You are on page 1of 10

KERANGKA ACUAN KERJA

Program : Pengembangan Energi


Kegiatan : Pengusahaan Kegiatan Energi Baru Terbarukan (EBT)
Pekerjaan : Studi Pengusahaan dan Pengembangan Biofuel di Provinsi Jambi
Tahun Anggaran : 2018
Instansi : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jambi
Sumber Dana : APBD Provinsi Jambi

Uraian Pendahuluan
a. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup
1. Pendahuluan satuan kerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jambi
b. Pemegang mata anggaran adalah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jambi
c. Untuk penyelenggaraan satuan kerja termaksud, dibentuk organisasi
pengelola satuan kerja berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas.

2. Latar Belakang Krisis energi yang sekarang terjadi di dunia khususnya di Indonesia tidak
lepas karena ketergantungan akan sumber energi fosil yaitu bahan bakar
minyak. Saat ini kebutuhan minyak Indonesia mencapai 1,5 juta barel per
hari, sedangkan produksi minyak hanya 840.000 barel per hari belum
dikurangi biaya dan bagian daripada kontraktor. Hal ini dikarenakan
semakin susahnya menemukan cadangan minyak baru di Indonesia yang
berimbas pada menipisnya cadangan minyak nasional. Saat ini cadangan
minyak Indonesia hanya tinggal sekitar 3,6 miliar barel dan diperkirakan
akan habis dalam waktu beberapa belas tahun dengan asumsi tingkat
produksi saat ini, tidak ada penurunan produksi kedepan serta tidak
ditemukan cadangan minyak baru (Sumber : Kementrian ESDM, 2013).
Jika kondisi ini terus berlanjut tanpa adanya antisipasi, tidak diragukan
lagi akan mengganggu ketahanan energi nasional dikemudian hari.
Saat ini belumlah terlambat untuk menimbang keberadaan sumber
energi alternatif (renewable energy), mengingat wilayah Indonesia yang
potensial dan sumber daya alamnya yang mendukung. Sumber energi
alternatif banyak macamnya seperti biofuel (biodiesel dan bioethanol)
sebagai bahan bakar kendaraan yang ramah lingkungan, energi air,
matahari, panas bumi, angin dan gelombang permukaan air laut sebagai
pembangkit listrik serta biogas untuk keperluan sehari-hari. Tidak adil
rasanya jika hampir 68 tahun Indonesia merdeka masih ada masyarakat
yang belum menikmati listrik dengan layak dikarenakan tidak meratanya
pembangunan khususnya bidang energi diseluruh wilayah Indonesia.
Melihat besarnya potensi yang dimiliki setiap daerah untuk penerapan

KAK (Kerangka Acuan Kerja)


