You are on page 1of 10

KETERAMPILAN MEMBACAKAN TEKS BERITA

DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII


SMP NEGERI 4 SOLOK SELATAN

JURNAL ILMIAH

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


gelar Sarjana Pendidikan
(Strata I)

GUSFITA SYAFLIYANI
NPM 10080332

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
KETERAMPILAN MEMBACAKAN TEKS BERITA
DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 4 SOLOK SELATAN

Gusvita Syafliyani1, Wirnita Eska2, Ramadansyah3

1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat


2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI Sumatera Barat

Abstract

The problem of this study is the low skill news text read eighth grade students of SMP Negeri 4
Solok Selatan. Low skills students read the text message is caused by lack of familiarity students read
the text in the news as a result of the learning process is merely a theory. The problem studied to get an
idea of the skill level of the text read news using modeling techniques eighth grade students of SMP
Negeri 4 Solok Selatan are restricted to aspects: articulation, intonation, and volume. This study aims
to determine the skills of news text read by using modeling techniques eighth grade students of SMP
Negeri 4 Solok Selatan. This research is quantitative research using descriptive method. The
population in this study is the eighth grade students of SMP Negeri 4 Solok Selatan enrolled in the
academic year 2013/2014. The study population numbered 175 students spread into six classes. This
research sample taken by using randomly find were the (proportional random sampling), ie 10% of the
population, so that the sample totaling 18 students. The study concluded that: (1) the accuracy of
speech is quite good indicator (B), with an average of 78, (2) the indicator intonation is quite (C), with
an average of 61, and (3) the volume indicator relatively perfect ( S), with an average of 98. Thus, it
can be concluded that the skills read the text message using modeling techniques eighth grade students
of SMP Negeri 4 South Solok quite good for all three indicators (B), with an average of 79.

Keywords: skills, reading, text news, modeling techniques


KETERAMPILAN MEMBACAKAN TEKS BERITA
DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 4 SOLOK SELATAN

Gusvita Syafliyani1, Wirnita Eska2, Ramadansyah3

1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat


2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI Sumatera Barat

Abstrak

Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya keterampilan membacakan teks berita siswa
kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan. Rendahnya keterampilan membacakan teks berita siswa
tersebut disebabkan oleh kurang terbiasanya siswa dalam membacakan teks berita akibat proses
pembelajaran hanya bersifat teori. Masalah tersebut diteliti untuk mendapatkan gambaran mengenai
tingkat keterampilan membacakan teks berita dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII
SMP Negeri 4 Solok Selatan yang dibatasi pada aspek: artikulasi, intonasi, dan volume suara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan membacakan teks berita dengan menggunakan
teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014. Populasi penelitian
berjumlah 175 siswa yang tersebar dalam enam kelas. Sampel penelitian ini diambil dengan
menggunakan teknik penyampelan secara acak (proposional random sampling), yaitu 10% dari
populasi, sehingga sampel berjumlah 18 orang siswa. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1)
indikator ketepatan ucapan tergolong baik (B), dengan rata-rata 78, (2) indikator intonasi tergolong
cukup (C), dengan rata-rata 61, dan (3) indikator volume suara tergolong sempurna (S), dengan rata-
rata 98. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membacakan teks berita dengan menggunakan
teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk ketiga indikator tergolong baik
sekali (B), dengan rata-rata 79.

