Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Meysa Dwi Pangesti
Ardiani Ika Sulistyawati
Program Studi Akuntansi, Universitas Semarang
meysadwip@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of obedience pressure, task
complexity, auditor experience, and professional competence on audit judgment.
This study uses audit judgment as the dependent variable and obedience pressure,
task complexity, auditor experience, professional competence, as independent
variables.
Determination of the sample in this study using purposive sampling
technique. The sample in this study were 10 public accounting firms (KAP) in the
city of Semarang. The type of data used in this study is primary data which is
obtained directly by using a questionnaire to auditors who work at public
accounting offices in Semarang City. The method in this research is Multiple
Linear Regression Analysis.
Based on the t test, it shows that obedience pressure has a significance
value of 0.024, so that obedience pressure has an effect on audit judgment. Task
complexity has a significance value of 0.298, so that task complexity has no effect
on audit judgment. The auditor's experience has a significance value of 0.044, so
that the auditor's experience has an effect on audit judgment. Professional
Competence has a significance value of 0.320, so that Professional Competence
has an no effect on audit judgment. The results of the F test show that the pressure
of obedience, task complexity, auditor experience and professional competence
simultaneously show a significance value of 0.008 so that it affects audit judgment
because the significance is less than 0.05. The results of the Adjuster R2 test show
that the predictive ability of the 4 independent variables is 20.8% and the rest is
influenced by other variables outside the model.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tekanan ketaatan,
kompleksitas tugas, pengalaman auditor, dan kompetensi professional terhadap
audit judgment. Penelitian ini menggunakan audit judgment sebagai variabel
dependen dan tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, pengalaman auditor,
kompetensi professional, sebagai variabel independen.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 10 Kantor Akuntan Publik (KAP) di
Kota Semarang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer yang diperoleh secara langsung dengan menggunakan kuesioner pada
auditor yang bekerja pada KAP di Kota Semarang. Metode dalam penelitian ini
adalah Analisis Regresi Linier Berganda.
Berdasarkan uji t menunjukkan bahwa tekanan ketaatan memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,024 , sehingga Tekanan Ketaatan berpengaruh terhadap
audit judgment. KompleksitasTugas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,298,
sehingga Kompleksitas Tugas tidak berpengaruh terhadap audit judgment.
Pengalaman auditor memiliki nilai signifikansi sebesar 0,044, sehingga
pengalaman auditor berpengaruh terhadap audit judgment. Kompetensi
Profesional memiliki nilai signifikansi sebesar 0,320, sehingga Kompetensi
Profesional tidak berpengaruh terhadap audit judgment. Hasil uji F menunjukkan
bahwa tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, pengalaman auditor dan kompetensi
profesional secara simultan menujukan nilai sigifikansi sebesar 0,008 sehingga
berpengaruh terhadap audit judgment karena signifikansinya kurang dari 0,05.
Hasil uji Adjuster R2 menunjukkan bahwa kemampuan prediktif dari 4 variabel
independen adalah 20,8% dan sisanya dipengaruhi variabel lain diluar model.
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu ;
1. Untuk menganalisis pengaruh tekanan ketaatan terhadap audit judgment
pada KAP di Kota Semarang
2. Untuk menganalisis pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgment
pada KAP di Kota Semarang
3. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman auditor terhadap audit
judgment pada KAP di Kota Semarang
4. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi professional terhadap audit
judgment pada KAP di Kota Semarang
TINJAUAN PUSTAKA
Auditing
Menurut Sukrisno Agoes (2012:4) pengertian auditing adalah sebagai
berikut:“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan- catatan pembukuan dan bukti bukti pendukungnya,
dengan tujuan untuk dpat memberikan pendapat menganai kewajaran laporan
keuagan tersebut.”
Auditor adalah seseorang yang memiliki keahlian dibidang akuntansi yang
menyatakan pendapat atas kewajaran dalam laporan keuangan yang meyangkut
semua hal yan material, posisi keuangan hasil usaha dan arus kas yang sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ketika proses audit,
seorang auditor mengeluarkan opini atas hasil laporan keuangan yang
diperiksanya berupa audit judgment. Audit judgment yang dikeluarkan oleh suatu
auditor merupakan judgment atas kejadian kejadian masa lalu, masa sekarang, dan
masa datang atau kinerja suatu perusahaan (Rahayu, 2014).
