You are on page 1of 8

STUDI KERENTANAN WILAYAH DAN KETAHANAN MASYARAKAT PESISIR

KECAMATAN GEDANGAN KABUPATEN MALANG TERHADAP BENCANA


TSUNAMI

Syafrianida Anwar
Universitas Trunojoyo Madura

E-mail : syafrianidaanwar@gmail.com

Abstrak
The Indonesian archipelago is on track subduction tectonic plates, the existence of this
subduction process causes the Indonesian archipelago is prone to earthquakes both low
and high strength. Collisions or harsh shifting plates accompanied by an earthquake in the
ocean area would pose a potential tsunami. South Coastal Malang is one of the areas
prone to tsunamis. This study aims to determine the vulnerability of the area and the
resilience of coastal communities Gedangan subdistrict, Malang against tsunami. The
method used in the determination of the class of vulnerabilities is by the method weighted
overlay with the four elements, namely the vulnerability of the land elevation, slope,
distance from the beach and the distance from the river. In the comprehensive results
indicate very low susceptibility 188.63 Ha, 7470.46 Ha low, medium 1026.63 Ha, 649.72 Ha
high, and very high 201.38 Ha, with a total area of 9536.84 Ha. The method used in the
determination of community resilience using CCR (Coastal Community Resilience). CCR
method is a method that is performed to determine communities' resilience in the face of
disaster by distributing questionnaires and scoring. CCR resistance element is composed of
government, social and economic life, coastal resource management, structural design and
land use, knowledge of the risks, warning and evacuation, emergency response, and
recovery after a disaster. RESULTS resistance element that is below standard (3) is a
government elements (2,62), social and economic life (2.66), the design of the structure and
land use (2.51) and disaster recovery (2.35). Thus the need for recommendations to
improve community resilience element so that in accordance with the standards.

