Professional Documents
Culture Documents
Nadia Resti A
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kandungan energi -
protein ransum yang berbeda terhadap performa Itik Rambon jantan fase pertumbuhan.
Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan enam perlakuan ransum
yang disusun berdasarkan kandungan energi metabolis dan protein dalam ransum yang
berbeda R1 (EM 3000 kkal/kg and protein 20 %); R2 (EM 3000 kkal/kg, 16 %); R3 (EM
3000 kkal/kg, 13,5 % protein); R4 (EM 2700 kkal/kg, protein 20 %); R5 (EM 2700 kkal/kg,
16 % protein); and R6 (EM 2700 kkal/kg, protein 13,5 %) dengan empat kali ulangan. Peubah
yang diamati meliputi konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan efisiensi penggunaan
ransum.Data yang diperoleh dianalisis ragam, dan perbedaan antar perlakuan diuji dengan uji
jarak berganda Duncan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan energi-protein
ransum berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap performa itik Rambon jantan fase pertumbuhan.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat energi 2700 kkal/kg dan protein 16% menghasilkan
performa itik Rambon jantan terbaik pada fase pertumbuhan.
ABSTRACT
An experimental research was aimed to observe the effect of various protein-energy levels
in the diet on Rambon male ducks performance at growing period. The research was designed
in Completely Randomized Design (CRD), there were six treatment diets which were : R1 (ME
3000 kcal/kg and protein 20 %), R2 (ME 3000 kcal/kg, protein 16 %), R3 (ME 3000 kcal/kg,
protein 13,5 %), R4 (ME 2700 kcal/kg and protein 20 %), R5 (ME 2700 kcal/kg, protein 16
%), and R6 (ME 2700 kcal/kg, protein 13,5 %) each treatment was replicated four times.
Observed parameters were feed intake, body weight gain, and feed efficiency. Gained data
were variance analyzed, and differences among treatments were tested using Duncan’s Multiple
Range Test. The result shows that energy-protein level in the diet significantly affected (P<0,05)
performance of Rambon male ducks at growing period. It can be concluded that energy-protein
at 2700 kcal/kg energy of ME and 16% of protein level produced optimal performance on
Rambon male ducks at growing period.
1|
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A
2|
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A
Tabel 1. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolis Bahan Pakan yang Digunakan
3|
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A
4|
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A
6|
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A
Tabel 8. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan ransum akan lebih efisien dibandingkan dengan
Pengaruh Perlakuan Terhadap Pertambahan
Bobot Badan Itik Rambon. perlakuan R3 dan R6. Perlakuan R2 (energi
metabolis 3000 kkal/kg dan protein 16%)
Pertambahan Signifikansi
Perlakuan Bobot Badan (g) 0,05 bekerja secara optimal dalam menghasilkan
R3 651.56 a
R6 695.64 a pertambahan bobot badan tertinggi pada itik
R5 702.54 a Rambon jantan fase pertumbuhan. Hal ini
R4 835.83 b
R1 919.08 b disebabkan perlakuan R2 merupakan ransum
R2 975.63 c dengan tingkat palatabilitas dan konsumsi
Keterangan: Huruf yang berbeda pada kolom
signifikasi menunjukan berbeda ransum yang tinggi.
nyata (P<0,05).
Hasil penelitian Saputra (2014)
Tabel 8 menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa, pemberian ransum itik
pertambahan bobot badan itik Rambon yang jantan lokal yang dipelihara dari umur 1-8
diberi perlakuan R2 (energi metabolis 3000 minggu dengan protein 16% efektif terhadap
kkal/kg dan protein 16%) nyata lebih tinggi peningkatan persentase karkas serta bagian
(P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan R1 edible itik, peningkatan persentase karkas
(ransum energi metabolis 3000 kkal/kg dan serta bagian edible yang tinggi tersebut
protein 20%), dan R4 (energi metabolis2700 sangat erat kaitannya dengan pertambahan
kkal/kg dan protein 20%). Kemudian antar bobot badan dan sesuai untuk keperluan itik.
perlakuan R3 (energi metabolis 3000 kkal/kg Konsumsi ransum yang tinggi pada
dan protein 13,5%), R5 (energi metabolis kandungan energi tinggi 3000 kkal/kg
2700 kkal/kg dan protein 16%) dan R6 perlakuan R2 akan meningkatkan asupan
(energi metabolis 2700 kkal/kg dan protein nutrient, seperti protein, karbohidrat, lemak,
13,5 %) menunjukkan hasil yang tidak vitamin, dan mineral yang lebih banyak
berbeda nyata (P>0,05). sehingga mampu menghasilkan pertambahan
Pertambahan bobot badan antar bobot badan ternak menjadi lebih tinggi. Fan
perlakuan ransum R3, R5 dan R6 tidak dkk, (2008), menyatakan bahwa pemberian
berbeda nyata (P>0,05) dan lebih rendah ransum yang mengandung energi tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya, hal dapat meningkatkan konsumsi pakan yang
ini disebabkan oleh konsumsi yang rendah erat dengan pertumbuhan ternak unggas.
sehingga asupan nutrient kurang padahasil Pertambahan bobot badan sangat erat
perlakuan R5 (energi metabolis 3000 kkal dan kaitannya dengan konsumsi ransum.
protein 16%) serta memberikan respon Semakin tinggi konsumsi ransum maka
pertambahan bobot badan yang rendah, tetapi semakin tinggi pula pertambahan bobot
apabila dilihat dari segi ekonomis konsumsi badan pada ternak, sementara rendahnya
7|
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A
konsumsi ransum akan berdampak pula pada setiap minggunya berbeda-beda dan
rendahnya angka pertambahan bobot badan. mencapai titik puncak di minggu ke-8.
