You are on page 1of 12

PSIKOPEDAGOGIA ©2015 Universitas Ahmad Dahlan

2015. Vol. 4, No.2 ISSN: 2301-6167

Studi Deskriptif Kompetensi Kepribadian Konselor yang Diharapkan


Siswa

Heru Andrian Fatmawijaya


SMA NW Narmada
Wirabakti Narmada, Lombok Barat, NTB, Indonesia
Email: heruandrian05@gmail.com

This study aims to explore the high qualified counselors’ personal competence at SMA Negeri 11 Yogyakarta.
This research is a descriptive research. The participants of this research were 169 students consisting of class X,
XI and XII class selected by simple random sampling. The instrument for the data collection is questionnaires
of counselors’ personal competence. There are four aspects that were outlined in the questionnaires namely,
godly and devoted to the Almighty God, respect and uphold the values of humanity, individualist and
independent, having integrity and stability of a strong personality, having high performance quality. The data
analysis techniques used a simple calculation in which grouping the data into three criterias, they are, poor,
moderate, and good. The results showed that the expected counselors’ personal competence at SMA Negeri 11
Yogyakarta reaching the score of each are 50.3% in good criteria, 49.7% in moderate citeria and 0% in poor
criteria.The results of this study can be used as the basis for the development of counselors’ personal
competence in order to become high qualifeid counselors as expected by the students. The counselors who have
a strong personality as the expected by students can improve students' enthusiasm to acquire the guidance and
counseling services at schools.

Keywords: personal competence counselor, descriptive studies, simple random sampling

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kompetensi kepribadian konselor yang diharapkan siswa SMA Negeri
11 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 169
siswa yang diambil melalui teknik simple random sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket
kompetensi kepribadian konselor. Terdapat empat aspek yang diungkap dalam angket kompetensi kepribadian
koonselor yang diharapkan siswa, yakni beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, menghargai dan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih, menunjukkan integritas
dan stabilitas kepribadian yang kuat, dan menampilkan kinerja berkualitas. Teknik analis data yang digunakan
dengan cara penghitungan sederhana melalui pengelompokan kriteria kurang, sedang, dan baik. Hasil penelitian
menunjukkan kompetensi kepribadian konselor yang diharapkan siswa di SMA Negeri 11 Yogyakarta
diperoleh data sebesar 50,3% berada pada kategori baik dan sebesar 49,7% berada pada kategori sedang. Hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan kompetensi kepribadian konselor agar menjadi
konselor yang diharapkan oleh siswa. Konselor yang memiliki kepribadian sesuai harapan siswa dapat
meningkatkan antusias siswa untuk mendapatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Kata kunci: kompetensi kepribadian konselor, studi deskriptif, simple random sampling

Pendahuluan jawab sepenuhnya dalam memberikan pelayanan


bimbingan dan konseling kepada siswa dengan
Layanan bimbingan dan konseling merupakan mencermati dampak jangka panjang dari pelayanan
layanan yang diperuntukkan bagi siswa, baik bagi yang diberikan kepada siswa.
siswa yang mempunyai masalah maupun siswa Dalam rangka mewujudkan pelayanan
yang tidak mempunyai masalah. Layanan bimbingan dan konseling secara optimal, maka
bimbingan dan konseling di sekolah sebagai upaya dalam pelayanan bimbingan dan konseling haruslah
dari guru bimbingan dan konseling untuk diberikan oleh guru bimbingan dan konseling yang
membantu siswa dalam mengoptimalkan potensi professional, serta juga harus terlihat eksistensi
dan memandirikan setiap siswa untuk dirinya sebagai pribadi jujur, berakhlak mulia dan
menyelesaikan masalah-masalah yang dialaminya, menjadi suri teladan bagi siswa dan masyarakat.
baik masalah dalam bidang pribadi, bidang sosial, Menurut Tohirin (2009: 119) seorang guru
bidang akdemik, maupun bidang karir. Guru pembimbing bisa menjadi model atau contoh yang
bimbingan dan konseling/konselor bertanggung baik bagi penyelesaian masalah siswa. Guru

124
125
FATMAWIJAYA
pembimbing dapat menjadi contoh yang efektif SMA Negeri 11 Yogyakarta. Dari hasil
bagi pemecahan masalah siswa. Guru pembimbing wawancara peneliti dengan dua orang siswa, siswa
tidak akan dapat menjalankan fungsi ini apabila tersebut menyatakan bahwa guru bimbingan dan
dirinya tidak memiliki kepribadian yang baik. konseling masih kurang menunjukkan integritas
Konselor yang menguasai kompetensi dan stabilitas kepribadian yang kuat, yaitu
kepribadian dengan baik tentunya dapat menjadi menampilkan kepribadian yang terpuji (seperti
contoh atau model yang baik pula kepada konseli, berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten),
di samping itu konselor yang menguasai siswa enggan untuk mendatangi ruangan
kompetensi kepribadian dengan baik menunjang bimbingan dan konseling yang ada di sekolah
keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling secara inisiatif dan mandiri, alasannya dikarenakan
dalam membantu siswa dalam mengentaskan siswa masih takut kepada konselor.
masalah pribadinya. Hal ini terlihat dalam salinan Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 pada tanggal 18 Juli 2014 pada 7 orang siswa di
Tahun 2008 bahwa unjuk kerja guru bimbingan dan SMA N 11 Yogyakarta, memperoleh informasi
konseling/Konselor harus dilandasi oleh sikap, nilai bahwa menurut siswa konselor dirasa masih kurang
dan kecendrungan pribadi yang mendukung. menunjukkan sikap kepribadian yang hangat dan
Tugas utama konselor adalah dapat menyenagkan, alasannya karena masih dianggap
mengentaskan masalah-masalah pribadi siswa yang tidak ramah dan sering bertanya, memberikan
berkaitan dengan masalah dalam pendidikan dan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa
pelajaran. Untuk membantu permasalahan tersebut merasa malu dan tertekan oleh pernyataan yang
seorang konselor tentunya harus memiliki pribadi ditujukan kepadanya. Selian itu, menurut
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. keterangan siswa bahwa, pada saat proses
Konselor juga haruslah individu yang memiliki konseling konselor membandingkan siswa yang
pribadi yang stabil secara emosional sehingga miskin dan kaya, antara siswa berprestasi dan
mampu membimbing siswa secara efektif. tidak. Konselor selalu menyebutkan status sosial
Disamping itu, seorang konselor haruslah memiliki orang tua siswa pada saat siswa diminta menemui
kompetensi akademik dan professional sebagai konselor.
