Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Golongan Psikotropika adalah zat atau obat baik alami maupun sintetis namun
bukan Narkotika yang berkhasiat aktif terhadap kejiwaan (psikoaktif) melalui
pengaruhnya pada susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan perubahaan tertentu pada
aktivitas mental dan perilaku. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang akan menyebabkan
perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit dan dapat
menimbulkan ketergantungan (adiksi).
Zat adiktif adalah zat yang dapat mengakibatkan ketergantungan (adiksi) dalam
arti lain adalah zat yang dapat menyebabkan kecanduan. Contoh: alcohol, nikotin
(rokok),ganja, opium, sabu-sabu, putau, morfin dll. Zat adiktif diperoleh dari berbagai
jenis tumbuhan yaitu ganja (cannabis sativa), opium (papaver somniverum), kokain
(erytroxylum coca). Keseluruhan zat adiktif ini disebut narkoba (Narkotika dan obat
terlarang) atau NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif lainya).
2
Inhalansia dan Solyen adalah Zat yang meliputi berbagai senyawa organik yang
berupa gas atau cairan yang mudah menguap. Inhalansia dan solyen dalam berbagai
barang keperluan rumah tangga dan kantor contohnya yaitu pelarut pada perekat lem,
tiner, tipe-ex, kloroform, Freon, aseton, dan bensin. Penyalahgunaan inhalansia dan
solyen terutama terdapat pada anak-anak berumur 9-14 thn, walaupun begitu orang yang
lebih tua juga ada yang melakuhkannya. Pemakaian kronis dapat merusak berbagai organ
tubuh, misalnya otak, ginjal, paru-paru, jantung dan sumsum tulang. Belakangn ini marak
ditemukan penyalahgunaan produk rumah tangga yang mempunyai efek halusinogen
dengan metode inhalansia.
B. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
NAPZA merupakan akronim dari Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya yang
merupakan jenis obat-obatan yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan dan kejiwaan.
NAPZA secara umum adalah zat-zat kimiawi yang apabila dimasukkan kedalam tubuh baik
secara oral (diminum, dihisap, dihirup dan disedot) maupun disuntik, dapat mempengaruhi
pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. Hal ini dapat menimbulkan gangguan
keadaan sosial yang ditandai dengan indikasi negatif, waktu pemakaian yang panjang dan
pemakaian yang berlebihan (Lumbantobing, 2007).
Narkotika adalah suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman
baik sintesis maupun semi sintesis yang menyebabkan penurunan dan perubahan
kesadaran, mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri serta dapat menimbulkan
ketergantungan secara fisik maupun psikologik.
Psikotropika adalah setiap bahan baik alami ataupun buatan bukan Narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif mempunyai pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Zat Adiktif yaitu bahan lain yang bukan Narkotika atau Psikotropika yang merupakan
inhalasi yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan, misalnya lem, aceton,
eter, premix, thiner dan lain-lain.
Zat adiktif merupakan penghantar untuk memasuki dunia penyalahgunaan Narkoba. Pada
mulanya seseorang nyicip zat adiktif ini sebelum menjadi pecandu aktif. Zat adiktif yang
akrab ditelinga masyarakat ialah nikotin dalam rokok dan etanol dalam minuman
beralkohol dan pelarut lain yang mudah menguap seperti aseton, thiner dan lain-lain.
berulang. Disamping itu menyebabkan sindroma putus obat (withdrawal) apabila pemakaian
dihentikan (Hawari, 2000).
Maraknya penyalahgunaan NAPZA tidak hanya dikota-kota besar saja, tapi sudah sampai
ke kota-kota kecil diseluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari tingkat sosial ekonomi
menengah bawah sampai tingkat sosial ekonomi atas. Dari data yang ada, penyalahgunaan
NAPZA paling banyak berumur antara 15–24 tahun. Tampaknya generasi muda adalah sasaran
strategis perdagangan gelap NAPZA. Oleh karena itu kita semua perlu mewaspadai bahaya dan
pengaruhnya terhadap ancaman kelangsungan pembinaan generasi muda. Menurut hasil survei
masyarakat yang kecanduan mengkonsumsi NAPZA adalah akibat kurangnya kesadaran
masyarakat akan kesehatan, dan desakan ekonomi maupun sosial dalam kehidupan, sehingga
menyebabkan masyarakat mengalami stress, dan mencari pelampiasan melalui konsumsi obat-
obat penenang yang di kategorikan sebagai NAPZA.
5
BAB III
PERMBAHASAN
A. Definisi Inhalasan
"Inhalan” berupa uapan zat beracun yang dihirup untuk cepat mencapai “high”. Di
antara lebih dari 1.000 produk rumah tangga yang dapat disalahgunakan sebagai inhalan.
Inhalan mencakup bahan-bahan kimia yang ditemukan di produk-produk rumah tangga
seperti penyemprot aerosol, cairan pembersih, lem, cat, tiner cat, penghilang cat kuku,
amyl nitrite dan bahan bakar ringan. Obat ini didengus atau dihirup (menghirup uap).
