Professional Documents
Culture Documents
2 Jolmaartikelbella
2 Jolmaartikelbella
net/publication/357339695
CITATIONS READS
0 1,823
3 authors, including:
Safar Uddin
PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Indonesia
227 PUBLICATIONS 19 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Safar Uddin on 27 December 2021.
1. Bella Lestari
Universitas Sriwijaya; bellalestari20001101@gmail.com
2. Akhwari Pamungkas
Semen Baturaja; akhwaripamungkas@semenbaturaja.co.id
3. Safaruddin
Semen Baturaja; safaruddintohir@gmail.com
How to cite:
Bella L., Akhwari P., Safaruddin (2022) Analisis Sistem
Copyright: © 2021 by the Pengoperasian Kiln PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Jurnal Online
author.Licensee.This article
is an open access article Laporan Magang JOLMA 1(1).
distributed
Vol.1 No.1 Januari 2022
PENDAHULUAN
Pada era modern saat ini, perkembangan peradaban manusia semakin pesat khususnya
teknologi dan infrasturktur seperti halnya dunia bangunan. Hal itu bertujuan untuk keperluan
penunjang material bangunan seperti halnya semen. Industry semen yang di kelola oleh Indonesia
juga semakin berkembang sebanding dengan kemajuan teknologi termasuk alat produksi, bahan
baku dan lain sebagainya. Pembuatan semen banyak menggunakan batu kapur sebagai bahan
baku. Secara garis besar proses pembuatan semen mencakup tiga tahap. Tahap pertama, persiapan
bahan baku yang biasa berasal dari bahan tambang serta proses penghancuran (crushing).Tahap
kedua, pembakaran bahan baku yang menggunakan suhu sekitar 1400℃ yang hasilnya akan
seperti cairan lahar. Setelah itu proses klinkerisasi dan dilanjutkan proses pendinginan di dalam
Grate Cooler. Tahap terakhir, menambahkan bahan tambahan seperti gypsum, bahan pengganti
clinker sepertti limestone, pozzolan dan fly ash.
Setelah menyelesaikan studinya mahasiswa dituntut untuk terjun langsung ke dunia kerja
untuk mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang didapatnya di masa perkuliahan. Dari kerja
praktek ini sangatlah berguna bagi para mahasiswa untuk menambah wawasan atau skillnya di
Vol.1 No.1 Januari 2022
dunia kerja. Pada saat kerja praktek ini dilakukan penulis ditempatkan di diklat untuk menulis
sebuah artikel dan untuk mendapatkan data yang diperlukan akan langsung ke pabrik untuk
melihat langsung bagaimana proses yang dilakukan untuk memproduksi semen.
LATAR BELAKANG
Pengertian Kiln
Kiln merupakan komponen yang terdapat pada pemesinan untuk proses produksi yang terdapat
pada pemesinan untuk proses produksi semen yang berbentuk tabung silinder (pipa besar).
Komponen tersebut terbuat dari plat baja dan memiliki ketebalan yang sudah ditentukan. Bagian
dalam tabung silinder tersebut terdapat batu bahan api (fire brick) yang berfungsi untuk melindungi
dinding agar tahan pada temperature operasi pembakaran di dalam kiln (1400℃). Proses
pengoperasian rotary kiln dengan diputar pada posisi mendatar dengan kemiringan 3-5% sehingga
perlu dilengkapi dengan supporting roller sebagai tumpuan pada saat kiln berputar. Kiln yang
berputar (rotary kiln) merupakann salah satu komponen utama pada unit pabrik semen, karena di
dalam kiln terjadi semua proses kimia pembentukan kilnker dari bahan baku untuk pembuatan
(raw mix). Secara garis besar, di dalam kiln terbagi menjadi 3 zona yaitu zona kalsinasi, zona transisi
dan zona sintering (klinkerisasi) (Drastiawati dkk, 2020).
