Professional Documents
Culture Documents
AYU MIATI
KADER POSYANDU
KECAMATAN CULAMEGA
KABUPATEN TASIKMALAYA
JAWA BARAT
2023
BIODATA
AYU MIATI adalah nama penulis makalah ini. Penulis lahir dari
pasangan Bapak Aang Sunandar dan Ibu Delis yang merupakan anak
pertama dari 2 bersaudara. Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada
24 Oktober 1999. Penulis beralamat di Desa Cipicung, Kecamatan
Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.
Pada tahun 2002 penulis lulus pendidikan formal di SD Negeri 1 Cibeunteur (2012), SMP
Nurul Huda (2015), SMA Almukarom (2018). Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus
belajar, berusaha dan berdo'a serta tekad yang kuat untuk membantu meningkatkan derajat
kualitas kesehatan masyarakat yang ada di lingkungan desa Cipicung khususnya penulis
tergabung sebagai kader posyandu pada tahun 2020 di posyandu Arwana Desa Cipicung,
Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya. Dan peraih Juara 1 (satu) tingkat kecamatan
dalam kegiatan JAMBORE kader Posyandu yang didalamnya terdapat beberapa lomba yang
berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Semoga dengan makala ini mampu memberikan
kontribusi positif bagi dunia kesehatan dan menambah khazanah ilmu pengetahuan serta
bermanfaat dan berguna bagi sesama.
Mengetahui,
2
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDU
L
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................................4
BAB I.......................................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................5
1.3 Tujuan Penulis...............................................................................................5
1.4 Manfaat.........................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................................6
Pembahasan............................................................................................................................................................6
2.1 Tinjauan Teori...............................................................................................6
2.2 Kemajuan dan keberhasilan pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting.........................................9
2.2.1 Capaian Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi di Kecamatan Culamega........................................................9
2.2.2. Data Stunting Desa di Kecamatan Culamega.......................................................................................9
2.2.3 Realisasi Rapat Koordinasi (Rembuk) Stunting Di Kecamatan Culamega Kabupaten
Tasikmalaya............................................................................................................................................................9
Realisasi Rapat Koordinasi (Rembuk) Stunting Di Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya........................9
2.3 Umpan balik bagi kemajuan pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting di Kecamatan..............10
2.3.1 Dukungan Regulasi Stunting Kecamatan Culamega......................................................................................10
2.4 Strategi Dan Kebijakan Bidang Pelaksanaan Koordinasi, Konvergensi Dan Perencanaan Percepatan
Penurunan Stunting:............................................................................................................................................10
BAB III.................................................................................................................................................................... 1
PENUTUP...............................................................................................................................................................1
3.1 Kesimpulan...................................................................................................1
3.2 Saran..............................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................................2
LAMPIRAN............................................................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN68
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
Pembahasan
6
meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, (c) menjamin pemenuhan asupan gizi; (d)
memperbaiki pola asuh; (e) meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan; dan (f)
meningkatkan akses air minum dan sanitasi. Dengan menyasar kelompok sasaran yaitu remaja, calon
pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-59 bulan.
Pada tanggal 21 Desember 2021 telah terbit Peraturan Kepala BKKBN (Perkaban) no 12
tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional (RAN-PASTI) tahun 2021-2024,intinya terdiri dari:(a)
Rencana Aksi Nasional (RAN-PASTI); (b) Mekanisme dan Tata Kerja pelaksanaan TPPS; (c)
Pemantauan,evaluasi dan pelaporan. Dalam mekanisme dan tata kerja diatur tentang struktur dan
tugas fungsi TPPS pada seluruh tingkatan.Perban ini merupakan rujukan bagi
Kementerian/Lembaga Dan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan Program Percepatan Penurunan
Stunting.
1. Pengertian Peran
Pengertian peran menurut Edy Suhardono (2018) bahwa “peran merupakan seperangkat patokan,
yang membatasi apa perilaku yang mesti dilakukan oleh seseorang, yang menduduki suatu posisi.”
Peran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki
oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.
2. Kader Posyandu
Menurut Depkes RI (2003) Kader Kesehatan atau Posyandu yaitu anggota masyarakat yang
dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai kegiatan
kemasyarakatansecara sukarela.
