You are on page 1of 26

PENGARUH TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS,

PENGALAMAN AUDITOR, DAN KOMPETENSI PROFESIONAL


TERHADAP AUDIT JUDGMENT PADA KAP DI KOTA SEMARANG

Oleh :
Meysa Dwi Pangesti
Ardiani Ika Sulistyawati
Program Studi Akuntansi, Universitas Semarang
meysadwip@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to examine the effect of obedience pressure, task
complexity, auditor experience, and professional competence on audit judgment.
This study uses audit judgment as the dependent variable and obedience pressure,
task complexity, auditor experience, professional competence, as independent
variables.
Determination of the sample in this study using purposive sampling
technique. The sample in this study were 10 public accounting firms (KAP) in the
city of Semarang. The type of data used in this study is primary data which is
obtained directly by using a questionnaire to auditors who work at public
accounting offices in Semarang City. The method in this research is Multiple
Linear Regression Analysis.
Based on the t test, it shows that obedience pressure has a significance
value of 0.024, so that obedience pressure has an effect on audit judgment. Task
complexity has a significance value of 0.298, so that task complexity has no effect
on audit judgment. The auditor's experience has a significance value of 0.044, so
that the auditor's experience has an effect on audit judgment. Professional
Competence has a significance value of 0.320, so that Professional Competence
has an no effect on audit judgment. The results of the F test show that the pressure
of obedience, task complexity, auditor experience and professional competence
simultaneously show a significance value of 0.008 so that it affects audit judgment
because the significance is less than 0.05. The results of the Adjuster R2 test show
that the predictive ability of the 4 independent variables is 20.8% and the rest is
influenced by other variables outside the model.

Keywords: obedience pressure, task complexity, auditor experience, and


professional competence, audit judgment

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tekanan ketaatan,
kompleksitas tugas, pengalaman auditor, dan kompetensi professional terhadap
audit judgment. Penelitian ini menggunakan audit judgment sebagai variabel
dependen dan tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, pengalaman auditor,
kompetensi professional, sebagai variabel independen.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 10 Kantor Akuntan Publik (KAP) di
Kota Semarang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer yang diperoleh secara langsung dengan menggunakan kuesioner pada
auditor yang bekerja pada KAP di Kota Semarang. Metode dalam penelitian ini
adalah Analisis Regresi Linier Berganda.
Berdasarkan uji t menunjukkan bahwa tekanan ketaatan memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,024 , sehingga Tekanan Ketaatan berpengaruh terhadap
audit judgment. KompleksitasTugas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,298,
sehingga Kompleksitas Tugas tidak berpengaruh terhadap audit judgment.
Pengalaman auditor memiliki nilai signifikansi sebesar 0,044, sehingga
pengalaman auditor berpengaruh terhadap audit judgment. Kompetensi
Profesional memiliki nilai signifikansi sebesar 0,320, sehingga Kompetensi
Profesional tidak berpengaruh terhadap audit judgment. Hasil uji F menunjukkan
bahwa tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, pengalaman auditor dan kompetensi
profesional secara simultan menujukan nilai sigifikansi sebesar 0,008 sehingga
berpengaruh terhadap audit judgment karena signifikansinya kurang dari 0,05.
Hasil uji Adjuster R2 menunjukkan bahwa kemampuan prediktif dari 4 variabel
independen adalah 20,8% dan sisanya dipengaruhi variabel lain diluar model.

Kata kunci: tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, pengalaman auditor, dan


kompetensi professional, audit judgment
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam sektor publik, laporan keuangan yang dihasilkan didalam lingkup
instansi pemerintah selain untuk mengetahui informasi pengelolaan keuangan juga
digunakan untuk pertanggung jawaban terhadap penggunaan dana masyarakat
serta pengukuran hasil kinerja pada instansi pemerintah. Laporan keuangan
pemerintah daerah adalah gambaran mengenai kondisi dan kinerja keuangan
entitas tersebut. Sebaiknya, laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan mewujudkan serta
mengaplikasikan prinsip transparasi dan akuntabilitas.
Penggunaan laporan keuangan mengharapkan adanya laporan keuangan
yang dapat dipercaya, lengkap, dan benar. Untuk menjamin para pengguna
laporan keuangan, bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum maka laporan keuangan perlu dilakukan
pemeriksaan oleh suatu jasa professional,yang bebas tidak memihak (independen)
dan objektif untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan. Pihak
yang dimaksut adalah seorang Auditor.
Profesi auditor sangat dibutuhkan di public dan dipandang sebagai pihak
yang independen dalam melaksanakan audit. Dalam melaksanakan tugas auditor
harus mengevaluasi berbagai alternative informasi dalam jumlah yang relative
banyak untuk memenuhi standart pekerjaan laporan yaitu bukti audit kompetensi
yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan
dan komfimasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan yang diaudit (PSAK, 2012).
Pentingnya peran dan kepercayaan yang besar terhadap profesi auditor
mengharuskan untuk memperhatikan audit judgment yang dihasilkannya. Jamilah,
dkk (2007) berpendapat judgment merupakan suatu proses yang terus menerus
dalam perolehan informasi (termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya),
pilihan untuk bertindak atau tidak bertindak, penerimaan informasi lebih lanjut.
Untuk melaksanakannya tugas audit, dibutuhkan sebuah audit judgment ketika
auditor mengumpulkan bukti dalam waktu yang berbeda dan mengintegrasikan
informasi dari bukti tersebut. Seperti yang disebutkan oleh Standar Professional
Akuntan Publik (SPAP) seksi 341 bahwa dalam menjalankan proses audit, auditor
akan memberikan pendapat dengan judgement berdasarkan kejadian-kejadian
yang dialami oleh suatu kesatuan usaha pada masa lalu, masa kini dan di masa
yang akan datang. Adanya suatu tugas yang kompleks dan dengan tingkat
kerumitan tertentu dapat dimungkinkan terjadinya kesalahan dalam mendapatkan,
memproses dan mengevaluasi informasi selama tugas pemerikaan. Tingkat
kesulitan ini akan berpengaruh terhadap judgment yang dilakukan seorang
auditor. Jika seorang auditor melakukan judgment yang kurang tepat, maka akan
berpengaruh terhadap ketepatan opini akhir menganai kewajaran laporan
keuangan.
Beberapa kasus kegagalan audit di dunia menyebabkan masyarakat
mengalami krisis kepercayaan terhadap profesi akuntan dalam melakukan audit
laporan keuangan. Disisi lain, seorang auditor indepanden bertanggung jawab
bukan hanya sekedar memberikan opini semata, tetapi juga ikut bertanggung
jawab akan kebenaran atas laporan keuangan tersebut. Kurangnya independensi,
integritas dan objektivitas auditor serta maraknya menipulasi akuntansi korporat
auditan mulai menurun, sehingga para pemakai laporan keuangan seperti investor
dan kreditur mempertanyakan eksistensi auditor sebagai pihak independen.
Disebabkan karna terjadinya kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan
ini. Tercatat telah terjadi 51 kasus gagal audit besar, dari tahun 1986 hingga tahun
2010. Kasus gagal audit ini tidak hanya menimpa kantor akuntan besar Big Four
tetapi juga praktik perorangan lainnya (Fitriani dan Daljoo,2012). Munculnya
krisis ini memang beralasan, karena cukup banyak laporan keuangan suatu
perusahaan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian, tetapi justru
mengalami kebangkrutan setelah opini tersebut dikeluarkan.
Pada tahun 2001 salah satu perusahaan energy Amerika yang berbasis di
Houston Texas, Amerika Serikat dan merupakan salah satu perusahaan
terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, dan
komunikasi bernama Enron Corporation, manajemn Enron Corporatio telah
melakukan window dressing, yaitu memanipulasi data angka laporan keuangan
agar kinerja Nampak cemerlang dengan menaikkan pedapatan sebsar US $ 600
juta dan teknik off-balance sheet utang senilai US $ 1,2 milyar disembunyikan,
yang melibatkan Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur dan Andersen yang
dinyatakan wajar oleh KAP Arthur Andersen. Hal tersebut terjadi karena KAP
Arthur dan Andersen selain sebagai auditor ternyata juga merangkap sebagai
konsultan bisnis dari Enron. terdapat kasus-kasus lain yang melibatkan profesi
akuntan publik, seperti kasus LIPPO, kasus Mulvana W. Kusuma, kasus sembilan
KAP yang diduga melakukan kolusi dengan kliennya dan kasus kredit macet yang
melibatkan KAP.
Selain itu, kasus Satyam computer Servise tahun 2009 di india yang
melakukan penipuan dengan menggunakan dokumen dokumen palsu,
memalsukan rekening bank dan menyembunyikan berbagai bukti guna melakukan
penggelembungan laba.Price Waterhouse Cooper sebagai audior dari Satyam
Computer Servise selama 8 tahun terakhir dinilai juga terlibat dan gagal
melakukan tugas auditnya. Kasus lainnya yang terungkap tahun 2011 yakni
skandal keuangan yang terjadi pada Olympus Corporation, sebuah
perusahaanprodusen kamera dan peralatan kesehatan asal Jepang. Olympus
Corporation, telah menyembunyikan kerugian dengan menganggapnya sebagai
asset sejak tahun 1990-an. Kasus ini mencuat setelah dewan Olympus memecat
CEO mereka yang baru menjabat selama enam bulan bernama Michael C.
Woodford, karena terus mendesak dilakukannya penyelidikan internal terkait
mencurigakan biasa advisory (penasehat keuangan). Contoh kasusyang terjadi di
Indonesia adalah kasus yang menimpa akuntan public Drs. Petrus Mitra Winata.
Menteri Keuagan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membekukan izin Akuntan
Publik Drs. Petrus Mitra Winata dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Mitra
Winata dan Rekan selama dua tahun, terhitung sejak 15 Maret 2007. Kepala Biro
Hubungan Masyarakat Departemen Keuangan Samsuar Said dalam siaran pers
yang diterima Hukumonline, Selasa (27/3), menjelaskan sanksi pembekuan izin
diberikan karena akuntan public tersebut melakukan pelanggaran terhadap Standar
Profesional Aluntan Publik (SPAP).
Fenomena buruknya kualitas laporan keuangan menuntut pengelola
keuangan atau manajemen perusahaan harus memiliki pengetahuan yang baik
mengenai laporan keuangan sehingga laporan yang dipublikasikan dapat disajikan
secara wajar terbebas dari salah saji yang material yang tentunya telah diperiksa
oleh jasa pihak ketiga yaitu auditor independen. Tujuannya adalah agar tidak
menyesatkan pembaca dan pengguna laporan keuangan. Tanpa pengetahuan
laporan keuangan yang baik, mengakibatkan laporan keuangan yang
dipublikasikan terdapat kesalahan material dalam penyajian angka, tidak sesuai
dengan pelaporan dan tidak tepat waktu dalam penyampaiannya sehingga
berdampak buruk bagi pengguna laporan dan pihak penyaji laporan itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik mengambil judul “Pengaruh
Tekanan Ketaatan, Kopleksitas Tugas, Pengalam Auditor, Dan Kompetensi
Profesioanl Terhadap Audit Judgment Pada KAP Di Kota Semarang.”
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian lataar belakng peneltian yang telah dijelaskan maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ;
1. Apakah tekanan ketaatan berpengaruh terhadap audit judgment pada KAP
di Kota Semarang ?
2. Apakah kompleksitas tugas berpengaruh terhadap audit judgment pada
KAP di Kota Semarang ?
3. Apakah pengalaman auditor berpengaruh terhadap audit judgment pada
KAP di Semarang ?
4. Apakah kompetensi profesonal berpengaruh terhadap audit judgment pada
KAP di Kota Semarang ?

Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu ;
1. Untuk menganalisis pengaruh tekanan ketaatan terhadap audit judgment
pada KAP di Kota Semarang
2. Untuk menganalisis pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgment
pada KAP di Kota Semarang
3. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman auditor terhadap audit
judgment pada KAP di Kota Semarang
4. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi professional terhadap audit
judgment pada KAP di Kota Semarang
TINJAUAN PUSTAKA
Auditing
Menurut Sukrisno Agoes (2012:4) pengertian auditing adalah sebagai
berikut:“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan- catatan pembukuan dan bukti bukti pendukungnya,
dengan tujuan untuk dpat memberikan pendapat menganai kewajaran laporan
keuagan tersebut.”
Auditor adalah seseorang yang memiliki keahlian dibidang akuntansi yang
menyatakan pendapat atas kewajaran dalam laporan keuangan yang meyangkut
semua hal yan material, posisi keuangan hasil usaha dan arus kas yang sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ketika proses audit,
seorang auditor mengeluarkan opini atas hasil laporan keuangan yang
diperiksanya berupa audit judgment. Audit judgment yang dikeluarkan oleh suatu
auditor merupakan judgment atas kejadian kejadian masa lalu, masa sekarang, dan
masa datang atau kinerja suatu perusahaan (Rahayu, 2014).
Tujuan utama auditor adalah melakukan audit, penilaian atau judgment
terhadap laporan keuangan dan bebagai kecurangan yang muncul dalam laporan
keuangan dan memberikan opini atas suatu laporan keuangan perusahaan yang
berpedoman pada pendidikan, pengalaman, dan pelatihan yang dimilikinya serta
sikap kompeten, objektif, dan tidak memihak. Oleh Karena itu, seorang audior
dituntut untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan benar sehingga
mendapat kepercayaan public.
Tujuan umum audit terhadap laporan keuangan adalah untuk memberikan
pernyataan pendapat apakah laporan keuangan yang diperiksa tidak menyajikan
secara wajar, dalam segala hal yang bersifat material, sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang lazim (Rahayu, 2010:93 dalam Mukhlis,2014).

Profesi Akuntan Publik


Akuntan public adalah mereka yang bekerja dibawah atap kantor akuntan
terdaftar. Kegiatan utamanya adalah melakukan pemeriksaan terhadap daftar
keuangan (istilah Moenaf H. Regar untuk menerjemahkan Financial Statement)
yang disajikan oleh manajemen dengan maksut untuk mengeluarkan pendapat atas
kewajaran daftar keuangan itu. Disini akuntan berfungsi sebagai pihak yang
independen dan bertindak sebagai penyaksi (attest function) terhadap penyajian
manajemen itu. Hasil pekerjaan ini sangat penting bagi masyarakat terutama
untuk mengetahui tingkat kepercayaan kepada daftar keuangan. Tanpa
pemeriksaan ini daftar keuangan tidak memiliki kepercayaan dimata masyarakat.
Ini lah fungsi utama yang juga sering disebut “General Audit”.
Pentingnya peran dan kepercayaan yang besar terhadap profesi akuntan
publik mengharuskan akuntan publik untuk memperhatikan audit judgement yang
dihasilkannya. Untuk melaksanakan tugas audit, dibutuhkan sebuah audit
judgement ketika auditor mengumpulkan bukti dalam waktu yang berbeda dan
mengintegrasikan informasi dari bukti tersebut. Jika seorang auditor melakukan
judgement yang kurang tepat, maka akan berpengaruh terhadap ketepatan opini
akhir mengenai kewajaran laporan keuangan. Seperti yang disebutkan oleh
Standar Professional Akuntan Publik (SPAP) seksi 341 bahwa dalam menjalankan
proses audit, auditor akan memberikan pendapat dengan judgement berdasarkan
kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu kesatuan usaha pada masa lalu, masa
kini dan di masa yang akan datang.
Profesi akuntan public dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang
disediakan bagi pemakai informasi keuangan timbul dan berkembangnya profesi
akuntan public di suatu negera adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan
dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan dinegara tersebut. Jika suatu
perusahaan yang berkembang dalam suatu negara masih berskala kecil dan masih
menggunakan modal pemiliknya sendiri untuk membelanjai usahanya, jasa audit
yang dihasilkan masih belum diperlukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut
(Mulyadi, 2002:2).

