You are on page 1of 29

PROPOSAL PENELITIAN

TINJAUAN TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS PADA


TRAFFIC LIGHT KECAMATAN BUA

EGI RAHMAN
18.023.22.201.114

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO 2023

i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
menganugrahi kesehatan yang baik dan pikiran yang sehat sehingga proses
penyusunan proposal ini dapat berjalan dengan normal dan sesuai dengan norma
dan atau kaidah – kaidah pengetahuan. Bahwa penyusunan proposal ini
merupakan bagian awal dari penyelesaian tugas akhir kami sebagai mahasiswa
di Fakultas Teknik Universitas Andi Djemma Palopo.
Penyelesain tugas akhir yang disyaratkan terpenuhi pada strata satu (S1)
adalah suatu kewajiban dan keharusan untuk terpenuhi dalam mendapat gelar
Sarjana Teknik (ST). Dalam memenuhi persyaratan yang ada, maka kami
mengajukan judul “TINJAUAN TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS PADA
TRAFFIC LIGHT KECAMATAN BUA.
Dimana judul akan menjadi arahan dalam melakukan penelitian di
lapangan, olehnya itu dipandang penting untuk menyusun suatu proposal
penelitian sebagai bagian integral dari tugas akhir dan dapat disebut sebagai
Skripsi yang utuh dan dapat diuji sesuai dengan tingkat kepentingan penyelesain
studi di strata satu pada fakultas teknik Universitas Andi Djemma Palopo.
Dalam proses penyusunannya, proposal penelitian ini telah dan akan
mendapatkan arahan dan bimbingan dari semua pihak, sehingga kami yang dalam
proses pendampingan sangat terbentu dengan keberadaan tersebut. Menyadari
hal ini, maka kami (penulis) mengharuskan rasa hormat dan terima kasih kepada;
1. Bapak Hasbi, ST, M.SP., selaku Dekan Fakultas Tenik Universitas Andi
Djemma Palopo.
2. Bapak Andi Fathussalam, ST, MT.,Ketua Program Studi Teknik Sipil
Universitas Andi DjemmaPalopo
3. Bapak Hasbi, ST, M.SP.,Selaku Dosen Pembimbing I
4. Bapak Muhammad Fikri, ST, MT.,selaku Dosen pembimbing II
5. Seluruh Dosen, Staf dan Karyawan, pada Jurusan Teknik Sipil Universitas
Andi Djemma Palopo.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta segenap saudara saya, yang
dengan tulus dan tak henti–hentinya mensupport serta mendo’akan.
7. Kawan – kawan dan para sahabat,serta semua pihak, yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

iv
Dengan penuh kerendahan hati, kami menyadari betul bahwa dalam
penyusunan semua rangkaian tugas akhir ini tentu dan atau sangat mungkin
terdapat kekurangan dan kelemahan. Olehnya itu, sangatlah rasional dan akdemik
jika kami memohon kritikan dan sarannya demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Palopo, 12 Maret 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang ................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalaah ....................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
1.5. Batasan Masalah ........................................................................................... 5
1.6. Sistematika Penulisan.................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Yang Relevan ............................................................................... 7
2.2 Kecelakaan Lalu Lintas ................................................................................. 11
2.3 Kendaraan ..................................................................................................... 12
2.4 Jalan ............................................................................................................. 13
2.5 Lingkungan ................................................................................................... 14
2.6 Lokasi rawan kecelakaan ............................................................................. 16
2.7 Fasilitas keselamatan jalan .......................................................................... 17
2.8 Marka jalan ................................................................................................... 17
2.9 rambu lalulintas ............................................................................................ 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian.................................................................................... 20
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ....................................................................... 20
3.3 Jenis Dan Sumber Data ................................................................................ 20
3.4 Populasi Dan Sampel ................................................................................... 21
3.5 Instrumen Penelitian ..................................................................................... 22
3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 22
3.7 Teknik Analisis Data ..................................................................................... 23
3.8 Prosedur Penelitian ....................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 26

vi
vii
DAFTAR GAMBAR

3.2 Peta Lokasi Penelitian .................................................................................. 20


3.9 Bagan Air....................................................................................................... 25

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Jalan raya merupakan sarana trasfortasi yang mempunyai pengaruh besar


pada perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Sejalan dengan
berkembangnya teknologi. Meningkatnya pertumbuhan penduduk, pendapatan
masyrakat serta aktivitas perekonomian yang menimbulkan kebutuhan akan
kendaraan hal ini meningkatkan kepadatan di jalanraya sehingga memberikan
dampak kecelakaan lalu lintas.

Traffic Light adalah lampu yang digunakan untuk mengatur kelancaran lalu
lintas disuatu persimpangan dengan cara memberi kesempatan pengguna jalan
masing-masing arah berjalan secara bergantian. Karena fungsinya begitu penting
maka lampu lalu lintas harus dikendalikan atau dikontrol semuda dan seefisien
mungkin guna memperlancar arus lalu lintas disuatu persimpangan jalan. Seiring
dengan perkembanga zaman yang juga disertai dengan perkembangan
teknologi, jumlah kendaraan juga bertambah sehingga lalu lintas juga semakin
padat, akan tetapi hal tersebut tidak diikuti dengan perkembangan infastruktur
yang ada, Perkembangan tersebut membawah dampak system lalu lintas yaitu
system pengaturan waktu penyalaan tfaffic light.