Kader menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang diharapkan akan memegang
peran yang penting dalam pemerintahan, partai dan sebagainya. Kader Posyandu selain menjadi
pelaksana kegiatan diharapkan juga menjadi pengelola Posyandu karena kader mengenal kondisi
kebutuhan masyarakat di wilayahnya. Kader selaku pengelola Posyandu bertugas untuk
merencanakan kegiatan dan mengaturnya. Menurut Depkes RI (2003), terdapat beberapa syarat untuk
menjadi kader posyandu, antara lain sebagai berikut:
1. Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat
2. Bersedia dan mampu bekerja bersama masyarakat secara sukarela
3. Bisa membaca dan menulis huruf latin.
4. Sabar dan memahami usia lanjut
3. Stunting
Stunting adalah suatu kondisi dimana anak-anak berada di bawah usianya. Di Indonesia, stunting
masih merupakan masalah kesehatan yang cukup besar, yang disebabkan oleh kegagalan
pertumbuhan (growth arrest) yang dimanifestasikan dengan malnutrisi kronis sejak kehamilan hingga
masa kanak-kanak. 2 tahun, yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, yang bermanifestasi
sebagai gangguan pertumbuhan (keterbelakangan pertumbuhan) dari masa kehamilan sampai anak
berusia 2 tahun. Ada kesepakatan internasional bahwa anak-anak stunting jika panjang/tingginya di
bawah 2 SD dari median Standar Pertumbuhan Anak WHO untuk usia dan jenis kelamin yang sama
(WHO 2008; de Onis et al. 2013). Demikian pula, anak-anak dianggap sangat terhambat jika
panjang/tingginya di bawah 3 SD dari median Standar Pertumbuhan Anak WHO untuk usia dan jenis
kelamin yang sama.
4. Pencegahan Stunting
7
Pemerintah telah menerbitkan Presiden (Perpres) No 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan
Gizi Buruk Stunting. Perpres ini merupakan kerangka hukum dari Strategi Nasional (Stranas)
Percepatan Penurunan Gizi Buruk yang telah ada dan dilaksanakan sejak tahun 2018. Perpres ini juga
bertujuan untuk Penguatan kerangka intervensi yang harus dilakukan dan pelaksanaannya dalam
mempercepat penurunan stunting.
Pemerintah memiliki target untuk mengurangi stunting sebesar 14% pada tahun 2024 dan target
pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030 untuk membangun pencapaian pada tahun
2024.Berdasarkan lima pilar percepatan pengurangan stunting kekurangan gizi fisik, rencana aksi
nasional (RAN) akan dikembangkan untuk mendorong dan meningkatkan konvergensi antar program
melalui pendekatan terhadap keluarga berisiko stunting. Perpres 72 Tahun 2021 juga menetapkan tim
percepatan penurunan stunting yang terdiri dari direktur dan pelaksana. Wakil presiden menjadi
pengawas, yang didampingi oleh menteri koordinator pembangunan manusia dan budaya dan menteri
lainnya. Sekaligus mengangkat jabatan Dirjen Ditjen Kependudukan dan Keluarga Berencana. Tim
akselerasi penurunan stunting juga telah dibentuk di tingkat provinsi,kabupaten/kota dan
desa/kelurahan.
5. Peran Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting
Menurut Ririn Novianti, Hartuti P,& Ari Subowo (2021) Peran kader posyandu yang dapat
menangani stunting merupakan peran posyandu dalam memberikan penyuluhan dan konseling
kesehatan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu balita agar terjadi
perubahan perilaku yang lebih baik. Salah satu bidang kajian ilmu pemerintahan, dengan
menggunakan pendekatan teori peran menurut Sedarmayanti (2004:33) yaitu: Peranan merupakan
sebuah landasan persepsi yang digunakan setiap orang yang berinteraksi dalam suatu kelompok atau
organisasi untuk melakukan suatu kegiatan mengenai tugas dan kewajibannya.
Berdasarkan teori diatas maka peran kader posyandu Marunda sangat diperlukan untuk
kelancaran posyandu dalam kegiatannya. Peran kader posyandu dalam melayani kesehatan
masyarakat dapat berjalan dengan baik sesuai dengan harapan posyandu.
Teori yang mendukung penelitian ini adalah teori peran dalam faktor yang berpengaruh
terhadap perilaku seseorang sebagaimana yang dikemukakan oleh Lawrence Green yang dikutip
dalam buku Notoatmodjo 2014.