suatu keutuhan, sebagaimana dijelaskan dalam Berdasarkan permasalahan yang telah
Permendiknas nomor 27 tahun 2008, tentang dikemukakan di atas maka fokus dalam penelitian
standar kualifikasi akademik dan kompetensi ini adalah studi deskriptif kompetensi pribadi
konselor dijelaskan bahwa, dalam kompetensi konselor yang diharapkan siswa di SMA Negeri
kepribadian konselor harus memiliki kepribadian 11 Yogyakarta. Kepribadian konselor merupakan
yang meliputi beriman dan bertakwa kepada aspek penting yang harus dimiliki oleh seorang
Tuhan Yang Maha Esa, menghargai dan konselor karena dapat mempengaruhi keberhasilan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dalam proses konseling dan dapat mempengaruhi
individualitas dan kebebasan memilih, kenyamanan serta keterbukaan siswa pada saat
menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian diberikan layanan bimbingan dan konseling.
yang kuat, menampilkan kinerja berkualitas tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Hasil penelitian yang dilakukan Rahmat kompetensi kepribadian konselor yang diharapkan
Hidayat (2013) tentang persepsi siswa terhadap siswa. Pentingya kompetensi kepribadian konselor
pribadi konselor yang diharapkan siswa berdampak pada proses dan hasil dari pelaksanaan
menunjukkan ada problematika yang dialami layanan bimbingan dan konseling, sehingga
konselor terhadap persepsi siswa. Kurangnya kompetensi kepribadian konselor penting
kompetensi kepribadian konselor konselor yang dikembangkan oleh konselor. Informasi yang
dilihat dari hasil penelitian tersebut, menunjukkan diperoleh dari hasil penelitian ini dapat dijadikan
bahwa siswa tidak setuju pada point ketiga yaitu sebagai dasar pengembangan kompetensi
pada indikator jujur. Hal itulah mendorong peneliti kepribadian bagi konselor agar dapat menjadi
untuk melakukan penelitian serupa di tempat yang pribadi konselor yang diminati oleh para siswa,
berbeda yaitu di kota Yogyakarta. Berdasarkan sehingga siswa merasa antusias untuk mendapatkan
hasil studi terdahulu melalui pengalaman praktik layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
lapangan, peneliti melakukan wawancara terbatas
kepada siswa pada tanggal 18 Juli 2014 di
126
KOMPETENSI KEPRIBADIAN KONSELOR
Kajian Literatur konselor, guru bimbingan dan konseling atau
konselor dapat dikatakan memiliki kompetensi
Kompetensi Kepribadian Konselor kepribadian apabila seorang konselor memiliki
Rumusan standar kompetensi konselor telah perilaku yang baik, dapat menampilkan sikap
dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka kepribadian terpuji dan memiliki kemampuan
pikir yang menegaskan konteks tugas dan untuk mengevaluasi kinerjanya sendiri.
ekspektasi kinerja konselor. dalam kebijakan Berdasarkan Permendiknas No.27 Tahun 2008,
nasional, pemerintah telah merumuskan empat tentang standar kualifikasi akademik dan
jenis kompetensi yang harus dimiliki seorang kompetensi konselor, Hidayat dan Herdi (2013:
konselor, sebagaimana tercantum dalam penjelasan 117) mengidentifikasi beberapa kompetensi
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang kepribadian yang harus dimiliki konselor.
standar nasional pendidikan, yaitu kompetensi Pertama, beriman dan bertakwa kepada Tuhan
pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional. Yang Maha Esa. Supriatna (2011: 22)
Seorang konselor yang profesional diharapkan mengemukakan beriman dan bertakwa kepada
dapat menjalankan tugasnya secara profesional Tuhan Yang Maha Esa, hendaknya tampil dalam
dengan memiliki dan menguasai keempat berprilaku keseharian seorang konselor dalam
kompetensi tersebut. Dari empat kompetensi yang memperlakukan klien, dan dalam pengambilan
harus dimiliki konselor tersebut dalam hal ini yang keputusan ketika merancang pendekatan yang
menjadi fokus pembahasan yaitu kompetensi dipergunakan. Penelitian yang dilakukan oleh
kepribadian konselor. Rosniati Hakim (2013: 310) tentang “studi islam
Seorang guru bimbingan dan konseling atau tentang akhlak konselor” diperoleh hasil bahwa di
konselor harus memiliki kepribadian yang baik. antara karakteristik dasar orang-orang beriman
Pelayanan bimbingan dan konseling berkaitan dan bertakwa menurut al-Qur’an adalah akhlak.
dengan pembentukan prilaku dan kepribadian Akhlak itu adalah ajaran dasar agama Islam yang
klien. Melalui konseling diharapkan terbentuk wajib diketahui, dipahami, dihayati, dan
prilaku positif (akhlak baik) dan kepribadian yang diamalkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-
baik pula dalam diri klien. Upaya ini akan efektif hari, baik secara pribadi maupun secara sosial.
apabila dilakukan oleh seseorang yang memiliki Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
kepribadian yang baik pula (Tohirin, 2007: 117). Sisrianti (2013: 35), tentang “persepsi siswa
Hikmawati (2010: 57) berpendapat bahwa tentang kompetensi kepribadian guru bimbingan
kompetensi kepribadian konselor adalah dan konseling/konselor di SMP N 5 Pariaman”
kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, terungkap bahwa persepsi siswa tentang
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan kompetensi kepribadian guru bimbingan dan
berakhlak mulia. konseling/Konselor dilihat dari beriman dan
Menurut Musfah (2011: 42) Kompetensi bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
kepribadian, yaitu kemampuan kepribadian yang sebanyak 83,60%. Hal ini berarti persepsi siswa
memiliki akhlak mulia, menampilkan kepribadian tentang kompetensi kepribadian guru bimbingan
yang mantap, stabil, dan dewasa. Dapat bersikap dan konseling/Konselor dilihat dari beriman dan
arif dan bijaksana, mampu menjadi teladan bagi bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berada
siswa, serta senantiasa mengevaluasai kinerja pada kategori baik. Beriman dan bertakwa kepada
sendiri untuk mengembangkan diri sebagai Tuhan Yang Maha Esa ini ditinjau dari beberapa
makhluk yang religious. aspek yakni: menampilkan kepribadian yang
Menurut Sukardi dan Kusmawati (2008: 31), beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
beberapa kompetensi pribadi yang semestinya ada Esa, konsisten dalam menjalankan kehidupan
pada seorang guru, yaitu memiliki pengetahuan beragama dan toleran terhadap pemeluk agama
tentang materi pelajaran yang menjadi tanggung lain, berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.
