You are on page 1of 16

ANALISIS PETROFISIKA DENGAN METODE DETERMINISTIK DAN

PROBABILISTIK SERTA PERHITUNGAN VOLUME HIDROKARBON DENGAN


METODE WELL BASIS PADA SUMUR MG-04
DI STRUKTUR MUSI, CEKUNGAN SUMATERA SELATAN
PT. PERTAMINA EP REGION SUMATERA
Mega Sari*, Hadi Nugroho*, Wahju Krisna Hidajat*, Oki Satriawan**

Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia*


PERTAMINA EP Region Sumatera, Prabumulih, Indonesia**

ABSTRACT

Well logging is a measurement technique to obtain the subsurface data using instrument inserted into
wellbore, to evaluate formation and rock characteristics identification beneath the surface. Formation evaluation
aims to identify zones of reservoir rock, formation fluid type, and to obtain petrophysical parameters of reservoir
rocks such as shale volume, rock porosity, permeability, water saturation at the research area, the well MG-04 were
drilled in the Musi Structure, South Sumatra Basin, PT. Pertamina EP.
The purpose of this research is identifying productive layer on an exploration well in Musi Structure, South
Sumatra Basin. In addition, to determine the value of petrophysical rock parameters which recorded in a log curves
generated during logging and calculating the volume of hydrocarbon in exploration well as a consideration, prior
to further exploration and exploitation.
This research using descriptive methods and petrophysical analysis. The descriptive method includes
literature study of the basics concept on determining rock petrophysical parameters to be used. The analytical
method using deterministic and probabilistic method to determine petrophysical parameters, also “well basis”
method to calculate the volume of hydrocarbons.
Based on wireline logs analysis, well MG-04 known has two reservoir zones, namely oil reservoir in zone 2
and gas reservoirs in zone 4. In zone 2, the reservoir rock is shaly sandstone with little amount of glauconite. In
zone 4, the reservoir rock is limestone, so this is a necessary to analyze the shaly sandstone with different methods
to the interpretation of limestone to obtain the correct value of petrophysical parameters. After calculation of
petrophysical parameters in deterministic and probabilistical way with “wet-clay” models, obtained two log plot
models that have close values, and it is known that the oil reservoir in zone 2 not potential for production, but gas
reservoir in zones 4 the potential to do exploitation/ production. After the interpretation of petrophysical
parameters, it is known in zone 4 has a net pay thickness 68.43 m, total porosity percentage 28.42 to 29.72%,
effective porosity 25.57 to 26.32%, permeability 56376,2 mD, water saturation 13.49 to 15.35% and shale volume 5
to 10.5%. After obtaining reservoir petrophysical parameters, next step is hydrocarbon volume calculation using the
“well basis” method, supported by pressure build up (PBU). Based on this analysis, it is known that total volume of
gas in the reservoir hydrocarbon type is estimated at 5088.4 MMSCF.

Keywords: physical properties of reservoir parameters, deterministic-probabilistic methods, well basis method,
limestones, the volume of hydrocarbon gas type.

Pendahuluan mempengaruhi pengambilan keputusan geologi. Kini,


Latar Belakang interpretasi log petrofisika adalah salah satu alat yang
Minyak dan gas bumi merupakan sumber energi paling berguna dan penting yang tersedia bagi seorang
yang tidak dapat diperbaharui dan masih belum dapat ahli geologi minyak bumi.
tergantikan saat ini. Untuk menemukan lokasi dengan Selain digunakan dalam eksplorasi untuk
sumber daya yang potensial, perlu dilakukan berbagai mengkorelasikan zona dan untuk membantu dengan
kegiatan eksplorasi yang melingkupi berbagai disiplin pemetaan struktur dan isopach, log membantu
ilmu. Salah satu pendekatan disiplin ilmu yang menentukan karakteristik fisik batuan seperti litologi,
dilakukan adalah petrophysics yang mengaplikasikan porositas, geometri pori, dan permeabilitas. Data
pendekatan geologi dan fisika batuan. Petrofisik logging digunakan untuk mengidentifikasi zona
merupakan studi yang dilakukan untuk memperoleh produktif, untuk menentukan kedalaman dan ketebalan
sifat fisik batuan (reservoir) dan fluida, salah satu cara zona, untuk membedakan antara minyak, gas, atau air
untuk mendapatkan sifat fisik reservoir adalah dengan di reservoir, dan untuk memperkirakan cadangan
melakukan well logging pada sumur eksplorasi. hidrokarbon. Data hasil analisis uji sumur Pressure
Logging sebagai alat dan metode interpretatif Build Up (PBU) dan hasil analisis petrofisika data
yang berkembang dalam akurasi dan kecanggihan yang logging dapat digunakan untuk menghitung volume

