You are on page 1of 12

Analisis Kekuatan Struktur...

(Fajar Ari Wandono dan Muhammad Adhitya)



Analisis Kekuatan Struktur Komposit Dengan Ply Drop-Off
Pada Roda Pendarat Utama Pesawat Nir Awak Menggunakan
Metode Elemen Hingga
(Strenght Analysis of Composite Structure with Ply Drop-Off in
Unmanned Aerial Vehicle's Main Landing Gear Using Finite
Element Method)
Fajar Ari Wandono1,2, Mohammad Adhitya1
1Departemen Teknik Mesin, Universitas Indonesia, Kampus Depok 16424, Indonesia
2Laboratorium Aerostruktur, Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN, Bogor 16350, Indonesia
1e-mail: fajarariwandono@yahoo.com

Diterima: 26 Oktober 2018; Direvisi: 23 November 2018; Disetujui: 07 Februari 2019

ABSTRACT

The application of ply drop-off has been utilized to optimize composite structure so it has a
lighter mass compared to composite structure with uniform thickness. This paper will analyze the
strength and mass reduction possibility of composite structure with ply drop-off in the main landing
gear of unmanned aerial vehicle under operational load using finite element method. The operational
loads are assumed as static load due to landing operation with value of 245 N in vertical axis and 78.75
N in horizontal axis. The main landing gear is modeled with Quad4 elements and using mechanical
properties of e-glass Woven Roving 185 in MSC. Patran/Nastran software. Failure criteria is based on
failure index and margin of safety of Tsai-Wu criteria. The result shows that main landing gear structure
has 0.62 of index failure and 1.39 of margin of safety. It can be concluded that main landing gear
structure is quiet strong and failure does not occur under the given operational loads. Moreover, mass
reduction of main landing gear structure with ply drop-off is 18% lighter than without ply drop-off.

Keywords: ply drop-off, composite structure, main landing gear, unmannded aerial vehicle, finite element
method, MSC. Patran/Nastran, Tsai-Wu failure criteria, mass reduction.


29
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol.17 No.1 Juni 2019 : hal 29 - 40

ABSTRAK

Aplikasi ply drop-off telah banyak digunakan untuk mengoptimalkan struktur komposit
sehingga memiliki massa yang lebih ringan dibandingkan dengan struktur komposit dengan ketebalan
seragam. Tulisan ini akan menganalisis kekuatan dan potensi pengurangan massa struktur komposit
dengan ply drop-off pada roda pendarat utama pesawat nir awak terhadap beban operasional
menggunakan metode elemen hingga. Beban operasional diasumsikan merupakan beban statik akibat
landing sebesar 245 N arah vertikal dan sebesar 78.75 N arah horizontal. Struktur roda pendarat utama
dimodelkan menggunakan elemen Quad4 dengan memasukkan sifat mekanis dari material e-glass
Woven Roving 185 pada software MSC. Patran/Nastran. Kriteria kegagalan yang digunakan adalah
berdasarkan kriteria kegagalan Tsai-Wu dalam indeks kegagalan dan margin of safety. Hasil yang
didapatkan adalah struktur roda pendarat utama memiliki indeks kegagalan 0.62 dan margin of safety
sebesar 1.39. Dari hasil tersebut menandakan struktur roda pendarat utama cukup kuat dan tidak
terjadi kegagalan dalam menerima beban operasional yang diberikan. Di samping itu, potensi
pengurangan massa pada struktur roda pendarat utama menggunakan ply drop-off adalah sebesar 18%
lebih ringan dibandingkan dengan tanpa ply drop-off.

Kata kunci: ply drop-off, struktur komposit, roda pendarat utama, pesawat nir awak, metode elemen
hingga, MSC. Patran/Nastran, kriteria kegagalan Tsai-Wu, pengurangan massa.