Sebagian besar pengendalian perwaktuan system traffic light yang ada


pada saat ini masih menggunakan pewaktu yang sudah terpasang pada
sistemnya yang yang tidak memiliki fitur pengaturan pewaktuan penyalaan. Hal
itu menyebabkan operator tidak dapat mengubah-ubah waktu nyala lampu lalu
lintas pada tiap-tiap saat, untuk menyesuaikan kondisi jalan dan kepadatan
kendaraan yang ada pada tiap ruas jalan.

Kecamatan Bua merupakan sala satu kecematan yang terletak disebelah


utara kota belopa yang berbatasan langsung dengan kota palopo, secaram
umum kecamatan bua adalah jalan trans lintas provinsi sulawesi selatan dan sala
satu jalan yang sering di lalui oleh trasfortasi umum maupun pribadi lintas
kabupaten ataupun provinsi. Seiring waktu masalah lalu lintas sering terjadi,
menyebabkan masalah pada sarana lalu lintas sehingga membutuhkan

1
pemeliharaan serius untuk menghindari kerusakan besar berupa kematian, luka-
luka dan kerusakan harta benda. Dikelurahan sakti merupakan pusat perkotaan
dari kecamatan bua dimana termpat perekonomian masyarakat disana ada pasar
rakyat (pasar tradisonal), lapangan sepak bola, jalan yang sering dilalaui oleh
kendaraan perusahaan dan jugan kendaraan truk pengangkut material, maka
tentu posisinya bisa dibilang sangat strategis, dan oleh sebab itu maka arus
mobilitas kendaraan atau tingat volume lalu lintas sangat tinggi. Dengan posisi
situasi dan kondisi maka kecelakan lalu lintas pada kecamatan bua ketergorikan
rawan terjadinya celakaan.

Adapun informasi yang didapat dari pihak kepolisan dan juga masyarakat
sekitar, terkain dengan kecelakan lalu lintas yang disebabkan oleh aspek traffic
light yang kadang berfungsi dan tidak berfungsi, ditambak dengan aspek cuaca
(alam), lingkungan dan pengemudi lalu lintas. Banyaknya tingkat kecelakan yang
terjadi disebabkan karena kondisi traffic light sehingga terjadi kecelakaan,
kurangnya pengawasan lembaga yang bersangkutan dalam hal ini korlantas dan
juga kurangnya rambu-rambu jalan peringatan pada pengguna jalan. Adapaun
penyebab geometrik jalan serta faktor- faktor lainya

Kecelakaan lalu lintas merupakan peristiwa dijalan yang tidak diduga


dengan tidak disengaja yang melibatkan kendaraan bermotor diduga atau tanpa
pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta
benda, Berdasarkan UUD No. 22 TAHUN 2009 tentang lalu lintas dan angkutan
jalan pada pasal 229, karakteristik kecelakan lalu lintas dapat di bagi tiga
golongan yaitu :

1. Kecelakaan lalu lintas ringan yaitu kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan


kendaraan atau barang

2. Kecelakaan lalu lintas sedang, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan luka


ringan dan kerusakan kendaraan atau barang

3. Kecelakaan lalu lintas berat, yaitu kecelakaan yang melibatkan korban


meninggal dunia atau meninggal berat

2
Karakteristik kecelakaan menurut jumlah kendaraan yang terlibat di
golongkan menjadi:
1. Kecelakaan tunggal yakni kecelakaan yang hanya melibatkan suatu
kendaraan bermotor dan tidak melibatkan pemakai jalan lain. Contohnya,
seperti menabrak pohon dan kendaraan tergelincir akibat pecah ban.
2. Kecelakan ganda, yakni kecelakaan yang melibatkan lebih dari satu kendaran
atau kendaraan dengan pejalan kaki yang mengalami kecelakaan di waktu
dan tempat yang bersamaa.

Pernytaan ini mendorong akan perlunya dilakukan penelitian untuk


meninjau tingkat kecelakan pada traffic light selama ini di jalan Provinsi
Kecamatan Bua Kabupaten Luwu

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang menjadi fokus pada penelitian ini, adalah
sebagai berikut :
1. Apa penyebab terjadinya kecelakaan pada traffic light di Kecamatan Bua.
2. Berapa tingkat kecelakaan pada traffic light Kecamatan Bua.

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Dalam menelusuri berbagai hal yang telah dirumuskan dalam rumusan
masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui penyebab kecelakaan lalu lintas pada traffic light di
Kecamatan Bua.
2. Untuk mengetahui perbandingan tingkat hasil kecelakaan pada traffic light
Kecamatan Bua.

1.4. MANFAAT PENELITIAN


Keunggulan dari kajian penelitian ini adalah untuk dapat menentukan
jumlah kecelakaan lalu lintas traffic light di jalan provinsi, kabupaten ini untuk
dapat memprediksi jumlah kecelakaan di masa yang akan datang ketika jumlah
kendaraan akan bertambah pada jalur Poros jalan kecamatan bua. Jadi dapat
dikatakan, bahwa:
1. Dapat diketahui lokasi bahaya sehingga instansi terkait dapat mengingatkan
pengguna jalan untuk lebih berhati-hati saat melintasi titik bahaya tersebut.