jawabnya. Selain itu, mempunyai pengetahuan Kedua, menghargai dan menjunjung tinggi nilai-
tentang perkembangan peserta didik serta nilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan
kemampuan untuk memperlakukan mereka secara memilih. Mamat Supriatna (Sisrianti 2013: 36)
individual. mengemukakan bahwa seorang guru bimbingan
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik dan konseling/konselor tidak memperlakukan
kesimpulan tentang kompetensi kepribadian memperlakukan siswa sebagai kliennya semena-
127
FATMAWIJAYA
mena sesuai rasa senangnya sebagai seorang guru bersikap empati, serta menghormati keragaman dan
bimbingan dan konseling/konselor, tetapi guru perubahan, menampilkan toleransi tinggi terhadap
bimbingan dan konseling/konselor memperlakukan konseli yang menghadapi stress dan frustasi,
siswanya sebagai individu yang memiliki potensi, menampilkan kinerja berkualitas tinggi dengan
moral, dan spiritual. Pendapat selanjutnya aspek menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif,
dikemukakan oleh Kunandar (Sisrianti 2013: 36) inovatif, dan produktif, bersemangat, berdisiplin
bahwa dalam hal ini guru bimbingan dan dan mandiri, berpenampilan menarik dan
konseling/konselor tidak bersifat otoriter kepada menyenangkan, dan berkomunikasi secara efektif.
siswa, misalnya dalam konseling perorangan Senada dengan pendapat di atas, Hikmawati (2010:
seorang guru bimbingan dan konseling/konselor 56-57) juga mengemukakan bahwa kepribadian
harus memberikan kebebasan kepada siswa untuk konselor, antara lain:
mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya 1. Menampilkan keutuhan kepribadian konselor
selain dari adanya aturan-aturan tertentu. a. Menampilkan perilaku membantu
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh berdasarkan keimanan dan ketakwaan
Sisrianti (2013: 35-36) tentang “persepsi siswa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
tentang kompetensi kepribadian guru bimbingan b. Mengkomunikasikan secara verbal dan
dan konseling/konselor di SMP N 5 Pariaman” atau non verbal minat yang tulus dalam
diperoleh hasil diantaranya persepsi siswa tentang membantu orang lain.
kompetensi kepribadian guru bimbingan dan c. Mendemonstrasikan sikap hangat dan
konseling/konselor dilihat dari menghargai dan penuh perhatian.
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, d. Secara verbal dan nonverbal mampu
individualitas dan kebebasan memilih sebanyak mengomunikasikan rasa hormat konselor
79,83%. Hal ini berarti persepsi siswa tentang terhadap klien sebagai pribadi yang berguna
kompetensi kepribadian guru bimbingan dan dan bermartabat.
konseling/konselor dilihat dari menghargai dan e. Mengkomunikasikan harapan,
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, mengekspresikan keyakinan bahwa klien
individualitas dan kebebasan memilih berada pada mempunyai kapasitas untuk memecahkan
kategori cukup baik. problem, mengatur dan menata dirinya, dan
Ketiga, menunjukkan integritas dan stabilitas berkembang.
kepribadian yang kuat. Bahri (Sisrianti, 2013: 36) f. Mendemonstrasikan sikap empati dan
mengemukakan bahwa guru bimbingan dan atribusi secara tepat.
konseling/konselor harus menampilkan kepribadian g. Mendemonstrasikan integritas dan stabilitas
yang baik, tidak saja ketika melaksanakan tugasnya kepribadian serta kontrol diri yang baik
di sekolah, tetapi di luar sekolahpun guru harus h. Memiliki toleransi yang tinggi terhadap
menampilkan kepribadian yang baik, hal ini untuk stress dan frustasi.
menjaga wibawa dan citra guru sebagai pendidik i. Mendemonstrasikan berfikir positf terhadap
yang selalu ditiru oleh masyarakat. Berdasarkan orang lain dan lingkungannya.
hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmat 2. Berperilaku etik dan professional
Hidayat (2013), tentang persepsi siswa terhadap a. Menyadari bahwa nilai-nilai pribadi
pribadi konselor yang diharapkan siswa diperoleh konselor dapat mempengaruhi respons-
hasil yaitu, pada indikator berwibawa responden respons konselor terhadap klien.
menyatakan setuju dengan persentase sebasar b. Menghindari sikap-sikap prasangka dan
98,5%. Kedua, yaitu pada indikator ramah pikiran-pikiran stereotipe terhadap klien.
responden menyatakan setuju dengan persentase c. Tidak memaksakan nilai-nilai pribadi
sebesar 97,3%. Ketiga pada indikator sabar siswa konselor terhadap klien.
menyatakan setuju dengan persentase sebesar 93%. d. Memahami kekuatan dan keterbatasan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut yaitu konselor personal dan professional.
dalam aspek ini telah menunjukkan integritas dan e. Mengelola diri secara efektif.
stabilitas yang kuat ditinjau dari beberapa aspek f. Bekerjasama secara produktif dengan
yakni: menampilkan kepribadian dan perilaku yang teman sejawat dan anggota profesi lain.
terpuji (seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah dan g. Secara konsisten menampilkan perilaku
konsisten), menampilkan emosi yang stabil, peka sesuai dengan kode etik profesi.
