You are on page 1of 14

ARTIKEL ILMIAH

SKRIPSI MAHASISWA

STUDI PERBANDINGAN BAHAN BAKU MATRIKS UREA


SRF (SLOW RELEASE FERTILIZER) PADA PROSES
GRANULASI TERHADAP SIFAT FISIK GRANUL UREA SRF
(SLOW RELEASE FERTILIZER)

ANNISA AYU SETIAPUTRI

NIM.1803020026

Pembimbing

Ir. Regawa Bayu P, M.T.

NIK. 206118

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


2022
STUDI PERBANDINGAN BAHAN BAKU MATRIKS UREA
SRF (SLOW RELEASE FERTILIZER) PADA PROSES
GRANULASI TERHADAP SIFAT FISIK GRANUL UREA SRF
(SLOW RELEASE FERTILIZER)
Annisa Ayu Setiaputri1, Regawa Bayu Pamungkas2
1Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, 2Dosen Program Studi Teknik
Kimia
Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jl. Raya Dukuhwaluh Kembaran, Purwokerto, 53182
Email : annisayu48@gmail.com

ABSTRACT

Slow Release Fertilizer = SRF is a fertilizer with a mechanism for releasing


nutrients periodically following the needs of this plant. This study aims to
determine the effect of material composition on the physical properties of urea
granules in slow release fertilizers. In this study, the wet granulation method was
used. The matrix material is first activated/modified then mixed with urea solution
with a ratio of urea and water is 1:1. The mixture was then granulated by adding 5
grams of clay. The granulation process was carried out for 20 minutes and the
addition of 5% flour adhesive concentration was 4 sprays. After that, the granules
that have been formed are ovened for 48 hours at 40oC. Next, the granules are
physically tested. From the tests that have been carried out, it is found that the
design of the composition of the material that produces the highest value of bulk
density, %UG, durability is in the design of the middle composition. Meanwhile,
the material composition design that has the highest water absorption value is the
composition design with the largest number of matrix designs. This shows that the
composition of the material has a significant effect on the physical properties of
SRF urea granules.

Keywords: Urea, Slow Release Fertilizer, Granules Urea SRF, Matrix.

ABSTRAK

Pupuk lepas lambat (Slow Release Fertilizer = SRF) merupakan pupuk


dengan mekanisme pelepasan unsur hara secara berkala mengikuti kebutuhan
tanaman ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi bahan
pada sifat fisik granul urea pupuk lepas lambat (slow release fertilizer). Pada
penelitian ini dilakukan dengan metode granulasi basah. Bahan matriks terlebih
dahulu dilakukan aktivasi/modifikasi kemudian dicampur dengan larutan urea
dengan perbandingan urea dan air adalah 1:1. Campuran kemudian digranulasi
dengan menambahkan tanah liat sebanyak 5 gram. Proses granulasi dilakukan
selama 20 menit dan penambahan perekat tepung konsentrasi 5% sebanyak 4 kali
semprotan. Setelah itu, granul yang telah terbentuk dioven selama 48 jam dengan
suhu 40oC. selanjutnya, granul dilakukan uji fisik. Dari uji yang telah dilakukan
didapat hasil bahwa rancangan komposisi bahan yang menghasilkan nilai bulk
density, %UG, durabilitas yang paling tinggi adalah pada rancangan komposisi
tengah. Sedangkan, rancangan komposisi bahan yang memiliki nilai daya serap air
paling tinggi adalah rancangan komposisi dengan rancangan jumlah matrik paling
banyak. Hal tersebut menunjukan bahwa komposisi bahan berpengaruh nyata
terhadap sifat fisik butiran granul urea SRF.

