You are on page 1of 12

JURNAL PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FKIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Jl. H. Brigjen Hasan Basri, Kayu Tangi Kec. Banjarmasin Utara Vol. 2 No. 1 Januari 2019
Kode Pos 70123 Kotak Pos 87 Kalimantan Selatan. Indonesia
Website: http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jpbk

DEVELOPMENT OF MODULE FIELD PERSONAL MENTORING


BASED WASAKA VALUE BANJAR TRIBE FOR OPTIMIZATION OF
THE MINISTRY OF GUIDANCE AND COUNSELING AT
SMA NEGERI 12 BANJARMASIN

Muhammad Ramadani
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Lambung Mangkurat
Kalimantan Selatan
Indonesia
muhammadramadani11@gmail.com

ABSTRACT
This research aims to produce a module guidance and counseling services that are
useful to provide guidance or guidance in the implementation of guidance and
counseling for the students of SMA Negeri 12 Banjarmasin, so service be focused
and get optimal results. This research use approach and the type of mix-method of
research used in this study is the development of (Research and Development).
Because of the limitations of the researcher, then a sample of the research is the
learners class X MIA-1 in SMA Negeri 12 Banjarmasin. Sampling techniques using
a purposive sampling technique. Classes are selected based on suggestions from the
teacher's consideration and guidance and counselling in schools. The development
of the service module BK is tested on class X MIA-1 of 35 students. From the
results of research that has been undertaken the service module development
researcher, guidance and counseling-based career field the value of the wasaka
banjar people in SMAN 12 Banjarmasin post test results with the paired t test
(paired sample t-test) for the second aspect of the competence field of career
guidance and counseling experience increased, i.e. the cornerstone to religious
aspects of life get the value of the post test 13.63, aspect Foundation of ethical
behavior get value post test 13.20, aspects of emotional maturity gets the value of
the post test 13.23, aspects of emotional maturity gets the value of the post test
12.80, and kesipan themselves to marry and raise families get the value of the post
test 14.00. Conclusion of this research is the development of guidance and
counselling services module field of career-based value of the wasaka banjar people
in SMAN 12 Banjarmasin get optimal results.
.
Keywords: module, guidance and counselling services, the value of the wasaka

1
JURNAL PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FKIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Jl. H. Brigjen Hasan Basri, Kayu Tangi Kec. Banjarmasin Utara Vol. 2 No. 1 Januari 2019
Kode Pos 70123 Kotak Pos 87 Kalimantan Selatan. Indonesia
Website: http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jpbk

PENGEMBANGAN MODUL BIDANG BIMBINGAN PRIBADI BERBASIS


NILAI WASAKA SUKU BANJAR UNTUK OPTIMALISASI
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA
SMA NEGERI 12 BANJARMASIN

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah modul layanan bimbingan dan
konseling yang bermanfaat untuk dijadikan pedoman atau panduan dalam
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling untuk peserta didik SMA Negeri 12
Banjarmasin, sehingga layanan menjadi terarah dan mendapatkan hasil yang
optimal. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix-method dan jenis penelitian
yang dipakai dalam penelitian ini adalah pengembangan (Research and
Development). Karena keterbatasan peneliti, maka sampel dari penelitian adalah
peserta didik kelas X MIA-1 di SMA Negeri 12 Banjarmasin. Teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik purposive sampling. Kelas dipilih berdasarkan
pertimbangan dan saran dari guru bimbingan dan konseling di sekolah.
Pengembangan modul layanan BK ini diuji coba pada kelas X MIA-1 yang
berjumlah 35 peserta didik. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan peneliti,
pengembangan modul layanan bimbingan dan konseling bidang pribadi berbasis
nilai wasaka suku banjar di SMAN 12 Banjarmasin mendapatkan hasil post test
dengan uji t berpasangan (paired sample-t test) untuk kedua aspek kompetensi
bimbingan dan konseling bidang pribadi mengalami peningkatan, yaitu aspek
landasan hidup religius mendapatkan nilai post test 13,63, aspek landasan perilaku
etis mendapatkan nilai post test 13,20, aspek kematangan emosi mendapatkan nilai
post test 13,23, aspek kematangan emosi mendapatkan nilai post test 12,80, dan
aspek kesipan diri untuk menikah dan berkeluarga mendapatkan nilai post test
14,00. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengembangan modul layanan
bimbingan dan konseling bidang pribadi berbasis nilai wasaka suku banjar di
SMAN 12 Banjarmasin mendapatkan hasil yang optimal.

