiga pesan yang tersirat dalam
keanekaragaman budaya, hal ini
tarian Cakalele yakni, mengatur
dikarenakan Indonesia terdiri dari
hubungan yang baik dengan
berbagai suku bangsa di mana
Tuhan, alam dan manusia, serta
masing-masing suku bangsa
manusia dengan manusia yang
tersebut memiliki perbedaan dan
lain. Tari Cakalele juga memiliki
keunikan baik dari segi bahasa
makna sebagai cara manusia
daerah, adat istiadat, kebiasaan,
menjaga martabat dan harga
dan berbagai hal lain yang
dirinya.
memperkaya keanekaragaman dari
budaya Indonesia itu sendiri. Saat tarian diperagakan, setiap
Sebagaimana pendapat Taylor penari akan bergerak dengan
(Horton & Chester, 1996). bersemangat, diikuti dengan mata
melotot, melompat berteriak-
Maluku Utara merupakan salah
teriak banyak penonton menga-
satu provinsi yang ada di Indonesia
takan bahwa penari itu kesurupan,
yang juga kaya akan seni dan
namun sebenarnya mereka hanya
budayanya. Kota Ternate juga
mengekspresikan aura perang
merupakan kota yang terkenal
yang memang seharusnya ditam-
dengan seni dan budayanya, Kota
pilkan, diikuti dengan iringan
Ternate memiliki Seni Tradisional
musik yang ritmis guna meleng-
yang telah diwariskan oleh
kapi keharmonisan alunan musik.
leluhurnya. Masyarakat Ternate
Beberapa alat musik tersebut
tumbuh dan berkembang dengan
antara lain: Gong, tifa dan suling
segala keragaman budayanya.
bambu semua alat musik dimain-
Salah satunya adalah tarian
kan dengan tempo dan ritme yang
Cakalele, yang merupakan tarian
cepat, sehingga memberikan gera-
perang tradisional Maluku yang
kan yang bersemangat kepada
digunakan untuk menyambut tamu
penari.
ataupun dalam perayaan adat.
Iringan musik yang memiliki
Makna tarian Cakalele adalah
tempo cepat juga dimaksudkan
mengandung nilai ketuhanan dan
untuk membuat suasana menjadi
simbol keagamaan. Ini terlihat
lebih meriah. Penari pria umumnya

2
Vol. 15 No. 2 / April – Juni 2022

menggunakan kostum warna yang ada dalam arena pertunjukan, tapi


dimiliki busana tersebut juga kini telah berubah orang-orang
kontras, yakni merah dan kuning yang memegang alat musik
tua. Kain merah yang diikatkan tradisional tersebut kini digantikan
pada kepala selempang pada dengan alat musik elekton saja.
celana namun karena adanya Sebab dalam pertunjukan seni,
perkembangan zaman ada bebe- kehadiran para pemegang alat-alat
rapa perubahan pada busana musik tersebut, selain bisa
tarian Cakalele khususnya laki-laki menambah daya pikat, daya
yaitu terletak pada kelengkapan pesona dan wibawa pertunjukan
kostum. Pada zaman dulu busana secara keseluruhan, dan juga para
yang dipakai oleh pria bertelanjang pemegang alat-alat musik tersebut
dada hanya diselempangkan kain bisa pula mewariskan kepada anak,
saja namun sekarang ada yang cucu dan handai tolan yang
memakai kain seperti baju biasa. memang memiliki minat dalam
Sedangkan untuk penari wanita, berkesenian, khususnya pada alat-
mereka mengenakan pakaian adat alat musik tradisional bangsa
berwarna putih dengan kain Indonesia. Mempertahankan kebu-
panjang sebagai bawahan. dayaan leluhur yang sudah ada.
Tarian Cakalele ini dahulunya Dampak dari globalisasi budaya
dilakukan secara berpasang- tak hanya mengarah pada lembaga
pasangan, yaitu laki-laki dan saja, akan tetapi juga menyerang
perempuan, tapi kini sudah individu atau kelompok, termasuk
sanggat langka ditemukan menari kelompok pecinta seni dan alat-
berpasang-pasangan kini yang alat musik tradisional. Setiap
sering dijumpai hanyalah para individu atau kelompok pada
kaum lelaki saja, sementara kaum kondisi tertentu “dipaksa” untuk
perempuan tidak lagi dilibatkan. menyesuaikan diri dengan pola
Demikian pula halnya dengan dan sistem budaya global. Siapa
peralatan musik pengiring yang pun yang tidak mau berubah maka
digunakan dalam tarian Cakalele dia akan ditindas oleh perubahan
saat ini telah mengalami itu sendiri Umar Sholahuddin
perubahan, dahulunya orang- (2020)
orang yang memegang alat musik
berupa tifa, gong dan suling bambu