1 PENDAHULUAN
Struktur roda pendarat Pada umumnya, material dari
merupakan salah satu komponen paling bahan metal dipilih sebagai material
penting pada sebuah pesawat terbang untuk struktur roda pendarat. Akan
karena struktur ini berfungsi untuk tetapi sedikit demi sedikit penggunaan
menyerap beban ketika melakukan taxi, material dari bahan metal digantikan
manuver darat, take-off dan landing. Di dengan bahan komposit meskipun
samping itu struktur ini dapat masih banyak penggunaannya untuk
meneruskan beban-beban tersebut ke pesawat nir awak.
bagian frame badan pesawat sehingga
dapat menghilangkan sebagian besar
energi yang terjadi akibat tumbukan.
(Jha, 2009) Struktur roda pendarat yang
dibahas pada tulisan ini adalah struktur
roda pendarat utama dari pesawat nir
awak LAPAN yang bernama LAPAN
Surveillance UAV seri 02 New Generation Gambar 1-1: Desain Struktur Roda Pendarat
Low Drag (LSU-02NGLD). Pesawat nir Utama
awak ini sendiri memiliki panjang
bentang sayap 2.9 m dengan massa total
saat lepas landas sekitar 21 kg. Pesawat
nir awak ini didesain untuk pengawasan
laut yang dapat mengirimkan video
secara real time dan mampu terbang dari Gambar 1-2: Struktur Roda Pendarat Utama
deck kapal. Berikut adalah konfigurasi
dan bentuk dari roda pendarat pada Penggunaan struktur komposit
LSU-02NGLD. meningkat dengan pesat pada industri
penerbangan dan otomotif karena rasio

30
Analisis Kekuatan Struktur... (Fajar Ari Wandono dan Muhammad Adhitya)

kekuatan-terhadap-berat dan roda pendarat utama pesawat nir awak
kekakuan-terhadap-berat struktur terhadap beban operasional
komposit yang tinggi. (Dhurvey & Mittal, menggunakan metode elemen hingga.
2013) Dengan menggunakan komposit,
berat dari struktur akan jauh berkurang 2 DASAR TEORI
jika dibandingkan dengan penggunaan Struktur komposit dengan ply
bahan metal. Selain itu, penggunaan drop-off sudah banyak diaplikasikan
komposit juga dapat dioptimalkan lebih pada bidang penerbangan untuk
lanjut dengan memodifikasi arah serat, mengurangi beban dari struktur yang
ketebalan struktur, proses manufaktur dihasilkan. Akan tetapi, ply drop-off
dan lain-lain. dapat mengakibatkan diskontinuitas
Pengoptimalan ketebalan dalam laminate yang akan menghasilkan
struktur pada sebuah struktur komposit konsentrasi tegangan pada bagian
dapat dilakukan dengan mengatur dimana ketebalannya berubah.
perbedaan ketebalan antara satu bagian Hal ini akan membuat kegagalan
dengan bagian yang lain. Dengan desain pada struktur karena delaminasi dan
seperti ini maka akan membuat struktur atau kegagalan resin. (Weiss, et al.,
komposit memiliki potensi lebih ringan 2010) Pada bagian ini, menurut Steeves
dan murah dibandingkan dengan cara dan Fleck (Steeves & Fleck, 2004),
konvensional yang memiliki ketebalan dengan adanya perbedaan ketebalan
yang seragam. (Dhurvey & Mittal, 2012) akan menghasilkan kantong resin yang
Cara yang dapat dilakukan untuk memiliki efek pada ketidaksempurnaan
menghasilkan perbedaan ketebalan geometri terhadap kekuatan tekan.
pada struktur komposit adalah dengan Untuk mengurangi kegagalan yang
meletakkan beberapa lapis lamina di terjadi pada struktur komposit dengan
posisi tertentu pada keseluruhan ply drop-off, salah satu caranya adalah
susunan komposit yang dikenal dengan dengan menggunaan mesin otomatis
nama ply drop-off. Nama lain yang yang dapat menyulam serat fiber
dikenal untuk struktur dengan ply drop- sedemikian rupa sehingga mendapatkan
off adalah tapered laminated structures. lamina yang spesifik dengan bentuk
Gambar struktur komposit dengan ply yang spesifik pula. (Zheng &
drop-off dapat dilihat pada Gambar di Kassapoglou, 2017)
bawah ini. Ada beberapa konfigurasi
berbagai bentuk ply drop-off yang
ditampilkan pada gambar berikut.