Kata Kunci: modul, layanan bimbingan dan konseling, nilai wasaka

2
PENDAHULUAN kemerdekaan baik secara individu,
kelompok, kemasyarakatan,
Pada era sekarang, permasalahan
kebudayaan, kebangsaan dan
peserta didik di sekolah bermacam
kenegaraan. (Sarbaini, 2016)
macam, jalan pikiran mereka terbagi
Maka istilah “haram manyarah,
dengan masalah di sekolah dan di luar
waja sampai kaputing” jika
sekolah. Salah satu bentuk upaya
diterjemahkan dalam pelayanan
sekolah memberikan layanan kepada
bimbingan dan konseling yaitu
peserta didik untuk permasalahan
pemberian layanan atau pengentasan
peserta didik adalah dengan adanya
masalah kepada konseli dari awal
bimbingan dan konseling. Pada proses
hingga tuntas. Contohnya pada saat
layanan bimbingan dan konseling,
guru BK melakukan layanan konseling,
pengaruh kondisi sosial dan budaya
dilaksanakan sampai tuntas dari akar-
sangat dirasakan oleh kita. Nurihsan
akar masalah yang ada dihilangkan
(2010: 2) mengungkapkan kehidupan
sampai habis, lalu di berikan nilai-nilai
sosial budaya suatu masyarakat adalah
positif kepada konseli agar masalah tadi
sistem terbuka yang selalu berinteraksi
selesai, nilai-nilai positif tersebut adalah
dengan system lain. Keterbukaan ini
nilai-nilai wasaka.
mendorong terjadinya pertumbuhan,
Yang perlu kita ketahui bahwa
pergeseran dan perubahan nilai dalam
nilai-nilai wasaka itu ada 13, antara lain
masyarakat yang akan mewarnai cara
yaitu religius, ikhlas, kerja keras,
berpikir dan berperilaku seseorang.
tangguh, jujur (transparan), tekun,
Pada suku Banjar ini sudah sangat
cerdas, peduli, tanggung-jawab
familiar dengan istilah “Haram
(konsekuen), disiplin, mandiri,
Manyarah, Waja Sampai Kaputing”
semangat kebangsaan dan cinta tanah
atau diakronimkan sebagai Wasaka
air (Sarbaini, 2016). Dari 13 nilai yang
yang menjadi motto Pemerintah
ada, hanya 5 nilai yang masuk dalam
Provinsi Kalimantan Selatan dan
bidang pribadi bimbingan dan konseling
Universitas Lambung Mangkurat, akan
di antaranya ada nilai religius, disiplin,
tetapi motto tersebut hanya diambil
ikhlas, mandiri dan jujur, sedangkan
sebagai nilai-nilai yang
nilai yang lain masuk kedalam bidang
menggambarkan proses bekerja dalam
nya masing-masing. Nilai wasaka pada
mencapai tujuan, pantang menyerah dan
bidang sosial antara lain, nilai cinta
kerja keras hingga akhir. Sedangkan di
tanah air, semangat kebangsaan,
era perjuangan Pangeran Antasari
tanggung jawab dan peduli. Nilai
makna “Haram Manyarah, Waja
wasaka pada bidang Pribadi antara lain
Sampai Kaputing” yang artinya
nilai tangguh dan kerja keras.
perjuangan hingga tetes darah
Sedangkan pada bidang Belajar yaitu
penghabisan untuk meraih
nilai tekun dan cerdas. Semua nilai