Kata Kunci : Urea, Slow Release Fertilizer, Granul Urea SRF, Matriks.
PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara agraris merupakan konsumen pupuk yang cukup


besar. Penggunaan pupuk yang cukup besar tersebut menunjang keberhasilan di
sektor pertanian yang merupakan salah satu komoditas sangat penting untuk
meningkatkan ketahanan pangan nasional. Salah satu pupuk yang paling banyak
dikonsumsi adalah pupuk Urea (Sanchez, 1979). Berdasarkan data Asosiasi
Produsen Pupuk Indonesia (APPI) menyebutkan bahwa total konsumsi pupuk urea
mencapai 5.817.541 ton pada tahun 2020. Tingginya permintaan pupuk urea
dikarenakan pupuk urea merupakan unsur terpenting bagi tanaman yaitu memiliki
kandungan nitrogen yang tinggi (45%-46%), rendah biaya, dan ketersediaan
komersial (Trinh dkk, 2014). Namun, urea memiliki sifat yang kurang
menguntungkan yaitu higroskopis dan mudah larut dalam air, sehingga jika
digunakan di lahan air yang mengalir penggunaan urea tabur menjadi sangat boros
dan menyebabkan pencemaran lingkungan (Purnamasari, dkk. 2012). Nitrogen
dalam bentuk anorganik (nitrat, nitrit, dan amoniak) merupakan indikator
pencemaran air. Nitrifikasi banyak berpengaruh terhadap kualitas lingkungan
karena oksidasi dari NH4+ yang stabil menjadi NO3- yang mudah larut dapat
menyebabkan pencemaran nitrat terhadap air tanah.

Untuk meningkatkan efektivitas penggunaan urea dan mengurangi


pencemaran lingkungan, perlu dilakukan modifikasi pupuk urea sehingga pelepasan
urea dalam air dapat dikontrol. Salah satu usaha untuk mengurangi kehilangan
nitrogen adalah dengan membuat pupuk tersebut dalam bentuk slow release.
Teknologi SRF ini telah banyak dikembangkan oleh peneliti sebelumnya dengan
berbagai metode pembuatan. Salah satu metode yang banyak digunakan adalah SRF
matriks, yaitu menempatkan urea dalam matriks pendispersi yang berfungsi
menghambat laju rilis nutrisi. Bahan organic yang dapat digunakan sebagai matriks
pendispersi urea adalah zeolite dan karbon.

Menurut soares (2008), zeolite dapat meningkatkan efesiensi pupuk selain


itu juga mampu digunakan sebagai pertukaran ion, penjernihan air, serta memiliki
kemampuan sebagai adsorben Zeolit merupakan salah satu bahan yang dapat
mengikat nitrogen sementara. Zeolit memiliki nilai kapasitas tukar kation (KTK)
yang tinggi (antara 120-180 me/100g) yang berguna sebagai pengadsorpsi, pengikat
dan penukar kation. Sedangkan karbon, selain dapat dimanfaatkan sebagai penjerap
logam berat dalam proses pengolahan air atau tanah, karbon juga dapat digunakan
sebagai media penjerap nitrogen yang terkandung dalam pupuk urea dengan
menggunakan karbon sebagai penjerap, pelepasan nitrogen ke tanaman menjadi
lebih lambat.

Selain pelapisan matriks pendispersi, sifat fisik granul dari proses granulasi
SRF urea juga berpengaruh pada pelepasan nutrisi pupuk dimana granul yang baik
adalah granul dengan ukuran yang seragam yang dijelaskan berdasarkan
permentaan 28 no 70 tahun 2011 dalam utari bahwa granul yang baik adalah granul
dengan ukuran seragam 2-7 mm, dengan struktur yang kuat dan kokoh. Semua hal
tersebut berpengaruh pada durabilitas, daya serap air, bulk density, dan juga
pelepasan nitrogen pada tanaman. Melihat hal tersebut maka dilakukan penelitian
untuk membandingkan komposisi dari bahan baku matriks yaitu zeolite dan karbon
terhadap sifat fisik granul yang dihasilkan. Dengan adanya penelitian ini, akan
didapat hasil dari komposisi terbaik pupuk SRF yang menghasilkan sifat fisik
granul yang paling baik.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan menggunakan bahan matriks berupa zeolite dan


karbon. Tahapan pembuatan urea SRF matriks dimulai dengan mengaktivasi bahan
matriks (zeolite/karbon). Matriks yang telah diaktivasi kemudian di campur dengan
larutan urea dengan variasi komposisi berat dalam gram matriks dan urea 50m/45u
; 59m/36u ; 68m/27u ; 77m/18u ; 86m/9u. Selanjutnya, di lakukan granulasi dengan
menambahkan filler berupa tanah liat dan perekat berupa larutan tepung tapioca.
Granulasi dilakukan selama 20 menit dengan kecepatan 65 rpm. Granul yang
terbentuk kemudian dianalisis sifat fisiknya.