Menurut Jamaluddin, dalam Tugas Akhir di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk
menyatakan bahwa Kiln feed transport adalah gabungan dari beberapa peralatan mulai dari discharge
CF silo; material dari CF silo dengan di aerasi udara ROOT blower keluar melalui 7 discharge gate silo
secara bergantian akan mengalir masuk ke fluxo slide. Proses aliran material dari discharge gate diatur
control instrument secara automatic sehingga material akan mengisi kiln feed tank dengan continue,
jika isi kiln feed tank sudah level L, maka proses pengisian berjalan kembali. Diantara fungsi kiln
feed transport :
CF silo adalah suatu alat berupa bangunan berbentuk silinder yang terbuat dari beton dan
diperkuat dengan rangka baja. CF silo merupakan storage untuk menampung produk dari vertical
mill berupa raw meal yang nantinya akan digunakan sebagai umpan kiln. Kapasitas dari CF silo
adalah 20000 ton. Konstruksi didalam CF silo terdapat beberapa fluxo slide yang terbagi dalam 7
sektor dan tiap sector terdapat 6 floxu slide. Kiln feed tank berfungsi untuk menampung raw meal
yang dialirkan dari CF silo; kapasiatas 90 ton. Roots Blower merupakan alat hembus yang
bertekanan tinggi dengan udara yang kering. Pada area kiln feed berfungsi sebagai udara aerasi
discharge CF silo dan kiln feed tank.
Menurut Kamarudin Despiansyah, dalam Kuliah kerja praktek di PT. Semen Baturaja
(Persero) Tbk menyatakan bahwa Belt Bucket Elevator adalah alat transpot material yang berfungsi
untuk memindahkan material dari permukaan tanah ke ketinggian tertentu (diatas 50 m) dengan
posisi vertical/tegak lurus.
Menurut Eki Saputra dan Agus Suranto, dalam laporan kerja praktek di PT Semen
Baturaja (Persero) Tbk menyatakan bahwa Rotary kiln digunakan untuk proses klinkerisasi
Vol.1 No.1 Januari 2022
(pembakaran Klinker) dengan kapasitas 4300 ton klinker/hari. Panjang dengan bentuk sudut
inklinasi 3° ke arah outlet, dimana bagian outlet lebih rendah dari bagian inlet. Komponen-
komponen kiln terdiri dari shell kiln, berbentuk silinder yang terbuat dari plat baja yang dilapisi
dengan lining yang berupa batu tahan api (fire brick). Supporting Rollers yang berfungsi untuk
menumpu shell kiln yang duduk pada tyre, dimana supporting roller ini dapat berputar sesuai dengan
putaran kiln. Thrust rollers yaitu system mekanis yang berfungsi untuk mengatur gerak maju atau
mundur kiln sepanjang sumbunya. Kiln drive yang berfungsi menggerakkan kiln dengan electro motor
dengan system transmisi daya dan roda gigi pinion sebagai penggerak kiln. Cooling system yang
terpasang disekeliling kiln, untuk mendinginkan dinding luar kiln, dan komponen outlet kiln, yaitu
suatu bagian dari kiln untuk tempat keluarnya kilnker hasil proses pembakaran pada shell kiln.
Rotary kiln merupakan suatu reactor yang digunakan dalam proses pembuatan semen. Reaksi yang
terjadi sering disebut reaksi klinkerisasi. Rotary kiln berupa tabung panjang yang memiliki sudut
kemiringan tertentu dalam pengoperasiannya, yang berfungsi selain sebagai reactor juga sebagai
alat tarnsportasi. Rotary kiln merupakan peralatan utama diseluruh unit pabrik semen, karena di
dalam kiln akan terjadi semua proses kimia pembentukan kilnker dari bahan bakunya (raw mix).
Secara garis besar, di dalam kiln terbagi menjadi 3 zone yaitu zona kalsinasi, zona transisi, dan
zona sintering (klinkerisasi). Perkembangan teknologi mengakibatkan sebagian zona kalsinasi
dipindahkan ke suspension preaheater dan kalsiner, sehingga proses yang terjadi di dalam kiln lebih
efektif ditinjau dari segi konsumsi panasnya.