3
wasaka ini dikategorikan kebidangnya pendidikan. Hal ini pun terlihat dari
masing- masing menyesuaikan dengan kementerian pendidikan sekarang yang
aspek perkembangan pada Standar sudah menjadi satu dengan kebudayaan.
Kompetensi Kemandirian Peserta Didik Selain itu, peneliti juga ingin
(SKKPD). memberikan ciri khas dalam pelayanan
Selama ini dalam proses bimbingan dan konseling di SMA
penyelenggaraan bimbingan dan Negeri se-kota Banjarmasin. Sehingga
konseling di Indonesia diarahkan dapat mengoptimalkan pelayanan
kepada pengembangan karakter bimbingan dan konseling serta bisa
kepribadian bangsa dan ini sejalur semakin terarah dan makna dari nilai
dengan penyelenggaraan pendidikan. Wasaka bisa diwujudkan.
berdasarkan nilai-nilai Gerakan Jadi hubungan antara modul
Nasional Revolusi Mental (GRNM), dengan optimalisasi pelayanan
ada 5 nilai pengembangan karakter yang bimbingan dan konseling yaitu pada
dipriorotaskan, antara lain nilai pemberian layanan bimbingan dan
nasionalisme, integritas, kemandirian, konseling akan lebih mudah dan terarah.
gotong royong, dan religius. Karakter Contoh saat pemberian materi tanpa
kepribadian bangsa yang dimaksud modul, hanya ceramah saja maka
sebaiknya digali pada segi-segi kearifan pembelajaran akan terlihat biasa saja,
lokal, sehingga ditemukan sejumlah dibanding dengan menggunakan modul
falsafah nilai-nilai yang maka pembelajaran akan terlihat
melatarbelakangi keberadaan peserta terstruktur dan lebih mudah.
didik tersebut sesuai dengan nilai dan Penelitian pengembangan ini
budaya pada daerah masing-masing. mengacu pada model pengembangan
Salah satu cara optimalisasi Borg & Gall, yang mana penelitian ini
pelayanan bimbingan dan konseling ada 10 langkah, akan tetapi peneliti
adalah dengan mengembangkan sebuah disini cuma menggunakan sampai 7
modul bimbingan dan konseling langkah saja. Uji coba produk yang
berbasis kearifan lokal, yaitu modul dihasilkan tidak dilakukan kepada
bimbingan dan konseling bidang pribadi subjek yang lebih besar (SMA N se kota
yang berbasis nilai Wasaka. Banjarmasin) dikarenakan keterbatasan
Penggunaan nilai Wasaka dalam waktu, tenaga dan biasa sebagai
pelaksanaan bimbingan dan konseling mahasiswa S1, jadi penelitian ini hanya
dapat dimulai pada arah rumusan pada satu sekolah yaitu, SMA Negeri 12
bidang-bidang pelayanan bimbingan Banjarmasin saja. Dan nantinya
dan konseling. Menurut peneliti penelitian ini akan digunakan sebagai
pengembangan modul ini perlu penelitian lanjutan yang sampai kepada
dilakukan karena menjaga nilai dan tahap akhir.
budaya yang ada bisa dengan cara Berdasarkan penjabaran diatas,
memasukkannya ke dalam konteks penelitian ini perlu untuk