Gambar 1-3: Skema Dari Ply Drop-Off (Irisarri,


et al., 2013)

Tulisan ini bertujuan untuk


menganalisis kekuatan dan potensi
pengurangan massa struktur komposit
dengan menggunakan ply drop-off pada Gambar 2-1: Konfigurasi Berbagai Bentuk Ply


31
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol.17 No.1 Juni 2019 : hal 29 - 40

Drop-Off (Dhurvey, et al., 2012) clear of ground. Posisi pesawat ketika
Berdasarkan Gambar 2-1, level landing with nose wheel just clear of
konfigurasi bentuk yang digunakan ground adalah roda pendarat utama
dalam tulisan kali ini adalah konfigurasi yang menyentuh tanah terlebih dahulu
taper internal dengan model C, yaitu kemudian diikuti roda pendarat depan
menggunakan overlapping dropped plies. dengan waktu yang hampir bersamaan.
Overlapping dropped plies secara umum Berikut adalah gambar sketsa dari level
menghasilkan kantong resin yang landing with nose wheel just clear of
berderetan dari pangkal sampai ujung ground. (CASR Part 23, 2014)
struktur. Untuk mengetahui desain
konfigurasi pada struktur roda pendarat
utama dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gambar 2-3: Sketsa Level Landing With


Nose Wheel Just Clear Of
Bagian Ground
tertinggi
dari
kantong
Menurut CASR (Civil Aviation
resin Safety Regulation) Part 23, beban roda
Terminated
Kantong
plies
pendarat utama untuk level landing with
resin
nose wheel just clear of ground adalah
sebagai berikut.
Gambar 2-2: Desain Ply Drop-Off Pada
Struktur Roda Pendarat V" = (n − L)W (1)
Utama
D" = KnW (2)
Dari Gambar 2-2 dapat diketahui
jika penggunaan ply drop-off pada Dimana V" adalah beban vertikal
desain struktur komposit roda pendarat roda pendarat utama. D" adalah beban
utama akan menghasilkan pola yang horizontal (drag) roda pendarat utama. n
sama dengan referensi seperti: kantong adalah limit inertia load factor yang
resin, bagian tertinggi dari kantong resin nilainya tidak boleh lebih kecil dari 2.67.
dan terminated plies (lapisan yang L adalah rasio dari gaya angkat pesawat
dibuat tidak penuh dari pangkal ke terhadap berat pesawat, tetapi tidak
ujung). boleh lebih dari 0.667. K adalah
konstanta yang nilainya 0.25 untuk
2.1 PERHITUNGAN BEBAN berat pesawat kurang dari sama dengan
Untuk mengetahui kekuatan 3000 pounds. Sedangkan W adalah
struktur roda pendarat utama, maka berat ketika lepas landas.
yang harus diketahui terlebih dahulu
adalah beban operasional maksimal 2.2 MATERIAL YANG DIGUNAKAN
pada pesawat nir awak. Beban maksimal Material yang digunakan untuk
yang digunakan pada struktur roda membuat struktur roda pendarat utama
pendarat utama pada pesawat nir awak pesawat nir awak ini adalah e-glass WR
adalah level landing with nose wheel just (Woven Roving) 185 dengan resin epoxy.

32
Analisis Kekuatan Struktur... (Fajar Ari Wandono dan Muhammad Adhitya)

Tabel 2-1: SIFAT MEKANIS MATERIAL E-GLASS WR 185/EPOXY (Abdurohman, 2016)

E1 E2 G12 n12 F1T F1C F2T F2C F6 r


(MPa) (MPa) (MPa) (MPa) (MPa) (MPa) (MPa) (MPa) (kg/m3)

