You are on page 1of 8

Riyadi: Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

(JURNAL AKUNTANSI, VOL.13, NO. 1, MARET 2011: 40-47)

Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja


Terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur

Slamet Riyadi
Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945
E-mail: slametriyadi08@yahoo.com

ABSTRACT

This study aims to determine the relationship between financial compensation, leadership style and
motivation to the employee’s performance of manufacture’s company. The respondents were managers of middle
management at manufacture’s company as much as 110 people chosen randomly from the sampling frame
amounted to 152. Data is collected using the instrument in the form of questionnaires. The instrument is
calibrated using the validity of items and reliability coefficient. Data were analyzed using Structural Equation
Modeling (SEM) with PLS Smart package. The results show that: (1) there is no influence of financial
compensation (X1) on work motivation (Z), (2) leadership style (X2) has a positive influence on motivation (Z)
significantly, (3) there is no influence of financial compensation (X1) on the employee’s performance (Y), (4)
leadership style (X2) has a positive and significant influence on the employee’s performance (Y), and (5) work
motivation (Z) directly have a significant positive influence on the employee’s performance (Y). These findings
have implications that financial compensation does not significantly influence the work motivation and
employee’s performance. Leadership styles significantly influence workers' motivation and employee’s
performance. Work motivation influences employee’s performance. Leadership is an important factor in
providing direction to the employee especially at this present moment in which transparency becomes essential.
The leadership that is needed is leadership that can empower their employees. Leadership that can motivate
employees is leadership that can foster a sense of confidence of the employees in carrying out their duties.
Keywords: financial compensation, leadership style, motivation, employee’s performance

PENDAHULUAN faktor yang berhubungan dengan sifat-


Dalam era persaingan usaha yang sifat seseorang, meliputi sikap, sifat-sifat
semakin ketat, kinerja yang dimiliki kepribadian, sifat fisik, keinginan atau
karyawan dituntut untuk terus meningkat. motivasi, umur, jenis kelamin,
Salah satu langkah untuk mempertahan- pendidikan, pengalaman kerja, latar
kan atau meningkatkan kinerja karyawan belakang budaya dan variabel-variabel
dapat dilakukan dengan mengevaluasi personal lainnya. Faktor eksternal
kinerja karyawan dan melakukan merupakan faktor-faktor yang
serangkaian perbaikan agar selalu mempenga-ruhi kinerja karyawan yang
meningkatkan kualitas karyawan tersebut berasal dari lingkungan, kepemimpinan,
sehingga perusahaan tumbuh dan unggul tindakan-tindakan rekan kerja, jenis
dalam persaingan, atau minimal tetap latihan dan pengawasan, sistem upah dan
dapat bertahan. lingkungan sosial.
Timpe (1992) mengungkapkan Motivasi memiliki hubungan yang
kinerja adalah tingkat prestasi seseorang erat dengan sikap dan perilaku yang
atau karyawan dalam suatu organisasi dimiliki oleh seseorang. Sikap yang ada
atau perusahaan yang dapat pada setiap individu berinteraksi dengan
meningkatkan produktifitas. Terdapat dua nilai-nilai, emosi, peran, struktur sosial
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dan peristiwa-peristiwa baru, yang
karyawan yaitu faktor internal dan faktor bersama-sama emosi dapat dipengaruhi
eksternal. Faktor internal merupakan dan diubah oleh perilaku. Peru-bahan