Tekanan Ketaatan
Tekanan ketaatan adalah jenis tekanan pengaruh social yang dihasilkan
ketika individu dengan perintah langsung dan perilaku individu lain (Reni dan
Dheane, 2015:03). Teori ketaatan menyatakan bahwa individu memiliki kekuasan
merupakan suatu sumber yang dapat mempengaruhi perilaku orang dengan
perintah yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh keberadaan kekuasaan atau
otorisas yang merupakan bentuk legimasi power atau kemampuan atasan untuk
mempengaruhi bawahan karena ada posisi khusus dalam struktur hierarki
organisasi (Milgan (1997) dalam Hartanto dan Indra (2001). Tekanan ketaatan
dapat diterima dari atasan maupun klien. Tekanan ketaatan yang diterima dapat
memberikan pengaruh buruk bagi auditor. Auditor yang berada dibawaah tekanan
ketaatan printah atasan maupun klien untuk menyimpang, mempunyai
kecenderungan untuk melakukan perintah tersebut. Semakin tinggi tekanan
ketaatan yang dihadapi oleh auditor maka judgment yang diambil oleh auditor
cenderung kurang tepat sehingga dapat mempengaruhi auditor dalam membuat
suatu judgment (Reni dan Dheane 2015:03)
Tekanan ketaatan juga timbul adanya kesenjangan ekspektasi yang terjadi
antara entitas yang diperiksa dengan auditor telah menimbulkan suatu konflik
tersendiri bagi auditor. Dalam suatu audit umum (general audit atau opiniom
audit), auditor dituntut untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan entititas untuk menghindari adanya pergantian auditor. Pemberian opini
wajar tanpa pengecualian tanpa bukti bukti audit yang memadai, dapat berubah
dari masalah satndart audit (khususnya maslah satndart pelaporan) ke masalah
kode etik (independensi dan benturan kepentingan). Pemenuhan tuntutan entitas
merupakan pelanggran terhadap standar. Dan auditor yang tidak memnuhi
tuntutan klien dianggap termotivasi untuk menerapkan standar audit
(Theorodus,2007)

Kompleksitas Tugas
Tugas melakukan audit cenderung merupakan tugas yang banyak dihadapi
persoalan kompleks. Auditor dihadapkan dengan tugas-tugas yang kompleks,
banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu dengan lainnya. Kompleksitas adalah
sulitnya suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas, dan daya ingat
serta kemampuan untuk mrngintergasikan masalah yang dimiliki oleh seorang
pembuat keputusan (Jamilah, dkk 2007). Tingkat kesulitan tugas dan struktur
tugas merupakan dua aspek penyusunan dari kompleksitas tugas. Tingkat sulitnya
tugas selalu dikaitkan dengan banyaknya informsi tentang tugas tersebut,
sementara struktur adalah terkait dengan kejelasan informasi (informasi claristy).
Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan suatu
tugas audit. Ada auditor yang mempresepsikan tugas audit sebagai tugas dengan
kompleksitas tinggi dan sulit, sementara auditor lain ada yang mempresepsikan
sebagai tugas yang mudah.
Sehingga kompleksitas tugas adalah persepsi individu tentang kesulitan
suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapasitas dan daya ingat serta
kemampuan untuk mengintegrasikan masalah yang dimiliki oleh seorang pembuat
keputusan (Irwanti, 2011).
Pengertian kompleksitas tugas itu sendiri dalam penelitian ini menunjukan
tingkat inovasi dan pertimbangan audit yang diperlukan oleh staf pemeriksaan
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Tugas yang tingkat kompelsitasnya
tinggi memerlukan inovasi dan pertimbangan audit yang relative banyak,
sedangkan tugas yang tingkat kompleksitasnya rendah memerlukan tingkat
inovasi dan pertimbangan audit yang relative sedikit. Semakin kompleks suatu
tugas maka auditor harus semkain memikirkan banyak hal. Kompleksitas tugas
sangat dekat dengan kinerja auditor dan dapat mempengaruhi kebijakan audit
yang dibuat oleh auditor, ada berbagai pemahaman dari kompleksitas tugas, yakni
sekumpulan tugas dan informasi yang berubah-ubah diperoleh auditor dalam satu
waktu pekerjaan. Banyaknya jumlah informasi yang harus diproses dan tahappan
pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan
mengundikasikan tingkat kompleksitas tugas yang akan dihadapi oleh auditor.

Pengalaman Auditor
Kompetensi teknis berupa pengalaman kerja auditor merupakan
kemampuan individu dan dianggap menjadi fakor paling dalam pertimbangan
audit. Dilihat dari berbagai jenis audt, pengetahuan dan pengalaman akan
membantu dalam pengabilan keputusan.
Menurut Mulyadi (2008:24) mendifinisikan bahwa : “ Pengalaman auditor
merupakan akuntansi gsbungan dari semua yang diperoleh melalui interaksi”
Menurut Ashton dalam Jamilah dkk (2007) menyataka bahwa: “
Pengalaman auditor merupakan kemampua yangdimiiki auditor atau akunta
pemeriksa untuk belajar dari kejadian-kejadian masalah yang berkaitan dengan
seluk-beluk audt atau pemeriksaan”.
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan
perkembangan potensi bertingkat laku (Asih, 2006). Pengalaman membentuk
seorang auditor menjadi terbiasa dengan situasi dan keadaan dalam setiap
penugasan, pengalaman juga dapat dilihat dari berbagai sisi diantaranya adalah
diperoleh dari lamanya bekerja dan dari banyaknya penerimaan tugas pemeriksaan
yang telah dilakukan oleh auditor. Seorang auditor yang sering menerima
penugasan untuk pemeriksaan, makadengan memilikipengalaman serta
perngetahuan yang memadai dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi informasi
yang berkaitan dengan perolehan bukti yang medukung tugas pemeriksaannya
termasuk dalam pembuatan judgment.
Dari pernyataan mengenai pegalaman tugas sesorang,untuk setiap
penugsa, Kantor Akuntan Publik (KAP) harus menugaskan staf yang berkualitas
guna mendapatkan resiko audit yang diterima rendah dengan cara perhatian
khusus harus diberikan dalam memilih staf, dan pentingnya skeptisme
professional dalam mengaudit. Maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman
terhadap tugas yang dilakukan atau banyaknya tugas yang dilakukan seseorang
maka akan meningkatkan dan memperoleh banyak pengetahuan, sehingga
kepercayaan auditor akan bertambah besar. Apabila seseoraanga auditor banyak
melakukan tugas auditornya maka dia akan terbiasa dan akan memeperoleh lebih
banyak pengetahuan.
Kompetensi Profesional
Ketepatan auditor dalam membuat judgment dalam penugasan auditnya
adalah cerminan sikap profesionalisme dari auditor. Auditor dalam meingkatkan
kinerjanya dituntut unuk memiliki kompetensi professional dalam melakukan
audit atas laporan keuangan. Profesionalisme seorang auditor sangat
diperlukan,dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan seorang auditor akan
terjamin. Dapat diartikan bahwa auditor yang memiliki profesionalisme yang
tinggi akan memberikan kontribusi yang dapat dipercaya oleh para pengambil
keputusan untuk memenuhi perannya yang membutuhkan tanggung jawab yang
besar.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, professional berasa dari kata
profesi yang berarti bidang pekerjaan yang dilandasi keahlian tertentu. Sedangkan
profesional adalah bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus
untuk menjalankannya. Profesionalisme adalah mutu, kualitas dan tinda-tanduk
yang merupakanciri suatu profesi atau orang yang professional. (Depdikna, 2013)
Profesionalme dinyatakan dalam hal tingkat pendidikan formal dan non
formal yang dimiliki oleh individu. Setiap professional memiliki nilai- nilai
pribadi yang mencakup kejujuran, integritas, objektivitas, kebijakan, keberanian
dan kekuatan karakter untuk mengikuti keyakinan untuk menolak peluang yang
lebih mengutamakan kepentingan sendiri dari pada klien.
Menurut Zu’amah (2009) mengartikan kompetensi adalah keahlian
professional seorang auditor yang didapat melalui pendidikan formal, uji
professional maupun keikutsertaan dalam pelatihan, seminar,dan symposium.
Kompetensi untuk bekerja sama dalam tim serta kemampuan dalam menganalisa
permasalahan. Kompetensi professional judgement (pertimbangannya) yang akan
dihasilkan oleh auditor tersebut.
Galeh Utami & Mahendra Adhi Nugroho (2014) mengemukakan bahwa
seorang auditor yang memiliki sikap profesionalisme yang tinggi tidak akan
terpengaruh atau tidak akan muda menerima begitu saja penjelasan dari klien yang
belum diketahui kredibilitasnya, dalam hal membuat suattu pertimbangan tingkat
materialistis, tetapi biasanya auditor akan sering mengajukan pertanyaan dalam
rangka untuk memperoleh alasan, bukti dan konfirmasi mengenai keyakinan akan
kendala informasi yang sedang mejadi permasalahan diperusahaan klien tersebut.
Dalam melakukan audit, auditor dituntut untuk melakukan audit dengan
sebaik-baiknya, dimana pekerjaan audit yang dilaksanakan auditor harus
melibatkan pertimbangan audit (audit judgment) dengan meggunakan professional
judgment.
Menurut ISA 200, professional judgment adalah penerapan pengetahuan
dan pengalaman yang relevan, dalam konteks auditing accounting dan standar
etika,untuk mencapi keputusan yang tepat dalam situasi atau keadaan selama
berlangsungnya penugasan audit, dan kualitas pribadi, yang berarti bahwa
judgment berbeda diantara audior yang berpengalaman (tetapi pelatihan dan
pengalaman dimaksutkan untuk mendorong konsistensi dalam judgment)
Menurut Jamilah, dkk (2007) professional judgment auditor merupakan
suatu pertimbangan pribadi atau cara pandang auditor dalam menanggapi
informasi berhubungan dengan tangung jawab dan resiko audit yang akan
dihadapi auditor, yang akan mempengaruhi pembuatan opini akhir auditor
terhadap laporan keuangan suatu entitas.
Dalam standar pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan dijelaskan bahwa
pemeriksa harus menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk menentukan
hal-hal yang terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan, baik dalam pemeriksaan
keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Pertimbangan profesional tersebut diantaranya berkaitan dengan gangguan
terhadap independensi, pertimbangan tentang hasil pemeriksaan sebelumnya serta
tindak lanjut atas rekomendasi yang berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang
dilaksanakan, pertimbangan profesionalnya terhadap prosedur pemeriksaan yang
dirancang untuk menilai salah saji material dan mempertimbangkan pengendalian
intern dari entitas yang diperiksa.