3 31

1
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

Kebudayaan akibat terjadinya arus urbanisasi

Pengertian Kebudayaan me- dan modernisasi. Perubahan sosial

nurut Koentjaraningrat adalah adakalanya hanya terjadi pada

keseluruhan sistem gagasan, sebagian ruang lingkup, tanpa

tindakan, dan hasil karya manusia menimbulkan akibat besar ter-

dalam rangka kehidupan masya- hadap unsur lain dari sistem

rakat yang dijadikan milik manusia tersebut. Namun, perubahan

dengan belajar (1990). mungkin juga mencakup kese-


luruhan (atau sekurang-kurangnya
Nilai Budaya
mencakup inti) aspek sistem, dan
Nilai budaya merupakan menghasilkan perubahan secara
konsep-konsep mengenai apa menyeluruh,dan menciptakan sis-
yang hidup dalam alam pikiran tem yang secara mendasar
sebagian besar dari warga suatu berbeda dari sistem yang lama.
masyarakat mengenai apa yang
Menurut (Selo Sumarjan, 1990),
mereka anggap bernilai. Berharga,
perubahan sosial adalah peru-
dan penting dalam hidup,
bahan-perubahan yang terjadi
sehingga dapat berfungsi sebagai
pada lembaga-lembaga kemasya-
suatu pedoman yang memberi
rakatan di dalam suatu masyarakat
arah dan orientasi kepada
yang mempengaruhi sistem
kehidupan para warga masyarakat.
sosialnya, termasuk di dalamnya
(Koentjaraningrat, 1992).
nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-
Perubahan Sosial pola perilaku di antara kelompok-
Perubahan sosial merupakan kelompok dalam masyarakat.
bagian perubahan budaya, peru- Seni Tari
bahan sosial meliputi perubahan
Secara harfiah, istilah seni tari
dalam perbedaan usia, tingkat
diartikan sebagai proses pen-
kelahiran, dan sebuah kata akan
ciptaan gerak tubuh yang berirama
berubah (Chaer, 2012). Djaja-
dan diiringi musik yang ber-
sudarma (2009) berpendapat
landaskan rasa dan karsa. Menurut
bahwa gejala perubahan penu-
Aristoteles tari merupakan gerakan
runan rasa kekeluargaan antara
ritmis yang tujuannya untuk
anggota masyarakat sebagai
memberikan gambaran karakter

4
Vol. 15 No. 2 / April – Juni 2022

dan kehidupan manusia sebagai- pulau yang digunakan untuk


mana mereka berperilaku ataupun menunjukkan adanya relasi dan
menderita. Menurut Bagong konstruksi kekuasaan dalam setiap
(2000), seni tari ialah gerak ritmis pelaksanaan ritual. Yance Zadrak
yang sesuai dengan irama dan Rumahuru (2009).
bertujuan mengekspresikan pe- Cakalele merupakan tarian khas
rasaan. dari Maluku Utara yang mem-
Pengertian Cakalele punyai fungsi sebagai tarian
perang. Bagi masyarakat Maluku
Cakalele secara etimologi
Utara tarian Cakalele dimaknai
dalam bahasa Ternate, terdiri atas
sebagai wujud apresiasi serta
dua suku kata, yaitu “Caka”
penghormatan masyarakat ter-
(setan/roh jahat) dan “Lele”
hadap leluhur atau nenek moyang
(mengamuk). Hingga saat ini
mereka, selain itu juga tarian
masyarakat Ternate masih meng-
Cakalele menggambarkan masya-
gunakan istilah Caka untuk
rakat Maluku yang sangat
menyebut roh jahat, istilah serupa
pemberani, dan tangguh hal ini
adalah “Suwanggi“. Jadi, penger-
bisa dilihat dari gerakan dan juga
tian kata Cakalele secara harfiah
ekspresi para penari pada saat
berarti “setan/ roh mengamuk”.Bila
menarikan tarian Cakalele. Tarian
jiwa seseorang telah dirasuki
Cakalele menggambarkan per-
syaitan/roh, maka ia tidak takut
juangan masyarakat Maluku dalam
kepada siapa pun yang dihadapi
membela kebenaran. Harkat dan
dan ia telah haus akan darah
martabat masyarakat Maluku utara
manusia. atraksi Cakalele di dalam
adalah di atas segalanya, maka tak
peperangan ataupun uji coba
segan bagi orang Maluku utara
ketahanan jiwa raga seseorang
untuk berperang. Oleh Karena itu,
dalam, berbeda dengan Cakalele
Tarian ini kerap dianggap sebagai
yang sekedar ditampilkan pada
simbol kepahlawanan, keberanian.
upacara resmi lain.“Cakalele atau
dalam masyarakat negeri kepu- Arus perkembangan zaman
lauan disebut dengan nama serta akulturasi kebudayaan
Ma’atenu yang merupakan adat setempat dengan budaya Cakalele
ritual mayoritas muslim di negeri secara perlahan berkembang