40
Riyadi: Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
(JURNAL AKUNTANSI, VOL.13, NO. 1, MARET 2011: 40-47)

sikap ini dimungkinkan karena pikiran materil/uang maupun penghargaan yang


manusia adalah suatu kekuatan kompleks diberikan perusahaan kepada
yang dapat meng-adaptasi, mempelajari, pekerja/buruhnya. Penelitian ini
dan memproses setiap infor-masi dan mengambil satu jenis kompensasi yakni
perubahan baru yang diterimanya. pembayaran langsung berbentuk finansial
Motivasi itu sendiri dapat diartikan yang disebut dengan upah.
sebagai keadaan dalam diri pribadi Salah satu elemen yang bernilai
seseorang sehingga orang tersebut penting dalam sistem manajemen
terdorong untuk melakukan suatu perusahaan selain motivasi kerja dan
kegiatan atau aktivitas. Oleh karenanya, kompensasi adalah kepemimpinan
motivasi mempunyai sifat yang tidak (leadership). Kepemimpinan adalah suatu
akan lepas dari sifat manusia itu sendiri, proses dimana seseorang dapat menjadi
dimana manusia secara individual pemimpin (leader) melalui aktivitas yang
mempunyai kualitas eksistensi diri yang terus menerus sehingga dapat
berbeda-beda antara satu dengan yang mempengaruhi yang dipimpinnya
lainnya. Tiap-tiap individu mempunyai (followers) dalam rangka mencapai tujuan
latar belakang dan sikap yang berbeda organisasi atau perusahaan. Hubungan
terhadap rangsangan yang ada, sehingga antara seorang pemimpin maupun yang
motivasi yang muncul pada tiap-tiap dipimpin merupa-kan suatu proses
individu pun berbeda-beda. Beberapa kepemimpinan karena leader needs
cara dapat digunakan para pemimpin followers and followers needs leader.
untuk memberikan moti-vasi positif Meskipun leader dan followers saling
terhadap bawahannya, seperti pengharga- terkait, namun para pemimpin seharusnya
an terhadap pekerjaan yang dilakukan, yang seringkali berinisiatif menjalin
penghargaan khusus secara pribadi, hubungan, komunikasi dan memelihara
kompetisi, partisipasi, kebang-gaan atau hubungan sehingga tujuan perusahaan
kepuasan dan materi. sebagaimana yang telah dirumuskan
Dalam konteks perusahaan, dalam visi, misi, rencana dan strategi
Handoko (2001) mengemukakan bahwa perusahaan dapat tercapai.
suatu cara untuk meningkat-kan prestasi
kerja, motivasi dan kepuasan kerja KAJIAN TEORITIS
karyawan adalah dengan memberikan Kompensasi adalah semua
kompensasi. Hasibuan (2006) pendapatan yang berbentuk uang, barang
menyatakan kompen-sasi adalah semua langsung atau tidak langsung yang
pendapatan yang berbentuk uang, barang diterima karyawan sebagai imbalan atas
langsung atau tidak langsung yang jasa yang diberikan kepada perusahaan
diterima karyawan sebagai imbalan atas Hasibuan (2006). Handoko (2001)
jasa yang diberikan kepada perusahaan. mengemukakan bahwa kompensasi
Lebih lanjut Sikula yang diterjemahkan penting bagi karyawan dan individu
Mangkunegara (2005), mengatakan karena besarnya kompensasi
kompensasi adalah pemberian upah yang mencerminkan ukuran nilai karya mereka
merupakan imbalan, pembayaran untuk diantara karyawan sendiri, keluarga dan
pelayanan yang telah diberikan oleh masyarakat.
karyawan. Menurut Simamora (2006) pada
Kompensasi mencakup semua umumnya komponen kompenasi dapat
jenis pembayaran baik secara langsung dibagi menjadi kom-pensasi langsung
maupun tidak langsung, ber-bentuk (direct compensation) dan kompen-sasi