Kata kunci: keterampilan, membacakan, teks berita, teknik pemodelan


PENDAHULUAN
Pembelajaran membacakan teks berita tercantum dalam standar isi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) SMP/MTs kelas VIII semester 2. Standar Kompetensi (SK) 11, “memahami ragam
wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca nyaring”. Kompetensi Dasar
(KD) 11.3, berisi membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara
yang jelas. Berdasarkan isi dari kurikulum tersebut, maka keterampilan membacakan teks berita wajib
diajarkan kepada siswa.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas VIII yang
bernama Ari Hervina, S.Pd., dan siswa SMP Negeri 4 Solok Selatan pada tanggal 11 s/d 13 Desember
2013, diperoleh informasi bahwa pada umumnya siswa kurang berminat dalam pembelajaran
membacakan teks berita. Siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran membacakan teks berita. siswa
kurang percaya diri untuk tampil membacakan berita di depan kelas. Dalam proses belajar mengajar,
teknik yang digunakan guru kurang bervariasi atau lebih sering berceramah di depan kelas, sehingga
siswa tidak termotivasi dalam pembelajaran membacakan teks berita.
Guru sebagai pengajar seharusnya bisa memilih teknik yang dapat menunjang proses
pembelajaran siswa di kelas, sehingga akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Teknik
yang dapat digunakan dalam pembelajaran membacakan teks berita adalah teknik pemodelan. Teknik
pemodelan adalah model yang diperlukan untuk mencontohkan atau memperagakan sesuatu. Tanpa
adanya model yang menjadi pedoman, maka siswa akan susah untuk melakukan tugas yang diberikan
guru. Proses pembelajaran akan berlangsung lama dan tujuan pembelajaran akan sulit tercapai.
Kosasih (2008:76) menyatakan bahwa membacakan berita adalah termasuk dalam jenis
membaca nyaring. Dalam hal ini, seseorang menyuarakan isi berita untuk bisa didengar orang lain.
Menurut Tarigan (2008:23), membaca nyaring merupakan suatu aktivitas atau kegiatan yang
merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar
untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang.
Selain itu, Dalman (2013:63) menjelaskan bahwa membaca nyaring adalah kegiatan membaca
dengan mengeluarkan suara atau kegiatan melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa dengan suara
yang cukup keras. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan pembaca dalam membaca nyaring: (1)
pembaca harus mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan, (2) pembaca
harus mempelajari kesimpulan penafsiran atas lambang-lambang tertulis, sehingga penyusunan kata-
kata serta penekanan sesuai dengan ujaran, (3) pembaca harus memiliki kecepatan mata yang tinggi
serta pandangan mata yang jauh, (4) pembaca harus mengelompokkan kata-kata dengan baik dan tepat
agar jelas maknanya bagi para pendengar.
Untuk menjadi pembaca berita yang baik, seorang pembaca haruslah menguasai berita yang
akan dibacakan, si pembaca juga harus membacakan berita dengan jelas dan tepat. Membacakan teks
berita ini termasuk dalam jenis membaca nyaring dan membaca nyaring sendiri lebih mengarah pada
aspek berbicara karena pembaca mengeluarkan suara yang dapat didengar oleh orang lain. Dalam hal
ini, ada beberapa karakteristik penilaian yang harus diperhatikan oleh pembaca saat membacakan
berita kepada pendengar. Menurut Arsjad dan Mukti (1991:17-19), beberapa faktor yang dapat
menunjang keefektifan berbicara adalah sebagai berikut.
a. Ketepatan Ucapan
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat.
Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian pendengar. Sudah tentu pola
ucapan dan artikulasi yang kita gunakan tidak selalu sama. Masing-masing kita mempunyai gaya
tersendiri dan gaya bahasa yang kita gunakan berubah-ubah sesuai dengan pokok pembicaraan,
perasaan, dan sasaran. Akan tetapi, kalau perbedaan itu terlalu mencolok sehingga menjadi suatu
penyimpangan, maka keefektifan komunikasi akan terganggu.
b. Penempatan Tekanan, Nada, Sendi, dan Durasi yang Sesuai
Kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi akan menjadi daya tarik tersendiri dalam
berbicara. Bahkan, kadang-kadang tekanan, nada, sendi, dan durasi merupakan faktor penentu.
Walaupun masalah yang dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, dan
durasi yang sesuai akan menyebabkan masalahnya menjadi menarik. Sebaliknya, jika penyampaiannya
datar saja, hampir dapat dipastikan akan menimbulkan kejemuan dan keefektifan berbicara tentu
berkurang.
c. Kenyaringan Suara
Tingkat kenyaringan ini tentu disesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah pendengar, dan
akustik, tetapi perlu diperhatikan jangan berteriak. Aturlah kenyaringan suara kita supaya dapat
didengar oleh semua pendengar dengan jelas, juga mengingat kemungkinan gangguan dari luar.
Salah satu teknik pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengarahkan siswa untuk lebih
aktif dan praktik langsung pada keterampilan berbicara melalui kegiatan membacakan teks berita
adalah teknik pemodelan. Nursaid (2007:44) menyatakan bahwa pemodelan adalah salah satu dari
tujuh komponen pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL). Istilah CTL ini diserap dari bahasa
Inggris, dan populer di Amerika Serikat, mulai masuk ke Indonesia tahun 2002 melalui pelatihan
kepada guru-guru pada enam provinsi di Indonesia. Menurut Sanjaya (2008:267−268), pemodelan
adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh
setiap siswa.
Sehubungan dengan pendapat tersebut, Riyanto (2010:173) menyatakan bahwa pemodelan
dalam sebuah pembelajaran keterampilan berarti ada model yang ditiru. Model tersebut dapat berupa
cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olahraga, contoh karya tulis, cara melafalkan
dan sebagainya. Guru memberikan contoh cara mengerjakan sesuatu. Menurut Trianto (2013:117),
dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang biasa ditiru oleh
siswanya. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Pemodelan dapat
dirancang dengan melibatkan siswa. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa teknik pemodelan
adalah teknik yang bertujuan agar siswa dapat mengetahui, melihat, meniru, dan bisa melakukan suatu
keterampilan dengan baik, sehingga siswa tidak menjadi susah untuk melakukan tugas yang diberikan
guru.