8088 8088 3370 0.2 322.5 116.4 322.5 116.4 30 1500

Bahan woven fabric sangat luas • Kriteria batas (dengan menggunakan


digunakan pada industri modern karena tegangan individu)
kemampuan sifat mekanis yang • Kriteria interaktif (interaksi dengan
seimbang, mudah untuk digunakan dan tegangan multi aksis)
memiliki drape-ability yang baik yang • Kriteria hibrid (kombinasi dengan
dapat mengurangi biaya manufaktur aspek-aspek lain dari dua poin di atas)
jika dibandingkan dengan bahan
unidirectional. (Dixit, et al., 2014) (Misra, Pada tulisan kali ini, digunakan
et al., 2014) Berikut adalah sifat kriteria kegagalan Tsai-Wu yang
mekanis dari material yang digunakan. termasuk dalam kriteria interaktif.
Metode yang digunakan untuk Kriteria kegagalan ini adalah hasil dari
membuat struktur roda pendarat utama modifikasi teori tensor polinomial yang
adalah dengan proses hand lay-up yang dikembangkan oleh Gol'denblat dan
kemudian diikuti dengan proses vacuum Kopnov. (Gol'denblat & Kopnov, 1966)
bagging. Berikut adalah persamaan umumnya.
(Kolios & Proia, 2012)
2.3 KRITERIA KEGAGALAN
Definisi umum tentang kegagalan f- . σ- + f-1 . σ- . σ1 ≥ 1 dengan i, j = 1,2,..6 (3)
digambarkan dengan sebuah situasi
dimana struktur tidak dapat lagi Dimana f- dan f-1 adalah tensor
berfungsi sesuai desain awalnya. (Sih & kekuatan orde dua dan empat. Dari
Skudra, 1985) Kegagalan pada struktur persamaan di atas, kriteria kegagalan
komposit dapat berupa patahan, defleksi Tsai-Wu dapat ditulis sebagai berikut.
yang berlebih dan retakan yang terjadi
pada matrix. Dari contoh kegagalan di f5 σ5 + f6 σ6 + f55 σ5 6 + f66 σ6 6 + f77 σ7 6 +
atas yang paling membuktikan suatu 2f56 σ5 σ6 ≥ 1 (4)
kegagalan adalah ketika terjadinya
patahan. Patahan terjadi karena Dimana f5 = 1 F − 1 F , f55 = 1 ,
5: 5; F5: F5;
struktur tersebut tidak dapat lagi f6 = 1 F − 1 F , f66 = 1 , f77 =
6: 6; F6: F6;
menahan beban yang terjadi. (Kolios & 1 ,
Proia, 2012) F7 6
Untuk dapat menahan beban f56 = G ;
F5: F5; F6: F6;
yang diberikan, maka struktur komposit
F5: , F5; , F6: , F6; adalah kekuatan lamina
harus memiliki kekuatan yang cukup.
longitudinal arah-1 dan transversal
Pendefinisian kekuatan struktur
arah-2; F7 adalah kekuatan geser dan G
komposit dapat diketahui dengan
bernilai=-0.5 (Guo, et al., 2014)
menggunakan tiga buah kategori seperti
Nilai di bawah satu pada nilai
berikut: (Sih & Skudra, 1985)
indeks kegagalan menandakan struktur


33
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol.17 No.1 Juni 2019 : hal 29 - 40

komposit tersebut aman ketika 3.1 PROSES MESHING
menerima beban. Sedangkan nilai satu Struktur roda pendarat utama
menandakan tepat gagal dan nilai lebih dimodelkan dalam bentuk 2D
dari satu menandakan kegagalan. menggunakan quadrilateral shell
Selain ditampilkan dalam bentuk elements (Quad4) dengan sifat-sifat
indeks kegagalan, kekuatan struktur material 2D orthotropic. Pemodelan dan
komposit juga dapat disajikan dalam analisis elemen hingga dilakukan
rasio kekuatan (strength ratio atau SR). menggunakan modul laminate modeller
Rasio kekuatan didefinisikan dengan pada MSC. Patran/Nastran karena
faktor yang harus dikalikan ketika dapat memodelkan dan menganalisis
struktur tepat gagal. (Kolios & Proia, kasus ply drop-off pada struktur
2012) (MSC. Corporation, 2011) Rasio komposit dengan baik.
kekuatan ditampilkan dengan formula
berikut ini.