41
Riyadi: Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
(JURNAL AKUNTANSI, VOL.13, NO. 1, MARET 2011: 40-47)

tidak langsung (indirect compensation). orang lain untuk bekerja dengan antusias
Kompen-sasi finansial langsung (direct guna mencapai tujuan.
financial compensa-tion) terdiri dari Nasution (1994) mengemukakan
bayaran (pay) yang diperoleh seseorang bahwa seorang pemimpin harus
dalam bentuk gaji, upah, bonus. Kompen- mengembangkan suatu gaya dalam
sasi finansial tidak langsung (indirect memimpin bawahannya. Suatu gaya
financial compensation) yang disebut kepemimpinan dapat dirumuskan sebagai
dengan tunjangan meli-puti semua suatu pola perilaku yang dibentuk untuk
imbalan finansial yang tidak tercakup diselaraskan dengan kepentingan-
dalam kompensasi langsung. Kompensasi kepentingan organisasi dan karyawan
non finansial (nonfinancial untuk dapat mencapai tujuan yang telah
compensation) terdiri atas kepuasan kerja ditetapkan.
yang diperoleh seseorang dari pekerjaan Thoha (2007) mengemukakan ada
itu sendiri atau dari lingkungan psikologis beberapa gaya kepemimpinan,
di mana orang itu bekerja. Tipe diantaranya adalah gaya kepe-mimpinan
kompensasi non finansial meliputi situasional, yaitu gaya yang didasarkan
kepuasan yang didapat dari pelaksanaan pada saling berhubungannya hal-hal
tugas yang signifikan yang berhubungan berikut ini: 1) jumlah petunjuk dan
dengan pekerjaan. pengarahan yang diberikan oleh
Pemberian kompensasi dalam pimpinan, 2) jumlah dukungan emosional
suatu organisasi harus diatur sedemikian yang diberikan oleh pimpinan, 3) tingkat
rupa sehingga merupakan sistem yang kesiapan atau kematangan para pengikut
baik dalam organisasi (Simamora, 2006). dalam melaksanakan tugas khusus, fungsi
Perusahaan memberikan kompensasi atau tujuan tertentu. Menurut teori
dengan harapan adanya rasa timbal balik kontingensi dari Fiedler dalam Sujak
dari karyawan tersebut untuk bekerja (1990), kepemimpinan yang berhasil ber-
dengan prestasi yang baik. Hasibuan gantung pada penerapan gaya seorang
(2006) menyatakan bahwa kompensasi pemimpin terhadap tuntutan situasi.
yang diterapkan dengan baik akan Aplikasi gaya kepemim-pinan, dalam
memberikan motivasi kerja bagi proses adaptasi terhadap situasi dapat
karyawan. Kompensasi yang diberikan menempuh suatu proses: 1) memahami
harus layak, adil, dapat diterimakan, gaya kepe-mimpinannya, 2) mendiagnosa
memuaskan, memberi moti-vasi kerja, suatu situasi, dan 3) menerapkan gaya
bersifat penghargaan dan sesuai dengan kepemimpinan yang relevan dengan
kebutuhan (Lewa & Subowo, 2005). tuntutan situasi.
Pemberian kompensasi akan memberikan Teori kepemimpinan situasional
manfaat kepada kedua belah pihak, baik yang dikem-bangkan oleh Robert House
kepada pihak perusahaan maupun kepada yang disebut the path goal theory dalam
pihak karyawan. kutipan Sujak (1990) mengemuka-kan
Kepemimpinan menurut Terry pada teori “pengharapan” dalam motivasi
dalam Davis (1985) “Leadership is the yang menyatakan bahwa orang akan
relationship in which one person, or the termotivasi oleh dua harapan berupa
leader, influences others to work togethet kemampuannya untuk mengerjakan suatu
willingly on related tasks to attain that tugas dan rasa percayanya bahwa jika
which the leader desires”, kepemimpinan pegawai tersebut dapat mengerjakan
adalah proses mendorong dan membantu tugas dengan baik akan memperoleh
hadiah yang berharga bagi dirinya.

