Professional Documents
Culture Documents
M. Setiawan Ikhrar1, Ni Kadek Dwi Fitri Sumandari2, Nouv Isnin Putri Alifa3, Yolla Andriani4
Abstrak
Pelayanan farmasi klinis di rumah sakit diatur dalam Permenkes 72 tahun 2016. Pelayanan farmasi klinis yang
harus dilaksanakan diantaranya adalah pengkajian dan pelayanan resep, penelusuran riwayat obat, rekonsiliasi
obat, pelayanan informasi obat, konseling, visite, pemantauan terapi obat, monitoring efek samping obat, evaluasi
penggunaan obat, dan dispensing sediaan steril. Metode penelitian bersifat deskriptif. Pengumpulan data ini
dengan melakukan wawancara langsung dengan menggunakan metode cross sectional. Penelitian dilakukan pada
bulan Mei 2023. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah X di
Jakarta Utara telak melaksanakan pelayanan farmasi klinis dari 10 aspek yang diatur dalam Permenkes Nomor 72
Tahun 2016 yaitu pengkajian dan pelayanan resep, penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat,
pelayanan informasi obat, konseling, visite, pemantauan terapi obat, monitoring efek samping obat, evaluasi
penggunaan obat dan dispensing sediaan steril.
Kata kunci: Rumah Sakit, Farmasi Klinis, Apoteker
Abstract
Clinical pharmacy services in hospitals are regulated in Permenkes 72 of 2016. Clinical pharmacy services that
must be carried out include reviewing and prescribing services, drug history tracing, drug reconciliation, drug
information services, counselling, visits, monitoring of drug therapy, monitoring of drug side effects, evaluation of
drug use, and dispensing of sterile preparations. The research method is descriptive. This data collection by
conducting direct interviews using cross sectional method. The research was conducted in May 2023. Based on the
results of the research, it can be concluded that the Regional General Hospital X in North Jakarta has implemented
clinical pharmacy services from 10 aspects regulated in Permenkes Number 72 of 2016, namely reviewing and
prescribing services, tracing drug use history, drug reconciliation, drug information services, counselling, visits,
monitoring of drug therapy, monitoring of drug side effects, evaluation of drug use and dispensing of sterile
preparations.
Keywords: Hospital, Clinical Pharmacy, Pharmacist
PENDAHULUAN
Rumah sakit ialah sarana kesehatan untuk masyarakat yang memiliki tanggung jawab
selaku penyedia atau pun pemberi pelayanan yang berkualitas kepada pasien, diantaranya
pelayanan yang dilakukan di Instalasi farmasi Rumah sakit[1]. Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu
fungsi Rumah Sakit untuk menjalankan tugasnya, yaitu menyelenggarakan pelayanan
pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit Pelayanan
farmasi klinis di rumah sakit diatur dalam Permenkes 72 tahun 2016. Pelayanan kefarmasian
di Rumah Sakit ialah pelayanan yang ditujukan untuk melayani pasien, menyediakan suplai
farmasi, perlengkapan kesehatan, serta bahan medis habis pakai yang bernilai serta murah
untuk seluruh masyarakat dan juga pelayanan farmasi[2].
Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi,
mencegah dan menyelesaikan masalah terkait obat. Tuntutan pasien dengan masyarakat akan
peningkatan mutu pelayanan kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari paradigma
1
lama yang berorientasi kepada produk (Drug Oriented) menjadi paradigma baru yang
berorientasi pada pasien (Patient Oriented) dengan filosofi pelayanan kefarmasian
(Pharmaceutical Care). Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) lainnya memegang
peranan yang penting dalam pengelolaan Instalasi Farmasi Rumah Sakit secara keseluruhan
baik berdasarkan yuridis formal maupun profesional. Pelayanan farmasi klinis yang harus
dilaksanakan diantaranya adalah pengkajian dan pelayanan resep, penelusuran riwayat obat,
rekonsiliasi obat, pelayanan informasi obat, konseling, visite, pemantauan terapi obat,
monitoring efek samping obat, evaluasi penggunaan obat, dan dispensing sediaan steril[3].
Pelayanan farmasi klinik menjadi salah satu pelayanan yang berorientasi dan
bersinggungan langsung dengan pasien. Dengan diterapkannya pelayanan farmasi klinik di
rumah sakit maka secara tidak langsung pelayanan yang diberikan apoteker kepada pasien
akan meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena
obat. Sehingga tujuan dari keselamatan pasien (patient safety) dan kualitas hidup pasien
(quality of life) terjamin [4]. Oleh karena itu, perlu dilakukan kesesuaian standar pelayanan
farmasi klinik untuk menciptakan pelayanan yang bermutu dan berkualitas di Rumah Sakit X.
METODE
Pada penelitian ini menggunakan metode yang bersifat deskriptif yang memiliki tujuan
untuk mengetahui suatu gambaran dari penerapan farmasi klinis di Rumah Sakit X di daerah
Jakarta Utara. Pengumpulan data ini dengan melakukan wawancara langsung dengan
menggunakan metode cross sectional. Pengumpulan data yang dilakukan dengan
mewawancarai apoteker yang bekerja di Rumah Sakit X. Data yang diperoleh di sajikan dalam
bentuk narasi deskriptif. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2023.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sakit Umum
Daerah X di Jakarta Utara telak melaksanakan pelayanan farmasi klinis dari 10 aspek yang
diatur dalam Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 yaitu pengkajian dan pelayanan resep,
penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat, pelayanan informasi obat, konseling,
visite, pemantauan terapi obat, monitoring efek samping obat, evaluasi penggunaan obat dan
5
dispensing sediaan steril.
DAFTAR RUJUKAN
[1]. Rahayu, Susi, Mei R.K. Kepuasan Pasien Rawat Jalan Poli Jantung Terhadap Pemberian Informasi
Obat Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Militer Cimahi. [Bandung]: Akademi
Farmasi Bumi siliwangi; 2017.
[2]. Lolita D, Akib Yuswar M, Kartika E, Prof J, Hadari H, Pontianak N. Penerapan Pelayanan Farmasi
Klinis Di Rsud Ade Muhammad Djoen Kabupaten Sintang Tahun 2018 Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016.
[3]. Kemenkes Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta; 2014.
[4]. Rusli. Farmasi Rumah Sakit dan Klinik. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan-
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, editor. Jakarta Selatan: Modul Bahan Ajar Cetak
Farmasi; 2016.