Audit Judgement
Audit menjadi suatu kebutuhan pada era saat ini. Perusahaan diwajibkan
untuk menyajikan laporan keuangan yang telah diaudit. Audit harus dilakukan
oleh seorang yang kompeten, orang independen. Sukrisno Agoes (2012:04)
menyatakan bahwa audit adalah sutau proses pemeriksaan secara kritis dan
sistematis yang dilakukan oleh pihak independen terhadap laporan keuangan
pihak manajemen berserta pembukuan dan bukti pendukung lainnya dengan
tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut.
Judgement merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan oleh auditor
dalam melaksanakan tugasnya terutama dalam mengaudit laporan keuangan dari
suatu entitas perusahaan. Judgment tersebut tergantung pada perolehan bukti dan
pengembanan bukti tersebut sehingga menghasilkan keyakinan yang muncul dari
kemampuan audior dalam menjelaskan bukti-bukti yang diuraikan (Kumalasari
dan Hermawati,2015). Berdasarkan bukti sampel tersebut auditor akan
memberikan pendapat atas laporan keuangan perusahaan, sehingga dapat
dikatakan bahwa audit judgment sangat menentukan hasil dari pelaksanaan audit.
Menurut Fitriana, dkk (2014), audit judgement adalah suatu pertimbangan
yang mempengaruhi dokumentasi audit dan keputusan pendapat yang dibuat oleh
auditor. Audit judgement melekat pada setiap tahap dalam proses audit laporan
keuangan, mulai dari penerimaan perikatan audit, perencanaan audit pelaksanaan
pengujian audit dan pelaporan audit. Audit judgement diperlukan dalam proses
audit karena audit tidak dilakukan terhadap seluruh bukti transaksi dalam
perusahaan melainkan hanya sampel yang memadai.
Proses judgement tergantung dari asal datangnya informasi, karena setiap
langkah proses judgement, akan dapat mempengaruhi hasil akhir dari judgment.
Kedatangan informasi bukanhanya mempengaruhi pilihan, tetapi juga
mempengaruhi cara pilihan tersebut dibuat. Setiap langkah, didalam proses
incremental judgement jika informasi terus menerus datang, akan muncul
pertimbangan baru dan keputusan atau pilihan baru (Praditaningrum,2012).
Dalam suatu proses pembuatan judgement, auditor akan mengumpulkan
berbagai bukti relevan dalam waktu yang berbeda lalu mengintegrasikan
informasi dari bukti-bukti tersebut. Auditor akan menjadi lebih berhati-hati dalam
menerima dan memahami informasi karena judgement yang dilakukannya banyak
mengandung sampling dan risiko audit yang berdampak pada masa yang akan
datang. Maka dari itu pertanggungjawaban akan hasil judgement yang dikeluarkan
auditor merupakan faktor penting dalam lingkup audit judgement.
Pemeriksa dalam mengaudit berpedoman terhadap petunjuk pelaksanaan
pemeriksaan dan petunjuk teknis pemeriksaan (Margaret, 2014). Dua petunjuk ini
mengatur pemahaman atas sistem pengendalian intern, pemahaman dan penilaian
risiko, penetapan materialitas awal dan kesalahan tertoleransi dan penentuan
metode uji petik untuk melaksanakan pemeriksaan yang hasil laporannya menjadi
patokan bagi pemeriksa dalam pembuatan judgement.
Berdasarkan berbagai konsep diatas dapat disimpulkan bahwa audit
judgement memainkan peranan yang sangat penting dalam sebuah pekerjaan
audit. Hal ini karena proses audit yang berawal dari keputusan penerimaan klien
hingga pada penerbitan laporan audit membutuhkan berbagai judgement
profesional dari auditor, dimana judgement tersebut haruslah beralasan dan
mempunyai dasar bukti yang kuat.

KERANGKA PEMIKIRAN

TEKANAN KETAATAN
(X1) H1

KOMPLEKSITAS TUGAS
(X2) H2

AUDIT JUDGMENT
(Y)
PENGALAMAN AUDITOR
(X3) H3

KOMPETENSI PROFESIONAL H4
(X4)

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan jenis data kuesioner berupa data primer yang diperoleh dari auditor
yang bekerja pada Kantor Akuntan Pubik di Kota Semarang. Variabel dependen
pada penelitian ini adalah audt judgment yang didefinisikan sebagai pertimbanga
auditor dalam penambilan keputusan audit, sedangkan ariabel independen pada
penelitian ini adalah Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Pengalaman
Auditor, dan Kompetensi Profesinal. Objek dalam penelitian ini adalah Kantor
Akuntan Publik (KAP) di Kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah
auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Semarang.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 42 auditor, pengambilan
sampel dilakukandengan cara purposive sampling. Dalam penelitian ini kriteria
yang dipakai, yaitu :
1. Auditor tersebut bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota
Semarang
2. Auditor ya sudah bekerja lebih dari satu tahun
3. Auditor yang sudah pernah melakukan tugas pemeriksaan
4. Auditor yang tidak dibatasi oleh jabatan (Partner, Senior, atau Junior
Audit).

Berikut merupakan perincian kuesioner yang disebar dan yang kembali.