Tujuan utama auditor adalah melakukan audit, penilaian atau judgment
terhadap laporan keuangan dan bebagai kecurangan yang muncul dalam laporan
keuangan dan memberikan opini atas suatu laporan keuangan perusahaan yang
berpedoman pada pendidikan, pengalaman, dan pelatihan yang dimilikinya serta
sikap kompeten, objektif, dan tidak memihak. Oleh Karena itu, seorang audior
dituntut untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan benar sehingga
mendapat kepercayaan public.
Tujuan umum audit terhadap laporan keuangan adalah untuk memberikan
pernyataan pendapat apakah laporan keuangan yang diperiksa tidak menyajikan
secara wajar, dalam segala hal yang bersifat material, sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang lazim (Rahayu, 2010:93 dalam Mukhlis,2014).
Tekanan Ketaatan
Tekanan ketaatan adalah jenis tekanan pengaruh social yang dihasilkan
ketika individu dengan perintah langsung dan perilaku individu lain (Reni dan
Dheane, 2015:03). Teori ketaatan menyatakan bahwa individu memiliki kekuasan
merupakan suatu sumber yang dapat mempengaruhi perilaku orang dengan
perintah yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh keberadaan kekuasaan atau
otorisas yang merupakan bentuk legimasi power atau kemampuan atasan untuk
mempengaruhi bawahan karena ada posisi khusus dalam struktur hierarki
organisasi (Milgan (1997) dalam Hartanto dan Indra (2001). Tekanan ketaatan
dapat diterima dari atasan maupun klien. Tekanan ketaatan yang diterima dapat
memberikan pengaruh buruk bagi auditor. Auditor yang berada dibawaah tekanan
ketaatan printah atasan maupun klien untuk menyimpang, mempunyai
kecenderungan untuk melakukan perintah tersebut. Semakin tinggi tekanan
ketaatan yang dihadapi oleh auditor maka judgment yang diambil oleh auditor
cenderung kurang tepat sehingga dapat mempengaruhi auditor dalam membuat
suatu judgment (Reni dan Dheane 2015:03)
Tekanan ketaatan juga timbul adanya kesenjangan ekspektasi yang terjadi
antara entitas yang diperiksa dengan auditor telah menimbulkan suatu konflik
tersendiri bagi auditor. Dalam suatu audit umum (general audit atau opiniom
audit), auditor dituntut untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan entititas untuk menghindari adanya pergantian auditor. Pemberian opini
wajar tanpa pengecualian tanpa bukti bukti audit yang memadai, dapat berubah
dari masalah satndart audit (khususnya maslah satndart pelaporan) ke masalah
kode etik (independensi dan benturan kepentingan). Pemenuhan tuntutan entitas
merupakan pelanggran terhadap standar. Dan auditor yang tidak memnuhi
tuntutan klien dianggap termotivasi untuk menerapkan standar audit
(Theorodus,2007)
Kompleksitas Tugas
Tugas melakukan audit cenderung merupakan tugas yang banyak dihadapi
persoalan kompleks. Auditor dihadapkan dengan tugas-tugas yang kompleks,
banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu dengan lainnya. Kompleksitas adalah
sulitnya suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas, dan daya ingat
serta kemampuan untuk mrngintergasikan masalah yang dimiliki oleh seorang
pembuat keputusan (Jamilah, dkk 2007). Tingkat kesulitan tugas dan struktur
tugas merupakan dua aspek penyusunan dari kompleksitas tugas. Tingkat sulitnya
tugas selalu dikaitkan dengan banyaknya informsi tentang tugas tersebut,
sementara struktur adalah terkait dengan kejelasan informasi (informasi claristy).
Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan suatu
tugas audit. Ada auditor yang mempresepsikan tugas audit sebagai tugas dengan
kompleksitas tinggi dan sulit, sementara auditor lain ada yang mempresepsikan
sebagai tugas yang mudah.
Sehingga kompleksitas tugas adalah persepsi individu tentang kesulitan
suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapasitas dan daya ingat serta
kemampuan untuk mengintegrasikan masalah yang dimiliki oleh seorang pembuat
keputusan (Irwanti, 2011).