1 Studi Pengusahaan dan Pengembangan Biofuel di Provinsi Jambi
energi alternatif seperti garis pantai yang panjang membuka peluang bagi
sumber energi dari kekuatan angin.
Pengembangan biofuel sebagai bahan bakar transportasi juga sangat
positif, dengan bahan baku yang tersedia berkelanjutan juga sangat
ekonomis melihat yang digunakan adalah limbah pertanian ataupun hasil
pertanian yang masih banyak tersedia seperti kelapa sawit dan jarak
pagar untuk biodiesel dan ubi kayu serta tebu untuk bioethanol. Tahun
2013 diprediksi penggunaan biodiesel mencapai 1,1 juta kiloliter (Sumber
: metrotvnews.com, 2013) yang pastinya akan menguntungkan Indonesia
jika semua proses produksi dan bahan baku berasal dari dalam negeri.
Banyak keuntungan jika dilakukan pengembangan akan energi alternatif,
antara lain :
 Mengurangi ketergantungan akan bahan bakar fosil
 Merupakan sumber energi yang ramah lingkungan
 Meningkatkan perekonomian dalam negeri
 Meratakan pembangunan yang berkelanjutan
Pemilihan bahan pangan untuk energi ini telah melahirkan situasi yang
kompleks, ditambah kenyataan bahwa untuk memproduksi bahan baku
energi ini beberapa pemerintah di negara berkembang memberi peluang
para pengusaha untuk mengkonversi hutan alam dan mengubahnya
menjadi kebun energi berbasis pertanian. Indonesia mempunyai teladan
yang terang benderang mengenai ini, berjuta hektar hutan telah
dialokasikan dan dibuka untuk penanaman kelapa sawit bagi
kepentingan makanan dan energi. Pemerintah daerah dan institusi
terkait selalu menghadapi situasi sulit antara mengembangkan
pengelolaan hutan secara berkelanjutan atau mengubahnya menjadi
perkebunan sawit.
Seluruh sumber potensi biomass yang dikelola secara berkelanjutan
sebaiknya dapat didayagunakan bagi pengembangan energi terbarukan.
Pertimbangan utama lainnya terletak pada ketersediaan biomass
tersebut secara lokal. Jika pengembangan sumber daya biofuel tidak
dikelola dengan baik, banyak dampak negatif seperti penggundulan
hutan primer, konflik dengan produksi pangan dan kontaminasi sistem
air alami oleh kelebihan masukan ke dalam tanah pertanian yang
mungkin muncul. Juga harus mendapat perhatian khusus adalah alih
guna hutan, lahan gambut, padang rumput, atau lahan basah di negara
berkembang sebagai akibat dari permintaan biofuel negara-negara maju.
Beberapa usulan dalam pengembangan biofuel di Indonesia:
 Memperluas lahan perkebunan yang hasil produksinya khusus untuk
bahan baku pembuatan biofuel.
 Peningkatan pengembangan industri peralatan produksi energi
terbarukan dalam negeri (peralatan penyulingan biofuel) yang

KAK (Kerangka Acuan Kerja)


2 Studi Pengusahaan dan Pengembangan Biofuel di Provinsi Jambi
menggunakan produksi dalam negeri.
 Memberikan peran yang lebih besar pada investasi kecil dan
menengah dalam produksi biodiesel dan bioethanol.
 Menciptakan lebih banyak Desa Mandiri Energi yang diprioritaskan
pada daerah-daerah terpencil yang tidak terjangkau infrastruktur
energi.
 Pembangunan industri biofuel hendaknya dapat dilaksanakan secara
terpadu dengan industri hilirnya agar dapat diperoleh nilai tambah
yang lebih besar dengan cara memberdayakan potensi peruntukan
lahan penghasil biofuel yang luasnya sekitar 83 juta hektar.
 Pengurangan subsidi terhadap minyak fosil dan memberikan subsidi
untuk faktor-faktor penunjang industri biofuel.
3. Maksud dan adapun maksud dan tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk memperoleh
Tujuan rekomendasi kebijakan pengembangan biofuel dalam skala Provinsi Jambi
dengan mempertimbangkan beberapa poin, antara lain:
1. Memperluas lahan perkebunan yang hasil produksinya khusus untuk
bahan baku pembuatan biofuel. (jenis tanaman, dimana daerah yang
cocok untuk pengembangan)
2. Peningkatan pengembangan industri peralatan produksi energi
terbarukan dalam negeri (peralatan penyulingan biofuel) yang
menggunakan produksi dalam negeri. (industry apa yang akan
mendukung, bagaimana peranan daerah untuk mendukung,
bagaimana pandangan stakeholder terkait (ex:pertamina) terhadap
upaya daerah tersebut)
3. Memberikan peran yang lebih besar pada investasi kecil dan
menengah dalam produksi biodiesel dan bioethanol. (bagaimana
peran darah untuk mendukung investasi kecil dan menengah untuk
pengembangan biofuel)
4. Menciptakan lebih banyak Desa Mandiri Energi yang diprioritaskan
pada daerah-daerah terpencil yang tidak terjangkau infrastruktur
energi. (daerah mana saja yang bisa didukung untuk pengembangan
mandiri energy yang diutamakan untuk pengembangan biofuel)
5. Pembangunan industri biofuel hendaknya dapat dilaksanakan secara
terpadu dengan industri hilirnya agar dapat diperoleh nilai tambah
yang lebih besar dengan cara memberdayakan potensi peruntukan
lahan penghasil biofuel yang luasnya sekitar 83 juta hektar.
(bagaimana pemerintah daerah dapat menginisiasi pengembangan
industry hilir biofuel)
6. Pengurangan subsidi terhadap minyak fosil dan memberikan subsidi
untuk faktor-faktor penunjang industri biofuel.( bagaimana dan apa
instentif bagi pelaku pengembangan yang bisa di berikan oleh
pemerintah daerah)