5 51

1
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

menjadi suatu hiburan yang ngaruhi Kesultanan Ternate dan


dipertunjukkan sebagai sambutan Budaya Islam yang telah
bagi tamu undangan dalam mengalami akulturasi. Akulturasi
berbagai acara besar dan tidak lagi budaya yang telah tertanam
difungsikan sebagai tarian perang. dengan kuat pada masyarakat Kota
Lantunan tarian ini yang tergolong Ternate dapat dilihat dalam
cukup unik membuat siapa saja berbagai segi kehidupan ber-
yang menyaksikannya akan ter- masyarakat, misalnya pergaulan
kesima oleh keunikan Tarian ini, antara masyarakat hingga budaya
selain hal tersebut tentunya filosofi yang dihasilkan berupa tari-tarian
serta makan dibalik properti tari dan karya-karya yang merupakan
yang melambangkan jiwa kesatria hasil dari kebudayaan yang kental
boleh menjadi pokok komunikasi dengan budaya islami dan
dibalik 32 tarian tradisional keratonan (kesultanan). Sistem
tersebut. kekerabatan masyarakat Kota
Ternate adalah sistem kekerabatan
Pengertian Masyarakat
patrilineal yakni sistem keke-
Dalam bahasa Inggris dipakai
rabatan yang mana laki-laki
istilah society yang berasal dari kata
merupakan tokoh sentral dalam
latin socius, berarti “kawan”. Istilah
keluarga dalam mengambil
masyarakat sendiri berasal dari
berbagai kebijakan keluarga.
akar kata Arab syaraka yang berarti
Sedangkan pada kehidupan
“ikut serta, berpartisipasi”. Masya-
bermasyarakat tokoh-tokoh adat
rakat adalah sekumpulan manusia
dan tokoh-tokoh agama yang
saling “bergaul”, atau dengan
merupakan panutan masyarakat
istilah ilmiah, saling “berinteraksi”
dalam berbagai keputusan dalam
(Koentjaraningrat, 1990). Masya-
masyarakat. Potensi sosial budaya
rakat atau society merupakan
diarahkan untuk mengetahui
manusia sebagai satuan sosial dan
pengaruh norma-norma sosial
dan suatu keteraturan yang
budaya atau sistem nilai yang
ditemukan secara berulang-ulang.
dianut terhadap pola pikir dan pola
Astrid S. Susanto (1999).
perilaku masyarakat, baik dalam
Masyarakat Kota Ternate pada
arti positif maupun negatif.
umumnya masih sangat dipe-