1
cadangan hidrokarbon mula - mula atau initial gas in hidrokarbon. Sedangkan tujuan utama penggunaan log
place (IGIP) dengan pendekatan metode well basis. - log yang merekam bentuk/ defleksi kurva selama well
Metode well basis ini hanya digunakan untuk logging adalah untuk menentukan zona lapisan
menghitung volume hidrokarbon pada satu sumur permeabel dan impermeabel, memperkirakan kuantitas
eksplorasi. minyak dan gas bumi dalam suatu reservoir.
Log adalah suatu grafik kedalaman (dalam waktu)
Maksud dan Tujuan Penelitian dari satu set yang menunjukkan parameter fisik, yang
Adapun maksud penelitian yang dilakukan antara diukur secara berkesinambungan dalam sebuah sumur
lain adalah melakukan analisis log secara kualitatif dan (Harsono, 1997). Ada 4 tipe atau jenis log yang
kuantitatif pada sumur MG-04, serta biasanya digunakan dalam interpretasi, yaitu:
menginterpretasikan parameter-parameter reservoir 1. Log Listrik
dari data log. Log listrik merupakan suatu jenis log yang
Adapun tujuan penelitian ini antara lain yaitu: digunakan untuk mengukur sifat kelistrikan batuan,
1. Mengetahui lapisan produktif dari data sumur MG- yaitu resistivitas atau tahanan jenis batuan dan
04. potensial diri dari batuan.
2. Mengetahui nilai- nilai porositas, permeabilitas dan Log Spontaneous Potential (SP)
saturasi air. Log SP adalah rekaman perbedaan potensial
3. Mengetahui besaran cadangan hidrokarbon dengan listrik antara elektroda di permukaan dengan
metode well basis. elektroda yang terdapat di lubang bor yang
bergerak naik – turun. Supaya SP dapat berfungsi
Batasan Masalah maka lubang harus diisi oleh lumpur konduktif.
Penulisan Tugas Akhir “Analisis Petrofisika Log SP ini digunakan untuk mengidentifikasi
dengan Metode Probabilistik dan Deterministik serta lapisan permeabel, mencari batas-batas lapisan
Perhitungan Volume Hidrokarbon dengan Metode Well permeabel dan korelasi antar sumur berdasarkan
Basis pada Sumur MG-04 di Struktur Musi, Cekungan lapisan itu, menentukan nilai resistivitas air formasi
Sumatera Selatan, PT. Pertamina EP Region Sumatera” (Rw), serta memberikan indikasi kualitatif pada
ini dibatasi pada: lapisan serpih.
1. Jenis log yang digunakan dalam perhitungan adalah Log Resistivitas
jenis openhole logging, yaitu log sinar gamma Log resistivitas merupakan rekaman yang
(GR), log spontaneous potensial (SP), log dihasilkan dari pengukuran tahanan jenis batuan
resistivitas (HLLD dan RXOZ), log porositas atau suatu kemampuan batuan untuk menghambat
(neutron (TNPH), densitas (RHOZ)), dan log jalannya arus listrik yang mengalir melalui batuan
kaliper. tersebut. Log Resistivitas digunakan untuk
2. Perhitungan petrofisika dilakukan dengan mendeterminasi zona hidrokarbon dan zona air,
menggunakan wet-clay dan untuk formasi bersih. mengindikasikan zona permeabel dengan
3. Penggunaan software Interactive Petrophysics (IP) mendeteminasi porositas resistivitas, karena batuan
3,4 dengan metode deterministik dan probabilistik. dan matrik tidak konduktif, maka kemampuan
4. Perhitungan cadangan dilakukan secara well basis batuan untuk menghantarkan arus listrik tergantung
dengan data test pressure build up (PBU). pada fluida dan pori.
2. Log Radioaktif
Tinjauan Pustaka Pada prinsipnya log ini menyelidiki intensitas
Reservoir merupakan salah satu bagian dalam radioaktif mineral yang berkomposisi radioaktif
sistem petroleum yang merupakan tempat dalam suatu lapisan batuan dengan menggunakan
terakumulasinya hidrokarbon dan air di bawah suatu radioaktif tertentu.
permukaan tanah. Batuan reservoir adalah batuan yang Log Gamma Ray
mampu menyimpan dan mengalirkan hidrokarbon Prinsip log sinar gamma adalah perekaman
sehingga batuan tersebut harus memiliki porositas dan radioaktif alami bumi. Radioaktif sinar gamma
permeabilitas. Sifat- sifat/ karakterisik batuan yang berasal dari 3 unsur radioaktif yang berada dalam
penting untuk analisis log adalah porositas, kejenuhan tubuh batuan seperti Uranium (U), Thorium (Th),
air, dan permeabilitas. Untuk mengetahui karakteristik dan Potasium (K) yang secara kontinu
dan jenis litologi di bawah permukaan dapat dilakukan memancarkan sinar gamma dalam bentuk pulsa -
dengan melakukan well logging baik openhole logging pulsa energi radiasi tinggi.
maupun casedhole logging. Secara khusus, log GR berguna untuk
Well logging merupakan suatu teknik untuk mendefinisi lapisan permeabel di saat SP tidak
mendapatkan data bawah permukaan dengan berfungsi karena formasi yang resistif atau bila
menggunakan alat ukur yang dimasukkan ke dalam kurva SP kehilangan karakternya (Rmf = Rw) atau
lubang sumur, untuk mengevaluasi formasi dan juga ketika SP tidak dapat direkam karena lumpur
identifikasi ciri - ciri batuan di bawah permukaan. yang digunakan tidak konduktif. Secara umum
Tujuan well logging adalah untuk mendapatkan fungsi dari Log GR antara lain adalah untuk
informasi litologi, porositas, resistivitas, dan kejenuhan mengevaluasi komposisi serpih, bijih mineral

2
radioaktif, lapisan mineral yang bukan radioaktif, Analisis Kualitatif
korelasi log pada sumur berselubung, dan korelasi Pada evaluasi kualitatif, parameter-parameter
antar sumur untuk analisis elektrofasies. yang dievaluasi antara lain adalah:
Log Porositas • Zona reservoir
Log porositas digunakan untuk mengetahui • Jenis litologi
karakteristik/ sifat dari litologi yang memiliki pori, • Jenis cairan pengisi reservoir
dengan memanfaatkan sifat – sifat fisika batuan
yang didapat dari sejumlah interaksi fisika di dalam Analisis Kuantitatif
lubang bor. Log densitas merekam secara menerus Porositas
dari densitas bulk formasi. Secara geologi densitas Porositas Densitas
 = …………………………………. 1
bulk adalah fungsi dari densitas total dari mineral- ρρ
mineral pembentuk batuan misalnya matriks, dan ρρ

volume dari fluida bebas yang mengisi pori (Rider, Keterangan :
2002). ρma : densitas matriks batuan (gr/cc) (lihat tabel 1)
Log neutron merekam indeks hidrogen (HI) ρb : densitas matriks batuan dari pembacaan log
dari formasi. HI merupakan indikator kelimpahan (gr/cc) atau densitas bulk formasi
komposisi hidrogen dalam formasi, dengan asumsi ρfluida : densitas fluida batuan (gr/cc)
atom H berasal dari HC atau air. Karena minyak
dan air mempunyai jumlah hidrogen per unit Tabel 1. Densitas matriks dari berbagai litologi. Nilai
volume yang hampir sama, neutron akan ini konstan untuk digunakan dalam formula porositas
memberikan tanggapan porositas cairan dalam densitas (Schlumberger, 1972; dalam Asquith, 1982).
formasi bersih, akan tetapi neutron tidak dapat Litologi/ Mineral ρma (gr/cm3)
membedakan antara atom hidrogen bebas dengan
atom hidrogen yang secara kimia terikat pada Batupasir 2.648
mineral batuan, sehingga tanggapan neutron pada
formasi serpih yang banyak berkomposisi atom Batugamping 2.710
hidrogen di dalam susunan molekulnya seolah -
olah mempunyai porositas yang lebih tinggi. Dolomit 2.876
3. Log Akustik berupa Log Sonik
Log sonik mengukur kemampuan formasi Anhidrit 2.977
untuk meneruskan gelombang suara. Secara
kuantitatif, log sonik dapat digunakan untuk Garam 2.032
mengevaluasi porositas dalam lubang yang terisi
fluida, dalam interpretasi seismik dapat digunakan
untuk menentukan interval velocities dan velocity Porositas Neutron
profile, selain itu juga dapat dikalibrasi dengan Nilai porositas neutron yang terekam dari
penampang seismik. Secara kualitatif dapat pembacaan pengukuran ion hidrogen fluida pengisi
digunakan untuk mendeterminasi variasi tekstur formasi bersih pada log neutron dapat langsung
dari lapisan pasir - serpih. Log ini juga dapat digunakan karena besarnya porositas dianggap sama
digunakan untuk identifikasi litologi, mungkin dengan jumlah ion hidrogen fluida yang mengisi pori
juga dalam penentuan batuan induk, kompaksi batuan. Hasil pembacaan dari log neutron ini
normal, overpressure, dan dalam beberapa kasus menggunakan standar pengukuran batugamping.
dapat digunakan untuk identifikasi rekahan Sehingga apabila reservoir yang diperoleh bukan
(fractures) (Rider, 2002). berupa batugamping, maka perlu dilakukan koreksi
4. Log Kaliper terhadap porositas neutron dengan menggunakan gaftar
Alat kaliper berfungsi untuk mengukur ukuran Por-13a, Por-14e untuk mengubah NPHI ke TNPH,
dan bentuk lubang bor. Alat mekanik sederhana Por-14c dan Por-14d untuk memperoleh nilai TNPH
kaliper mengukur profil vertikal diameter lubang. terkoreksi terhadap semua pengaruh lubang bor,
Log kaliper digunakan sebagai kontributor kemudian digunakan gaftar Por-13b untuk
informasi untuk keadaan litologi. Selain itu, log ini mengonversi matriks batugamping ke batupasir, atau
juga digunakan sebagai indikator zona yang dolomit sesuai dengan litologi formasi.
memiliki permeabilitas dan porositas yang bagus
yaitu batuan reservoir dengan terbentuknya kerak Porositas Neutron-Densitas
lumpur yang berasosiasi dengan log sinar gamma, φN-D = φN2+φD2 ................................................ 2
perhitungan tebal kerak lumpur, pengukuran 2
volume lubang bor dan pengukuran volume semen Keterangan :
yang dibutuhkan. φN-D : porositas neutron - densitas
φN : porositas neutron (limestone units)
φD : porositas densitas (limestone units)