3
2. Dapat mengetahui tentang pencegahan kecelakaan dan solusi untuk
meningkatkan kecelakaan lalu lintas, yang diharapkan dapat meminimalisir
terjadinya kecelakaan serupa terjadi di masa yang akan datang.
Kedua poin di atas memberi arahan agar lebih hati-hati untuk
menghindari daerah rawan atau berpotensi kecelakaan dan pengguna jalan
bisa melintsi dengan nyaman.

1.5 BATASAN MASALAH


Sebagaimana dalam kaidah – kaidah penyelenggaraan penelitian, maka
Batasan masalah menjadi penting untuk di tentukan. Kaitan ini ,maka penelitian
dengan mengambil judul Tinjauan Tingkat Kecelakaan Pada Traffic Light
Kecamatan Bua, menjadi penting untuk membatasi diri melalui Batasan
masalah, Adapun Batasan masalah tersebut sebagai berikut :
1. Kejadian kecelakaan pada Traffic Light yang tercatat dalam data kopolisian
Kabupaten Luwu Dari Tahun 2019 -2023
2. Lokasi studi di lampu lalu lintas Kecamatan Bua

1.6. SISTEMATIKA PENULISAN


BAB I PENDAHULUAN
Mengemukakan tentang informasi secara umum dari penelitian ini
yang berkenaan dengan latar belakang masalah, maksud dan tujuan
penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, batasan masalah dan
sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Berisi tentang teori-teori yang dijadikan dasar dalam analisa,hasil
penelitian yang relavan dan pembahasan masalah, serta beberapa
definisi dari studi literatur yang berhubungan dalam penulisan ini.

BAB III METODE PENELITIAN


Bagian ini berisi uraian tentang bahan penelitian, peralatan penelitian,
prosedur perencanaan penelitian.

4
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
Menyajikan data yang diporeleh dari hasil pengumpulan yang
diperoleh dari hasil perhitungan dan pengujian dalam penelitian ini.
Selanjutnya data tersebut kemudian diolah dan dianalisa sehingga akan
menghasilkan informasi yang berguna.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Dalam bab ini dikemukakan tentang kesimpulan hasil penelitian dan
saran- saran dari peneliti berdasarkan analisis yang dilakukan pada bab
sebelumnya.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENELITIAN YANG RELEVAN


1. Penelitian oleh Lily Pulian (2012).“Analisis Efektivitas Traffict Light
Terhadap Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Salatiga”.Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui: Persebaran traffic light di Kota
Salatiga Tahun 2012,Efektivitas traffic light di Kota Salatiga tahun
2012,Tingkat kecelaka lalu lintas di Kota Salatiga tahun
2012,Pengaruh efektivitas traffic light terhadap tingkat kecelakaan
lalu lintas di Kota Salatiga tahun 2012 Penelitian ini menggunakan
metode penelitian korelasi spasial dengan ruas jalan sebagai satuan
analisisnya. Variabel terikatnya adalah tingkat kecelakaan lalu lintas
di Kota Salatiga tahun 2012, sedangkan variabel bebasnya adalah
efektivitas traffic light di Kota Salatiga tahun 2012. Variabel–variabel
ini direpresentasikan dalam bentuk peta yaitu Peta Efektivitas Traffic
Light di Kota Salatiga Tahun 2012 dan Peta Tingkat Kecelakaan Lalu
Lintas di Kota Salatiga Tahun 2012. Teknik pengumpulan data
berupa observasi lapangan dan dokumentasi.

2. Penelitian Oleh Noto Royan (2015).“Analisa Perencana Traffic Light


Di Persimpangan Bandara SMB II Palembang”.Tujuan Penelitian
membatasi permasalahan dengan membahas karakteristik jalan,
volume lalu lintas, arus jenuh, waktu siklus optimum, waktu hijau
efektif, dan waktu hijau aktual. Perhitungan traffic light dilakukan
menggunakan metode webster. Rencana siklus untuk empat mulut
jalan, empat stage adalah 81 detik dengan pembagian empat fase
simpang Bandara SMB II, untuk waktu hijau efektif 69 detik dan waktu
hijau aktual 65 detik. Rencana waktu hijau aktual pada selatan ( Kota
– Tanjung Api-api ) yaitu 21 detik, waktu aktual pada barat ( Bandara
SMB II) yaitu 20 detik dan waktu aktual utara ( Tanjung Api-api ) yaitu
10 detik dan waktu aktual timur ( Jl.Pangeran Ayin – Bandara SMB II)
yaitu 14 detik. Pengaturan waktu lampu lalu lintas ( traffic Light )
dengan menggunakan metode webster dipersimpangan bandara

6
SMB II layak dilakukan.

3. Penelitian Oleh Zulfhazli, Hamzani, Lili Anggraini (2015) “Analisis


Kinerja Lalu-Lintas Terhadap Pemasangan Traffic light pada Simpang
Tiga (Studi Kasus Simpang KKA). Tujuan penelitian ini dilakukan
untuk melihat pengaruh kinerja lalu-lintas terhadap pemasangan
traffic light dengan menganalisa kapasitas, derajat kenuhan, tundaan
serta tingkat pelayanan simpang, metode yang digunakan Metode
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997). Langkah
pelaksanaan penelitian yaitu survey langsung di lapangan dengan
pengambilan data volume lalu-lintas, ukuran geometrik dan waktu
sinyal. Hasil diperoleh untuk erajat kejenuhan pada pendekat A
(Medan-Banda Aceh) sebesar 0,74, pendekat B (Sp. KKA-Keluar)
0,32 dan pendekat C (Banda Aceh-Medan) 0,72 yaitu tergolong
dalam kondisi stabil, artinya kapasitas simpang masih sanggup
menampung arus maksimum yang melewati persimpangan tersebut,
untuk nilai tundaan rata-rata seluruh simpang diperoleh hasil 7,60
det/smp sesuai dengan tabel tundaan simpang rata-rata (LOS) maka
tingkat pelayanan yang diperoleh adalah B (Baik). Dengan begitu
pengaturan lampu lalu-lintas pada persimpang tersebut masih belum
layak dan dapat dipertahankan tanpa menggunakan traffic light.