(BCD CE DFG)
SR @A = (5)
6G
Dengan
a = f55 σ5 6 + f66 σ6 I + f77 τ56 6 + 2f56 σ5 σ6
b = f5 σ5 + f6 σ6

Nilai lain yang digunakan untuk


mengetahui kegagalan struktur
komposit adalah dengan menggunakan
margin of safety (MS), yang ditampilkan
sebagai berikut. (Kolios & Proia, 2012)
(MSC. Corporation, 2011) Gambar 3-1: Model Elemen Hingga
Struktur Roda Pendarat
MS = SR − 1 (6) Utama

Kegagalan terjadi ketika nilai MS 3.2 PENENTUAN PEMBEBANAN


lebih kecil sama dengan 0 dan DAN KONDISI BATAS
sebaliknya jika nilai MS lebih dari 0 Analisis yang digunakan adalah
menandakan struktur tersebut aman. analisis statik dengan beban vertikal
Proses pemodelan dan simulasi dan horizontal sesuai dengan
kekuatan struktur komposit dengan ply perhitungan pada persamaan 1 dan 2,
drop-off akan dilakukan dengan yang diletakkan pada ujung struktur
menggunakan software MSC. roda pendarat utama. Kondisi batas
Patran/Nastran. Software ini akan dibuat semirip mungkin dengan
menggunakan metode elemen hingga kondisi ketika struktur roda pendarat
yang digunakan untuk menghitung utama diletakkan pada kantong pada
kasus-kasus rumit dalam bidang bagian bawah badan pesawat yang
rekayasa. kemudian diikat dengan dua baut.
Berikut adalah ilustrasi beban dan
3 METODOLOGI kondisi batas pada struktur roda
Berikut adalah metodologi yang pendarat utama.
digunakan pada tulisan kali ini.

34
Analisis Kekuatan Struktur... (Fajar Ari Wandono dan Muhammad Adhitya)

3.3 VERIFIKASI MODEL
Elemen Quad4 yang dihasilkan pada
struktur roda pendarat utama akan
diverifikasi untuk mengetahui kualitas
dari elemen tersebut. Verifikasi elemen
yang dilakukan meliputi batas,
duplicate, normal, aspect ratio, warp,
skew dan taper.

Tabel 3-1: VERIFIKASI ELEMEN QUAD4

Test Total Failed


Aspect 0
Warp 0
Gambar 3-2: Pembebanan dan Kondisi Skew 0
Batas Taper 0
Normal Offset 0
Untuk mengetahui detail tentang
kondisi batas yang digunakan dapat Dari Tabel 3-1 diketahui bahwa
dilihat pada gambar berikut. elemen yang dihasilkan sudah baik,
yaitu dengan tidak adanya elemen yang
berada pada kolom Total Failed. Jika
terdapat elemen pada kolom Total
Failed, maka sebaiknya elemen tersebut
Lokasi baut diperbaiki terlebih dahulu.
Verifikasi lainnya yang dilakukan
adalah verifikasi arah serat dari setiap
lapisan yang akan dibuat. Berikut
adalah gambar pada salah satu lapisan
struktur roda pendarat utama.

Gambar 3-3: Detail Kondisi Batas

Angka 123 pada daerah lokasi


baut menandakan bahwa nodal tersebut
tidak dapat bergerak ke arah x, y dan z
tetapi dapat berotasi pada arah tersebut.
Kondisi batas tersebut dapat digunakan
Gambar 3-4: Verifikasi Arah Serat
untuk mewakili penggunaan baut untuk
mengikat struktur roda pendarat utama
Dari Gambar 3-4 terlihat bahwa
dengan badan pesawat. Sedangkan
pengaplikasian serat dilakukan tegak
daerah lain menggunakan angka 23
lurus pada pangkal dengan referensi
yang menandakan bahwa nodal tersebut
kearah ujung struktur. Dengan
hanya dapat bergerak ke arah x dan
demikian arah longitudinal serat berada
berotasi ke arah x, y dan z.


35
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol.17 No.1 Juni 2019 : hal 29 - 40

pada garis panah berwarna hijau, penggunaan lapisan dan ply drop-off
sedangkan ketebalan berada pada garis harus ditinjau ulang.
panah berwarna merah. Pada gambar Berikut adalah hasil 3D yang sudah
tersebut juga terlihat garis berwarna sama dengan desain awal.
kuning tipis yang merupakan flat pattern
dari serat pada lapisan tersebut.