3
Persamaan diatas juga digunakan untuk reservoir Keterangan :
dengan komposisi gas. Sw : nilai kejenuhan air pada zona tidak terinvasi
F : nilai faktor formasi
Faktor Formasi Rw : nilai resistivitas air

 =  ....................................................................3 Rt : nilai resistivitas zona tidak terinvasi

Catatan : Untuk determinasi harga kejenuhan air dari log
Untuk batupasir a = 0,62 ; m= = 2,15 resistivitas dalam formasi serpihan (shaly-sand)
Untuk batugamping a = 1 ;m=2 berdasarkan rumus Indonesia sebagai berikut:
2
Keterangan:   1− Vcl  
1  Vcl  2  φ  2
= + e  S w ………..………………… 13
a = turtuosity faktor∗ / faktor litologi Rt  Rcl Rw 
m = eksponen sementasi  
Keterangan:
φ = porositas Vcl : volume serpih
Rcl : resistivitas serpih
Resistivitas Air Øe : porositas efektif
Didalam daerah terinvasi Rw digantikan oleh
Rmf, karena air formasi didesak keluar oleh fluida
Penggunaan dan Persyaratan Metode dalam
yang tersaing dari lumpur pada saat pemboran, yang
Interactive Petrophysics
disebut mud filtrate. Untuk mendapatkan harga Rmf
Dalam melakukan analisis log pada sumur -
pada formasi di kedalaman tertentu, maka harus
sumur eksplorasi dengan menggunakan software
diketahui temperatur formasi dengan rumus (Harsono,
Interactive Petrophysics untuk memperoleh nilai
1997):
 
petrofisika batuan reservoir dapat dilakukan dengan
 = + Ts ............................................ 4 dua metode, yaitu metode deterministik dan

Keterangan : probabilistik. Metode deterministik lebih baik
Tf : temperatur formasi digunakan jika kita memiliki banyak data, misalnya
Df : kedalaman formasi (Depth Formation) data log standar yang biasanya terdiri dari log GR, SP,
ST : temperatur permukaan (Surface Temperature) porositas, dan densitas, dilengkapi dengan data hasil
TD : kedalaman total (Total Depth) analisis laboratorium seperti data core, data fluida, dan
BHT : temperatur dasar sumur (Bore Hole data geokimia. Parameter perhitungan yang dibutuhkan
Temperature) untuk perhitungan dengan metode deterministik yang
Penentuan Rmf yang terkoreksi terhadap temperatur harus dimasukkan ke dalam software harus ditentukan
formasi dengan menggunakan rumus persamaan : sendiri. Sedangkan metode probabilistik dapat
  !",$$
@ =
digunakan dengan data yang sedikit, misalnya dengan
..........................................5
!",$$ data log GR – SP – Resistivitas saja. Parameter
Setelah nilai resistivitas lumpur terkoreksi, maka nilai petrofisika yang dianalisis diolah langsung dengan
tersebut dimasukkan dalam perhitungan resistivitas air software tersebut.
dengan rumus sebagai berikut :
'(
% = @. ……………..…..................... 6 Analisa Uji Sumur
')* Salah satu uji sumur yang umum digunakan
Rw : resistivitas air
adalah uji pressure build up (PBU), yaitu dengan
Rt : resistivitas sebenarnya
menutup sumur setelah diproduksikan selama beberapa
Rxo : resistivitas formasi pada zona terinvasi
+, =  +  dan , =  + % ....................... 7
lama dengan laju alir konstan. Untuk mengetahui
volume hidrokarbon dengan metode well basis pada
Ro : wet resistivity yaitu resistivitas pada zona jenuh
satu sumur dengan status sumur eksplorasi dapat
100% air
digunakan persamaan analisis hasil uji pressure build
up terhadap gas termampatkan untuk menentukan
Komposisi Serpih
- ./  -  0 permeabilitas formasi, faktor skin, tekanan reservoir
IGR = .............................................. 8
- 1  -  0 dan efisiensi aliran dan rumus initial gas in place
Keterangan : untuk perhitungan volume hidrokarbon tipe gas yang
IGR = indeks sinar gamma dihitung secara volumetris terhadap data satu sumur.
GR log = GR hasil pembacaan log sinar gamma Berdasarkan standar operasional pelaksanaan kerja
GR max = GR maksimum yang dikeluarkan oleh fungsi Teknik Reservoir, PT.
GR min = GR minimum PERTAMINA EP tahun 2003 mengenai uji sumur
terutama analisis hasil uji untuk gas, maka berikut
Saturasi Air metode dan persamaan yang digunakan dalam
Determinasi harga kejenuhan air (Sw) dari log perhitungan hasil uji PBU:
resistivitas dalam formasi yang bersih (non-shaly), 1. Metode dan Persyaratan
berdasarkan pada rumus Archie (Harsono, 1997) : Ada tiga metode yang dapat digunakan yaitu
.4 metode P, P2, dan m(P). Metode P berlaku pada
2% = 3 ............................................................ 12
5 tekanan reservoir lebih besar dari 4000 psia.

4
Metode P2 berlaku pada tekanan reservoir lebih Geologi Regional
kecil dari 2000 psia. Sedangkan metode m(P) Secara regional, data daerah penelitian termasuk
biasanya digunakan pada tekanan reservoir antara dalam Cekungan Sumatera Selatan. Cekungan ini
2000 – 4000 psia. memiliki sejarah pembentukan yang sama dengan
Cekungan Sumatera Tengah. Batas antara kedua
2. Persamaan Analisis PBU dengan Metode P cekungan tersebut merupakan kawasan yang membujur
a) Permeabilitas (k) dari Timur Laut – Barat Daya melalui bagian Utara
7.8$"×8:; < ? @ A
6= =>
…………………............ 14 Pegunungan Tigapuluh.
B C D Cekungan-cekungan yang bentuknya asimetrik
Keterangan: ini secara fisiografis dibatasi oleh sesar-sesar serta
k = permeabilitas, mD singkapan-singkapan batuan pra-Tersier di sebelah
h = tebal formasi produktif, ft Barat Daya, yang terangkat sepanjang kawasan kaki
qsc = laju aliran gas, MMSCF Pegunungan Barisan, dan di sebelah Timur Laut
P = tekanan, psia dibatasi oleh formasi-formasi sedimen dari Paparan
µ = viskositas gas, cp Sunda. Di sebelah Selatan dan Timur daerah cekungan
m = kemiringan, psi/log cycle dibatasi oleh Tinggian Lampung yang letaknya sejajar
Z = faktor penyimpangan gas, tak bersatuan dengan pantai timur Sumatera, sedangkan di sebelah
T = temperature oR Utara dan Barat Laut dibatasi oleh tinggian
Pegunungan Tigapuluh. Kedua daerah tinggian
b) Faktor Skin (S) dan ∆Pskin tersebut tertutup oleh laut dangkal selama kala Miosen
DHIJKDLM Q
2 = 1.151 G − O,P U + 3.23Y ... 15 Awal sampai Miosen Tengah, dengan demikian
B ∅ RS ? TL
∆[\Q]^ = 0.87  b ……………….………….. 16 daerah-daerah cekungan yang bersebelahan tersebut
Keterangan: diatas untuk sementara di hubungkan satu dengan
P1jam = tekanan setelah pengaliran atau penutupan lainnya. Cekungan-cekungan Tersier itu juga
sumur selama 1 jam, psia terhampar ke arah Barat dan kadangkala dihubungkan
Pwf = tekanan saat sumur dialirkan, psia oleh jalur-jalur laut dengan Samudera Hindia.
∅ = porositas Stratigrafi Regional
ct = kompresibilitas total, psi-1 Berdasarkan penelitian terdahulu (Pertamina,
cd = jari-jari sumur, ft 2012), stratigrafi umum Cekungan Sumatera Selatan
pada dasarnya dikenal satu daur besar (megacycle)
c) Efisiensi Aliran (FE) yang terdiri dari suatu transgresi dan diikuti oleh
U U
D∗U DLM ∆D=ghi
regresi. Kelompok fase transgresi disebut kelompok
e = U …………………………. 17 Telisa yang terdiri dari : Formasi Lahat, Talang Akar,
D∗U DLM
Baturaja dan Formasi Gumai, sedangkan kelompok
Keterangan:
fase regresi disebut kelompok Palembang yang terdiri
P* = tekanan yang diperoleh dari ekstrapolasi garis
( ! ∆( dari : Formasi Air Benakat, Muara Enim dan Formasi
lurus sampai =1
∆( Kasai.