4. Penelitian oleh Ariga Rizka Putra, Sumiharto (2012) “sistem kendali


lampu alat pemberi isyarat lalu lintas berbasis PLC OMRON CP1H
X40DR-A’’. Prototype of traffic light control system based on PLC
OMRON CP1H X40DR-A Meningkatnya jumlah kendaraan di jalan
raya turut meningkatkan angka kecelakaan dan kemacetan lalu lintas
di Indonesia yang merupakan suatu permasalahan yang harus
segera ditangani. Kemacetan lalu lintas biasanya pada persimpangan
utama yang biasa di pagi hari, pada jam sibuk sebelum jam kantor
dan pada arus mudik hari raya. Efek utama dari hal ini adalah
meningkatnya waktu yang terbuang di jalan. Sebuah purwarupa
sistem kendali lampu APILL telah dibuat dengan basis kendali
Programmable Logic Controller (PLC). Purwarupa ini merupakan
sistem yang bekerja mengatur nyala lampu agar mengurangi waktu

7
yang terbuang di persimpangan bagi pengguna jalan dengan
memanfaatkan sensor untuk mendeteksi tingkat kepadatan arus lalu
lintas di depan jalur persimpangan, serta mengatasi agar kendaraan
darurat tidak terjebak di persimpangan. Sistem ini dibuat dengan PLC
Omron CP1H sebagai kendali sistem, Light Dependent Resistor
(LDR) sebagai sensor pendeteksi kendaraan, laser dioda digunakan
sebagai tranduser dan sistem kendali lampu untuk menampilkan
miniatur dari lampu APILL yang dibuat. Cara kerja dari sistem ini
adalah dengan mendeteksi jumlah kendaraan di jalur persimpangan
dengan sensor yang telah dipasang pada jarak tertentu kemudian
data yang didapat dikirim ke PLC untuk diolah dan diberikan umpan
balik berupa perubahan nyala lampu APILL. Jika terdeteksi lebih dari
satu kendaraan yang melintas di depan jalur persimpangan, maka
sistem akan berada pada modus normal, dan saat terdeteksi hanya
ada satu kendaraan yang akan melintas di depan jalur persimpangan,
maka lampu APILL akan memberikan nyala lampu hijau. Sistem ini
juga memiliki modus darurat yang memberikan nyala lampu hijau saat
ada kendaraan darurat yang akan melintas dengan diatur dari panel
arah kedatangan kendaraan.

5. Penelitian oleh citra (2022) “Deteksi Objek, Pelanggaran Lalu Lintas,


Sensor Visual, Penelitian ini bertujuan mengembangkan dan
mengevaluasi sistem deteksi pelanggaran pada simpang lampu lalu
lintas menggunakan sensor visual”. Sistem dirancang dengan melalui
tiga tahapan yaitu deteksi lampu hijau, deteksi kendaraan dan deteksi
jumlah pelanggaran. Pada tahap pertama yaitu deteksi lampu hijau
digunakan filter warna HSL yang akan mendeteksi lampu hijau lalu
lintas. Untuk mendeteksi kendaraan digunakan metode background
substraction, morphology filer dan blob detection. Tahapan terakhir
adalah mendeteksi jumlah pelanggaran yang ditentukan dengan
penentuan garis virtual yang ditempatkan di atas zebra cross. Pada
tahap ini, pelanggaran ditentukan oleh pengendara yang melewati
atau berada di atas garis virtual. Sistem diimplementasikan
menggunakan video hasil rekaman di beberapa simpang lalu lintas.

8
Hasil evaluasi pengujian menunjukkan bahwa sistem deteksi
pelanggaran yang telah dikembangkan telah berhasil mendeteksi
pelanggaran lalu lintas dengan tingkat kesalahan rata-rata sebesar
1,1%. Sistem telah berhasil mendeteksi lampu lalu lintas
menggunakan filter warna HSL.