Kuesioer yang disebar dan yang kembali
No. Nama KAP Kuesoner Kuesioner Kuesioner
Disebar Tidak Diolah
Kembali
1 KAP Darsono & Budi Cahyo 5 3 2
Santoso
2 KAP Benny, Tony, Frans & 5 3 2
Daniel
3 KAP Bayudi, Yohanna, Suzy, 5 1 4
Arie (BYSA)
4 KAP Ashari & Ida Nurhayati 5 - 5
5 KAP Rohendi, Marjito, 5 - 5
Rushadi
6 KAP Sophian Wongsargo 5 - 5
7 KAP Sarastanto 5 - 5
8 KAP Siswanto 5 1 4
9 KAP Arnesta 5 - 5
10 KAP Harhinto 5 - 5
Jumlah Populasi Sampel 50 8 42
Presentase (%) 100% 16% 84%
Sumber : Data Primer yang dapat diolah

Metode Analisis
Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan regresi linier
berganda (multiple regresion) guna untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel
independen terhadap dependen dengan bantuan SPSS (Statistical Product Service
Solution) versi 23. Bentuk persamaan umum regresi linier berganda:
Dengan persamaan sebaai berikut:
Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Keterangan :
Y = Audit Judgment
B = Koefisien Regresi
X1 = Tekanan Ketaatan
X2 = Kompleksitas Tugas
X3 = Pengalaman Auditor
X4 = Kompetensi Professional
E = Error

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Analisis Statistik Deskriptif
Deskriptif variable yang digunakan dalam penelitian ini meliputi nilai
minimum, nilai maximum, nilai rata- rata (mean). dan standart deviasi dari suatu
variable dependen yaitu Audit judgment, dan empat variable independen yaitu
Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Pengalaman Auditor, dan Kompetensi
Profesional. Hasil statistic deskriptif dapat disajikan dalam tabel dibawah ini :
Descriptive Statistics
Std.
N Min Max Sum Mean Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic
Tekanan
42 7 23 658 15.67 .599 3.880
Ketaatan
Kompleksitas
42 6.0 24.0 504.0 12.000 .5922 3.8382
Tugas
Pengalaman
42 19 35 1137 27.07 .613 3.972
Auditor
Kompetensi
42 27 35 1294 30.81 .475 3.078
Profesional
Audit
42 9 15 555 13.21 .278 1.802
Judgment
Valid N
42
(listwise)

Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat pengukur
dapat mengungkapkan konsep gejala atau kejadian yang diukur Pengujian validitas yang
digunakan adalah Koreasi Pearson. Signifikansi Korelasi Person yang digunakan daam
peneitian ini adaah 0,05 dengan membandingkan r hitung dengan r tabel untuk degree of
freedom (df)= n-2. Pada kasus konstruk Audit Judgment jumlah sampel (n)=42 dan
besarnyadf dapat dihitung 42 -2 = 40 dengan df=40 dan alpha=0,05 didapat r tabel =
0,312
Variabel Indikator R hitung R tabel Keterangan
TK1 0,642 0,312 Valid
TK2 0,523 0,312 Valid
TK3 0,503 0,312 Valid
Tekanan
TK4 0,677 0,312 Valid
Ketaatan
TK5 0,684 0,312 Valid
TK6 0,652 0,312 Valid
TK7 0,744 0,312 Valid
Kompleksitas KT1 0,649 0,312 Valid
Tugas KT2 0,485 0,312 Valid
KT3 0,681 0,312 Valid
KT4 0,730 0,312 Valid
KT5 0,623 0,312 Valid
KT6 0,751 0,312 Valid
PA1 0,776 0,312 Valid
PA2 0,885 0,312 Valid
PA3 0,850 0,312 Valid
Pengalaman
PA4 0,883 0,312 Valid
Auditor
PA5 0,856 0,312 Valid
PA6 0,677 0,312 Valid
PA7 0,834 0,312 Valid
KP1 0,865 0,312 Valid
KP2 0,829 0,312 Valid
KP3 0,799 0,312 Valid
Kompetensi
KP4 0,881 0,312 Valid
Profesional
KP5 0,883 0,312 Valid
KP6 0,855 0,312 Valid
KP7 0,769 0,312 Valid
AJ1 0,863 0,312 Valid
Audit
AJ2 0,812 0,312 Valid
Judgment
AJ3 0,727 0,312 Valid
Dari tabel diatas dapat diperoleh bahwa semua indikator yang digunakan
untuk mengukur semua variabel mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar
dari r tabel, sehinga semua indikator dari variabel penelitian ini adalah Valid.

Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variable atau konstruk. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
dengan menggunakan uji statistic Cronbach Alpha (α) yaitu apabila suatu
konstruk dan variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
0,700 (Nunnally, 1994). Hasil analisis pengujian reliabilitas untuk mensing
masing variabel yang diringkas pada tabel dibawah ini :
Variabel Cronbach Batas Keterangan
Alpha Reliabiitas
Tekanan Ketaatan 0,712 0,700 Reliabel
Kompleksitas Tugas 0,735 0,700 Reliabel
Pengalaman Auitor 0,920 0,700 Reliabel
Kompetensi Profesional 0,927 0,700 Reliabel
Audit Judgment 0,707 0,700 Reliabel
Hasil uji reliabilitas diatas menunjukan bahwa semua variabel mempunyai
koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,700 sehngga dapat dikatakan
semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliable
yang berarti bahwa kueioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
kuesoner yang layak digunakan sebagai alat ukur dalam pengujian statistic.
UJI ASUMSI KLASIK
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data persamaan
regresi yang dihasilkan terdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.. Uji
normalitas data dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov.
Apabila data hasil perhitungan one-sample Kolmogorov- Smirnov menghasilkan
nilai diatas 0,05, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas tetapi apabila
data hasil perhitungan one-sample Kolmogorov Smirnov menghasilkan nilai
dibawah 0,05, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil
pengujian normalitas dapat dlihat pada tabel pengujian dibawah ini ;

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 42
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.50374918
Most Extreme Absolute .149
Differences Positive .063
Negative -.149
Test Statistic .149
Asymp. Sig. (2-tailed) .020c
Monte Carlo Sig. (2- Sig. .282d
tailed) 99% Confidence Lower
.271
Interval Bound
Upper
.294
Bound
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.
Dari data tabel diatas apat dilihat hasil uji Kolmogorov Smirnov menunjukan hasil
nilai signifikansi sebesar 0,294 > 0,05 yang mendukung data terdistribusi normal

Uji Multikoinearitas
Uji multikolinearitas dimaksud untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi ditentukan adanya korelasi antar variable bebas (independen) yang satu
dengan yang lainnya. Nilai Tolerance yang rendah sama degan nilai VIF tinggi
(karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum yang dipakai untuk
menunjukan adanya multikolinearitas adalah niai Tolerance ≥ 0,10 atau sama
dengan nilai VIF ≤ 10. Jadi dikatakan tidak terjadi mutikolinearitas apabila nilai
VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Nilai Tolerance dan VIF
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Toleranc
Model e VIF
1 (Constant)
Tekanan Ketaatan .868 1.152
Kompleksitas Tugas .990 1.010
Pengalaman Auditor .967 1.035
Kompetensi
Profesional .844 1.184
a. Dependent Variable: Audit Judgment
Hasil pengujian terlihat bahwa semua variabel independen yang digunakan
sebagai indikator model regresi memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang
berarti tidak ada korelasi antar variabel. Hasil perhitungan niai Variancce Inflation
Factor (VIF) juga menunjukan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
VIF lebih dari 10. Hal ini berarti bhawavariabel-variabel independen yang
digunakan dalam penelitian tidak menunjukan adanya gejaa mutikolinearitas
antar variabel indenpenden dalam model regresi.

Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi kesamaan variansi dari residual satupengamatan ke pengamatan lain.
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan grafik Scatter Plot.
Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SREID dan ZPRED dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi
– Y sesungguhnya) yang telah distudentized. Hasil uji heteroskedastisitas dapat
dilihat padagambar berikut ini :
Hasil pengujian heteroskeastisitas menunjukan bahwa grafik scatterplot
memperlihatkan peta titik titik terseut menyear secara acak dan tidak membentuk
suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angakh 0
(nol) pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
memiliki gejala aanya heteroskedastisias, yang berarti bahwa tidak ada gangguan
yang berarti dalam model regresi ini.

Uji Sperman Rho


Uji Sperman Rho merupakan uji statistic yang ditujukan untuk mengetahui
hubungan antara dua atau lebih variabel berkala ordinal. Dengan bantuan output
SPSS, aturan keputusan Uji Sperman Rho adalah apabila nilai signifikansi masing
masing variabel depenen diatas tingkat kepercayaan 5% maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Hasil uji sperman rho sebagai berikut :
Correlations
Tekanan Kompleksitas Pengalaman Kompetensi
Ketaatan Tugas Auditor Profesional
Sp Tekanan Correlation
1.000 .067 .008 -.164
ea Ketaatan Coefficient
rm Sig. (2-tailed) . .674 .958 .299
an N 42 42 42 42
's
Komplek Correlation
rh .067 1.000 -.147 -.058
sitas Coefficient
o
Tugas Sig. (2-tailed) .674 . .353 .716
N 42 42 42 42
Correlation
.008 -.147 1.000 -.193
Pengala Coefficient
man Sig. (2-tailed) .958 .353 . .220
Auditor N 42 42 42 42
Correlation
-.164 -.058 -.193 1.000
Coefficient
Kompete Sig. (2-tailed) .299 .716 .220 .
nsi N 42 42 42 42
Profesion Correlation
al .152 -.016 .011 .026
Coefficient
Unstanda Sig. (2-tailed) .337 .922 .946 .869
rdized N 42 42 42 42
Residual
Heteroskedastisitas tabel diatas menunjukan bahwa model regresi tidak
terkena heteroskedastisitas karena semua variable independen (Tekanan Ketaatan,
Kompleksitas Tugas, Pengalaman Auditor, dan Kompetensi Profesiona) pada
tabel signifikansi diatas 5%

Analisis Regresi Linear Berganda


Analisis linear berganda adalah suatu alat analisis peramalan niai
pengaruh dua variable bebas atau lebih terhadap variable terikat untuk
membuktikan ada atau tidaknya pngaruh antara dua variable bebas atau lebih
dengan variable terikat. Hasil pengolahan data dengan menggunakan program
SPSS selengkapnya ada pada lampiran dan selanjutnya diringkas sebagai berikut :
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) Tekanan 17.404 3.919 4.441 .000
Ketaatan -.160 .068 -.345 -2.345 .024
Kompleksitas Tugas -.068 .065 -.146 -1.056 .298
Pengalaman Auditor -.132 .063 -.291 -2.083 .044
Kompetensi
Profesional .088 .087 .150 1.007 .320

a. Dependent Variable: Audit Judgment


a. Dependent Variable: Audit Judgment
Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam
bentuk persamaan regresi bentuk standard adalah sebagai beriku :
Y = -0,345 X1 – 0,146 X2 – 0,291 X3 + 0,150 X4 + e

PENGUJIAN HIPOTESIS
Uji T
Untuk menguji keberartian model regresi untuk masing masing variabel
bebas secara individu (parsial) dalam menerangkan variable terikatnya dapat
diperoleh dengan menggunakan uji t, yakni dengan membandingkan nilai t hitung
dengan t tabel.
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) Tekanan 17.404 3.919 4.441 .000
Ketaatan -.160 .068 -.345 -2.345 .024
Kompleksitas Tugas -.068 .065 -.146 -1.056 .298
Pengalaman Auditor -.132 .063 -.291 -2.083 .044
Kompetensi
Profesional .088 .087 .150 1.007 .320
a. Dependent Variable: Audit Judgment
H1 : Pengaruh Tekanan Ketaatan Terhadap Audit Judgment
Berdasarkan pengujian untuk variabel Tekanan Ketaatan terhadap Audit
Judgment diatas didapatkan angka pada thitung -2,345 > ttabel -1,68195 dan nilai
signifikansi 0,024 yang berarti lebih kecil dari 0,05 maka Hipotesis 1 diterima.
Hal ini menunjukan bahwa Tekanan Ketaatan berpengaruh terhadap Audit
Judgment auditor yang bekerja pada KAP di Kota Semarang
H2 : Pengaruh Kompeksitas Tugas terhadap Audit Judgment
Berdasarkan uji t statistic untuk variabel Kompleksitas Tugas terhadap
Audit judgment menghasilkan thitung -1,056 < ttabel -1,68195 dan nilai signifikansi
0,298 yang berarti lebih besar dari 0,05 maka Hipotesis 2 ditolak. Hal tersebut
menunjukan bahwa Kompleksitas Tugas tidak berpengaruh terhadap Audit
Judgment auditor yang bekerja pada KAP di Kota Semarang.

H3 : Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Audit Judgment


Pada hasil uji t statistic untuk variabel Pengalaman Auitor terhadap Audit
Judgment menghasikan thitung -2,083 > ttabel -1,68195 dan nilai signifikansi sebesar
0,044 yang berarti lebih kecil dari 0,05, sehingga Hipotesis 3 diterima. Hal
tersebut menunjukan bahwa Pengaaman Auditor berpengaruh terhadap Audit
judgment auditor yang bekerja pada KAP di Kota Semarang.

H4: Pengaruh Kompetensi Profesional terhadap Audit Judgment


Berdasarkan perhitungan uji t statistic untuk variabel Kompetensi
professional menghasilkan thitung 1,056 < ttabel 1,68195 dan nilai signifikansi 0,320
yang berarti lebih besar dari 0,05, maka Hipotesis 4 ditolak. Hal tersebut
menunjukan bahwa Kompetensi Profesional berpengaruh terhadap Audit
Judgment auditor pada KAP di Kota Semarang.
Uji F
Uji F digunakan untuk pengujian koesifien regresi secara keseluruhan
untuk menguji keberartian model yang mempengaruhi hubungan antara variable
independen dan variable dependen. Pengujian signifikansi persamaan regresi yang
akan diperoleh dilakukan dengan menggunakan Uji F. Adapun kriteria ujinya
adalah sebagai berikut :
1. Jika Fhitung< Ftabeldengan signifikan > 0,05 : Ho diterima, Ha ditolak
2. Jika Fthitung>Ftabeldengan signifikan < 0,05 : Ho ditolak, Ha diterima
Hasil uji F nya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regressio
40.360 4 10.090 4.027 .008b
n
Residual 92.712 37 2.506
Total 133.071 41
a. Dependent Variable: Audit Judgment
b. Predictors: (Constant), Kompetensi Profesional, Kompleksitas Tugas,
Pengalaman Auditor, Tekanan Ketaatan
Dengan tingkat signifikansi5% da derajar kebebasan df1 = 4 dan df2 =
37 maka tabel didapatF (4:37) = 2,63. Dalam perhitungan diperoleh Fhitung 4,027 >
Ftabel 2,63 dan nilai signifikansi 0,08 lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak dan
Ha diterima. Hal ni menunjukan bahwa penggunaan variabel Tekanan Ketaatan,
Kompleksitas Tugas, Pengalaman Auditor, dan Kompetensi Profesiona
secaraserentak dapat memberika pengaru ang signifikan terhadap variabel
dependen Audit Judgment.

Uji Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien Determinasi (R2) pada intinya bertujuan ntuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable terikat.
Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai koefisien determinasi
ditentukan dengan nilai adjusted R square. Hasil uji koefisien determinas dapat
dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Model Summaryb
Std. Error of
Mode R Adjusted R the
l R Square Square Estimate
1 .551a .303 .228 1.583
a. Predictors: (Constant), Kompetensi Profesional,
Kompleksitas Tugas, Pengalaman Auditor, Tekanan
Ketaatan
b. Dependent Variable: Audit Judgment
Hasil perhitungan nilai koefisien determinasi (R2) diperoleh dalam analisis
regresi berganda diperoleh angka koefisien determinasi dengan adjusted R2 model
1 yang diperoleh sebesar 22,8%. Hal ini berarti 22,8% audit judgment dapat
dipengaruhi 5 variabel bebas dalam penelitian ini.