3. Persamaan Analisis PBU dengan Metode P2


a) Permeabilitas (k)
8."j$×8:k < ? @ A
6= =>
……………….…………. 18
B C D
b) Faktor Skin (S) dan ∆Pskin
U U
DHIJK DLM Q D
2 = 1.151 l − O,P U + 3.23m…. 19
B ∅ RS ? TL
∆[\Q]^ = 0.87  b……………….……………. 20
c) Efisiensi Aliran (FE)
U U
D∗U DLM ∆D=ghi
e = U ………………………….. 21
D∗U DLM

4. Persamaan Analisis PBU dengan Metode m(P)


a) Permeabilitas (k) Gambar 1. Kolom Stratigrafi Cekungan Sumatera
8."j$×8:k < A
6= =>
……………………………...22 Selatan (sumber: Pertamina, 2012)
B C
b) Faktor Skin (S) dan ∆Pskin Tektonik dan Struktur Regional
BDHIJK BDLM  Q
2 = 1.151 G − O,P + 3.23Y
Tektonik yang mempengaruhi Cekungan
B U
∅ RS ?h TL Sumatera Selatan dapat 23 dibagi menjadi tiga fase
[\Q]^  = 0.87  b ….…………………….. 24 tektonik utama (Pulonggono, dkk, 1992; dalam
c) Efisiensi Aliran (FE) Pertamina, 2012) :
BD∗ BDLM BD=ghi
e =
1. Fase Kompresional dengan arah WNW – ESE
……..……..…… 25
BD∗ BDLM  umur Jurrasic Cretaceous

5
Pada fase pertama ini, endapan–endapan Paleozoik Formasi Gumai terbentuk secara selaras di atas
dan Mesozoik termetamorfosa, terlipat dan Formasi Baturaja. Formasi ini terdiri dari serpih
terpatahkan menjadi bongkah struktur dan diintrusi marin, batulanau dan batupasir yang terbentuk selama
oleh batolit granit serta telah membentuk pola dasar proses transgresi. Selama puncak trasgresi,
struktur cekungan. Struktur yang terbentuk adalah pengendapan di cekungan ini didominasi oleh serpih
sesar berarah barat laut– tenggara yang berupa glaukonit laut terbuka yang mampu bertindak sebagai
sesar–sesar geser. seal regional. Pasokan sedimen asal daratan mulai
2. Fase Ekstensional dengan arah N – S dan WNW – aktif kembali sehingga menyebabkan progradasi pada
ESE pada kala Eosen lingkungan deltaik mulai muncul. Sedimen laut
Pada fase kedua ini menghasilkan gerak–gerak dangkal secara bertahap menggantikan serpih laut
tensional yang membentuk graben dan horst terbuka.
dengan arah umum utara–selatan. Dikombinasi kan Struktur Geologi Daerah Penelitian
dengan hasil orogenesa Mesozoik dan hasil Geologi daerah penelitian secara umum relatif
pelapukan batuan Pra–Tersier, gerak-gerak stabil, gangguan struktur tidak dominan dan
tensional ini membentuk struktur tua yang mempengaruhi stabilitas klosur antiklin yang
mengontrol pembentukan Formasi Pra– Talang memanjang dari Utara - Selatan. Struktur Musi
Akar. berbentuk antiklin dan merupakan reef build up atau
3. Fase Kompresional pada kala Miosen mound, penyebarannya di bagian tengah lebih tebal
Fase kompresi pada Plio–Plistosen yang dan menipis ke arah barat maupun timur dengan
menyebabkan pola pengendapan berubah menjadi sumbu memanjang dari utara ke selatan.
regresi dan berperan dalam pembentukan struktur
perlipatan dan sesar sehingga membentuk
konfigurasi geologi sekarang.
Pada periode tektonik ini juga terjadi
pengangkatan Pegunungan Bukit Barisan yang
menghasilkan sesar mendatar Semangko yang
berkembang sepanjang Pegunungan Bukit Barisan.
Pergerakan horizontal yang terjadi mulai Plistosen
Awal sampai sekarang mempengaruhi kondisi
Cekungan Sumatera Selatan dan Tengah sehingga
sesar – sesar yang baru terbentuk di daerah ini
mempunyai perkembangan hampir sejajar dengan sesar
Semangko.

Geologi Daerah Penelitian


Berdasarkan karakter geologi, blok struktur Musi
merupakan tinggian purba yang dikenal dengan Musi
Platform, Sub Cekungan Palembang. Bagian Utara
dibatasi oleh Dalaman Klingi, Timur oleh Patahan
Kikim (arah Utara Selatan), Selatan oleh Bukit Gumai,
dan Barat oleh Patahan Klingi.
Stratigrafi Daerah Penelitian Gambar 2. Elemen Tektonik Regional Cekungan
Geologi daerah penelitian berada pada Struktur Sumatera Selatan (Pertamina, 2012)
Musi (Pertamina), yang termasuk dalam Cekungan
Sumatera Selatan, tepatnya di Bentuk Paparan Musi Metodologi Penelitian
Kikim, Sub Cekungan Palembang. Dari interpretasi Dalam penelitian ini digunakan dua metode,
log pada sumur MG-04 ini terdapat dua formasi yang yaitu:
berbeda yaitu Formasi Baturaja dan Formasi Gumai. Metode Deskriptif
Formasi Baturaja dan Formasi Gumai umumnya Jenis penelitian deskriptif yang digunakan dalam
dianggap sebagai sag deposit atau endapan post-rift penelitian ini adalah studi literatur mengenai cara dan
sebagai hasil subsidences dan transgresi laut. prinsip kerja alat - alat logging dan dasar - dasar
Formasi Baturaja pada sumur ini merupakan petrofisik batuan reservoir dalam menentukan
reservoir karbonat berkualitas tinggi yang parameter - parameter petrofisika yang akan
mendominasi penemuan hidrokarbon pada sumur ini. digunakan.
Formasi ini terbentuk dari sedimentasi batugamping Metode Analisis
terumbu dan bioklastik yang berkembang selama Jenis metode analisis yang digunakan dalam
Miosen Awal pada lingkungan laut dangkal dengan penelitian ini adalah analisis kualitatif (quicklook) dan
kemiringan kecil atau bentuk paparan, batugamping analisis kuantitatif dengan pendekatan menggunakan
terumbu umumnya berkembang di tinggian intra aplikasi Interactive Petrophysics guna mempermudah
cekungan. analisis petrofisika pada sumur MG-04 dengan

6
dilengkapi data yang diperlukan. Metode yang
digunakan dengan software ini adalah dengan metode
probabilistik dan metode deterministik. Metode untuk
perhitungan volume hidrokarbon pada sumur MG-04
ini adalah metode well basis.