3.3 STACKING SEQUENCE


Proses perancangan desain
struktur komposit dimulai dengan
mencari batasan dari proses Gambar 3-6: Verifikasi Bentuk 3D Pada
manufaktur. Karena pembuatan Struktur Roda Pendarat
struktur roda pendarat utama ini masih Utama
menggunakan alat-alat yang sederhana,
maka arah serat yang dapat digunakan 4 HASIL DAN ANALISIS
hanya 0o, ±45o dan 90o. Di samping itu, Berikut adalah perhitungan
desain struktur komposit juga harus beban maksimum struktur roda
dirancang simetris dan seimbang. Pada pendarat dalam arah vertikal dan
bagian atas dan bawah, dibuat lapisan horizontal menggunakan persamaan 1
yang kontinu dari pangkal sampai ke dan 2.
ujung struktur roda pendarat utama. Dari persamaan 1, berikut adalah
Stacking sequence yang digunakan perhitungan beban roda pendarat utama
terdiri dari 84 lapis dengan arah serat arah vertikal.
[(0/±45/90)10/±45]s.
Berikut adalah jumlah lamina V" = (3 − 0.667)210
yang digunakan untuk membuat V" = 489.93 N (struktur kiri dan kanan)
struktur roda pendarat utama.
Dari perhitungan di atas dapat
diketahui bahwa beban pendaratan
vertikal masing-masing struktur roda
pendarat adalah sebesar 245 N.
Dari persamaan 2, berikut adalah
perhitungan beban roda pendarat utama
arah horizontal.

D" = 0.25 3 (210)


D" = 157.5 N (struktur kiri dan kanan)

Gambar 3-5: Jumlah Lamina Pada Struktur Dari perhitungan di atas dapat
Roda Pendarat Utama diketahui bahwa beban pendaratan
horizontal masing-masing struktur roda
Dari penggunaan lamina dan ply pendarat adalah 78.75 N.
drop-off di atas maka kemudian Beban-beban yang dihasilkan di
diverifikasi ke dalam bentuk 3D. Hasil atas kemudian dimasukkan ke dalam
bentuk 3D tersebut harus sesuai dengan software MSC. Patran/Nastran seperti
desain awal yang sudah ditetapkan. Jika yang ditampilkan pada Gambar 3-2 di
masih ada perbedaan, maka atas. Software tersebut akan

36
Analisis Kekuatan Struktur... (Fajar Ari Wandono dan Muhammad Adhitya)

menghitung menggunakan metode Dengan menjumlahkan seluruh nilai
elemen hingga sehingga menghasilkan pada nodal-nodal tumpuan di atas maka
nilai seperti gaya reaksi tumpuan, dihasilkan gaya reaksi arah vertikal
displacement, indeks kegagalan dan sebesar -244.986 N.
margin of safety.

Berikut adalah data-data masukan yang


digunakan.

Gambar 4-3: Gaya Reaksi Pada Tumpuan


Arah Horizontal

Gambar 4-1: Masukan yang Digunakan Penjumlahan seluruh nilai pada


nodal-nodal tumpuan di atas maka
Seperti yang diketahui dihasilkan gaya reaksi arah horizontal
sebelumnya, bahwa nilai beban arah sebesar -78.745 N.
vertikal sebesar 245 N dan beban arah Dari hasil-hasil tersebut maka
horizontal sebesar 78.75 N. Tetapi dapat diketahui bahwa sudah terjadi
berdasarkan Gambar 4-1 di atas, nilai keseimbangan antara beban yang
beban arah vertikal yang dimasukkan diberikan dan gaya reaksi yang
hanya terbaca sebesar 244.986 N dan dihasilkan. Hal ini berarti model yang
beban arah horizontal sebesar 78.745 N. dibuat sudah cukup baik.
Terdapat perbedaan yang sangat kecil Setelah mendapatkan gaya reaksi,
antara hasil masukan dan hasil yang berikut adalah tampilan dari kontur
terbaca, namun perbedaan tersebut displacement roda pendarat utama.
masih dapat diterima.
Hasil pertama yang ditampilkan
adalah gaya reaksi tumpuan. Gaya
reaksi tumpuan ini digunakan untuk
memverifikasi bahwa hasil dari
perhitungan software tersebut benar
apabila menghasilkan keseimbangan
gaya reaksi dengan beban yang
diberikan. Gambar 4-4: Kontur Displacement Pada
Berikut adalah hasil dari gaya reaksi Struktur Roda Pendarat
arah vertikal. Utama