Pengertian kompleksitas tugas itu sendiri dalam penelitian ini menunjukan
tingkat inovasi dan pertimbangan audit yang diperlukan oleh staf pemeriksaan
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Tugas yang tingkat kompelsitasnya
tinggi memerlukan inovasi dan pertimbangan audit yang relative banyak,
sedangkan tugas yang tingkat kompleksitasnya rendah memerlukan tingkat
inovasi dan pertimbangan audit yang relative sedikit. Semakin kompleks suatu
tugas maka auditor harus semkain memikirkan banyak hal. Kompleksitas tugas
sangat dekat dengan kinerja auditor dan dapat mempengaruhi kebijakan audit
yang dibuat oleh auditor, ada berbagai pemahaman dari kompleksitas tugas, yakni
sekumpulan tugas dan informasi yang berubah-ubah diperoleh auditor dalam satu
waktu pekerjaan. Banyaknya jumlah informasi yang harus diproses dan tahappan
pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan
mengundikasikan tingkat kompleksitas tugas yang akan dihadapi oleh auditor.
Pengalaman Auditor
Kompetensi teknis berupa pengalaman kerja auditor merupakan
kemampuan individu dan dianggap menjadi fakor paling dalam pertimbangan
audit. Dilihat dari berbagai jenis audt, pengetahuan dan pengalaman akan
membantu dalam pengabilan keputusan.
Menurut Mulyadi (2008:24) mendifinisikan bahwa : “ Pengalaman auditor
merupakan akuntansi gsbungan dari semua yang diperoleh melalui interaksi”
Menurut Ashton dalam Jamilah dkk (2007) menyataka bahwa: “
Pengalaman auditor merupakan kemampua yangdimiiki auditor atau akunta
pemeriksa untuk belajar dari kejadian-kejadian masalah yang berkaitan dengan
seluk-beluk audt atau pemeriksaan”.
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan
perkembangan potensi bertingkat laku (Asih, 2006). Pengalaman membentuk
seorang auditor menjadi terbiasa dengan situasi dan keadaan dalam setiap
penugasan, pengalaman juga dapat dilihat dari berbagai sisi diantaranya adalah
diperoleh dari lamanya bekerja dan dari banyaknya penerimaan tugas pemeriksaan
yang telah dilakukan oleh auditor. Seorang auditor yang sering menerima
penugasan untuk pemeriksaan, makadengan memilikipengalaman serta
perngetahuan yang memadai dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi informasi
yang berkaitan dengan perolehan bukti yang medukung tugas pemeriksaannya
termasuk dalam pembuatan judgment.
Dari pernyataan mengenai pegalaman tugas sesorang,untuk setiap
penugsa, Kantor Akuntan Publik (KAP) harus menugaskan staf yang berkualitas
guna mendapatkan resiko audit yang diterima rendah dengan cara perhatian
khusus harus diberikan dalam memilih staf, dan pentingnya skeptisme
professional dalam mengaudit. Maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman
terhadap tugas yang dilakukan atau banyaknya tugas yang dilakukan seseorang
maka akan meningkatkan dan memperoleh banyak pengetahuan, sehingga
kepercayaan auditor akan bertambah besar. Apabila seseoraanga auditor banyak
melakukan tugas auditornya maka dia akan terbiasa dan akan memeperoleh lebih
banyak pengetahuan.
Kompetensi Profesional
Ketepatan auditor dalam membuat judgment dalam penugasan auditnya
adalah cerminan sikap profesionalisme dari auditor. Auditor dalam meingkatkan
kinerjanya dituntut unuk memiliki kompetensi professional dalam melakukan
audit atas laporan keuangan. Profesionalisme seorang auditor sangat
diperlukan,dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan seorang auditor akan
terjamin. Dapat diartikan bahwa auditor yang memiliki profesionalisme yang
tinggi akan memberikan kontribusi yang dapat dipercaya oleh para pengambil
keputusan untuk memenuhi perannya yang membutuhkan tanggung jawab yang
besar.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, professional berasa dari kata
profesi yang berarti bidang pekerjaan yang dilandasi keahlian tertentu. Sedangkan
profesional adalah bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus
untuk menjalankannya. Profesionalisme adalah mutu, kualitas dan tinda-tanduk
yang merupakanciri suatu profesi atau orang yang professional. (Depdikna, 2013)
Profesionalme dinyatakan dalam hal tingkat pendidikan formal dan non
formal yang dimiliki oleh individu. Setiap professional memiliki nilai- nilai
pribadi yang mencakup kejujuran, integritas, objektivitas, kebijakan, keberanian
dan kekuatan karakter untuk mengikuti keyakinan untuk menolak peluang yang
lebih mengutamakan kepentingan sendiri dari pada klien.