6
Vol. 15 No. 2 / April – Juni 2022

Tahap dan Proses Pelaksanaan masyarakat terlebih pada orang


Tarian Cakalele tua untuk memperhatikan anak-
Dalam mempersiapkan pelak- anak yang sudah memasuki usia
sanaan tarian Cakalele tentunya remaja agar supaya, pada saat
memiliki tahapan-tahapan, seperti kegiatan dimulai tidak terjadi
yang dilakukan oleh pemerintah keributan atau perkelahian akibat
dan masyarakat pertama-tama meminum-minuman keras (al-
diadakan pertemuan di beberapa kohol). Dalam hal ini pemerintah
minggu sebelum mulai upacara juga bekerja sama dengan aparat
adat tari Cakalele, kami adakan Kepolisian dan TNI untuk meng-
rapat pertemuan di rumah kepala atasi ketika terjadi keributan atau
desa dengan melibatkan tua-tua, perkelahian saat kegiatan ber-
tokoh-tokoh adat dan pihak langsung kaidah-kaidah atau
keamanan di saat rapat kami proses tahapan-tahapan yang
membahas maksud dibuatnya harus dilalui oleh setiap orang-
upacara adat, misalnya upacara orang yang sudah terhimpun
pernikahan, memperingati hari dalam tradisi tarian Cakalele.
ulang tahun Republik Indonesia Adapun tahapan-tahapan yang
(RI) setelah kami putuskan hasil terdapat dalam pelaksanaan tarian
rapat, maka kami akan umumkan Cakalele sebagai berikut:
baik lewat pengumuman dari toa
a. Tahap awal (persiapan)
maupun pengumuman di masjid
Sebelum proses pelaksanaan
atau gereja, beberapa hari sebelum
tarian Cakalele di lakukan perlu
upacara adat di mulai seorang “staf
adanya persiapan-persiapan dan
desa” yang bertugas meng-
berbagai perlengkapan yang di
umumkan untuk memberi tahu
perlukan pada saat pelaksanaan
kepada masyarakat jika ada yang
tarian Cakalele. Oleh karena itu
bersedia ikut dalam tarian
sebelum sampai pada puncak
Cakalele, untuk segera mem-
pelaksanaan tarian Cakalele
persiapkan diri.
seluruh anggota tarian Cakalele
Dalam mempersiapkan pelak-
menyiapkan diri dengan mela-
sanaan tarian Cakalele yang ada di
kukan latihan dan menyiapkan
Kelurahan Dufa-dufa, pemerintah
segala perlengkapan yang akan
juga mengingatkan kepada
dipergunakan pada saat pelak-

7 71

1
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

sanaan tarian Cakalele nanti. bunga tarian. Karena dalam tarian


Adapun alat-alat yang disiapkan Cakalele memiliki beberapa variasi
dalam tarian Cakalele sebagai dalam tarian. Sehingga peserta
berikut: (1). Tifa (beduk); (2) Seragi punya kesiapan ketika tampil nanti.
(gong); (3) Suling bambu; (4) c. Tahap ketiga (penampilan)
Pedang atau parang; (5) salawaku
Setelah melewati beberapa
(perisai); (6) Pakaian.
tahap di atas, maka yang menjadi
Tarian Cakalele ini menyim- tahap akhir atau inti adalah pe-
bolkan kondisi perang dengan nampilan dari tradisi tarian
membawah perlengkapan perang Cakalele. Dengan berbagai ke-
tradisional berupa parang dan siapan yang telah dilakukan maka
tombak layaknya seorang prajurit penampilan dari tradisi tarian
yang masuk di dalam medan Cakalele menjadi tahap yang
pertempuran lengkap dengan dinantikan. Karena tahap ini yaitu
senjata. Selain itu peserta juga mempertunjukkan tarian Cakalele
harus mendapatkan restu (per- yang memiliki berbagai variasi
setujuan) dari orang tua dan dalam tarian. Dalam penampilan ini
keluarga , hal ini dimaksudkan agar peserta tarian diharapkan harus
mereka siap atau rela menerima memiliki mental yang kuat, agar
konsekuensi yang terjadi atas anak dapat melakukan gerakan-gerakan
keluarganya. tarian dengan benar dan baik.
b. Tahap kedua (Pembentukan) Tarian ini memiliki gerakan yang
kompak dengan irama yang sudah
selanjutnya yaitu tahap kedua
di tentukan, ketika tarian dilakukan,
atau pembentukan kelompok
setiap penari akan bergerak
tradisi tarian Cakalele. Tahap kedua
dengan semangat, diikuti dengan
ini dilakukan dengan mengadakan
mata yang membara, melompat
musyawarah dari kelompok ma-
berteriak-teriak dengan mata yang
syarakat untuk memilih anggota
melotot. Banyak yang mengatakan
yang akan menjadi penari dalam
penari kesurupan namun, sebenar-
tarian tradisi Cakalele tersebut.
nya menerka hanya mengeluarkan
Setelah terpilih anggota yang
aura perang yang dimiliki. Adapun
menjadi penari dalam tradisi tarian
gerakan-gerakan tarian Cakalele
Cakalele. Maka akan dilakukan
pematangan-pematangan dasar yaitu : (1) posisi penari duduk dan