4
dikembangkan karena pelayanan teknik angket/ kuesioner dan
bimbingan dan konseling bidang pribadi dokumentasi.
masih mengandalkan metode layanan
informasi pada kegiatan bimbingan HASIL PENELITIAN
klasikal dan belum memiliki referensi A. Hasil Uji Coba Modul Layanan BK
atau panduan yang tetap untuk guru BK, Bidang Pribadi Berbasis Nilai
sehingga layanan yang diberikan belum Wasaka Suku Banjar
mendapatkan hasil yang optimal. Maka 1. Hasil Uji Coba Ahli BK
penilitian ini bermaksud untuk Penilaian ahli BK terhadap aspek
membuat modul atau panduan kegunaan menggunakan skala likert
memperoleh hasil skor sebesar 78 di
pelayanan bimbingan dan konseling
atas nilai median (60), nilai ini
bidang pribadi, agar guru BK menunjukkan bahwa modul layanan
mempunyai arah yang jelas dalam BK bidang pribadi berbasis nilai
mencapai hasil layanan bimbingan dan Wasaka suku Banjar menurut para ahli
konseling bidang pribadi. BK dinyatakan berguna. Hal ini
didukung dengan hasil uji ICC oleh
TUJUAN PENELITIAN dua orang ahli BK yang menunjukkan
Tujuansyangginginhdicapaipdalam kesepakatan kedua ahli BK (average
measure) sebesar 0,467 dan untuk satu
penelitianfinikyaitulmengoptimalikan
ahli BK konsistensinya 0,304 (single
pelayanan bimbingan dan konseling measure). Menurut Fleiss (Craven &
bidang pribadi menggunakan modul Morris, 2010: 210) jika nilai ICC antar
pelayanan bimbingan dan konseling pengukuran 0,40 - 0,75 maka stabilitas
bidang pribadi berbasis nilai Wasaka alat ukur dinyatakan reliabel, sehingga
suku Banjar di SMA Negeri 12 reliabilitas kesepakatan ahli BK dapat
Banjarmasin. diterima tentang kegunaan modul
layanan BK bidang pribadi berbasis
nilai Wasaka suku Banjar.
METODE PENELITIAN Penilaian ahli BK terhadap aspek
Penelitian ini menggunakan kelayakan menggunakan skala likert
pendekatan mix-method atau memperoleh hasil skor sebesar 27 di
penggabungan kualitatif dan kuantitatif, atas nilai median (20), nilai ini
dengan jenis penelitian research and menunjukkan bahwa modul layanan
development. BK bidang pribadi berbasis nilai
Wasaka suku Banjar menurut para ahli
Penelitian ini dilaksanakan di BK dinyatakan layak. Hal ini
SMAN 12 Banjarmasin, adapun waktu didukung dengan hasil uji ICC oleh
penelitian berlangsung pada bulan dua orang ahli BK yang menunjukkan
Agustus 2018 sampai dengan bulan kesepakatan kedua ahli BK (average
Oktober 2018. measure) sebesar 0,727 dan untuk
Pengambilan data pada penelitian satu ahli BK konsistensinya 0,571
(single measures). Menurut Fleiss
dan pengembangan ini menggunakan
(Craven & Morris, 2010: 210) jika
nilai ICC antar pengukuran 0,40 - 0,75