Aktivasi Matriks

Matriks yang berupa zeolite/karbon terlebih dahulu dilakukan aktivasi


menggunakan larutan NaCl untuk zeolite dan larutan sufaktan untuk karbon.
Kemudian, larutan di sonifikasi menggunakan alat ultrasound TW selama 8-15
menit. Larutan selanjutnya disaring menggunakan kertas saring, endapan yang
tersaring kemudian dikeringkan menggunakan oven selama 1 hari.

Proses Granulasi

Proses granulasi dimulai dengan mencampur bahan matriks dengan urea


yang sudah dilarutkan dalam air dengan komposisi yang sudah ditentukan,
kemudian campuran dikeringkan. Campuran yang sudah kering dimasukkan ke
dalam pan granulator lalu di tambahkan dengan filler berupa tanah liat sebanyak 5
gram. Saat proses granulasi berlangsung secara bertahap di semprotkan perekat
berupa larutan tepung tapioca konsentrasi 5%. Proses granulasi dilakukan selama
20 menit dengan kecepatan putaran 65 rpm. Granul yang telah terbentuk kemudian
di oven selama 2 hari dengan suhu 45oC.

Analisa Sifat Fisik

Analisa sifat fisik yang dilakukan terlebih dahulu adalah mengukur ukuran
granul 2-5 mm menggunakan ayakan. Ukuran granul yang oversize dan yang
kurang dari 2 mm akan dipisahkan. Sedangkan ukuran granul yang sudah
terverifikasi 2-5 mm akan dilanjutkan uji fisik lainnya yang berupa densitas Kamba,
uji durabilitas, daya serap air.

Analisa Morfologi

Analisa morfologi dilakukan dengan menggunakan alat SEM (Scanning


Electron Microscope) dengan perbesaran 500x ; 1000x dan 3000x untuk melihat
struktur atau permukaan dari urea SRF matriks yang terbentuk.

Analisa Gugus Fungsi

Analisa gugus fungsi dilakukan dengan alat FTIR, untuk mengetahui perbedaan
gugus fungsi bahan matriks sebelum diaktivasi; bahan matriks setelah diaktivasi;
dan matriks yang sudah menjadi urea SRF matriks dengan menggunakan hasil
grafik.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran Granul 2-5 mm

Dari uji ukuran granul 2-5 mm, didapat hasil bahwa urea SRF matriks
karbon dan urea SRF matriks zeolite dengan % ukuran granul (ukuran yang
memiliki keseragaman) yang paling tinggi berada pada komposisi tengah. Sehingga
didapat grafik yang menaik kemudian menurun setelah komposisi tengah. Dengan
hasil %UG tertinggi pada urea SRF matriks karbon adalah komposisi 3 dengan
rancangan karbon sebanyak 68 gram dan urea sebanyak 27 gram sebesar 96,07%.
Sedangkan hasil %UG tertinggi pada urea SRF matriks zeolite adalah komposisi 4
dengan rancangan zeolite sebanyak 77 gram dan urea sebanyak 18 gram sebesar
94,57%.

Densitas Kamba

Dari nilai densitas Kamba, didapat hasil bahwa urea SRF matriks karbon
dan urea SRF matriks zeolite yang memiliki nilai densitas kamba tertinggi berada
pada komposisi tengah, hal ini berkaitan dengan hasil dari ukuran granul 2-5 mm.
karena, semakin seragam ukurannya, maka rongga kosong/celah pada tempat
pengukuran densitas akan semakin sedikit, sehingga massa akan semakin besar.
Nilai densitas kamba pada urea SRF matriks karbon yang paling tinggi adalah
komposisi 3 dengan rancangan karbon sebanyak 68 gram dan urea sebanyak 27
gram sebesar 0,486. Sedangkan nilai densitas kamba pada urea SRF matriks zeolite
yang paling tinggi adalah komposisi 4 dengan rancangan zeolite sebanyak 77 gram
dan urea sebanyak 18 gram sebesar 0,472.