PEMBAHASAN
Pengaruh Tekanan Ketaatan Terhada Audit Judgment
Hasil penelitian pada variabel Tekanan Ketaatan terhadap Audit Judgment
auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang
menghasilkan nilai signifikasi sebesar 0,024 yang berarti lebih kecil dari 0,05.
Kemudian didukung dengan thitung -2,345 > ttabel -1,68195. Sehingga hasil tersebut
menunjukan bahwa Tekanan Ketaatan memberikan pengaruh terhadap Audit
Judgment auditor yang bekerja pada KAP di Kota Semarang. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 1 dalam penelitian ini diterima.
Hasil peneitian ini sejalan dengan peneltian terdahulu yang dilakukan oleh
Andini Utari Putri pada KAP di Kota Palembang tahun 2018. Dalam penelitian
yang dilakukan Andini Utari Putri menyatakan bahwa Tekanan Ketaatan
berpengaruh positif, semakin besarnya Tekanan Ketaatan yang didapatkan oleh
auditor maka semakin mempengaruhi Audit Judgment. Adanya tekanan ketaatan
auditor dapat mendorong pada penilaian audit yang kurang tepat. Hal ini
disebabkan karena tekanan yang diterima auditor dari atasan ataupun klien yang
bertentangan dengan standar professional akan menyebabkan adanya tekanan
maka auditor dapat melakukan pekerjaan dengan pertimbangan penyelesaian
yang kurang baik.
Selain pada penelitian yang dilakukan oleh Andini Utari putri juga
penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ni Luh
Putu Nuarsih dan I Made Mertha pada KAP di Bali tahun 2017 yang menyatakan
bahwa Tekanan Ketaatan berpegaruh terhadap Audit Judgment. Hal ini
menunjukan bahwa semakin tinggi Tekanan Ketaatan yang dihadapi oleh
seorang auditor maka Audit Judgment yang dihasilkan tidak akurat.
Tekanan Ketaatan dapat diterima dari ataan maupun klien. Tekanan
ketaatanyang diterima dapat memberikan pengaruh buuk bagi auditor. Dalam
kondisi adanya perintah dari atasan dan tekanan dari klien untuk berperilaku
menyimpang dari standar professional auditor cenderung akan menaati perintah
tersebut. Semakin tinggi tekanan ketaatan yang dihadapi oleh seorang auditor
maka judgment yang diberikan cenderung kurang tepat.

Pengaruh Kompleksitas Tugas Terhadapaudit Judgment


Dalam hasil uji t stastistic menujukan bahwa Kompleksitas Tugas tidak
berpengaruh terhadap Audit Judgment pada KAP di Kota Semarang, karena
dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,298 yang berarti lebih besar dari 0,05 dan
didukug dengan nilai thitung -1,056 < ttabel -1,68195, sehingga dengan demikian
hipotesis yang menyebutkan Kompleksitas Tugas berpengaruh terhadap Audit
Judgment ditolak.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh
Angel Grace, Linjie Kalangi, Sintje Rundonuwu pada BPK di Sulawesi Utara
pada tahun 2017 menyatakan bahwa Kompleksitas Tugas tidak berpengaruh
terhadap Audit Judgment. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Angel grace,dkk
menunjukan bahwa auditor mengetahui dengan jelas atas tugas apa yang
dilakukan, tidak mengalami kesulitan dalam melakukan tugas dan dapat
melakukan tugasnya dengan baik. Selain itu juga didukung ole penelitian yang
dilakukan oleh Indah Permata Sari pada BPK Republik Indonesia Pusat tahun
2016 yang menyatakan bahwa KompleksitasTugas tidak berpengaruh terhadap
Audit Judgment.
Sehingga hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kompleksitas Tugas
tidak berpengaruh terhadap Audit Judgment. Auditor memiliki profesionalisme,
dimana auditor dapat mengetahui dengan jelas pekerjaan mana saja yang harus
dilakukan dan apa yang harus dilakukannya dalam pekerjaan audit. Seorang
auditor yang mampu menghadapi dan menyelesaikan tugas yang kompleks dan
memahami entitas yang diaudit, maka Judgment yang dihasilkan auditor akan
semakin tepat dan akurat.

Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadapaudit Judgment


Dari hasil hipotesis 4 yang diajukan dalam penelitian ini yaitu Pengalaman
Auditor berpengaruh terhadap Audit Judgment auditor yang bekerja pada KAP di
Kota Semarang memiliki nilai signifikansi sebesar 0,044 yang berarti lebih kecil
dari 0,05 dan nilai thitung -2,083 > ttabel -1,68195, maka Hipotesis 4 diterima. Hasil
tersebut menunjukan bahwa Pengalaman Audit memberikan pengaruh terhadap
Audit Judgment auditor yang bekerja pada KAP di Kota Semarang.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya yaitu Andini Utari Putri pada KAP di Kota Palembang tahun 2018.
Penelitian yang dilakukan oleh Andini Utari Putri menunjukan Pengalaman
Auditor berpengaruh terhadap Audit Judgmen. Dari temuan ini semakin besarnya
pengalaman seorang auditor maka semakin mempengaruhi Audit Judgment.
Keadaan ini menunjukan judgment bahwa auditor dengan pengalaman audit yang
lebih bsar dan banyak akan memberikan Audit Judgment yang lebih berkualitas
atau lebh tepat. Selain itu juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Indah Permata Sari pada BPK Republik Indonesia Pusat tahun 2016 yang
menyatakan bahwa Pengalaman Auditor berpengaruh terhadap Audit Judgment.
Auditor yang memilki pengalaman akan semakin peka dalam memahami
setiap informasi-informasi yang relevan sehubung dengan yang akan diambil.,
semakin peka dengan kesalahan penyajian laporan keuangan dan semakin
memahami hal-hal terkait dengan kesalahan yang ditemukan tersebut. Auditor
yang memiliki pengalaman akan belajar secara langsung dalam memproses
infomasi yang relevan, menganalisis bukti-bukti audit dan menghadapi tugas
audit, sehingga dapat mendukung saat memutuskan judgment yang benar untuk
menentukan kualitas dari hasil audit dan juga opini yang akan dikeluarkan
auditor.

