Professional Documents
Culture Documents
Laporan Desa Inklusi Cenang
Laporan Desa Inklusi Cenang
DISUSUN OLEH
1. Darin Sabina Marsanda 2120600006
2. Dimas Rizki Al-Faidzi 2120600010
3. Leni Suciatun Soleha 2120600015
4. Nabilahtun Husna Nurjahri 2120600019
5. Afid Maulana 2120600040
DAFTAR ISI..................................................................................................................i
BAB I.............................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Manfaat Observasi..............................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
BAB III..........................................................................................................................8
A. Kesimpulan..........................................................................................................8
B. Saran....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................9
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Manfaat Observasi
1. Mendapatkan hasil yang bisa digunakan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan
kualitas aksesibilitas bagi penyandang disabilitas pada Desa Cenang.
2. Mendapatkan hasil yang bisa digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki
kekurangan dalam penyediaan desa inklusif
3. Untuk memberikan gambaran secara umum kepada pembaca terkait kondisi Desa
Cenang dalam kesiapanya menuju Desa Inklusif
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Apakah dalam melakukan pelayanan dengan perangkat desa, mudah diakses oleh penyandang
disabilitas mental?
a. Sangat tidak mudah
b. Tidak mudah
c. Cukup mudah
d. Mudah
e. Sangat mudah
3. Apakah jalan menuju pelayanan mudah untuk dilalui oleh penyandang disabilitas fisik?
a. Sangat tidak mudah
b. Tidak mudah
c. Cukup mudah
d. Mudah
e. Sangat mudah
4. Apakah dalam penyedian jalur pedestrian bagi penyandang disabilitas sensorik di Desa
Cenang memadai untuk dibangun?
a. Sangat tidak memadai
b. Tidak memadai
c. Cukup memadai
d. Memdai
e. Sangat memadai
5. Apakah jalur pedestrian yang tersedia mudah dilalui oleh penyandang disabilitas fisik?
a. Sangat tidak mudah
3
b. Tidak mudah
c. Cukup mudah
d. Mudah
e. Sangat mudah
6. Apakah akses dari rumah ke tempat pelayanan mudah dilalui oleh penyandang disabilitas
fisik?
a. Sangat tidak mudah
b. Tidak mudah
c. Cukup mudah
d. Mudah
e. Sangat mudah
7. Apakah akses dari rumah ke tempat pelayanan mudah dilalui oleh penyandang disabilitas
sensorik?
a. Sangat tidak mudah
b. Tidak mudah
c. Cukup mudah
d. Mudah
e. Sangat mudah
8. Apakah akses pintu masuk bagi penyandang disabilitas fisik mudah untuk dilalui?
a. Sangat tidak mudah
b. Tidak mudah
c. Cukup mudah
d. Mudah
e. Sangat mudah
9. Apakah akses transportasi hak penyandang disabilitas mudah diterapkan didesa cenang?
a. Sangat tidak mudah
b. Tidak mudah
c. Cukup mudah
d. Mudah
e. Sangat mudah
10. Apakah jalur kuning mudah diakses oleh penyandang disabilitas tuna netra?
a. Sangat tidak mudah
b. Tidak mudah
c. Cukup mudah
d. Mudah
e. Sangat mudah
11. apakah penyandang disabilitas fisik mudah untuk menggunakan kursi roda menggunakan
trotoar untuk mengakses fasilitas pelayanan publik?
a. Sangat tidak mudah
4
b. Tidak mudah
c. Cukup mudah
d. Mudah
e. Sangat mudah
12. Apakah akses warning block memudahkan untuk penyandang disabilitas tunanetra?
a. Sangat tidak mudah
b. Tidak mudah
c. Cukup mudah
d. Mudah
e. Sangat mudah
13. Apakah dalam melakukan pelayanan akses perangkat desa dalam mengatur janji temu kepada
penyandang disabilitas mental mudah untuk filakukan?
a. Sangat tidak mudah
b. Tidak mudah
c. Cukup mudah
d. Mudah
e. Sangat mudah
14. Apakah kondisi lingkungan mudah untuk dilakukan pembuatan jalur khusus untuk
penyandang disabilitas fisik?