5
maka stabilitas alat ukur dinyatakan 4) Pada indikator keberhasilan
reliabel, sehingga reliabilitas ditambahkan pencapaian siswa
kesepakatan ahli BK dapat diterima yang diharapkan
tentang kelayakan modul layanan BK
5) Tambahkan contoh cerita nyata
bidang pribadi berbasis nilai Wasaka
suku Banjar. pada saat pemberian layanan.
Penilaian ahli BK terhadap aspek 2. Hasil Uji Guru BK
ketepatan menggunakan skala likert Penilaian guru BK terhadap
memperoleh hasil skor sebesar 108 di aspek kegunaan menggunakan skala
atas nilai median (85), nilai ini likert memperoleh hasil skor sebesar
menunjukkan bahwa modul layanan 92 di atas nilai median (70), nilai ini
BK bidang pribadi berbasis nilai menunjukkan bahwa modul layanan
Wasaka suku Banjar menurut para ahli
BK bidang pribadi berbasis nilai
BK dinyatakan tepat. Hal ini didukung
dengan hasil uji ICC oleh dua orang Wasaka suku Banjar menurut para
ahli BK yang menunjukkan guru dinyatakan berguna. Hal ini
kesepakatan kedua ahli BK (average didukung dengan hasil uji kappa untuk
measure) sebesar 0,303 dan untuk kegunaan diperoleh koefisien sebesar
satu ahli BK konsistensinya 0,132 1,000 dengan interpretasi menurut
(single measures). Fleiss (dalam Widhiarso, 2010: 15)
Data kualitatif didapatkan melalui
0,40 < k < 0,60 adalah cukup, sehingga
diskusi singkat peneliti dengan ahli
BK, yang mendapatkan saran dari kesepakatan para guru BK terhadap
kedua ahli BK sebagai berikut: penilaian kegunaan modul dapat
a. Ahli BK 1 diterima.
Saran dari ahli BK 1 diantaranya: Penilaian guru BK terhadap
1) Perkarya dengan sejumlah aspek kelayakan menggunakan skala
tehnik & metode pendekatan likert memperoleh hasil skor sebesar
dengan menyesuaikan materi. 32 di atas nilai median (25), nilai ini
2) Dalam modul kata klien menunjukkan bahwa modul layanan
diganti dengan konseli. BK bidang pribadi berbasis nilai
b. Ahli BK 2 Wasaka suku Banjar menurut para
Saran dari ahli BK 2 sebagai guru dinyatakan layak. Hal ini
berikut: didukung dengan hasil uji kappa untuk
1) Lengkapi dengan RPL dan kelayakan diperoleh koefisien sebesar
angket 1,000 dengan interpretasi menurut
2) Sajian materi untuk siswa Fleiss (dalam Widhiarso, 2010: 15)
disesuaikan dengan 0,40 < k < 0,60 adalah cukup, sehingga
karakteristik siswa kesepakatan para guru BK terhadap
3) Tujuan modul diperbaiki penilaian kelayakan modul dapat
redaksi kalimatnya diterima.
Penilaian guru BK terhadap
aspek ketepatan menggunakan skala

6
likert memperoleh hasil skor sebesar Banjarmasin, adapun saran
54 di atas nilai median (40), nilai ini dari Guru BK 1 adalah:
menunjukkan bahwa modul layanan 1) Perbaiki kalimat yang
BK bidang pribadi berbasis nilai salah dalam pengetikan.
Wasaka suku Banjar menurut para 2) Sesuaikan kelas pada RPL
guru dinyatakan sangat tepat. Hal ini 3) Pada RPL, tanda tangan
didukung dengan hasil uji kappa untuk kepala sekolah di atas guru
ketepatan diperoleh koefisien sebesar BK dan peneliti
1,000 dengan interpretasi menurut b. Guru BK 2
Fleiss (dalam Widhiarso, 2010: 15) Guru BK 2 juga
0,40 < k < 0,60 adalah cukup, sehingga merupakan guru bimbingan
kesepakatan para guru BK terhadap dan konseling di SMAN 12
penilaian ketepatan modul dapat Banjarmasin, adapun saran
diterima. dari guru BK 2 adalah:
Rincian data perhitungan 1) Sesuaikan kelas pada
rekapitulasi dari para guru ada dalam RPL.
lampiran. Nilai cohen’s kappa
dianalisis dengan menggunakan IBM 3. Hasil Uji Peserta Didik
SPSS STATISTICS. Adapun menurut a. Aspek Wawasan dan Kesiapan
Fleiss (dalam Widhiarso, 2010: 15) Pribadi
kategori nilai cohen’s kappa sebagai Tabel 4.1
berikut : Hasil Perhitungan Mean
a. Kappa < 0,4 : Aspek Landasan Hidup
Buruk (bad) Religius
b. Kappa 0,4 – 0,60 :
Cukup (fair) PAIRED SAMPLES STATISTIC
c. Kappa 0,60 – 0,75 :
Pair Mean N Std. Std.
Baik (good) 1 Deviation Error
d. Kappa > 0,75 : Mean
Sangat baik (excellent) Pre 11.09 35 1.245 .211
Test
Data kualitatif diperoleh Post 13.63 35 1.239 .209
melalui diskusi singkat dengan Test
guru BK, hasil yang diperoleh
Tabel 4.2
dari kedua guru BK sebagai Hasil Uji - T Aspek Landasan
berikut: Hidup Religius
a. Guru BK 1
Guru BK 1 merupakan PAIRED SAMPLES TEST
Pair 1 T Df Sig (2-
koordinator guru bimbingan tailed)
dan konseling di SMAN 12 Pre Test -10.150 34 .000
Post Test