128
KOMPETENSI KEPRIBADIAN KONSELOR
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai setiap konseli mempunyai hak untuk memilih
subimbingan dan konselingompetensi dan indikator sendiri, memiliki kebebasan, kemauan, dan
kompetensi kepribadian konselor. Kemampuan mampu membuat keputusannya sendiri. Pada
yang harus dimiliki oleh seorang konselor ialah tingkat respek rendah, seorang konselor tidak
dapat menjadi teladan dan panutan bagi siswa mempunyai respek terhadap konseli, ia sering
terhadap sifat dan kualitas kepribadian konselor. memberikan perlindungan berlebih-lebihan,
Sifat dan kualitas pribadi seorang konselor dapat merendahkan ataun bahkan memberikan
berpengaruh langsung terhadap keberhasilan proses penilaian terlalu rendah.
konseling, mengingat sifat kepribadian konselor 3. Keaslian (Genuiness)
menjadi faktor penentu bagi pencapaian proses Keaslian merupakan kemampuan konselor
konseling yang efektif. menyatakan dirinya secara bebas dan
Menurut Yusuf dan Juntika (2010: 37) dalam mendalam tanpa pura-pura, tidak bermain
kenyataan di lapangan, tidak sedikit siswa yang peranan dan tidak mempertahankan diri.
mau datang ke ruang bimbingan dan konseling, Konselor yang demikian selalu tampak
bukan karena guru pembimbing yang kurang keaslian pribadinya, sehingga tidak ada
keilmuannya dalam bidang bimbingan, tetapi pertentangan antara apa yang ia katakana dan
karena mereka memiliki kesan bahwa pembimbing apa yang ia lakukan. Tingkah lakunya
judes atau kurang ramah. Konselor yang sederhana, lugu dan wajar.
memiliki dan kompetensi kepribadian konselor 4. Kekongkretan (Concreteness)
dan mampu bersikap baik dan professional Kekongkretan menyatakan ekspresi yang
tentunya bermanfaat dan berpengaruh bagi proses khusus mengenai perasaan dan pengalaman
konseling yang dilakukan oleh konselor kepada orang lain. Seorang konselor yang memiliki
konseli. Adapun sifat yang harus dikuasai pada kekongkretan tinggi selalu memelihara
seorang konselor dalam proses bantuan kepada hubungan khusus dan selalu mencari jawaban
konseli. mengenai apa, mengapa, kapan, dimana dan
Carlekhuff (Gunawan, 2001: 232) bagaimana dari sesuatu yang ia hadapi.
menyebutkan sembilan sifat kepribadian dalam diri Konselor yang memiliki kekongkretan selalu
konselor yang dapat menumbuhkan kesadaran memelihara keserasian dalam hubungannya
orang lain dalam proses konseling yaitu: dengan orang lain dan mencegah konseli
1. Empati melahirkan diri dari masalah yang dihadapinya.
Empati adalah kemampuan konselor untuk 5. Konfrontasi (Confrontation)
merasakan secara tepat apa yang dirasakan dan Konfrontasi terjadi jika terdapat
dialami oleh orang lain dan kesenjangan dengan apa yang dikatakan
mengkomunikasikan persepsinya. Orang yang konseli dengan apa yang ia alami, atau antara
memiliki tingkat empati tinggi akan yang ia katakana pada suatu saat dengan apa
menampakkan sifat bantuannya yang nyata dan yang dikatakan sebelum itu. Variable ini tidak
berarti dalam hubungannya dengan orang lain, dikontrol sepenuhnya oleh konselor, tetapi hal
sementara mereka yang rendah empatinya ini dapat dilaksanakan jika konselor merasakan
menunjukkan sifat yang secara nyata dan cocok untuk dikonfrontasikan. Dalam situasi
berarti merusak hubungan antar pribadi. konseling umpamanya terdapat banyak macam
Karakteristik kepribadian seorang keonselor kemungkinan untuk konfrontasi.
adalah salah satunya terletak pada 6. Membuka Diri (Self-Disclosure)
kemampuannya berempati, konselor yang telah Membuka diri adalah penampilan
menguasai kompetensi kepribadian secara baik perasaan, sikap, pendapat, dan pengalaman-
tentunya dapat berkomunikasi dengan klien pengalaman pribadi konselor unuk kebaikan
dan dapat merasakan apa yang dirasakan oleh konseli. Konselor mengungkapkan diri sendiri
klien dengan baik. dan membagikan dirinya kepada konseli
2. Respek dengan mengungkapkan beberapa pengalaman
Respek menunjukkan secara tak langsung yang berarti yang bersangkutan dengan
bahwa konselor menghargai martabat dan nilai masalah konseli. Pada tingkat pengungkapan
konseli sebagai manusia. Hal ini mengandung diri yang rendah, konselor tidak pernah
arti juga bahwa konselor menerima kenyataan: menampilkan dirinya dan bahkan membuat
129
FATMAWIJAYA
batas untuk menutupi diri sendiri atau konfrontasi dan dapat mengontrolnya dengan baik,
menetralisir. dapat membuka diri serta menunjukkan
7. Kesanggupan (Potency) kesanggupan diri dan menampakkan kekuatan pada
Wolf, 1970 (dalam Gunawan, 2001: 239) penampilan pribadinya. Selalu memiliki memiliki
dinyatakan sebagai karisma, sebagai suatu kesiapan dan selalu mengaktualisasikan dirinya
kekuatan yang dinamis dan magnetis dari secara intim dan hangat kepada klien. Dari
kualitas pribadi konselor. Konselor yang penjelasan yang telah dijelaskan di atas, konselor
memiliki sifat potensi ini selalu menampakkan yang memiliki sifat kepribadian yang baik akan
kekuatannya dalam penampilan pribadinya. Ia selalu meningkatkan kompetensi kepribadiannya
dengan jelas tampak menguasai dirinya dan ia secara terus menerus sehingga dapat tercermin
mampu menyalurkan kompetensinya dan rasa dalam kegiatan kesehariannya.
aman kepada konseli. Daradjat (2003: 26) mengemukakan guru yang
8. Kesiapan (Immediacy) ideal dalam pandangan remaja adalah guru yang
Tingkat kesiapan yang tinggi terdapat pada mampu menjangkau perasaan remaja dan
diskusi dan analisis yang terbuka mengenai menghargai serta mendorong mereka untuk aktif
hubungan antarpribadi yang terjadi antara dalam kegiatan sekolah serta suka memberikan
onselor dan konseli dalam situasi konseling. penilaian yang objektif. guru yang terbuka hatinya
Hal ini sangat penting karena variable ini untuk mendengarkan keluhan muridnya, bagi
menyediakan kesempatan untuk menggarap remaja dipandang sebagai konselor di sekolah itu.