8
Vol. 15 No. 2 / April – Juni 2022

memberi hormat; (2) gerak inti Maluku Utara ketika menghadapi


memutar seperti burung baikole; perang.
(3) gerak berputar posisi sambil Dan pedang pada tangan kanan
memainkan mata. menyimbolkan harga diri warga
Makna tari Cakalele di kenal Maluku Utara yang yang harus di
sebagai ritual adat yang dilakukan pertahankan hingga titik dara
oleh para leluhur. Gerakan serta penghabisan, tameng (salawaku)
makna yang terkandung di dan teriakan lantang menggelegar
dalamnya membuat tarian ini juga pada selingan tarian menyim-
dikenal sebagai tarian perang dari bolkan gerakan protes terhadap
Maluku, namun demikian pada sistem pemerintahan yang
masa lalu fungsi tarian ini selain dianggap tidak memihak kepada
disinyalir sebagai ritual penye- masyarakat, setiap unsur yang
mangat dalam bertempur di terdapat dalam tarian Cakalele
medan perang juga dikenal merupakan perwujudan keri-
sebagai ritual adat yang di badian masyarakat Maluku yang
pertunjukan pada saat-saat berani dan tak gentar dalam harga
tertentu . pada zaman dulu tarian dirinya.
ini kerap dilakukan pada saat Demikian pula ada juga
penduduk setempat akan me- perubahan yang terjadi dalam
lakukan suatu pekerjaan besar tarian Cakalele tersebut seperti :
seperti berlayar, maupun bercocok
1. Formasi gerak tarian
tanam. Masyarakat setempat
Cakalele dalam berpasang-
mempercayai bahwa gerakan serta
pasangan yang dulunya dilakukan
ritul yang terdapat pada tarian
secara berpasang-pasang perem-
Cakalele merupakan sebuah
puan dan laki-laki, gerak menari
kehormatan kepada para leluhur
berpasangan dalam tarian Cakalele
mereka. Berbagai makna yang
penari perempuan menyimbolkan
terkandung dalam tarian tersebut
sebagi tanda hormat dan
seperti pakaian berwarna merah
pengertian kepada laki-laki yang
pada kostum penari laki-laki,
baru pulang dari medan perang
menyimbolkan rasa heroisme
agar supaya hubungan antara laki-
terhadap bumi Maluku utara, serta
laki dan perempuan tetap
keberanian dan patriotisme orang
harmonis gerakan tari ber-

9 91

1
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

pasangan ini menitikberatkan pada Perubahan Makna Tarian


interaksi kedua penari serta Cakalele Yang Terjadi Di
lingkungan Masyarakat Sekitar
keselarasan gerak penari, gerak
berpasangan perempuan dan laki- Dalam penelitian perubahan
laki biasanya lebih variatif jika di makna tarian Cakalele yang saya
bandingkan dengan gerak tarian dapat di sini karena faktor berasal
yang dilakukan para kaum laki-laki dari dalam masyarakat, berikut
saja. Namun sekarang yang sering yang berasal dari dalam masya-
dijumpai hanyalah kaum laki-laki rakat adalah :
sementara kaum perempuan tidak a. Jumlah penduduk
lagi di libatkan.
Dengan bertambah dan
2. Peralatan musik pengiring berkurangnya penduduk di
yang digunakan dalam tarian Kelurahan Dufa-dufa dapat
Cakalele, makna dari musik tarian mempengaruhi perkembangan tari
Cakalele ini untuk memberikan Cakalele di Kelurahan Dufa-dufa
semangat kepada para penari, berkurang jumlah penduduk yang
iringan musik di sesuaikan dengan dimaksud dalam hal ini adalah
menggunakan alat musik tersebut kematian. Seiring bertambahnya
seperti gong terbuat dari tembaga tahun, masyarakat yang dulunya
serta timah dan cara me- terlibat sebagai pelaku tari
mainkannya adalah dengan cara Cakalele sudah mengalami
dipukul suling, yang terbuat dari penambahan usia dan men-
bambu dan cara memainkannya jadikannya tidak dapat terlibat
adalah dengan cara ditiup tifa, langsung dalam kesenian tersebut.
dibuat dari pohon serta kulit hewan Selain itu pelaku atau peserta juga
sapi sebagi membran instrumen banyak yang sudah meninggal.
yang bunyinya merdu jika ditabuh. Sehingga proses untuk perkem-
Pada zaman dulu masyarakat bangannya membutuhkan waktu
setempat masih memainkan alat yang cukup lama.
musik tradisional, namun sekarang b. Perkembangan Jaman
ini sudah jarang terlihat orang-
Beberapa masyarakat setempat
orang memainkan alat musik
menganggap seni tari Cakalele
tersebut kini digantikan dengan
mempunyai kekurangan di dalam
alat musik electone saja.
perkembangannya. Misalnya tari