2.2. KECELAKAAN LALU LINTAS


Kecelakaan lalu lintas merupakan serangkaian kejadian yang pada
akhirnya sesaat sebelum terjadi kecelakaan didahulia oleh gagalnya pemakai
jalan dalam mengantisipasi keadaan sekelilingnya, termasuk dirinya sendiri dan
kecelakaan lalu lintas mengakibatkan terjadinya korban atau kerugaian harta
benda. Dalam peristiwa kecelakaan tidak ada unsur kesengajaan, sehingga
apabila terdapat cukup bukti ada unsur kesengajaan maka peristiwa tersebut
tidak dapat dianggap sebagai kasus kecelakaan 9Abubakar, 1996) dalam
Haryono (2013).
Menurut Direktorat Jendral Perhubungan Darat, (2006) dalam Sujanto dan
Mulyono, (2010). Pengertian kecelakaan yang bersifat filosofis merumuskan
kecelakaan sebagai suatu kejadian yang jarang, bersifat acak, melibatkan banyak
faktor (multi-faktor), didahului oleh situasi ketika satu orang atau lebih melakukan
kesalahan dalam mengatisipasi kondisi lingkungan. Didefinisikan bersifat multi-
faktor karena kecelakaan melibatkan banyak faktor yang saling berkaitan dan
saling mempengaruhi.Secara umum ada tiga faktor utama penyebab
kecelakaan, yaitu manusia, kendaraa
Kecelakaan lalu lintas merupakan serangkaian kejadian yang pada
akhirnya sesaat sebelum terjadi kecelakaan didahulia oleh gagalnya pemakai
jalan dalam mengantisipasi keadaan sekelilingnya, termasuk dirinya sendiri dan
kecelakaan lalu lintas mengakibatkan terjadinya korban atau kerugaian harta
benda. Dalam peristiwa kecelakaan tidak ada unsur kesengajaan, sehingga
apabila terdapat cukup bukti ada unsur kesengajaan maka peristiwa tersebut
tidak dapat dianggap sebagai kasus kecelakaan 9Abubakar, 1996) dalam
Haryono (2013).
Menurut Direktorat Jendral Perhubungan Darat, (2006) dalam Sujanto dan
Mulyono, (2010). Pengertian kecelakaan yang bersifat filosofis merumuskan
kecelakaan sebagai suatu kejadian yang jarang, bersifat acak, melibatkan banyak

9
faktor (multi-faktor), didahului oleh situasi ketika satu orang atau lebih melakukan
kesalahan dalam mengatisipasi kondisi lingkungan. Didefinisikan bersifat multi-
faktor karena kecelakaan melibatkan banyak faktor yang saling berkaitan dan
saling mempengaruhi.Secara umum ada tiga faktor utama penyebab
kecelakaan, yaitu manusia, kendaraan, serta jalan dan lingkungan. Ketiga faktor
tersebut dapat berkombinasi dalam menyebabkan kecelakaan. Pengemudi yang
mengantuk dapat bergabung dengan cuaca yang buruk, kondisi perkerasan yang
rusak dan tergenang air, lingkungan sisi jalan yang berbahaya atau jarak pandang
yang terbatas sehingga terjadi kecelakaan fatal.

2.3. KENDARAAN
Kendaraan adalah sarana angkutan yang membantu manusia dalam
mencapai tujuan. Karena it, tuntutan utama pengguna kendaraan asalah
keselamatan bagi pengemudi dan muatannya (penumpang maupun barang).
Menurut pasal 1 dari Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1993 tentang
Kendaraan dan Pengemudi, sebagai peraturan pelaksanaan dari Undang-
undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kendaraan bermotor adalah kendaraan
yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu.
Kendaraan bermotor dapat dikelompokan dalambeberapa jenis, yaitu: sepeda
motor, mobil penumpang, mobil bus, mobil barang dan kendaraan khusus.
Sebab-sebab kecelakaan yang disebabkan oleh faktor kendaraan antara lain ;
a. Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh perlengkapan kendaraan:
1) Alat-alat rem tidak bekerja dengan baik.
2) Alat-alat kemudi tidak bekerja dengan baik.
3) Ban atau roda dalam kondisi buruk.
4) Tidak ada kaca spion.
b. Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh penerangan kendaraan.
1) Syarat lampu penerangan tidak terpenuhi.
2) Menggunakan lampu yang menyilaukan.
3) Lampu tanda rem tidak bekerja.
c. Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh pengamana kendaraan.
d. Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh mesin kendaraan,
conntohnya: mesin tiba-tiba mogok dijalan.
e. Karena hal-hal ini dari kendaraan

10
f. Perawatan kendaraan yang kurang baik (Persnelingblong, kemudi patang
dan lain-lain)

2.4. JALAN
Sebagai landasan bergeraknya suatu kendaraan, jalan perlu direncanakan
atau didesain secara cermat dan teliti dengan mengacu pada gambaran
perkembangan volume kendaraan di masa mendatang . Desain jalan yang
sesuia dengan spesifikasi standar dan dikerjakan dengan cara yang benar serta
memperoleh pemeliharaan yang cukup selama umur rencananya bertujuan untuk
memberikan keselamatan bagi pemakainnya. Kecelakaan yang disebabkan oleh
faktor jalan dapat diklasifikasikan sebagaiberikut (Warpani, 2011):
a. Kecelakaan lalu lintas yang disebakan oleh perkerasan jalan.
1) Lebar perkerasan yang tidak memenuhi syarat.
2) Permukaaan jalan yang licin dan bergelombang.
3) Permukaan jalan yang berlubang.
b. Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh alinyemen jalan:
1) Tikungan yang terlalu tajam.
2) Tanjakan dan turunan yang terlalu curam.

2.5. LINGKUNGAN
Kondisi tata guna laha, kondisi cuaca, serta pengaturan lalu lintas adalah
beberapa komponen dan lingkungan yang berpengaruh terhadap terjadinya
kecelakaan. Lingkungan jalan yang kurang memadai mengakibatkan
kenyamanan dari pengemudi menurun, sehingga kemampuan dalam
mengendalikan kendaraan akan menurun pula.
Ada empat faktor dari kondisi lingkungan yang mempengaruhi kelakuan
manusia sehingga berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakaan lalu lintas,
yaitu:
1. Pengguna tanah dan aktivitasnya, daerah ramia, lengang, dimana secara
reflek pengemudi akan mengurangi kecepatan atau sebaliknya.
2. Cuaca, udara dan kemungkinan yang terlihat misalnya pada saat kabut, asap
tebal, hujan lebat sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi jarak
pandang pengemudi.