Tahapan Penelitian
1. Analisis Kualitatif, yaitu penentuan litologi,
penentuan fluida reservoir, dan penentuan zona
reservoir.
2. Analisis Kuantitatif, yaitu membuat pusat data atau
database sumur mg-04, analisis litologi, zonasi,
1,637 × 10 6 × Qg × µ g × Z × T
penentuan parameter petrofisika, Kg =
m× h
menginterpretasikan saturasi air, tebal dan
kedalaman zona reservoir, serta menghitung
volume hidrokarbon pada zona produktif.  K g ×t p 2
1

re =  
1900 × φ × C t × µ g × dtDE 
Bahan dan Alat yang digunakan
Bahan : data log sumur MG-04, dilengkapi dengan
header log yang berisi data lumpur pemboran 1
 k g ×t p 2
selama proses logging berlangsung. Data mud Ri =  
 948 × φ × µ g × C t 
log yang berisi data cutting dan gas logging.
Data hasil analisis uji sumur PBU (pressure
build up), dan data sekunder dari literatur
untuk memperoleh nilai densitas matrik yang
akan digunakan. Vb × φe × (1 − S wirr )
G=
Bg
Alat : a. Software Interactive Petrophysics 3,4 (IP)
b. Software Microsoft Office Excel
c. Alat tulis, laptop beserta Software Microsoft Gambar 4. Diagram Alir Perhitungan IGIP dengan
Office Word dan Microsoft Office Visio, well-basis

Hipotesis Penelitian
Diagram Alir Penelitian Adapun hipotesis yang diajukan antara lain :
1. Sumur MG-04 diperkirakan tersusun oleh beberapa
tipe batuan sedimen yang berbeda, dengan potensi
cadangan hidrokarbon tipe minyak dan gas.
2. Kelayakan produksi diperkirakan dipengaruhi oleh
porositas dan permeabilitas batuan reservoir yang
sangat bagus. Diperkirakan reservoir pada sumur
MG-04 memiliki nilai porositas dan permeabilitas
yang diperkirakan sebagai reservoir hidrokarbon.
3. Dalam kegiatan eksplorasi, dengan metode well
basis dapat diketahui cadangan hidrokarbon terkira
berupa initial gas in place yang diperkirakan
memperlihatkan nilai potensial.

Hasil Analisis Data dan Pembahasan


Analisis Kualitatif
Dari hasil analisis kualitatif dengan metode
quicklook yang dilakukan dalam analisis petrofisik ini
adalah untuk membantu menginterpretasikan zona
batuan reservoir, jenis litologi atau mineral, dan fluida
pengisi formasi pada sumur yang teramati sebelum
melakukan analisis kuantitatif. Langkah awal yang
dilakukan adalah membagi atau membuat zonasi
berdasarkan bentuk defleksi kurva yang menunjukkan
perubahan bentuk yang mencolok, hal ini berguna
dalam membedakan formasi batuan yang ada. Dari
hasil analisis ini dan didukung dengan data regional,
Gambar 3. Diagram Alir Analisis Petrofisika maka sumur MG-04 ini terdiri dari dua formasi yaitu

7
Formasi Baturaja yang terdiri dari batugamping yang batuan utama yang dicari. Metode deterministik
tebal pada kedalaman 766,686-911 m, dan Formasi merupakan metode yang dilakukan dengan
Gumai yang terdiri dari batupasir dan serpih pada memasukkan nilai - nilai parameter yang harus diisi
kedalaman 672,5-766,686 m. Sehingga, jenis litologi dengan perhitungan manual maupun dengan crossplot
atau mineral yang diidentifikasi ada 3 yaitu serpih, antar kurva ataupun dengan penentuan langsung dari
batupasir, dan batugamping. kurva log plot pada IP.
Berdasarkan sifat fisik yang diperoleh dari hasil Temperatur Formasi
deskripsi cutting dari ketiga jenis litologi (batuan) Dimulai dengan menghitung temperatur formasi,
tersebut diketahui bahwa serpih pada sumur MG-04 yaitu dengan menjalankan fungsi calculate >
memiliki warna cokelat hingga cokelat cerah, kadang - temperature gradient pada IP. Nilai yang dimasukkan
kadang lunak, subpipih - pipih, silty, sedikit adalah nilai gradient temperature yang telah terukur
karbonatan. Sedangkan batupasir diasumsikan atau dengan memasukkan nilai kedalaman awal,
merupakan glauconitic sands yang dideskripsikan kedalaman akhir sumur, suhu/temperatur di permukaan
memiliki warna putih hingga putih pucat, bersih, dan suhu pada kedalaman akhir (BHT). Perhitungan
transparan, fria-moderate hardness, locality hardness, Temperatur ini dilakukan dengan rumus 4 sehingga
ukuran butir pasir sedang - kasar, bentuk butir diperoleh nilai temperature formasi dengan kedalaman
subangular- angular, sortasi sedang, porositas yang contoh pada titik kedalaman 865m adalah 65,59oC.
terlihat jelek, semen karbonatan, banyak agregat Crossplot
glaukonit, fosil jejak 20-30%, warna fluorescent sangat Metode crossplot dapat digunakan untuk
kuning hingga kuning, no oil stain atau tidak ada noda membantu dalam menentukan parameter – parameter
minyak, no stream cut, no oil show. yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan
Berdasarkan data log, litologi yang terekam pada parameter petrofisika, diantaranya adalah penentuan
log gamma ray zona Formasi Baturaja menunjukkan jenis mineral/litologi, parameter wet-clay yang
nilai yang sangat rendah yang diinterpretasikan sebagai dibutuhkan, nilai GRmaksimum – GRminimum, dan
batugamping yang sangat tebal (blocky) dan adanya penetuan nilai Rw.
peningkatan atau perubahan nilai sinar gamma pada Analisa Volume Lempung
log menunjukkan bahwa meskipun litologi utama pada Analisis volume lempung pada Sumur MG-04 ini
zona ini adalah batugamping, namun ada kemungkinan dilakukan dengan menggunakan indikator tunggal
bersifat muddy. Dari data cutting, litologi pada zona ini yaitu GR. Perhitungan volume lempung pada formasi
merupakan ± 100% batugamping, yang secara umum bertujuan untuk mengoreksi nilai porositas total batuan
berwarna putih-putih pucat. Jenis batugamping pada yang diasumsikan mengisi pori batuan yang
zona ini bervariasi antara mudstone-wackstone- diinterpretasikan berkomposisi serpihan. Karena
packstone. Hasil analisis kualitatif ini dapat dilihat batupasir pada sumur mengindikasikan kadar mineral
pada lampiran 1. radioaktif yang tinggi maka nilai gamma-ray pada
Analisa Kuantitatif batupasir lebih tinggi dari nilai gamma-ray serpih.
Perhitungan Petrofisika Oleh karena itu, untuk menghitung volume serpih
Langkah awal sebelum melakukan perhitungan dapat juga digunakan indikator tunggal lain misalnya
petrofisika dengan menggunakan IP (Interactive resistivitas.
Petrophysics) dengan pendekatan metode deterministik Porositas dan Saturasi Air
maupun metode probabilistik adalah pembuatan data Untuk memperoleh model litologi dengan kurva
base untuk semua perhitungan petrofisika yang akan porositas dan saturasi air, dihitung dengan
dilakukan, memasukkan data ke dalam IP baik data log memasukkan input kurva log yang dimiliki, meliputi
sumur maupun keterangan pada header log. Langkah kurva TNPH, RHOZ, temperatur, DT, PEFZ, HLLD,
selanjutnya adalah mencari nilai petrofisika reservoir RXOZ, VCL, HCAL. Model porositas awal yang
dengan pendekatan metode deterministik dan digunakan disesuaikan dengan data dan rumus
probabilistik hingga diperoleh model litologi dari porositas yang akan digunakan.
masing- masing metode yang digunakan. Parameter neutron hidrokarbon hidrogen indeks,
Tipe mineral lempung yang digunakan untuk dan densitas hidrokarbon apparent yang akan
analisis ini adalah wet-clay, hal ini disebabkan karena dimasukkan dalam perhitungan porositas dan saturasi
kondisi bawah permukaan yang diinterpretasikan air dapat dihitung menggunakan rumus sebagai
secara umum memiliki kondisi basah yang berikut:
vw,xyz
diinterpretasikan mengandung air. Wet-clay maupun nop qr qs = tC × 9 …………………… 26
8"w,xyz
lempung pada formasi cekungan merupakan hasil dari 8:w,xyz
proses pengendapan yang dipengaruhi oleh air, baik o{ qr |}} = tC × 2 ………………….. 27
8"w,xyz
berupa cekungan laut, danau, maupun sungai. Nilai densitas hidrokarbon yang dihitung adalah
Metode Deterministik nilai densitas yang sebenarnya sebenarnya sesuai
Metode deterministik adalah perhitungan dengan literatur yang dimiliki dengan nilai densitas gas
petrofisika yang menggunakan persamaan berdasarkan 0,2 g/cm3, sehingga nilai neutron hidrokarbon HI yang
respon alat- alat logging. Vserpih, saturasi air, diperoleh sebesar 0,40645 g/cm3, dan densitas
porositas dan permeabilitas merupakan parameter hidrokarbon app sebesar 0,24516 g/cm3.