Wahju (1997), menyatakan bahwa Peningkatan bobot badan yang terus
meningkatnya konsumsi ransum akan berlangsung naik tersebut terjadi karena
memberikan kesempatan kepada tubuh untuk umur 1-8 minggu itik mulai memasuki fase
meretensi lebih banyak makanan sehingga pertumbuhan. Selama fase pertumbuhan itik
kebutuhan protein untuk pertumbuhan Rambon jantan umumnya membutuhkan
terpenuhi, hal ini diperkuat oleh pernyataan pakan yang relatif banyak dan berkualitas
Tilman dkk (1986) yang menyebutkan bahwa agar ternak dapat tumbuh dan berkembang
kecepatan pertumbuhan ternak salah satunya dengan sempurna.
ditentukan oleh jumlah ransum yang Laju pertumbuhan ternak ditunjukkan
dikonsumsi, jika ransum yang dikonsumsi oleh pertambahan bobot badan, pertambahan
relatif lebih banyak maka pertumbuhan bobot badan itik Rambon jantan pada minggu
menjadi cepat sebaliknya bila jumlah ransum ke-1 dan minggu ke-2 menunjukkan
yang dikonsumsi relatif sedikit maka pertumbuhan yang lambat, kemudian
pertumbuhan akan lambat. meningkat pada minggu berikutnya sampai
Untuk mengetahui perbedaan minggu ke-7 dan melambat pada minggu
pertambahan bobot itik Rambon dari masing- selanjutnya. Grafik pertambahan bobot badan
masing perlakuan disajikan pada Ilustrasi 2. tersebut menunjukkan terjadinya penurunan
800,00 R2
telah memasuki fase grower (umur 5-10
600,00 R3
400,00 R4 minggu).
200,00 R5
Pertumbuhan itik mulai terjadi
0,00 R6
Grafik pertambahan bobot badan itik seiring dengan pertambahan umur ternak dan
Rambon seperti yang ditunjukkan pada dewasa tubuhnya yang disebabkan beberapa
8|
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A
Tabel 9 menunjukkan bahwa rataan Duncan yang hasilnya dapat dilihat pada
efisiensi penggunaan ransum tertinggi yaitu Tabel 10.
pada perlakuan R5 sebesar 23,74 %, Tabel 10. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan
Pengaruh Perlakuan Terhadap Efisiensi
sedangkan rataan efisiensi ransum terendah Penggunaan Ransum
yaitu pada perlakuan R3. Berdasarkan hasil Efisiensi Signifikansi
analisis ragam menunjukkan perlakuan Perlakuan Ransum (%) 0,05
R3 14,11 a
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap R6 18,16 b
efisiensi penggunaan ransum itik Rambon R4 19,74 b
R2 19,96 b
jantan. Untuk mengetahui perbedaan antar R1 21,92 b
R5 23,74 c
perlakuan terhadap pertambahan bobot badan Keterangan : Huruf yang berbeda pada
itik rambon, dilakukan Uji Jarak Berganda kolom signifikasi menunjukkan berbeda
nyata (P<0,05)
9|
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A
10 |
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A
11 |
Performa Itik Rambon Jantan Fase Pertumbuhan…..……….…….…….. Nadia Resti A
Saputra, D.H., G. Dani dan L. Adriani. 2014. Tillman, A. D., H., Hartadi, S.
Pengaruh Pembatasan Tingkat Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S.
Protein Dalam Ransum Terhadap Lebdosoekodjo. 1998. Ilmu Makanan Ternak
Edible dan In Edible Pada Itik Jantan Dasar. Cetakan Kelima. Gadjah
Lokal. Jurnal Fakultas Peternakan Mada University Press. Yogyakarta
Universitas Padjadjaran: Jatinangor - Wahju, 1992.Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan
Sumedang. hal 4-5 ke - 3. Gadjah Mada University
Susanto, R.S. 2004. Pengaruh Perbedaan Press.Yogyakarta.hal. 64 – 66
Tingkat Protein Dalam Ransum ___________,1997. Wahju, J. 1997. Ilmu
Terhadap Produktivitas Itik Indian Nutrisi Unggas. Cetakan IV. Gadjah
Runner.Skripsi. Fakultas Pertanian Mada University Press, Yogyakarta.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta: Winter, A. R. dan E. M. Funk, 1960.Poultry
hal 32-33. Science and Practice.5th ed. J. B.
Schailable, P. J. 1979. Poultry and Nutrition. Lippincott Co., Chicago,
The Avian Publishing Company Inc. Philadelphia, New York. hal. 256-261
Westport Connecticut
12 |