Uji Durabilitas

Uji durabilitas adalah uji ketahanan, dimana granul yang dihasilkan akan
diuji menggunakan alat friability sehingga didapat hasil granul yang masih utuh dan
granul yang sudah terkikis. Dari nilai % durabilitas didapat hasil % tertinggi pada
komposisi tengah. % durabilitas yang paling tinggi pada urea SRF matriks karbon
berada pada komposisi 3 dengan rancangan karbon sebanyak 68 gram dan urea
sebanyak 27 gram sebesar 99,9%. Sedangkan %durabilitas pada urea SRF matriks
zeolite yang paling tinggi adalah komposisi 4 dengan rancangan zeolite sebanyak
77 gram dan urea sebanyak 18 gram sebesar 99,1%.

Daya Serap Air

Pada uji daya serap air didapat hasil bahwa, semakin banyak komposisi
matriksnya semakin tinggi pula daya serap airnya. Hal ini dikarenakan fungsi dari
penambahan matriks pada urea adalah sebagai media penjerap agar nitrogen dapat
dikontrol pelepasannya. % daya serap air pada urea SRF matriks yang paling tinggi
adalah pada komposisi 5 dengan rancangan 86 gram matriks dan 9 gram urea
dengan nilai 55,5% untuk urea SRF matriks karbon dan 52,7% untuk urea SRF
matriks zeolite.

Uji SEM

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui gambar mikroskopis


dari permukaan produk yang didapat. Pengamatan tampilan dan bentuk permukaan
granul dilakukan pada granul urea SRF Matriks karbon komposisi 3 dan urea SRF
Matriks Zeolit komposisi 4, dikarenakan urea matriks pada komposisi tersebut
memiliki hasil yang terbaik dari setiap parameternya.

Gambar Hasil Uji SEM Urea SRF Matriks Karbon perbesaran 500x, 1000x, dan
3000x

Gambar diatas menunjukan penampakan granul yang dilihat dari berbagai


ukuran mikroskopis dengan perbesaran 500,1000, dan 3000 kali. Terlihat bahwa
terdapat bintik dengan warna putih yang dimungkinkan merupakan urea, sedangkan
hitam adalah karbon. Pada gambar terlihat SRF matriks karbon terdapat beberapa
lubang /pori-pori, dimana pori pori tersebut berfungsi sebagai media pengadsorpsi
nitrogen. Struktur pori juga membesar akibat dari proses aktivasi menggunakan
larutan CPC, dimana fungsi dari aktivasi itu sendiri adalah untuk memperbesar pori
pori pada karbon. Pada gambar juga terlihat pintalan pintalan yang dimungkinkan
merupakan perekat tepung tapioca yang berfungsi agar granul tidak mudah rapuh.

Gambar Hasil Uji SEM Urea SRF Matriks Zeolit perbesaran 500x, 1000x, dan
3000x

Gambar (a-c) menunjukkan kenampakan granul dilihat dari berbagai ukuran


mikroskopis pada perbesaran 500, 1000 dan 3000 kali. Dapat dilihat pada granul
terdapat bintik-bintik putih yang kemungkinan merupakan urea, sedangkan yang
hitam adalah zeolit. Pada gambar, matriks SRF zeolit memiliki beberapa
lubang/pori, dimana lubang tersebut berfungsi sebagai media absorpsi dan sebagai
media pertukaran ion.

Uji FTIR
Hasil yang diperoleh dari hasil analisis FTIR karbon asli dan modifikasi ditunjukan
pada gambar dibawah ini