7
Berdasarkan hasil uji –t b. Aspek Landasan Perilaku Etis
bepasangan (paired sample-t test) di Tabel 4.3
atas di peroleh nilai signifikansi Hasil Perhitungan Mean Aspek
sebesar 0,000 (p < 0,05), sehingga Landasan Perilaku Etis
dapat disimpulkan bahwa aspek
PAIRED SAMPLES STATISTIC
landasan hidup religius peserta didik
pada saat pre test berbeda dengan Pair Mean N Std. Std.
aspek landasan hidup religius peserta 1 Deviation Error
Mean
didik pada saat post test, dimana aspek Pre 10.80 35 1.967 .333
landasan hidup religius peserta didik Test
pada saat post test (mean=13. 63) lebih 13.20 35 1.812 .306
Post
tinggi dibandingkan aspek landasan Test
hidup religius peserta didik pada saat
pre test (mean= 11.09). Berdasarkan
Tabel 4.4
data tersebut dapat digambarkan Hasil Uji - T Aspek Landasan Perilaku
bahwa terjadi perubahan pemahaman Etis
pada aspek landasan hidup religius
pada peserta didik setelah diberikan PAIRED SAMPLES TEST
layanan bimbingan konseling melalui Pair 1 T Df Sig (2-
modul wasaka. Perubahan tailed)
pemahaman yang dimaksud adalah Pre Test -6.663 34 .000
Post Test
peserta didik lebih memahami tentang
Berdasarkan hasil uji –t
kehidupan beragama walaupun hanya
bepasangan (paired sample-t test) di
sedikit, contohnya seperti bisa
atas di peroleh nilai signifikansi
membedakan mana yang benar dan
sebesar 0,000 (p < 0,05), sehingga
salah, memahami kewajiban sebagai
dapat disimpulkan bahwa aspek
umat beragama serta harus toleran
landasan perilaku etis peserta didik
terhadap agama lain. Peserta didik bisa
pada saat pre test berbeda dengan
mencontohkan bagaimana cara
aspek landasan perilaku etis peserta
menghormati teman yang berbeda
didik pada saat post test, dimana aspek
agama. Pada akhir pembelajaran
landasan perilaku etis peserta didik
beberapa peserta didik
pada saat post test (mean=13. 20) lebih
mengungkapkan apa yang mereka
tinggi dibandingkan aspek landasan
dapat dari pembelajaran hari itu serta
perilaku etis peserta didik pada saat
mereka menjelaskan apa yang belum
pre test (mean= 10.80). Berdasarkan
tau sebelumnya, setelah diberikan
data tersebut dapat dijabarkan bahwa
layanan menjadi tau. Dengan seperti
peserta didik memiliki perkembangan
itu saya dapat memastikan bahwa hasil
setelah diberikan layanan pada aspek
post test lebih baik dari hasil pretest.
landasan perilaku etis melalui modul
wasaka. Hal itu dibuktikan dengan