Keywords: Tsunami, Vulnerability, Resilience, Malang

PENDAHULUAN terdapat banyak gunung api, terutama di


wilayah Sumatera, Jawa sampai Nusa
Wilayah negara Indonesia berada antara Tenggara (Nur, 2010). Posisi ini yang
6ᵒ LU ̶ 11ᵒ LS dan 95ᵒ ̶ 141ᵒ BT. Posisi menjadikan wilayah negara Indonesia
wilayah negara Indonesia yang terletak di sangat rawan akan bencana alam yaitu
khatulistiwa menyebabkan wilayah bencana gempa bumi, dalam skala rendah
Indonesia ini beriklim tropis. Namun maupun tinggi. Penunjaman lempeng
disamping itu, ada beberapa kondisi dari yang keras dan diikuti dengan gempa
letak wilayah Indonesia yang menjadikan yang bersumber dari perairan laut akan
wilayah Indonesia ini rawan bencana menimbulkan potensi bencana tsunami.
(Munir, 2014). Geologis pulau-pulau di Wilayah yang berpotensi terjadi bencana
Indonesia ada pada jalur penumjaman tsunami adalah pesisir selatan Jawa, satu
lempeng bumi, diantaranya penunjaman diantaranya yaitu pesisir selatan Malang.
Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Kabupaten Malang adalah salah satu
Benua Eurasia yang berada di sepanjang kabupaten yang terletak di selatan Pulau
pantai bagian barat Pulau Sumatera Jawa. Daerah bagian selatan Kabupaten
hingga pantai bagian selatan Pulau Jawa Malang umumnya dikenal dengan sebutan
hingga ke timur sampai Kepulauan Nusa “Pantai Selatan Malang” merupakan
Tenggara. Dengan terdapatnya proses gugusan pantai yang memiliki
penunjaman lempeng bumi ini pemandangan yang sangat indah, tidak
menyebabkan Kepulauan Indonesia heran jika hampir seluruh pantai yang ada
di Kabupaten Malang telah dikelola Tsunami Warning System). Seluruh hasil
pemerintah daerah sebagai obyek wisata. pengolahan parameter kerentanan dan
Kecamatan Gedangan adalah salah satu ketahanan masyarakat mengahasilkan
kecamatan di Kabupaten Malang yang data kerentanan wilayah dan ketahanan
memiliki wilayah pesisir. Kecamatan masyarakat pesisir Kecamatan Gedangan,
Gedangan memiliki kurang lebih 7 pantai Kabupaten Malang.
yang kini telah dikelola pemerintah dan Metode penilaian ketahanan masyarakat
masyarakat sekitar untuk menjadi obyek pesisir pada penelitian ini menggunakan
wisata. Jumlah kepadatan penduduknya kuesioner dan wawancara dengan metode
mencapai 493 jiwa/km2 (Kecamtan sampling berupa stratified sampling dan
Gedangan dalam Angka, 2018). purposive sampling. Menurut Prijana
Kondisi kawasan pesisir Kecamatan (2005), stratified sampling lebih presisi
Gedangan yang menghadap langsung ke dalam penentuan respondennya, karena
Samudera Hindia mempunyai potensi tiap strata dianggap memiliki populasi
rawan akan bencana tsunami, perlu sendiri dan analisis tiap stratanya dapat
adanya studi mengenai tingkat kerentanan dilakuakan tanpa harus survey ulang.
dan ketahanan masyarakat pesisir Elemen ketahanan yang ada, akan
Kecamatan Gedangan terhadap bencana diadaptasi menjadi beberapa pertanyaan
tsunami. Studi tersebut dilakukan dalam yang dapat digunakan sebagai instrumen
bentuk upaya mitigasi guna meminimalisir survey untuk memantau kapasitas
dampak dari bencana. Perumusan upaya ketahanan. Sedangkan metode purposive
mitigasi diharapkan dapat menjadi sampling dilakuakan dengan pengambilan
pendoman dalam mengantisipasi bila sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri
terjadi bencana tsunami di wilayah pesisir khusus yang sesuai dengan tujuan
Kecamatan Gedangan, Kabupaten penelitian sehingga diharapkan dapat
Malang. menjawab permasalahan penelitian.
METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter-parameter kerentanan yang Kerentanan Wilayah
digunakan adalah jarak dari garis pantai,
ketinggian, wilayah lereng, serta jarak dari
sungai. Parameter tersebut kemudian
dioverlay untuk menaksir tingkat bahaya
tsunami di daerah tersebut. Overlay
dilakukan dengan metode skoring dan
pembobotan. Data ketinggian dan wilayah
lereng diperoleh dari pengolahan Citra
ASTER (The Advanced Spaceborne
Thermal Emission and Reflection
Radiometer) GDEM (Global Digital
Elevation Model) yang diunduh di Gambar 1. Peta Kerentanan Berdasarkan
https://earthexplorer.usgs.gov/ . Selain itu, Ketinggian Daratan
data jarak dari sungai dan jarak dari garis
pantai diperoleh dengan mengunduh data
peta RBI Kabupaten Malang di
https://tanahair.indonesia.go.id/ dengan
skala 1:25.000. Sedangkan untuk data
primer ketahanan masyarakat dengan
melakuakan kuesioner yang merujuk pada
metode CCR yang dikemukakan oleh
NOAA (National Oceanic & Atmospheric
Administration), disponsori oleh USAID
(United States Agency for International
Development) dan termasuk dalam Gambar 2. Peta Kerentanan Berdasarkan
program US-IOTWS (U.S. – Indian Ocean Kelerengan Daratan
Dapat dilihat bahwa wilayah dengan
tingkat kerentanan sangat tinggi memilki
luasan sebesar 201,3887 Ha. Tingkat
kerentanan sedang dengan luasan
1.026,638 Ha, serta tingkat kerentanan
sangat rendah sebesar 188,6346 Ha.
Namun yang paling mendominasi adalah
tingkat kerentanan rendah dengan luasan
7.470,46 Ha. Walaupun luasan tingkat
kerentanan sangat tinggi relatif lebih kecil
dari total luas wilayah akan tetapi daerah
tersebut merupakan daerah yang dekat
Gambar 3. Peta Kerentanan Berdasarkan dengan rumah penduduk dengan topografi
Jarak Dari Garis Pantai dan kelerengan yang relatif rendah (0—10
meter) sehingga wilayah tersebut sangat
rentan terhadap bencana tsunami. Oleh
karena itu perlu adanya srategi tata ruang
dan kebijakan untuk mengatur hal tersebut
agar kerusakan yang ditimbulkan akibat
bencana tsunami tidak terlalu parah dan
tidak banyak menelan korban jiwa.