KAK (Kerangka Acuan Kerja)


3 Studi Pengusahaan dan Pengembangan Biofuel di Provinsi Jambi
7. Sasaran tersusunnya rekomendasi kebijakan pengembangan biofuel di Provinsi Jambi
yang sesuai dengan kewenangan pemerintah provinsi

8. Lokasi Kegiatan Kegiatan Jasa Konsultansi ini berada di Provinsi Jambi.

9. Sumber Pekerjaan ini dilakukan secara kontraktual dan dibiayai dari APBD Provinsi
Pendanaan Jambi tahun 2018 dengan PAGU anggaran biaya sebesar Rp. 123.000.000,-
(Seratus dua puluh tiga juta rupiah)

10. Nama Pemberi Pemilik Pekerjaan adalah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Tugas Jambi.
Nama PPK : Zulfahmi
Nama Kegiatan : Pengusahaan Energi Baru Terbarukan (EBT)
Tahun anggaran : 2018.
Sumber Anggaran : APBD Provinsi Jambi

Data Penunjang
11. Data Dasar - Data jenis tanah di Provinsi Jambi
- Data rencana pengembangan biofuel sesuai RTRW provinsi dan Kabupaten

12. Studi Terdahulu - RUED Provinsi Jambi


- Inventarisasi kebutuhan gas untuk industri dan rumah tangga
- Inventarisasi Desa Mandiri Energi di Kab. Muaro Jambi dan Kab. Tanjung
Jabung Timur
- Laporan Pembangunan Biogas

13. Referensi Hukum 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi
2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi
3. Peraturan Presiden No. 05 Tahun 2006 tentang KEN
4. Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 tentang perubahan keempat
atas peraturan presiden nomor 54 tahun 2010 tentang pengadaan
barang/jasa pemerintah
5. Peraturan – peraturan lain yang berkaitan dengan energi baru
terbarukan yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat maupun daerah

KAK (Kerangka Acuan Kerja)


4 Studi Pengusahaan dan Pengembangan Biofuel di Provinsi Jambi
Ruang Lingkup
14. Lingkup dan - Ruang Lingkup
Tahapan Kegiatan Lingkup pekerjaan Studi Pengusahaan dan Pengembangan Biofuel di
Provinsi Jambi meliputi :
1. Persiapan
Pada tahap ini, pihak pelaksana perlu melakukan koordinasi dengan
Tim Teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Jambi.
Untuk tahapan berikutnya, pelaksana pekerjaan melakukan
pengolahan dan kajian data sekunder yang keluarannya berupa :
 Rencana kerja beserta jadwal pelaksana pekerjaan.
 Kerangka konseptual tentang Biogas beserta data, informasi,
methodologi dan peralatan yang dibutuhkan

2. Pengolahan / Pemrosesan Data


Data tersebut mencakup :
1. jenis tanaman, dimana daerah yang cocok untuk pengembangan
2. industry apa yang akan mendukung, bagaimana peranan daerah
untuk mendukung, bagaimana pandangan stakeholder terkait
(ex:pertamina) terhadap upaya daerah tersebut
3. bagaimana peran darah untuk mendukung investasi kecil dan
menengah untuk pengembangan biofuel
4. daerah mana saja yang bisa didukung untuk pengembangan mandiri
energy yang diutamakan untuk pengembangan biofuel
5. bagaimana pemerintah daerah dapat menginisiasi pengembangan
industry hilir biofuel
6. bagaimana dan apa instentif bagi pelaku pengembangan yang bisa di
berikan oleh pemerintah daerah

3. Penyusunan Laporan
Pada tahap penyusunan Draft Laporan Akhir dilakukan diskusi secara
intensif dengan Tim Penyusun untuk validasi informasi dan perumusan
pengembangan biofuel. Laporan tersebut menjadi bahan utama
pembahasan diskusi yang selanjutnya dibuat sebagai hasil Laporan
Akhir kegiatan ini.