11
3. Fasilitas yang ada pada jaringan jalan, adanya rambu-rambu lalu lintas,
lampu lalu lintas dan marka lalu lintas.
4. Arus dan sifat lalu lintas, jumlah, macam dan komposisi kendaraan akan
sangat mempengaruhi kecepatan perjalanan.

Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh faktor ingkungan dapat


diuraikan sebagai berikut :
1. Kecelakaan lalu yang disebabkan oleh faktor alam:
a. Jalan liin dan berair akibat hujan.
b. Adanya angin yang bertiup dari samping kendaraan.
c. Adanya kabut tebal di jalan.
d. Adanya perpindahan waktu dari siang ke malam hari (Twilight Time),
dimana pada saat ini banyak pengemudi yang kurang dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan alam.
2. Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh faktor lain:
a. Oli/minyak yang tumpah di jalan.
b. Hewan yang berkeliaran dijalan.
c. Kebiasaan dan mentalitas yang buruk dari semua pemakai jalan dan
rendahnya kesadaran akan tertib berlalu lintas.
Kecelakaan lalu lintas dapat digolongkan sebagai berikut (Mainolo, 2017) :
1. Kecelakaan lalu lintas ringan
Kecelakan lalu lintas ringan merupakan kecelakaan yang mengakibatkan
kerusakan kendaraan atau barang.
2. Kecelakaan lalu lintas sedang
Kecelakaan lalu lintas sedang merupakan kecelakaan yang
mengakibatkan luka ringan dan kerusakan kendaraan atau barang.
3. Kecelakaan lalu lintas berat
Kecelakaan lalu lintas berat merupakan kecelakaan yang mengakibatkan
korban meninggal dunia atau luka berat.

2.6. LOKASI RAWAN KECELAKAAN


Menurut Latief (1995) dan Amelia dkk (2011), daerah rawan kecelakaan
adalah daerah yang dengan tingkat kecelakaan tinggi, risiko dan potensi
kecelakaan tinggi dan potensi kecelakaan tinggi pada suatu ruas jalan.

12
Anonim (2004) dalam Amelia,dkk (2011) menyatakan bahwa suatu lokasi
dapat dinyatakan sebagai lokasi rawan kecelakaan jika:
1. Tingkat kecelakaan tinggi
2. Lokasi kejadian kecelakaan relatif bertumpuk
3. Tempat terjadinya kecelakaan adalah persimpangan atau ruas jalan
sepanjang 100 – 300 M pada jalan kota, atau ruas jalan sepanjang (satu)
km pada jalan antar kota
4. Kecelakaan terjadi diruang dan interval waktu yang relatif sama
5. Penyebab kecelakaan dan beberapa faktornya

Anonim (2004),dalam publikasi Amelia dkk (2011), menyebutkan bahwa


berdasarkan pedoman penanganan lokasi rawan berbahaya tahun 2004,
prinsip dasar pengelolaan lokasi berbahaya adalah sebagai berikut
1. Penanganan tempat-tempat rawan kecelakaan sangat bergantung pada
keakuratan data kecelakaan, sehingga data yang digunakan untuk
pekerjaan tersebut ini harus diperoleh dari pihak yang berwajib
2. Penanganan harus mengurangi seminimal mungkin jumlah korban
kecelakaan
3. Solusi penanganan kecelakaan dipilih berdasarkan pertimbangan tingkat
pengurangan kecelakaandan pertimbangan finansial.

Dengan bantuan perencanaan jalan, perencanaan lalu lintas, dan


pengendalian lalu lintas, langkah-langkah pemprosesan diterapkan untuk
meningkatkan kondisi keselamatan dilokasi kecelakaan. Kecelakaan lalu lintas
dapat ditangani dengan dua cara, yaitu:

Strategi pencegahan kecelakaan lalu lintas (crash prevention strategies);


Anonim (2009) menyatakan pencegahan kecelakaan lalu lintas adalah upaya
atau tindakan untuk meningkatkan keselamatan jalan dengan cara
memperbaiki desain jalan untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas
dan meminimumkan korban jiwa. Teknik preventif (pencegahan) adalah teknik
yang benar dilakukan di jalan raya yang padat. Anonim (2009) menyatakan
bahwa cara preventif (pencegahan)meliputi :
a. Upaya pengaturan faktor jalan
b. Upaya pengaturan faktor kendaraan
c. Upaya pengaturan faktor manusia

13
d. Upaya pengaturan faktor lingkungan
e. Upaya pengaturan sistem lalu lintas
f. Upaya penyelenggaraan pertolongan pertama di ruang gawat darurat

2.7. FASILITAS KESELAMATAN JALAN


Anonim (2009:1) menyatakan bahwa alat pengatur lalu lintas dapat
berupa tanda, alat pemberi isyarat dan rambu yang digantung di luar jalan,
untuk meningkatkan keselamatan pemakai jalan.

2.8. MARKA JALAN


Anonim (2009:5),Marka jalan ialah rambu-rambu di permukaan jalan berupa
garis, gambar, panah dan symbol yang memandu lalu lintas danmembatasi daerah
yang menjadi kepentingan lalu lintas.