Menurut Zu’amah (2009) mengartikan kompetensi adalah keahlian
professional seorang auditor yang didapat melalui pendidikan formal, uji
professional maupun keikutsertaan dalam pelatihan, seminar,dan symposium.
Kompetensi untuk bekerja sama dalam tim serta kemampuan dalam menganalisa
permasalahan. Kompetensi professional judgement (pertimbangannya) yang akan
dihasilkan oleh auditor tersebut.
Galeh Utami & Mahendra Adhi Nugroho (2014) mengemukakan bahwa
seorang auditor yang memiliki sikap profesionalisme yang tinggi tidak akan
terpengaruh atau tidak akan muda menerima begitu saja penjelasan dari klien yang
belum diketahui kredibilitasnya, dalam hal membuat suattu pertimbangan tingkat
materialistis, tetapi biasanya auditor akan sering mengajukan pertanyaan dalam
rangka untuk memperoleh alasan, bukti dan konfirmasi mengenai keyakinan akan
kendala informasi yang sedang mejadi permasalahan diperusahaan klien tersebut.
Dalam melakukan audit, auditor dituntut untuk melakukan audit dengan
sebaik-baiknya, dimana pekerjaan audit yang dilaksanakan auditor harus
melibatkan pertimbangan audit (audit judgment) dengan meggunakan professional
judgment.
Menurut ISA 200, professional judgment adalah penerapan pengetahuan
dan pengalaman yang relevan, dalam konteks auditing accounting dan standar
etika,untuk mencapi keputusan yang tepat dalam situasi atau keadaan selama
berlangsungnya penugasan audit, dan kualitas pribadi, yang berarti bahwa
judgment berbeda diantara audior yang berpengalaman (tetapi pelatihan dan
pengalaman dimaksutkan untuk mendorong konsistensi dalam judgment)
Menurut Jamilah, dkk (2007) professional judgment auditor merupakan
suatu pertimbangan pribadi atau cara pandang auditor dalam menanggapi
informasi berhubungan dengan tangung jawab dan resiko audit yang akan
dihadapi auditor, yang akan mempengaruhi pembuatan opini akhir auditor
terhadap laporan keuangan suatu entitas.
Dalam standar pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan dijelaskan bahwa
pemeriksa harus menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk menentukan
hal-hal yang terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan, baik dalam pemeriksaan
keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Pertimbangan profesional tersebut diantaranya berkaitan dengan gangguan
terhadap independensi, pertimbangan tentang hasil pemeriksaan sebelumnya serta
tindak lanjut atas rekomendasi yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang
dilaksanakan, pertimbangan profesionalnya terhadap prosedur pemeriksaan yang
dirancang untuk menilai salah saji material dan mempertimbangkan pengendalian
intern dari entitas yang diperiksa.
Audit Judgement
Audit menjadi suatu kebutuhan pada era saat ini. Perusahaan diwajibkan
untuk menyajikan laporan keuangan yang telah diaudit. Audit harus dilakukan
oleh seorang yang kompeten, orang independen. Sukrisno Agoes (2012:04)
menyatakan bahwa audit adalah sutau proses pemeriksaan secara kritis dan
sistematis yang dilakukan oleh pihak independen terhadap laporan keuangan
pihak manajemen berserta pembukuan dan bukti pendukung lainnya dengan
tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut.
Judgement merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan oleh auditor
dalam melaksanakan tugasnya terutama dalam mengaudit laporan keuangan dari
suatu entitas perusahaan. Judgment tersebut tergantung pada perolehan bukti dan
pengembanan bukti tersebut sehingga menghasilkan keyakinan yang muncul dari
kemampuan audior dalam menjelaskan bukti-bukti yang diuraikan (Kumalasari
dan Hermawati,2015). Berdasarkan bukti sampel tersebut auditor akan
memberikan pendapat atas laporan keuangan perusahaan, sehingga dapat
dikatakan bahwa audit judgment sangat menentukan hasil dari pelaksanaan audit.