42
Riyadi: Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
(JURNAL AKUNTANSI, VOL.13, NO. 1, MARET 2011: 40-47)

Menurut House, bila pemimpin memberi mendorong seorang karyawan yang


dorongan yang lebih besar terhadap menimbulkan dan mengarahkan perilaku.
pemenuhan harapan tersebut, maka Motivasi merupakan hasrat di dalam
semakin besar pula prestasi yang akan seseorang yang menyebabkan orang
diperoleh para pegawainya. House dalam tersebut melakukan tindakan.
Sujak (1990) mengemukakan empat gaya Wahyusumidjo (1987)
kepemimpinan yang menjadi perilaku menyatakan bahwa moti-vasi merupakan
seorang pemimpin yaitu: 1) daya dorong sebagai hasil proses interaksi
kepemimpinan yang berorientasi pada antara sikap, kebutuhan, dan persepsi
prestasi, 2) kepemimpinan direktif, 3) bawahan dari seseorang dengan
kepemimpinan partisipatif, 4) lingkungan, motivasi timbul diakibatkan
kepemimpinan suportif. oleh faktor dari dalam dirinya sendiri
Teori yang dikemukakan oleh disebut faktor instrinsik, dan faktor yang
House ini me-nyatakan bahwa antara dari luar diri seseorang disebut faktor
pemimpin dengan bawahan dituntut ekstrinsik.
komunikasi yang efektif, berupa Teori yang mendasari kajian
dorongan dari pemimpin kepada penelitian ini adalah teori Motivasi
pegawainya dalam memper-temukan Kebutuhan untuk berprestasi. McClelland
antara tugas-tugas yang akan dikerjakan et al. (1953) mengambil teori asalnya
bawahan dengan harapan-harapan yang dengan konsep motif prestasi yang
ada pada pemimpin. dikemukakan oleh Murray pada tahun
Kepemimpinan situasional 1938. Teori ini penekanannya pada
menggunakan dua dimensi keperluan peringkat tinggi, yang
kepemimpinan yang sama seperti dikenali menyatakan bahwa individu yang tinggi
oleh Fiedler: perilaku tugas dan motivasi berprestasi akan menunjukkan
hubungan. Tetapi Hersey dan Blanchard keutamaan yang tinggi kepada situasi
(1982) melangkah lebih jauh dengan yang sederhana, yaitu kemungkinan
mempertimbangkan masing-masing derajat mencapai keberhasilan dan
dimensi sebagai tinggi atau rendah dan kegagalan adalah sama. Sebaliknya
kemudian meng-gabungkan semuanya orang-orang yang rendah motivasi
menjadi empat perilaku pemimpin yang berprestasinya suka kepada situasi yang
spesifik: memberitahukan, menjual, sangat sukar atau sangat mudah mencapai
berperan serta, dan mendelegasikan keberhasilan (Atkinson & Birch, 1978;
(telling, selling, participating, McClelland, 1961).
delegation). McClelland (1961) memberi ciri-
Gaya kepemimpinan berpengaruh ciri yang ada pada individu yang
signifikan dan positif terhadap kinerja mempunyai motivasi berprestasi/
karyawan (Fadli, 2004). Gaya pencapaian yang tinggi, yaitu: a) suka
kepemimpinan yang baik akan membuat kerja yang berkaitan dengan
berdampak pada kinerja karyawan yang prestasi, b) suka mengambil risiko yang
tinggi. Penelitian yang dilakukan Smat sederhana, c) lebih suka membuat kerja
(2005) menunjukkan bahwa gaya yang mana individu itu bertanggungjawab
kepemimpinan berpengaruh positif dan bagi keberhasilan kerja itu, d) suka
signifikan terhadap motivasi kerja rnendapat kemudahan tentang kerja itu, e)
karyawan. lebih mementingkan masa depan daripada
Motivasi kerja menurut Gibson et masa sekarang dan masa yang telah lalu,
al. (1997) adalah kekuatan yang dan f) tabah apabila menemui kegagalan.