Pengukuran temperature shell kiln dilakukan dengan alat ukur temperature manual
(infrared thermometer) yakni dengan cara mengarahkan alat tersebut ke objek yang akan diukur
temperaturnya sambil menekan tombol pada infrared thermometer maka suhu akan langsung
diperoleh secara digital. Termometer non-kontak atau termometer inframerah dapat mengukur
ssuhu tanpa kontak fisik antara termometer dan objek dimana suhu diukur. Termometer
ditunjukkan pada permukaan objek dan secara langsung memberikan pembacaan suhu. Alat ini
sangat berguna untuk pengukuran di tungku atau suhu permukaan dan lain sebagainya. Central
Control Room (CCR) adalah ruangan yang berisikan banyak Personal Computer (PC) yang
Vol.1 No.1 Januari 2022
dikendalikan oleh user. Ruangan ini berguna untuk tempat melakukan pemantauan terhadap
temperature dinding kiln.
Menurut Eki Saputra dan Agus Suranto dalam laporan kerja praktek di PT Semen Baturaja
(Persero) Tbk menyatakan bahwa fungsi dari kiln yaitu sebagai reactor kimia yaitu reaksi
pembakaran dan pembentukan klinker, sebagai heat generator yaitu tempat pembakaran atau
pembangkit panas, sebagai heat exchanger dimana tempat terjadi perpindahan panas konveksi,
konduksi dan radiasi, dan sebagai alat transport material gas.
a. Shell Kiln
Berbentuk silinder yang terbuat dari plat baja yang dilapasi dengan lining yang berupa batu
tahan api (fire Brick).
b. Supporting Rollers
Berfungsi untuk menumpu shell kiln yang duduk pada tyre, dimana supporting roller ini dapat
berputar sesuai dengan puutaran kiln.
c. Thrust Rollers
Merupakan system mekanis yang berfungsi untuk mengatur gerak maju atau mundur kiln
sepanjang sumbunya.
d. Kiln Drive
Menggerakkan kiln dengan electro motor dengan system transmisi daya dan roda gigi
pinion sebagai penggerak kiln.
e. Cooling System
Terpasang di sekeliling kiln, untuk
f. Outlet Kiln
g. Great Cooler
Vol.1 No.1 Januari 2022
h. Coal Mill
i. Tube Mill
j. Cement Mill
k. Packer
Menurut Eki Saputra dan Agus Suranto dalam laporan kerja praktek di PT Semen Baturaja
(Persero) Tbk menyatakan Lime stone storage merupakan tempat penyimpanan tertutup batu kapur
produk crusher dengan kapasitas 2 x 17000 ton batu kapur, Clay storage tempat tertutup yang
digunakan untuk menyimpan atau menampung tanah liat produk crusher dengan kapasitas 2 x
5000 ton tanah liat, Cover storage clinker merupakan tempat tertutup untuk menyimpan terak
produk dengan kapasitas 1 x 40000 ton terak, Raw meal silo berfungsi untuk menyimpan atau
menampung raw meal produk penggilingan dan pengeringan bahan mentah dengan kapasitas 1 x
20000 ton raw meal dan Clinker silo digunakan untuk menyimpan terak produksi kiln dengan
kapasitas 2 x 8500 ton dan 1 x 40000 ton terak di PBR dan 1 x 5000 ton di PPG dan di PPJ.
Menurut Eki Saputra dan Agus Suranto dalam laporan kerja praktek di PT Semen Baturaja
(Persero) Tbk menyatakan bahwa selain shell kiln itu sendiri adalah burner dan bata tahan api
(refractory). Bentuk api yang dihasilkan oleh proses pembakaran sangat menentukan proses
perpindahan panas yang terjadi dan pada akhirnya akan menentukan kualitas kilnker. Sedangkan
bata tahan api selain berfungsi untuk melindungi shell kiln dan mengurangi panas yang mengalir ke
lingkungan juga berpengaruh terhadap pembentukan coating. Unit kiln merupakan suatu unit
dimana terjadi proses pembakaran kiln feed yang berupa campuran limestone, pasir silica, tanah liat
dan pasir besi menjadi klinker. Kilnker adalah batuan buatan yang dihasilkan dari proses
pemanasan raw meal di dalam kiln pada suhu sekitar 1400℃. Selama proses pemanasan di dalam
kiln, akan terjadi reaksi fisika dan kimia secara bersamaan dan interaksi antar molekul membentuk
senyawa kilnker.