8
Nilai Rw yang dimasukkan sebagai parameter dengan nilai cutoff porositas untuk memperoleh
dalam penentuan porositas dan saturasi air diambil volume serpih yang sesuai.
pada titik kedalaman yang diinterpretasikan terisi Rekapitulasi parameter yang telah diperoleh dengan
dengan 100% air, yaitu pada kedalaman 865 m, dan metode deterministik dengan menggunakan metode
pada temperatur 62,59oC sehingga diperoleh nilai crossplot maupun perhitungan manual dapat dilihat
resistivitas airnya sebesar 0,17 ohmm. Nilai resistivitas pada lampiran 4.
air ini kemudian digunakan untuk mencari nilai
salinitas larutan yang diperoleh dengan menggunakan Data Sumur Uji dan Perhitungan
gaftar Gen-9, dan salinitas juga merupakan salah satu Pressure Build Up (PBU) adalah salah satu cara
parameter yang dimasuukan dalam perhitungan untuk mendapatkan informasi secara langsung
porositas dan saturasi air. mengenai sifat - sifat fluida yang ada dalam reservoir,
Hasil analisis dengan metode deterministik ini karakteristik batuan reservoir, temperature, dan
dapat dilihat pada lampiran 2. tekanan reservoir. Dasar persamaan Pressure Build Up
Metode Probabilistik (PBU) adalah persamaan aliran fluida di dalam batuan
Metode probabilistik adalah metode yang yang mencerminkan hubungan antara tekanan dan
dilakukan dengan suatu sistem perhitungan waktu. Pada sumur ini diketahui tekanan bawah
probabilitas untuk mengetahui volume serpih (Vsh), permukaannya < 2000 psia yaitu sebesar 920 psia
saturasi fluida yaitu Sxo dari air dan hidrokarbon, dan sehingga metode yang digunakan dalam analisis ini
kemudian mencari porositas (PhiT, dan PhiE), serta adalah metode P2 yang berlaku pada tekanan reservoir
saturasi air (Sw) dari batuan, kemudian dari hasil awal lebih besar dari 2000 psia, dengan tekanan bawah
dari perhitungan ini dibentuk rekonstruksi kurva log permukaan (Pwf atau Pws) yang tercatat lebih kecil dari
GR, resistivitas, dan porositas berdasarkan persamaan 2000 psia. Berikut tabel data hasil analisis uji build up
tanggapan dari alat masing-masing log. Hasil pada fluida termampatkan (gas).
rekonstruksi kurva log yang diperoleh dibandingkan Tabel 2. Data yang digunakan dalam perhitungan IGIP
dengan kurva log aslinya. Semakin mendekati kurva dengan metode well basis.
log sebenarnya, maka hasil yang diperoleh akan Data Perhitungan
mendekati keadaan sebenarnya.
Metode probabilistik dikenal juga sebagai metode H = 224,50787ft P average= 1182,98 psia
analisis multimineral dengan memanfaatkan menu Sg = 0,876791 dtDE = 0,45
mineral solver yang dalam perhitungannya atau
Ø = 0,26 Z = 0,985912
kemungkinan – kemungkinannya sepenuhnya
dikerjakan software. Namun dalam analisis pada sumur Bg = 0,00349 ft3/scf rw = 0,35 ft
ini, parameter yang dibutuhkan untuk analisis µg = 0,02672 cp Qg = 7,81 Mmscfd
multimineral diperoleh dari hasil pembacaan log dan Cg = 1,27E-04 Psi -1
Ct = 1,30E-04 Psi-1
crossplot pada analisis dengan metode deterministik
yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil analisa dengan P*2 = 3000000 Psi2 M = 96774,19 Psi2/cycle
metode probabilistik ini dapat dilihat pada lampiran 3. P1jam2 = 190000 Psi2 T = 626,03 0
R
Penentuan Nilai Cut-off
Pwf2 = 846400 Psi 2
tp = 168 jam
Satu- satunya cara memperoleh nilai cutoff adalah
Berikut perhitungan lanjutan yang dilakukan untuk
meng-run parameter aliran dalam sumur reservoir.
mendapatkan volume gas (hidrokarbon) dengan
Pendekatan pragmatis yang sering digunakan untuk
metode well basis:
penentuan nilai cutoff yang dibutuhkan yaitu:
Perhitungan Permeabilitas Effektif terhadap gas (Kg)
1. Plot inti porositas vs logaritma permeabilitas inti.
Kg = 1,637×10 × Qg × µg × Z × T = 9,7046 mD
6
Untuk gas digunakan cutoff permeabilitas dari 0,1
sampai 1,0 md, untuk penggunaan minyak 1,0 m× h
sampai 5,0 md. Karena fluida pada reservoir sumur
Perhitungan Radius Penyerapan
ini berupa gas maka digunakan cutoff 1
permeabilitasnya sebesar 0,5 mD yang diambil dari  Kg × tp 2
re =   = 1540 ft = 469,392 m
nilai tengah antara 0,1-1,0mD. Kemudian nilai 1900 × φ × Ct × µg × dtDE 
cutoff permeabilitas ini diplot pada crossplot, dan
Perhitungan Radius Investigasi
ditarik terhadap garis hubungan linear kedua kurva H
€×(
~ = G Y = 1470 ft = 448,056 m
hingga mendapatkan nilai porositas ekuivalen U
‚v7×Ø×?€×„(
dalam grafik ini sesuai dengan cutoff permeabilitas
yang dipilih.
Luas Daerah Penyerapan
… = ℎ × co = 3,47 × 10x ˆ w
2. Plot porositas vs saturasi air di zona gas di atas
zona transisi. Masukkan dengan nilai cutoff
porositas untuk menemukan SW yang sesuai. Volume bulk reservoir
3. Dalam shaly sand (batupasir serpihan), plot ‰Š = … × ℎ = 3,47 × 10x ˆ w × 224,5079 
porositas vs serpih volume. Masukkan grafik = 7,79 × 10$ ˆ j = 77,9 ‹‹ˆ j
Initial gas in place

