You are on page 1of 3

UJIAN TENGAH SEMESTER

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Oleh:
Adi Syuhada Putra
NIM: F4321221076

DOSEN PENGAMPU
Dr. SUGIATNO, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PROFESI GURU PRAJABATAN
UNIVERSITAS TANJUNG PURA
PONTIANAK
2023
REFLEKSI KERAGAMAN SISWA DAN PEMENUHAN TARGET
KURIKULUM
Adi Syuhada Putra
PPG Prajabatan Tahun 2022 Gelombang 2
Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Tanjungpura

ABSTRAK

Pengalaman dalam menghadapi keragaman siswa di sekolah memberikan peluang reflektif


yang berharga bagi pendidik dalam memahami dan mengatasi tantangan pendidikan inklusif.
Makalah ini merefleksikan pengalaman pribadi mahasiswa PPG Prajabatan dalam
melaksanakan PPL di SMP Negeri 12 Pontianak, menghadapi keragaman siswa dalam
konteks pembelajaran, dan bagaimana pengalaman tersebut mempengaruhi pencapaian target
kurikulum. Dalam lingkungan pendidikan saat ini, keragaman siswa mencakup beragam latar
belakang budaya, gaya belajar, dan kebutuhan individual. Penanganan keragaman ini
memerlukan pendekatan yang inklusif, di mana strategi berdiferensiasi diimplementasikan
untuk memenuhi kebutuhan siswa secara efektif. Meskipun tantangan muncul, seperti
perbedaan kemampuan dan gaya belajar siswa, tugas utama tetaplah memastikan pemenuhan
target kurikulum. Kolaborasi antar guru dan kesadaran tentang kebutuhan siswa menjadi
kunci dalam menciptakan pembelajaran yang inklusif dan efektif. Dengan merenungkan
pengalaman ini, mahasiswa dapat merangkum pentingnya adaptasi strategi pengajaran,
kreativitas, dan kesensitifan terhadap keberagaman siswa guna mencapai hasil pembelajaran
yang optimal.

Pendahuluan: Dalam dunia pendidikan, keragaman siswa telah menjadi sebuah kenyataan
yang harus diakui dan dihadapi oleh para pendidik. Setiap siswa membawa latar belakang,
kemampuan, dan kebutuhan yang berbeda-beda. Dalam tulisan ini, saya akan merenungkan
pengalaman pribadi dalam menghadapi keragaman siswa di sekolah dan bagaimana
pengalaman ini memengaruhi upaya kami dalam memenuhi target kurikulum.

Keragaman Siswa dan Tantangan: Sebagai seorang mahasiswa PPG Prajabatan yang
melaksanakan PPL di SMP Negeri 12 Pontianak, saya telah ditempatkan dalam kelas yang
memiliki siswa dengan latar belakang budaya yang beragam. Saya menyadari bahwa setiap
siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, tingkat kemampuan yang bervariasi, dan
pengalaman hidup yang unik. Tantangan muncul ketika kami mencoba menyampaikan materi
pembelajaran dengan cara yang dapat diakses oleh semua siswa, tanpa meninggalkan
siapapun.

Strategi Penanganan Keragaman: Dalam usaha mengatasi keragaman siswa, kami, sebagai
tim pendidik, memutuskan untuk menerapkan pendekatan berdiferensiasi dalam
pembelajaran. Kami menyadari bahwa tidak ada satu metode yang cocok untuk semua siswa.
Kami mencoba memvariasikan metode pengajaran, seperti ceramah, diskusi kelompok,
proyek, role play dan penggunaan teknologi interkatif, agar sesuai dengan gaya belajar siswa
yang berbeda-beda. selain itu kami juga mempersiapkan materi dalam bentuk tulisan, video
pembelajaran, dan simulasi untuk proses pembelajaran yang dapat mengakomodasi semua
kebutuhan peserta didik.

Pemenuhan Target Kurikulum: Meskipun kami memiliki siswa dengan latar belakang
yang beragam, target kurikulum tetap menjadi prioritas utama kami. Kami sadar bahwa siswa
harus mencapai standar yang telah ditetapkan oleh kurikulum. Oleh karena itu, kami
merancang pembelajaran yang mampu menjangkau semua siswa dan memastikan bahwa
setiap siswa memiliki kesempatan untuk mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan.

Kolaborasi Antar Guru: Kami juga melakukan kolaborasi yang erat dengan sesama guru
untuk berbagi ide dan strategi. Dalam pertemuan berkala, kami berdiskusi tentang cara
mengatasi tantangan dalam menghadapi keragaman siswa. Kami saling berbagi pengalaman,
memberikan saran, dan merumuskan solusi yang lebih efektif.

Kesadaran tentang Kebutuhan Siswa: Pengalaman ini telah mengajarkan saya untuk lebih
peka terhadap kebutuhan dan perbedaan siswa. Saya belajar untuk lebih mendengarkan dan
memahami perspektif siswa. Ini membantu saya merancang pembelajaran yang lebih sesuai
dengan konteks dan minat mereka.

Kesimpulan: Pengalaman menghadapi keragaman siswa telah memperkaya pemahaman saya


tentang pentingnya inklusi dalam pendidikan. Meskipun tantangan muncul, pendekatan
berdiferensiasi dan kolaborasi antar guru dapat membantu memenuhi kebutuhan semua siswa
tanpa mengorbankan target kurikulum. Sebagai calon pendidik, saya merasa lebih siap untuk
menghadapi berbagai keragaman di ruang kelas dan terus belajar dalam menciptakan
pembelajaran yang inklusif dan bermakna.

You might also like