KAK (Kerangka Acuan Kerja)


5 Studi Pengusahaan dan Pengembangan Biofuel di Provinsi Jambi
7. Keluaran a. Indikator Keluaran (kualitatif)
Keluaran dari kegiatan ini adalah dokumen yang memberikan
rekomendasi kebijakan pengembangan biofuel di Provinsi Jambi yang
sesuai dengan kewenangan pemerintah provinsi

b. Keluaran (kuantitatif)
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah bahwa Konsultan
memberikan
 Laporan Pendahuluan : 5 (lima) eksemplar dalam format A4,
 Laporan Antara : 5 (lima) eksemplar dalam format A4,
 Laporan Akhir : 5 (lima) eksemplar dalam format A4,
 USB Flashdisk (32 GB) : 2 (dua) buah

Konsultan wajib untuk menyampaikan setiap produk pelaporan dengan


tepat waktu, baik kepada Pemberi Tugas maupun kepada Tim Teknis dan
PPTK untuk mendapatkan koreksi dan sebagai bahan pembahasan.

8. Peralatan, Akomodasi yang berupa komputer dan printer harus disediakan sendiri oleh
Material, Personil penyedia jasa dengan cara sewa yang akan dibayar melalui kontrak.
dan Fasilitas dari
pemberi tugas Akomodasi dan fasilitas dimaksud, selengkapnya seperti tercantum pada
Rincian Biaya Langsung Non Personil.

9. Peralatan dan 1. Kendaraan survey milik sendiri/sewa ;


Material dari 2. Peralatan survey dan perencanaan milik sendiri/sewa ;
pemberi Jasa 3. Kantor milik sendiri/sewa ;
Konsultasi 4. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang ;
5. Materi dan penggadaan laporan ;
6. Biaya-biaya rapat ;
7. Biaya perjalanan ;
8. Jasa dan overhead perencanaan ;
9. Pajak-pajak ;

10. Lingkup Penyedia jasa mempunyai hak dan kewenangan yang meliputi :
Kewenangan
Penyedia Jasa  Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan pengembangan biofuel di
Provinsi Jambi
 Mengumpulkan data sekunder

KAK (Kerangka Acuan Kerja)


6 Studi Pengusahaan dan Pengembangan Biofuel di Provinsi Jambi
 Melakukan kajian terhadap rencana kebijakan pengembangan biofuel di
Provinsi Jambi sesuai dengan kewenangan.

11. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 60 (enam puluh) hari
Penyelesaian kalender.
Kegiatan

12. Personil Posisi Klasifikasi dan Kualifikasi


Jumlah
Orang
Tenaga Ahli
1. Team Leader (Ahli Pertanian) S1 Pertanian/4 Thn 1
2. Ahli Ekonomi Pembangunan S1 Ekonomi
3. Ahli PWK Pembangunan/Manajemen/3 Thn 1
S1 T. Planologi /3 Thn 1
Tenaga Pendukung
1. Tenaga Administrasi SMK/Sederajat 1
2. Surveyor SMK/Sederajat 3
3. Operator Komputer SMK/Sederajat 1

Tugas dan spesifikasi tenaga ahli dan tenaga pendukung

A. Tenaga Ahli
1. Ahli Pertanian (TL)
Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Pertanian Strata Satu (S1) Jurusan
Pertanian lulusan universitas negeri atau universitas swasta yang telah
disamakan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di bidang
pengembangan energi baru terbarukan sekurangkurangnya 4 (empat)
tahun.
Sebagai Ketua Tim, tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan sampai selesai.

2. Ahli Ekonomi Pembangunan


Adalah seorang lulusan Sarjana (S1) Ekonomi Pembangunan/Manajemen
dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun di bidangnya bertugas
monitoring dan memberikan advis tentang hal-hal yang berkaitan
dengan investasi ekonomi dalam pengembangan biofuel .

KAK (Kerangka Acuan Kerja)


7 Studi Pengusahaan dan Pengembangan Biofuel di Provinsi Jambi
3. Ahli PWK
adalah Sarjana Teknik Planologi yang berpengalaman minimal 3 (tiga)
tahun bertugas monitoring dan memberikan advis tentang hal-hal yang
berkaitan dengan infrastruktur wilayah dalam pengembangan energi
biofuel.