a. Sangat tidak mudah
b. Tidak mudah
c. Cukup mudah
d. Mudah
e. Sangat mudah
15. Apakah dalam penyediaan parkir khusus bagi penyandang disabilitas di Desa Cenang
memadai untuk dibangun?
a. Sangat tidak mudah
b. Tidak mudah
c. Cukup mudah
d. Mudah
e. Sangat mudah
16. Apakah dalam penyediaan Ram atau tangga landai mudah diakses bagi pengguna kursi roda
atau penyandang disabilitas netra?
a. Sangat tidak mudah
b. Tidak mudah
c. Cukup mudah
d. Mudah
e. Sangat mudah
17. Apakah dalam penyediaan Ram atau tangga landau bagi pengguna kursi roda atau
5
penyandang disabilitas netra mudah untuk disediakan oleh desa?
a. Sangat tidak mudah
b. Tidak mudah
c. Cukup mudah
d. Mudah
e. Sangat mudah
Data diatas merupakan skala likert yang diajukan kepada bapak Sugeng Mulyono selaku
sekertaris desa. Kami mengajukan tujuh belas pertanyaan dimana terdapat lima jawaban yang
harus dipilih. Pertama jawaban nomor satu yaitu mudah. Hal ini komitmen dari perangkat desa
mudah diakses oleh penyandang disabilitas fisik. Pada pertanyaan nomor dua, menunjukan
bahwa perangkat desa dalam melakukan pelayanan tidak mudah diakses oleh menyandang
dissbilitas mental, hal ini karena penyandang disabilitas mental memerlukan pelayanan dengan
keahlian khusus yang dimiliki oleh perangkat desa. Pada pertanyaan nomor tiga, menunjukan
jalan menuju pelayanan mudah untuk dilalui untuk penyandang disabilitas fisik, karena pada
desa tersebut akses jalan yang dilalui mudah dilewati khususnya penyandang disabilitas fisik.
Pertanyaan nomor empat, dalam penyediaan jalur pendestrian bagi penyandang
disabilitas sensorik menunjukan sangat tidak memadai untuk dibangun, hal ini karena desa
tersebut belum mampu membangun jalur pedestrian dikarenakan kontur tanah yang tidak rata
dan terkait anggaran dalam pembangunan yang sulit untuk disediakan. Pada pertanyaan nomor
lima, menunjukan jalur pedestrian yang tersedia tidak mudah dilalui oleh penyandang disabilitas
fisik karena kondisi tanah tidak rata. Pada pertanyaan nomor enam, menunjukan akses dari
rumah ke tempat pelayanan cukup mudah dilalui oleh penyandang disabilitas fisik karena kondisi
jalan yang sudah memadai. Sedangkan pada pertanyaan nomor tujuh menunjukkan akses dari
rumah menuju tempat pelayanan tidak mudah dilalui oleh penyandang disabilitas sensorik karena
penyandang disabilitas sensorik perlu dibantu seseorang untuk melakukan pelayanan.
Pertanyaan nomor delapan menunjukkan akses pintu masuk mudah dilalui oleh
penyandang disabilitas fisik karena model pintu yang dibangun sudah ramah dan nyaman bagi
penyandang disabilitas fisik. Pada pertanyaan nomor sembilan menunjukkan akses transportasi
hak penyandang disabilitas tidak mudah diterapkan hal ini karena dipengaruhi oleh kurangnya
anggaran desa karena tidak adanya juga BUMDES milik Desa cenang. Pada pertanyaan nomor
sepuluh menunjukkan bahwa jalur kuning yang tersedia tidak mudah dilalui oleh penyandang
disabilitas tuna netra.
Pertanyaan nomor sebelas menujukkan bahwa bagi penyandang disabilitas fisik tidak
mudah dalam penggunaan kursi roda melalui trotoar, hal ini karena area yang tersedia sangat
sempit dan tidak mungkin untuk dibangun. Pada pertanyaan dua belas menunjukkan bahwa akses
warning blok sangat tidak mudah diakses oleh penyandang disabilitas tunanetra. Pada pertanyaan
tiga belas menunjukkan bahwa tidak mudah dalam mengatur waktu janji temu dengan perangkat
desa bagi penyandang disabilitas mental, hal ini karena kemampuan perangkat desa dalam
melayani disabilitas mental tersebut tidak ada keahlian khusu yang dimiliki oleh perangkat desa.