10
Vol. 15 No. 2 / April – Juni 2022

Cakalele ini masih menggunakan Cakalele pada saat pesta panen


pendukung yang terbatas seperti kelapa, padi dan tumbuhan lainnya
halnya kostum yang masih sanggat tahapan-tahapan yang mereka
sederhana, sehingga memicu lakukan sebelum melaksanakan
adanya penemuan baru untuk tarian Cakalele, para kamu
mengkreasikan kostum agar perempuan menyiapkan hidangan
terlihat lebih menarik. seperti nasi kuning, ayam bakar
dan sageru (alkohol), setelah
c. Konflik sosial
mereka habis makan para kaum
Pemicu terjadinya perten-
laki-laki dan perempuan me-
tangan atau konflik dapat di-
nyiapkan diri untuk menari
sebabkan oleh perbedaan persepsi
bersama-sama dengan keadaan
antara masyarakat tentang makna
mabuk-mabukan.
tari Cakalele dan pemahaman
Seorang imam mengatakan,
masyarakat yang berbeda tentang
boleh tarian ini dilakukan pada saat
kepercayaan dalam adat-istiadat di
acara syukuran, tetapi ada
Kelurahan Dufa-dufa. Misalnya
beberapa caranya yang tidak boleh
pemerintah tokoh adat, ada pihak-
dilakukan seperti pada zaman dulu,
pihak yang menyetujui adanya
seperti meminum dara ayam,
syukuran dengan menggunakan
minum minuman keras (alkohol),
acara pertunjukan seni tari
karena dalam agama Islam
Cakalele, karena mereka meng-
melarang adanya hal-hal tersebut.
anggap bahwa tarian Cakalele ini
menyimbolkan perjuangan orang- Makna tari Cakalele bahwa
orang tua kita dulu yang sudah sudah terjadi perubahan antara
berjuang pada waktu perang, formasi gerak berpasangan dan
namun ada sebagian tokoh agama penggunaan alat musik tradisional.
juga yang menolak karena tarian Dalam formasi gerak berpasangan
Cakalele ini mengandung arti yang dimaksud adalah ketiak-
setan/roh jahat mengamuk, pada terlibatan perempuan dalam tari
zaman dulu tarian Cakalele Cakalele, namun maknanya tidak
dilaksanakan sebelum atau berubah karena makna tari
sesudah pulang dari medan Cakalele dilihat dari gerakan-
pertempuran, namun ada sebagian gerakan yang sampai sekarang
orang melaksanakan tarian diperagakan sesuai dengan ciri

11 1

1
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

khas dari jaman dulu hanya saja, yang disebabkan banyak sekali
orang-orang sekarang yang masyarakat yang lebih memen-
menyaksikan tari Cakalele merasa tingkan popularitas, tertantang
tidak estetik karena tidak dilibatkan untuk mengetahui hal-hal yang
perempuan. Demikian pula cara baru, ikut-ikutan dalam mengikuti
memainkan dan memegang tari Cakalele sehingga makna
peralatan musik tradisional dahulu persatuan, unsur-unsur ritus
dan sekarang. Dahulu orang-orang penyucian diri baik fisik maupun
yang memegang alat musik psikis kini tidak lagi di tekankan.
tradisional seperti; gong, tifa, Makna Dalam Tarian Cakalele
suling bambu dan karang bia.
Masyarakat Kelurahan Dufa-
Mereka saling berinteraksi
dufa yang biasa melaksanakan
membahas mengenai musik yang
tarian Cakalele ini, memaknai
nantinya mereka mainkan, namun
tarian Cakalele ini yang paling
sekarang sudah terjadi perubahan
penting adalah sebagai ucapan
dalam memainkan peralatan musik
syukur kepada Tuhan, mereka juga
tradisional. saat ini masyarakat
memaknai tarian Cakalele sebagai
setempat menggunakan alat musik
ajang ‘baku kenal’ atau berkenalan
modern seperti alat elektronik. Hal
dengan orang yang baru pertama
ini yang membuat hilangnya
kali dikenal pada saat pelaksanaan
perubahan sosial. sehingga masya-
tarian Cakalele.
rakat setempat tidak lagi peduli
dengan alat musik tradisional Hal yang menarik juga penulis
karena orang-orang yang dulunya temukan dari hasil penelitian ini
memegang alat musik tradisional adalah, walaupun ada sedikit
sudah tua dan sebagian sudah perubahan makna dalam tarian
meninggal. Hal ini yang men- Cakalele tetapi masih ada juga
dorong terjadinya perubahan pada masyarakat yang mempertahankan
zaman dulu dan sekarang. nilai-nilai budaya, yang di turunkan
oleh para orang tua dahulu. yang di
Namun tarian Cakalele ini
mana Masyarakat percayai bahwa
mengalami pergeseran, Cakalele
makna dari tari Cakalele ini adalah
yang dulunya lebih menekankan
ucapan syukur kepada Tuhan, dan
makna persatuan dan unsur-unsur
nenek moyang kita, di mana
ritus kini mengalami pergeseran
dulunya nenek moyang kita