Menurut pasal 19 PP No.43/1993, marka jalan mempunyai fungsi


mengatur lalu lintas atau memberi peringatan atau memberi petunjuk kepada
pengguna jalan di jalan. Marka jalan terdiri dari: tanda membujur, melintang,
marka serong, dan marka lambang.

2.9. RAMBU LALU LINTAS


Rambu lalu lintas adalah salah satu dari perlengkapan jalan, berupa
lambang, huruf angka, kalimat dan perpaduan diantaranya sebagai peringatan,
larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakan jalan (Kep Menhub No. 61
Tahun 1993). Rambu dikelompokan sesuai fungsinya menjadi 4 jenis:
1. Rambu peringatan
Rambu peringatan digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada
bahaya atau tempat berbahaya dibagian jalan didepannya rambu. Peringatan
ditempatkan sekurang-kurangnya pada jarak 50 meter atau pada jarak tertentu
sebelum tempat bahaya dengan memperhatikan kondisi lalu lintas, cuaca,
dan keadaan jalan yang disebabkan oleh faktor geografis, geometris,
permukaan jalan, dankecepatan rencana.
2. Rambu Larangan
Rambu larangan digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang
dilakukan oleh pemakaian jalan. Rambu larangan ditempatkan sedekat
mungkin dengan titik larangan dimulai. Untuk memberikan petunjuk

14
pendahuluan pada pemakai jalan dapat ditempatkan rambu petunjuk lain
pada jarak yang layak sebelum titik larangan dimulai. Warna dasar rambu
larangan berwarna putih dan lambang atau tulisan berwarna hitam atau
merah.
3. Rambu Perintah
Rambu perintah digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan
oleh pemakai jalan. Rambu ini wajib ditempatkan sedekat mungkin dengan
titik kewajiban dimulai. Untuk memberikan petunjuk pendahuluan papda
pemakai jalan dapat ditempatkan rambu petunjuk pada jarak yang layak
sebekum titik kewajiban dimulai. Warna dasar rambu perintah berwarna biru
dengan lambangatau tulisan bewarna putih serta merah untuk garis serong
sebagai batas akhir perintah.
4. Rambu Petunjuk
Rambu petunjuk digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai jurusan,
jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan, fasilitas, dan lain-lain sebagai
pemakai jalan. Petunjuk ditempatkan sedemikian rupa sehingga
mempunyai daya guna sebesar-besarnya dengan memperhatikan
keadaan jalan dan kondisi lalu lintas. Untuk menyatakan jarak dapat
digunakan papan tambahan atau dicantumkan pada rambu itu sendiri.
Rambu Petunjuk yang menyatakan tempat fasilitas umum, batas wilayah
suatu daerah, situasi jalan, dan rambu berupa kata-kata serta tempat
khusus dinyatakan dengan warna dasar biru. Rambu petunjuk pendahulu
jurusan dan rambu penegas jurusan yang menyatakan petunjuk arah untuk
mencapai tujuan antara lain kota, wilayah/daerah, serta rambu yang
menyatakan nama jalan dinyatakan dengan warna dasar hijau dengan
lambang atau tulisan berwarna puti

15
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 METODE PENELITIAN


Metode penelitian ini mengacu pada tahapan umum dari suatu masalah,
kasus, Fenomena atau penelitian ilmiah lainnya untuk sampai pada hasil yang
wajar. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif, dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai proses
pemecahan masalah berdasarkan fakta-fakta yang nampak atau kondisi
eksisting (Fisu, 2017).

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN


Lokasi penelitian dilakukan diruas Jalan Primer Kecamatan Bua dekat pasar
bua. Sedangkan waktu penelitian ini dilakukan pada bulan juni sampai dengan
bulan juli 2023.
Peta lokasi penelitian

3.3 JENIS DAN SUMBER DATA


3.3.1 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer adalah informasi yang diperoleh dari subjek
penelitian, sedangkan data sekunder adalah informasi pendukung yang
didapat dari pihak lain.

16
3.3.2 Sumber Data
1. Data primer;
a. Data tentang kegiatan disekitar ruas jalan.
b. Data pengukuran jalan, berupa panjang jalan, lebar jalur dan
lebarbahu jalan.
c. Data tentang keberadaan rambu, marka jalan dan penerangan
jalan.
d. Data hasil wawancara terhadap kasus kecelakaan.
2. Data Sekunder
a. Data kecelakaan lalu lintas ruas Jalan Primer
Kecamatan Bua dari tahun 2017 - 2022.
b. Data Lalu Lintas Harian Rata-Rata.
c. Layout daerah penelitian.
d. Data IRI (Internasional Roughness Index)

3.4 POPULASI DAN SAMPEL

3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau
objek yang mempunyai kualitas dan berkarakteristik tertentu yang
diterapkan untuk keseluruhan subjek penelitian, yaitu meneliti semua
elemen dalam wilayah penelitian dan dipelajari dan ditarik kesimpulannya
menurut Sugiyono (2013: 90). Berdasarkan pengertian tersebut maka
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna jalan trans sulawesi
kecamatan bua dan masyarakat setempat.