berbagai masalah kesukaran konseli dalam Hikmawati (2010: 63) menyatakan bahwa, harapan
proses hubungan, sehingga konseli dapat terbimbing, konseli/siswa sebagai individu yang
mengambil manfaat atau keuntungan melalui sedang berada dealam proses proses berkembang
pengalaman ini. Konseli dapat belajar atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke
mengatur kembali hubungan antar pribadinya arah kematangan atau kemandirian. Untuk
dan menemukan dirinya bahwa situasi mencapai kematangan tersebut, konseli
konseling memungkinkan ia mengadakan memerlukan bimbingan karena mereka masih
konfrontasi, menunjukkan dirinya sendiri dan kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang
mengekspresikan perasaannya, baik yang dirinya dan lingkungannya juga pengalaman dalam
positif maupun yang negatif kepada orang lain menentukan arah kehidupannya.
yang cukup aman. Dalam hal ini konselor Bimbingan dan konseling disediakan untuk
merasa terbuka dan dapat mendorong konseli memenuhi kebutuhan peserta didik. Namun
untuk berani menghadapi dirinya dan kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa siswa
menunjukkan dirinya secara bebas. Inilah yang kurang memahami akan pentingnya layanan
membuat konselor cepat merasa puas. bimbingan dan konseling di sekolah, hal ini
9. Aktualisasi (Self-Aktualisasi) ditunjukkan dengan rasa malu atau takut yang
Konselor yang mampu mengaktualisasikan dialami siswa untuk datang ke ruang bimbingan
dirinya dirinya memiliki kemampuan dan konseling. Ada kemungkinan hal ini berkaitan
mengadakan hubungan social yang hangat, dengan kepribadian yang dimiliki konselor.
intim, dan secara umum mereka sangat efektif Menurut Hikmawati (2010: 63) menumbuhkan
dalam hidupnya. pengharapan kepada konseli merupakan hal yang
Dari beberapa penjelasan di atas, secara umum penti penting untuk dilakukan konselor. Namun
jika berangkat dari berbagai pendapat dan pada kenyataannya, sering kali pengharapan yang
penelitian sebelumnya, karakteristik kepribadian diberikan oleh konselor adalah pengharapan semu.
konselor yaitu hendaknya memiliki kemampuan Untuk itu amatlah penting bagi konselor untuk bisa
berempati dengan baik terhadap berbagai kondisi membedakan pengharapan semu dari pengharapan
dan permasalahan klien, memiliki respek dan sejati.
keaslian kepada konseli yaitu dengan secara tidak Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
langsung konselor dapat menghargai klien dan tidak oleh Warsini (2008) tentang “Harapan siswa
berpura-pura. terhadap karakteristik kepribadian konselor di SMP
Dalam menghadapi klien konselor memiliki Negeri Kota Malang” diperoleh hasil sangat banyak
kekongkretan menyatakan ekspresi mengenai siswa (99,71%) memiliki harapan terhadap
perasaan dan pengalaman klien, melakukan kepribadian konselor pada indikator kompeten
130
KOMPETENSI KEPRIBADIAN KONSELOR
secara profesional dan menjalankan keterlaksanaan bantuan serta layanan yang akan
perekembangan profesional dalam kategori sangat diberikan kepada setiap klien.
diharapkan, sedangkan secara khusus dapat Penguasaan kompetensi kepribadian
disimpulkan sebagai berikut: (1) kepribadian diharapkan proses bantuan bimbingan konseling
konselor di sekolah yang sangat diharapkan oleh dapat dijalankan oleh seorang konselor yang
sebagian besar siswa meliputi 15 indikator yaitu: memiliki kemampuan pribadi yang tangguh, dapat
menunjukkan tanggung jawab orang lain, memiliki menjalankan tugasnya penuh tanggung jawab,
kepekaan, berempati, menghormati individu lain, memiliki kesungguhan dan memiliki persiapan
memelihara kesehatan mental, mengonsep tindakan yang matang. Konselor yang memiliki kepribadian
dan proses perubahan pada manusia secara baik dan memiliki kompetensi kepribadian yang
sistematis, memfasilitasi perkembangan personal, baik tentu dapat menunjang seorang konselor
mempunyai toleransi yang tinggi untuk stres dan dalam membimbing dan membantu konseli dalam
frustasi, memilih kebebasan, berkomunikasi menyelesaikan permasalahan yang sedang
dengan efektif, kompeten secara profesional, dihadapinya.
memelihara kesehatan fisik dengan baik, Bimbingan dan konseling memiliki berbagai
menjalankan perkembangan profesional, macam tujuan agar pelayanan Bimbingan dan
memelihara identitas professional profesional Konseling dapat tercapai dengan baik, sehingga
sebagai konselor, dan mencontohkan etika pelaksanaan layanan di sekolah dapat terlaksana
profesional, (2) kepribadian konselor di sekolah dengan optimal. Bimbingan dan konseling memiliki
yang diharapkan dinyatakan sebagian siswa tujuan umum dan tujuan khusus. Menurut Yusuf
meliputi 7 indikator yaitu: menunjukkan tanggung (2009: 49) diadakannya pemberian layanan
jawab orang lain, memiliki kepekaan, berempati, bimbingan agar peserta didik dapat: 1)
menghormati individu lain, memelihara kesehatan merencanakan kegiatan penyelesaian studi,
mental yang baik, mengonsep tindakan dan proses perkembangan karir serta kehidupannya dimasa
perubahan pada manusia secara sistematis, dan yang akan datang; 2) mengembangkan seluruh
mempunyai toleransi yang tinggi untuk stres dan potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
frustasi. mungkin; 3) menyesuaikan diri dengan lingkungan
pendidikan, lingkungan masyarakat serta
Bimbingan dan Konseling lingkungan kerjanya; 4) mengatasi hambatan dan
kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
Bimbingan dan konseling sebagai suatu proses dengan lingkungan pendidikan, masyarakat,
bantuan yang dilakukan oleh konselor, guna maupun lingkungan kerja.