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan yang terdaftar pada
tahun ajaran 2013/2014. Jumlah siswa kelas VIII yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014 adalah
175 siswa yang tersebar dalam enam kelas. Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik
penyampelan secara acak (proposional random sampling), yaitu 10% dari populasi, sehingga sampel
berjumlah 18 orang siswa.
Pada penelitian ini terdapat satu variabel, yaitu keterampilan membacakan teks berita siswa
dengan menggunakan teknik pemodelan kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan berdasarkan indikator
yang diteliti, yaitu meliputi ketepatan ucapan, intonasi, dan volume suara. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja tentang keterampilan membacakan teks berita. Instrumen
penunjang yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kamera digital dan format penilaian.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) guru
menjelaskan materi tentang membacakan teks berita dan menyampaikan tujuan pembelajaran, (2) guru
memodelkan cara membacakan teks berita yang baik dan benar secara langsung kepada siswa, (3)
siswa membacakan teks berita sesuai dengan lembar teks berita yang telah disediakan oleh guru
dengan waktu maksimal sepuluh menit per siswa, (4) kegiatan membacakan teks berita siswa direkam
dengan menggunakan kamera digital, (5) pengambilan nilai dilakukan dengan dua cara, yaitu: (a)
mengamati dan menilai setiap tampilan siswa berdasarkan lembar pengamatan yang sudah disediakan,
(b) melihat hasil rekaman video membacakan teks berita siswa dari indikator penilaian. Setelah itu,
peneliti mendeskripsikan hasil tampilan siswa sebelum dianalisis sesuai teknik analisis data.
Teknik menganalisis data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: (1) menentukan skor
keterampilan membacakan teks berita digunakan format yang telah disusun, (2) mengubah skor
keterampilan membacakan teks berita menjadi nilai, (3) mencari nilai rata-rata keterampilan
membacakan teks berita, (4) mengklasifikasikan nilai keterampilan membacakan teks berita
berdasarkan konvensi skala 10, dan (5) membuat simpulan analisis data.

HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: keterampilan membacakan teks berita siswa kelas
VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan dengan menggunakan teknik pemodelan untuk ketiga indikator
tergolong baik (B) dengan means 79 yang terdapat pada rentang 76−85%. Adapun rincian perolehan
skor tersebut untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut. Pertama, keterampilan
membacakan teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan dengan menggunakan teknik
pemodelan untuk indikator 1 (ketepatan ucapan) tergolong baik (B) dengan means 78 yang terdapat
pada rentangan 76−85%. Kedua, keterampilan membacakan teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri
4 Solok Selatan dengan menggunakan teknik pemodelan untuk indikator 2 (intonasi) tergolong cukup
(C) dengan means 61 yang terdapat pada rentangan 56−65%. Ketiga, keterampilan membacakan teks
berita siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan dengan menggunakan teknik pemodelan untuk
indikator 3 (volume suara) tergolong sempurna (S) dengan means 98 yang terdapat pada rentangan
96−100%.