Predisposising Factor,Enabling Factor, dan Reinforcing Factor merupakan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi peran kader posyandu:
1. Predisposising Factor : Faktor untuk memberi kemudahan dan memotivasi seseorang atau
kelompok untuk mengambil suatu tindakan.
2. Enabling Factor : Faktor pemungkin berupa fasilitas, sarana dan prasarana kesehatan,
memberikan kemampuan dengan cara bantuan teknik (pelatihan dan pembimbingan),
memberikan arahan, dan cara-cara mencari dana untuk pengadaan sarana dan prasarana.
3. Reenforcing Factor : Faktor penguat menyangkut sikap dan perilaku tokoh masyarakat dan tokoh
agama, serta petugas, termasuk petugas kesehatan. Tujuannya agar sikap dan perilaku petugas
dapat menjadi ccontoh atau acuan bagi masyarakat tentang hidup sehat (berperilaku hidup sehat).
8
2.2 Kemajuan dan keberhasilan pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting
2.2.1 Capaian Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi di Kecamatan Culamega
Tabel 1. Capaian Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi di Kecamatan Culamega
Jumlah Realisasi Keterangan
No Aksi Konvegensi
Desa Belum Selesai
1 Master Ansit 5 5 100%
2 Aksi 1:Analisis Situasi 5 5 100%
3 Aksi 2:Rencana Kegiatan TPPS Kecamatan 1 1 100%
4 Aksi 3: Rembuk Stunting 5 5 100%
5 Aksi 4:Peraturan Cama tentang Percepatan 1 1 100%
Penurunan Stunting
6 Aksi 5:Pembinaan Pelaku dan Pemerintahan 5 5 100%
Desa/Kelurahan
7 Aksi 6: Sistem Manajemen Data Stunting 5 5 100%
8 Aksi 7: Pengukuran dan Publikasi Stunting 5 5 100%
9 Aksi 8 : Reviuw Kinerja Tahunan 5 5 100%
9
3 12-11-2022 Kantor Desa Rembuk Stunting BOJONGSARI
4 16-11-2022 Ged. Serba Guna Rembuk Stunting MEKARLAKSANA
5 19-11-2022 GOR Desa Rembuk Stunting CINTABODAS
10
2.3 Umpan balik bagi kemajuan pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting di Kecamatan
2.3.1 Dukungan Regulasi Stunting Kecamatan Culamega
Tabel 5.Dukungan Regulasi Stunting Kecamatan Culamega
No Kecamatan Jenis
1 Culamega 1. Keputusan Camat Culamega Tentang Pembentukan Satuan
Tugas (Satgas) Gerakan Penurunan Angka Stunting Kecamatan
Culamega Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2021 ;
2. Keputusan Camat Culamega Tetang Pembentukan Satuan Tugas
(Satgas) Gerakan Penurunan Angka Stunting Kecamatan
Culamega Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2022
2.4 Strategi Dan Kebijakan Bidang Pelaksanaan Koordinasi, Konvergensi Dan Perencanaan
Percepatan Penurunan Stunting:
1. Penguatan kelembagaan TPPS secara berjenjang melalui kegiatan bimbingan teknis, rapat
koordinasi, webinar dan kegiatan lainnya.
2. Rapat koordinasi rutin bersama anggota TPPS Kecamatan dan Kabupaten untuk evaluasi
kegiatan di masing-masing bidang
3.1 Kesimpulan
1. Peran kita sebagai kader yaitu bisa mengajak masyarakat untuk datang
ke posyandu untuk memantau tumbuh kembang anak.
2. Pendampingan terhadap keluarga yang mempunyai remaja, calon
pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, dan bayi balita. Sehigga di
kabupaten Tasikmalaya tahun 2024 bebas dari stunting.
3.2 Saran
Adanya koordinasi dan kerjasama yang baik dan kompak bersama lintas
sektor lainnya untuk penurunan stunting.
DAFTAR PUSTAKA
Melik, Nurjaman, et. al. “Peran Kader Posyandu Marunda Dalam Pencegahan
Stunting Di Desa Sanding Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut”.
Universitas Galuh, Ciamis, Indonesia
LAMPIRAN
FOTO-FOTO KEGIATAN