43
Riyadi: Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
(JURNAL AKUNTANSI, VOL.13, NO. 1, MARET 2011: 40-47)

Sifat-sifat tersebut dikatakan sebagai menilai kerja karyawan. Apabila


puncak yang membedakan seseorang. penilaian prestasi kerja dilaksanakan
Seorang individu lebih berhasil daripada dengan baik, tertib, dan benar akan dapat
individu yang lain karena mereka membantu meningkatkan motivasi
mempunyai keinginan pencapaian yang berprestasi sekaligus dapat meningkatkan
lebih tinggi. Keinginan ini memberi loyalitas para anggota organisasi yang
mereka motivasi untuk bekerja dengan ada di dalam-nya, dan apabila ini terjadi
lebih tekun (McClelland et al., 1953). akan menguntungkan organisasi itu
Selanjutnya, McClelland (1961) sendiri. Oleh karena itu penilaian kinerja
menyatakan bahwa motivasi perlu dilakukan secara formal dengan
berprestasi/pencapaian bukan sesuatu kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh
yang diwariskan. Disebabkan pengaruh organisasi secara obyektif.
situasi di-sekitarnya, maka motivasi Simamora (2006), penilaian
berprestasi/pencapaian boleh dibentuk kinerja adalah alat yang berfaedah tidak
mengikut cara tertentu. Davis & hanya untuk mengevaluasi kerja dari para
Newstroom (1985:88) mendefinisikan karyawan, tetapi juga untuk
motivasi ber-prestasi (achievement mengembang-kan dan memotivasi
motivation) adalah dorongan dalam diri kalangan karyawan. Dalam penilaian
orang-orang untuk mengatasi segala kinerja tidak hanya semata-mata menilai
tantangan dan hambatan dalam upaya hasil fisik, tetapi pelaksanaan pekerjaan
mencapai tujuan. Penelitian yang secara kese-luruhan yang menyangkut
dilakukan Hernowo dan Farid berbagai bidang seperti kemampuan,
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kerajinan, disiplin, hubungan kerja atau
yang signifikan dan positif antara variabel hal-hal khusus sesuai bidang tugasnya
motivasi ter-hadap kinerja pegawai BKD semuanya layak untuk dinilai.
Kabupaten Wonogiri. Berdasarkan pemaparan-
Kinerja adalah suatu hasil kerja pemaparan yang yang dituangkan dalam
yang dicapai seorang dalam teori maupun penelitian terdahulu, maka
melaksanakan tugas-tugas yang di dapat diungkapkan bahwa kinerja
bebankan kepadanya yang didasarkan karyawan tidak lepas dari motivasi kerja
atas kecakapan, pengalaman dan karyawan, dimana motivasi kerja
kesungguhan serta waktu (Hasibuan, karyawan tersebut dipengaruhi kom-
2006). Kinerja seseorang merupakan pensasi finansial yang diperoleh
ukuran sejauh mana keberhasilan karyawan dan gaya kepemimpinan dari
seseorang dalam melakukan tugas atasan yang dirasakan oleh karyawan.
pekerjaannya. Ada 3 (tiga) faktor utama Lebih jelas dari ungkapan tersebut disaji-
yang ber-pengaruh pada kinerja yaitu kan dalam bentuk kerangka konseptual
individu (kemampuan bekerja), usaha penelitian berikut ini:
kerja (keinginan untuk bekerja), dan
Kompensa
dukungan organisasional (kesempatan si
H
untuk bekerja). Kinerja seseorang Finansial
X1 3
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
ability, capacity, held, incentive, H
Motiv Kinerja
environment dan validity (Notoatmodjo, 1 asi Karya
Kerja H wan
1992). H z Y
5
Penilaian kinerja adalah proses 2

suatu organisasi mengevaluasi atau Gaya


Kepemimpi H
nan X2 4

44
Riyadi: Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
(JURNAL AKUNTANSI, VOL.13, NO. 1, MARET 2011: 40-47)

Berdasarkan kerangka penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN


tersebut, maka disampaikan hipotesis
berikut : Teknik analisis data dalam
H1 : Kompensasi finansial berpengaruh penelitian ini menggunakan SPSS untuk
signifikan terhadap motivasi kerja. pengujian kuesioner yaitu uji validitas
H2 : Gaya kepemimpinan berpengaruh dan reliabilitas, sedangkan untuk menguji
signifikan terhadap motivasi kerja. pengaruh masing-masing variabel
H3 : Kompensasi finansial berpengaruh menggunakan Structural Equation
signifikan terhadap kinerja karyawan. Modeling (SEM) dengan paket Smart
H4 : Gaya kepemimpinan berpengaruh PLS. Uji validitas dilakukan dengan
signifikan terhadap kinerja karyawan. melihat nilai loading factor masing-
H5 : Motivasi kerja mempunyai masing indikator yang ada di 4 variabel
berpengaruh signifikan terhadap kinerja yang diteliti, hasil menunjukkan bahwa
karyawan. nilai loading factor dari masing-masing
indikator tersebut diatas 0,5 dengan
METODE PENELITIAN tingkat signify-kansi 5%, hal ini berarti
Populasi dalam penelitian ini bahwa masing-masing indikator adalah
adalah para manajer tingkat menengah valid (construct validity, alat ukur
yang bekerja di Perusahaan Manufaktur terpenuhi). Sedangkan untuk Uji
yang ada di wilayah Jawa Timur, Reliabilitas meng-gunakan nilai
berdasarkan kriteria yang ditentukan composite variable dengan ketentuan
peneliti, maka anggota populasi sejumlah besarnya dari nilai tersebut harus lebih
152 manajer, sedangkan responden yang besar dari 0,6 (composite reliability >
digunakan sebagai sampel meng-gunakan 0,6). Hasil uji reliabilitas menunjukkan
rumus yang dikemukakan Slovin yaitu, bahwa masing-masing variabel memi-liki
nilai composite variable diatas 0,6,
N sehingga dapat disimpulkan bahwa
n: seluruh indikator/alat ukur adalah
1+N(e)2
relialibel dan dapat digunakan untuk
analisa selanjut-nya.
dengan tingkat akurasi tingkat ketepatan Pengujian selanjutnya dilakukan
(d) 5%, sehingga responden yang diolah untuk menge-tahui apakah ada pengaruh
lebih lanjut sejumlah 110 manajer. antar variabel laten yang telah di
Pengumpulan data dilakukan hipotesiskan sebelumnya. Hasil pengujian
dengan menyebar-kan kuesioner ke para dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :
responden. Kuesioner terdiri dari 4
variabel, yaitu: 1) Variabel Kompensasi Tabel 1. Koefisien Jalur Regresi
dengan 6 item pertanyaan, 2) Variabel Regression
T Keterangan
No Variabel Weight
Kepemimpinan dengan 7 item, 3) (Standardized)
Statistic (T-Statistic >1,96)
Variabel Motivasi dengan 8 item, dan 4) 1. X1 - Z 0,060 0,283 Tidak Signifikan
2. X2 - Z 0,489 3,652 Signifikan
Variabel Kinerja karyawan sejumlah 8 3. X1 - Y -0,154 0,792 Tidak Signifikan
item. Masing-masing item tersebut 4. X2 - Y 0,294 2,623 Signifikan
menggunakan skala lickert dengan 5. Z-Y 0,540 4,293 Signifikan
Sumber: Hasil olahan PLS
rentang jawaban 1 sampai 5.
X1 : Kompensasi Finansial
X2 : Gaya Kepemimpinan
Z : Motivasi Kerja
Y : Kinerja Karyawan