PEMBAHASAN
Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat penguasaan keterampilan membacakan teks
berita dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk
indikator ketepatan ucapan tergolong baik (B) dengan rata-rata 77,78 dibulatkan menjadi 78, yang
terdapat pada rentangan tingkat penguasaan 76−85%. Gambaran tingkat penguasaan keterampilan
membacakan teks berita dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok
Selatan untuk indikator ketepatan ucapan secara lengkap yang dapat dikelompokkan atas 2 kelompok,
yaitu: (a) sempurna (S) sebanyak 6 orang (33,33%), dan (b) lebih dari cukup (LDC) sebanyak 12 orang
(66,67%). Hal ini menunjukkan bahwa secara umum siswa dapat membacakan teks berita dengan
menggunakan teknik pemodelan kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk indikator ketepatan
ucapan dengan baik.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat penguasaan keterampilan membacakan teks
berita dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk
indikator intonasi tergolong cukup (C) dengan rata-rata 61,115 dibulatkan menjadi 61, yang terdapat
pada rentangan tingkat penguasaan 56−65%. Gambaran tingkat penguasaan keterampilan membacakan
teks berita dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan
untuk indikator intonasi secara lengkap yang dapat dikelompokkan atas 2 kelompok, yaitu: (a)
sempurna (S) sebanyak 17 orang (94,44%), dan (b) lebih dari cukup (LDC) sebanyak 1 orang (5,56%).
Hal ini menunjukkan bahwa secara umum siswa dapat membacakan teks berita dengan menggunakan
teknik pemodelan kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk indikator volume suara dengan taraf
cukup.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat penguasaan keterampilan membacakan teks
berita dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk
indikator volume suara tergolong sempurna (S) dengan rata-rata 98,15 dibulatkan menjadi 98, yang
terdapat pada rentangan tingkat penguasaan 96−100%. Gambaran tingkat penguasaan keterampilan
membacakan teks berita dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok
Selatan untuk indikator volume suara secara lengkap yang dapat dikelompokkan atas 3 kelompok,
yaitu: (a) sempurna (S) sebanyak 5 orang (27,78%), (b) lebih dari cukup (LDC) sebanyak 5 orang
(27,78%), dan kurang sekali (KS) sebanyak 8 orang (44,44%). Hal ini menunjukkan bahwa secara
umum siswa dapat membacakan teks berita dengan menggunakan teknik pemodelan kelas VIII SMP
Negeri 4 Solok Selatan untuk indikator intonasi dengan taraf sempurna.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat penguasaan keterampilan membacakan teks
berita dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk
ketiga indikator tergolong baik (B) dengan rata-rata 78,97 dibulatkan menjadi 79, yang terdapat pada
rentangan tingkat penguasaan 76−85%. Gambaran tingkat penguasaan keterampilan membacakan teks
berita dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk
indikator ketiga indikator secara lengkap yang dapat dikelompokkan atas 4 kelompok, yaitu (a)
sempurna (S) sebanyak 1 orang (5,56%), (b) baik sekali (BS) sebanyak 6 orang (33,33%), (c) baik (B)
sebanyak 5 orang (27,78%), dan (d) lebih dari cukup (LDC) sebanyak 6 orang (33,33%).Hal ini
menunjukkan bahwa secara umum siswa dapat membacakan teks berita dengan menggunakan teknik
pemodelan kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan untuk ketiga indikator dengan taraf baik.

KESIMPULAN DAN SARAN


Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) indikator ketepatan ucapan tergolong baik (B),
dengan rata-rata 78, (2) indikator intonasi tergolong cukup (C), dengan rata-rata 61, dan (3) indikator
volume suara tergolong sempurna (S), dengan rata-rata 98. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan membacakan teks berita dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII SMP
Negeri 4 Solok Selatan untuk ketiga indikator tergolong baik sekali (B), dengan rata-rata 79.
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti mengemukakan beberapa saran,
antara lain: (1) siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Solok Selatan diharapkan sering berlatih membaca,
khususnya pembelajaran membacakan teks berita, sehingga siswa dapat berekspresi secara lisan sesuai
dengan isi bacaan, (2) guru bidang studi Bahasa Indonesia SMP Negeri 4 Solok Selatan diharapkan
dapat memperkaya wawasan mengenai pembelajaran membacakan teks berita. Guru tidak hanya
sebatas menyampaikan materi keterampilan membacakan teks berita, tetapi guru dapat menggunakan
metode dan teknik pembelajaran yang efektif, sehingga siswa dapat lebih antusias dan tidak jenuh
dalam mengikuti pembelajaran membacakan teks berita, (3) peneliti lain diharapkan dapat menjadikan
penelitian ini sebagai penelitian relevan dan dapat melanjutkan peneliti yang berkaitan dengan
penelitian ini dari sudut pandang yang berbeda, dan (4) peneliti sendiri diharapkan dapat menambah
wawasan, bekal pengetahuan lapangan, dan dasar dalam melakukan penelitian ilmiah agar dapat
melanjutkan penelitian pada tingkat berikutnya.
KEPUSTAKAAN

Arsjad, Maidar G dan Mukti U. S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kosasih, Engkos. 2008. Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Nursaid dan Munaf. 2007. “Rancangan Perkuliahan Pengajaran Keterampilan Menyimak.” (Buku
Ajar). Padang: FBSS.
Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran: sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam
Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Bandung.

You might also like