9
‰Š . ∅ . 1 − 2d 
Œ] = = 5088402554 2
memiliki porositas total sebesar 28,42%, porositas
ŽP efektif sebesar 26,32%, saturasi air sebesar 15,35% dan
= 5088,4025 ‹‹2 volume serpih sebesar 5%.
Pembahasan Berdasarkan data sumur tes (PBU) dengan
Berdasarkan analisis petrofisik secara kualitatif ketebalan net pay 68,43 m, porositas efektif yang
yang telah dilakukan diperoleh bahwa, terdapat 3 terukur pada reservoir potensial ini sebesar 26%,
variasi litologi/ mineral pada sumur MG-04 yaitu permeabilitas dari hasil uji sebesar 25,9 mD,
serpih, batupasir, dan batugamping. Jenis fluida permeabilitas gas yang dihitung sebesar 9,7046 mD,
formasi adalah minyak, gas dan air. dan radius penyerapan sejauh 469,392 m, maka
Berdasarkan hasil analisis petrofisik yang telah diperoleh jumlah volume hidrokarbon tipe gas pada
dilakukan secara deterministik dan probalistik maka reservoir batugamping ini diperkirakan sebesar
diperoleh 2 zona reservoir yaitu reservoir batupasir dan 5088,4025 MMSCF. Dari sejarah produksi diketahui
reservoir batugamping. Reservoir batupasir pada zona bahwa produksi yang baik untuk gas berkisar 1,5 – 2
2 memiliki nilai porositas sebesar 22,5 %, saturasi air MMSCF per hari (MMSCFD), sehingga dengan
sebesar 63,53%, permeabilitas sebesar 37,95 mD, dan volume gas sebesar 5088,4025 MMSCF yang dimiliki
volume lempung sebesar 47,8%. Tebal reservoir pada reservoir sumur MG-04 maka sumur MG-04
batupasir sebesar 15,53 m dengan tebal net-pay 8,08 dapat diprosuksi selama ± 2544.20125 hari atau sekitar
m. Hasil analisa petrofisika pada reservoir batupasir ini 7 tahun. Harga gas diketahui 5 dollar per 1 MSCF
menunjukkan bahwa nilai porositasnya dibawah 23%, sehingga dari satu sumur tersebut dapat diperoleh
dan meskipun dapat dikatakan berporositas bagus, pemasukan sebesar ± 25 juta dollar tanpa perhitungan
namun nilai permeabilitasnya sangat kecil yaitu kurang pengeluaran yang akan dikeluarkan selama proses
dari 1000 mD sehingga pada reservoir ini hidrokarbon produksi. Jadi, sumur MG-04 dapat dikatakan bernilai
tipe minyak tidak dapat mengalir. ekonomis dan potensial untuk dikembangkan menjadi
Permeabilitas yang sangat rendah dalam sumur produksi.
perhitungan analisis log pada zona reservoir batupasir
ini disebabkan karena jumlah volume lempung yang KESIMPULAN DAN SARAN
sangat besar yaitu sebesar 47,8%. Lempung pada Kesimpulan
reservoir ini dideskripsikan dari cutting merupakan 1. Berdasarkan hasil analisis petrofisik batuan
glaukonit yang diinterpretasikan terbentuk melalui reservoir maka diperoleh 2 zona reservoir yaitu
proses pelapukan atau alterasi yang berasal dari reservoir batupasir dan reservoir batugamping.
mineral biotit dan plagioklas yang kehadirannya Reservoir yang potensial pada sumur ini adalah
melimpah pada batupasir. Adanya asosiasi kalsit pada zona 4 berupa reservoir batugamping pada
dengan glaukonit dapat mengurangi permeabilitas dan kedalaman 766,686-911 m. Jenis fluida
menurunkan porositas. Hal ini disebabkan karena hidrokarbon yang ada pada reservoir batugamping
meskipun glaukonit hadir sebagai grain dari tubuh di zona 4 adalah gas.
batuan, pada tekanan overburden derajat sedang, grain 2. Berdasarkan hasil analisis petrofisik reservoir
tersebut dengan mudah akan terpadatkan dan batugamping pada zona 4, pada kedalaman
membentuk pseudomatriks yang menyumbat porositas potensial dengan tebal reservoir 144,31 m, dan net
primer batuan. Oleh karena itu, pada reservoir pay reservoir 68,43 m yang berkomposisi gas
batupasir karbonatan pada zona ini mengalami dengan metode deterministik maupun probabilistik
penurunan kualitas reservoir secara drastis dan menjadi memiliki porositas total sebesar 28,42 - 29,72%,
tidak potensial untuk dikembangkan. porositas efektif sebesar 25,57 – 26,32% dengan
Oleh karena itu, reservoir yang potensial pada permeabilitas rata- rata reservoir sebesar 56376,2
sumur ini adalah pada zona 4 berupa reservoir mD, saturasi air sebesar 13,49 – 15,35%, dan
batugamping pada kedalaman 766,686-911 m, dengan volume serpih sebesar 5 - 10,5%.
tebal reservoir 144,31 m, dan net pay reservoir 68,43 3. Berdasarkan data tes PBU (Pressure Build Up) dan
m. Jenis fluida hidrokarbon yang ada pada reservoir perhitungan nilai initial gas in place secara well
batugamping di zona 4 adalah gas, hal ini terlihat dari basis, maka diperoleh nilai potensi volume
adanya crossover antara kurva neutron dan densitas hidrokarbon sebesar 5088,4025 MMSCF.
dengan separasi tinggi. Saran
Parameter petrofisik reservoir batugamping pada 1. Dalam penentuan parameter petrofisika reservoir,
zona 4 (pada kedalaman potensial yang berkomposisi seperti litologi tipe batupasir yang mengindikasikan
hidrokarbon tipe gas) dengan metode deterministik ini adanya komposisi radioaktif dari unsur K yang
memiliki porositas total sebesar 29,72%, porositas tinggi pada log sinar gamma dengan nilai antara
efektif sebesar 25,57% dengan permeabilitas rata- rata 80-142 API terhadap serpih yang memiliki nilai
reservoir sebesar 56376,2 mD, saturasi air sebesar antara 47-75 API maka untuk interpretasi litologi
13,49%, dan volume serpih sebesar 10,5%. dari data log tersebut dapat dikorelasikan dengan
Parameter petrofisik reservoir batugamping pada data cutting/ core yang kita miliki agar interpretasi
zona 4 (pada kedalaman potensial yang berkomposisi litologi yang diperoleh sesuai dengan keadaan
hidrokarbon tipe gas) dengan metode probabilistik ini sebenarnya. Dari data cutting tersebut, diketahui