12
Vol. 15 No. 2 / April – Juni 2022

berjuang dan berkorban dalam Kelurahan Dufa-dufa Kecamatan


medan perang, sehingga masya- Ternate Utara. Tokoh agama
rakat Kelurahan Dufa-dufa masih berperan penting untuk tetap
melestarikan tarian Cakalele selalu mengingatkan pada
sampai sekarang. masyarakat agar supaya kita sama-
sama melestarikan budaya dan
Dalam Perubahan makna tarian
tradisi, karena zaman sekarang
Cakalele di Kelurahan Dufa-dufa
budaya dari luar sudah tren di
tokoh pemerintah juga turut
kalangan anak-anak remaja seperti
berperan penting dalam mem-
yang saya lihat sekarang. Korea
berikan arahan kepada masyarakat
Dance anak-anak yang usianya 5
tentang perubahan makna tarian
tahun mereka sudah tahu menari
Cakalele pada masyarakat
padahal kita sebagai anak bangsa
Kelurahan Dufa-dufa Kecamatan
Indonesia punya tradisi masing-
Ternate Utara. Pemerintah selalu
masing yang harus di jaga dan
mengingatkan kepada masyarakat
dikembangkan.
agar supaya selalu melestarikan
budaya kita biar generasi-generasi Kesimpulan
berikut mereka tidak terpengaruh Berdasarkan hasil penelitian di
dengan budaya luar apalagi jaman atas dapat disimpulkan:
sekarang sudah canggih, seperti
1. Makna dalam tarian Cakalele
tari Cakalele bermakna sebagai tari
sangat berpengaruh dalam
perang. Namun karena pengaruh
kehidupan masyarakat baik itu
jaman sehingga kekhasan dari
secara fisik maupun psikis
tarian Cakalele ini sebagian sudah
masyarakat akan melakukan
berubah, contohnya kekhasan
perbuatan-perbuatan baik
yang sudah berubah yaitu
kepada sesamanya, lewat
peralatan musik pengiring di mana
dorongan dari dalam diri untuk
yang dulunya mereka meng-
menjaga keutuhan hidup
gunakan peralatan tradisional
mereka. Cakalele juga menga-
seperti tifa, gong, dan suling
jarkan bagaimana pentingnya
namun peralatan seperti itu sudah
kebudayaan dalam suatu
jarang di pakai.
masyarakat yang sekarang ini di
Peran tokoh agama dalam pengaruhi oleh kemajuan
pemaknaan tarian Cakalele di zaman, sehingga masyarakat

13 1

31
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

yang dulunya saling meng- beberapa tahap di atas, maka


hormati dan menghargai lewat yang menjadi tahap akhir atau
perbuatan-perbuatan baik ke- inti adalah penampilan dari
pada masyarakat maupun tradisi tarian Cakalele. Dengan
kepada individu, kini berganti berbagai kesiapan yang telah
dan sangat jauh berbeda. dilakukan maka penampilan
dari tradisi tarian Cakalele
2. Sebelum proses pelaksanaan
menjadi tahap yang dinantikan.
tarian Cakalele di lakukan perlu
Karena tahap ini yaitu
adanya persiapan-persiapan
mempertunjukkan tradisi tarian
dan berbagai perlengkapan
Cakalele yang memiliki
yang di perlukan pada saat
berbagai variasi dalam tarian.
pelaksanaan tarian Cakalele.
Dan dalam penampilan ini
Proses tersebut dimulai. Tahap
peserta tarian diharapkan harus
awal (persiapan) perlengkapan
memiliki mental yang kuat, agar
yang akan dipergunakan pada
dapat melakukan gerakan-
saat pelaksanaan tarian
gerakan tarian dengan benar
Cakalele nanti yaitu Tifa
dan baik
(beduk), Seragi (gong), Pedang
atau parang Salawaku (perisai) 3. Perubahan yang terjadi dalam
dan pakaian. Tahap kedua tarian Cakalele tersebut seperti:
(Pembentukan) Tahap kedua Formasi gerak tarian Cakalele
yaitu persiapan perlengkapan- dalam berpasang-pasangan
perlengkapan dari tradisi tarian yang dulunya dilakukan secara
Cakalele. Maka, selanjutnya berpasang-pasang perempuan
yaitu tahap kedua atau dan laki-laki, gerak menari
pembentukan kelompok tradisi berpasangan dalam tarian
tarian Cakalele. Tahap kedua ini Cakalele penari perempuan
dilakukan dengan mengadakan
menyimbolkan sebagi tanda
musyawarah dari kelompok hormat dan pengertian kepada
masyarakat untuk memilih laki-laki yang baru pulang dari
anggota yang akan menjadi medan perang agar supaya
penari dalam tarian tradisi hubungan antara laki-laki dan
Cakalele tersebut. Tahap ketiga perempuan tetap harmonis
(penampilan) Setelah melewati gerakan tari berpasangan ini