Pertanyaan nomor empat belas menunjukkan bahwa kondisi lingkungan yang tidak
mudah untuk pembuatan jalur khusus bagi penyandang disabilitas fisik, hal ini karena
6
lingkungan pada desa tersebut rawan bagi penyandang disabilitas fisik karena banyak kendaraan
yang lalu lalang. Pertanyaan nomor lima belas menunjukkan bahwa tidak mudah dalam
penyediaan lahan parkir khusus bagi penyandang disabilitas, hal ini karena lahan yang ada pada
kantor kepala desa sangat sempit sehingga tidak mudah untuk dibangun. Pertanyaan nomor enam
belas menunjukkan bahwa dalam penyediaan ram atau tangga landai sangat tidak mudah diakses
oleh penyandang disabilitas netra, karena jika dilihat kondisi kantor kepala desa tersebut sangat
tidak memungkinkan dikarenakan bangunannya yang kecil juga areanya yang sempit. Pertanyaan
nomor tujuh belas menunjukkan bahwa dalam penyediaan ram tersebut juga tidak mudah
disediakan oleh desa, hal ini karena dipengaruhi juga oleh anggaran desa yang sedikit sehingga
tidak mampu membangun fasilitas khusus bagi penyandang disabilitas.
Dilihat dari jawaban pertanyaan diatas dapat dipahami kekuatan (Strengths) yang dimiliki
pada Desa Cenang yaitu akses untuk membuat janji temu untuk melakukan pelayanan serta
pelayanan yang mudah untuk diakses, dalam pelayananya perangkat desa sudah memberikan
pelayanan yang maksimal kepada masyarakat yang menjadikan kekuatan dalam pelayanan di
Desa Cenang. Kelemahan (Weaknesses) dalam penyediaan fasilitas bagi penyandang disabilitas
Desa Cenang belum bisa dikarenakan tidak ada anggaran yang dianggarkan dalam pembangunan
fasilitas pelayanan bagi penyandang disabilitas. Peluang (Opportunities) yang ada dalam
kesiapan menuju desa inklusi pada Desa Cenang yaitu dalam hal lingkungan masih bisa diakses
dan mudah untuk dibangun jalur pedestrian ataupun jalur kursi roda. Ancaman (Threats) yang
ada dalam kesiapan Desa Cenang menjadi desa inklusi yaitu pada penerimaan masyarakatnya,
masyarakat Desa Cenang masih menganggap penyediaan fasilitas untuk aksesibilitas
penyandang disabilitas tidaklah penting, hal tersebut dikarenakan penyandang disabilitas pada
Desa Cenang tergolong sedikit.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan diatas, dapat kami ambil
kesimpulan bahwa Desa Cenang belum siap dalam penyediaan aksesibilitas bagi penyandang
disabilitas hal tersebut dikarenakan kondisi desa serta letak tempat tinggal menuju pelayanan
desa masih mudah untuk dilalui, serta kecilnya angka disabilitas pada Desa Cenang menjadikan
penyediaan aksesibilitas dirasa belum perlu untuk dibangun. Hambatan juga terdapat dalam hal
pendanaan untuk pembangunan aksesibilitas yang sulit direalisasikan. Akan tetapi, Desa Cenang
berkomitmen dalam menjadikan desa inklusif di Kabupaten Brebes.
B. Saran
Diharapkan kedepannya Desa Cenang dapat membangun pelayanan desa yang mudah
untuk diakses semua masyarakat khususnya penyandang disabilitas dan dapat memberikan
pemahaman kepada masyarakat untuk menyamaratakan semua manusia dalam hal pelayanan dan
fasilitas pelayanan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Mumpuni, S. D., & Zainudin, A. (2018). Aksesbilitas Penyandang Disabilitas dalam Pelayanan
Publik di Kabupaten Tegal. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 1(2).