Pengaruh Kompetensi Profesional Terhadap Audit Judgment


Dalam penelitian ini dilihat dari uji t statistic menunjukan nilai
signifikansi Kompetensi Profesional sebesar 0,320 yang berarti lebih besar dari
0,05 dan hasil nilai thitung 1,007<ttabel 1,68195, maka dapat ditentukan bahwa
Kompetensi Profesional tidak berpengaruh terhadap Audi Judgment auditor pada
Kantor Akuntan Publk di Kota Semarang.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dari penelitian yang dilakukan
peneliti sebelumnya oleh Dirvi Surya Abbas dan Basuki pada KAP di Provinsi
Banten pada tahun 2017, menunjukan bahwa Kompetensi Profesional Auditor
berpengaruh terhadap Audit Judgment. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dirvi
dan Basuki mengartikan bahwa suatu Kompetensi Profesional menjadi sangatlah
penting karena keterampilan, pengetahuan, dan kecakapan yang auditor miliki
secara maksimal, otomatis kemampuan dalam melakukan penentuan Judgment
akan semakin meningkat dimana Judgment diterapkan dalam semua proses audit
yang sangat dibutuhkan dalam proses pengauditan agar mendapatkan hasil yang
berkualitas. Selain itu bertolak belakang pula dengan adanya penelitian oleh
Ardiani Ika Sulistyawati, Aprih Santoso, dan Sita Prastiti pada KAP di Provinsi
Jawa Tengah dan DIY tahun 2019 yang menunjukan bahwa Kompetensi
Professional berpengaruh terhadap Audit Judgment.
Sehingga dalam penelitian ini Kompetensi Profesional yang dimiliki
seorang auditor tidak berpengaruh terhadap audit judgment, maka pertimbangan
Judgment dalam membuat suatu keputusan dalam pembentukan suatu gagasan,
pendapat, atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis
peristiwa lainnya dengan menggunakan segenap pengetahuan kemampuan dan
pengalaman dalam melaksanakan proses pengauditan serta tanggung jawab
sebagai profesi dan mentataati kode etik yang sesuai dengan SPAP yang menjadi
acuan auditor dalam bersikap mempermudah auditor profesional dalam
menentukan suatu Judgement audit di berbagai situasi pengauditannya dan akan
menghasilkan audit judgment yang tepat dan akurat.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa Tekanan Ketaatan menunjukan
signifikansi sebesar 0,024 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Kemudian
didukung dengan thitung -2,345 > ttabel -1,68195. Hipotesis pertama (H1)
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa Tekanan Ketataan
berpengaruh terhadap Audit Judgment.
2. Berdasarkan hasil uji t diketahui Kompesitas Tugas menunjukan
signifikansi sebesar 0,298 yang berarti lebih besar dari 0,05 dan didukug
dengan nilai thitung -1,056 < ttabel -1,68195. Hipotesis kedua (H2) ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Kompleksitas Tugas tidak berpengaruh
terhadap Audit Judgment.
3. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa Pengalaman Auditor menunjukan
signifikansi sebesar. 0,044 yang berarti lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung
-2,083 > ttabel -1,68195. Hipotesis ketiga (H3) diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa Pengalaman Auditor berpengaruh terhadap Audit
Judgment.
4. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa Kompetensi Profesional
menunjukan signifikansi sebesar. 0,320 yang berarti lebih besar dari 0,05
dan hasil nilai thitung 1,007 > ttabel 1,68195 Hipotesis keempat (H4) ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Kompetemsi Profesional tidak
berpengaruh terhadap Audit Judgment.

Saran
1. Auditor harus mempunyai pengalaman agar dapat mengatasi tekanan
ketaatan karena seorang auditor yang tidak kompeten maka ia tidak
mungkin dapat bertindak tepat dalam menyelesaikan tugas auditnya dan
dapat memberikan audit judgment yang dapat dipercaya sesuai dengan
harapan para pemakai laporan keuangan.
2. Auditor disarankan untuk selalu menambah pengalaman auditnya dengan
menambah wawasan dan keilmuan ilmu auditingnya, bekerja dengan
penuh dedikasi, bekerja sesuai kapasitasnya sebagai auditor, menambah
keahlian auditnya dan menjunjung tinggi etika profesi auditor agar
menghasilkan audit judgment yang sempurna.
3. Bagi auditor meskipun kompetensi professional tidak berpengaruh
terhadap penelitian ini tetapi perlu ditingkatkannya professional kinerja,
perkiraan waktu audit yang akan digunakan dan menambah pengalaman
untuk menghindari peningkatan tingkat resikodeteksi dalam pemeriksaan
laporan keuangan ataupun audit judgment
4. Meskipun saat ini kompleksitas tugas tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap audit judgment, tetapi sebaikya seorang auditor tidak mendapat
tugas yang terlalu kompleks atau tugas yang tidak dipahaminya, karena
lambat laun seorang auditor dapat mencapai titik jenuh dimana mereka
tidak dapat menghasilkan judgment yang baik saat tugas yang dimilikinya
menumpuk atau kompleks serta tidak dipahami.
Keterbatasan
1. Tidak semua Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Kota Semarang
dapat menerima kuesioner yang disebarkan oleh peneliti.
2. Sampel yang didapat masih terlalu sedikit yaitu 42 responden, sehingga
kurang bisa menjelaskan secara maksimal.
3. Keterbatasan peneliti dengan menggunakan kuesioner yaitu terkadang
jawaban yang diberikan leh sampel tidak menunjukan keadaan yang
sesungguhnya.
4. Pengaruh variabel Independen kepada variabel Dependen. Hal itu dapat
dibuktikan dengan jumlah R-Square sebesar 0,228 atau 22,8%. Nilai R-
square yag normalyang mengindikasikn bahwa masih banyak variabel lain
diluatpenelitian yag mempunyai pengaruh terhadap Audit Judgment

Agenda Penelitian Yang Akan Datang


1. Diharpakan dapat memperluas cakupan wilayah penelitian, tidak hanya di
Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang melainkan kota-kota lain yang
berada di Wilayah Jawa Tengah da sekitarnya.
2. Diharapkan dapat menambah jumlah sampel penelitian
3. Diharapkan menggunakan metode wawacara juga untuk memperoleh data,
sehingga kualitas dan penelitian yang diperoleh menjadi lebih baik.
4. Diharapkan menambah variabel lain diluar variabel penelitian ini guna
memperluas objek penelitian

DAFTAR PUSTAKA
Sukrisno Agoes. (2012). Auditing. Edisi 4. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. (2010). Auditing. Edisi Keenam. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

Putri, Andini Utari, 2018, Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, dan
Pegalaman Auditor terhadap Audit Judgment(Studi Kasus pada Kantor
Akuntan Publik di Kota Palembang), E-Jurnal Ilmiah Ekonomi Global
Masa Kini Vol 9 No. 2. Desember 2018.

Angel Grace, Lintje Kalangi, dan Sintje Rondonuwu, 2017, Pengaruh Keahlian
Auditor, Pengetahuan Auditor Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit
Judgment (Studi Kasus Pada Bpk Ri Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara),
E-Jurnal EMBA Vol 5 No. 2. Juni 2017.

Ardiani Ika Sulistyawati,dkk. Pengaruh Gender, Kompleksitas Tugas,


Pengalaman Auditor, Dan Kompetensi Profesional Terhadap Audit
Judgement. E- Jurnal Manajemen Bisnis dan Inovasi. Vol 6 No. 1. Januari
2019

Nuarsih, Ni Uh Putu Dan I Made Mertha. Pengaruh Kompleksitas Tugas, Tekanan


Ketaatan Dan Senioritas Auditor Pada Auditor Judgment. E- Jurnal
Akuntansi Uiversitas Udayana.Vol 20. No.1. Juli 2017

Sari, Indah Permata. 2016. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas


Tugas, Pengalaman Auditor, Pengetahuan Auditor Dan Kompleksitas
Dokumen Audit Terhadap Audit Judgement (Studi Empiris Pada Badan
Pemeriksa Keuangan Ri Pusat). E- Jurnal Jom Fekom Vo 3. No1. Februari
2016

Abbas, Dirvi Surya Da Basuki. 2017. Pengaruh Profesionalime Auditor Dan


Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgement (Kap Provinsi Banten).

Fakultas Ekonomidan Bisnis Universitas krida Wacana. 2018. Pengaruh Tekanan


Ketaatan, Pengetahuan, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit
Judgment Lambok DR Tampubolon.E- Jurnal Infestasi. Vol 14. No. 2.
Desember 2018.

Riza Agraeni Rosadi. 2016. Pengaruh Gender, Tekanan Ketataan, Tekanan


Anggaran Waktu, dan Pengalaman Audit terhadap Audit Judgment (Studi
pada BPK Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). E- Skripsi.
DIY: Universitas Negeri Yogyakarta.

Trisningsih, Sri. 2010. Kompesitas Tugas, Keahlian Audit, dan Tekanan Ketaatan
PengaruhnyaTerhadap Audit Judgment. E-Jurnal Strategi Akuntansi. Vol 2
No,2 . Juli 2010.

Firiana, Rahayu. 2014. Pengaruh Kompesitas Tugas, Tekanan Ketaatan, Tingkat


Senioritas Auditor, Keahlian Auditor dan Hubungan Dengan Klien
Terhadap Audit Judgment(Studi pada KAP Wilayah Surakarta). E-Jurnal
JOM FEKON. Vol 1 No.2. Oktober 2014.

You might also like