Dari Gambar 4-4 di atas


diketahui bahwa nilai resultan
maksimum displacement pada struktur
roda pendarat utama adalah sebesar
9.06 mm yang terletak di ujung struktur.
Dari pangkal ke ujung struktur tersebut
Gambar 4-2: Gaya Reaksi Pada Tumpuan
terdapat perbedaan gradasi
Arah Vertikal


37
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol.17 No.1 Juni 2019 : hal 29 - 40

displacement yang diakibatkan
kekakuan sepanjang struktur tersebut.
Nilai kekakuan akan semakin besar
menuju pangkal sehingga menghasilkan
displacement yang kecil, begitu juga
sebaliknya.
Untuk mengetahui kekuatan dari
struktur roda pendarat utama maka
berikut adalah kontur indeks kegagalan
Tsai-Wu.

Gambar 4-6: Daerah Kritis Pada Struktur


Roda Pendarat Utama

Selain indeks kegagalan Tsai-Wu,


berikut ditampilkan kontur nilai margin
of safety pada struktur roda pendarat
utama.
Gambar 4-5: Kontur Indeks Kegagalan
Tsai-Wu Pada Struktur Roda
Pendarat Utama

Dari Gambar 4-5 di atas terlihat


bahwa bagian paling kritis pada struktur
roda pendarat utama adalah pada
bagian dengan nilai indeks kegagalan
tertinggi, yaitu sebesar 0.62. Daerah
Gambar 4-7: Kontur Margin of safety Pada
tersebut merupakan daerah sekitar
Struktur Roda Pendarat
lekukan pada daerah ujung kondisi
Utama
batas. Hal tersebut terjadi akibat
besarnya gaya reaksi yang diterima yang
Dari Gambar 4-7 di atas
membuat nilai indeks kegagalannya pun
diketahui bahwa nilai minimum margin
menjadi besar. Posisi nilai indeks
of safety adalah sebesar 1.39. Angka
kegagalan tertinggi berada agak ke
tersebut menandakan struktur
belakang karena adanya beban
mempunyai nilai cadangan sebesar 1.39
horizontal yang diberikan sehingga
kali untuk gagal. Sedangkan nilai
membuat daerah belakang memiliki nilai
maksimum margin of safety sebesar 966
yang tinggi dibandingkan dengan bagian
terletak pangkal struktur roda pendarat
depan.
utama. Dari Gambar 4-7 terlihat
Pada kondisi kenyataannya,
beberapa area pada pangkal struktur
daerah paling kritis ini terjadi pada
roda pendarat utama yang memiliki nilai
daerah berikut.
margin of safety lebih dari 50. Hal
Berdasarkan nilai indeks
tersebut menandakan tegangan yang
kegagalan Tsai-Wu sebesar 0.62, maka
terjadi pada area itu cukup kecil
dapat disimpulkan bahwa kegagalan
sehingga menghasilkan nilai margin of
tidak terjadi karena nilainya masih di
safety yang cukup besar.
bawah 1.