Menurut Fitriana, dkk (2014), audit judgement adalah suatu pertimbangan
yang mempengaruhi dokumentasi audit dan keputusan pendapat yang dibuat oleh
auditor. Audit judgement melekat pada setiap tahap dalam proses audit laporan
keuangan, mulai dari penerimaan perikatan audit, perencanaan audit pelaksanaan
pengujian audit dan pelaporan audit. Audit judgement diperlukan dalam proses
audit karena audit tidak dilakukan terhadap seluruh bukti transaksi dalam
perusahaan melainkan hanya sampel yang memadai.
Proses judgement tergantung dari asal datangnya informasi, karena setiap
langkah proses judgement, akan dapat mempengaruhi hasil akhir dari judgment.
Kedatangan informasi bukanhanya mempengaruhi pilihan, tetapi juga
mempengaruhi cara pilihan tersebut dibuat. Setiap langkah, didalam proses
incremental judgement jika informasi terus menerus datang, akan muncul
pertimbangan baru dan keputusan atau pilihan baru (Praditaningrum,2012).
Dalam suatu proses pembuatan judgement, auditor akan mengumpulkan
berbagai bukti relevan dalam waktu yang berbeda lalu mengintegrasikan
informasi dari bukti-bukti tersebut. Auditor akan menjadi lebih berhati-hati dalam
menerima dan memahami informasi karena judgement yang dilakukannya banyak
mengandung sampling dan risiko audit yang berdampak pada masa yang akan
datang. Maka dari itu pertanggungjawaban akan hasil judgement yang dikeluarkan
auditor merupakan faktor penting dalam lingkup audit judgement.
Pemeriksa dalam mengaudit berpedoman terhadap petunjuk pelaksanaan
pemeriksaan dan petunjuk teknis pemeriksaan (Margaret, 2014). Dua petunjuk ini
mengatur pemahaman atas sistem pengendalian intern, pemahaman dan penilaian
risiko, penetapan materialitas awal dan kesalahan tertoleransi dan penentuan
metode uji petik untuk melaksanakan pemeriksaan yang hasil laporannya menjadi
patokan bagi pemeriksa dalam pembuatan judgement.
Berdasarkan berbagai konsep diatas dapat disimpulkan bahwa audit
judgement memainkan peranan yang sangat penting dalam sebuah pekerjaan
audit. Hal ini karena proses audit yang berawal dari keputusan penerimaan klien
hingga pada penerbitan laporan audit membutuhkan berbagai judgement
profesional dari auditor, dimana judgement tersebut haruslah beralasan dan
mempunyai dasar bukti yang kuat.
KERANGKA PEMIKIRAN
TEKANAN KETAATAN
(X1) H1
KOMPLEKSITAS TUGAS
(X2) H2
AUDIT JUDGMENT
(Y)
PENGALAMAN AUDITOR
(X3) H3
KOMPETENSI PROFESIONAL H4
(X4)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan jenis data kuesioner berupa data primer yang diperoleh dari auditor
yang bekerja pada Kantor Akuntan Pubik di Kota Semarang. Variabel dependen
pada penelitian ini adalah audt judgment yang didefinisikan sebagai pertimbanga
auditor dalam penambilan keputusan audit, sedangkan ariabel independen pada
penelitian ini adalah Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Pengalaman
Auditor, dan Kompetensi Profesinal. Objek dalam penelitian ini adalah Kantor
Akuntan Publik (KAP) di Kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah
auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Semarang.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 42 auditor, pengambilan
sampel dilakukandengan cara purposive sampling. Dalam penelitian ini kriteria
yang dipakai, yaitu :
1. Auditor tersebut bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota
Semarang
2. Auditor ya sudah bekerja lebih dari satu tahun
3. Auditor yang sudah pernah melakukan tugas pemeriksaan
4. Auditor yang tidak dibatasi oleh jabatan (Partner, Senior, atau Junior
Audit).