45
Riyadi: Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
(JURNAL AKUNTANSI, VOL.13, NO. 1, MARET 2011: 40-47)

Pengujian hipotesis dilakukan motivasi kerja maupun kinerja


dengan memban-dingkan nilai t-statistik karyawan, hal ini dapat terjadi
pada setiap variabel laten dengan t-tabel kemungkinan disebabkan karena
(1,96), yaitu dikatakan signifikan jika t- responden yang dipilih para manajer
statistik variabel laten lebih besar dari yang berada di tingkat menengah,
1,96. dalam kondisi seperti ini harapan dari
Setelah dilakukan penelitian dan masing-masing responden bukan
menganalisa data yang didapat dari semata-mata kompensasi finansial
responden untuk menguji hipotesis, maka yang dituju melainkan kompensasi non
hasil penelitian dapat dijabarkan berikut: finansialpun dapat menjadi
1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pertimbangan dalam meningkatkan
variabel bebas kompensasi finansial motivasi maupun kinerja karyawan,
(X1) tidak ber-pengaruh terhadap karena pada umumnya kompensasi
motivasi kerja (Z), hal ini ditunjukkan finansial yang diterima para responden
dengan nilai t-statistik sebesar 0,283, sesuai atau bahkan melebihi harapan
dimana nilai ini dibawah nilai t-tabel responden.
(1,96). Hasil penelitian ini menolak
atau tidak mendukung hipotesis 1. KESIMPULAN
2. Hipotesis 2 didukung oleh hasil Penelitian ini ditujukan untuk
penelitian, yaitu gaya kepemimpinan menguji pengaruh kompensasi finansial,
(X2) secara signifikan mem-pengaruhi gaya kepemimpinan, dan moti-vasi
motivasi kerja (Z), hal ini didukung terhadap kinerja karyawan. Penelitian
dengan nilai t-statistic diatas 1,96 dilakukan dengan menggunakan 110
yaitu sebesar 3,652. Hasil ini responden yang berasal dari manajer
mendukung teori maupun penelitian menengah yang bekerja di perusahaan
terdahulu. manufaktur yang ada di wilayah Jawa
3. Hasil penelitian tidak mendukung Timur. Hasil penelitian menunjukkan
hipotesis 3, karena nilai t-statistic bahwa kompensasi finansial tidak
sebesar 0,792 dibawah t-tabel (1,96), mempengaruhi motivasi kerja maupun
hal ini berarti bahwa kompensasi kinerja karyawan. Sedangkan gaya
finansial (X1) tidak mempengaruhi kepemimpinan secara signifikan
kinerja karya-wan (Y). mempengaruhi motivasi kerja maupun
4. Hasil penelitian mendukung hipotesis kinerja karyawan, dan motivasi kerja
4, yaitu gaya kepemimpinan (X2) secara signifikan mempengaruhi kinerja
secara signifikan mem-pengaruhi karyawan.
Kinerja Karyawan (Y) dengan nilai t-
statistic diatas t-tabel (1,96) yaitu DAFTAR PUSTAKA
sebesar 2,623.
5. Motivasi Kerja (Z) secara signifikan Djati, S. Pantja & M Khusaini. 2003.
mem-pengaruhi Kinerja Karyawan (Z) “Kajian Ter-hadap Kepuasan
dengan nilai t-statistic 4,293, hasil ini Kompensasi, Komitmen
mendukung pernyataan yang diungkap Organisasi dan Prestasi Kerja”,
di hipotesis 5. Jurnal Manajemen dan
6. Terkait dengan hasil penelitian untuk Kewirausahaan, Universitas
hipotesis 1 dan hipotesis 3 yang Kristen Petra.
menunjukkan bahwa kom-pensasi http://fportfolio.petra.ac.id
finansial tidak berpengaruh terhadap