Ketahanan Masyarakat
Hasil penilaian dengan kuesioner,
didapatkan hasil berupa resilience index
untuk masing-masing elemen ketahanan
Gambar 4. Peta Kerentanan Berdasarkan masyarakat pesisir Kecamatan Gedangan,
Jarak Dari Badan Sungai Kabupaten Malang dapat dilihat pada
(Tabel 3) dengan keterangan indikator
elemen ketahanan yang ditampilkan pada
(Tabel 4).
Tabel 2. Nilai indeks ketahanan untuk tiap
elemen ketahanan
Elemen Ketahanan
Desa
A B C D E F G H
Tumpakr 2, 2, 3, 2, 3, 4, 4, 1,
ejo 46 94 77 02 42 20 01 56
2, 2, 2, 2, 3, 2, 3, 2,
Sindurejo 88 81 94 84 18 98 13 87
2, 2, 3, 2, 3, 2, 3, 2,
Gajahrejo 51 24 01 67 02 57 26 63
2, 2, 3, 2, 3, 3, 3, 2,
Gambar 5. Peta Kerentanan Terhadap Rataan 62 66 24 51 21 25 47 35
Tsunami Standar 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0,
Deviasi 23 38 46 43 20 85 48 69
Tabel 1. Luas kelas kerentanan
Luas Persenta
No Kerentanan
(Ha) se (%) Tabel 3. Indikator elemen ketahanan
1 Sangat rendah 188,63 1,98 %
2 Rendah 7.470,46 78,33 % Indikator Elemen Ketahanan
3 Sedang 1.026,63 10,76 % A Pemerintah
4 Tinggi 649,72 6,81 % Kehidupan Sosial dan
B
Ekonomi
5 Sangat tinggi 201,38 2,12 %
Manajemen Sumberdaya
C
Total 9.536,84 100 % Pesisir
Desain Struktur dan
D
Penggunaan Lahan
Indikator Elemen Ketahanan Hasil data indeks ketahanan dan diagram
E Pengetahuan tentang Risiko ketahanan yang telah didapat diketahui
bahwa elemen ketahanan yang nilainya
F Peringatan dan Evakuasi
masih di bawah standart dan harus
Respon Terhadap Keadaan
G
Darurat ditinjau kembali adalah elemen
Pemerintah dengan nilai 2,62, elemen
H Pemulihan Setelah Bencana
Kehidupan Sosial dan Ekonomi dengan
nilai 2,66, elemen Desain Struktur dan
A Penggunaan Lahan dengan nilai 2,52, dan
elemen Pemulihan Setelah Bencana
H
2.620
B dengan nilai 2,36. Dapat dilihat bahwa dari
delapan elemen ketahanan, lima
2.363 2.661
diantaranya masih dibawah standart yang
perlu adanya peninjauan kembali terhadap
G
3.459 3.233C elemen ketahanan tersebut.
Tabel 4. Rekomendasi Mitigasi
2.516 Lokasi Ancaman/ Strategi Mitigasi
3.236
Bahaya
F 3.203 D Kabupate  Gempa bumi  2 kali
n Cilacap dan tsunami sosialisai
E (Mahendr mengenai
a et.al, bencana
Gambar 6. Diagram Ketahanan Untuk 2013) gempa dan
Masyarakat Pesisir Kecamatan Gedangan tsunami
 1 kali
Untuk uji validitas, data penelitian dapat simulasi
dikatakan valid jika r hitung dari tanggap
bencana di
pertanyaan setiap elemen lebih besar dari wilayah
nilai r tabel. Dengan toleransi (α) sebesar Pantai Teluk
5% dan responden sebanyak 80, maka Penyu dan
diperoleh nilai r tabel sebesar 0,22. pusat kota
Kecamatan
Berdasarkan hasil uji dengan SPSS
Cilacap
diketahui bahwa nilai r hitung dari Selatan
pertanyaan setiap elemen lebih besar dari  Pengetahuan
nilai r tabel (0,22). Maka, dapat tentang
disimpilkan bahwa masing-masing gempa dan
tsunami
pertanyaan untuk tiap elemen dalam melalui mata
kuesioner yang digunakan adalah valid. pelajaran di
Untuk uji reliabilitas, data penelitian dapat sekolah
dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s  Pemasangan
alpha lebih besar dari 0,6. Berdasarkan sirine tower
yang
hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS diletakkan di
didapatkan hasil cronbach’s alpha sebesar kawasan
0,765, dimana nilai tersebut lebih besar pantai wisata
dari 0,6. Hasil tersebut dapat dilihat bahwa Widara
semua indikator dalam penelitian adalah Ayung dan 6
masjid
reliabel. sebagai sirine
Berdasarkan uji validitas dan uji reliabilitas evakuasi.
yang dilakukan, maka dapat disimpulkan  Peta evakuasi
bahwa kuesioner yang telah digunakan yang
disertakan
dan data yang diperoleh dalam penelitian dengan
ini layak digunakan dan telah memenuhi simbol
validitas dan reabilitas yang disyaratkan. berwarna
yang
Analisis dan Rekomendasi menandakan
Lokasi Ancaman/ Strategi Mitigasi Lokasi Ancaman/ Strategi Mitigasi
Bahaya Bahaya
zona daerah disesuaikan
berdasarkan dengan
ketinggian wilayah dan
gelombangny tugasnya
a. masing-
Kabupate  Tsunami  Telah masing.
n Pacitan dilakukan 3
(Pradana, kali
2012) sosialisasi
secara
langsung dan
melalui
sekolah-
sekolah.
 2 kali KESIMPULAN
simulasi
yang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakuakan di dilakukan, dapat disimpulkan :
Pantai 1. Parameter kerentanan yang
Telang Ria. berpengaruh sebanyak tiga parameter,
 Perusahaan dan satu parameter kerentanan kurang
lokal
mengadakan
berpengaruh yaitu, jarak dari badan
pendidikan sungai.
evakuasi 2. Tingkat kerentanan sangat rendah
tsunami seluas 188,63 Ha, rendah seluas 7.470,46
berupa Ha, sedang seluas 1.026,63 Ha, tinggi
pelatihan
kepada calon seluas 649,72 Ha, dan sangat tinggi
pegawai dan seluas 201,38 Ha.
silabus 3. Terdapat empat elemen ketahanan
perusahaan. yang masih bernilai di bawah standar (3)
 Sistem
yaitu, elemen pemerintah, kehidupan
muster point
yang terletak sosial dan ekonomi, desain struktur dan
di alun-alun penggunaan lahan, dan pemulihan setelah
Pacitan. bencana.
 Dibentuk
posko-posko
taktis yang
DAFTAR PUSTAKA