menyelesaikan masalah siswa. Menurut Yusuf Secara khusus bimbingan dan konseling
(2009: 37) bimbingan dan konseling merupakan bertujuan untuk membantu siswa atau peserta didik
terjemahan dari istilah “guidance” dan agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya
“counseling” dalam bahasa inggris’’. Senada yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar
dengan pendapat di atas Damayanti (2012: 9) (akademik), dan karir. Dari pemaparan di atas dapat
mengungkapkan bimbingan dan konseling ditarik kesimpulan yaitu seorang konselor
merupakan proses interaksi antara konselor dengan hendaknya dapat mengerti serta memahami tujuan
klien/konseli baik secara langsung (tatap muka) dan proses bimbingan dan konseling itu sendiri dan
atau tidak langsung (melalui media: internet, atau dapat mengaplikasikan tujuan bimbingan dan
telepon) dalam rangka membantu klien agar dapat konseling tersebut dalam proses kegiatan
membantu klien agar dapat mengembangkan bimbingan dan konseling sehari-hari.
potensi dirinya atau memecahakn masalah yang Dalam melaksanakan tujuan umum dan tujuan
dialaminya. khusus dengan baik kepada peserta didik tentunya
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat diberikan oleh seorang guru bimbingan dan
disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling konseling/konselor. Konselor yang akan
adalah suatu proses pemberian bantuan yang memberikan layanan kepada peserta didik tentunya
dilakukan oleh konselor yang professional yaitu harus memahami tujuan dari layanan yang akan
memiliki kemampuan memberikan bimbingan dan diberikan, dapat memahami tujuan bimbingan dan
menyelesaikan masalah serta memiliki kompetensi konseling dengan baik serta dapat memahami
kepribadian yang baik untuk menunjang kondisi peserta didik dengan baik. Pelaksanaaan
131
FATMAWIJAYA
tujuan bimbingan dan konseling, tidaklah lepas seorang konselor dapat memahami karakteristik
dari peran seorang konselor, yaitu konselor maupun kualitas kepribadiannya terlebih dahulu
haruslah memiliki pengetahuan penunjang tentang sebelum seorang konselor melaksanakan layanan
kondisi fisiologis, psikologis dari peserta didik bimbingan dan konseling pribadi kepada konseli
yang akan dihadapinya, untuk itu peran konselor atau peserta didik. Sebab seorang konselor yang
dalam pelaksanaan tujuan bimbingan dan memiliki kepribadian baik tentunya sangat
konseling amatlah penting, dan dibutuhkan berpengaruh atas keberhasilan pelaksanaan
konselor yang memiliki pemahaman dan memiliki layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
kompetensi kepribadian yang baik pula dalam Kepribadian merupakan kompetensi yang sangat
memberikan pelayanan terhadap peserta didik, penting dimiliki oleh konselor dalam
baik dalam pelaksanaan tujuan umum dan khusus meningkatkan komponen pembentukan
dalam tujuan bimbingan dan konseling. profesionalisme sebagai guru pembimbing.
Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam Kompetensi kepribadian kiranya harus
sekolah tentu memiliki berbagai macam fungsi mendapatkan perhatian yang lebih, sebab
yang dapat membantu siswa dalam proses belajar, kompetensi ini akan berkaitan dengan idealisme
berikut adalah berbagai macam fungsi bimbingan dan kemampuan untuk dapat memahami dirinya
dan konseling. Menurut Suharsimi (2012: 37) sendiri dalam kapasitas sebagai pendidik. Esensi
menyatakkan bahwa fungsi bimbingan dan kompetensi kepribadian konselor semuanya
konseling adalah sebagai berikut: 1) fungsi bermuara ke dalam pribadi konselor. Kompetensi
pemahaman; 2) fungsi penyaluran dan pedagogik, profesional dan sosial yang dimiliki
penempatan; 3) fungsi penyesuaian; 4) fungsi seorang konselor dalam melaksanakan
pencegahan; 5) fungsi pengentasan, 6) fungsi pembelajaran, pada akhirnya akan lebih banyak
pemeliharaan dan pengembangan. ditentukan oleh kompetensi kepribadian yang
Berdasarkan penjelasan tersebut dalam dimilikinya.
penerapan fungsi layanan bimbingan dan Menguasai kompetensi kepribadian dengan baik,
konseling hendaknya konselor memiliki seorang konselor dapat mempengaruhi minat dan
kompetensi secara professional sehingga dapat antusiasme anak dalam mengikuti kegiatan
melaksanakan fungsi layanan bimbingan dan pembelajaran. Pribadi konselor yang santun,
konseling secara prosesional dan bertanggung respek terhadap siswa, jujur, ikhlas dan dapat
jawab. Seorang konselor yang memiliki diteladani, mempunyai pengaruh yang signifikan
kompetensi kepribadian yang baik tentunya terhadap keberhasilan proses layanan bimbingan
memiliki kemampuan membantu permasalahan dan konseling di sekolah, khususnya keberhasilan
siswa sesuai dengan sesuai dengan fungsi dan seorang konselor mengaplikasikan kompetensi
kebutuhan siswa tersebut, konselor dapat kepribadiannya dalam proses konseling yang
membedakan kebutuhan setiap peserta didik dan diberikan kepada konseli. Kompetensi pribadi
memiliki pengetahuan tentang perkembangan konselor sangat berperan dan menjadi sangat
peserta didik serta dapat mengentaskan penting dimiliki seorang konselor disekolah,
permasalahan siswa dan memperlakukan peserta mengingat tugas seorang konselor hendaknya
didik secara individual. dapat memahami konseli secara lebih mendalam,
Bidang bimbingan dan konseling terdapat serta penunjang keberhasilan layanan bimbingan
beberapa butir yang mencangkup tentang aspek dan konseling yang ditujukan kepada siswa. Agar
kehidupan diri maupun kehidupan sosialnya. penelitian ini sesuai dengan tujuan yang
Yusuf (2009: 51) mengemukakan bahwa terdapat diharapkan, maka dalam pelaksanaan penelitian
empat bidang layanan bimbingan dan konseling penulis tidak sembarangan dalam melaksanakan
yaitu: 1) bimbingan dan konseling akademik penelitiannya tetapi juga harus menggunakan cara
(belajar); 2) bimbingan dan konseling pribadi; 3) atau metode penelitian yang tepat agar dapat
bimbingan dan konseling sosial; 4) bimbingan dan mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
konseling karir. Berdasarkan pendapat tersebut, sebelumnya.
bahwa keempat bidang layanan bimbingan dan
konseling, salah satunya ialah bidang bimbingan
dan konseling pribadi. Dalam melaksanakan
bimbingan dan konseling pribadi, hendaknya
132
KOMPETENSI KEPRIBADIAN KONSELOR
Metode Penelitian konselor pada aspek beriman dan bertakwa
Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Skor hasil
Penelitian ini merupakan jenis penelitian penilaian aspek beriman dan bertakwa kepada
deskriptif, dalam penelitian ini telah ditetapkan Tuhan Yang Maha Esa dapat dilihat pada tabel 2.
dengan pendeskripsian data yang akan diperoleh
tanpa mengadakan suatu perlakuan dan treatment Tabel 2
tertentu. Dalam penelitian ini adalah untuk Distribusi Kategorisasi dan Tingkat Hasil
mengetahui kompetensi kepribadian konselor yang Penilaian Aspek Beriman dan Bertakwa Kepada
diharapkan siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta Tuhan Yang Maha Esa
Tahun Ajaran 2013/2014.