10
bahwa unsur K yang tinggi disebabkan karena Krygowski, D.A. 2003. Guide to Petrophysical
kehadiran mineral glaukonit Interpretation. Austin, Texas, USA: Baker
[(K,Na)(Al,Fe3+,Mg)2(Al,Si)4O10(OH)2]. Hughes.
2. Dalam melakukan analisis petrofisika pada data Nugroho, Hadi. 2011. Panduan Praktikum Geologi
openhole logging, untuk memperoleh nilai Minyak dan Gasbumi. Semarang: Universitas
parameter petrofisika yang mendekati keadaan Diponegoro.
sebenarnya maka sebelum melakukan perhitungan Pertamina. 2004. Buku Pedoman Teknik Penilaian
analisis petrofisika perlu dilakukan kontrol kualitas Formasi. (dalam pdf.)
terhadap log GR dan resistivitas, misalnya dengan Rider, Malcolm. 2002. The Geological Interpretation
memotong kedalaman log yang dianggap tidak of Well Logs, 2nd Edition, revised 2002.
bagus atau terganggu sebagai hasil perekaman yang Scotland: Whittles Publishing.
dipengaruhi oleh adanya casing. Selama melakukan Schlumberger. 1989. Log Interpretation
perhitungan, perlu dilakukan koreksi terhadap Principles/Applications. Texas: Schlumberger
gradien temperatur, dan terhadap volume serpih Wireline & Testing.
yang dapat mempengaruhi nilai porositas batuan Serra, Oberto. 1984. Fundamentals of Well-Log
reservoir. Interpretation, Volume 1: The Aquisition of
3. Dari hasil analisis parameter petrofisika reservoir Logging Data (Developments in Petroleum
dan perhitungan volume gas pada sumur MG-04 Science 15A). Amsterdam, The Netherlands:
maka rencana uji produksi dapat dilakukan dengan Elsevier Publishing Company.
perforasi pada zona 4 dengan kisaran kedalaman Sultino, Agus. 2006. Slide Interpretasi Petrofisika.
yang aman, dengan pertimbangan sesuai dengan Elnusa Drilling Services. 153 slides.
kestabilan dinding lubang bor, misalnya pada Yulio, Prama Ananta. 2011. Analisis Log Sumur
kedalaman 775-781 m, atau 785-791 m. dengan Metoda Probabilistik dan Deterministik
Menggunakan Interactive Petrophysics.
DAFTAR PUSTAKA Pertamina Learning Center (PLC): Bimbingan
Buku Sumber, Jurnal dan Publikasi Profesi Sarjana PT. PERTAMINA EP TAHUN
Ahmed, Tarek dan Mc.Kinney P.D. 2005. Advanced 2010.
Reservoir Engineering. Oxford: Elsevier Laporan
Publishing Company. Pertamina. 2003. Analisis Hasil Uji Build Up untuk
Asquith, George B. 1982. Basic Well Log Analysis for Sistem Porositas Tunggal, Revisi 2/ Juli 2003.
Geologists. Tulsa, Oklahoma: AAPG. Methods PT. PERTAMINA EP. Publikasi Internal.
in Exploration Series. Pertamina. 2003. Analisis Hasil Uji Pressure Build Up
Asquith, George B. dan Krygowski D.A. 2004. Basic untuk Fluida Termampatkan (Gas), Revisi 2/
Well Log Analysis, 2nd Edition. Tulsa, Juli 2003. PT. PERTAMINA EP. Publikasi
Oklahoma: AAPG. AAPG Methods in Internal.
Exploration Series 16. PEP Region Sumatera. 2012. Plan of Further
Bowen, D. G. 2003. Formation Evaluation. Theo Development (POFD) MUSI. Publikasi Internal.
Grupping. (Limited Liability Company of Website
Heriot-Watt University, Texas A&M Bishop, Michele G. 2000. South Sumatra Basin
University, The University of Oklahoma, and Province, Indonesia: The Lahat/Talang Akar-
Schlumberger) Cenozoic Total Petroleum System.
Darling, Toby. 2005. Well Logging and Formation USGS.http://pubs.usgs.gov/of/1999/ofr-99-
Evaluation. Oxford: Elsevier Publishing 0050/OF99-50S/
Company. Crain, E.R. 1986. The Log Analysis Handbook, volume
Diaz, M. Prasad, M. A. Gutierrez, J. Dvorkin, G. 1: Quantitative Log Analysis Methods. Tulsa:
Mavko. 2002. Effect of Glauconite on the Pennwell Books. (out of print)
Elastic Properties, Porosity, and Permeability Crain’s Petrophysical Handbook, On-line Handbook,
of Reservoirs Rocks in March 2002 AAPG http://www.spec2000.net/
Annual Meeting, Houston, Texas on article. Petrolog.http://www.petrolog.net/webhelp/Logging_To
Glover, Paul. 2000. Petrophysics. UK: University of ols/ild/ildchart.html (diakses pada tanggal 26
Aberdeen November 2012)
Harsono, Adi. 1997. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Rais, Jacub. _. Tata Cara Penulisan Baku Daftar Acuan
Log, Edisi Revisi-8 Mei 1997. Jakarta: (References) dan Daftar Pustaka (Bibliography)
Schlumberger Oilfield Service. dalam Makalah Ilmiah, Tesis, Disertasi, dalam
Hilchie, Douglas W. 1982. Applied Openhole Log pdf.http://enyerawati.files.wordpress.com/2011/
Interpretation. Golden, Colorado: Douglas .../tata-cara-penulisan-pustaka.p...
Hilchie, Inc. (out of print) Tutorial
Koesoemadinata R.P. 1980. Geologi Minyak dan Schlumberger. 2007. Interactive Petrophysics, User
Gasbumi, Edisi-2. Jilid 1 dan 2. Bandung: ITB. Manual (IP version 3.4). Scotland: PGL-Senergy.
(program komputer)

11
Lampiran 1

serpih
sand Zona 1
Formasi
Gumai
serpih

Zona 2
limestone Formasi
Baturaja

Gambar 5. Analisis Kualitatif untuk Membedakan Lapisan Batuan, Zonasi dan Fluida.

12
Lampiran 2

Gambar 6. Log Plot Hasil Analisis dengan Metode Deterministik.

13
Lampiran 3

Gambar 13. Log Plot Hasil Analisis dengan Metode Probabilistik.

14
Lampiran 4

Tabel 3. Rekapitulasi parameter yang telah diperoleh dengan metode deterministik dengan menggunakan metode
crossplot maupun perhitungan manual.

Wet lempung Water Porosity


zona
GR ρ Neu Res Rxo Rmf Rw ρma ρf φD φN φTlempung
1 74 2,06 0,425 0,816 0,84 0,175 0,17054 2,65 1,1 0,3798 0,425 0,4031
2 142 2,06 0,425 0,816 0,84 0,175 0,17054 2,65 1,1 0,3798 0,425 0,4031
3 74 2,06 0,425 0,816 0,84 0,175 0,17054 2,65 1,1 0,3798 0,425 0,4031
4 142 2,06 0,425 0,816 0,84 0,175 0,17054 2,71 1,1 0,4037 0,425 0,4145

Hydrocarbon Cutoff Pay Result


zona
ρ Neu Hc HI Den Hc app φ Sw Vcl Gross interval Net pay
1 0,85 - - 0,15295 0,96 0,5743 20,90 -
2 0,85 1,0286 0,9143 0,15295 0,96 0,5845 15,53 8,08
3 0,85 - - 0,15295 0,96 0,6579 57,76 -
4 0,2 0,4065 0,2452 0,15295 0,96 0,1221 144,31 68,43

15
16

You might also like