Amos, Jonathan. 2018. Tsunami Akibat Baja, S. 2012. “Metode Analitik Evaluasi
Longsor Anak Krakatau: Bagaimana Sumber Daya Lahan”. Skripsi.
Gunung Api Dapat Jadi Pemicu di Universitas Hasanuddin Makassar.
https://www.bbc.com (diakses 2 Baldacchino, G. 2008. Studying Island: On
Februari 2019). Whose Terms Some Epistemological
Arif, S. 2016. “Model Geospasial Sistem and Methodologoical Challenges to
Pendukung Keputusan (Geospatial the Pursuit of Island Studies. Island
Decision Support System) Studies Journal. III (1): 37—56.
ManajemenLahan Pangan”. Skripsi. Bankjim. 2018. Apa Itu Tsunami, Apa
Universitas Hasanuddin Makassar. Penyebab, Karakteristik dan Dampak
Baeda, A. Y., Rachman, T., Umar, H., and Tsunami di https://www.bankjim.com
Suriamihardja, D.A. 2015. Mitigation (diakses 5 Januari 2019).
Plan for Tsunami of Seruni Beach BNPB. 2017. Buku Saku Tanggap
Bantaeng. Procedia Earth and Tangkas Tangguh Menghadapi
Planetary Science. XIV : 179—185. Bencana.
Baharuddin. 2016. “Analisis Geospasial Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting, M.J.
Terhadap Konversi Lahan Optimal Sitepu. 1996. Pengelolaan
Dengan Menggunakan Metode Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Laut
Cellular Automata”. Skripsi. Secara terpadu. Jakarta : Penerbit
Universitas Hasanuddin Makassar. Pradya Paramita.
Diposaptono, S dan Budiman. 2005. Iqoh, Faiqoh., Johson Lumban Gaol., dan
Tsunami. Bogor: Buku Ilmiah Populer. Marisa Mei Ling. 2013. Vulnerability
Diposaptono, S., dan Budiman. 2006. Level Map of Tsunami Disaster in
Tsunami. Bogor: Sarana Komunikasi Pangandaran Beach, West Java.
Utama. International Journal of Remote
Dodman, David. 2009. State of the World Sensing and Earth Sciences. X (2): 90
into a Warning World. The World – 103.
Watch Institute. ISDR. 2004. Living with Risk: A Global
Enviromental System Research Institut. Review of Disaster Reduction
2002. Using ArcGIS Spatial Analyst. Initiatives. UNISDR. Geneva.
New York: NY. Julkarnaen, D. 2008. Identifikasi Tingkat
Hadi, Fakhri dan Astrid Damayanti. 2017. Resiko Bencana Tsunami Berbasis
Aplikasi Sig Untuk Pemetaan Zona Spasial (Studi Kasus: Zona Industri
Keterpaparan Permukiman Terhadap Kota Cilegon). Thesis. Bandung:
Tsunami Studi Kasus: Kota Pariaman, Institut Teknologi Bandung.
Sumatera Barat. Seminar Nasional Kaly UL., Prat CR., Mitchell J. 2004. The
Geomatika 2017: Inovasi Teknologi Demonstration Enviromental
Penyediaan Informasi Geospasial Vulnerability Index (EVI) 2004.
untuk Pembangunan Berkelanjutan. SOPAC Technical Report 304. UNEP,
Hajar, Moh. 2006. “Pemetaan Tingkat Ireland, Italy, New Zealand and
Kerawanan Bencana Tsunami Norway. 323 pp.
Menggunakan Data Penginderaan Kecamatan Gedangan dalam Angka
Jauh dan Sistem Informasi Geografis Tahun 2018.
(SIG) Studi Kasus: Kota Padang. Koniyo, Moh. Hidayat. 2013. Perancangan
Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Pemetaan Tenaga Kesehatan