14
Vol. 15 No. 2 / April – Juni 2022

menitikberatkan pada interaksi gunakan alat musik tersebut


kedua penari serta keselarasan seperti gong terbuat dari
gerak penari, gerak ber- tembaga serta timah dan cara
pasangan perempuan dan laki- memainkannya adalah dengan
laki biasanya lebih variatif jika di cara dipukul suling, yang
bandingkan dengan gerak terbuat dari bambu dan cara
tarian yang dilakukan sesama memainkannya adalah dengan
jenis. Namun sekarang yang cara ditiup tifa, dibuat dari
sering dijumpai hanyalah kaum pohon serta kulit hewan sapi
laki-laki sementara kaum sebagi membran instrumen
perempuan tidak lagi yang bunyinya merdu jika
dilibatkan. ditabuh. Pada zaman dulu
masyarakat setempat masih
Peralatan musik pengiring yang
memainkan alat musik tradi-
digunakan dalam tarian
sional, namun sekarang ini
Cakalele, makna dari musik
sudah jarang terlihat orang-
tarian Cakaele ini untuk
orang memainkan alat musik
memberikan semangat kepada
tersebut kini digantikan dengan
para penari, iringan musik di
alat musik electone saja.
sesuaikan dengan meng-

15 1

51
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hamid Hasan. 1999 Aroma sejarah dan budaya Ternate. Jakarta : LKIS

Djajasudarma, T. Fatimah. 2009. Semantik 1, Makna Leksikal dan Gramatikal.


Bandung: Refika Aditama

Horton. Paul B, dan Chester L. Hunt. 1996 Sosiologi Jakarta: Penerbit


Erlangga

Kaelan. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta:


Paradigma.

Kluchon, C. 1994. Nilai Dan Budaya. Jakarta: Tiga Serangkai.

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta, PT Rineka


Cipta.

_________________. 1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Dian Rakjat

Kussudiardjo, Bagong. 2000. Dari Klasik Hingga Kontemporer. Yogyakarta:


Yayasan Padepokan Seni Bagong Kussudiardjo

Moh. Masri Wellete 2018 Peran Pemerintah Daerah Dalam Melestarikan


Tarian Tradisional Cakalele Di Kabupaten Maluku Tengah
Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung:


Remaja Rosda Karya.

Noor Said, Rini. 2010. Mengenal Tarian Dan Seni Maluku Dan Halmahera.
EDISI, Cet.1. Semarang : Sindur Press

Nugrahani, Farida. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian.


Pendidikan Bahasa. Surakarta : Cakra Books.

Prayogi, Ryan & Endang, D. 2016 Pergeseran Nilai-nilai Budaya Pada Suku
Bonai Sebagai Civic Culture Di Kecamatan Bonai Darusalam
Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Jurnal Humanika ISSN
2502-5783 (online), ISSN 1412-9418 (print) Vol 23, No 1 (2016)

16
Vol. 15 No. 2 / April – Juni 2022

Rumahuru, Y.Z. 2009. Wacana Kekuasaan Dalam Ritual: Studi Kasus Ritual
Ma’atenu di Pelauw, dalam Irwan Abdullah (ed.), Dinamika
Masyarakat dan Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar dan TICI Publication.

Soemardjan. S.C. 1990. Perubahan Sosial di Yogyakarta. Yogyakarta: Gajah


Mada Press.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Afabeta

Sulha, S. 2020. Pelestarian Nilai-nilai Budaya Masyarakat Dayak. Jurnal


pendidikan Kewarga-negaraan 4.1

Susanto, Astrid S. 1999. Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Bina
Cipta

Umar Sholahudin 2020. Globalisasi: Antara Masyarakat Multikultural. Jurnal


Sosiologi Pendidikan Humanis.. Januari 4(2):103

17

You might also like