Subyek dalam penelitian ini berjumlah 169 N Interval Skor Frekuensi Kriteria
siswa yang terdiri dari kelas X, XI dan kelas XII o1 181 s.d 240 85 Baik
siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta Tahun Ajaran 2 121 s.d 180 84 Sedang
2013/2014, yang diambil dengan cara random 3 60 s.d 120 0 Kurang
sampling. Instrumen pengumpulan data pada Total 169 -
penelitian ini menggunakan angket. Selanjutnya,
teknik analisis data yang digunakan yaitu 2. Aspek menghargai dan menjunjung tinggi
menggunakan penghitungan melalui nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan
pengelompokan kriteria kurang, sedang, dan baik. kebebasan memilih
Untuk menguji validitas isi digunakan rumus Berdasarkan skor hasil penelitian
product moment, sedangkan analisis uji reliabilitas diperoleh data bahwa aspek menghargai dan
menggunakan rumus alpha cronbach. menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
individualitas dan kebebasan memilih dikatakan
Hasil Penelitian dan Pembahasan baik, sesuai dengan harapan siswa terhadap
kompetensi konselor pada aspek menghargai
Hasil analisis data terhadap keseluruhan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
kompetensi kepribadian konselor yang diharapkan individualitas dan kebebasan memilih. Aspek
siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta dilihat dari menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai
aspek beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang kemanusiaan, individualitas dan kebebasan
Maha Esa, aspek menghargai dan menjunjung memilih masuk dalam kategori baik dan dapat
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, aspek individualitas dilihat pada tabel 3.
dan kebebasan memilih, aspek menunjukkan
integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat dan Tabel 3
pada aspek menampilkan kinerja berkualitas tinggi Distribusi Kategorisasi dan Tingkat Hasil
dan baik dapat dilihat pada tabel 1. Penilaian Aspek Menghargai dan Menjunjung
Tinggi Nilai-Nilai Kemanusiaan, Individualitas,
Tabel 1 dan Kebebasan Memilih
Distribusi Kategorisasi dan Tingkat Hasil
Keseluruhan Penilaian Kompetensi Kepribadian No Interval Frekuensi Kriteria
Konselor yang Diharapkan Siswa 1 Skor
31 s.d 40 72 Baik
No Interval Skor Frekuensi Kriteria 2 21 s.d 30 95 Sedang
1 67 s.d 88 90 Baik 3 10 s.d 20 2 Kurang
2 45 s.d 66 79 Sedang Total 169 -
3 22 s.d 44 0 Kurang
Total 169 - 3. Aspek menunjukkan integritas dan stabilitas
Aspek menunjukkan integritas dan
Jika dilihat dalam masing-masing aspek dapat stabilitas kepribadian yang kuat masuk kategori
diketahui hasilsebagai berikut: baik. Data lebih rinci disajikan data dalam
1. Aspek beriman dan bertakwa kepada Tuhan bentuk tabel 4.
yang Maha Esa
Hasil pada aspek ini sesuai dengan
harapan siswa terhadap kompetensi kepribadian
133
FATMAWIJAYA
Tabel 4 kompetensi kepribadian konselor masuk dalam
Distribusi Kategorisasi dan Tingkat Hasil kategori kurang. Dari data tersebut diketahui
Penilaian Aspek Menunjukkan Integritas dan bahwa harapan siswa kepada kompetensi
Stabilitas Kepribadian yang Kuat kepribadian konselor pada aspek beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa masuk
No Interval Skor Frekuensi Kriteria
dalam kategori sedang.
1 39 s.d 52 90 Baik
Aspek menghargai dan menjunjung tinggi
2 27 s.d 38 76 Sedang
nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan
3 13 s.d 26 3 Kurang kebebasan memilih masuk dalam kategori baik.
Total 169 - Sebanyak 90 (53%) kompetensi kepribadian
konselor yang diharapkan siswa pada aspek
4. Aspek menampilkan kinerja berkualitas tinggi menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai
Berdasarkan data hasil penelitian dapat kemanusiaan, individualitas dan kebebasan
diketahui bahwa kompetensi kepribadian memilih masuk dalam kategori baik, 79 (45%)
konselor pada aspek menampilkan kinerja kompetensi kepribadian konselor yang
berkualitas tinggi sudah sesuai dengan yang diharapkan siswa pada aspek menghargai dan
diharapkan siswa. Hasil tersebut dapat diketahui menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
dari tabel 5. individualitas dan kebebasan memilih masuk
dalam kategori sedang, dan 0 (0%) kompetensi
Tabel 5 kepribadian konselor yang diharapkan siswa
Distribusi Kategorisasi dan Tingkat Hasil pada aspek menghargai dan menjunjung tinggi
Penilaian Pada Aspek Menampilkan Kinerja nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan
Berkualitas Tinggi kebebasan memilih kurang. Dari data tersebut
diketahui bahwa aspek menghargai dan
No Interval Frekuensi Kriteria menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
1 45 s.d 60 84 Baik individualitas dan kebebasan memilih dikatan
2 31 s.d 44 85 Sedang baik, sesuai dengan harapan siswa terhadap
3 15 s.d 30 0 Kurang kompetensi konselor pada aspek menghargai dan
Total 169 - menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
individualitas dan kebebasan memilih.