8
proses layanan yang komunikatif dapat disimpulkan bahwa aspek
dikelas, peserta didik aktif bertanya kematangan emosi peserta didik pada
seperti “mengapa harus ada peraturan saat pre test berbeda dengan aspek
disekolah?”, “kenapa harus kematangan emosi peserta didik pada
menggunakan ini dan itu disekolah?”, saat post test, dimana aspek
dan berbagai pertanyaan lain seputar kematangan emosi peserta didik pada
disiplin mereka pertanyakan. Dengan saat post test (mean=13. 23) lebih
belajar komunikatif ini siswa menjadi tinggi dibandingkan aspek
mudah paham tentang materi yang kematangan emosi peserta didik pada
diberikan, apalagi dengan diberikan saat pre test (mean= 10.91).
contoh-contoh tentang kehidupan Berdasarkan data tersebut dapat
sehari-hari. Dan setiap selesai layanan dijabarkan bahwa hasil setelah
beberapa dari mereka wajib diberikan layanan lebih baik dari
memberikan umpan balik terhadap sebelum diberikan layanan. Hal itu
materi yang sudah diberikan. dibuktikan dengan keaktifan peserta
didik saat layanan berlangsung.
c. Aspek Kematangan Emosi Mereka mengungkapkan bahwa diri
Tabel 4.5 mereka sulit mengontrol emosi
Hasil Perhitungan Mean Aspek mereka sendiri, setelah diberikan
Kematangan Emosi layanan mereka mulai mencoba untuk
mengontrol emosi. Mereka takut akan
PAIRED SAMPLES STATISTIC
dampak yang akan mereka hadapi jika
Pair Mean N Std. Std. mereka tidak dapat mengontrol emosi
1 Deviation Error mereka. Peserta didik juga dapat
Mean
Pre 10.91 35 1.483 .251 mencontohkan bagaimana emosi yang
Test matang itu serta mengetahui
13.23 35 1.536 .260 keuntungan dari kematangan emosi.
Post
Test
d. Aspek Pengembangan Pribadi
Tabel 4.7
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Mean Aspek
Hasil Uji - T Aspek Kematangan Emosi
Pengembangan Pribadi
PAIRED SAMPLES TEST
PAIRED SAMPLES STATISTIC
Pair 1 T Df Sig (2-
tailed) Pair Mean N Std. Std.
Pre Test -8.734 34 .000 1 Deviation Error
Post Test Mean
Pre 11.20 35 1.158 .196
Berdasarkan hasil uji –t Test
bepasangan (paired sample-t test) di 12.80 35 1.712 .283
atas di peroleh nilai signifikansi Post
Test
sebesar 0,000 (p < 0,05), sehingga

9
bersikap mandiri, apakah kita sudah
mandiri. Dengan layanan ini mereka
Tabel 4.8
Hasil Uji - T Aspek Pengembangan mengungkapkan bahwa mereka ingin
Pribadi menerima kekurangan yang ada pada
diri mereka dan teman sekitarnya serta
PAIRED SAMPLES TEST ingin bersikap mandiri dalam segala
Pair 1 T Df Sig (2- hal agar memilikki pribadi yang lebih
tailed) baik dari sebelumnya.
Pre Test -7.102 34 .000
Post Test
e. Aspek Kesiapan Diri untuk
Berdasarkan hasil uji –t
Menikah dan Berkeluarga
bepasangan (paired sample-t test) di
Tabel 4.9
atas di peroleh nilai signifikansi
Hasil Perhitungan Mean Aspek
sebesar 0,000 (p < 0,05), sehingga Kesiapan Diri untuk Menikah dan
dapat disimpulkan bahwa aspek Berkeluarga
pengembangan pribadi peserta didik
pada saat pre test berbeda dengan PAIRED SAMPLES STATISTIC
aspek pengembangan pribadi peserta
Pair Mean N Std. Std.
didik pada saat post test, dimana aspek 1 Deviation Error
pengembangan pribadi peserta didik Mean
pada saat post test (mean=12. 80) lebih Pre 11.89 35 1.471 .249
Test
tinggi dibandingkan aspek 14.00 35 1.188 .201
pengembangan pribadi peserta didik Post
Test
pada saat pre test (mean= 11.20).
Berdasarkan data tersebut dapat
dijabarkan bahwa hasil setelah Tabel 4.10
diberikan layanan lebih baik sebelum Hasil Uji - T Aspek Kesiapan Diri untuk
Menikah dan Berkeluarga
diberikan layanan. Waktu layanan
berlangsung saya memberikan tugas PAIRED SAMPLES TEST
kepada peserta didik tentang pribadi
mereka masing-masing, tiap peserta Pair 1 T Df Sig (2-
tailed)
didik menuliskan dibuku masing- Pre Test -11.053 34 .000
masing tentang positif dan negatif Post Test
yang ada pada diri mereka. Pada Berdasarkan hasil uji –t
materi ini saya memberikan bepasangan (paired sample-t test) di
pengetahuan mengenai penerimaan atas di peroleh nilai signifikansi
diri, agar mereka dapat menerima sebesar 0,000 (p < 0,05), sehingga
kekurangan yang ada pada diri dapat disimpulkan bahwa aspek
masing-masing. Serta mereka kesiapan diri untuk menikah dan
memberikan contoh tentang berkeluarga peserta didik pada saat pre
kemandirian. Bagaimana cara test berbeda dengan aspek kesiapan