Bogor. Propinsi GorontaloMenggunakan
Hartoko, A. Dan M. Helmi. 2005. Saatnya Sistem Informasi Geografis. Jurnal
Pemda memiliki Peta Rawan Teknik. XI (1): 17—26.
Bencana untuk Wilayah Pesisir. Kurniawati, Risca. 2016. “Pemetaan
Dalam: P. Cahannar. Bencana Tingkat Kerentanan Bencana
Gempa dan tsunami. Jakarta: Tsunami di Pesisir Kabupaten Jember
penerbit Buku Kompas. Halaman: 104 Jawa Timur”. Skripsi. Universitas
—107. Trunojoyo Madura.
Husrin, Sameidi., Kelvin, Jaya., Putra, Lander, J. F., Whiteside, L. S., Lockridge,
Aprizon., Prihantono, Joko., Cara, P. A. 2003. Two Decades of Global
Yudhi., and Hani, Aditya. 2015. Tsunami 1982—2002. Science of
Assessment on the Characteristics Tsunami Hazards. XXI (1): 3—88.
and the Damping Performance of Mahendra, Wismu Alga., Haryo Dwito
Coastal Forest in Pangandaran After Armono., dan Kriyo Sambodho. 2013.
the 2006 Java Tsunami. Procedia Studi Analisa Ketahanan Masyarakat
Earth and Planatary Science. XII : 20 Pesisir Cilacap Terhadap Bencana
—30. Tsunami. Jurnal Teknik POMITS. II
Idris, I. 2005. Pengelolaan Pesisir Terpadu (1): 1—12.
(Integrated Coastal Management- Mardiyanto, B., Rochaddi, B., Helmi, M.
ICM) dalam rangka Mitigasi Bencana 2013. Kajian Kerentanan Tsunami
Tsunami. Dalam : Pelatihan Mitigasi, Menggunakan Metode Sistem
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Informasi Geografis di kabupaten
Bencana Tsunami di Wilayah Pesisir. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Departemen Kelautan dan Perikanan Journal of Marine Research. II (1):
(DKP). Halaman : 1—6. 103—111.
Ikawati, Y. 2005. Memetakan Ulang NAD Miladan, Nur. 2009. Kajian Kerentanan
Pasca Tsunami. Dalam: P. Cahanar, Wilayah Pesisir Kota Semarang
Bencana Gempa dan Tsunami. Terhadap Perubahan Iklim. Thesis.
Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Semarang: Program Pascasarjana
Halaman: 141—145. Universitas Diponegoro.
Monica, E. M., Mardwi Rahdriawan. 2014. Ketahanan Masyarakat Pesisirpacitan
Ketahanan Masyarakat Menghadapi Terhadap Bencana Tsunami. Institut
Rob Di Kelurahan Bandarharjo, Teknologi Sepuluh Nopember.
Semarang Utara. Jurnal Teknik PWK. Prasetya, G. S., De Lange W. P., and
III (1): 198—208. Healy T. R. 2001. The Makassar
Mukaryanti. 2005. Merencanakan Kota Strait Tsunamigenic Region.
Pantai Berbasis Kerentanan terhadap Indonesia Natural Hazards. XXIV :
Tsunami. Dalam: P. Cahanar. 295—307.
Bencana Gempa dan Tsunami. Prijana. 2005. Metode Sampling Terapan
Jakarta: Buku Kompas. Halaman 125 – untuk Penelitian Sosial. Humaniora,
—129. Bandung.
Munir, Agus Qomaruddin. 2014. Sistem Putranto, Eka T. 2006. Gempabumi dan
Informasi Geografi Pemetaan Tsunami. Pusat Vulkanologi dan
Bencana Alam Menggunakan Google Mitigasi Bencana Alam, 5 hlm.
Maps. Jurnal Teknologi Informasi. IX Restiasta, Tiya Rima. 2014. Pergerakan
(26): 1—10. Lempeng (Plate Movement) di