Berdasarkan hasil analisis secara keseluruhan Aspek menunjukkan integritas dan stabilitas
terhadap kompetensi kepribadian konselor yang kepribadian yang kuat masuk kategori baik.
diharapkan siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta Sebanyak 90 (53%) kompetensi kepribadian
masuk dalam kategori baik. Baik itu dilihat dari konselor yang diharapkan siswa pada aspek
beberapa aspek yaitu, aspek beriman dan bertakwa menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian
kepada Tuhan yang Maha Esa, aspek menghargai yang kuat masuk dalam kategori baik, 76 (45%)
dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kompetensi kepribadian konselor yang diharapkan
individualitas dan kebebasan memilih, aspek siswa pada aspek menunjukkan integritas dan
menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian stabilitas kepribadian yang kuat masuk dalam
yang kuat, dan pada aspek menampilkan kinerja kategori sedang, dan 3 (2%) kompetensi
berkualitas tinggi. kepribadian konselor yang diharapkan siswa pada
Aspek beriman dan bertakwa kepada Tuhan aspek menunjukkan integritas dan stabilitas
yang Maha Esa masuk dalam kategori sedang. kepribadian yang kuat masuk dalam kategori
Untuk data lebih lanjut dapat disajikan data kurang. Dari data diketahui bahwa aspek
sebagai berikut: sebanyak 72 (43%) harapan siswa menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian
tentang kompetensi kepribadian konselor pada yang kuat masuk dalam kategori baik.
aspek beriman dan bertakwa kepada tuhan yang Aspek menampilkan kinerja berkualitas tinggi
maha esa masuk dalam kategori baik 95 (56%) masuk kategori sedang. Sebanyak 84 (50%)
harapan siswa tentang kompetensi kepribadian kompetensi kepribadian konselor pada aspek
konselor pada aspek beriman dan bertakwa kepada menampilkan kinerja berkualitas tinggi pada
Tuhan Yang Maha Esa masuk dalam kategori kategori baik, 85 (50%) kompetensi kepribadian
sedang, dan 2 (1%) harapan siswa tentang konselor pada aspek menampilkan kinerja
134
KOMPETENSI KEPRIBADIAN KONSELOR
berkualitas tinggi pada kategori sedang dan 0 (0%) Hikmawati. (2010). Bimbingan Konseling. Jakarta:
kompetensi kepribadian konselor pada aspek PT Rajagrafindo Persada
menampilkan kinerja berkualitas tinggi pada Komalasari, Gantina. (2011). Assessment Teknik
kategori kurang. Dari data diketahui bahwa Non Test dalam Perspektif Bimbingan dan
kompetensi kepribadian konselor pada aspek Konseling Komprehensif. Bandung: Indeks
menampilkan kinerja berkualitas tinggi masuk Mushaf, Jejen. ( 2011). Peningkatan Kompetensi
dalam kategori sedang. Guru. Jakarta: Kencana Media Group.
Melihat dari hasil pembahasan ini, diharapkan Nidya. ( 2012). Buku Pintar Panduan Bimbingan
konselor/Guru Bimbingan dan Konseling di SMA dan Konseling. Yogyakarta : Araksa.
Negeri 11 Yogyakarta pada khususnya dapat Rahmat, Hidayat. Jurnal tentang “persepsi siswa
meningkatkan kompetensi kepribadian yang baik tentang pribadi konselor yang diharapkan
sesuai dengan harapan siswa yang menginginkan siswa di smp negeri 2 tersono”. di unduh pada
sosok konselor yang profesional dan memiliki Juni 2014.
kepribadian yang baik. Baik itu peningkatan pada Rosniati, Hakim. Jurnal tentang “Studi Islam
kompetensi kepribadian yaitu pada aspek beriman Tentang Akhlak Konselor”. Di unduh pada
dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, pada Juni 2014.
aspek menghargai dan menjunjung tinggi nilai- Saifuddin, Azwar. (2013). Metode Penelitian.
nilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan Yogyakarta: Pustaka Pelajar
memilih, pada aspek menunjukkan integritas dan Sisrianti, Nurfarhanah, dan Yusri. Jurnal tentang
stabilitas kepribadian yang kuat, maupun pada “Persepsi Siswa tentang Kompetensi
aspek menampilkan kinerja berkualitas tinggi. Kepribadian Guru Bimbingan dan
konseling/konselor di SMP Negeri 5
Simpulan Pariaman”. Di unduh pada Juni 2014.
Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian
Berdasarkan hasil analisis keseluruhan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
kompetensi kepribadian konselor yang diharapkan Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi.
siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta, maka dapat Bandung: Alfabeta.
disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian Suharsimi Arikunto. ( 2010). Prosedur Penelitian
konselor yang diharapkan siswa SMA Negeri 11 Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Yogyakarta adalah baik, yaitu konselor yang Cipta.
memiliki kepribadian yang beriman dan bertakwa Suharsimi dan Lia Yuliana. ( 2012). Manajemen
kepada tuhan yang maha esa, menghargai dan Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, Sukardi, Kusmawati. ( 2008). Proses Bimbingan
individualitas dan kebebasan memilih, dapat Dan Konseling di Sekolah, untuk Memperoleh
menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian Angka Kredit. Jakarta: Rineka Cipta.
yang kuat serta selalu menampilkan kinerja Sukmadinata, Nana Syaodih. (2012). Metode
berkualitas tinggi. Informasi yang diperoleh dari Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar Rosdakarya.
pengembangan kompetensi kepribadian konselor Tohirin. ( 2007). Bimbingan Dan Konseling di
agar menjadi konselor yang diharapkan oleh siswa. Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Raja
Konselor yang memiliki kepribadian sesuai Grafindo Persada.
harapan siswa dapat meningkatkan antusias siswa Warsini. (2008). Jurnal tentang “Harapan Siswa
untuk mendapatkan layanan bimbingan dan Terhadap Karakteristik Kepribadian Konselor
konseling di sekolah. di SMP Negeri Kota Malang” Di unduh pada
Juni 2014.
Referensi Winkel dan Hastuti, (2007). Bimbingan dan
Konseling di Insitusi Pendidikan. Yogyakarta:
Azwar, Saifuddin. (2012). Reliabilitas dan Media Abadi.
Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yusuf, Syamsu, dan Juntika. (2010). Landasan
Hidayat, Herdi. (2013). Bimbingan dan Konseling Bimbingan Dan Konseling. Bandung: PT
Kesehatan Mental di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Remaja Rosdakarya
135
FATMAWIJAYA
Yusuf, Syamsu. ( 2009). Program Bimbingan dan Zakiah, Daradjat. (2000). Remaja Harapan dan
Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press. Tantangan. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

You might also like