38
Analisis Kekuatan Struktur... (Fajar Ari Wandono dan Muhammad Adhitya)

Dari penggunaan struktur dengan ply 5 KESIMPULAN
drop-off didapatkan massa sebesar Penggunaan ply drop-off pada
0.698 kg dan volume sebesar 450300 struktur roda pendarat utama telah
mm3 seperti terlihat pada gambar dimodelkan dan disimulasi
berikut. menggunakan software MSC.
Patran/Nastran. Dengan pemberian
beban statik arah vertikal sebesar 245 N
dan arah horizontal sebesar 78.75 N
pada ujung struktur roda pendarat
Gambar 4-8: Massa Struktur Roda didapatkan nilai indeks kegagalan dan
Pendarat Utama margin of safety sebesar 0.62 dan 1.39.
Dari hasil tersebut dapat dikatakan
Massa yang dihasilkan pada bahwa tidak terjadi kegagalan pada
struktur dengan ply drop-off kemudian struktur roda pendarat utama ketika
akan dibandingkan dengan massa yang beroperasi. Di samping itu, potensi
dihasilkan pada struktur tanpa ply drop- pengurangan massa struktur roda
off. Struktur tanpa ply drop-off akan pendarat dengan menggunakan ply
menghasilkan ketebalan yang sama dari drop-off adalah sebesar 18% lebih ringan
pangkal sampai ujung struktur roda jika dibandingkan dengan tanpa ply
pendarat utama. Berikut adalah gambar drop-off.
struktur tanpa ply drop-off.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini tidak lupa
penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada Bapak Drs. Gunawan S.
Prabowo, MT selaku Kepala Pusat
Teknologi Penerbangan dan Riki
Ardiansyah yang sudah memberikan
gambar-gambar terkait LSU-02NGLD.

DAFTAR RUJUKAN
Gambar 4-9: Tampilan Struktur Roda
Abdurohman, K., 2016. Simulasi uji tarik komposit glass-
Pendarat Utama Tanpa Ply-
epoxy hasil vacuum bagging, Bogor:
Drop Off
Pustekbang.
Ministry of Transportation Republic of Indonesia., 2014.
Dengan menggunakan struktur
CASR Part 23 Amendment 2. Jakarta: Ministry
tanpa ply drop-off maka akan
of Transportation Republic of Indonesia.
menghasilkan massa sebesar 0.852 kg
MSC. Corporation, 2011. Patran Laminates Theory.
dan volume sebesar 550000 mm3 seperti
Dhurvey, P. & Mittal, N., 2012. Finite Element Analysis
pada gambar di bawah ini.
of Internally Plya Drop-off Composites
Laminates. International Journal of
Engineering Research, Volume 1, pp. 12-16.
Dhurvey, P. & Mittal, N., 2013. Study the effect of
externally and internally ply drop-off in
Gambar 4-10: Massa Struktur Roda Pendarat composite laminate analysis. ARPN Journal of
Utama Tanpa Ply-Drop Off Engineering and Applied Sciences, 8(4).


39
Jurnal Teknologi Dirgantara Vol.17 No.1 Juni 2019 : hal 29 - 40

Dixit, A., Mali, H. & Misra, R., 2014. Unit cell model of Misra, R., Dixit, A. & Mali, H. S., 2014. Finite element
woven fabric textile composite for multiscale (FE) shear modeling of woven fabric textile
analysis. Procedia Engineering. composite. Procedia Materials Science, Volume
Gol'denblat, I. & Kopnov, V. A., 1966. Strength of Glass 6, pp. 1344-1350.
Reinforced Plastic in the Complex Stress State. Sih, G. C. & Skudra, A. M., 1985. Failure Mechanics of
Polymer Mechanics, Volume 1, pp. 54-59. Composites. Amsterdam: Elsevier Science &
Guo, S., Li, D., Zhang, X. & Xiang, J., 2014. Buckling and Technology.
post-buckling of a composite C-section with Steeves, C. A. & Fleck, N. A., 2004. Compressive strength
cutout and flange reinforcement. Composites: of composite laminates with terminated internal
Part B, Issue 60, pp. 119-124. plies. Elsevier, 36(10), pp. 798-805.
Irisarri, F., Lasseigne, A., Leroy, F. & Le Riche, R., 2013. Weiss, A. et al., 2010. Influence of ply-drop location on
Optimal design of laminated composite the fatigue behaviour of tapered composites
structures with ply drops using stacking laminates. Procedia Engineering, Volume 2, pp.
sequence tables. Composite Structures, pp. 559- 1105-1114.
569. Zheng, W. & Kassapoglou, C., 2017. Prediction of
Jha, A., 2009. Landing Gear Layout Design for delamination onset and growth for AP-PLY
Unmanned Aerial Vehicle. Dargapur, s.n. composite laminates using the finite element
Kolios, A. J. & Proia, S., 2012. Evaluation of the method. Composites: Part A, pp. 381-393.
Reliability Performance of Failure Criteria for
Composite Structures. World Journal of
Mechanics, Volume 2, pp. 162-170.

40

You might also like