You are on page 1of 4

NAMA :SONDANG LASTRIDA SIMAMORA

NIM :856015958
Jawaban nomor 1
Alasan mengapa kita memerlukan PKR perlu dipelajari di era digital ini, anatara lain:
 Alasan geografis
Di beberapa daerah di Indonesia terdapat beberapa sulitnya lokasi, terbatasnya sarana
transportasi, pemukiman yang berpindah-pindah, dan adanya pencaharian khusus, dan
sebagainya, mendorong penggunaan PKR.
 Alasan demografis
PKR merupakan cara yang lebih praktis dan ekonomis.
 Kurang guru
Walaupun jumlah gutu secara keseluruhan mencukupi, sulit untuk mencari guru yang
dengan suka cita siap mengajar di daerah.
 Terbatasnya ruang kelas
Di beberapa daerah terpencil di Indonesia, menunjukkan walaupun muridnya cukup
besar, jumlah ruang kelas yang tersedia jauh lebih kecil daripada jumlah rombongan
belajar.
 Adanya guru yang tidak hadir
Ada kalanya dibeberapa waktu guru mengalami kendala pada masalah kehadiran.
 Alasan lainnya
Realita yang dihadapi seorang guru, baik ia mengajar di daerah terpencil maupun di
perkotaan adalah ia menghadapi murid dengan tingkat kemampuan dan kemajuan belajar
yang berbeda.
Contoh kasus yang dapat saya ambil di berita untuk menjelaskan alas an mengapa kelas rangkap
perlu dipelajari di era digital ini adalah:
Blitar (Antara Jatim) - "United States Agency for International Development" (USAID)
menggandeng Pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dalam program pembelajaran kelas
rangkap (PKR) sebagai upaya memaksimalkan aktivitas kegiatan belajar mengajar.