Metode Analisis
Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan regresi linier
berganda (multiple regresion) guna untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel
independen terhadap dependen dengan bantuan SPSS (Statistical Product Service
Solution) versi 23. Bentuk persamaan umum regresi linier berganda:
Dengan persamaan sebaai berikut:
Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Keterangan :
Y = Audit Judgment
B = Koefisien Regresi
X1 = Tekanan Ketaatan
X2 = Kompleksitas Tugas
X3 = Pengalaman Auditor
X4 = Kompetensi Professional
E = Error
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat pengukur
dapat mengungkapkan konsep gejala atau kejadian yang diukur Pengujian validitas yang
digunakan adalah Koreasi Pearson. Signifikansi Korelasi Person yang digunakan daam
peneitian ini adaah 0,05 dengan membandingkan r hitung dengan r tabel untuk degree of
freedom (df)= n-2. Pada kasus konstruk Audit Judgment jumlah sampel (n)=42 dan
besarnyadf dapat dihitung 42 -2 = 40 dengan df=40 dan alpha=0,05 didapat r tabel =
0,312
Variabel Indikator R hitung R tabel Keterangan
TK1 0,642 0,312 Valid
TK2 0,523 0,312 Valid
TK3 0,503 0,312 Valid
Tekanan
TK4 0,677 0,312 Valid
Ketaatan
TK5 0,684 0,312 Valid
TK6 0,652 0,312 Valid
TK7 0,744 0,312 Valid
Kompleksitas KT1 0,649 0,312 Valid
Tugas KT2 0,485 0,312 Valid
KT3 0,681 0,312 Valid
KT4 0,730 0,312 Valid
KT5 0,623 0,312 Valid
KT6 0,751 0,312 Valid
PA1 0,776 0,312 Valid
PA2 0,885 0,312 Valid
PA3 0,850 0,312 Valid
Pengalaman
PA4 0,883 0,312 Valid
Auditor
PA5 0,856 0,312 Valid
PA6 0,677 0,312 Valid
PA7 0,834 0,312 Valid
KP1 0,865 0,312 Valid
KP2 0,829 0,312 Valid
KP3 0,799 0,312 Valid
Kompetensi
KP4 0,881 0,312 Valid
Profesional
KP5 0,883 0,312 Valid
KP6 0,855 0,312 Valid
KP7 0,769 0,312 Valid
AJ1 0,863 0,312 Valid
Audit
AJ2 0,812 0,312 Valid
Judgment
AJ3 0,727 0,312 Valid
Dari tabel diatas dapat diperoleh bahwa semua indikator yang digunakan
untuk mengukur semua variabel mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar
dari r tabel, sehinga semua indikator dari variabel penelitian ini adalah Valid.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variable atau konstruk. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
dengan menggunakan uji statistic Cronbach Alpha (α) yaitu apabila suatu
konstruk dan variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
0,700 (Nunnally, 1994). Hasil analisis pengujian reliabilitas untuk mensing
masing variabel yang diringkas pada tabel dibawah ini :
Variabel Cronbach Batas Keterangan
Alpha Reliabiitas
Tekanan Ketaatan 0,712 0,700 Reliabel
Kompleksitas Tugas 0,735 0,700 Reliabel
Pengalaman Auitor 0,920 0,700 Reliabel
Kompetensi Profesional 0,927 0,700 Reliabel
Audit Judgment 0,707 0,700 Reliabel
Hasil uji reliabilitas diatas menunjukan bahwa semua variabel mempunyai
koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,700 sehngga dapat dikatakan
semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliable
yang berarti bahwa kueioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
kuesoner yang layak digunakan sebagai alat ukur dalam pengujian statistic.
UJI ASUMSI KLASIK
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data persamaan
regresi yang dihasilkan terdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.. Uji
normalitas data dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov.
Apabila data hasil perhitungan one-sample Kolmogorov- Smirnov menghasilkan
nilai diatas 0,05, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas tetapi apabila
data hasil perhitungan one-sample Kolmogorov Smirnov menghasilkan nilai
dibawah 0,05, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil
pengujian normalitas dapat dlihat pada tabel pengujian dibawah ini ;
Uji Multikoinearitas
Uji multikolinearitas dimaksud untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi ditentukan adanya korelasi antar variable bebas (independen) yang satu
dengan yang lainnya. Nilai Tolerance yang rendah sama degan nilai VIF tinggi
(karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum yang dipakai untuk
menunjukan adanya multikolinearitas adalah niai Tolerance ≥ 0,10 atau sama
dengan nilai VIF ≤ 10. Jadi dikatakan tidak terjadi mutikolinearitas apabila nilai
VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Nilai Tolerance dan VIF
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Toleranc
Model e VIF
1 (Constant)
Tekanan Ketaatan .868 1.152
Kompleksitas Tugas .990 1.010
Pengalaman Auditor .967 1.035
Kompetensi
Profesional .844 1.184
a. Dependent Variable: Audit Judgment
Hasil pengujian terlihat bahwa semua variabel independen yang digunakan
sebagai indikator model regresi memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang
berarti tidak ada korelasi antar variabel. Hasil perhitungan niai Variancce Inflation
Factor (VIF) juga menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
VIF lebih dari 10. Hal ini berarti bhawavariabel-variabel independen yang
digunakan dalam penelitian tidak menunjukan adanya gejaa mutikolinearitas
antar variabel indenpenden dalam model regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi kesamaan variansi dari residual satupengamatan ke pengamatan lain.