Inhalan mempengaruhi otak. Bila ada bahan atau uapan dihirup melalui hidung dan
mulut, itu akan mengakibatkan kerusakan fisik dan mental untuk selamanya. Mereka
mengurangi oksigen dalam tubuh dan memaksa jantung untuk berdetak secara tidak
teratur dan lebih cepat. Mereka yang menggunakan inhalan akan kehilangan indra
mencium, mengalami rasa mual dan hidung berdarah, dan bisa mengalami masalah-
masalah hati, paru-paru dan ginjal. Penggunaan yang tetap dan lama bisa mempengaruhi
berkurangnya massa otot, tonus dan kekuatannya. Inhalan dapat menyebabkan seseorang
tidak dapat lagi berjalan, berbicara dan berpikir normal. Kerusakan terbanyak terjadi di
jaringan otak bila uapan beracun dihirup langsung ke dalam sinus- sinus. Inhalansia
merupakan metode yang sangat mudah di salah gunakan untuk memberi efek halusinogen
bagi pemakai, dikarenakan bahan nya yang mudah temukan dalam kehudupan sehari-
hari dan tidak perlu menggunakan biaya banyak untuk mendapatkannya.
Sebagian besar orang akan merasa pusing bila apabila berada di tempat
pengisian bahan bakar. Selain karena baunya yang menyengat, bensin juga
mengandung beberapa zat kimia yang berbahaya. Efek inhalansia pada otak adalah
hipoksia. Hipoksia adalah kondisi ketika memindahkan udara dalam Paru-
7
Ngelem adalah menghirup uap lem, zat pelarut (thinner cat) atau zat lain
sejenisnya dengan maksud untuk mendapatkan sensasi ‘high’ atau mabuk. lem aica
9
aibon merupakan inhalan yang sering dipakai anak jalanan untuk ngelem. Berbeda
dengan jenis narkoba lain, lem sangat mudah didapatkan serta dapat didapat dengan
harga yang cukup murah.
Efek yang ditimbulkan dari menghirup uap lem mampu menyebabkan halusinasi,
sensasi melayang-layang serta rasa tenang sesaat meski kadang efeknya bisa bertahan
hingga 5 jam sesudahnya. Efek lain yang bisa ditimbulkan dari kegiatan “ngelem” ini
sendiri antara lain adalah tidak merasakan lapar meskipun sudah waktunya makan
karena ada penekanan sensor lapar di susunan saraf di otak. Inhalen mengandung
bahan-bahan kimia yang bertindak sebagai depresan. Depresan memperlambat sistem
syaraf pusat, mempengaruhi koordinasi gerakan anggota badan dan konsentrasi
pikiran. Inhalen mempengaruhi otak dengan kecepatan dan kekuatan yang jauh lebih
besar dari zat lain, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan fisik dan mental yang tidak
dapat disembuhkan. Selain membahayakan diri sendiri, pengguna inhalen juga bisa
membahayakan orang lain. Karena zat depresan ini, bisa menyebabkan seseorang
bersifat agresif dan melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya dan orang
lain.
Dalam dosis awal yang kecil inhalen dapat menginhibisi serta menyebabkan
perasaan euphoria, kegembiraan, dan sensasi yang menyenangkan. Gejala psikologis
lain pada dosis tinggi dapat berupa rasa ketakutan, ilusi sensorik, halusinasi auditoris
dan visual dan distorsi ukuran tubuh. Gejala neurologis dapat termasuk bicara yang
tidak tak jelas (menggumam, penurunan kecepatan bicara dan ataksia). Salah satu
komponen dalam inhalan yang berbahaya adalah pelarut solvent, yakni cairan yang
dalam suhu ruangan mudah sekali menguap. Dalam hal ini yang terdapat dalam lem
adalah benzil alkohol yang sifatnya sangat mudah menguap. Ketika terhirup, uap
pelarut (solven) ini hanya membutuhkan waktu yang singkat untuk mencapai kadar
10
toksik atau beracun. Sistem organ yang diserang adalah otak dan saraf, khususnya
yang berhubungan dengan jantung dan pernafasan.
Efek jangka pendek yang dirasakan saat menghirup uap solven meliputi gejala-gejala
sebagai berikut:
Karena uap solven tersebut bisa terakumulasi di jaringan tubuh, dalam jangka
panjang jika terhirup terus menerus bisa memberikan efek jangka panjang. Di
antaranya adalah sebagai berikut:
Kerusakan otak (bervariasi, mulai dari cepat pikun, parkinson dan kesulitan
mempelajari sesuatu)
Otot melemah
Depresi
Sakit kepala dan mimisan
Kerusakan saraf yang memicu hilangnya kemampuan mencium bau dan
mendengar suara.
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inhalan merupakan zat- zat kimia yang penggunaan nya banyak disalahgunakan
oleh masyarakat umum dalam berbagai usia. Beberapa zat kuat adiktif yang terdapat pada
produk inhalan memberikan efek ketergantungan bagi pemakainya. Dalam jangka
panjang maupun jangka pendek inhalan berakibat buruk pada pemakainya karena dapat
merusak organ bahkan menyebabkan kematian. Perlu tindakan khusus dan pengawasan
lebih dari penggunaan produk yang mengandung zat adiktif di dalam nya, melihat
banyaknya masyarakat yang menjadikan inhalan sebagai produk yang sangat mudah
disalahguanakan dala kehidupan seahri- hari.
12
DAFTAR PUSTAKA
Hawari, D. 2000. Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Aditif. Fakultas Kedokteran Umum
Universitas Indonesia: Jakarta.