You are on page 1of 2

Bullying Pada Anak

Bullying atau intimidasi adalah sebuah perlakuan kasar yang dilakukan secara fisik,
verbal melalui dunia maya dan emosional seseorang yang dilakukan agar
mendapatkan kekuasaan, mencari sensasi, atau pun ingin menyingkirkan orang
(korban) tersebut. Contoh bullying fisik adalah menendang, menonjok, memukul,
dll. Jenis bullying tersebut di lakukan pada anggota tubuh. Contoh bullying verbal
adalah membuat nama panggilan yang menyinggung si korban. Biasanya, nama
panggilan ini dibuat karena ras, agama, status ekonomi, dll. Contoh bullying melalui
dunia maya (cyber) adalah melalui internet dengan cara mengirimkan gambar, sms,
chatting, jejaring sosial seperti twitter, facebook, dll. Contoh jenis bullying yang
terakhir adalah emosional bullying, yaitu dengan cara menyebarkan cerita yang
tidak-tidak (fitnah), membongkar rahasia si korban, dll.
Factor-faktor penyebab bullying ada banyak, yaitu dari lingkungan sekolah,
lingkungan rumah dan komunitas. Dari lingkungan sekolah, bisa di lihat dari cara si
korban bergaul. Tidak disukai teman-teman sekolahnya, di jauhkan dan dikucilkan.
Hal ini diakibatkan karena si korban mungkin susah bergaul (bersosialisasi) atau
dari teman-temannya yang tidak suka dengan si korban. Dari lingkungan rumah,
dapat dilihat bahwa ia tidak mempunyai teman untuk bermain dan tetangga-
tetangga sekitar menganggap dirinya aneh. Dari suatu komunitas, dapat dilihat dari
cara mereka berinteraksi pada si korban. Entah berbicara dengan kasar,
menganggap ia sebagai babu yang bisanya disuruh-suruh saja, ataupun dari cara
mereka menunjukkan sikapnya kepada si korban kepada orang lain.
Efek bullying mengakibatkan hal yang sangat fatal. Untuk orang yang di intimidasi
(korban), ia akan menderita stress berat dan depresi dan jika si pelaku
mengintimidasinya semakin parah, ia akan mencoba untuk bunuh diri. Hal ini
berkaitan dengan masalah kesehatannya. Ia bisa saja tidak makan seharian, dan
mengidap penyakit yang lebih parah dari yang diperkirakan. Untuk orang yang
mengintimidasi (pelakunya), ia akan lebih mudah terjerumus ke pergaulan yang
tidak-tidak (memakai obat-obatan terlarang), mudah mendapatkan masalah di
sekolah dan mudah dikeluarkan dari sekolah.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh beberapa pihak di sekitar korban seperti
orangtua, sekolah (guru dan kepala sekolah), orang yang di percaya oleh korban
(sahabat). Orang tua dapat memperketat pengamanan anaknya dengan cara
mengawasi anaknya agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Sekolah bisa
mengadakan program khusus murid-murid yang bermasalah. Selain bisa
menyediakan program, sekolah bisa membuat peraturan menjadi lebih ketat seperti
jika ada penindasan di sekolah tersebut, akan dikenai sangsi dan dihukum. 
Ada beberapa hal yang harus diingat oleh korban, bahwa ia tidak sendiri. Itu
bukan sepenuhnya kesalahan dia dan tidak ada yang boleh di tindas, berbicaralah
pada orang yang dia percaya (sahabat). Ini yang paling penting bahwa jangan
menyakiti diri sendiri meskipun seberapapun tingkat stress dan depresi, jangan
menindas balik orang yang menindas dia, jangan biarkan yang menindas menang
dan lakukan apa yang dia suka lakukan.
Program yang dapat dilaksanakan dan diadakan adalah anti-bullying, yaitu
pencegahan penindasan anak-anak di sekolah maupun di lingkungan di sekitarnya.
Prograam ini sudah dilaksanakan di beberapa Negara. Agaknya, lebih dari 50% siswa
tidak menindas temannya setelah mengikuti program anti-bullying tersebut.
Program ini adalah sebuah aktivitas yang membuat satu anak dengan anak yang
lainnya berbaur. Jadi, ayo kita laksanakan/adakan program anti-bullying untuk
mengurangi penindasan pada anak di bawah umur

You might also like