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan grafik Scatter Plot.
Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SREID dan ZPRED dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi
– Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Hasil uji heteroskedastisitas dapat
dilihat padagambar berikut ini :
Hasil pengujian heteroskeastisitas menunjukan bahwa grafik scatterplot
memperlihatkan peta titik titik terseut menyear secara acak dan tidak membentuk
suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angakh 0
(nol) pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
memiliki gejala aanya heteroskedastisias, yang berarti bahwa tidak ada gangguan
yang berarti dalam model regresi ini.
PENGUJIAN HIPOTESIS
Uji T
Untuk menguji keberartian model regresi untuk masing masing variabel
bebas secara individu (parsial) dalam menerangkan variable terikatnya dapat
diperoleh dengan menggunakan uji t, yakni dengan membandingkan nilai t hitung
dengan t tabel.
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) Tekanan 17.404 3.919 4.441 .000
Ketaatan -.160 .068 -.345 -2.345 .024
Kompleksitas Tugas -.068 .065 -.146 -1.056 .298
Pengalaman Auditor -.132 .063 -.291 -2.083 .044
Kompetensi
Profesional .088 .087 .150 1.007 .320
a. Dependent Variable: Audit Judgment
H1 : Pengaruh Tekanan Ketaatan Terhadap Audit Judgment
Berdasarkan pengujian untuk variabel Tekanan Ketaatan terhadap Audit
Judgment diatas didapatkan angka pada thitung -2,345 > ttabel -1,68195 dan nilai
signifikansi 0,024 yang berarti lebih kecil dari 0,05 maka Hipotesis 1 diterima.
Hal ini menunjukan bahwa Tekanan Ketaatan berpengaruh terhadap Audit
Judgment auditor yang bekerja pada KAP di Kota Semarang
H2 : Pengaruh Kompeksitas Tugas terhadap Audit Judgment
Berdasarkan uji t statistic untuk variabel Kompleksitas Tugas terhadap
Audit judgment menghasilkan thitung -1,056 < ttabel -1,68195 dan nilai signifikansi
0,298 yang berarti lebih besar dari 0,05 maka Hipotesis 2 ditolak. Hal tersebut
menunjukan bahwa Kompleksitas Tugas tidak berpengaruh terhadap Audit
Judgment auditor yang bekerja pada KAP di Kota Semarang.
PEMBAHASAN
Pengaruh Tekanan Ketaatan Terhada Audit Judgment
Hasil penelitian pada variabel Tekanan Ketaatan terhadap Audit Judgment
auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang
menghasilkan nilai signifikasi sebesar 0,024 yang berarti lebih kecil dari 0,05.
Kemudian didukung dengan thitung -2,345 > ttabel -1,68195. Sehingga hasil tersebut
menunjukan bahwa Tekanan Ketaatan memberikan pengaruh terhadap Audit
Judgment auditor yang bekerja pada KAP di Kota Semarang. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 1 dalam penelitian ini diterima.
Hasil peneitian ini sejalan dengan peneltian terdahulu yang dilakukan oleh
Andini Utari Putri pada KAP di Kota Palembang tahun 2018. Dalam penelitian
yang dilakukan Andini Utari Putri menyatakan bahwa Tekanan Ketaatan
berpengaruh positif, semakin besarnya Tekanan Ketaatan yang didapatkan oleh
auditor maka semakin mempengaruhi Audit Judgment. Adanya tekanan ketaatan
auditor dapat mendorong pada penilaian audit yang kurang tepat. Hal ini
disebabkan karena tekanan yang diterima auditor dari atasan ataupun klien yang
bertentangan dengan standar professional akan menyebabkan adanya tekanan
maka auditor dapat melakukan pekerjaan dengan pertimbangan penyelesaian
yang kurang baik.