Koordinator USAID PRIORITAS untuk wilayah Kabupaten Blitar Triyana Damayanti


mengemukakan Kabupaten Blitar dipilih sebagai mitra USAID PRIORITAS pada 2012-2013,
yang salah satunya karena jumlah tenaga yang guru yang terindentifikasi kurang, sehingga
membuat program PKR ini.
"Pemkab Blitar mendapatkan pendampingan dalam menerapkan program penataan dan
pemerataan guru. Hasil utama dari kegiatan tersebut di ataranya adalah teridentifikasi jumlah
kekurangan guru. Jumlah kekurangan guru kelas PNS adalah sekitar 1.066 orang," katanya di
Blitar, Rabu.
Ia mengatakan, jumlah kekurangan guru kelas itu sangat banyak. Hal itu terjadi karena
menggunakan bahan pertimbangan standart pelayanan minimal (SPM) pendidikan dasar, dimana
setiap SD/MI harus tersedia satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan enam orang guru
untuk setiap satuan pendidikan.
Dari kondisi tersebut, lanjut dia, pihaknya akhirnya melakukan komunikasi, baik dengan dinas
pendidikan maupun pemangku kebijakan terkait, yang salah satunya membuat kebijakan PKR di
sekolah-sekolah yang kekurangan guru.
Jawaban nomor 2
Prinsip-prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap (Blended Learning) adalah:
 Dalam pembelajaran kelas rangkap, sebagian terbesar dari waktu yang tersedia benar-
benar digunakan untuk belajar
Dalam pembelajaran kelas rangkap, sebagian terbesar dari waktu yang tersedia benar-
benar digunakan untuk belajar, yang berarti bahwa sebagian besar waktu yang
dialokasikan untuk kelas tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran.
Ini dapat menjadi tanda baik dalam lingkungan pendidikan, karena menunjukkan efisiensi
dan fokus pada materi pelajaran. Guru atau instruktur harus mengelola waktu dengan
efisien untuk memastikan bahwa materi yang diperlukan dapat disampaikan dengan baik
dalam waktu yang tersedia. Kombinasi metode pembelajaran: Kombinasi antara
pembelajaran online dan offline, di mana siswa dapat mengakses materi pembelajaran
melalui platform digital dan juga melalui interaksi langsung dengan guru dan teman-
teman.
 Kualitas pembelajaran guru sangat memadai
Kualitas pembelajaran dari seorang guru yang sangat memadai adalah faktor yang sangat
penting dalam memastikan efektivitas pembelajaran dalam kelas rangkap. Guru yang
berkualitas akan memiliki dampak positif pada pengalaman belajar siswa. Guru yang
sangat memadai memiliki pemahaman yang mendalam tentang materi yang diajarkan.
Mereka dapat menjelaskan konsep-konsep dengan jelas dan dengan cara yang mudah
dimengerti oleh siswa.
 Sebagian siswa terbesar atau seluruh siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar
Idealnya, dalam sebuah lingkungan pendidikan, upaya harus dilakukan untuk mendorong
sebagian besar atau bahkan seluruh siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan
belajar. Aktifitas belajar yang melibatkan siswa secara maksimal dapat meningkatkan
pemahaman, motivasi, dan hasil belajar mereka.
Contoh: Prinsip-prinsip kelas rangkap, mengacu pada pendekatan pembelajaran di mana
sejumlah besar siswa dengan tingkat keterampilan yang beragam ditempatkan dalam satu kelas,
dan mereka belajar dengan menggunakan berbagai sumber daya, termasuk sumber daya manusia
(guru dan rekan sekelas) dan sumber daya media (buku, perangkat lunak, video, dll). Berikut
adalah beberapa contoh pembelajaran kelas rangkap yang memuat prinsip-prinsip kelas rangkap
 Pembelajaran Diferensiasi: Siswa dengan tingkat keterampilan yang beragam
ditempatkan dalam kelas yang sama. Guru menggunakan berbagai pendekatan pengajaran
yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa. Misalnya, guru memberikan
tugas dengan tingkat kesulitan yang berbeda kepada siswa yang memiliki tingkat
keterampilan yang berbeda.
 Kolaborasi Siswa: Siswa didorong untuk berkolaborasi dan bekerja sama dalam
kelompok. Mereka dapat bekerja bersama untuk menyelesaikan proyek, berdiskusi, dan
belajar satu sama lain. Kolaborasi ini membantu siswa untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan pemecahan masalah.
 Penggunaan Teknologi: Sumber daya media, seperti komputer, perangkat lunak
pendidikan, dan internet, digunakan untuk memperluas sumber daya pembelajaran. Siswa
dapat menggunakan teknologi ini untuk mendapatkan informasi tambahan, berlatih, atau
mengakses sumber daya yang relevan.
 Menggunakan Bahan Bacaan Diversifikasi: Guru memberikan akses ke berbagai bahan
bacaan, termasuk buku teks, artikel, dan sumber daya online. Siswa dapat memilih bahan
bacaan yang sesuai dengan minat dan tingkat keterampilan mereka.
 Diversifikasi Penilaian: Guru menggunakan berbagai metode penilaian, termasuk ujian,
proyek, tugas, dan presentasi, yang memungkinkan siswa untuk menunjukkan
pemahaman mereka dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar individu mereka.
 Pengajaran Terbimbing dan Dukungan: Guru memberikan panduan dan dukungan kepada
siswa sesuai dengan kebutuhan mereka. Siswa yang memerlukan bantuan tambahan
mendapatkan bimbingan khusus, sementara siswa yang lebih mandiri diberi lebih banyak
otonomi.
 Kemungkinan Perkembangan Diri: Siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi dan
mengejar minat pribadi mereka dalam konteks pembelajaran. Ini dapat berarti mengambil
kursus tambahan atau proyek independen yang berkaitan dengan minat mereka.
 Pemantauan dan Umpan Balik: Siswa dan guru secara berkala memantau kemajuan
belajar. Guru memberikan umpan balik konstruktif kepada siswa tentang pencapaian
mereka dan membantu mereka mengidentifikasi area-area di mana mereka dapat
meningkatkan.
 Fleksibilitas dalam Jumlah dan Waktu Belajar: Siswa memiliki fleksibilitas dalam
menentukan berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk belajar dan dalam
menentukan waktu yang sesuai untuk belajar.
JAWABAN NOMOR 3
Model pembelajaran kelas rangkap 221 dan 222 adalah strategi pembelajaran dalam Kurikulum
2013 di Indonesia yang menggabungkan berbagai pendekatan pembelajaran.
 Model Pembelajaran Kelas Rangkap 221 :Dua Kelas, Dua Mata Pelajaran, Satu Ruangan
Kelas 2: 2 sesi tatap muka (dalam kelas) dalam satu minggu.
Kelas 1 dan 3: 2 sesi tatap muka (dalam kelas) dalam dua minggu.
Contoh penerapannya dalam Kurikulum 2013:
Tema: "Pentingnya Keanekaragaman Hayati"
Kelas 2: Guru menjelaskan konsep keanekaragaman hayati dalam kelas dan kemudian mengajak
siswa ke kebun sekolah untuk mengamati berbagai jenis tanaman dan serangga yang ada di sana.
Ini memungkinkan siswa untuk mengalami langsung keragaman hayati.
Kelas 1 dan 3: Guru dapat menjadwalkan dua sesi tatap muka dalam dua minggu. Misalnya, pada
pertemuan pertama, guru menyampaikan pengetahuan dasar tentang keanekaragaman hayati, dan
pada pertemuan kedua, siswa melakukan eksperimen sederhana di dalam kelas untuk memahami
konsep tersebut.

 Model Pembelajaran Kelas Rangkap 222 :Dua Kelas, Dua Mata Pelajaran
Kelas 2, 3, 4, dan 5: 2 sesi tatap muka (dalam kelas) dalam dua minggu.
Kelas 1 dan 6: 2 sesi tatap muka (dalam kelas) dalam satu minggu.
Contoh penerapannya dalam Kurikulum 2013:
Tema: "Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan"
Kelas 1 dan 6: Dalam satu minggu, guru menjelaskan dasar-dasar pertumbuhan tumbuhan,
kemudian melibatkan siswa dalam eksperimen sederhana di dalam kelas untuk mengamati
bagaimana tanaman tumbuh.
Kelas 2, 3, 4, dan 5: Dalam dua minggu, guru dapat merencanakan dua pertemuan tatap muka.
Pertemuan pertama dapat fokus pada pembelajaran konsep pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan di dalam kelas, sedangkan pertemuan kedua dapat dilakukan di lapangan atau kebun
sekolah, di mana siswa berinteraksi langsung dengan tanaman dan mempraktikkan apa yang
telah mereka pelajari dalam kelas.

Dalam kedua model pembelajaran ini, integrasi antara pembelajaran dalam kelas dan di luar
kelas memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami pembelajaran yang lebih holistik
dan mendalam sesuai dengan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran yang
berpusat pada siswa dan pembelajaran kontekstual.

You might also like