Muzaki, A. A. 2008. Analisis Spasial http://tyarimasspict.blogspot.com
Kualitas Ekosistem Terumbu Karang (diakses 22 Januari 2019).
sebagai Dasar Penentuan Kawasan Rustan, A dan Ferry Firdaus. 2011.
Konservasi Laut Dengan Metode Cell Ancaman Bencana dan Kebijakan
Based Modelling di Karang Lebar dan Penanganannya di Daerah. Jurnal
Karang Congkak Kepulauan Seribu, Borneo Administrator. Vol. 7(1) : 89—
DKI Jakarta. Skripsi. Bogor: Institut 109.
Pertanian Bogor. Sapirstein, Guy. Social Resilience. The
Nahak, Priska Gardeni., Djunaedi dan Forgotten Element in Disaster
Tedi Wonlele. 2014. Studi Reduction. Organizational Resilience
Perencanaan Mitigasi Bencana International. Massachusetss.
Tsunami di Daerah Wisata Pantai Sembiring, Kristantus. 2007. Aplikasi
Tablolong. Jurusan Teknik Sipil, Sistem Informasi Penanggulangan
Politeknik Negeri Kupang, Kupang. Bencana di Indonesia. Karya Tulis
Nugroho, R. 2018. BNPB : Indonesia Ilmiah Jurusan Teknik Informatika.
Rawan Tsunami, Sejak 1629 Ada 177 Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Kejadian di https://m.detik.com Soleman M. K., Fitri Nurcahyani., Sri
(diakses 21 Januari 2019). Lestari Munajati. 2012. Pemetaan
Nur, Arief Mustofa. 2010. Gempa Bumi, Multirawan Bencana di Provinsi
Tsunami Dan Mitigasinya. Jurnal Banten. Jurnal Globe. XIV (1): 46—
Geografi. VII (1): 66—73. 59.
Oktariadi, O. 2009. Penentuan Peringkat Subardjo, Petrus dan Raden Ario. 2015.
Bahaya Tsunami dengan Metode Uji Kerawanan Terhadap Tsunami
Analytical Hierarchy Process (Studi Dengan Sistem Informasi Geografis
Kasus: Wilayah Pesisir Sukabumi). (SIG) Di Pesisir Kecamatan Kretek,
Jurnal Geologi Indonesia. IV (2): 103 Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Jurnal
—116. Kelautan Tropis. Vol. 18(2): 82–97.
Orbist. 2010. Multi Layered Sosial Suprapto, Octavian., Syawaludin A
Resilience: A New Approach is Harahap dan Titin Herawati. 2016.
Mitigation Research. Progress in Analisis Kerentanan Fisik Pantai Di
Development Studies: Sage Pesisir Garut Selatan Jawa Barat.
Publications. Jurnal Perikanan Kelautan. Vol. 7(2):
Pedersen, G dan Glimsdal, S. 2010. 51—57.
Coupling of Dispersive Tsunami Triutomo, S., Widjaja, B. W., dan Amri, M.
Propagation and Shallow Water R. 2007. Editor Pengenalan
Coastal Response. The Open Karakteristik Bencana dan Uapaya
Oceanography Journal. IV: 71—82. Mitigasinya di Indonesia. Edisi II.
Pradana, Yusuf Adi., Kriyo Sambodho., Pelaksanaan Harian Badan
Haryo Dwito Armono. 2012. Studi Koordinasi Nasional Penanggulangan
Bencana. Jakarta: Direktorat Mitigasi
BAKORNAS PB.
US-IOTWS. 2007. How Resilient Is Your
Coastal Community? – A Guide for
Evaluating Coastal Community
Resilience To Tsunamis and Other
Hazards, NOAA Bangkok, Thailand.
Yudhicara. 2008. Kaitan Antara
Karakteristik Pantai Provinsi
Sumatera Barat dengan Potensi
Kerawanan Tsunami. Jurnal Geologi
Indonesia. III (2): 95—106.

You might also like