Professional Documents
Culture Documents
Jurnal
Jurnal
Oleh
Indriawati Naimuddin1
Jenny Nelly Matheosz2 Titiek Mulianti3
ABSTRACT
Humans have the ability to create works of art. This is because humans have
the ability of reason to form concepts and depictions of fantasy, especially
those that have use value and beauty, this is the ability of creative reason.
Without it, man will not be able to develop ideals and ideals, man will not be
able to develop science, and create his works of art in his supporting society.
One of the various art forms is dance. The existing dances have different
backgrounds, according to the natural, social and cultural conditions in
which they develop. For example, there are ritual dances that are sacred and
religious, there are dances that are entertainment, there are dances that are
social, and so on.
One of them is the Lalayon dance from Sagea Village, North Weda District,
Central Halmahera Regency. Lalayon dance itself is just like other folk
dances, appreciating culture in general and following the norms outlined by
customs, various movements reflect the subtlety of mind and character of
the supporting community which is an integral part of oneself and the
environment in which the dance develops which is born from ideas, activities
and historical symbols.
But in this day and age it is different from the past, now easy children who
want to learn this dance have decreased even though there are but it is
different from the previous one because there is no seriousness in playing
this Lalayon dance. Only a few children in education still often learn this
dance when there are district birthday events, thanksgiving events, and other
major events.
Keywords: lalayon dance, traditional dance, change of meaning
1
Mahasiswa Antropologi Fispol Unsrat
2
Pembimbing I KTIS
3
Pembimbing II KTIS
1
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481
2
Vol. 17 No. 1 / Januari - Maret 2024
3
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481
malu dan dari usia 5 tahun pun tradisi di daerah sendiri. Padahal
sudah mulia diajarkan tarian dengan kita belajar tarian daerah
Lalayon, walaupun gerakan dan ini kita, lebih mengenal budaya
cara mereka memainkan tarian ini kita dan mengetahui makna-
belum terlalu sempurna tapi makna yang terkandung dalam
mereka mampu mengamati apa tarian, agar ketika kita di Tanya
yang sudah dipraktekkan oleh orang lain yang tidak tahu-
gurunya dan sangat ingin menari menahu tentang tarian Lalayon ini
para penonton untuk memainkan bisa menjelaskan dari tiap
tarian Lalayon ini. geraknya yang memiliki arti
masing-masing seperti gerakan
Tapi di zaman sekarang ini
tangan yang arah geraknya di
sudah berbeda dengan zaman
putar lalu perlahan digenggam
dulu, sekarang ini anak mudah
artinya wanita yang belum meni-
yang mau belajar tarian ini sudah
kah. Sedang laki yang gerakan
berkurang walaupun ada tapi
tangan memanjang seakan me-
sudah berbeda dengan yang dulu
rayu dan ingin menggegam sang
karena tidak ada keseriusan dalam
wanita dalam pelukannya.
memainkan tarian Lalayon ini.
Hanya beberapa anak yang di Namun seiring berkembangnya
bangku pendidikan yang masih zaman arus globalisasi hadir dan
sering belajar tarian ini ketikan tidak bisa dicegah kehadirannya,
ada acara ulang tahun kabupaten, membuat perubahan budaya ter-
acara syukuran,dan acara-acara jadi di dalam masyarakat tradi-
besar lainnya. Seperti yang kita sional. Perubahan sosio-kultural
ketahui di era sekarang ini banyak yang terjadi mengakibatkan ke-
sekali anak-anak dari usia 5 tahun biasaan manusia yang dipengaruhi
sampai yang sudah lanjut usia pun kebutuhan hidup dan cara
fokus ke handphone, media sosial berpikir, maka perubahan itulah
lainnya atau yang dinamakan yang melatar-belakangi peru-
tiktokan pada akhirnya semua bahan sebuah sajian tari menuju
terfokus pada gadjet. Dan pe- arah yang berbeda. Namun hal itu
ngaruh lingkungan lainnya hingga juga disebabkan oleh faktor
mempengaruhi anak mudah untuk eksternal maupun faktor internal
kurang mengenal budaya dan ada yang berubah ke arah
4
Vol. 17 No. 1 / Januari - Maret 2024
5
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481
6
Vol. 17 No. 1 / Januari - Maret 2024
7
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481
8
Vol. 17 No. 1 / Januari - Maret 2024
9
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481
10
Vol. 17 No. 1 / Januari - Maret 2024
11
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481
12
Vol. 17 No. 1 / Januari - Maret 2024
13
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481
14
Vol. 17 No. 1 / Januari - Maret 2024
15
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481
16
Vol. 17 No. 1 / Januari - Maret 2024
17
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481
18
Vol. 17 No. 1 / Januari - Maret 2024
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid Hasan. 1999 Aroma Sejarah dan Budaya Ternate. Jakarta:
LKIS
M. Noor. Said. 2009. Mengenal Tarian Dan Seni Maluku Dan Halmahera
19
Jurnal Holistik ISSN: 1979-0481
Ryan Prayogi dan Endang Danial. 2016. Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Pada
Suku Bonai Sebagai Clivic Culture Di Kecamatan, Bonai
Darusalam Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.
20