B. Tenaga Pendukung
1. Tenaga Administrasi
Berpengalaman dalam pelaksanaan administrasi dan memahimi
manajemen, mempunyai pengalaman 1-2 tahun

2. Surveyor
Berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan penyelidikan lapangan
untuk pekejaan khususnya teknik termasuk pelaksanaan pengukuran
dengan memakai alat Theodolith maupun GPS pengukuran Geodesi,
survey material. Surveyor Mempunyai pengalaman 1 – 2 tahun.

3. Operator Komputer.
Lulusan lembaga pendidikan/akademi yang sudah berpengalaman
dibidang administrasi dan bahasa mempunyai pengalaman 1-2 tahun

Laporan
13. Laporan – 1. Laporan Pendahuluan
Laporan Laporan pendahuluan memuat : Latar Belakang Masalah dan kondisi
umum daerah penelitian atau pekerjaan telah mencapai 30% (tiga puluh
persen).
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 30 (tiga puluh) hari
setelah sejak Surat Perintah Kerja diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku
laporan yang telah dibahas oleh tim teknis.

2. Laporan Antara
Laporan antara memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatanyang telah
mencapai 85% (delapan puluh lima persen) berisi Maksud dan tujuan,
Metodologi penelitian, sistematika pelaporan dan data sekunder
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 45 (empat puluh lima)
hari setelah sejak Surat Perintah Kerja diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku
laporan yang telah dibahas oleh tim teknis.

KAK (Kerangka Acuan Kerja)


8 Studi Pengusahaan dan Pengembangan Biofuel di Provinsi Jambi
3. Laporan Akhir
Laporan akhir memuat : semua hasil lapangan, hasil survei, rumusan-
rumusan dan hasil inventarisasi, data dan analisa hasil survei, evaluasi data
primer dan sekunder atau telah mencapai 100% (seratus persen)
pekerjaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya : 60 (enam puluh) hari
setelah sejak Surat Perintah Kerja diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku
laporan dan USB (flashdisk) yang telah dibahas oleh tim teknis.

Hal-Hal Lain
14. Produk Dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan didalam
Negeri wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

15. Asistensi dan Agar pekerjaan yang dilakukan dapat mencapai sasaran maka Konsultan wajib
Diskusi melakukan diskusi sebagai berikut :
Diskusi dilakukan sebanyak 2 (dua) kali meliputi :
 Diskusi pendahuluan / awal, membahas rencana kerja, metode kerja dan
jadwal kerja konsultan.
 Diskusi laporan akhir, untuk membahas laporan antara untuk disyahkan
menjadi laporan akhir.

16. Persyaratan Dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan teknik seperti yang


Kerjasama dimaksudkan pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini, Konsultan perencana
perlu memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
a. Persyaratan Umum
Setiap bagian pekerjaan perencanaan harus dilaksanakan secara benar
dan tuntas sampai dengan memberi hasil/keluaran sebagaimana yang
telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
b. Persyaratan Profesional
Pekerjaan harus dilaksanakan secara profesional oleh tenaga-tenaga ahli
konsultan dibidangnya.
c. Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administrasi sehubungan dengan pekerjaan perencanaan
harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

KAK (Kerangka Acuan Kerja)


9 Studi Pengusahaan dan Pengembangan Biofuel di Provinsi Jambi
17. Penutup Kerangka Acuan Kerja ini masih bersifat umum, sehingga pihak Konsultan
diharapkan dapat mengembangkan secara inovatif dengan tetap
berkonsultansi dengan Tim Teknis dan Pemberi Tugas.

18. Alih Pengetahuan Jika diperlukan, penyedia Jasa Konsultasi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat
Komitmen, Penyedia jasa harus menyampaikan laporan secara tertulis
kepada Pengguna jasa dalam bentuk buku setiap bulan yang memfokuskan
perhatian pada pemberian jaminan dipenuhinya persyaratan mutu pekerjaan
(Quality Assurance).

Jambi, 2018
Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jambi

ZULFAHMI, ST
NIP. 19750901 200501 1 009

KAK (Kerangka Acuan Kerja)


10 Studi Pengusahaan dan Pengembangan Biofuel di Provinsi Jambi

You might also like