10
diri untuk menikah dan berkeluarga bagaimana bersikap yang baik dalam
peserta didik pada saat post test, sebuah keluarga.
dimana aspek kesiapan diri untuk
menikah dan berkeluarga peserta didik KESIMPULAN
pada saat post test (mean=14. 00) lebih
Berdasarkan data hasil dan
tinggi dibandingkan aspek kesiapan
pembahasan yang diperoleh dalam
diri untuk menikah dan berkeluarga
penelitian dan pengembangan modul
peserta didik pada saat pre test (mean=
layanan bimbingan dan konseling
11.89). Berdasarkan data tersebut
bidang pribadi berbasis nilai wasaka
dapat dijabarkan bahwa hasil setelah
suku Banjar, maka dapat
diberikan layanan lebih baik sebelum
disimpulkan bahwa pelaksanaan
diberikan layanan. Pada materi ini
modul layanan bimbingan dan
saya Cuma menekankan materi
konseling bidang pribadi berbasis
tentang berkeluarga dan nilai wasaka
nilai wasaka suku Banjar di SMAN
jujur karena materi menikah menurut
12 Banjarmasin terbukti efektif
saya kurang cocok diberikan kepada
dalam mengoptimalkan layanan
siswa kelas 10. Pada layanan ini
bimbingan dan konseling bidang
mereka memahami bahwa mereka
pribadi. Hal ini dibuktikan dengan
adalah bagian dari keluarga,
hasil dari uji ahli dan uji guru BK
bagaimana bersikap dalam keluarga.
bahwa modul ini dinilai tepat, layak,
Mereka dapat mencontohkan
dan berguna bagi guru BK dan
bagaimana menjadi seorang anak yang
peserta didik. Modul ini dikatakan
baik dalam sebuah keluarga. Serta
dapat membantu pengoptimalkan
mereka mencohtohkan dampak dari
kinerja layanan bimbingan dan
ketidakjujuran jika mereka terus
konseling karena juga dibuktikan
melakukan ketidakjujuran tersebut.
dengan hasil setelah diberikan
Pada akhir layanan mereka
layanan (posttest) lebih baik dari
menjelaskan apa yang mereka dapat
sebelum diberikan layanan (pretest).
dalam materi ini, seperti harus jujur
dalam hal sekecil apapun serta
.

11
DAFTAR RUJUKAN

Kadir. (2016). Statistika Terapan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Nurihsan, Achmad Juntika. (2010). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai


Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Sarbaini, dkk. (2012). Pedoman Pendidikan Karakter Wasaka (Waja Sampai


Kaputing) Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin: UPT MKU
(MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat

Widhiarso, W. (2010). Prosedur Pengujian Validitas Isi melalui Indeks Rasio


Validitas Isi (CVR). Dari http://wahyupsy.blog.ugm.ac.id/2010/06/16/
prosedur-pengujian-validtas-isi-melalui-indek-rasio-validitas-isi-cvr/.
Diakses pada 28 Oktober 2018

12

You might also like