Gambar Grafik Hasil FTIR Karbon asli, Karbon modifikasi dan SRF Matriks
Karbon
Pada hasil FTIR karbon sebelum modifikasi dan karbon modifikasi
memiliki bentuk pita yang serupa dan gugus fungsi yang sama. Proses aktivasi
karbon menggunakan larutan sufaktan tidak mengubah gugus fungsi namun
bertujuan untuk memperluas permukaan dari karbon, dimana larutan sufaktan
merupakan senyawa kimia yang mengaktifkan suatu zat lain yang awalnya tidak
dapat bereaksi. Larutan sufaktan yang digunakan pada penelitian ini merupakan
CPC (Cetylpyridinium Chloride). Pada karbon asli dan modifikasi ditemukan gugus
fungsi C=C dan C=O pada rentan 1400-1800 cm-1, gugus C=C yang ditemukan
pada posisi serapan tersebut mengindikasikan senyawa alkena dan gugus C=O yang
ditemukan pada serapan tersebut mengindikasikan senyawa aldehid. Selanjutnya
ditemukan juga gugus C=N pada rentan 2220-2260 cm-1 yang mengartikan gugus
tersebut merupakan senyawa dari nitril. Puncak serapan pada karbon asli dan
modifikasi berada di rentan 2000-2500 cm-1, dimana rentan tersebut mengindikasi
adanya gugus C rangkap tiga.
Pada karbon modifikasi yang telah di tambah urea (Urea SRF matriks
karbon) ditemukan beberapa gugus yang muncul diantaranya adalah gugus N-H
bend pada rentan serapan 1590-1655 cm-1 yang merupakan senyawa dari amida,
kemudian pada serapan 1500-3500 cm-1 diidentifikasikan dengan gugus O-H yang
mengindikasikan senyawa dari asam karboksilat. keberadaan gugus fungsi
hidroksil (-OH) dan gugus amina (C-N) berperan penting dalam adsorpsi (Silaen,
dkk., 2019).
Hasil yang diperoleh dari hasil analisis FTIR SRF Matriks Karbon Komposisi
3 dan SRF Matriks Karbon Komposisi 5 ditunjukan pada gambar dibawah ini :
Gambar Grafik Hasil FTIR Zeolit asli, Zeolit modifikasi, dan Urea SRF matriks
zeolit
Pada zeolite asli / sebelum termodifikasi ditemukan gugus fungsi C-I pada
rentan bilangan gelombang 200-500 cm-1, kemudian pada rentan bilangan
gelombang 500-680 cm-1 diidentifikasikan dengan gugus C-Br. Sedangkan, setelah
zeolite di modifikasi menggunakan larutan NaCl ditemukkan gugus fungsi C=C
pada rentan bilangan gelombang 1640-1670 cm-1, kemudian pada rentan bilangan
3400-3500 cm-1 ditemukan gugus fungsi N-H. Pada zeolite asli dan modifikasi
menunjukan bahwa terbentuk bilangan gelombang pada rentan 2000-2500 cm-1, hal
tersebut dikarenakan adanya penyerapan oleh C rangkap tiga dengan intensitas pada
zeolite asli sebesar 97,38 dan zeolite modifikasi sebesar 96,4. Nilai tersebut
menunjukan bahwa tujuan dari modifikasi atau aktivasi tercapai, yaitu
memperbesar daya serap dari zeolite. Karena, semakin kecil intensitas T% nya
maka semakin besar daya serap nya atau semakin kecil cahaya yang lewat/tidak
terserap. Pada zeolite asli dan modifikasi juga terbentuk ikatan C-O dengan
munculnya bilangan gelombang pada range 750-1250 cm-1.
Pada zeolit modifikasi yang telah di tambah urea (Urea SRF matriks zeolit)
ditemukan beberapa gugus serupa dengan Urea SRF matriks karbon yang muncul
diantaranya adalah gugus N-H pada rentan serapan 1590-1655 cm-1 yang
mengindikasikan senyawa amina dimana senyawa amina merupakan turunan dari
amonia, kemudian pada serapan 1500-3500 cm-1 diidentifikasikan dengan gugus O-
H yang merupakan senyawa asam karboksilat.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari Analisa hasil penelitian yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa nilai bulk density, %UG ukuran
1-5 mm, durabilitas yang paling tinggi didapatkan pada rancangan bahan
urea SRF matrik zeolit pada komposisi tengah, dengan rancangan matrik
zeolit sebanyak 77 gram dan urea sebanyak 18 gram. Sedangkan, %DSA
didapat hasil tertinggi pada komposisi rancangan akhir. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa rancangan komposisi bahan mempengarusi sifat fisik
granul urea SRF. Pada uji SEM terlihat bahwa granul memiliki lubanag
pori sebagai media penjerap nitrogen dan pintalan putih berupa perekat.
Pada uji FTIR didapat hasil pola grafik karbon asli, karbon modifikasi dan
urea SRF matriks karbon yang serupa.
2. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa nilai bulk density, %UG ukuran
1-5 mm, durabilitas yang paling tinggi didapatkan pada rancangan bahan
urea SRF matrik karbon pada komposisi tengah, dengan rancangan matrik
karbon sebanyak 68 gram dan urea sebanyak 27 gram. Sedangkan, %DSA
didapat hasil tertinggi pada komposisi rancangan akhir. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa rancangan komposisi bahan mempengarusi sifat fisik
granul urea SRF. Pada uji SEM terlihat bahwa granul memiliki lubanag
pori sebagai media penjerap nitrogen dan pintalan putih berupa perekat.
Pada uji FTIR didapat hasil pola grafik karbon asli, karbon modifikasi dan
urea SRF matriks karbon yang serupa.