Menurut Eki Saputra dan Agus Suranto dalam laporan kerja praktek di PT Semen Baturaja
(Persero) Tbk menyatakan bahwa Kiln ukuran kecil, dengan kapasitas kurang dari 3000 ton/hari,
kiln ukuran menengah, dengan kapasitas antara 3000-5000 ton/hari, dan kiln ukuran besar,
dengan kapasittas lebih besar dari 5000-7000 ton/hari. Maka kiln system PT. Semen Baturaja
(Persero) yang berukuran diameter dalam 4500 mm dan panjangnya 74 meter merupakan kiln yang
berukuran relatif kecil untuk klasifikasi kapasitas kiln tersebut.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di PT. Semen Baturaja yang terletak di Kelurahan Sukajadi,
Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Baturaja Timur, Sumatera Selatan.
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan yaiitu dari tanggal 10 Desember
2021 sampai 10 Januari 2022. Adapun pada proses penelitian ini mendapatkan hasil yang
memuaskan. Tahapan yang dilakukan pada metode penelitian ini yaitu :
A. Pengamatan di Lapangan
Pada kegiatan penelitian di lapangan ini dilakukan untuk mengetahui, mengenal proses
pembuatan semen, khususnya pada bagian kiln. Pengamatan ini mengenai proses yang
terjadi pada area kiln. Alat-alat yang digunakan, cara kerja dari kiln itu sendiri, reaksi apa
yang terjadi didalamnya, hasil yang diperoleh setelah itu, dan bentuk fisik dari bahan yang
telah diproses. Pengamatan di lapangan di bimbing langsung oleh bapak Muhammad Davi
Pratama.
B. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan untuk memperoleh gambaran langsung atau kenyataan yang
terjadi di lokasi penelitian yaitu PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. Data yang diambil
dilakukan melalui wawancara, pengamatan dan pengukuran langsung, data operasional
Vol.1 No.1 Januari 2022
dari unit control room, serta data penunjang lainnya. Dari hasil pengamtan yang di lakukan,
adapun karakteristik geometri utama dari Kiln pada PT. Semen Baturaja yaitu :
Spesifikasi Ukuran Satuan
Panjang Kiln 75 Meter
Diameter dalam Kiln 4.5 Meter
Jumlah tyres 3 Buah
Kemiringan Kiln 3.5 Derajat
C. Analisa Data
Proses analisa data adalah dengan menggunakan deskriptif kualitatif, dimana data-data
hasil pengamatan yang telah didapat di lapangan lalu dijabarkan dan diambil kesimpulan
berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan. Untuk menganalisa data yang didapat
dibimbing langsung oleh bapak Safaruddin.
Alat-alat instrument yang ada di silo, alat utama, dan alat transport klinker
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat di lapangan, pada PT Semen Baturaja terdapat
alat-alat instrument yang ada di silo, alat utama, dan alat transport kilnker. Pertama terdapat silo
klinker, didalam dalam silo klinker ada level sensor gunanya untuk mengetahui banyaknya
material di dalam silo, sinyal sonar akan ditransfer ke PLC dalam bentuk tegangan DC lalu diubah
ke sinyal analog dan terdapat juga proximity sensor gunanya untuk mendeteksi suatu obyek benda
berdasarkan jarak benda tersebut terhadap sensor. Kedua terdapat bag filter, didalam bag filter
sendiri ada selonoid valve sebagai magnet yang dialiri listrik sehingga dapat membuka magnet di
valve lalu udara bertekanan blasting ke bag-bag da nada juga speed monitor sebagai monitor motor
rotary valve berputar (running) atau tidak. Ketiga ada pan conveyor, terdapat rope switch yaitu sensor
yang digunakan untuk safety device pada belt conveyor dan speed monitor yaitu sensor proximity yang
berguna untuk running tidaknya tail pulley dan juga untuk mengetahui putus atau tidak pan
conveyor. Keempat ada belt conveyor yang didalamnya terdapat rope switch dan drift switch adalah
Vol.1 No.1 Januari 2022
sensor yang digunakan untuk safety device pada belt conveyor. Terakhir ada tombol local pada alat
bag filter, fan, pan conveyor, dan belt conveyor yaitu selector maintenance switch untuk memutuskan
arus listrik saaat perbaikan dan push button start dan stop utnuk men-start dan men-stop dari
local.