46
Riyadi: Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
(JURNAL AKUNTANSI, VOL.13, NO. 1, MARET 2011: 40-47)

/main.php? nip=91 akses 14 Mei Nasution, Mulia. 1994. Manajemen


2010. Personalia, Apli-kasi dalam
Fadli, Ahmad. 2004. “Pengaruh Gaya Perusahaan, Jakarta: Djambatan.
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Notoatmodjo, Soekidjo. 1992.
Karyawan PT. KawasanIndustri Pengembangan Sumber Daya
Medan”, Thesis, Universitas Manusia, Jakarta: PT. Rineka
Sumatera Utara. Cipta.
http://library.usu.ac.id/download/ Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku
fe/tesis-ahmad%20fadli.pdf akses Organisasi, Jakarta: PT. Indeks
19 Juli 2010. Kelompok Gramedia.
Gibson, Ivancevich, Donnely. 1997. Ruky, Achmad S. 2002. Sistem
Organizations (Terjemahan), Manajemen Kinerja, Jakarta:
Cetakan Keempat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Gelora Aksara Pratama. Simamora, Henry. 2006. Manajemen
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi
Personalia dan Sumber Daya ketiga, Cetakan kedua,
Manusia, Yogyakarta: Pener-bit Yogyakarta: Penerbitan STIE
Andi. YKPN.
Hasibuan, Malayu S.P. 2006 Manajemen Smat, Warsid. 2005. “Pengaruh Gaya
Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kepemimpinan Terhadap
PT Haji Masagung. Motivasi Kerja Karyawan Di
Hernowo & M. Farid Wajdi tentang Kantor Regional VI Badan
“Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kepegawaian Negara (BKN)
Terhadap Kinerja Pegawai Badan Medan”, Thesis, Universitas
Kepegawaian Kabupaten Sumatera Utara.
Wonogiri” http://library.usu.ac.id/
http://eprints.ums.ac.id/790/2/Jur- download/fe/tesis-warsid.pdf
nal_Daya_Saing_1_1.pdf akses 16 Juni 2010.
Hersey, Paul & Ken Blancard. 1982. Sujak, Abi. 1990. Kepemimpinan
Management of Organizational Manajer: Eksisten-sinya dalam
Behaviour, New Jersey: Prentice Perilaku Organisasi, Jakarta: CV.
Hall Inc. Englewood Cliffs. Rajawali.
Luthan, Fred. 2006. Organizational Thoha, Miftah. 2007. Kepemimpinan
Behavior, 10th Edition, Alih dalam Mana-jemen: Suatu
Bahasa: Vivin Andika Yuwo-no, Pendekatan Perilaku, Jakarta: PT.
Shekar Purwanti, Th. Arie P dan Raja Grafindo Persada.
Winong Rosari, Yogyakarta: Timpe, A. Dale. 1992. The Art and
Penerbit Andi. Science of Business Management
Mangkunegara AA. Anwar Prabu. 2005. Performance, Mumbai: Jaico
Manajemen Sumber Daya Publishing House.
Perusahaan, Bandung; PT. Wahyusumidjo. 1987. Kepemimpinan
Remaja Rosda Karya. dan Motivasi, Jakarta: Galia Indonesia.
McClelland, D. C., J.W. Atkinson, R.A. Winardi. 1971. Organisasi Perkantoran
Clark & E.L. Lowell. 1953. The Modern, Bandung: Alumni
Achievement Motive, Princeton,
NJ: Van Nostrand.

47

You might also like