3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2009:91) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Maka dalam penelitian ini
peneliti menggunakan tekhnik purposive sampling yaitu dimana tekhnik
penarikan sampel yang digunakan dengan cara sengaja atau menunujuk
langsung kepada orang yang dianggap dapat mewakili karateristik-
karateristik populasi.
Maka diambil sampel sebanyak sepuluh orang yang dianggap dapat
mewakili karateristik populasi yang mana mereka mengetahui bagaimana

17
tingkat kecelakaan lalu lintas pada traffic light, serta masyarakat sebagai
informan yang me nggunakan traffic light.

3.5 INSTRUMEN PENELITIAN


Istrumen penelitian yang dilakaukan untuk memperoleh data-data yang
dibutuhkan saat memasuki tahap pengumpulan data pada saat dilapangan
adalah observasi, pembagian kuesioner, wawancara dan pengambilan
dokumentasi

3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti adalah:
1. Observasi (pengamatan), yaitu melakukan pengamatan langsung/
tinjauan dilokasi penelitian terhadap objek yang akan diteliti.
2. Kuesioner yaitu untuk menyebarkan selebaran berisi pertanyaan-
pertanyaan mengenai kecelakaan pada traffic light
3. Interview (wawancara) yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan
secara langsung kepada responden yeng telah dipersiapkan terlebih
dahulu oleh peneliti.
4. Dokumentasi, yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbetuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang, dan
merupakan pelengkap dari pengguna metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.

3.7 TEKNIK ANALISIS DATA


Analisis data kecelakaan didasarkan pada metode Angka Ekivalen
Kecelakaan (AEK) untuk menentukan jumlah kejadian kecelakaan pada setiap
kilometer panjang jalan kemudian dikalikan dengan nilai bobot sesuai tingkat
keparahan. Metode ini menggunakan persamaan Nilai pembobotan Angka
Ekivalen Kecelakaan:
AEK = 12MD + 3LB + 3LR + 1K
Keterangan:
MD = Meninggal dunia
LB = Luka Berat
LR = Luka Ringan
K = Kecelakaan dengan kerugian materi

18
Kemudian metode Accident Frekuensi, metode ini dapat diketahui
besarnya jumlah kecelakaan yang terjadi dalam setahun untuk setiap
kilometernya, sehingga akan diperoleh ruas mana yang merupakan ruas
tertinggi atau terendah tingkat kecelakaannya (blackspot). Persamaan untuk
menghitung tingkat kecelakaan dengan metode frekuansi kecelakaan adalah.

Keterangan:
AF =

AF = Accident Frequency (kecelakan/km/th)


A = jumlah kecelakaan
L = Panjang segmen/ruas (km)
T = Priode (tahun)

3.8 PROSEDUR PENELITIAN


Adapun prosedur penelitian meliputi alat dan bahan serta prosedur kerja
1. Alat dan bahan
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
a. Alat tulis digunakan untuk mencatat hasil pengukuran dan untuk
mencatat wawancara terhadap responden penelitian
b. Roll meter digunakam untuk mengukur jalan
c. Kamera digunalan untuk mengambil dokumentasi
d. Leptop digunakan untuk mengelolah data

2. Prosedur kerja
Beberapa langkah /prosedur dalam melakukan analisa yaitu:
a. Pemilihan tempat pengukuran
b. Mengukur jalan dan bahu jalan
c. Pengukuran dilakukan beberapa kali sehingga dapat menganalisa
data.

19
3.9. BAGAN ALIR
Tahapan-tahapan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini dapat di
lihat pada Flow chart berikut ini:

MULAI

Pengambilan Data

Data Primer Data Sekunder

1. Data Kegiatan Sekitar


1. Data Kecelakaan Lalu
Jalan
Lintas
2. Data Hasil Wawancara

Analisis Data :
1. Analisis Data Kecelakaan
2. Identifikasi Rawan Kecelakaan
3. Analisis Faktor Kecelakaan

Pembahasan

Simpulan & Saran

SELESAI

Gambar Bagan Alir

20
DAFTAR PUSTAKA

Pulian, L. (2014). Analisis Efektivitas Traffict Light Terhadap Tingkat


Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Salatiga Tahun 2012.

Royan, N. (2015). Analisa perencanaan traffic light di persimpangan


bandara SMB II Palembang. Berkala teknik, 5(2), 837-855.

Zulfhazli, Z., Hamzani, H., & Anggraini, L. (2021). Analisis Pengaruh


Kinerja Lalu-Lintas Terhadap Pemasangan Traffic Light Pada
Simpang Tiga (Studi Kasus Simpang Kka). Teras Jurnal, 5(2).

Putra, A. R. (2012). PURWARUPA SISTEM KENDALI LAMPU ALAT


PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS BERBASIS PLC OMRON
CP1H-X40DR-A; PROTOTYPE OF TRAFFIC LIGHT
CONTROL SYSTEM BASED ON PLC OMRON CP1H-X40DR-
A (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Sugandi, B. (2022). Deteksi Pelanggaran Lampu Lalu Lintas


Berdasarkan Sensor Visual. JST (Jurnal Sains dan
Teknologi), 11(2).

Direktorat Jendral Perhubungan Darat (1999) Pedoman Perencanaan


dan Pengoperasian Lalu Lintas di Wilayah Perkotaan. Dirjen
Bina Marga; Jakarta.
Direktorat Jendral Perhubungan Darat (2007) Accident Blackspot
Investigation Unit/Unit Penelitian Kecelakaan Lalu Lintas
(Abiu/Upk); Jakarta.

21

You might also like