Proses klinkerisasi dalam kiln terbagi menjadi beberapa zona yaitu calcining zone yaitu raw
meal dari preheater akan mengalami pemanasan hingga 1200℃ lalu terjadi proses penguraian secara
maksimum dari unsur-unsur reaktif yang terkandung dalam material yang masih berbentuk bubuk
pada bagian dalam kiln di lapisi oleh lapisan alumina bricks. Transition zone yaitu material calcining
zone akan bergerak ke daerah transition zone, karena adanya slope kiln ke arah outlet dan bergerak
secara memutar. Material pada zona ini mengalami perubahan fase dari padat ke cair karena
pangaruh temperature sekitar 1300℃ namun dalam kiln ini di lindungi oleh lapisan high alumina
bricks. Sintering zone yaitu material pada zona ini mendekati sumber panas yang terpancar dari
burner dengan suhu 1500℃, pada proses ini terjadi pelelahan di semua materialnya. Pada zona ini
juga terjadi reaksi klinkerisasi. Menggunakan brick jenis basic untuk lapisan yang terpasang di
Vol.1 No.1 Januari 2022
dinding kiln. Karena sifatnya yang mengikat coating sehingga shell kiln lebih terlindungi oleh panas
yang sangat tinggi. Selanjutnya cooling zone yaitu material yang diproses oleh sintering zone yang
berupa material cair itu akan mengalir ke colling zone. Akan mengalami perubahan fase material
gun-bumer dengan temperature sebesar 1200℃. Sebagain besar material akan berbentuk granula
atau butiran itu disebabkan karena adanya gerakan rotasi kiln.
KESIMPULAN
1. Panas klinker dimanfaatkan untuk kebutuhan pemanasan pada peralatan lainnya seperti
kalsiner, vertical roller mill, serta vertical cement mill. Selain itu pula sebagaian dii buang ke
lingkungan untuk menjaga tekanan pada grate coller.
2. Panas-panas yang hilang berasal dari menipisnya dinding-dinding kiln akibat terjadinya
korosi ataupun pembentukan terak. Selain itu juga dapat disebabkan oleh saluran udara
panas yang mengalami kebocoran ataupun dapat diakibatkan karena menurunnya
kemampuan batu tahan api dalam menyerap panas karena factor usia dari brick itu sendiri.
3. PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. dalam operasinya menggunakan proses kering, dimana
dalam penggilingan bahan baku dilakukan proses pengeringan untuk mengurangi kadar air
dengan cara mengontakkan material dengan udara panas yang berasal dari keluaran kiln.
DAFTAR PUSTAKA
Ammarullah. M.I., dkk. 2018. Analisis Perpindahan Kalor Konveksi Pada Rotary Kiln Di PT.
Semen Baturaja (Persero) Tbk. Jurnal Rekayasa Mesin : 103-104.
Despiansyah, K., 2019. Belt Bucket Pada Area Kiln Pabrik Baturaja II. Politeknik ATI Makassar :
PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.
Vol.1 No.1 Januari 2022
Drastiawati, N.S., 2020. Proses Normalisasi Axial Load Kiln dan Maintenance Drag Bucket (Pan
Conveyor) Untuk Menjamin Kesiapan Operasional Peralatan Produksi Semen. Indonesian
Journal of Enginering and Technology (INAJET) : 37.
Jamaluddin., 2017. Pengoperasian Kiln. Biro Produksi 1 Departemen Produksi : PT. Semen
Baturaja (Persero) Tbk.
Saputra, E. dan Suranto, A., 2018. Neraca Massa dan Neraca Panas pada Sistem Kiln. Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya : PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.