Saran
Penulis menyadari penelitian ini banyak kekurangannya, sehingga dalam
laporan ini penulis menyarankan agar dalam penelitian berikutnya sebaiknya
ditambahkan control untuk tingkat kelembapan bahan sebelum proses granulasi
sehingga hasil granul urea SRF yang diperoleh lebih maskimal.

DAFTAR PUSTAKA
Purnamasari, I., Rochmadi, dan Sulistyo, H. 2012. Kinetika Reaksi Polimerisasi
Urea Asetaldehid dalam Proses Enkapsulasi Urea . Jurnal
Rekayasa Proses, Vol. 6, No. 2, 2012.

Anonim. 2020.”Pupuk Indonesia Punya Stok 1527 ton Cukup Hingga 2021”
Diakses pada
https://money.kompas.com/read/2020/01/27/214916226/pupuk indonesia-
punya-stok-1527-juta-ton-cukup-hingga-2021 pada 11 Desember 2021
pukul 22.35 WIB
Hikmah, Nurul. 2006. Peranan Zeolit dalam Pelepasan Nitrogen dari Pupuk
Tersedia Lambat (Slow Release Fertilizer). Institut Pertanian Bogor :
Bogor.

Diana, dkk. 2020. Preparasi Karbon Berpori dari Limbah Ampas Kopi sebagai
Matriks pada Pembuatan Slow Release Fertilizer. Universitas Islam
Indonesia : Yogyakarta.

Nusba, Rima. 2013. Pemanfaatan Kitosan dalam Pelepasan Nitrogen dari Pupuk
Tersedia Lambat (Slow Release Fertilizer). Universitas Jember : Jember.

Ganda Darmono Nainggolan. (2009). Pola Pelepasan Nitrogen dari Pupuk Tersedia
Lambat (Slow-Release fertilizer) Urea-Zeolit-Asam Humat. Jurnal Zeolit
Indonesia Vol 8 No. 2.

Ganda Darmono Nainggolan, dkk. 2009. POLA PELEPASAN NITROGEN DARI


PUPUK TERSEDIA LAMBAT (SLOW RELEASE FERTILIZER) UREA

ZEOLIT-ASAM HUMAT. JURNAL ZEOLIT INDONESIA. Vol 8 No. 2 :

(89-96).

Mawadah, Aida. 2016. Pengaruh Penambahan Urea Terhadap Peningkatan


Pencemaran Nitrit Dan Nitrat Dalam Tanah. Universitas Gajah Mada:
Yogyakarta.

Puspitasari, T. C. 2009. Pengaruh Beberapa Tingkat Konsentrasi Perekat yang


Terbuat

Dari Tepung Tapioka Terhadap Kualitas Briket Batu Bara.Skripsi. Fakultas


Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung. Bandar
Lampung.

Rahmat Hidayat. (2017). Peranan Zeolit Nanopori Termodifikasi sebagai Material


Pengontrol Pelepasan Pupuk Urea. https://docplayer.info/34331769-
Perananzeolit-nanopori-termodifikasi-sebagai-material-
pengontrolpelepasan-pupukurea.html (11 November 2021).

Rahmat Alfianto. (2011). Kajian Pembuatan Arang Aktif Dari Sekam Padi Dengan

Teknik Pelarutan

Silika.http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/4031/A1ral.p df?se
quence=1. (11 November 2021)

Chen, L., Xie, Z., Zhuang, X., Chen, X., dan Jing, X.. 2007. Controlled Release
Urea Encapsulated by Starch-g-poly (L-lactide), pp.342-348. Carbohydrate
Polymers, Science Direct.

You might also like