Selain pada penelitian yang dilakukan oleh Andini Utari putri juga
penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ni Luh
Putu Nuarsih dan I Made Mertha pada KAP di Bali tahun 2017 yang menyatakan
bahwa Tekanan Ketaatan berpegaruh terhadap Audit Judgment. Hal ini
menunjukan bahwa semakin tinggi Tekanan Ketaatan yang dihadapi oleh
seorang auditor maka Audit Judgment yang dihasilkan tidak akurat.
Tekanan Ketaatan dapat diterima dari ataan maupun klien. Tekanan
ketaatanyang diterima dapat memberikan pengaruh buuk bagi auditor. Dalam
kondisi adanya perintah dari atasan dan tekanan dari klien untuk berperilaku
menyimpang dari standar professional auditor cenderung akan menaati perintah
tersebut. Semakin tinggi tekanan ketaatan yang dihadapi oleh seorang auditor
maka judgment yang diberikan cenderung kurang tepat.
Saran
1. Auditor harus mempunyai pengalaman agar dapat mengatasi tekanan
ketaatan karena seorang auditor yang tidak kompeten maka ia tidak
mungkin dapat bertindak tepat dalam menyelesaikan tugas auditnya dan
dapat memberikan audit judgment yang dapat dipercaya sesuai dengan
harapan para pemakai laporan keuangan.
2. Auditor disarankan untuk selalu menambah pengalaman auditnya dengan
menambah wawasan dan keilmuan ilmu auditingnya, bekerja dengan
penuh dedikasi, bekerja sesuai kapasitasnya sebagai auditor, menambah
keahlian auditnya dan menjunjung tinggi etika profesi auditor agar
menghasilkan audit judgment yang sempurna.
3. Bagi auditor meskipun kompetensi professional tidak berpengaruh
terhadap penelitian ini tetapi perlu ditingkatkannya professional kinerja,
perkiraan waktu audit yang akan digunakan dan menambah pengalaman
untuk menghindari peningkatan tingkat resikodeteksi dalam pemeriksaan
laporan keuangan ataupun audit judgment
4. Meskipun saat ini kompleksitas tugas tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap audit judgment, tetapi sebaikya seorang auditor tidak mendapat
tugas yang terlalu kompleks atau tugas yang tidak dipahaminya, karena
lambat laun seorang auditor dapat mencapai titik jenuh dimana mereka
tidak dapat menghasilkan judgment yang baik saat tugas yang dimilikinya
menumpuk atau kompleks serta tidak dipahami.
Keterbatasan
1. Tidak semua Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Kota Semarang
dapat menerima kuesioner yang disebarkan oleh peneliti.
2. Sampel yang didapat masih terlalu sedikit yaitu 42 responden, sehingga
kurang bisa menjelaskan secara maksimal.
3. Keterbatasan peneliti dengan menggunakan kuesioner yaitu terkadang
jawaban yang diberikan leh sampel tidak menunjukan keadaan yang
sesungguhnya.
4. Pengaruh variabel Independen kepada variabel Dependen. Hal itu dapat
dibuktikan dengan jumlah R-Square sebesar 0,228 atau 22,8%. Nilai R-
square yag normalyang mengindikasikn bahwa masih banyak variabel lain
diluatpenelitian yag mempunyai pengaruh terhadap Audit Judgment
DAFTAR PUSTAKA
Sukrisno Agoes. (2012). Auditing. Edisi 4. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. (2010). Auditing. Edisi Keenam. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Putri, Andini Utari, 2018, Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, dan
Pegalaman Auditor terhadap Audit Judgment(Studi Kasus pada Kantor
Akuntan Publik di Kota Palembang), E-Jurnal Ilmiah Ekonomi Global
Masa Kini Vol 9 No. 2. Desember 2018.
Angel Grace, Lintje Kalangi, dan Sintje Rondonuwu, 2017, Pengaruh Keahlian
Auditor, Pengetahuan Auditor Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit
Judgment (Studi Kasus Pada Bpk Ri Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara),
E-Jurnal EMBA Vol 5 No. 2. Juni 2017.
Trisningsih, Sri. 2010. Kompesitas Tugas, Keahlian Audit, dan Tekanan Ketaatan
PengaruhnyaTerhadap Audit Judgment. E-Jurnal Strategi Akuntansi. Vol 2
No,2 . Juli 2010.